Tabel 1 Rata-rata luas daun per tanaman labu madu (cm2/tanaman) akibat perlakuan media
tanam dan konsentrasi PGPR yang berbeda pada berbagai umur pengamatan (hst).
Luas daun pada umur
Perlakuan
14 28 42 56 70
Media
M0 (Tanah) 767,03 a 2142,52 a 3566,68 a 3178,24 a 2115,55 a
M1 (Pukan. kambing) 823,54 a 2778,87 b 4063,88 b 3727,73 b 2428,49 b
M2 (Pukan. Kambing+tanah (1 : 1)) 912,32 b 2346,44 a 3703,82 a 3703,11 b 2350,59 b
BNT 5% 81,97 224,56 291,88 275,08 155,72
Konsentrasi PGPR
P1 (PGPR 5 mL.L-1) 831,13 2525,79 3696,83 3447,52 2207,87
P1 (PGPR 5 mL.L-1) 813,39 2364,48 3906,06 3676,11 2291,44
P1 (PGPR 5 mL.L-1) 858,37 2377,55 3731,49 3485,44 2395,67
BNT 5% tn tn tn tn tn
KK (%) 9,93 9,36 7,80 7,86 6,84
Keterangan: Bilangan yang didampingi huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji
BNT 5%; tn = tidak berbeda nyata, hst = hari setelah tanam, pukan = pupuk kandang.
Tabel 2 Rata-rata waktu umur berbunga (jantan dan betina) pertama dan umur panen
(hst/tanaman) akibat perlakuan media tanam dan konsentrasi PGPR yang berbeda.
Umur berbunga
Perlakuan Umur panen
Jantan Betina
Media
M0 (Tanah) 25,15 b 31,59 b 75,04 b
M1 (Pukan. kambing) 23,30 a 29,67 a 72,56 a
M2 (Pukan. Kambing+tanah (1 : 1)) 24,78 b 31,44 b 74,33 b
BNT 5% 1,25 1,41 1,67
Konsentrasi PGPR
P1 (PGPR 5 mL.L-1) 24,30 31,07 73,96
P1 (PGPR 5 mL.L-1) 24,41 30,93 73,81
P1 (PGPR 5 mL.L-1) 24,52 30,70 74,15
BNT 5% tn tn tn
KK (%) 5,17 4,60 3,04
Keterangan: Bilangan yang didampingi huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji
BNT 5%; tn = tidak berbeda nyata, hst = hari setelah tanam, pukan = pupuk kandang.
Tabel 1, menunjukkan bahwa pada dan memberikan luas daun per tanaman
umur pengamatan 14 hst komposisi media yang lebih besar dibandingkan dengan
tanah dan pupuk kandang kambing (1 : 1) kedua media tanam lainnya. Sedangkan
menunjukkan hasil yang berpengaruh nyata pada Tabel 2, dapat diketahui bahwa
dan memberikan luas daun per tanaman media tanaman pupuk kandang kambing
yang lebih besar dibandingkan dengan menunjukkan hasil yang berpengaruh nyata
media tanam tanah dan pupuk kandang dan waktu muncul berbunga pertamanya
kambing. Kemudian pada umur yang lebih cepat pada bunga jantan dan
pengamatan 28, 42, 56, dan 70 hari setelah bunga betina dibandingkan dengan
tanam (hst) menunjukkan bahwa pupuk media tanam tanah dan media tanam tanah
kandang kambing (M1) berpengaruh nyata dan pupuk kandang kambing (1 : 1). Selain
1848
itu, pada komponen umur panen diketahui Namun pada komponen hasil
bahwa media tanaman pupuk kandang tanaman labu madu menunjukkan bahwa
kambing menunjukkan hasil yang rata-rata hasil dari media tanam pupuk
berpengaruh nyata dan memberikan umur kandang kambing hanya memiliki bobot
panen pertama buah labu madu lebih cepat segar sebesar 383,78 g dengan rata – rata
dibandingkan dengan media tanam tanah satu buah per tanaman. Bobot segar buah
dan media tanam tanah dan pupuk kandang tersebut masih tergolong rendah apabila
kambing (1 : 1). dibandingkan dengan deskripsi varietas.
Salah satu faktor yang mempengaruhi yakni
Pengaruh Media Tanam dan Pemberian curah hujan yang tinggi dari syarat tumbuh
PGPR terhadap Hasil Tanaman Labu tanaman labu madu mengakibatkan
Madu gagalnya pembungaan, apabila telah gagal
Pada komponen pengamatan bobot maka potensi terjadinya buah akan semakin
segar buah, bobot kering buah, panjang rendah (Prasetyo et al., 2017).
buah, dan diameter buah labu madu, Pada komponen pengamatan hasil
didapatkan hasil bahwa pada keseluruh bobot basah total tanaman dan bobot
komponen pengamatan menunjukkan hasil kering total tanaman menunjukkan bahwa
berpengaruh nyata terhadap perlakuan perlakuan media tanam pupuk kandang
media tanam pupuk kandang kambing dan kambing berpengaruh nyata dan
memberikan hasil tertinggi dibandingkan memberikan bobot yang lebih berat
dengan media tanam lainnya. Hal tersebut dibandingkan dengan dua media tanam
disebabkan pupuk kandang kambing lainnya. Hal tersebut diyakini bahwa media
mampu menyediakan unsur hara yang tanam pupuk kandang kambing mudah
dibutuhkan tanaman. Menurut Effie (2009), menyerap unsur hara. Menurut Hutahean
selain memiliki unsur hara N dan P2O5 yang (2013), peningkatan bobot basah tajuk
jumlahnya hampir sama dengan pupuk tanaman yang diberi unsur hara dari bahan
kandang lainnya, pupuk kandang kambing organik menunjukkan tanaman mudah
juga memiliki unsur K2O yang relatif menyerap unsur hara yang terkandung
tertinggi. Hal tersebut diperkuat oleh hasil dalam bahan organik untuk memacu
penelitian Widiyawati (2013) mengenai pertumbuahan tanaman. Apabila melihat
peran konsorsium Azotobacter-like dan panjang tanaman dan luas daun yang
Azospiriollum-like padi sawah mampu dimiliki oleh tanaman labu madu, dapat
mengurangi 25% penggunaan pupuk N terlihat bahwa selama empat dari lima kali
anorganik dari dosis rekomendasi pengamatan, dapat diketahui bahwa media
berdasarkan efektivitas agronomi relatif. tanam pupuk kandang kambing memiliki
Kemudian, apabila melihat dari komponen panjang tanaman dan luas daun yang lebih
parameter pengamatan pertumbuhan tinggi jika dibandingkan dengan kedua
seperti jumlah dan luas daun yang memiliki media tanam lainnya. Menurut Setiawan
hasil tertinggi pada media pupuk kandang (2009) pertambahan tinggi tanaman,
kambing. Daun yang merupakan organ biomassa tanaman, dan luas daun sangat
indikator langsung dalam pertumbuhan dan berhubungan erat dengan fotosintesis
hasil tanaman labu madu. Hal tersebut tanaman yang akan disimpan dan dapat
dikarenakan proses fotosintesis yang dilihat hasilnya dengan pertambahan bobot
berlangsung terjadi pada daun, semakin basah dan bobot kering tanaman. Tatik et
banyak jumlah dan luas daun, maka proses al., (2014) menambahkan bahwa semakin
fotosintesis yang dihasilkan semakin besar. tinggi jumlah daun, maka akan semakin
Peningkatan tersebut akan berdampak baik tinggi pula bobot segar dan bobot kering
pada peningkatan hasil tanaman labu madu, yang dihasilkan. Semakin besar jumlah
sebab diasumsikan bahwa hasil fotosintesis daun, maka akan berpengaruh terhadap
yang berupa fotosintat dapat menjadi nutrisi fotosintat yang dihasilkan oleh tanaman dan
bagi tanaman (Tatik et al., 2014). akan diedarkan ke seluruh bagian tanaman.
1849
Tabel 3 Reta-rata bobot segar buah, bobot kering buah, bobot basah total tanaman, dan bobot
kering total tanaman (g/tanaman).
Bobot Bobot
Bobot segar Bobot
Perlakuan basah total kering total
buah kering buah
tanaman tanaman
Media
M0 (Tanah) 313,23 a 3,80 a 454,84 a 34,42 a
M1 (Pukan. kambing) 383,78 b 4,35 b 540,16 b 36,90 b
M2 (Pukan. Kambing+tanah (1 : 1)) 375,99 b 4,17 b 526,17 b 36,06 b
BNT 5% 21,33 0,25 25,09 1,27
Konsentrasi PGPR
P1 (PGPR 5 mL.L-1) 345,72 4,01 492,96 35,42
P1 (PGPR 5 mL.L-1) 357,26 4,03 504,07 35,56
P1 (PGPR 5 mL.L-1) 370,01 4,27 524,14 36,40
BNT 5% tn tn tn tn
KK (%) 6,02 6,09 5,00 3,58
Keterangan: Bilangan yang didampingi huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji
BNT 5%; tn = tidak berbeda nyata, hst = hari setelah tanam, pukan = pupuk kandang.
4
Kandungan N
2 80 hst
30 hst
1
0 hst
0
Perlakuan
paling cepat dalam umur berbunga dan terhadap pertumbuhan dan produksi
umur panen tanaman. Hasil jumlah buah tanaman sawi (Brassica juncea L.).
penelitian ini ialah satu buah/tanaman dan Jurnal Widya Kesehatan dan
bobot segar buah sebesar 383,78 Lingkungan. 1(1) : 12-17.
g/tanaman, dan 3) Perlakuan konsentrasi Hayati, E., Sabarudin., dan Rahmawati.
PGPR tidak memberikan pengaruh 2012. Pengaruh jumlah mata tunas
terhadap berbagai komponen pertumbuhan dan komposisi media tanam terhadap
dan hasil tanaman labu madu. pertumbuhan stek tanaman jarak
pagar (Jatropha curcas L.). Journal
DAFTAR PUSTAKA Agrivista 3(1): 29-134.
Hedrasty, H. K. 2003. Kandungan labu
Ahemad, M. and M. Kibret. 2014. kuning dan pemanfaatannya.
Mechanisms and applications of plant Yogyakarta: Kanisius.
growth promoting rhizobacteria: Hutahean, M. U., B. Siagian, dan L.
Current perspective. Journal of King Mawarni. 2013. Respon
Saud University – Science. 6(1): 1-20. pertumbuhan bibit kakao terhadap
Aprianti, R., N. Laili, dan E. Handayanto. pemberian kompos sampah kota dan
2018. Pengaruh aplikasi plant growth pupuk P. Jurnal Online
promoting rhizobacteria (PGPR) pada Agroekoteknologi. 1(4): 1203-1216.
pertumbuhan tanaman kacang hijau Ibrahim, A. S. dan A. Kasno. 2008.
dengan media tanam yang berbeda. Interaksi pemberian kapur pada
Jurnal Tanah dan Sumberdaya pemupukan urea terhadap kadar N
Lahan. 5(1): 819-827. tanah dan serapan N tanaman jagung
Beneduzi, A., A. Ambrosini, and L. M. P. (Zea mays L.). Balai Penelitian
Passaglia. 2012. Plant growth Tanaman Pangan Semarang.
promoting rhizobacteria (PGPR): Prasetyo, S. B., N. Aini, dan M. D.
Their potential as antagonists and Maghfoer. 2017. Dampak perubahan
biocontrol agents. Journal Genetics iklim terhadap produktivitas kopi
and Molecular Biology. 35(4): 1044- robusta (Coffea robusta) di
1051 Kabupaten Malang. Jurnal Produksi
Black, L. J. and G. Jacquelyn. Tanaman. 5(5): 805-811.
Microbiology principle and Saharan, B. S. dan V. Nehra. 2011. Plant
explorations. John Wiley and Sons. growth promoting rhizobacteria: A
Hoboken critical review. Journal Life Sciences
Bui, F., M. A. Lelang, I. C. O. Roberto, dan and Medicine Research. 21(3): 1-30.
Taolin. 2015. Pengaruh komposisi Setiawan, E. 2009. Pengaruh empat
media tanam dan ukuran polybag macam pupuk organik terhadap
terhadap pertumbuhan dan hasil pertumbuhan sawi (Brassica juncea
tomat (Lycopercicum escelentum L.). Journal Embryo. 6(1): 27-34.
Mill). Jurnal Pertanian Konservasi Setyanti, Y., H. Anwar, dan S. Slamet.
Lahan Kering. 1(1): 1-7. 2013. Karakteristik fotosintetik dan
Effi, I. M. 2009. Pembuatan pupuk organik serapan fosfor hijauan alfafa
cair dan padat. Jakarta: Penebar (Medicago sativa) pada tinggi
Swadaya. pemotongan dan pemupukan
Fahmi, A., Syamsudin, S. N. H. Utami, nitrogen yang berbeda. Jurnal Animal
dan B. Radjagukguk. 2010. Agriculture 2(1): 86-96.
Pengaruh interaksi hara nitrogen dan Soedarya, A. P. 2009. Analisis labu siam.
fosfor terhadap pertumbuhan Bandung: CV. Pustaka Grafika.
tanaman jagung (Zea mays L.) pada Tatik, T. R. dan M. Ihsan. 2014. Kajian
tanah regosol dan latisol, Jurnal perbanyakan vegetatif tanaman
Berita Biologi. 10(3): 297-304. binahong (Andredera cordifolia (Ten)
Gustia, H. 2013. Pengaruh penambahan Steenis) pada beberapa media
sekam bakar pada media tanam
1853