TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Hidroponik
Penggunaan teknik budidaya tanaman secara hidroponik memiliki
berbagai keuntungan. Menurut Sameto (2006), beberapa keuntungan yang
diperoleh dari penggunaan teknik ini adalah mengeliminasi serangan hama,
cendawan, penyakit asal tanah sehingga dapat meniadakan penggunaan pestisida,
mengurangi pengguaan areal tanam yang luas, meningkatkan hasil panen serta
menekan biaya produksi yang tinggi. Selain itu teknik hidroponik dapat dapat
mempercepat waktu panen, penggunaan air serta hara yang terukur, dan kulalitas,
kuantitas dan kontinuitas hasil yang terjamin.
4. Vertikultur Talang
Vertikultur adalah istilah Indonesia yang diambil dari istilah verticulture
dalam bahasa Inggris. Istilah ini berasal dari dua kata yaitu vertical dan culture.
Makna vertikultur adalah sistem budidaya pertanian yang dilakukan secara
vertikal dan bertingkat. Sistem ini sangat cocok diterapkan khususnya bagi para
petani atau pengusaha yang memiliki lahan yang sempit. Vertikultur dapat pula
diterapkan pada bangunan-bangunan bertingkat, perumahan umum, atau bahkan
pada pemukiman di didaerah padat yang tidak punya halaman sama sekali.
Penggunaaan metode vertikultur ini, kita dapat memanfaatkan lahan semaksimal
mungkin (Widarto, 2007).
Tujuan vertikultur adalah untuk memanfaatkan lahan yang sempit secara
optimal. Sistem bertanam secara vertikultur sekilas memang terlihat rumit, tetapi
sebenarnya sangat mudah dilakukan. Tingkat kesulitan bertanam secara
vertikultur tergantung kepada model dan sistem tambahan yang dipergunakan.
Struktur dasar yang digunakan mudah diikuti dan bahan pembuatannya mudah
ditemukan, sehingga dapat diterapkan dirumah-rumah. Sisitem tambahan yang
memerlukan keahlian khusus contohnya penggunaan sistem hidroponik atau
irigasi tetes (Temmy, 2011).
Pertanian vertikultur tidak hanya sebagai sumber pangan tetapi juga
menciptakan suasana alami yang menyenangkan. Model, bahan, ukuran, wadah
vertikultur yang sangat banyak, tinggal di sesuaikan dengan kondisi dan
keinginan. Pada umumnya adalah berbentuk segi panjang, atau mirip anak tangga,
dengan berapa undak-undakan atau sejumlah rak. Bahan dapat berupa bambu atau
pipa paralon, kaleng bekas, bahkan lebaran karung beraspun bisa, karena salah
satu filosofinya dari vertikultur adalah memanfaatkan benda-benda bekas di
sekitar kita (Liferdi, 2011).
7. Aquaponik
Aquaponik adalah kombinasi aquakultur dan hidroponik yang bertujuan
untuk memelihara ikan dan tanaman dalam dalam satu sistem yangsaling
terhubung. Dalam sistem ini limbah yang dihasilkan oleh ikan digunakan sebagai
pupuk untuk tanaman, kemudian air yang dialirkan dengan sistem resirkulasi dari
media pemeliharaan ikan dibersihkan oleh tanaman sehingga dapat digunakan
kembali oleh ikan. Interaksi antara ikan dan tanaman menghasilkan lingkungan
yang ideal untuk tumbuh sehingga lebih produktif dari metode tradisional
(Sudibyo, 2005).
Pada sistem aquaponik, aliran air kaya nutrisi dari media pemeliharaan
ikan digunakan untuk menyuburkan tanaman hidroponik. Hal ini baik untuk ikan
karena akar tanaman dan rhizobakter mengambil nutrisi dari air. Nutrisi yang
berasal dari feses, urin dan sisa pakan ikan adalah kontaminan yang menyebabkan
meningkatnya kandungan racun pada media pemeliharaan, tetapi air limbah ini
juga menyediakan pupuk cair untuk menumbuhkan tanaman secara hidroponik.
Sebaliknya, media hidroponik berfungsi sebagai biofilter, yang akan menyerap
amonia, nitrat dan fosfor sehingga air yang sudah bersih dapat dialirkan kembali
ke media pemeliharaan (Sapei, 2006).
Akuaponik adalah kombinasi akuakultur dan hidroponik untuk
memelihara ikan dan tanaman dalam satu sistem yang saling terhubung. Limbah
yang dihasilkan oleh ikan digunakan sebagai pupuk untuk tanaman. Interaksi
antara ikan dan tanaman menghasilkan lingkungan yang ideal untuk tumbuh
sehingga lebih produktif dari metode tradisional. Sebagian besar ikan air tawar,
yang tahan terhadap padat tebar tinggi akan tumbuh dengan baik pada sistem
akuaponik (Rackocy et al, 2006).
DAFTAR PUSTAKA