Anda di halaman 1dari 24

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hibridisasi merupakan suatu perkawinan silang antara berbagai jenis spesies

pada setiap tanaman. Yang mempunyai tujuan untuk memperoleh organisme

dengan sifat-sifat yang diinginkan dan dapat berfariasi jenisnya. Pad peristiwa

hibridisasi akan memperoleh kombinasi genetikyang diperoleh melalui

persilangan dua atau lebih tetua yang berbeda genotipnya. Emaskulasi atau sering

disebut kastrasi merupakan pengambilan tepung sari pada kelamin jantan agar

tidak terjadi penyerbukan sendiri. Dalam proses pengambilan tepung sari tersebut

dilakukan pada saat sebelum kepala putik masak agar lebih menjaga dan

memperkecil kemungkinan terjadinya penyerbukan.

Dalam dunia pertanian dan dalam sub ilmu pemuliaan tanaman khususnya

ada yang di namakan dengan kastrasi dan hibridisasi tanaman, Kastrasi dan

hibridisasi adalah teknik yang digunakan oleh para pemulia yaitu orang yang

berusaha untuk memperbanyak tanaman dalam lingkup pemuliaan tanaman untuk

meningkatkan produktifitas dari tanaman yang dimuliakan, kastrasi

disinimerupakan proses untuk menghilangkan kelamin jantan dari suatu bunga

pada tanaman untuk menghindari atau mencegah terjadinya penyerbukkan sendiri.

Kastrasi digunakan agar tanaman itu tidak menyerbuk sendiri, jika suatu tanaman

menyerbuk sendiri secara terus menerus mungkin dari filal juga tidak bisa optimal

dalam hal produksinya.Pemuliaan adalah suatu cara yang sistematik merakit

keragaman genetik menjadi suatu bentuk yang bermanfaat bagi manusia. Dalam

proses ini diperlukan bahan baku berupa keanekaragaman genetik (plasma nutfah)
2

yang tesedia di alam. Untuk pemuliaan tanaman dan hewan, peranan penelitian

untuk mendapatkan bibit unggul adalah sangat penting.

Kastrasi bertujuan untuk mencegah terjadinya penyerbukan sendiri (self

fertilization). Kastrasi berfungsi agar tanaman dapat lebih menghasilkan ke

pertumbuhan vegetatif (penguatan batang yang lebih besar) dan juga untuk

merangsang pembentukan bunga betina yang sempurna. Munculnya bunga jantan

pada tandan bunga berkisar antara 6-12 hari. Kastrasi dilakukan setiap hari sesuai

dengan kemunculan jantan. Ada beberapa cara untuk melakukan kastrasi yaitu

dengan menggunakan pompa pengisap, perlakuan dengan alkohol, dan secara

manual dengan menggunakan pinset.

Keberhasilan suatu program pemuliaan tanaman tergantung kepada luas

sempitnya variabilitas karakter yang dikehendaki. Variabilitas menggambarkan

bagaimana keragaman baik genetik maupun fenotipe pada suatu karakter.

Karakter yang memiliki variabilitas luas memungkinkan seorang pemulia

‘memilih’ individu tanaman yang sesuai dengan tujuan program pemuliaan

tanaman yang sedang dihadapi.

Upaya untuk memperluas variabilitas, terutama variabilitas genetic, dapat

ditempuh baik dengan cara konvensional maupun inkonvensional. Cara antara lain

melalui penggunaan mutagen, rekayasa genetika. Sedangkan cara konvensional

yang biasa dilakukan adalah melalui persilangan antar tanaman (hibridisasi).

Melalui hibridisasi akan terjadi rekombinasi gen karakter dari kedua tetua.

Keberhasilan suatu persilangan banyak dipengaruhi oleh diberbagai factor.

Akan tetapi, titik tolak yang harus diperhatikan adalah apa yang menjadi tujuan

persilangan yang akan dilakukan, bagaimanakah kendali genetic dari karakter

yang akan kita ‘rakit’ pada tanaman target, apakah karakter yang kita kehendaki
3

tersedia secara mudah/sulit dan variabilitas genetiknya luas/ sempit? Dengan

berlandasan pada pengetahuan tentang pertanyaan- pertanyaan tersebut, maka

langkah pemuliaan tanaman melalui persilangan akan memperoleh hasil sesuai

dengan harapan.

Faktor teknis dilapangan yang harus dikuasai oleh seseorang yang akan

melakukan hibridisasi adalah diantaranya :

Kita harus mengetahui waktu berbunga dari tanaman yang akan kita silangkan.

Apakah waktu pemasakan bunga jantan dan bunga betina bersamaan ataukah

berbeda waktunya? Bila waktunya berbeda maka kita harus mengupayakan ketika

akan melakukan persilangan tanaman telah tersedia bunga janta dan betina dalam

jumlah yang memadai. Hal ini dapat ditempuh dengan mengatur waktu tanam,

dimana salah satu tetua ditanam terlebih dulu, sehingga saat berbunga kedua tetua

yang terjadi pada masa relatif bersamaan.

Berkenaan dengan poin 1, maka kita pun harus mengetahui bagaimana cirri-

cirri bunga yang telah siap untuk disilangkan, kapan saat reseptif (bunga betina

siap kawin) dan anthesis (bunga jantan siap kawin). Apabila hal ini diabaikan

maka dapat dipastikan bahwa persilangan yang kita lakukan peluangnya sangat

kecil untuk berhasil.

Kita harus berhati- hati dalam melakukan persilangan, misalnya dalam

melakukan pembungaan bagian- bagian dari bunga betina (kelopak bunga,

mahkota bunga, bunga yang tidak diperlukan), pengebirian ( pembuangan anther/

benang sari pada bunga betina), dan penyerbukan buatan (menempelkan serbuk

sari/ pollen pada kepala putik bunga betina), serta mengisolasi hasil persilangan

buatan kita dari kemungkinan terkontaminasi oleh serbuk sari/pollen tanaman lain

yang tidak kita kehendaki.


4

B. Tujuan

Memberi pemahaman mengenai persilangan tanaman cabai yang baik dan

benar. Penulis dapat mengetahui sistgem kastrasi dan hibridisasi dalam melakukan

persilangan bunga jantan dan betina pada tanaman cabai.


5

II. TINJAUAN PUSTAKA

Klasifikasi Tanaman Cabai

Cabai merupakan tanaman semusim (annual) yang tumbuhnya tegak dengan

batang berkayu dan bercabang serta tergolong tumbuhan yang menghasilkan biji

(spermatophyta). Tanaman juga termasuk tanaman perdu dengan rasa buah pedas

yang disebabkan oleh kandungan capsaicin.

Berikut klasifikasinya : Kingdom : Plantae (Tumbuhan), Divisi : Magnoliophyta

(Tumbuhan berbunga), Kelas : Magnoliopsida (Berkeping dua), Ordo : Solanales,

Familia : Solanaceae, Famili : Solanaceae (Suku terung-terungan), Genus :

Capsicum, Spesies : Capsicum annuum L

Morfologi

Akar

Pitojo (2003) menyatakan bahwa perakaran tanaman cabai cukup kuat, terdiri

atas akar tunggang, akar cabang, dan akar serabut. Sunaryono(1999)

menambahkan cabai mempunyai akar tunggang yang dalam, dengan susunan akar

samping, yang berbentuk serabut, yang baik susunannya

Batang

Tanaman cabai termasuk tanaman semusim yang berbentuk perdu, tinggi

batangnya kurang dari 1,5 m. Cabangnya banyak, berbentuk bulat sampai agak

persegi dengan posisi yang cenderung tegak. Warna batang kehijauan sampai

keunguan, dengan ruas berwarna hijau atau ungu, tergantung varietasnya

(Sunaryono, 1999). Batang tanaman cabai dibedakan menjadi dua macam, yaitu
6

batang utama dan percabangan (batang sekunder). Batang utama berwarna coklat,

berkayu, panjangnya 20-28 cm, dan diameter 1,5-2,5 cm. Percabangan lebih kecil

dari batang utama, berkisar antara 0,5-1 cm. Cabang yang terletak dekat batang

utama, diameternya lebih besar dibandingkan dengan bagian atasnya (Nawangsih,

1994).

Daun

Daun berbentuk lonjong sampai bulat panjang dengan ujung meruncing.

Warna daun hijau kelam sampai keunguan (Sunaryono, 1999). Rubatzky

&Yamaguchi (1997) menyatakan bahwa bentuk daun cabai adalah lanset dan

bulat telur lebar, permukaannya halus dengan bulu jarang.Tangkai daun horizontal

atau miring, dengan panjang 4-10 cm dan lebar 1,5-4 cm. Panjang daun atau

cuping mahkota bunga adalah 1-1,5 cm dengan lebar 0,5 cm (Setiadi, 1999).

Bunga

Bunga yang dimiliki oleh tanaman cabai merah adalah bunga sempurna,

berdiri tunggal atau berkelompok pada ketiak daun. Tiap bunga mempunyai 5

daun buah, dan 5-6 daun mahkota, yang berwarna putih dan ungu, tergantung

varietasnya. Bunga mempunyai sebuah putik dengan kepala bulat. Benang sari 6

terdiri dari 5-6 buah tangkai sari, dengan kepala sari lonjong berwarna biru

keunguan (Sunaryono, 1999). Pada saat bunga mekar, kotak sari masak dan dalam
7

waktu relatif singkat tepung sari keluar mencapai kepala putik denganperantara

serangga atau angin. Kusandriani (1996) menyatakan bahwa di antara kultivar-

kultivar cabai terdapat perbedaan dalam letak kepala putik terhadap kotak sari

yang disebut heterostyly. Posisi dan ukuran stigma sangat berpengaruh pada

terjadinya penyerbukan silang. Pada bunga yang kepala putiknya lebih tinggi dari

kotak sari (bentuk pin) akan terjadi penyerbukan silang. Pada bunga yang letak

kepala putiknya lebih rendah dari kotak sari (bentuk thrum) akan terjadi

penyerbukan sendiri. Hal ini yang

menyebabkan tanaman cabai pada

kultivar tertentu dapat mengadakan

penyerbukan sendiri dan pada kultivar

lainnya terjadi penyerbukan silang.

Frekuensi penyerbukan silang pada

cabai cukup tinggi antara 6-36%

(Odland dan Portier, 1941; Greenleaf 1986) dalam Kusandriani (1996).

Buah

Buah cabai termasuk dalam buah buni berbiji banyak. Buah seringkali tumbuh

tunggal pada setiap buku, dan buah jamak (biasanya dua atau tiga) per buku.

Rubatzky & Yamaguchi (1997) menyatakan bahwa bentuk buah sangat bervariasi,

berkisar dari linear, kerucut, atau bulat dan kombinasi bentuk tersebut. Buah dapat

berdinding tebal atau tipis, dan panjang buah berkisar dari 1 cm hingga lebih dari

30 cm, dan diameter 1 cm hingga sekitar 15 cm. Setiadi (1999) menyatakan

bahwa bentuk buah cabai bulat sampai bulat panjang, mempunyai 2-3 ruang yang

berbiji banyak. Letak buah cabai merah umumnya bergantung, dengan warna

buah muda ada yang hijau, putih kekuningan dan ungu. Sedangkan buah yang
8

sudah tua (matang), umumnya berwarna kuning sampai merah, dengan aroma

yang berbeda. Bijinya kecil, bulat pipih seperti ginjal (buah pinggang), dengan

warna kuning kecoklatan. Berat 1000 biji kering berkisar antara 3-6 gram

Kandungan Gizi Cabai

Cabai ternyata memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi. Dalam 100

gram cabai merah terkandung kalori 31,0 kal, protein 1,0 g, lemak 0,3 g,

karbohidrat 7,3 g, kalsium 29,0 mg, fosfor 24,0 mg, besi 0,5 mg, vitamin A 470

SI, vitamin C 18,0 mg, vitamin B1 0,05 mg, vitamin B2 0,03 mg, niasin 0,20 mg,

kapsaisin 0,1 s/d 1,5%, pectin 2,33%, pentosan 8,57%, pati 0,8 s/d 1,4%.

Rasa pedas cabai ditimbulkan oleh senyawa kapsaisin yang menyebabkan

masakan menjadi lebih nikmat dan menggugah selera. Senyawa kapsaisin pada

cabai juga berfungsi untuk merangsang pengeluaran air liur dalam mulut dan

lambung sehingga pencernaan berjalan lebih lancar. Rasa pedas di lidah dapat

menimbulkan rangsangan ke otak untuk mengeluarkan endorfin (opiat endogen)

yang dapat menghilangkan rasa sakit dan menimbulkan perasaan lebih sehat

Syarat Tumbuh

Tanah

Tanaman cabai dapat tumbuh di segala tipe tanah, dan ketinggian tempat,

tapi lebih baik jika ditanam di dataran rendah pada tanah yang mengandung pasir

(porositasnya tinggi), pH tanah yang baik adalah antara 5,5 - 6,5, namun tanaman

cabai merah toleran terhadap tanah masam yang pH-nya kurang dari 5, hanya saja

buahnya kurang lebat dan pertumbuhannya agak kerdil. Tanah yang subur, banyak

mengandung bahan organik/humus, lapisan bunga tanahnya tebal, sangat cocok


9

untuk tanaman cabai merah, karena sistem perakarannya luas dan agak dalam

(Sunaryono, 1999).

Setiadi (1999) menyatakan bahwa tanah yang sesuai untuk menanam cabai

merah adalah tanah yang subur, kaya bahan organik, pH tanah 6,0 - 7,0, akan

lebih baik jika pH tanah 6,5. Tanah yang bertekstur remah, gembur, tetapi

tanaman cabai masih dapat ditanam di tanah lempung (berat), tanah agak liat,

tanah merah, maupun tanah hitam.

Suhu

Suhu yang baik untuk pertumbuhan dan pembuahan cabai berkisar antara

21-28 ºC. Suhu harian yang terlalu terik (diatas 32 ºC) menyebabkan tepung sari

tidak berfungsi, sehingga produksi rendah, dan jika suhu malam yang tinggi,dapat

menyebabkan pembentukan buah rendah. Bila waktu berbunga, suhunya turun di

bawah 15 ºC, pembuahan dan pembijiannya dapat terganggu (Sunaryono, 1999).

Ketinggian Tempat

Sudarya (1995) menyatakan bahwa tanaman cabai merah dapat ditanam di

dataran rendah (suhu tinggi) maupun di daerah dataran tinggi (suhu rendah)

sampai pada ketinggian 1400 m dpl, tetapi pertumbuhan yang terjadi di dataran

rendah lebih cepat. Sunaryono (1999) menyatakan bahwa ketinggian tempat yang

dapat ditanami cabai dengan menghasilkan produksi yang cukup baik, hanya

sampai pada ketinggian 800 m dpl.

Curah Hujan

Tanaman cabai lebih senang tumbuh di daerah yang tipe iklimnya lembab

sampai agak lembab, tidak suka curah hujan yang lebat, tetapi pada stadia tertentu

perlu banyak air. Pada musim hujan tanaman mudah stress/mengalami tekanan,

sehingga bunga sedikit dan banyak bunga yang tidak mampu menjadi buah,serta
10

buah yang jadi mudah gugur karena tekanan (pukulan) air hujan yang lebat. Curah

hujan yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman cabai merah adalah ±600-1200

mm/tahun. Bila waktu berbunga tanaman kekurangan air, banyak bunga yang

gugur dan tidak mampu menjadi buah.Tanaman cabai merah lebih sering ditanam

di daerah yang terbuka (tidak terlindung). Di tempat yang teduh karena terlindung

pohon atau dibawah rumah kaca yang atapnya gelap, tanaman mudah terserang

penyakit tepung daun (Oidium sp.,Cladosporium sp.) dan bunganya sedikit

(Sunaryono,1999).

Kelembaban

Tanaman cabai dapat tumbuh dengan baik di daerah yang mempunyai

kelembaban udara tinggi sampai sedang. Kelembaban udara yang terlalu rendah

akan mengurangi produksi cabai (Tjahjadi, 1993). Kelembaban yang rendah dan

suhu yang tinggi menyebabkan penguapan tinggi, sehingga tanaman akan

kekurangan air. Akibatnya kuncup buah dan bunga yang masih kecil banyak yang

gugur(Pracaya, 1995).

Persiapan Lahan penyemaian

Persemaian:

Persemaian dibuat dalam bedengan/ rak yang diberi naungan plastik trasparan.

Buat campuran media semai 2 ember tanah + 1 ember pupuk kandang lalu diayak.

Dari 90%-nya bisa dijadikan 300-400 polybag. Benih ditanam dalam polybag/

plastik semai ukuran 4x6 cm, dibuat lubang semai 0.5 cm dan ditutup tanah halus

atau abu. Bibit dapat dipindah ke lapang setelah 17-21 hari


11

Persiapan lahan :

Sebelum menanam cabe hendaknya tanah diolah terlebih dahulu, agar tanah-

tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran udara di dalam tanah

menjadi baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang

meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah.

Pengolahan tanah dilakukan dengan menghancurkan bongkahan-bongkahan tanah

sehingga menjadi lebih halus dan lahan siap digunakan.

Setelah melakukan pengolahan lahan, proses berikutnya adalah membuat

bedengan. Fungsi bedengan tersebut adalah untuk memudahkan pembuangan air

hujan, melalui selokan, memudahkan meresapnya air hujan maupun air

penyiraman ke dalam tanah serta memudahkan untuk proses pemeliharaan

tanaman. Ukuran bedengan pada lahan cabe biasanya memiliki lebar 100 cm.

panjangnya disesuaikan dengan kondisi tanah, tinggi bedengan kurang lebih 20

cm, dan jarak antar bedengan 100 cm. Ukuran bedengan : Lebar : 100 cm, Tinggi

: 20 cm, Jarak antar bedengan : 100 cm

Penanaman

Penanaman tanaman cabai : Pilih bibit yang baik dan sehat. Masukan bibit

pada lubang yang telah di buat dan timbun kembali. Penanaman bibit pada

bedengan dilakukan setelah berumur 21 – 24 hari. Jarak tanam 50 x 60 cm untuk

dataran rendah dan 60 x 75 cm untuk dataran tinggi. Setelah selesai tanam dilakukan

penyiraman air secukupnya. Beri tiang penyangga agar menguatkan tanaman.


12

Perawatan

Pemeliharaan dan perawatan tanaman cabe ini bisa dibagi menjadi beberapa

point, yaitu :

Pemupukan

Pemupukan ini tergantung dari jenis tanaman cabe yang ditanam. Jika

menanam di lahan pertanian berikan pemupukan tambahan dengan dosis satu

sendok makan NPK per polybag setiap bulannya. Sedangkan jika anda menanam

cabe secara organik, sebagai ganti pupuk NPK, semprotkan pupuk organik cair

pada masa pertumbuhan daun dan pertumbuhan buah. Tambahkan satu kepal

kompos atau pupuk kandang (lebih diutamakan pupuk dari kambing) pada saat

tanaman mau berbuah.

Penyiraman

Penyiraman tanaman cabe sebaiknya dilakukan minimal 3 hari sekali.

Apabila matahari bersinar terik, siram tanaman setiap hari.

Pemangkasan

Tunas-tunas muda pada tanaman cabe yang tumbuh di ketiak daun

sebaiknya dihilangkan (dipangkas). Pemangkasan dimulai pada hari ke-20 setelah

tanam, biasanya dilakukan tiga kali hingga terbentuknya cabang. Fungsi

pemangkasan ini adalah untuk mengontrol agar tanaman cabe tidak tumbuh ke

samping ketika batang belum terlalu kuat menopang.

Penanggulangan Hama dan Penyakit

Ada begitu banyak macam hama/penyakit tanaman yang menyerang

tanaman cabe, dan tiap hama/penyakit memerlukan penanganan yang berbeda.

Lakukanlah perawatan dengan mencabuti rumput di sekitarnya. Petik daun yang


13

telah kuning agar pertumbuhan cabe

menjadi produktif. Penggunaan pestisida

sebaiknya hanya dilakukan apabila

tanaman terlihat terserang hama atau

sakit. Apabila terlihat ada hama putih

pada daun tanaman cabe semprot dengan pestisida, bila terlihat ada bakal ulat

semprot dengan insektisida secukupnya, kalau terlihat jamur gunakan fungisida.

Beberapa pengalaman dari para petani ada cara unik untuk mengatasi hama putih

pada tanaman cabe yaitu menggunakan salah satu musuh alaminya: belalang

sembah atau walang wadung kalau di daerah jawa menyebutnya.

Persilangan

Langkah pertama ialah :

Persiapan

Persiapan di sini ialah persiapan untuk melakukan kastrasi dan

penyerbukan silang, yang harus di persiapkan ialah meliputi penyediaan alat-alat

antara lain pisau kecil yang tajam, gunting, pinset dengan ujung yang runcing,

jarum yang panjang dan lurus, alcohol dalam botol kecil yang berguna untuk

mensterilkan alat-alat tersebut dan juga wadah untuk tempat serbuk sari .

Perlengkapan lainya nyang perlu di persiapkan ialah label dari kertas yang tahan

air, dan selanjut nya label tersebut di beri nomor urut.

Kastrasi

Kastrasi adalah kegiatan membersihkan bagian tanaman yang ada di sekitar

bunga yang akan di emaskulasi dari kotoran, serangga, kuncup-kuncup bunga

yang tidak di pakai serta organ tanaman lain yang menganggu kegiatan
14

persilangan. Membuang mahkota dan kelopak juga termasuk kegiatan kastrasi .

secara umum alat yang di gunakan adalah gunting, pisau, dan pinset.

Emaskulasi

Emaskulasi adalah kegiatan membuang alat kelamin jantan ( stamen ) pada

tetua betina, sebelum bunga mekar atau sebelum terjadi penyerbukan sendiri.

Emaskulasi terutama di lakukan pada tanaman berumah satu ya ng Hermaprodit

dan Fertile. Cara emaskulasi tergantung pada morfologi bunga nya.

Isolasi

Isolasi dilakukan agar bunga yang di emaskulasi tidak terserbuki oleh serbuk

sari asing . sehingga baik bunga jantan maupun bunga etina harus di kerudungi

dengan kantung. Kantung bisa terbuat dari kertas tahan air, kain, plastic dan lain-

lain. Ukuran kantung di sesuaikan dengan ukuran bunga tanaman yang

bersangkutan , usahakan agar kantong dapat tahan dengan baik dan tidak mudah

lepas.

Pengumpulan Serbuk Sari

Pengumpulan serbuk sari dari pohon tetua jantan dapat di mulai beberapa jam

sebelum kuncup-kuncup bunga itu mekar . bila letak pohon tetua betina jauh dari

pohon jantan, maka pengangkutan kuncup-kuncup bunga dari tetua jantan ke

tetua betina akan memakan waktu yang lama. Agar kuncup bunga itu tidak lekas

layu dan tahan lama dalam keadaan segar , hendak nya kuncup bunga itu di petik

dan di angkut pada pagi hari sebelum matahari terbit atau pada sore hari setelah

matahari terbenam.
15

Penyerbukan

Penyerbukan buatan di lakukan antara tanaman yang berbeda genetic nya.

Pelaksanaanya terdiri dari pengumpulan pollen ( serbuk sari ) yang viable atau

anter dari tanaman tetua jantan yang sehat, kemudian menyerbukan nya ke stigma

tetua betina yang telah di lakukan emaskulasi.

Pelabelan

Ukuran dan bentuk label berbeda-beda dan umum nya label terbuat dari kertas

tahan air. Secara umum pada label tertulis informasi tentang nomor yang

membedakan tanaman satu dengan tanaman lainya, waktu emaskulasi, waktu

penyerbukan, nama tetua jantan dan tetua betina, dan kode pemulia atau yang

menyilangkan nya.

Panen

Pemanenan pada cabai merah saat umur 87-90. Ukuran Buah panjang 11,5-

14,1 cm, diameter 0.78-0.85 cm, permukaan kulit halus, berat perbuah 17-18 g.

Tanaman cabai dapat dipanen setiap 2 – 5 hari sekali tergantung dari luas tanaman

dan kondisi pasar. Pemaenan dilakukan dengan cara memetik buah beserta

tangkainya yang bertujuan. Agar cabai dapat disimpan lebih lama dan tidak

mudah buah membusuk.


16

III. BAHAN DAN METODE

A. Bahan dan Alat

 Benih cabai keriting dan cabai rawit

 Tusuk gigi

 Lable

 Sekam

 Cangkul

 Garuk

 Gembor

 Alat tulis

 pupuk

B. Pelaksanaan

Prosedur Kerja pada praktikum kali ini adalah :

a. Menyiapkan alat dan bahan

b. Mengambil bunga jantan pada pagi hari sebelum matahari terbit

c. Membuka bunga betina yang masih kuncup pada pagi hari sebelum

matahari terbit.

d. 4 Cara pengebirian bunga:

 Memilih bunga yang masih kuncup, memegang antara

telunjuk dan ibu jari tangan.

 Membuang kelopak bunga dengan pinset sehingga terlihat

mahkota bunga yang membungkus bakal buah.


17

 Mencabut mahkota bunga dengan pinset.

 Membuang kepala sari sampai bersih dengan menggunakan

pinset, sehingga hanya tinggal kepala putik.

e. Menyilangkan dengan cara:

 Mengambil yang telah mekar dan masih segar dari tanaman

induk jantan.

 Membuka mahkota bunga yang menyelubungi alat jantan

dengan pinset, kemudian mengambil bunga jantan.

f. Mengoleskan tepung sari tersebut pada kepala putik yang telah

dikebiri.

g. Memberi etiket bunga yang telah disilangkan, agar kelak polong

dapat dikenali dengan mudah.

h. Melakukan penyilangan ini pada pagi hari sebelum matahari terbit

(± pukul 05.00)
18

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Tinggi Tanaman

Hasil pengamatan yang telah diperoleh terhadap tinggi tanaman cabai

setelah dilakukan analisis sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian pupuk

kandang ayam dan pupuk urea serta interaksinya memberikan pengaruh yang

tidak nyata terhadap tinggi tanaman. Rerata tinggi tanaman pada tanaman cabai

dapat dilihat pada Tabel

Tabel 1. Rerata tinggi tanaman cabai dengan pemberian pupuk kandang ayam dan

Pupuk urea.

Tinggi Tanaman Cabai Keriting

HST 7 14 21 28 35 42 49

Keriting 1 4 6 9 14 19,3 23,7 28

Keriting 2 3 5 8 13,5 18,4 22,5 27

Keriting 3 3 4 8 12 18 22,3 27

Tinggi Tanaman Cabai Rawit

HST 7 14 21 28 35 42 49

Rawit 1 4 5 9 14,3 19,6 23,2 28

Rawit 2 4 6 10 15 20,8 25 29

Rawit 3 4 5 8 13 18,7 22,8 28

Tabel 1 menunjukkan bahwa semua perlakuan tidak berbeda nyata, hal ini
19

diduga karena kebutuhan nutrisi dan air yang diberikan pada tanaman telah

tercukupi untuk pertumbuhan tanaman, sehingga pertumbuhan tinggi tanaman

sudah mencapai taraf yang optimal. Menurut Prajnanta (2003) tinggi optimum

pada tanaman cabai berkisar antara 60-120 cm. Faktor lain yang mempengaruhi

tinggi tanaman selain unsur hara dan air adalah suhu (temperatur). Diketahui suhu

di dalam rumah kaca cukup tinggi sehingga transpirasi pada tanaman juga tinggi,

walaupun transpirasi menyebabkan kehilangan air dalam jumlah yang cukup besar

bagi tanaman namun diketahui bahwa salah satu keuntungan transpirasi bagi

tanaman adalah mempercepat laju pengangkutan unsur hara dari akar tanaman ke

daun, sehingga unsur hara yang tersedia bagi tanaman lebih cepat dimanfaatkan

oleh tanaman untuk proses fotosintesis.

B. Umur Tanaman

Tumbuh Bunga Pertama

Cabai Keriting Cabai Rawit

1 2 3 1 2 3

36 42 44 39 32 42

Dari hasil tabel pengamatan bunga tersebut, bahwa bunga pertama

tanaman cabai muncul berfariasi. Dalam satu cabang ada 2 – 6 bunga, hal

tersebut tergantung pada tingkat kesuburan tanah. Terkadang bunga cabai rontok

di sebabkan tanaman kekeringan, kurang cahaya matahari, kelebihan pupuk

nitrogen, tanah terlalu lembut, kekurangan unsur kalsium dll.


20

C. Hasil pengamatan

Seperti yang telah diutarakan bahwa kegiatan hibridisasi yang dilakukan

mengalami kegagalan, hal ini mungkin di akibatkan oleh beberapa faktor

diantaranya yaitu Penyerbukan sering mengalami kegagalan bila dilakukan pada

saat kondisi lingkungan yang tidak mendukung atau dilakukan pada saat serbuk

sari atau kepala putik dalam keadaan belum matang oleh karena itu saat

penyerbukan yang tepat merupakan faktor penting yang harus diperhatikan agar

penyerbukan berhasil dengan baik. Untuk melakukan penyerbukan harus dipilih

waktu yang tepat dan tidak boleh terlambat dimana pada saat itu putik maupun

serbuk sari dalam keadaan segar, sehat, telah matang, dan cuaca mendukung

proses persarian dengan baik. Waktu yang baik untuk penyerbukan adalah jam

05.00 pagi (sebelum bunga mekar, karena jika bunga telah mekar ditakutkan

sudah mengalami penyerbukan sendiri pada bunga yang dijadikan induk jantan).

Selain itu hal penting yang harus diperhatikan adalah cara meletakkan

serbuk sari dari induk jantan ke atas kepala putik induk betina, dan menjaganya

jangan sampai kepala putik tersebut kejatuhan serbuk sari dari tanaman lain yang

tidak dikehendaki maupun dari tanaman yang sama. Oleh karena itu, setelah

polinasi bunga ditutup/ dibungkus menggunakan plastik agar tidak terserbuku

bunga lain dan tidak rusak).


21

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Hibridisasi merupakan suatu perkawinan silang antara berbagai jenis

spesies pada setiap tanaman. Yang mempunyai tujuan untuk memperoleh

organisme dengan sifat-sifat yang diinginkan dan dapat berfariasi jenisnya.

Kastrasi bertujuan untuk mencegah terjadinya penyerbukan sendiri (self

fertilization). Kastrasi berfungsi agar tanaman dapat lebih menghasilkan ke

pertumbuhan vegetatif (penguatan batang yang lebih besar) dan juga untuk

merangsang pembentukan bunga betina yang sempurna.Seperti yang telah

diutarakan bahwa kegiatan hibridisasi yang dilakukan mengalami kegagalan, hal

ini mungkin di akibatkan oleh beberapa factor.

B. Saran

Semoga pratikun Genetika tentang Dihibrid lebih dijelaskan lagi agar

mahasiswa/i mengerti dan berhasil dalam menerapkan persilangan dihibrid pada

tanaman cabai.
22

DAFTAR PUSTAKA

Dena Nurfalah.2017.Pratikum Pemuliaan Tanaman.(Diakses pada tanggal 1


Desember 2018)
https://www.academia.edu/33616182/LAPORAN_PRAKTIKUM_PEMULIAAN
_TANAMAN

Rizki Ramadhan.2013.laporan pemuliaan tanaman cabai merah.(Diakses pada


tanggal 1 Desember 2018)
https://justkie.files.wordpress.com/2013/11/laporan-pemuliaan-tanaman-cabai-
merah4.pdf

Zenzen Zainudin.2017.kandungan dan nilai gizi yang terdapat pada buah


cabai.(Diakses pada tanggal 1 Desember 2018)
https://www.agrotani.com/kandungan-dan-nilai-gizi-terdapat-buah-cabai/

Wahyu Hendro Wibowo.2016.cara menanam cabe rawit yang paling


benar.(Diakses pada tanggal 1 Desember 2018)
http://dasar-pertanian.blogspot.com/2016/10/cara-menanam-cabe-rawit-yang-
paling.html

Ulya.2018.syarat tumbuh tanaman cabai pembenihan sampai panen(Diakses pada


tanggal 1 Desember 2018)
https://ulyadays.com/syarat-tumbuh-tanaman-cabai/

Rafli Junaidi.2014.teknik persilangan pada tanaman cabai.(Diakses pada tanggal 1


Desember 2018)
http://tokoilmulo.blogspot.com/2014/09/teknik-persilangan-pada-tanaman-
cabai.html

Indra maulana.2015. Kandungan nutrisi dan khasiat tanaman cabai. (Diakses pada
tanggal 1 Desember 2018)
http://www.infoglobalkita.com/2015/10/kandungan-nutrisi-dan-khasiat-
tanaman.html
23

TABEL KEGIATAN

Bulan

Agustus September October November Desember


N
Jenis Kegiatan
o
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Penyiapan media Semai

2 Penyemaian

3 Pengukuran lahan

4 Pembuatan plot

5 Pemberian pupuk kandang

6 Pemberian serbuk kayu

7 Pemberian dolomite

Pemindahan tanaman ke
8 plot

9 Pemupukan pertama

1 Pemupukan kedua
0

1 Penyemprotan
1

12 Persilangan pertama

13 Persilangan kedua

14 Laporan
24

DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai