MAGANG MAHASISWA
Disusun oleh:
Rachmatus Sya’diah Utari Pramono
H 0716102
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2019
Penguji I Penguji II
Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas segala limpahan rahmat
dan pertolongan-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan magang yang berjudul
DETEKSI DAN IDENTIFIKASI CENDAWAN PADA MEDIA PEMBAWA
GANDUM (Triticum aestivum. L) IMPOR DI BALAI KARANTINA
PERTANIAN KELAS I SEMARANG. Kegiatan magang ini dilakukan pada
tanggal 7 Januari 2019 – 4 Februari 2019 di Balai Karantina Pertanian Kelas I
Semarang. Kegiatan magang ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi
dalam menyelesaikan pendidikan jenjang Stara 1 (S1) Program Studi
Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Laporan
magang ini membahas tentang keadaan umum dan kegiatan yang dilakukan
penulis selama magang di Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih, kepada:
1. Bapak dan ibuk tercinta, yang dengan sabar senantiasa memberikan doa,
motivasi dan bimbingan.
2. Dekan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah
memberikan izin terselenggaranya magang ini.
3. Koordinator magang dan unit magang yang telah memberikan izin
keberjalannya magang ini.
4. Bapak Ir. Supyani, M.P., M.Agr., Ph.D. selaku Dosen Pembimbing
Mangang Program Studi Argoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
5. Bapak Drh. Wawan Sutian, M.Si selaku Kepala Balai Karantina Pertanian
Kelas I Semarang beserta jajarannya.
6. Ibu Ismiyatuningsih, SP. MSc. selaku Pembimbing Individu Magang Balai
Karantina Pertanian Kelas I Semarang.
7. Staff dan Karyawan Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang yang
telah memberikan informasi serta bimbingan dalam setiap kegiatan
magang.
8. Semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak
langsung dalam menyelesaikan laporan ini.
iii
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih ada kekurangan, sehingga
penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk penyelesaian
laporan yang lebih baik. Semoga laporan ini dapat diterima dan memberikan
manfaat baik bagi penulis, Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang dan semua
pihak.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ii
KATA PENGANTAR....................................................................................iii
DAFTAR ISI...................................................................................................v
DAFTAR TABEL...........................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR......................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................viii
I. PENDAHULUAN....................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Tujuan Kegiatan..................................................................................2
C. Manfaat Magang.................................................................................2
II. TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................4
A. Pengertian Karantina ..........................................................................4
B. Dasar Hukum Tindakan Karantina Tumbuhan...................................4
C. Deskripsi Umum Tanaman Gandum (Triticum aestivum. L)..............5
D. Pengertian Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK)...6
E. OPT/OPTK pada Gandum..................................................................7
III. TATA LAKSANA KEGIATAN............................................................9
A. Waktu dan Lokasi Pelaksanaan Kegiatan Magang.............................9
B. Metode Kegiatan.................................................................................9
C. Aspek Kajian Individu........................................................................10
D. Jadwal Kegiatan Individu....................................................................13
IV. HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN.........................................14
A. Profil Institus Mitra.............................................................................14
B. Kegiatan di Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang...................17
C. Identifikasi OPT Gandum...................................................................22
V. KESIMPULAN DAN SARAN...............................................................28
A. Kesimpulan..........................................................................................28
B. Saran....................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR LAMPIRAN
A. Latar Belakang
1
2
B. Tujuan Kegiatan
Kegiatan magang mahasiswa yang dilakukan di Balai Karantina
Pertanian Kelas I Semarang memiliki tujuan yaitu:
1. Tujuan Umum
a. Melalui kegiatan magang ini mahasiswa akan memperoleh
ketrampilan dan pengalaman kerja dalam merumuskan dan
memecahkan permasalahan yang ada di Balai Karantina Pertanian
Kelas I Semarang.
b. Mengetahui dan mempraktikkan metode dan teknik yang digunakan
dalam mencegah masuk, tersebar dan keluarnya Organisme
Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK) pada wilayah Provinsi Jawa
Tengah di Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang.
c. Mengetahui dan mempelajari mengenai faktor-faktor pengganggu
khususnya organisme pengganggu tanaman dalam budidaya
pengelolaan pasca panen di Balai Karantina Pertanian Kelas I
Semarang.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui cara deteksi dan identifikasi opt/optk pada media
pembawa gandum (Triticum aestivum. L) impor di Balai Karantina
Pertanian Kelas I Semarang.
b. Mengetahui OPT/OPTK yang terdapat pada media pembawa gandum
(Triticum aestivum. L) impor di Balai Karantina Pertanian Kelas I
Semarang.
C. Manfaat Magang
a. Mengetahui situasi dan kondisi, tugas pokok
dan perkembangan Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang.
b. Menambah pengetahuan, keterampilan, dan
kemampuan mahasiswa dalam mengidentifikasi OPT/OPTK.
c. Hasil praktik kerja lapangan dapat
digunakan sebagai bahan referensi dalam melakukan penelitian dibidang 3
pertanian.
A. Pengertian Karantina
Menurut Undang-undang republic Indonesia No 16 Tahun 1992 tentang
Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan, karantina adalah tindakan sebagai
upaya pencegahan masuk dan tersebarnya hama dan penyakit hewan, ikan atau
organisme pengganggu tumbuhan dari luar negeri dan dari suatu area ke area
lain di dalam negeri, atau keluarnya dari dalam wilayah Negara Republik
Indonesia.
Berdasarkan peraturan pemerintah republic Indonesia nomor 14 tahun
2002, karantina tumbuhan adalah tindakan sebagai upaya pencegahan masuk
dan tersebarnya Organisme pengganggu Tumbuhan dari luar negeri dan dari
suatu Area ke Area lain didalam negeru atau keluarnya dari dalam wilayah
Negara Republik Indonesia.
4
Karantina Dari Suatu Area Ke Area Lain Di Dalam Wilayah Negara
Republik Indonesia.
C. Deskripsi Umum Tanaman Gandum (Triticum aestivum. L)
Gandum (Triticum aestivum. L) merupakan bahan pangan serealia yang
pertama kali dibudidayakan umat manusia, bersamaan dengan dimulainya
usaha bercocok tanam dan memelihara hewan ternak seperti sapi dan biri-biri
(Zohary and Hopf 2000). Saat ini, gandum telah menjadi pangan pokok dilebih
dari 40 negara dan telah dikonsumsi oleh hampir seluruh penduduk dunia
(Williams 1993). Gandum berkembang di wilayah subtropis dan mediteran
seperti Rusia, Amerika Serikat, sebelah selatan Kanada, bagian utara sampai
tengah China, Turki, India, dan Australia (Nevo et al. 2002).
Hierarki taksonomi tanaman gandum secara umum adalah :
Kingdom : Plantae
Class : Monocotyledoneae
Sub class : Liliopsida
Ordo : Poales
Family : Poaceae
Sub family : Pooideae
Tribe : Triticeae
Genus : Triticum
Species : T. aestivum
Gandum termasuk kelas Monocotyledoneae (tumbuhan biji berkeping
satu dengan subclass Liliopsida, dari ordo Poales, yang dicirikan oleh bentuk
tanaman ternal dengan siklus hidup semusim. Family poaceae atau lebih
dikenal sebagai Gramineae (rumput-rumputan) memiliki ciri khas berakar
serabut, batang berbuku, dan daun sejajar dengan tulang daun. Gandum 6
merupakan tanaman serealia yang termasuk ke dalam family poaceae dengan
tribe triticeae (Nevo et al. 2002).
Gandum yang banyak dibudidayakan saat ini adalah spesies modern yang
telah mengalami evolusi panjang, yang dimulai sejak zaman prasejarah.
Konstruksi genom gandum agak rumit, karena adanya spesies Triticum yang
diploid (dua set kromosom), tetraploid (empat set kromosom) dan ada yang
hexaploid (enam set kromosom). Proses evolusi awal gandum dimulai dari
persilangan antara gandum diploid liar (Triticum uartu) dengan goat grass 1
(Aegilops speltoides). Persilangan gandum diploid liar (2n = 2x = 14) dengan
genom AuAu mengalami proses hibridisasi yang memiliki genom B yang
berkerabat dekat dengan goat grass (2n = 2x = 14) dengan genom BB sekitar
300.000-500.000 tahun yang lalu (Dvorak and Akhunov 2005).
Gandum pada awalnya diintroduksikan ke Indonesia awal abad XVIII
pada masa pemerintahan kolonial Belanda. Selain Belanda, bangsa Portugis
juga mengintroduksikan gandum untuk memenuhi kebutuhan pokok
masyarakat Portugis yang tinggal di Pulau Timor. Di Indonesia, tanaman
gandum dibudidayakan di daerah dengan ketinggian >900m dpl dengan suhu
udara optimum rata-rata 22-240C (Leonard dan Martin 1963).
9
10
iklim, topografi, keadaan luas areal tanah, sejarah singkat institusi, dan
struktur organisasi.
4. Pencatatan Data Sekunder
Pencatatan data sekunder merupakan metode pengumpulan data
dengan mencatat data-data yang telah ada, meliputi data iklim, topografi,
keadaan tanah, luas areal yang digunakan untuk kegiatan usaha institusi
mitra, sejarah singkat dan struktur organisasi institusi mitra. Data sekunder
tersebut dapat berupa data cetak maupun data digital yang menunjukkan
suatu fakta dan dapat dimanfaatkan untuk pelaporan, mengidentifikasi
suatu kasus atau bahkan untuk memecahkan masalah tersebut secara
komprehensif.
5. Studi Pustaka
Studi pustaka dilakukan dengan penelusuran referensi sebagai bahan
pelengkap, pendukung, dan pembanding serta konsep dalam mencari
solusi permasalahan. Studi pustaka dengan penelusuran referensi sebagai
bahan pelengkap, pendukung dan pembanding serta konsep dalam mencari
solusi permasalahan. Studi pustaka dapat berupa data dari internet, buku
atau media lainnya.
C. Aspek Kajian Individu
Kegiatan magang yang dilaksanakan di Balai Karantina Pertanian
Kelas I Semarang menginginkan agar mahasiswa memiliki pengetahuan dan
pengalaman yang mumpuni. Kesesuaian antara pengetahuan yang diperoleh
saat kuliah dapat dipraktikan langsung saat kegiatan magang berlangsung.
Mahasiswa diharapkan mengetahui praktik identifikasi cendawan.
Identifikasi cendawan dapat dilakukan dengan beberapa metode menurut
biologi OPTK target. Metode pengujian untuk deteksi dan identifikasi
cendawan OPTK di Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian berdasarkan
standar ISTA (International Seed Testing Association) tersaji pada gambar 1.
11
e. Cawan petri yang sudah berisi Gandum, diinkubasi selama 7 hari dan
lalukan pengamatan setelah masa inkubasi.
Metode blotter merupakan metode identifikasi cendawan secara morfologi.
D. Jadwal Kegiatan Individu
Kegiatan magang mahasiswa yang dilakukan, dialokasikan pada kegiatan-
kegiatan yang berkaitan dengan kegiatan karantina sebagai berikut:
Tabel 3.1 Kegiatan Magang Mahasiswa
⅀ Jam
No Hari, tanggal Macam Kegiatan
Kegiatan
14
15
KEPALA BALAI
drh. Wawan Sutian, M. Si
KEPALA SUBBAG
TATA USAHA
Dra. Amirin dwi L, MM
KORJABFUNG KORJABFUNG
KARANTINA KARANTINA
HEWAN TUMBUHAN
drh. Giyono Heri Widarta, S.P., M. Sc
Trisnadi
16
Bahan Asal Hewan (BAH), contoh : Daging segar, susu segar, sarang
burung wallet, dll
Hasil Bahan Asal Hewann (HBAH), contoh : Sosis, bakso, nugget,
yoghurt, dll4.
Benda Lain, contoh : Vaksin hewan, pakan hewan, sediaan biologik
lainnya.
b. Media Pembawa OPTK wajib periksa berupa :
Hasil tanaman hidup dan benih.
Hasil tanaman hidup bukan benih.
Hasil tanaman mati yang tidak diolah atau sudah diolah.
B. Kegiatan di Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang
Kegiatan di Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang meliputi
tindakan 8P yaitu pemeriksaan, pengasingan, pengamatan, perlakuan,
penahanan, penolakan, pemusnahan dan pembebasan. Selama kegiatan
magang tindakan 8P dilakukan antara lain pemeriksaan administratif
(penerimaan dokumen,kantor POS, TPK dan bandara) dan pemeriksaan
kesehatan (TPK dan Lab Benoa), perlakuan dengan fumigasi oleh fumigan
dan penahanan.
1. Pemeriksaan
Kegiatan tindakan pemeriksaan di Balai Karantina Pertanian Kelas
I Semarang meliputi :
a. Pemeriksaan administratif untuk mengetahui kelengkapan, kebenaran
isi dan keabsahan dokumen persyaratan. Dokumen pemasukan media18
pembawa dari luar negeri yang dimaksud adalah harus adanya
Phytosanitary Certificate (PC) dari negara asal dan dokumen lainnya.
Pemeriksaan adnimistratif yang dilakukan antara lain di
Penerimaan Dokumen (kantor Balai) (Gambar 4.2) , Bandar Udara
Ach. Yani (Gambar 4.3), Kantor POS dan Tempat Pemeriksaan
Karantina (TPK) dengan mengecek kelengkapan dokumen ekspor,
impor dan domestik keluar ataupun domestik masuk. Setelah
dilakukan pemeriksaan administratif maka, selanjutnya dilakukan
pengambilan sampel di Kantor POS (Gambar 4.4), TPK (Gambar 4.5)
dan Bandara Ach. Yani (Gambar 4.6) untuk dilakukan pemeriksaan
kesehatan.
Gambar 4.11 Blotter Test Biji Gambar 4.12 Blotter Test Biji
23
Gambar 4.13 Washing Test Biji Gambar 4.14 Washing Test Biji
Gandum Gandum setelah di
Centrifuge
Berikut ini adalah identifikasi OPT yang ditemukan pada sampel gandum
24
yang diamati:
1. Altenaria alternata
Koloni ditemukan pada sampel gandum dengan metode washing
test. Koloni Altenaria alternata biasanya berwarna hitam atau kehitaman,
kadang-kadang abu abu. Konidiofor yang timbul soliter (sendiri) atau
dalam kelompok kecil, sederhana atau bercabang. lurus atau lentur, pucat
pada pertengahan berwarna kuning langsat atau cokelat keemasan, halus,
panjang hingga 50 u, tebal 3-6 n dengan 1 atau beberapa konidial bekas
luka. Konidia dibentuk dalam waktu lama, seringkali bercabang, bulat
telur atau elips, sering berbentuk kerucut atau silinder paruh, kadang-
kadang sampai tetapi tidak lebih dari sepertiga panjang konidium, pucat
pada pertengahan berwarna cokelat keemasan, halus dengan lebih dari 8
sekat melintang dan biasanya beberapa sekat membujur (Gambar 4.15).
Secara keseluruhan panjang 20-63 (37) H, tebal 9-18 (13) u di bagian
yang luas, tebal paruh 2-5 p. Saprofit ini sangat umum ditemukan di
berbagai jenis tanaman dan substrain lain termasuk bahan pangan, tanah
dan tekstil kosmopolitan (Elis, 1976).
3. Aspergilus falvus
Hasil pengamatan secara makroskopis menunjukkan bahwa
Aspergillus flavus memiliki ciri-ciri yaitu, koloni berwarna hijau muda
dengan dengan bentuk koloni granular dan kompak (Gambar 4.17). Hal
ini sesuai dengan Elmer et al. (1978) yang mengatakan, pada isolate
murni dalam media SDA Aspergillus flavus memiliki koloni berwarna
hijau kekuningan atau kuning kecoklatan, Koloni Aspergillus flavus.
26
A. Kesimpulan
B. Saran
28
29
Amaike, Saori and Nancy P Keller. 2011. Aspergillus flavus. Annual Review of
Phytopathology. 49: 107–133.
Barnet H L and Hunter B B. 1972. Illustrated Genera of Imperfect Fungi. Burgess
Publishing Company. Minneapolis, Minnasota.
Dvorak J and E Akhunov. 2005. Tempos of gene locus deletions and their
relationship to recombination rate during diploid and polyploidy
evolution in the AegilopsTriticum alliance. Genetics 17: 323-332.
Ellis M B. 1976. More Dematiaceous Hyphomycetes. Commonwealth
Mycological Intitute Knew. England.
Elmerv W K, Glenn D R and Sara E W. 1978. Practical Laboratory Mycologi 2nd
Edition. The Williams and wilkins co. United States of Amerika. 7-96.
Ilmiyah Z, Maharani T A, Evie R, dan Yunimar. 2015. Uji Antagonisme Jamur
Endofit Tanaman Stroberi terhadap Altenaria alternate Jamur Penyebab
Bercak Daun (Leaf Spot) pada Tanaman Stroberi Secara In Vitro.
Lentera Bio. Vol 4 (1) : 19 – 24.
Kementerian Dalam Negeri. 2016. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.
14 Tahun 2002. [On-line]. http://www.kemendagri.go.id. Diakses
tanggal 28 Desember 2018 pukul 19.49 wib.
Kementerian Pertanian. 2016 Keputusan Menteri Pertanian RI Nomor
38/Kpts/HK.060/1/2006.[On-line].http://www.pertanian.go.id. Diakses
tanggal 28 Desember 2018 pukul 20.14 wib.
Koneman E M, S D Allen, W M Janda, P C Schreckenberger and W C Winn.
1992. Color Atlas and Text of Diagnostic Mikrobiology. 4th Edition.
United States of America. J.B. Lippincott Company. 804
Larone D H. 2002. Medically Important Fungi. 4th ed. ASM Press. Washington,
D.C. 175-266.
Leonard W H and T H Martin. 1963. Cereal crops. Mac Millan Co., New York.
Madigan M T and Martinko J M. 2006. Brock Biology of Microorganisms 11th
ed. New Jersey : Pearson Education. Hal. 178-185.
Mathur S B dan O Kongsdal. 2003.Common Laboratory Seed Health Testing
Methods for Detecting Fungi, 1st Edition. ISTA. Switzerland.
Nevo E, A B Korol, A Beiles, and T Fahima. 2002. Evolution of wild emmer and
wheat improvement: population genetics, genetic resources, and
genome organization of wheat’s progenitor, triticum dicoccoides.
Springer, Berlin. p. 364.
Samson R A and J I Pitt. 2000. Integration of Modern Taxonomic Methods for
Penicillium and Aspergilluus Classofication. Harwood Scientific
Publishers. Amsterdam.
Semangun H. 2007. Pengantar Ilmu Penyakit Tumbuhan. Gadjah Mada University
Press. Yogyakarta.
Situmeang M, P Aziz dan S Sri. 2014. Pengaruh Pemanasan terhadap
Perkecambahandan Kesehatan Benih Kedelai (Glycine max (L.)
Merril). Jurnal Vegetalika.Volume 3, Nomor 3.
Wada H et al. 1995. Occurrence of the Strawberry Pathotype of Altenaria
alternate in Italy. Plant disease. (80) : 372-374.
Williams P C. 1993. The world of wheat. In: Grains and oilseeds: handling,
marketing, processing.Canadian International Grains Institute,
Winnipeg, Manitoba, Canada. p. 557-602.
Zhao K, W Ping, Q Li, S Hao, T Gao and D Zhou. 2009. Aspergillus niger var.
taxi, a New Species Variant of Taxol-Producing Fungus Isolated from
Taxus Cuspidate in China. Journal Microbiology. 1202–1207.
Zohary D and M Hopf. 2000. Domestication of plants in the old world. Oxford
University Press, Oxford.
LAMPIRAN
1. Tabel 1 Jenis Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina pada Gandum
(Triticum aestivum. L)
Media Jenis Kategori OPTK Daerah sebar
pembawa OPTK
Batang, biji, Cendawam I: jika [s]: Tilletia caries Africa: Algeria,
bunga MP (DC.) Tul., 1847; Egypt, Ethiopia,
tidak (=Tilletia sitophila Lesotho, Libya,
diproses (Ditmar) J. Schröt., Morocco, South
II. jika 1877 =T. tritici Africa, Tunisia,
MP (Bjerk.) G. Winter, Uganda,
diproses 1874 =T. tritici f. Zimbabwe
tritici (Bjerk.) G. America:
Winter, 1874 =T. Argentina,
tritici var. tritici Canada, Chile,
(Bjerk.) G. Winter, Colombia,
1874 =T. tritici Ecuador,
subsp. tritici Guatemala,
(Bjerk.) G. Winter, Mexico,
1874 =T. caries var. Nicaragua, Peru,
agrostidis Auersw., USA, Uruguay,
1865 =Caeoma Venezuela Asia:
sitophilum (Ditmar) Afghanistan,
Link, 1852 Armenia,
=Fusisporium Azerbaijan,
inosculans Berk., Bhutan, China,
1847 =Tilletia India, Iran, Iraq,
caries var. caries Israel, Japan,
(DC.) Tul. & C. Jordan,
Tul., 1847 =Uredo Kazakhstan,
caries DC., 1815; Korea,
=U. sitophila Kyrgyzstan,
Ditmar, 1813 Lebanon,
=Lycoperdon tritici Mongolia,
Bjerk., 1775); [a]: - Pakistan, Saudi
Basidiomycota, Arabia, Syria,
Ustilaginomycotina, Taiwan, Turkey,
Exobasidiomycetes; Uzbekistan
complete bunt, Europe: Austria,
covered smut, hill Belgium, Bosnia
bunt, rough-spored and Herzegovina,
wheat bunt, stinking Bulgaria,
smut, wheat bunt, Croatia, Cyprus,
common bunt Czech Republic,
Denmark,
Estonia, Finland,
France,
Germany,Greece,
Ireland, Italy,
Latvia,
Lithuania,
Macedonia,
Moldova,
Montenegro,
Netherlands,
Norway, Poland,
Portugal,
Romania, Russia,
Serbia, Slovakia,
Slovenia, Spain,
Sweden,
Switzerland, UK,
Ukraine Oceania:
Australia, New
Zealand
biji II Sitophilus granarius Africa: Algeria,
(Linnaeus, 1758); Cameroon,
(=Calandra granaria Egypt, Morocco,
=Calendra granaria South Africa,
=Curculio Swaziland
granarius); America:
(Coleoptera: Argentina,
Dryophthoridae); Canada, Chile,
grain weevil, maize Mexico, USA
weevil, granary Asia:
weevil Afghanistan,
India, Iran, Iraq,
Israel, Japan,
Kazakhstan,
Malaysia, Saudi
Arabia, Sri
Lanka, Syria,
Thailand,
Turkey, Yemen
Europe: Austria,
Belgium, Bosnia
and Herzegovina,
Croatia, Czech
Republic,
Denmark,
France,
Germany,
Greece,
Hungary,
Ireland, Italy,
Lithuania,
Poland,
Romania, Russia,
Serbia, Slovenia,
Spain, Sweden,
Ukraine, UK
Oceania: Australi
biji, karung Serangga II Trogoderma Africa: Algeria,
goni/alat granarium Everts; Burkina Faso,
pembungkus (=Trogoderma Egypt, Libya,
bekas affrum Mali, Mauritania,
komoditi, =Trogoderma Morocco, Niger,
makanan khapra); Nigeria, Senegal,
ternak (Coleoptera: Somalia, Sudan,
Dermestidae); Tunisia, Zambia,
kumbang Zanzibar,
kaphra/khapra Zimbabwe. Asia:
beetle Afghanistan,
Bangladesh,
India, Iran, Iraq,
Israel
Kazakhstan,
Republic of
Korea (South
Korea),
Kyrgyzstan,
Lebanon,
Myanmar,
Pakistan, Saudi
Arabia, Sri
Lanka, Syria,
Taiwan,
Tajikistan,
Turkey,
Turkmenistan,
Uzbekistan,
Yemen. Europe:
Armenia,
Azerbaijan,
Belarus, Cyprus,
Estonia, Georgia,
Lithuania,
Latvia, Moldova,
Spain,
Switzerland,
Ukraine
batang, biji, I/II Anguina tritici Africa: Egypt,
daun, malai, (Steinbuch) Ethiopia
tunas Chitwood; America: Brazil,
(=Anguillula tritici Canada, USA
=Anguillulina tritici Asia:
=Rhabditis tritici Afghanistan,
=Tylenchus Azerbaijan,
scandens =T. tritici China, India,
=Vibrio tritici); Iran, Iraq, Israel,
Anguinidae; wheat Pakistan,
nematode, Republic of
wheatgall Korea (South
nematode, eelworm Korea), Saudi
disease, earcockles, Arabia, Syria,
bunted wheat, hard Turkey Europe:
smut, cockle wheat, Austria, Bosnia
purples and Herzegovina,
Bulgaria,
Croatia, Cyprus,
France,
Germany,
Greece,
Hungary,
Ireland, Italy,
Lithuania,
Macedonia,
Montenegro,
Netherlands,
Poland,
Romania, Russia,
Serbia, Slovenia,
Spain, Sweden,
Switzerland,
Ukraine, UK
Oceania:
Australia, New
Zealand
biji Cendawan I: jika [s]: Tilletia indica Africa: Mexico,
MP Mitra, 1931; South Africa,
tidak (=Neovossia indica USA Asia:
diproses (Mitra) Mundk., Afghanistan,
II. jika 1941); [a]: - India, Iran, Iraq,
MP Basidiomycota, Nepal, Pakistan
diproses Ustilaginomycotina,
Exobasidiomycetes;
Karnal bunt of
wheat, Indian bunt
of wheat, partial
bunt of wheat, new
bunt
batang, biji, Cendawan I: jika [s]: Tilletia laevis Africa: Algeria,
bunga MP J.G. Kühn, 1873; Angola, Egypt,
tidak (=Tilletia tritici var. Ethiopia, Kenya,
diproses laevis (J.G. Kühn) Lesotho, Libya,
II. jika Kawchuk, 1988 =T. Morocco,
MP foetidai (Wallr.) Somalia, South
diproses Liro, 1920 =T. Africa, Tunisia,
foetems (Berk. & Zimbabwe
M.A Curtis) Trel., America:
1884 =Ustilago Argentina,
foetens Berk. & Canada, Chile,
M.A Curtis, 1874 Colombia,
=Erysibe foetida Mexico, Peru,
Wallr. 1833); USA, Uruguay,
[a]: - Venezuela Asia:
Basidiomycota, Afghanistan,
Ustilaginomycotina, Armenia,
Exobasidiomycetes; Azerbaijan,
common bunt, China, India,
complete bunt, Iran, Iraq, Israel,
covered smut, hill Japan,
bunt, smooth- Kazakhstan,
spored wheat bunt, Korea, Lebanon,
stinking bunt, Mongolia, Nepal,
stinking wheat smut Pakistan, Saudi
Arabia, Syria,
Turkey,
Turkmenistan,
Uzbekistan
Europe: Austria,
Belgium, Bosnia
and Herzegovina,
Bulgaria,
Croatia, Cyprus,
Czech, Denmark,
Finland, France,
Germany,
Greece,
Hungary, Italy,
Latvia,
Lithuania,
Macedonia,
Malta,
Montenegro,
Netherlands,
Norway, Poland,
Portugal,
Romania, Russia,
Serbia, Slovakia,
Slovenia, Spain,
Switzerland,
Ukraine Oceania:
Australia, New
Zealand
Sumber : Permentan No 31 Tahun 2018
2. Dokumentasi Pemeriksaan Dokumen