Anda di halaman 1dari 5

ISSN 1410-1939

INDUKSI PEMBUNGAAN DAN PEMBUAHAN TANAMAN BUAH DENGAN


PENGGUNAAN RETARDAN

[THE INDUCTION OF FLOWERING AND FRUITING ON FRUIT CROPS


USING GROWTH RETARDANTS]

Lizawati
Program Studi Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jambi
Kampus Pinang Masak, Mendalo Darat, Jambi 36361
Telp./Fax: 0741-583051

Abstract
Critical point in tree impregnation lays in flowering process. To date in Indonesia flower arrangement still be
leaned on natural arrangement. Temperature manipulation to arrange the flower cost money difficult and
costly applied in tropical. Physical treatment like water stress, clipping of root and ringing of the trunk can
cause the damage or tree death. Usage of growth retardants of resistor grow expected will race the flower
appearance. Application of gibberellin inhibitor, such as paclobutrazol enhances flower bud induction in some
tropical fruit crops.

Key words: growth retardants, gibberelin inhibitor, paclobutrazol

PENDAHULUAN inisiasi bunga tetapi kadang-kadang tertekan oleh


kondisi yang tidak sesuai (Bernier et al., 1985).
Di Indonesia sebagian besar buah dipanen Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk
musiman, pada saat musim panen ketersediaan mengatur pembungaan pohon buah-buahan, antara
buah melimpah dan pada musim lain beberapa lain dengan pengaturan suhu udara dan tanah
jenis buah tidak ditemukan di pasar. Keadaan (Poerwanto dan Inoue, 1990), stress air,
seperti ini dari agribisnis tentu kurang pemangkasan akar, pencekikan batang, dan
menguntungkan. Perentangan periode pembuahan, pemakaian zat pengatur tumbuh. Manipulasi suhu
ialah mempercepat awal musim buah dan untuk mengatur pembungaan memerlukan biaya
memperlambat akhir musim buah, akan yang mahal dan sulit diterapkan di daerah tropis.
memperbaiki keadaan. Dengan cara ini tidak Perlakuan fisik seperti stres air, pemangkasan akar
semua pohon berbuah pada saat yang sama, dan pencekikan batang mungkin dapat diterapkan
sehingga keseimbangan penawaran-permintaan tetapi harus dilakukan dengan sangat hati-hati
dalam rentang waktu yang panjang dapat karena dapat menyebabkan kerusakan atau
diperbaiki. kematian pohon. Pemakaian zat pengatur tumbuh
Titik kritis dalam pembuahan pohon terletak adalah salah satu cara yang paling memungkinkan
pada proses pembungaan. Sampai saat ini di dalam pengaturan pembungaan. Walaupun hasil
Indonesia pengaturan pembungaan masih penelitian selama ini belum banyak menunjukkan
disandarkan pada pengaturan alami. Manipulasi hasil yang memuaskan.
pengaturan pembungaan dan pembuahan masih Goldschmidt dan Monselise (1972)
belum dilakukan secara komersial. Padahal, menghipotesiskan bahwa induksi bunga pada jeruk
pengaturan pembungaan pohon buah-buahan dan beberapa tanaman pohon lanilla memerlukan
secara ekonomi sangat penting untuk memperoleh penurunan aktivitas hormon gibberelin. Penelitian
buah di luar musimnya. lain menunjukkan bahwa pemberian gibberelin
Berdasarkan teori pembungaan, pengaturan dapat menghambat pembungaan (Davenport,
pembungaan dapat diupayakan. Ada dua teori 1983). Selanjutnya Poerwanto dan Inoue
pembungaan, yang pertama menyatakan inisiasi (Poerwanto dan Inoue, 1990) membuktikan bahwa
pembungaan pada tanaman tidak akan terjadi aktivitas gibberelin pada daun jeruk Satsuma dari
kecuali jika ada rangsangan, sedangkan teori kedua ranting-ranting yang diinduksi pembungaannya
menyatakan tanaman selalu berpotensi untuk lebih rendah daripada daun yang berasal dari
ranting-ranting yang yang tidak diinduksi

18
Jurnal Agronomi Vol. 12 No. 2, Juli - Desember 2008

bunganya. Karena itu penggunaan zat-zat yang biosintesis giberelin. Banyak jenis retardan yang
bersifat antigibberelin diharapkan dapat diketahui menghambat biosintesis giberelin,
merangsang pembungaan. diantaranya adalah AMO-1618 dan cycocel, yang
memblokir aktivitas enzim ent-kaurena sintetase A
ZAT PENGHAMBAT TUMBUH DAN pada sintesis copalilpirofosfat, sedangkan
STIMULASI PEMBUNGAAN paclobutrazol (Gambar 1), ancimidol dan
uniconazol menghambat sintesis giberelin pada
Zat penghambat tumbuh (retardan) sebagai oksidasi ent-kaurene (Gambar 2) (Krishnamoorthy,
suatu senyawa organik yang dapat menghambat 1981; Sponsel, 1995).
perpanjangan batang, meningkatkan warna hijau Retardan yang sudah banyak dibuktikan sangat
dari daun dan secara tidak langsung mempengaruhi efektif menekan pertumbuhan vegetatif adalah
pembungaan tanpa menyebabkan pertumbuhan paclobutrazol (Efendi, 1996). Rumus empirisnya
yang abnormal (Weaver, 1972). adalah C12H20 CIN3O dengan rumus kimia (2 RS,
Pemakaian retardan memungkinkan adanya 3 RS)-1-(4-klorofenil)-4,4-dimetil-2-(1H-1,2,4,-
suatu pendekatan secara langsung pada triazol-1-il)pentan 3-ol dan rumus bangun seperti
pengendalian pertumbuhan dengan menghambat terlihat pada Gambar 1.

H H OH CH3

Cl -- ------ C-----C-----C-----C-----CH3

H H CH3
N
N
N

Gambar 1. Rumus bangun paclobutrazol

HMGCoA MVA IPP GPP IPP

GGPP
Ent-kaurena sintetase A
CPP
Ent-kaurena sintetase B

Ent-kaurena
Penghambatan oleh
paclobutrazol

Asam ent-kaurenat

Asam ent-7 -hidroksi kaurenoat

Gas-aldehida

Giberelinx

Ket :
HMGCoA = Hidroksimetilglutaril Coenzim A
MVA=asam mevalonat;IPP=Isopentenil pirofosfat
GPP= Geranil pirofosfat; FPP = Fernesil pirofosfat
GGPP = Geranil geranil pirofosfat
CPP = Copalilpirofosfat

Gambar 2. Posisi penghambatan sintesis gibberelin oleh paclobutrazol(Sponsel, 1995).

19
Lizawati: Induksi Pembungaan dan Pembuahan Tanaman Buah dengan Penggunaan Retardan

Pemberian zat penghambat tumbuh seperti terbanyak dan waktu berbunga tercepat
paclobutrazol, daminozide dan cycocel walaupun (Poerwanto et al., 1997).
sering menginduksi pembungaan, tetapi tidak Ethephon adalah salah satu zat pengatur
memacu perkembangan dan pemunculan bunga. tumbuh sintetik yang dikenal dengan nama dagang
Kombinasi perlakuan zat penghambat tumbuh ethrel. Menurut Moore (1979) senyawa ethephon
dengan zat pemecah dormansi diharapkan akan larut dalam air dan dapat melepaskan etilen dalam
memacu pemunculan bunga. larutan atau jaringan tanaman melalui proses reaksi
Paclobutrazol dapat diserap oleh tanaman hidrolisis pada pH netral. Selanjutnya dijelaskan
melalui daun, pembuluh daun, pembuluh batang bahwa zat pemecah dormansi ethephon yang
dan akar selanjutnya ditranslokasikan secara mengalami degradasi akan menghasilkan etilen,
akropetal melalui xilem ke bagian tanaman lain. ion-ion klor dan fosfat. Kemampuan ethephon
Selain itu paclobutrazol dapat bertahan dalam dalam memecahkan dormansi terjadi karena etilen
tanaman selama 6 bulan pada suhu 50oC (ICI, yang dilepas akan meningkatkan permeabilitas
1986). Senyawa paclobutrazol pada meristem sub membran sel sehingga mempermudah pergerakan
apikal dapat menghambat produksi giberelin molekul ke sitoplasma.
kemudian menyebabkan penurunan laju Etilen adalah zat pengatur tumbuh endogen
pembelahan sel, sehingga menghambat atau eksogen yang dapat menimbulkan berbagai
pertumbuhan vegetatif dan secara tidak lansung respon fisiologis dan morfologis tanaman antara
akan mengalihkan asimilat ke pertumbuhan lain mendorong pemecahan dormansi tunas,
reproduktif yang dibutuhkan untuk membentuk menghambat pertumbuhan batang, mendorong
bunga, buah dan perkembangan buah (Weaver, pembungaan, pembentukan buah, pembentukan
1972 ; Wattimena,1998). umbi, inisiasi akar, dan penuaan, mengontrol
Menurut Gianfagna (1987) sejumlah senyawa ekspresi seks tanaman, merangsang eksudasi
yang menghambat biosintesis giberelin juga (pengeluaran getah atau lateks) dan menghambat
menghambat biosintesis sterol, tetapi kurang perluasan daun (Davies, 2004).
diyakini kalau sterol terlibat dalam pemanjangan
batang. Oleh sebab itu pengaruh utama INDUKSI PEMBUNGAAN DENGAN
paclobutrazol pada pemendekan batang (ruas) APLIKASI RETARDAN DAN ZAT
adalah karena terhambatnya biosintesis giberelin. PEMECAH DORMANSI
Steffens et al. (1985) melaporkan bahwa
aplikasi paclobutrazol selain dapat menekan Zat kimia penghambat pertumbuhan seperti
biosintesis gibberelin, juga dapat meningkatkan cycocel dan diaminozide diproduksi untuk
biosintesis asam absisat (ABA), sehingga mengatur ukuran tanaman, tetapi mereka juga
mendorong terjadinya dormansi mata tunas. Efendi ditemukan dapat merangsang pembentukan kuncup
(1996) menyatakan bahwa pemberian bunga. Apel dan cherri manis yang diperlakukan
paclobutrazol tanpa diikuti pemberian zat pemecah dengan diaminozide lebih banyak menghasilkan
dormansi menyebabkan bunganya muncul lebih bunga pada musim semi berikutnya daripada yang
lama daripada yang diberikan. Menurut Poerwanto tidak diperlakukan. Senyawa kimia ini bekerja
et al. (1997), untuk mempercepat pemecahan mata dengan cara menghambat sintesis gibberelin.
tunas bunga mangga yang masih dorman dapat Senyawa kimia berbeda akan menghambat jalur
dilakukan dengan memberikan zat pemecah sintesis pada tempat yang berbeda. Saat
dormansi benzil adenin, ethephon dan KNO3. diaminozide dan asam mevalonat radioaktif,
Pemberian zat pemecah dormansi satu bulan subtrat awal biosintesis gibberelin, dimasukkan ke
setelah aplikasi paclobutrazol menghasilkan bunga nucellus-jaringan endosperma dari ovul almond,
terbanyak dibandingkan pemberian pada dua atau sintesis gibberelin dari asam mevalonat menurun
tiga bulan sesudah paclobutrazol, ditambahkan dibanding jaringan kontrol yang dimasukkan
juga bahwa penggunaan ethephon sebagai zat hanya radioaktif asam mevanolat. Hal ini
pemecah dormansi lebih dianjurkan karena mengindikasikan diaminozide menghambat
harganya murah dibandingkan benzil adenin. metabolisme diterpene dengan menyebabkan kadar
Ethephon termasuk zat pemecah dormansi beberapa prekursor gibberelin tinggi sementara
yang dapat mempercepat pembungaan pada yang lain ditekan (Ryugo, 1990).
mangga. Pemberian ethephon dengan konsentrasi Penggunaan zat-zat yang bersifat antigibberelin
400 ppm sebulan setelah diberi perlakuan diharapkan dapat merangsang pembungaan. Zat
paclobutrazol menghasilkan jumlah tunas bunga penghambat biosintesis gibberelin, paclobutrazol,
dilaporkan menginduksi pembungaan beberapa

20
Jurnal Agronomi Vol. 12 No. 2, Juli - Desember 2008

pohon buah-buahan tropik (Voon et al. 1992). pada tanaman mangga cv. Kensington pride
Purnomo & Prahardini (1989) juga berhasil dibandingkan dengan tanpa pemberian retardan.
membungakan mangga dua bulan lebih awal
dengan perlakuan paclobutrazol. Paclobutrazol KESIMPULAN
berhasil meningkatkan pembungaan dan
menyebabkan pembungaan awal pada durian dan Pengunaan zat-zat yang bersifat
lici namun menghambat laju tumbuh bunga dan penghambat pertumbuhan dapat merangsang
buah durian (Chandraparnik et al. 1992). pembungaan. Zat penghambat pertumbuhan seperti
Efendi (1996) melaporkan bahwa aplikasi paclobutrazol daminozide, cycocel dan morphactin
paklobutrazol pada bulan Agustus dan Oktober dapat mengiduksi pembungaan tetapi tidak
menyebabkan munculnya bunga secara bersamaan memacu perkembangan dan pemunculan bunga.
pada bulan Januari. Pada tanaman yang mendapat Kombinasi perlakuan zat penghambat tumbuh
paclobutrazol lebih awal memerlukan waktu 142 dengan zat pemecah dormansi (BA, KNO3 dan
hari untuk memunculkan bunga, sedangkan yang ethephon) diharapkan dapat memacu pemunculan
lain hanya memerlukan waktu 96 hari. bunga beberapa pohon buah-buahan tropik.
Tertundanya waktu pemunculan bunga ini terjadi
karena perkembangan bunga terhambat oleh faktor DAFTAR PUSTAKA
lingkungan yang kurang sesuai. Tanaman yang
telah terinduksi bunganya oleh paclobutrazol Armadi, Y. 2000. Studi aplikasi paclobutrazol dan
mungkin dapat segera dipaksa untuk memunculkan KNO3 dalam menstimulasi pembungaan rambutan
bunganya dengan pemberian zat pemencah (Nephelium lappaceum L.) di luar musim.
dormansi. Blaikie, S.J dan Kulkarni V. 2002. Manipulating
Hasil penelitian Poerwanto dan Susanto (1996), flowering in mango cv Kensington pride. Proceding
pada tanaman jeruk siem menunjukkan bahwa of the international symposium on Tropical and
pemberian paclobutrazol pada bulan Desember subtropical fruits. Acta. 575 (2) : 791 796.
meningkatkan jumlah bunga yang muncul dan Chandraparnik, S., H. Hiranpradit, U. Punnachit dan S.
pemberian zat pemencah dormansi (200 ppm Salakpetch. 1992. Paclobutrazol influence flower
ethephon, 20 g/l KNO3, atau 100 ppm benzil induction in durian (Durio zebethinus Murr.). Acta
adenina) yang disemprotkan pada 1-2 bulan Hort. 321: 282-290.
sesudah aplikasi paclobutrazol meningkatkan Davies, J.D. 2004. Plant hormon: biosintesis, signal
jumlah bunga yang muncul dan mempercepat transduction, action. 3rd Ed. Kluwer Acad. Publ.
munculnya bunga. London
Pemberian paclobutrazol dengan dosis 0.50 Efendi. 1996. Effects of paclobutrazol applications
g/pohon cukup efektif untuk menginduksi followed by dormancy breaking subtance on flower
pembungaan mangga Gadung 21 berumur empat formation of mango, rambutans and citrus. Pros.int.
con. Tropic. Fruit. Kuala Lumpur. Malaysia.
tahun, dan zat yang paling efektif memecahkan
tunas bunga dorman adalah benzil adenina 0.10 Gianfagna, T.J. 1987. Natural and synthetic growth
regulators and their use In P. J. Davies. Plant
g/l, diikuti etefon 0.40 g/l dan 0.80 g/l, serta KNO3
Hormones and their Role in Peats Growth and
40 g/l yang diberikan satu bulan setelah pemberian Development.
paclobutrazol (Poerwanto, Efendi dan Harjadi,
ICI. 1986. Paclobutrazol plant growth regulator for
1997).
techical data. Plant protection Division, surrey,
Perlakuan dosis paclobutrazol pada tanaman England. 41 p.
rambutan dapat menekan pertumbuhan vegetatif
Moore, T.C. 1979. Biochemistry and physiology of plant
tanaman (jumlah tunas muncul dan panjang tunas), hormones. Springer-Verlag New York Inc. New
dan juga menekan pertumbuhan komponen malai York.
dengan memperpendek lebar malai dan panjang
Poerwanto, R dan S Susanto. 1996. Pengaturan
malai serta mengurangi jumlah anak malai yang pembungaan dan pembuahan jeruk siem (Citrus
terbentuk, dan pemberian paclobutrazol dapat reticulata Blanco) dengan paclobutrazol dan zat
menginduksi pembungaan lebih cepat dengan pemecah dormansi. J. Il. Pert. Indon. Vol. 6(2) : 39
memajukan waktu pembungaan dari 10 18 hari 44.
dibandingkan tanaman kontrol (Armadi, 2000). Poerwanto, R, E Darda dan S S Harjadi 1997.
Hasil penelitiaan Blaikie & Kulkarni (2002) Pengaturan pembungaan mangga gadung 21 di luar
juga menunjukkan bahwa penggunaan retardan musim dengan paclobutrazol dan zat pemecah
morphactin dan paclobutrazol dapat mempercepat dormansi. J. Hayati. Vol. 4 (2) : 41-46.
waktu pembungaan dan meningkatkan hasil buah

21
Lizawati: Induksi Pembungaan dan Pembuahan Tanaman Buah dengan Penggunaan Retardan

Purnomo, S. dan P.E.R. Prahardini. 1989. Perangsangan Bernier, G. B., J. M. Kinet dan R. M. Sachs. 1985. The
pembungaan dengan paclobutrazol dan pengaruhnya Physiology of Flowering. Vol. I. The Initiation of
terhadap hasil buah mangga (Mangifera indica L.) Flowers. CRC Press, Florida.
Hortikultura 27: 16-24. Davenport, T. L. 1983. Daminozide and gibberellin
Ryugo, K. 1990. Flowering and fruit set in temperate effects on floral induction of Citrus latifolia.
fruit trees. P 21-26. In : Jan Bay Petersen (ed). Off Horticultural Science 18: 947-949.
Season Production of Horticultural Crops. FFTC. Goldschmidt, E. E. dan S. P. Monselise. 1972.
Taipei. Hormonal Control of Flowering in Citrus and Some
Sponsel, V M. 1995. The biosynthesis and metabolism Other Woody Perennials. Dalam D. J. Carr [ed.],
of gibberellins in higher plants. P: 66-92. In P J Plant Growth Substances 1970. Springer-Verlag,
Davies. Plant hormone : physiology, biochemistry Berlin.
and molecular biology. 2nd Ed. Kluwer Acad. Publ. Poerwanto, R. dan H. Inoue. 1990. Effect of air and soil
London. temperature in autumn on flower induction and some
Steffens, G.L., S.Y. Wang, M.Faust dan J.K. Byun. physiological responses of Satsuma mandarin.
1985. Growth, carbohydrate, and mineral element Journal of Japan Society for Horticultural Science
status of shoot and spur leaves and fruit Spartan 59: 207-214.
apple trees treated with paclobutrazol. J. Amer. Soc. Weaver, R. J. 1972. Plants Growth Substances in
Hort. Sci. 110:850-855 Agriculture. Freman, San Francisco, USA.
Voon, C.H, N. Hongshanichi, C.P Paivan dan A.J.
Rowley. 1992. Cultural development in tropical
fruits : an over view. Acta hort. 3211 (1) : 270-281.
Wattimena, G.A. 1998. Zat pengatur tumbuh tanaman.
Laboratarium kultur jaringan PAU. Biotek. IPB. 145
p.

22

Anda mungkin juga menyukai