BIOLOGI TERAPAN
DISUSUN OLEH
DOSEN PENGAMPU:
NOVI NOVRITA,M.M.Si
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan taufiq, hidayah, rahmat
dan karunianya serta kelapangan berpikir dan waktu, sehingga saya dapat menyusun
dan menyelesaikan makalah dengan judul “PEMANFAATAN BIOLOGI DALAM
BIDANG KEHUTANAN”. Makalah ini disusun sebagai tugas yang diberikan
oleh guru pembimbing matapelajaran "BIOLOGI TERAPAN".
Kemudian saya juga menyadari bahwa materi dan teknik yang saya sampaikan dalam
makalah ini masih memiliki beberapa kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran dari
pembaca sangat diharapkan agar makalah ini menjadi lebih baik. Atas kritik dan
sarannya saya mengucapkan terimakasih.
Akhir kata pengantar saya mengucapkan terima kasih karena telah berkenan membaca
makalah ini. Semoga memberikan manfaat kepada kita semua.
Kelompok 2
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara definisi, istilah biologi mempunyai pengertian: penerapan prinsip-
prinsip biologi , biokimia, dan rekayasa dalam pengolahan bahan dengan
memanfaatkan agensia jasad hidup dan komponen-komponenya untuk
menghasilkan barang dan jasa.
Prinsip-prisip biologi telah digunakan untuk membuat dan memodifikasi
tanaman, hewan, dan produk makanan. Biologi yang menggunakan teknologi
yang masih sederhana ini disebut biologi konvensional atau tradisional.
Penerapan biologi konvensional ini sering diterapkan dalam pembuatan produk-
produk makanan. Seiring dengan perkembangan dan penemuan dibidang
molekuler maka teknologi yang digunakan dalam biologi pada saat ini semakin
canggih. Salah satu nya adalah biologi kehutanan. Maka makalah ini akan di
bahas secara khusus tentang prinsip-prinsip ilmiah( biologi molekuler) dan
perekayasaan (rekayasa genetik) yang diterapkan didalam usaha biologi dibidang
kehutanan.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
3
3. Mengetahui pemanfaatan pemanfaatan biologi kehutanan;
BAB II
PEMBAHASAN
BIOLOGI KEHUTANAN
A. Pengertian Biologi Kehutanan
Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumberdaya
alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungan, yang satu
dengan yang lainnya tidak dapat dipisahkan. Fungsi hutan yang memiliki nilai lebih
sebagai pemukiman penduduk: hutan Sebagai Penyerap Karbondioksida, sebagai sumber
kehidupan, pencegah banjir, sumber air cadangan, dan sebagai pengatur iklim
4
B. Aplikasi Biologi Bidang Kehutanan
Embrio somatik dapat terbentuk melalui dua jalur, yaitu secara langsung maupun
tidak langsung (melewati fase kalus). Embriogenesis somatik langsung adalah proses
perkembangan embrio secara langsung pada potongan eksplan tanpa melalui fusi gamet,
dan terjadi pada eksplan yang masih muda (George dan Sherrington, 1984). Sedangkan
embryogenesis somatik tidak langsung yaitu proses perkembangan embrio melalui
pembentukan kalus yang berasal dari akar, tangkai daun, tangkai bunga, daun, batang,
atau embrio zigot yang mampu membentuk kalus embrigionik.
5
Studi Kasus : Perbanyakan Massal Tanaman Sagu ( Metroxylon sagu Rottb. ) Melalui
Embriogenesis Somatik
6
7) Aklimatisasi pada Lingkungan Ex Vitro.
Aklimatisasi adalah proses adaptasi planlet yang tumbuh heterotrof di
laboratorium (in vitro) dengan medium yang kaya dan lingkungan terkendali ke
lingkungan luar (ex vitro) yang fluktuatif dan ekstrem, serta planlet harus menyerap hara
dan air sendiri (autotrof)
Gambar 19: Tahapan embriogenesis somatik tanaman sagu: (A). Kalus remah (friable),
(B). Embrio somatic pada berbagai tahap perkembangan, (C). Pertumbuhan planlet pada
medium padat, (D). Pembentukan akar planlet dalam medium cair, (E). Aklimatisasi bibit
sagu
Sumber : https://spark.adobe.com/page/YMEJ2/
Aplikasi biologi dalam bidang kehutanan seperti yang telah diuraikan di atas,
bukanlah hanya sekedar teori. Usaha-usaha melalui uji coba dari skala laboratorium
hingga penerapannya di lapangan, bahkan perhitungan secara ekonomi untuk skala hutan
indistri telah dilakukan di beberapa negara seperti Canada dan New Zealand.
7
Dengan melihat laju deforestrasi di negara yang saat ini masih terus berlangsung,
aplikasi biologi akan sangat bermanfaat dalam menciptakan hutan industri yang cukup
berkualitas, dimana kebutuhan akan kayu baik untuk bahan kontruksi maupun untuk
bahan baku kertas dan pulp ataupun sebagai sumber energi tidak lagi tergantung pada
hutan-hutan alami yang ada.
Secara tidak langsung terciptanya hutan sebagai produk biologi juga dapat
menjaga lestarinya keanekaragaman hayati yang ada. Disamping itu, sumber daya hutan
akan mampu secara berkelanjutan menunjang kehidupan manusia dari satu generasi ke
generasi berikutnya.
Manfaat hutan kini tidak hanya sekedar untuk memenuhi kebutuhan manusia
secara langsung saja, tetapi juga sebagai tempat tersimpannya sumber plasma nutfah,
yakni sebagai tempat berkumpulnya jenis-jenis alami yang melalui sentuhan teknologi
bisa menjadi jenis yang berguna bagi manusia. Dalam sistem perekonomian bangsa dan
bahkan sistem perekonomian dunia, hutan juga memiliki arti yang sangat penting. Hutan
bisa mendatangkan devisa yang sangat besar bagi negara. Manfaat lain yang tidak kalah
penting adalah bahwa hutan merupakan wahana dalam melestarikan ekosistem, baik
dalam pengertian regional maupun global.
Dari segi kepentingan komersial, hutan merupakan sumber kayu untuk konstruksi
atau bahan bangunan, sumber bahan mentah untuk produksi kertas dan pulp, serta sebagai
sumber energi. Secara teoritis pemenuhan kepentingan akan kayu yang bersumber dari
hutan diharapkan tidak mengurangi luasnya hutan yang ada, serta tidak merusak dan
mengurangi jenis-jenis makhluk hidup yang ada di dalamnya, sehingga hutan akan tetap
mampu menyangga kehidupan manusia di masa yang akan datang serta mampu
mempertahankan keseimbangan ekosistem. Konsep pengelolaan hutan seperti ini sesuai
dengan apa yang diinginkan dalam konsep pembangunan berkelanjutan. Namun
demikian, dalam kenyataannya eksploitasi hutan untuk memenuhi kebutuhan akan kayu
telah menyebabkan berbagai kerusakan hutan hingga hilangnya sebagian luas hutan.
8
Ketidakseimbangan antara laju penebangan dan penanaman kembali merupakan
penyebab utama hilangnya sebagaian luas hutan.
Untuk mencegah laju penyusutan luas hutan atau deforestrasi yang semakin besar
diperlukan adanya usaha global untuk memasukan tumbuhan-tumbuhan hutan penghasil
kayu ke dalam era modern pemuliaan tanaman (plant breeding). Optimasi produktivitas
hutan dengan memperhatikan jenis tumbuhan yang menjadi sumber utama penghasil kayu
di masa yang akan datang melalui program-program peningkatan kualitas yang
terakselerasi dengan memadukan teknik-teknik konvensional dan modern merupakan
kunci keberhasilan reforestrasi (penghutanan kembali) dan managemen hutan komersial
di masa yang akan datang. (http://fdib.tripod.com/makalah/adi.html)
9
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
10
DAFTAR PUSTAKA
https://hidroponikalami.blogspot.co.id/2016/10/teknik-hidroponik-sistem-pasang-
surut.html (14/03/2018) 12:45
http://www.atobasahona.com/2016/08/peranan-bioteknologi-ekonomi-kehutanan.html
http://www.urbanhidroponik.com/2016/04/sejarah-ringkas-hidroponik-indonesia-dan-
dunia.html(14/03/2018) 10:30
11