Anda di halaman 1dari 10

1844

Jurnal Produksi Tanaman


Vol. 7 No. 10, Oktober 2019: 1844–1853
ISSN: 2527-8452

Pengaruh Perbedaan Media Tanam dan Konsentrasi Aplikasi PGPR pada


Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Labu Madu (Cucurbita moschata)

Effect of Differences Planting Media and Concentration of PGPR Applications


on Growth and Yield of Butternut Squash (Cucurbita moschata)

Fahmi Lazuardi Imani*) dan Mudji Santoso

Department of Agronomy, Faculty of Agriculture, Brawijaya University


Jl. Veteran, Malang 65145 Jawa timur, indonesia
*)
E-mail : fahmilazuardi17@gmail.com

ABSTRAK paling tinggi pada pengamatan panjang


tanaman, jumlah daun, luas daun, panjang
Tanaman labu madu ialah tanaman yang buah, diameter buah, bobot segar buah,
berasal dari keluarga Cucurbitaceae dengan bobot kering buah, bobot segar total per
kandungan nutrisi yang cukup lengkap tanaman, dan bobot kering total per
diantaranya β-karoten, protein, karbohidrat, tanaman serta memberikan umur berbunga
kalsium, vitamin B dan C. Kandungan nutrisi dan umur panen yang lebih cepat.
tersebut mampu menjadi salah satu upaya Sedangkan perlakuan konsentrasi PGPR
dalam mengatasi maraknya olahan pangan menunjukkan tidak berbeda nyata terhadap
rendah gizi. Salah satu upaya peningkatan berbagai komponen pertumbuhan dan hasil
produksi labu madu ialah menggunakan tanaman labu madu.
media tanam dan konsentrasi PGPR yang
tepat. Media tanam ialah tempat tumbuh Kata Kunci: Hasil, Labu Madu, Pengaruh
dan tegaknya suatu tanaman dalam Nyata, Pertumbuhan
menunjang kelangsungan hidupnya,
sedangkan PGPR ialah mikroorganisme ABSTRACT
hayati yang mampu memperbaiki
pertumbuhan dan hasil tanaman. Penelitian Butternut squash is a plant from the family
dilaksanakan pada bulan Desember 2018 Cucurbitaceae with a complete nutrition
hingga Maret 2019 di rumah plastik Lahan content including β-carotene, protein,
Percobaan Fakultas Pertanian, Universitas carbohydrates, calcium, vitamins B and C.
Brawijaya. Penelitian ini menggunakan The nutrient content become one of the
Rancangan Acak Lengkap Faktorial dengan efforts to overcome rampant low-nutrition
sembilan perlakuan yang diulang sebanyak food material. One effort to increase
tiga kali. Analisis data menggunakan uji F butternut squash production using the right
pada taraf 5% untuk mengetahui pengaruh planting media and PGPR concentration.
masing-masing perlakuan. Apabila hasil Planting media is a place to grow and erect
berbeda nyata dilanjutkan dengan Uji BNT a plant to support their survival, while PGPR
tingkat kesalahan 5% untuk mengetahui are biological microorganisms that can
perbedaan masing-masing perlakuan. Hasil improve growth and yield. The research was
menunjukkan bahwa tidak terdapat interaksi conducted in December until March 2019 on
antara perlakuan media tanam dengan plastic house Experimental Field Faculty of
pemberian berbagai konsentrasi PGPR Agriculture, Brawijaya University. This
terhadap berbagai komponen pengamatan research used Factorial Completely
pertumbuhan dan hasil tanaman labu madu. Randomized Design with nine designs and
Secara terpisah, perlakuan media tanam three replications. Data analysis using F test
pupuk kandang kambing memberikan hasil 5% error rate to know the effect of each
1845

Imani, dkk, Pengaruh Perbedaan Media Tanam dan...

treatment. If the results were significantly Media tanam merupakan tempat


different followed by LSD test error rate of berpegangan akar dan sarana tegaknya
5% to determine the differences in each suatu tanaman dalam mendukung
treatment. The results showed that there pertumbuhan dan perkembangan suatu
was no interaction between the treatment of tanaman. Media tanam yang baik harus
planting media by giving various memenuhi syarat tidak mengandung bibit
concentrations of PGPR to various hama dan penyakit, bebas gulma, mampu
components of observation of growth and menampung air, porous, serta memiliki (pH)
the result of the butternut squash plants. antara 6-6,5 (Bui et al., 2015). Menurut
Separately, treatments of goat manure gave Hayati et al., (2012) media tanaman yang
the highest result on observations of plant biasa digunakan yakni campukan pasir,
length, number of leaf, leaf area, fruit length, tanah dan pupuk kandang. Selain
fruit diamater, fresh fruit weight, dried fruit menggunakan media tanam, upaya lain
weight, total fresh weight of plant, total dried yang dapat dilakukan untuk memperoleh
weight of plant and gave the fastest pertumbuhan dan hasil yang baik berupa
flowering and harvest age. While PGPR pemberian Plant Growth Promoting
concentration treatment showed that no Rhizobacteria (PGPR). Menurut Beneduzi et
significantly different to various growth al. (2012), bakteri pada PGPR dapat hidup
components and the results of butternut dan berkolonisasi di rhizosfer, rhizoplane
squash plants. (permukaan akar), atau di dalam akar itu
sendiri (jaringan radikuler). Sekelompok
Keywords: Yield, Butternut Squash, Direct bakteri tersebut mampu memberikan
Effect, Growth pengaruh langsung maupun tidak langsung
terhadap tanaman Saharan dan Nehran
PENDAHULUAN (2011). Perlakuan media tanam dan
konsentrasi pemberian PGPR yang repat,
Maraknya bahan olahan pangan diharapkan mampu meningkatkan
rendah gizi, membuat krisis bahan olahan pertumbuhan dan hasil tanaman labu madu,
pangan sehat semakin meningkat. sehingga dengan adanya interaksi antara
Keragaman tanaman olahan pangan di kedua perlakuan tersebut, akan didapatkan
Indonesia perlu dikembangkan untuk efisiensi dan efektivitas media tanam dan
mengatasi masalah tersebut, salah satu konsentrasi pemberian PGPR.
alternatif yang dapat dimanfaatkan oleh
masyarakat adalah tanaman labu madu. BAHAN DAN METODE PENELITIAN
Tanaman labu madu termasuk kedalam
familia Cucurbitaceae dengan kandungan Penelitian ini dilaksanakan dengan
nutrisi yang lengkap, diantaranya yaitu β- menggunakan rumah plastik di Lahan
karoten atau provitamin A, protein, Percobaan Fakultas Pertanian, Universitas
karbohidrat, kalsium, fosfor, besi, serta Brawijaya Jatimulyo, Kota Malang pada
beberapa vitamin, yaitu vitamin B dan C bulan Desember 2018 hingga Maret 2019.
(Hedrasty, 2003). Selain itu, harga labu Metode yang digunakan adalah Rancangan
madu yang tergolong lebih tinggi dari jenis Acak Lengkap Faktorial (RALF) dengan
labu kuning lainnya, membuat komoditas ini faktor pertama ialah media tanam yang
cukup menjanjikan sebagai sumber terdiri dari 3 taraf yakni tanah (M0), pupuk
pendapatan bagi kalangan petani. kandang kambing (M1), campuran tanah
Mengingat manfaat labu yang tinggi, dan pupuk kandang kambing (1 : 1) (M2).
sepantasnya teknologi budidaya tanaman Sedangkan faktor kedua ialah konsentrasi
labu madu diperhatikan. Salah satu upaya aplikasi PGPR yang terdiri dari 3 taraf
untuk memenuhi kebutuhan melalui upaya yakni 5 ml.L-1, 10 ml.L-1, dan 15 ml.L-1,
meningkatkan hasil labu nasional yaitu sehingga secara keseluruhan terdapat 9
dengan media tanam dan konsentrasi kombinasi perlakuan antara lain M0P1,
aplikasi PGPR yang tepat pada tanaman M0P2, M0P3, M1P1, M1P2, M1P3, M2P1,
labu madu. M2P2, dan M2P3. Setiap perlakuan diulang
1846

Jurnal Produksi Tanaman, Volume 7, Nomor 10 Oktober 2019, hlm. 1844–1853

sebanyak 3 kali sehingga diperoleh 27 al., 2013). Gustia (2013) menambahkan


satuan perobaan dengan masing – masing bahwa pemberian pupuk organik
terdiri dari 3 tanaman sampel, sehingga ke dalam media tanam menambah
total keseluruhan tanaman sampel yakni 81 ketersediaan unsur hara bagi tanaman.
tanaman. Alat yang digunakan meliputi LAM Tanaman yang cukup mendapat suplai
(Leaf Area Meter), meteran, polibag semai nitrogen (N) akan membentuk daun yang
dan besar, gembor, gawar, gunting memiliki helaian lebih luas dengan
pangkas, beaker glass, thermohygrometer, kandungan klorofil yang lebih tinggi,
soil moisture meter, thermometer, lux meter, sehingga tanaman mampu menghasilkan
timbangan digital, jangka sorong, oven, asimilat dalam jumlah yang tinggi untuk
paranet, baki, kamera dan alat tulis. Adapun mendukung pertumbuhan vegetatif. Selain
bahan yang digunakan antara lain benih pengaruh dari pupuk kandang kambing,
labu madu varietas Buldog F1, pupuk pemberian PGPR mampu memfiksasi
kandang kambing, Plant Growth Promoting nitrogen dan melarutkan fosfor, hasil fiksasi
Rhizobacteria (PGPR), pupuk kompos, tersebut mampu menyediakan unsur hara
arang sekam, dan alkohol 70 %. Data hasil nitrogen dan fosfor bagi tanaman (Ahemad
pengamatan dilakukan analisis dan Kibret, 2013).
menggunakan analisis ragam (uji F) dengan Kemudian pada komponen
taraf 5% untuk mengetahui pengaruh pengamatan jumlah bunga (jantan dan
masing-masing perlakuan. Hasil analisis betina) umur berbunga, dan umur panen
ragam yang berbeda nyata dilanjutkan menunjukkan bahwa media tanam pupuk
dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) kandang kambing berpengaruh nyata dan
tingkat kesalahan 5% untuk mengetahui memberikan jumlah bunga yang lebih
perbedaan masing-masing perlakuan. banyak pada umur pengamatan 42 hst,
akan tetapi pada umur pengamatan 14, 28,
HASIL DAN PEMBAHASAN 56 dan 70 hst tidak menunjukkan
perbedaan pada perlakuan media tanam
Pengaruh Media Tanam dan Pemberian maupun konsentrasi PGPR yang berbeda.
PGPR terhadap Pertumbuhan Tanaman Sedangkan pada komponen pengamatan
Labu Madu umur berbunga dan umur panen
Pada komponen pengamatan menunjukkan bahwa perlakuan media
panjang tanaman, jumlah daun, dan luas tanam pupuk kandang kambing
daun menunjukkan hasil bahwa sebagian memberikan umur berbunga dan panen
besar media tanam pupuk kandang yang lebih cepat dibandingkan dengan
kambing berpengaruh nyata dan perlakuan media tanam lainnya. Sedangkan
memberikan hasil tertinggi terhadap pada perlakuan konsentrasi PGPR tidak
masing-masing komponen tersebut. menunjukkan pengaruh pada seluruh
Sedangkan pada perlakuan konsentrasi komponen pengamatan berbagai umur
PGPR tidak menunjukkan pengaruh pada pengamatan. Hal tersebut diduga karena
seluruh komponen pengamatan berbagai pupuk kandang mampu meningkatkan pH,
umur pengamatan. Terpenuhinya unsur kadar C-organik serta meningkatkan
hara makro yang khsusunya nitrogen ketersediaan nitrogen, fosfor, kalium, dan
mampu mendukung pertumbuhan tanaman unsur hara makro bagi tanaman (Sompotan,
labu madu. Menurut hasil analisis tanah 2013). Mengingat unsur hara fosfor yang
kandungan nitrogen media tanam pupuk dibutuhkan dalam pertumbuhan tanaman
kandang kambing diatas 1 yang artinya telah terpenuhi, maka pembentukan protein
tergolong tinggi sekali. Unsur hara nitrogen dan mineral yang berguna untuk
sangat penting terutama pada pembentukan merangsang pertumbuhan akar, membantu
senyawa-senyawa protein dalam tanaman asimilasi dan mempercepat pembungaan,
(Ibrahim dan Kasno, 2008), fungsi lain yakni pemasakan biji, dan buah dapat tercapai
sebagai bagian dari molekul klorofil yang (Yuanita et al., 2016).
mengendalikan kemampuan tanaman
dalam melakukan fotosintesis (Setyani et
1847

Imani, dkk, Pengaruh Perbedaan Media Tanam dan...

Tabel 1 Rata-rata luas daun per tanaman labu madu (cm2/tanaman) akibat perlakuan media
tanam dan konsentrasi PGPR yang berbeda pada berbagai umur pengamatan (hst).
Luas daun pada umur
Perlakuan
14 28 42 56 70
Media
M0 (Tanah) 767,03 a 2142,52 a 3566,68 a 3178,24 a 2115,55 a
M1 (Pukan. kambing) 823,54 a 2778,87 b 4063,88 b 3727,73 b 2428,49 b
M2 (Pukan. Kambing+tanah (1 : 1)) 912,32 b 2346,44 a 3703,82 a 3703,11 b 2350,59 b
BNT 5% 81,97 224,56 291,88 275,08 155,72
Konsentrasi PGPR
P1 (PGPR 5 mL.L-1) 831,13 2525,79 3696,83 3447,52 2207,87
P1 (PGPR 5 mL.L-1) 813,39 2364,48 3906,06 3676,11 2291,44
P1 (PGPR 5 mL.L-1) 858,37 2377,55 3731,49 3485,44 2395,67
BNT 5% tn tn tn tn tn
KK (%) 9,93 9,36 7,80 7,86 6,84
Keterangan: Bilangan yang didampingi huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji
BNT 5%; tn = tidak berbeda nyata, hst = hari setelah tanam, pukan = pupuk kandang.

Tabel 2 Rata-rata waktu umur berbunga (jantan dan betina) pertama dan umur panen
(hst/tanaman) akibat perlakuan media tanam dan konsentrasi PGPR yang berbeda.
Umur berbunga
Perlakuan Umur panen
Jantan Betina
Media
M0 (Tanah) 25,15 b 31,59 b 75,04 b
M1 (Pukan. kambing) 23,30 a 29,67 a 72,56 a
M2 (Pukan. Kambing+tanah (1 : 1)) 24,78 b 31,44 b 74,33 b
BNT 5% 1,25 1,41 1,67
Konsentrasi PGPR
P1 (PGPR 5 mL.L-1) 24,30 31,07 73,96
P1 (PGPR 5 mL.L-1) 24,41 30,93 73,81
P1 (PGPR 5 mL.L-1) 24,52 30,70 74,15
BNT 5% tn tn tn
KK (%) 5,17 4,60 3,04
Keterangan: Bilangan yang didampingi huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji
BNT 5%; tn = tidak berbeda nyata, hst = hari setelah tanam, pukan = pupuk kandang.

Tabel 1, menunjukkan bahwa pada dan memberikan luas daun per tanaman
umur pengamatan 14 hst komposisi media yang lebih besar dibandingkan dengan
tanah dan pupuk kandang kambing (1 : 1) kedua media tanam lainnya. Sedangkan
menunjukkan hasil yang berpengaruh nyata pada Tabel 2, dapat diketahui bahwa
dan memberikan luas daun per tanaman media tanaman pupuk kandang kambing
yang lebih besar dibandingkan dengan menunjukkan hasil yang berpengaruh nyata
media tanam tanah dan pupuk kandang dan waktu muncul berbunga pertamanya
kambing. Kemudian pada umur yang lebih cepat pada bunga jantan dan
pengamatan 28, 42, 56, dan 70 hari setelah bunga betina dibandingkan dengan
tanam (hst) menunjukkan bahwa pupuk media tanam tanah dan media tanam tanah
kandang kambing (M1) berpengaruh nyata dan pupuk kandang kambing (1 : 1). Selain
1848

Jurnal Produksi Tanaman, Volume 7, Nomor 10 Oktober 2019, hlm. 1844–1853

itu, pada komponen umur panen diketahui Namun pada komponen hasil
bahwa media tanaman pupuk kandang tanaman labu madu menunjukkan bahwa
kambing menunjukkan hasil yang rata-rata hasil dari media tanam pupuk
berpengaruh nyata dan memberikan umur kandang kambing hanya memiliki bobot
panen pertama buah labu madu lebih cepat segar sebesar 383,78 g dengan rata – rata
dibandingkan dengan media tanam tanah satu buah per tanaman. Bobot segar buah
dan media tanam tanah dan pupuk kandang tersebut masih tergolong rendah apabila
kambing (1 : 1). dibandingkan dengan deskripsi varietas.
Salah satu faktor yang mempengaruhi yakni
Pengaruh Media Tanam dan Pemberian curah hujan yang tinggi dari syarat tumbuh
PGPR terhadap Hasil Tanaman Labu tanaman labu madu mengakibatkan
Madu gagalnya pembungaan, apabila telah gagal
Pada komponen pengamatan bobot maka potensi terjadinya buah akan semakin
segar buah, bobot kering buah, panjang rendah (Prasetyo et al., 2017).
buah, dan diameter buah labu madu, Pada komponen pengamatan hasil
didapatkan hasil bahwa pada keseluruh bobot basah total tanaman dan bobot
komponen pengamatan menunjukkan hasil kering total tanaman menunjukkan bahwa
berpengaruh nyata terhadap perlakuan perlakuan media tanam pupuk kandang
media tanam pupuk kandang kambing dan kambing berpengaruh nyata dan
memberikan hasil tertinggi dibandingkan memberikan bobot yang lebih berat
dengan media tanam lainnya. Hal tersebut dibandingkan dengan dua media tanam
disebabkan pupuk kandang kambing lainnya. Hal tersebut diyakini bahwa media
mampu menyediakan unsur hara yang tanam pupuk kandang kambing mudah
dibutuhkan tanaman. Menurut Effie (2009), menyerap unsur hara. Menurut Hutahean
selain memiliki unsur hara N dan P2O5 yang (2013), peningkatan bobot basah tajuk
jumlahnya hampir sama dengan pupuk tanaman yang diberi unsur hara dari bahan
kandang lainnya, pupuk kandang kambing organik menunjukkan tanaman mudah
juga memiliki unsur K2O yang relatif menyerap unsur hara yang terkandung
tertinggi. Hal tersebut diperkuat oleh hasil dalam bahan organik untuk memacu
penelitian Widiyawati (2013) mengenai pertumbuahan tanaman. Apabila melihat
peran konsorsium Azotobacter-like dan panjang tanaman dan luas daun yang
Azospiriollum-like padi sawah mampu dimiliki oleh tanaman labu madu, dapat
mengurangi 25% penggunaan pupuk N terlihat bahwa selama empat dari lima kali
anorganik dari dosis rekomendasi pengamatan, dapat diketahui bahwa media
berdasarkan efektivitas agronomi relatif. tanam pupuk kandang kambing memiliki
Kemudian, apabila melihat dari komponen panjang tanaman dan luas daun yang lebih
parameter pengamatan pertumbuhan tinggi jika dibandingkan dengan kedua
seperti jumlah dan luas daun yang memiliki media tanam lainnya. Menurut Setiawan
hasil tertinggi pada media pupuk kandang (2009) pertambahan tinggi tanaman,
kambing. Daun yang merupakan organ biomassa tanaman, dan luas daun sangat
indikator langsung dalam pertumbuhan dan berhubungan erat dengan fotosintesis
hasil tanaman labu madu. Hal tersebut tanaman yang akan disimpan dan dapat
dikarenakan proses fotosintesis yang dilihat hasilnya dengan pertambahan bobot
berlangsung terjadi pada daun, semakin basah dan bobot kering tanaman. Tatik et
banyak jumlah dan luas daun, maka proses al., (2014) menambahkan bahwa semakin
fotosintesis yang dihasilkan semakin besar. tinggi jumlah daun, maka akan semakin
Peningkatan tersebut akan berdampak baik tinggi pula bobot segar dan bobot kering
pada peningkatan hasil tanaman labu madu, yang dihasilkan. Semakin besar jumlah
sebab diasumsikan bahwa hasil fotosintesis daun, maka akan berpengaruh terhadap
yang berupa fotosintat dapat menjadi nutrisi fotosintat yang dihasilkan oleh tanaman dan
bagi tanaman (Tatik et al., 2014). akan diedarkan ke seluruh bagian tanaman.
1849

Imani, dkk, Pengaruh Perbedaan Media Tanam dan...

Tabel 3 Reta-rata bobot segar buah, bobot kering buah, bobot basah total tanaman, dan bobot
kering total tanaman (g/tanaman).
Bobot Bobot
Bobot segar Bobot
Perlakuan basah total kering total
buah kering buah
tanaman tanaman
Media
M0 (Tanah) 313,23 a 3,80 a 454,84 a 34,42 a
M1 (Pukan. kambing) 383,78 b 4,35 b 540,16 b 36,90 b
M2 (Pukan. Kambing+tanah (1 : 1)) 375,99 b 4,17 b 526,17 b 36,06 b
BNT 5% 21,33 0,25 25,09 1,27
Konsentrasi PGPR
P1 (PGPR 5 mL.L-1) 345,72 4,01 492,96 35,42
P1 (PGPR 5 mL.L-1) 357,26 4,03 504,07 35,56
P1 (PGPR 5 mL.L-1) 370,01 4,27 524,14 36,40
BNT 5% tn tn tn tn
KK (%) 6,02 6,09 5,00 3,58
Keterangan: Bilangan yang didampingi huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji
BNT 5%; tn = tidak berbeda nyata, hst = hari setelah tanam, pukan = pupuk kandang.

Berdasarkan Tabel 3, menunjukkan Pengaruh Lingkungan terhadap Hasil


bahwa pada komponen pengamatan bobot Tanaman Labu Madu
segar buah, bobot kering buah, bobot basah Berdasarkan pengamatan pada
total tanamn, dan bobot kering total berbagai pertumbuhan dan hasil tanaman
tanaman dapat diketahui bahwa media labu madu menunjukkan hasil yang tidak
tanam pupuk kandang kambing sesuai dengan deskripsi varietas yang ada.
menunjukkan hasil berpengaruh nyata dan Hal tersebut memiliki beberapa faktor
memberikan bobot yang lebih besar penting penyebab ketidaksesuainya
dibandingkan dengan media tanam tanah. pertumbuhan dan hasil. Adanya faktor
pembatas diawali pada saat tanaman
Namun pada komponen pengamatan hasil
berumur 20 hari setelah tanam terjadi angin
tanaman, terdapat hasill yang sejalan
berkecepatan tinggi yang mengakibatkan
dengan komponen pertumbuhan yakni rumah plastik menjadi rusak dan rubuh.
perlakuan PGPR pada berbagai konsentrasi Kejadian tersebut berdampak pada
tidak berpengaruh nyata terhadap seluruh beberapa tanaman yang sebelumnya sudah
komponen pengamatan baik pada mulai menjalar pada gawar tertimpa atap
pertumbuhan maupun pada komponen hasil dari rumah plastik yang mengakibatkan
tanaman labu madu. Hal tersebut karena beberapa tanaman mengalami kerusakan
bakteri yang diaplikasikan membutuhkan pada daun dan batang. Selain itu, akibat
sejumlah waktu untuk mengkolonisasi dan robohnya rumah plastik membuat adanya
memberikan efek terhadap tanaman. faktor pembatas melalui curah hujan yang
Adapun karakteristik bakteri yakni bakteri tinggi. Berdasarkan data yang dikeluarkan
oleh Stasiun Klimatologi Karangploso
harus mampu mengkolonisasi akar, bakteri
bahwa curah hujan selama bulan Januari-
harus bertahan hidup, berkembang biak,
Maret 2019 berkisar antara 298 – 337
dan bersaing dengan mikrobiota lainnya. mm/bulan. Hal tersebut diyakini
Setidaknya bakteri membutuhkan waktu mempengaruhi beberapa parameter
untuk memberikan perlindungan dan pertumbuhan dan hasil tanaman labu madu,
pengaruh positif terhadap pertumbuhan dan sebab curah hujan yang dikehendaki
hasil suatu tanaman (Ahemad dan Kibret, terhadap syarat tumbuh tanaman labu madu
2013). Menurut Soedarya (2009), bahwa tanaman
1850

Jurnal Produksi Tanaman, Volume 7, Nomor 10 Oktober 2019, hlm. 1844–1853

labu memerlukan curah hujan antara 20 yang kesemuanya mempunyai peran


- 35 mm/bulan. Selain itu, tingginya curah penting dalam pertumbuhan dan
hujan mengakibatkan pemberian PGPR perkembangan semua jaringan hidup
pada tanaman tidak optimal, sebab PGPR termasuk tanaman. Kemudian jika melihan
mampu larut bersama dengan air hujan. pengaruhnya terhadap tanaman labu madu,
Sehingga kemampuan PGPR dalam pada berbagai komponen pertumbuhan dan
memperbaiki pertumbuhan dan hasil hasil menunjukkan bahwa unsur nitrogen
tanaman labu menjadi berkurang. Kemudian dalam pupuk kandang kambing memiliki
dampak lain yang ditimbulkan rubuhnya pengaruh yang nyata pada sebagian besar
rumah plastik dan lingkungan ialah komponen pertumbuhan dan hasil pada
terserangnya penyakit busuk buah akibat berbagai umur pengamatan tanaman labu
serangan jamur Phytophthora spp. kejadian madu. Hal tersebut dapat diasumsikan
tersebut mengakibatkan tidak sedikit buah bahwa unsur nitrogen yang memiliki nilai
menjadi busuk sejak dini. Sehingga rata- ≥1% memiliki pengaruh terhadap tanah
rata buah labu madu setiap tanaman hanya maupun tanaman labu madu tersebut.
memiliki satu buah saja. Kerugian akibat Kemudian pada perlakuan pupuk
serangan P. palmivora pada tahun 2009 kandang kambing dengan konsentrasi
berkisar antara 32-52%, dan bahkan PGPR 5 ml.L dan 10 ml.L memiliki
berpotensi meningkat ketika lingkungan kandungan nitrogen yang lebih tinggi
yang mendukung perkembangan patogen dibandingkan dengan pupuk kandang
tersebut (Umrah, 2009). kambing dan konsentrasi PGPR 15 ml.L.
Hal tersebut disebabkan oleh penambahan
Analisis Kandungan Nitrogen Tanah konsentrasi PGPR yang berlebih mampu
terhadap Tanah dan Tanaman Labu memberikan jumlah bakteri yang lebih
Madu banyak, semakin banyak bakteri yang
Pada penelitian ini dilakukan analisis terdapat dalam media maka kompetisi antar
kandungan nitrogen tanah awal (sebelum bakteri semakin meningkat juga. Hal
tanam), pertengahan (30 hst), dan akhir (80 tersebut juga diperkuat oleh Hasil penelitian
hst) dan didapati bahwa pupuk kandang Aprianti et al. (2018) mengemukakan bahwa
kambing memiliki jumlah nitrogen yang lebih terdapat faktor seperti faktor kesesuaian
tinggi dibandingkan dengan media tanam antara bakteri dengan tanaman inang serta
tanah dan media tanam tanah dan pupuk faktor kemungkinan adanya kompetisi antar
kandang kambing (1:1). Pupuk kandang bakteri yang mempengaruhi inokulasi
kambing memiliki jumlah nitrogen rata-rata bakteri terhadap akar tanaman yang
lebih dari 1% yang artinya kandungan memacu pertumbuhan tanaman.
nitrogen tersebut tergolong sangat tinggi. Faktor lain yang menyebabkan
Analisis nitrogen tanah tersebut fluktuatifnya kandungan nitrogen pada
menunjukkan bahwa media tanam pupuk berbagai perlakuan yakni adanya asosiasi
kandang kambing mampu menyediakan antagonisme antar mikroba asal dengan
unsur hara makro khsusunya nitrogen yang PGPR dengan adanya interaksi antara dua
dibutuhkan oleh tanaman selama proses atau lebih spesies yang saling merusak satu
pertumbuhan dan perkembangannya. sama lain. Suatu mikroba mensekresikan
Fahmi et al. (2010) mengemukakan bahwa substansi kimia tertentu ke lingkungan
kandungan Nitrogen memiliki peran sebagai sekitar yang dapat menghambat atau
anasir penting dalam pembentukan klorofil, menghancurkan mikroba lain pada habitat
protoplasma, protein dan asam nukleat yang sama (Black dan Jacquelyn, 2012).
1851

Imani, dkk, Pengaruh Perbedaan Media Tanam dan...

Analisis Kandungan N Tanah


5

4
Kandungan N

2 80 hst
30 hst
1
0 hst
0

Perlakuan

Gambar 1 Hasil analisis kandungan nitrogen tanah saat 0, 30, 80 hari


setelah tanam (hst).
Keterangan : T = tanah, PK = pupuk kandang kambing, T+PK = tanah dan pupuk kandang kambing (1:1), 5
= konsentrasi PGPR 5 ml.L, 10 = konsentrasi PGPR 10 ml.L, dan 15 = konsentrasi PGPR 15
ml.L.

Gambar 1. menunjukkan hasil analisis tanah Adapun rekomendasi dari penelitian


awal terhadap kandungan nitrogen terhadap ini ialah apabila dilakukan budidaya labu
masing-masing media tanam yang madu dalam polibag disarankan dengan
digunakan menunjukkan bahwa pada media menggunakan komposisi media tanam
tanam pupuk kandang kambing memiliki tanah dan pupuk kandang kambing
kandungan nitrogen yang lebih dengan perbandingan (1 : 1). Hal tersebut
tinggi dibandingkan dengan kedua media dikarenakan pada hampir seluruh
tanam lainnya secara berturut – turut yakni komponen pertumbuhan, komposisi media
1,150, 0,104, dan 0,100. Kemudian pada ini tidak berbeda nyata dengan pupuk
analisis pertengahan (30 hst) diperoleh hasil kandang kambing. Mengingat hasil yang
bahwa perlakuan media tanam tidak berbeda nyata dan didasarkan pada
menggunakan pupuk kandang kambing dan efisiensi ekonomisnya, maka peneliti
media tanam tanah dan pupuk kandang menyarankan menggunakan media tanam
kambing (1:1) menunjukkan perkembangan tanah dan pupuk kandang kambing
hasil kandungan nitrogen yang lebih tinggi dengan perbandingan (1 : 1).
dibandingkan dengan media tanam tanah,
secara berturut turut berkisar yakni PK+T KESIMPULAN
(0,810; 1,140; dan 1,560), PK (0,850; 0,920,
dan 0,900), dan T (0,104; 0,104, dan 0,104). Berdasarkan hasil penelitian ini dapat
Selanjutnya hasil analisis tanah (80 hst) ditarik kesimpulan bahwa 1) Tidak terdapat
menunjukkan bahwa pada media tanam interaksi antara perlakuan media tanam dan
pupuk kandang kambing memiliki pupuk kandang kambing, 2) Perlakuan
kandungan nitrogen yang lebih tinggi media tanam pupuk kandang kambing
dibandingkan dengan media tanah dan memberikan hasil paling tinggi terhadap
pupuk kandang kambing (1:1) dan media komponen pengamatan panjang tanaman,
tanam tanah, secara berturut- turut berkisar jumlah daun, luas daun, panjang buah,
yakni PK (2,240, 3,540, dan 1,560), T+PK diameter buah, bobot segar buah, bobot
(1,820, 1,200, dan 1,460), dan T (0,160, segar total per tanaman, dan bobot kering
0,260, dan 0,100). total per tanaman serta memberikan hasil
1852

Jurnal Produksi Tanaman, Volume 7, Nomor 10 Oktober 2019, hlm. 1844–1853

paling cepat dalam umur berbunga dan terhadap pertumbuhan dan produksi
umur panen tanaman. Hasil jumlah buah tanaman sawi (Brassica juncea L.).
penelitian ini ialah satu buah/tanaman dan Jurnal Widya Kesehatan dan
bobot segar buah sebesar 383,78 Lingkungan. 1(1) : 12-17.
g/tanaman, dan 3) Perlakuan konsentrasi Hayati, E., Sabarudin., dan Rahmawati.
PGPR tidak memberikan pengaruh 2012. Pengaruh jumlah mata tunas
terhadap berbagai komponen pertumbuhan dan komposisi media tanam terhadap
dan hasil tanaman labu madu. pertumbuhan stek tanaman jarak
pagar (Jatropha curcas L.). Journal
DAFTAR PUSTAKA Agrivista 3(1): 29-134.
Hedrasty, H. K. 2003. Kandungan labu
Ahemad, M. and M. Kibret. 2014. kuning dan pemanfaatannya.
Mechanisms and applications of plant Yogyakarta: Kanisius.
growth promoting rhizobacteria: Hutahean, M. U., B. Siagian, dan L.
Current perspective. Journal of King Mawarni. 2013. Respon
Saud University – Science. 6(1): 1-20. pertumbuhan bibit kakao terhadap
Aprianti, R., N. Laili, dan E. Handayanto. pemberian kompos sampah kota dan
2018. Pengaruh aplikasi plant growth pupuk P. Jurnal Online
promoting rhizobacteria (PGPR) pada Agroekoteknologi. 1(4): 1203-1216.
pertumbuhan tanaman kacang hijau Ibrahim, A. S. dan A. Kasno. 2008.
dengan media tanam yang berbeda. Interaksi pemberian kapur pada
Jurnal Tanah dan Sumberdaya pemupukan urea terhadap kadar N
Lahan. 5(1): 819-827. tanah dan serapan N tanaman jagung
Beneduzi, A., A. Ambrosini, and L. M. P. (Zea mays L.). Balai Penelitian
Passaglia. 2012. Plant growth Tanaman Pangan Semarang.
promoting rhizobacteria (PGPR): Prasetyo, S. B., N. Aini, dan M. D.
Their potential as antagonists and Maghfoer. 2017. Dampak perubahan
biocontrol agents. Journal Genetics iklim terhadap produktivitas kopi
and Molecular Biology. 35(4): 1044- robusta (Coffea robusta) di
1051 Kabupaten Malang. Jurnal Produksi
Black, L. J. and G. Jacquelyn. Tanaman. 5(5): 805-811.
Microbiology principle and Saharan, B. S. dan V. Nehra. 2011. Plant
explorations. John Wiley and Sons. growth promoting rhizobacteria: A
Hoboken critical review. Journal Life Sciences
Bui, F., M. A. Lelang, I. C. O. Roberto, dan and Medicine Research. 21(3): 1-30.
Taolin. 2015. Pengaruh komposisi Setiawan, E. 2009. Pengaruh empat
media tanam dan ukuran polybag macam pupuk organik terhadap
terhadap pertumbuhan dan hasil pertumbuhan sawi (Brassica juncea
tomat (Lycopercicum escelentum L.). Journal Embryo. 6(1): 27-34.
Mill). Jurnal Pertanian Konservasi Setyanti, Y., H. Anwar, dan S. Slamet.
Lahan Kering. 1(1): 1-7. 2013. Karakteristik fotosintetik dan
Effi, I. M. 2009. Pembuatan pupuk organik serapan fosfor hijauan alfafa
cair dan padat. Jakarta: Penebar (Medicago sativa) pada tinggi
Swadaya. pemotongan dan pemupukan
Fahmi, A., Syamsudin, S. N. H. Utami, nitrogen yang berbeda. Jurnal Animal
dan B. Radjagukguk. 2010. Agriculture 2(1): 86-96.
Pengaruh interaksi hara nitrogen dan Soedarya, A. P. 2009. Analisis labu siam.
fosfor terhadap pertumbuhan Bandung: CV. Pustaka Grafika.
tanaman jagung (Zea mays L.) pada Tatik, T. R. dan M. Ihsan. 2014. Kajian
tanah regosol dan latisol, Jurnal perbanyakan vegetatif tanaman
Berita Biologi. 10(3): 297-304. binahong (Andredera cordifolia (Ten)
Gustia, H. 2013. Pengaruh penambahan Steenis) pada beberapa media
sekam bakar pada media tanam
1853

Imani, dkk, Pengaruh Perbedaan Media Tanam dan...

tanam. Jurnal Agronomika. 9(2): 179-


188.
Umrah, T. Anggraeni, R. R. Esyanti, dan I.
N. P. Aryantha. 2009. Antagonisitas
dan efektivitas Trichoderma sp.
dalam menekan perkembangan
Phytophthora palmivora pada buah
kakao. Jurnal Agroland. 16(1): 9 – 16.
Widiyawati, I., Sugiyanta, A. Junaedi.,
dan R. Widyastuti. 2014. Peran
bakteri penambat nitrogen untuk
mengurangi dosis pupuk nitrogen
anorganik pada padi sawah. Jurnal
Agronomi Indonesia. 42(2): 96-102.
Yuanita, V.R., T. Kurniastuti dan P.
Puspitorini. 2016. Respon pupuk
kandang kambing dan pupuk NPK
pada pertumbuhaan dan hasil
tanaman terung hijau (Soulanum
melongena L.). Jurnal Viabel
Pertanian. 10(1): 1 – 9.

Anda mungkin juga menyukai