Anda di halaman 1dari 42

Tren OPT Saat Ini, Pengendalian dengan

Pestisida, dan Regulasinya


Djoko Prijono
Departemen Proteksi Tanaman
Institut Pertanian Bogor
Permasalahan OPT:
Di Indonesia, OPT dapat berkembang sepanjang tahun
Kemudahan transportasi antarnegara
Perubahan iklim global
Cara budi daya
Contoh OPT baru:
Kutu kebul raksasa, Aleurodicus dugesii, 2007
Contoh OPT baru:
Kutu putih pepaya, Paracoccus marginatus, 2008
Contoh OPT baru:
Kutu putih singkong, Phenacoccus manihoti, 2010
Luas serangan OPT (ha) pada padi, 2005
Luas panen 11,839,060
Luas serangan
Tikus sawah (Rattus argentiventer) 100,082.59
Penggerek batang (Scirpophaga spp., etc.) 104,235.65
Wereng batang cokelat (Nilaparvata lugens) 68,803.12
Tungro 10,626.99
Blas (Pyricularia oryzae) 5,471.38
Sumber: Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, Kementan
Luas serangan OPT (ha) pada cabai, 2005-2007
2005 2006 2007
Luas panen 187,236 204,747 204,048
Luas serangan
Lalat buah (Bactrocera sp.) 3,067.3 3,020.8 7,843.4
Trips (Scirtothrips sp.) 3,841.0 3,863.4 3,619.6
Kutu daun (Myzus persicae) 2,376.2 2,173.5 3,253.9
Penyakit disebabkan virus
(mosaik dll) 3,143.5 2,937.5 4,867.9
Antraknosa
(Colletotrichum capsici) 2,938.9 3,134.5 4,865.3
Bercak daun (Cercospora capsici) 869.3 872.6 812.9
Layu Fusarium
(Fusarium oxysporum) 538.1 681.8 642.2
Sumber: Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, Kementan
2005 2006 2007
Luas panen 83,614 89,188 93,694
Luas serangan
Ulat daun bawang
(Spodoptera exigua) 3,432.5 4,803.3 4,193.5
Pengorok daun (Liriomyza spp.) 475.2 610.7 754.6
Ulat grayak (Spodoptera litura) 304.0 87.6 264.5
Bercak ungu
(Alternaria porii) 1,607.3 2,680.3 1,523.9
Layu Fusarium
(Fusarium oxysporum) 268.1 538.8 404.9
Hawar daun
(Phytophthora porii) 165.9 195.0 409.7
Sumber: Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, Kementan
Luas serangan OPT (ha) pada bawang merah, 2005-2007
2005 2006 2007
Luas panen 61,557 59,748 62,375
Luas serangan
Pengorok daun
(Liriomyza huidobrensis) 678.1 846.5 1,038.3
Trips kentang
(Thrips palmi) 475.2 610.7 754.6
Kutu daun kentang
(Myzus persicae) 388.2 558.7 486.4
Hawar daun
(Phytophthora infestans) 2,706.2 2,099.9 2,315.6
Layu bakteri
(Ralstonia solanacearum) 460.8 482.9 567.2
Nematoda sista kuning/putih
(Globodera spp.) 108.9 106.1 117.2
Sumber: Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, Kementan
Luas serangan OPT (ha) pada kentang, 2005-2007
2005 2006 2007
Luas area 57,765 57,732 60,711
Luas serangan
Ulat daun kubis
(Plutella xylostella) 4,087.1 3,342.0 3,731.5
Ulat krop kubis
(Crocidolomia pavonana) 2,682.2 2,313.6 2,692.1
Akar gada
(Plasmodiophora brassicae) 831.3 516.7 482.8
Busuk hitam
(Xanthomonas campestris) 289.0 316.9 253.9
Sumber: Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, Kementan
Luas serangan OPT (ha) pada kubis, 2005-2007
2005 2006 2007
Luas panen 51,205 53,492 51,523
Luas serangan
Ulat buah tomat
(Helicoverpa armigera) 660.3 688.1 937.3
Pengorok daun (Liriomyza sp.) 637.4 118.3 315.6
Kutu daun (Myzus persicae) 101.4 178.5 514.1
Hawar daun (P. infestans) 1,628.6 1,474.3 1,617.5
Layu Fusarium (F. oxysporum) 275.9 207.7 254.0
Penyakit oleh virus 226.2 139.2 202.2
Bercak daun (Alternaria solani) 196,3 334.8 295.2
Layu bakteri (R. solanacearum) 173.8 214.9 172.0
Sumber: Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, Kementan
Luas serangan OPT (ha) pada tomat, 2005-2007
OPT penting pada beberapa tanaman perkebunan
Tanaman inang Major pests/diseases
Kelapa Oryctes, Aspidiotus, Sexava, Artona, etc.
Kopi Hypothenemus, Hemileia, nematoda
Kakao Penggerek buah, Helopeltis, Phytophthora, VSD
Karet Cendawan akar putih, Colletotrichum
Teh Helopeltis, Hemileia, Empoasca, leafroller
Lada
Busuk pangkal batang, penyakit kuning, kepik
buah lada
Kelapa sawit Ganoderma, ulat api
Peningkatan permasalahan beberapa OPT lain:
Beberapa jenis virus baru terbawa benih
Penyakit getah kuning dan hama trips pada manggis
Septobasidium pada lada
Penyakit karat dan penggerek batang pada sengon
Penyakit huanglongbing (CVPD) dan kutu perisai pada
jeruk di Bali
BIAYA PESTISIDA DALAM USAHA TANI
1. Bawang merah : 25-30%
2. Cabai : 30%
3. Kentang : 25-40%
4. Kubis : 25%
5. Padi : 20%
6. Tomat : 30-35%
7. Bawang daun : 20-25%
Insektisida yang sering digunakan petani kubis
Bahan aktif
Persentase responden
Cianjur/
Sukabumi
Bandung Garut
Abamektin 12.5 37.5 22.5
Bt 5.0 17.5 0
Klorpirifos 30.0 15.0 0
Emamektin benzoat 57.5 80.0 62.5
Profenofos 57.5 37.5 40.0
Spinosad 2.5 15.0 52.5
+ 19 bahan aktif lain
Bahan aktif
Persentase responden
Cianjur/
Sukabumi
Bandung Garut
Klorotalonil 0 7.5 22.5
Simoksanil +
mankozeb
2.5 7.5 0
Difenokonazol 2.5 2.5 0
Mankozeb 10.0 5.0 12.5
Maneb 2.5 5.0 0
Propineb 47.5 57.5 67.5
Fungisida yang sering digunakan petani kubis
Kriteria pemilihan pestisida oleh peatni kubis
Kriteria
Persentase responden
Cianjur/
Sukabumi
Bandung Garut
Efektif 97.5 95.0 100.0
Murah 40.0 47.5 30.0
Bekerja cepat 2.5 2.5 7.5
Aplikasi pesticide oleh petani kubis
Aplikasi
Persentase responden
Cianjur/
Sukabumi
Bandung
Garut
Aplikasi pertama (MST)
1 82.5 82.5 80.0
2 15.0 15.0 5.0
3 2.5 0 10.0
4 0 0 5.0
Bergantung pada adanya
serangan
0 2.5 0
Frekuensi per musim tanaman
< 4 x 5.0 0 2.5
4-6 x 17.5 10.0 37.5
7-9 x 17.5 17.5 15.0
10-15 x 42.5 55.0 27.5
> 15 x 17.5 17.5 17.5
Sistem aplikasi pestisida oleh petani kubis
Sistem
Persentase responden
Cianjur/
Sukabumi
Bandung Garut
Berjadwal 57.5 45.0 50.0
Keberadaan hama 35.0 47.5 45.0
Tingkat serangan 7.5 7.5 5.0
Pencampuran pestisida oleh petani kubis
Praktik petani
Persentase responden
Cianjur/
Sukabumi
Bandung Garut
Menggunakan campuran pestisida
Ya 85.0 75.0 67.5
Tidak 15.0 25.0 32.5
Alasan mencampur pestisida
Efisien waktu 20.0 25.0 22.5
Menghemat
tenaga 15.0 12.5 12.5
Mengendalikan
berbagai jenis
hama sekaligus
65.0 62.5 65.0
Registered
50%
Not registered
for shallot
50%
Penggunaan insektisida terhadap ulat bawang oleh
petani bawang di Brebes, 2003
n insektisida = 32
n responden = 86
Other farmers
32%
Kiosks
33%
Extension
10%
Radio
7%
TV
2%
Salesmen
9%
Trial
7%
Sumber informasi
Sumber: Dadang et al. (2003)
Registered
26%
Not for
string bean
74%
n insektisida = 31
n responden = 61
Sumber: Dadang et al. (2004)
Penggunaan insektisida oleh petani kacang panjang di
Jawa Barat, 2003
Kelebihan Pestisida
Kekurangan
Racun yang sengaja
dilepaskan ke lingkungan
Risiko
Regulasi
Minimumkan
Mengapa perlu regulasi pestisida?
Peraturan perundangan utama tentang pestisida protection
1. PP No. 7/1973 tentang Pengawasan terhadap Peredaran,
Penyimpanan, dan Penggunaan Pestisida
2. Instruksi Presiden No. 3/1986 tentang Peningkatan
Pengendalian Hama Wereng Coklat pada Tanaman Padi
3. UU No. 12/1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman
4. PP No. 6/1995 tentang Perlindungan Tanaman
5. Permentan No. 24/Permentan/SR.140/4/2011 tentang Syarat
dan Tatacara Pendaftaran Pestisida
UNDANG-UNDANG NO.12 TAHUN 1992
TENTANG SISTEM BUDIDAYA TANAMAN
Bagian keenam: Perlindungan Tanaman
1. Pasal 20 : - Perlindungan tanaman dilaksanakan dengan sistem
pengendalian hama terpadu
- Pelaksanaan perlindungan tanaman menjadi tanggung
jawab masyarakat dan pemerintah
2. Pasal 21: Perlindungan tanaman dilaksanakan melalui kegiatan
(1) pencegahan masuknya OPT dari luar (2) pengendalian OPT, dan (3)
eradikasi OPT
3. Pasal 22 : Pelaksanaan pengendalian oleh perorangan atau lembaga
dilarang menggunakan sarana yang mengganggu atau mengancam
keselamatan manusia, sumberdaya alam dan lingkungan hidup
PERATURAN PEMERINTAH NO. 6 TAHUN 1995
TENTANG PERLINDUNGAN TANAMAN
BAB I: Ketentuan Umum
1. Pasal 2 : Perlindungan tanaman dilaksanakan pada masa pratanam,
pertumbuhan tanaman dan masa pascapanen.
2. Pasal 3 : Sama dengan Pasal 21 UU No. 12/1992.
3. Pasal 10: Berbagai teknik/strategi pengendalian termasuik pestisida.
4. Pasal 15 : Penggunaan pestisida utk OPT harus tepat guna.
5. Pasal 19 : Penggunaan pestisida sebagai alternatif terakhir dengan
dampak minimal.
Permentan No. 24/Permentan/SR.140/4/2011
tentang Syarat dan Tatacara Pendaftaran Pestisida
Peraturan ini bertujuan untuk:
a. melindungi masyarakat dan lingkungan hidup dari pengaruh
yang membahayakan sebagai akibat penyimpanan, peredaran,
dan penggunaan pestisida;
b. meningkatkan efisiensi dan efektivitas penggunaan pestisida;
c. mendukung penerapan sistem Pengendalian Hama Terpadu
(PHT); dan/atau
d. memberikan kepastian usaha dalam melakukan kegiatan
produksi, pengadaan, penyimpanan, dan peredaran pestisida.
Ruang lingkup pengaturan peraturan ini meliputi bidang
penggunaan, klasifikasi, jenis perizinan, persyaratan
pendaftaran, tata cara pendaftaran, wadah dan label
pestisida, kewajiban petugas dan pemilik nomor
pendaftaran, sanksi administrasi, ketentuan pestisida
berbahan aktif metil bromida, ketentuan peralihan, dan
ketentuan penutup.
Ruang lingkup
Permentan No. 24/Permentan/SR.140/4/2011
tentang Syarat dan Tatacara Pendaftaran Pestisida
REGISTRASI PESTISIDA
Pemohon
Penerimaan dokumen lengkap dan benar
-Syarat administrasi
-Syarat toksikologi
Evaluasi
Evaluasi uji mutu
Diterima
-Izin percobaan
Pengujian efikasi dan toksisitas
Ditolak
Ditolak Diterima
-penyegelan
Evaluasi
Keputusan Menteri Pertanian
Ditolak
REGISTRASI PESTISIDA
Dikelola oleh Pusat Perizinan dan Investasi, Kementerian
Pertanian
Evaluasi teknis oleh Komisi Pestisida
Kriteria teknis pendaftaran pestisida:
1. Uji mutu (analisis kandungan bahan aktif dalam
formulasi oleh laboratoriumterakreditasi)
memenuhi kisaran tertentu.
2. Efektif terhadap OPT sasaran (uji efikasi)
3. Uji toksisitas akut formulasi terhadap mamalia (tidak
termasuk Golongan I menurut klasifikasi WHO
4. Tidak karsinogenik, mutagenik, onkogenik.
5. Tidak persistensi: DT50 dalam tanah < 120 hari bila
pestisida akan digunakan pada ekosistem pertanian
(tidak dipersyaratkan untuk biopestisida)
Kriteria teknis pendaftaran pestisida (lanjutan):
Kriteria toksisitas akut
Tikus
Oral: padat LD50 > 50 mg/kg
cair LD50 > 200 mg/kg
Dermal: padat LD50 > 100 mg/kg
cair LD50 > 400 mg/kg
Kelinci:
Dermal: padat LD50 > 200 mg/kg
Inhalasi LC50 0.05 mg/l selama 4 jam pemajanan
(tidak dipersyaratkan untuk biopestisida)
Kriteria teknis pendaftaran pestisida (lanjutan):
6. Tidak berbahaya terhadap ikan bila pestisida akan
digunakan pada lahan sawah atau lingkungan
perairan (tidak dipersyaratkan untuk biopestisida)
7. Data residu diperlukan bila ADI 0.015 mg/kg/hari
(tidak dipersyaratkan untuk biopestisida).
8. Tidak menimbulkan resurgensi pada hama wereng
batang cokelat (tidak dipersyaratkan untuk
biopestisida) akan mendukung PHT padi.
9. Komponen formulasi campuran tidak antagonis.
Jumlah formulasi pestisida terdaftar di Indonesia, 2012
Golongan pestisida Jumlah formulasi
Insektisida 943
Herbisida 725
Fungisida 431
ZPT 121
Bahan pengawet kayu 72
Moluskisida 52
Rodentisida 66
Fumigan 28
Akarisida 18
Atraktan 11
Bakterisida 7
Nematisida 4
Lain-lain 12
Total 2475*
Sumber: Pestisida Pertanian dan Kehutanan (2012)
* Jumlah bahan aktif: 315
Klasifikasi pestisida menurut cara kerjanya:
Insektisida 28 golongan
Fungisida 46 golongan
Herbisida 27 golongan
Biopestisida terdaftar di Indonesia, 2012
Golongan
biopestisida
Bahan aktif
Jumlah
formulasi
Bioinsektisida Bacillus thuringiensis 17
Beauveria bassiana 3
Metarhizium anisopliae 3
Azadiraktin 5
Biofungisida
Bacillus subtilis +
Pseudomonas fluorescens
+ Trichoderma harzianum
+ T. viridae
1
Trichoderma koningii 2
Bionematisida Azadiraktin 1
Biorodentisida Sarcocystis singaporensis 1
Biomoluskisida Saponin 7
Atraktan Kapsaisin 1
Total 12 41
Sumber: Pestisida Pertanian dan Kehutanan (2012)
Jenis bahan aktif pestisida yang dilarang di Indonesia
No. Bahan aktif CAS No
1. 2,4,5-T 95-95-4
2. 2,4,6-T 88-06-2
3. Natrium 4-brom-2,5-diklorofenol 4824-78-6
4. Aldikarb 116-06-3
5. Aldrin 309-00-2
6. 1,2-Dibromo-3-kloropropan (DBCP) 96-12-8
7. Cyhexatin 13121-70-5
8. Dikloro difenil trikloroetan (DDT) 50-29-3
9. Dieldrin 60-57-1
10. 2,3-Diklorofenol 576-24-9
11. 2,4-Diklorofenol 120-83-2
12. 2,5-Diklorofenol 583-78-8
13. Dinoseb 88-85-7
Jenis bahan aktif pestisida yang dilarang di Indonesia
No. Bahan aktif CAS No
14. Ethyl p-nitrophenyl benzenethiophosponate (EPN) 2104-64-5
15. Endrin 106-93-4
16. Endosufan 115-29-7
17. Etilen dibromida (EDB) 72-20-8
18. Fosfor kuning (Yellow Phosphorus) 7723-14-0
19. Heptaklor 76-44-8
20. Kaptafol 2425-06-1
21. Klordan 57-74-9
22. Klordimefon 19750-95-9
23. Leptofos 21609-90-5
24. Heksaklorosikloheksana (HCH)
(termasuk lindan)
608-73-1
25. Metoksiklor 72-43-5
26. Mevinfos 26718-65-0
Jenis bahan aktif pestisida yang dilarang di Indonesia
No. Bahan aktif CAS No
27. Monosodium metam arsonat (MSMA) 2163-80-6
28. Natrium klorat 7775-09-9
29. Natrium tribromofenol
30. Metil parathion 298-00-0
31. Halogen fenol (termasukp pentakloro-
fenol (PCP) dan garamnya)
87-86-5
32. Pestisida berbahan aktif Salmonella
33. Senyawa arsen 1327-53-3
34. Senyawa merkuri 10112-91-1, 7546-30-7,
7487-94-7, 21908-53-2
35. Strikhnin 57-24-9
36. Telodrin 297-78-9
37. Toxaphene 8001-35-2
38. Mireks 2385-85-5
Instruksi Presiden No. 3/1986 tentang Peningkatan
Pengendalian Hama Wereng Coklat pada Tanaman Padi
Awal penetapan PHT sebagai kebijakan nasional dalam
pengendalian OPT di Indonesia.
Pengendalian hama padi dilaksanaknn dengan menerapkan
sistem pengendalian hama terpadu yang meliputi:
a. pengaturan pola tanam;
b. penanaman varietas unggul tahan hama;
c. eradikasi dan sanitasi;
d. penggunaan insektisida secara bijaksana.
57 formulasi insektisida (sebagian besar golongan
organofosfat) dilarang digunakan pada tanaman padi.
Permasalahan penggunaan pestisida di tingkat
petani:
Keterbatasan pengetahuan tentang pestisida
sering tidak membaca label secara cermat kurang
menaati peraturan
Penyuluhan terbatas
Pengawasan lemah

Anda mungkin juga menyukai