Anda di halaman 1dari 6

Materi 2a.

Kultur Air (Macam Sistem)

I.

PENDAHULUAN
Air diketahui merupakan pelarut dari semua bahan yang terdapat di alam. Tanaman
juga membutuhkan air sebagai pelarut nutrisi agar dapat diserap. Hal ini yang mendasari
adanya hidroponik. Hidroponik merupakan cara bercocok tanam yang sebagian besar
mengandalkan kinerja air sebagai media pelarut nutrisi agar nutrisi lebih mudah tersedia
bagi tanaman. hidroponik juga sering disebut dengan kultur air. Hidroponik memiliki
beberap macam sistem dimana pemilihan sistem tersebut didasarkan pada beberapa
faktor yaitu : a) ketersediaan lahan dan sumber daya yang dibutuhkan, b) produktivitas
yang ditargetkan, c) ketersediaan media tumbuh yang cocok bagi tanaman dan c) target
kualitas produksi (warna, penampilan, organik, dll). Sistem kultur air yang sering dikenal
ialah metode sirkulasi dan non sirkulasi. Ada juga istilah pengembangan hidroponik yang
kemudian dikenal sebagai aeroponik.
A. Metode sirkulasi (closed system)
Metode hidroponik dimana larutan nutrisi dipompa dan dialirkan ke sistem perakaran
tanaman dan larutan nutrisi yang tersisa di tampung dan dialirkan kembali ke tanaman.
Nutrient Film Technique (NFT)
Pada sistem NFT, akar tanaman langsung dikenakan pada aliran nutrisi.
Larutan nutrisi tipis (0,5 mm) dialirkan melalui saluran plastik atau pipa. Saluran
untuk larutan nutrisi terbuat dari bahan yang fleksibel. Bibit tanaman diletakkan
pada bagian tengah dan apabila saluran terbuat dari plastik maka ujung-ujung
plastik dijepit. Apabila saluran terbuat dari pipa maka pipa diberi lubang untuk
tempat bibit. Media yang diberikan bisa berupa rockwool atau spons. Media
tersebut dapat membantu menyerap nutrisi dari larutan nutrisi yng dialirkan.
Deep Flow Technique (DFT)
Perbedaan mendasar DFT dan NFT ialah kedalaman aliran larutan nutrisi yang
menggenangi akar. Pada sistem DFT kedalaman nutrisi berkisar 2-3 cm yang
dialirkan melalui pipa PVC dengan diameter 10 cm. Bibit tanaman diletakkan
pada net pot dan dipasangkan pada pipa PVC yang telah dilubangi
berdasarkan jarak tanam tanaman. Penataan tanaman pada pipa dapat berupa
garis lurus maupun zigzag.
Ebb and Flow Technique
Dalam sistem hidroponik ebb and flow, tanaman mendapatkan air, oksigen,
dan nutrisi melalui pemompaan dari bak penampung yang dipompakan ke
media yang nantinya akan dapat membasahi akar (pasang). Selang beberapa
waktu air bersama dengan nutrisi akan turun kembali menuju bak
penampungan (surut). Waktu pasang dan surut dapat diatur menggunakan
timer sesuai kebutuhan tanaman sehingga tanaman tidak akan tergenang atau
kekurangan air.
Hidroponik sistem ebb and flow seperti ini umumnya dilakukan dengan pompa
air yang dibenamkan dalam larutan nutrisi (submerged pump) yang
dihubungkan dengan timer (pengatur waktu). Ketika timer menghidupkan
pompa, larutan nutrisi hidroponik akan dipompa ke grow tray
(keranjang/tempat/pot tanaman). Ketika timer mematikan pompa air, larutan
nutrisi akan mengalir kembali ke bak penampungan. Timer diatur dapat hidup
beberapa kali dalam sehari, tergantung ukuran dan tipe tanaman, suhu,

Modul Praktikum Budidaya Tanaman Tanpa Tanah 2016

kelembaban, dan tipe media pertumbuhan yang digunakan. Sistem hidroponik


ebb and flow dapat digunakan untuk beberapa media tanam hidroponik. Media
yang dapat menyimpan air cukup baik untuk sistem hidroponik ini seperti
rockwool, vermiculite, coconut fiber
B. Metode non sirkulasi (open system)
Metode hidroponik dimana larutan nutrisi tidak disirkulasikan dan hanya digunakan
sekali. Ketika terjadi perunbahan pH dan EC maka larutan nutrisi diganti.
Root Dipping Technique
Tanaman ditumbuhkan pada net pot yang diletakkan pada wadah. Akar
direndam dengan kedalam larutan nutrisi setinggi 2-3 cm. Sistem ini dapat juga
digunakan untuk tanaman umbi. Pada tanaman berumbi, box yang digunakan
leboh dalam yaitu dengan kedalaman 20-30 cm. Kemudian dilapisi dengan
plastik polythene hitam dan diisi larutan nutrisi 1/3 bagiannya. Pada beberapa
sistem root dipping, digunakan aerator untuk suplai oksigen.
Floating Technique
Pada sistem ini, digunakan kontainer atau box dengan kedalaman 10 cm.
Tanaman diletakkan pada net pot dan dipasang pada foam sebagai
penyangga. Net pot dapat diisi dengan tambahan media tanam seperti
cocopeat.
Capillary Action Technique/Wick
Sistem ini mengandalkan proses kapilaritas. Oleh karena itu di dalam net pot
sering ditambahkan media yang dapat menyerap air dan mengalirkannya ke
sistem perakaran.
C. Aeroponik
Aeroponik adalah metode menumbuhkan tanaman yang dipasang pada lubang
sterofoam dan akarnya dibiarkan menggantung di udara. Akar diletakkan pada
ruangan gelap untuk memacu pertumbuhan perakaran. Larutan nutrisi disemprotkan
atau dikabutkan pada akar selama 2-3 menit sekali. Sistem ini sangat cocok untuk
jenis sayuran daun yang memilki nilai ekonomis tinggi.
II. TUJUAN
Pada materi kultur air ini, mahasiswa diharapkan mampu menguasai berbagai macam
sistem budidaya kultur air. Mahasiswa juga diharapkan mampu melaksanakan budidaya
tanaman secara hidroponik mulai dari pengadaan bibit hingga panen melalu berbagai
macam sistem kultur air.
III. METODE
Alat:
a. Cutter
b. Pinset
Bahan
a. Cocopeat (Sistem Wick)
b. Bibit tanaman (Sawi Daging, Selada Keriting dan Kangkung)
c. Botol Aqua
d. Sumbu Kompor
e. Sterofoam
f. Spons

Modul Praktikum Budidaya Tanaman Tanpa Tanah 2016

g. Baskom Persegi
h. Nutrisi AB Mix
i. Air
IV. LEMBAR KERJA
a. Langkah Kerja + Dokumentasi

Modul Praktikum Budidaya Tanaman Tanpa Tanah 2016

b. Data Pengamatan
Tinggi Tanaman
Macam Sistem

Sistem Wick

Tanaman

Pengamatan ke..
1(... hst) 2(... hst) 3(... hst) 4(... hst) 5(... hst) 6(... hst)

Selada
Kangkung
Pakcoy

Rakit Apung

Selada
Kangkung
Pakcoy

Jumlah Daun

Macam Sistem

Sistem Wick

Tanaman

Pengamatan ke..
1(... hst) 2(... hst) 3(... hst) 4(... hst) 5(... hst) 6(... hst)

Selada
Kangkung
Pakcoy

Rakit Apung

Selada
Kangkung
Pakcoy

Umur Panen
Macam Sistem

Tanaman

Sistem Wick

Selada

Umur Panen (HST)

Kangkung
Pakcoy
Rakit Apung

Selada
Kangkung
Pakcoy

Modul Praktikum Budidaya Tanaman Tanpa Tanah 2016

c. Pembahasan

Modul Praktikum Budidaya Tanaman Tanpa Tanah 2016

d. Daftar Pustaka

e. Lampiran

Mengetahui
Penanggung Jawab Praktikum

Lembar Persetujuan
Telah diperiksa dan disetujui oleh
Asisten Praktikum

(.................................................)

Modul Praktikum Budidaya Tanaman Tanpa Tanah 2016

(...................................................)

Anda mungkin juga menyukai