Anda di halaman 1dari 13

PENGARUH ZAT PENGHAMBAT TUMBUH (PAKLOBUTRAZOL)

TERHADAP PERTUMBUHAN Zinnia elegans (BUNGA KERTAS)

Oleh :
Risty Febriana N B1A017065
Novi Andriani B1A017070
Wiwi Meilani B1A017101
Amanda Pravijanti K B1A017103
Rumaisha B1A017108
Rombongan : B1
Kelompok : 1
Asisten : Kasimir Beni M

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN II

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2019
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kecenderungan penggunaan zat penghambat tumbuh dalam praktik


budidaya tanaman dan manipulasi produksi buah-buahan di luar musim merupakan
salah satu cara yang dinilai paling memungkinkan untuk mengatur pembungaan.
Sejumlah penelitian telah berhasil menemukan bahwa pemberian paklobutrazol
mampu menstimulasi dan mempercepat induksi pembungaan pada beberapa
tanaman seperti jeruk, rambutan, kelengkeng dan mangga. Selain itu, paklobutrazol
dapat diaplikasikan pada tanaman hias (Wattimena, 1988).
Menurut Herlina et al. (2001), paklobutrazol merupakan retardan yang
berfungsi untuk menghambat pembentukan giberelin yang merupakan hormon
utama pada tanaman yang berperan dalam pemanjangan sel. Prinsip kerja
paklobutrazol di dalam tanaman ialah menghambat biosintesis giberelin dengan
cara menekan kaurene, sehingga tidak terjadi pembentukan kaurenoat. Hal ini
mengakibatkan penurunan laju pembelahan sel secara morfologis, yaitu terlihat
adanya pengurangan asimilat yang diarahkan ke pertumbuhan reproduktif untuk
pembungaan.
Terhambatnya biosintesis giberelin sudah banyak dibuktikan sangat efektif
menurunkan pertumbuhan vegetatif tanaman mengingat peran penting giberelin
dalam proses pemanjangan sel-sel meristem sub apikal, sehingga penggunaan
paklobutrazol pada tanaman dapat merangsang terjadinya pembungaan akibat
pengalihan fotosintat pertumbuhan ke fase reproduktif. Umumnya paklobutrazol
dapat digunakan pada semua tanaman berkayu yang merupakan tanaman berbiji
terbuka atau angiospermae. Paklobutrazol terbukti efektif dipergunakan pada
tanaman keras seperti mangga, apel, jambu air, jeruk dan durian (Wattimena,
1988).

B. Tujuan

Tujuan praktikum kali ini adalah untuk mengetahui pengaruh zat


penghambat tumbuh terhadap pertumbuhan Zinnia elegans.
II. TELAAH PUSTAKA

Zinnia elegans Jacq. [syn. Z. violacea] umumnya dikenal sebagai bunga kertas
termasuk kedalam familia Asteraceae, tumbuh sebagai tanaman untuk komoditas bunga
potong. Berasal dari Meksiko dan Amerika Tengah. Ini adalah tanaman hias yang
terkenal dengan nilai komersial yang besar karena kapitulanya yang menarik, memiliki
berbagai macam warna dengan masa perkembangannya yang memiliki periode panjang
dan toleransi kekeringan. Bunga kertas digunakan sebagai tanaman etnobotani di
Indonesi dan beberapa daerah di Amerika Utara seperti anodyne dan obat emmenagog
(Gomaa et al., 2018).
Retardan atau zat penghambat tumbuh dapat menghambat perpanjangan batang,
meningkatkan zat hijau daun, meningkatkan partisi karbohidrat dan secara tidak langsung
akan mendorong pembungaan tanpa menyebabkan pertumbuhan abnormal. Salah satu
jenis zat penghambat tumbuh adalah paklobutrazol. Susunan kimia dari paklobutrazol
adalah C15 H20ClN3O dengan nama kimia (1RS, 3RS)-1- (4-Chlorophenyl)
-4,4-dimethyl-2- (1,2,4-triazol-1-Y1) penta-3-01. Nama lain dari paklobutrazol adalah
PP333 (Wattimena, 1988).
Retardan diklasifikasikan menjadi retardan alami dan retardan sintetik
berdasarkan sumber retardan tersebut. Contoh dari retardan alami yaitu benzoic acid,
coumarin, dan cinnamic acid. Beberapa retardan sintetik umum digunakan dalam
budidaya hortikultura. Contoh retardan sintetik yaitu daminozide (Alar dan B-nine),
chloromequat (cycocel), ancymindol (A-Rest), paklobutrazol (Bonzi), dan maleic
hydrazine. Fungsi dari retardan tersebut yaitu menghambat pemanjangan internode,
membentuk tanaman menjadi kompak, dan bentuk tanaman lebih menarik. Retardan
berfungsi untuk menghambat pembentukan giberellin, yang merupakan hormon tanaman
utama yang berperan dalam pemanjangan sel. Fungsi lain dari retardan yaitu untuk
meningkatkan kualitas penampilan tanaman dengan mengatur tinggi dan bentuk tanaman
dari cekaman (stress) selama tanaman dalam proses pengangkutan dari produsen ke
konsumen (Krishnamoorthy, 1981).
Zat pengatur tumbuh paklobutrazol merupakan senyawa kimia yang apabila
diberikan ke suatu tanaman akan memberikan efek penghambat pertumbuhan tunas.
Penggunaan zat pengatur tumbuh ini bila diberikan tidak sesuai dengan aturan akan
membuat gangguan dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman dalam tingkat lebih
lanjut. Cara kerja zat pengatur tumbuh ini adalah dengan menghambat pertumbuhan
vegetatif tanaman (pertumbuhan tunas dan daun) (Meyer & Anderson, 1952).
Paklobutrazol termasuk zat pengatur tumbuh dari golongan retardan yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan metabolisme tanaman pada meristem sub apikal
yang dapat menghalangi pemanjangan sel, akibatnya perpanjangan buku terhambat.
Penghambatan pertumbuhan yang diakibatkan oleh aplikasi paklobutrazol muncul karena
komponen kimia yang terkandung dalam paklobutrazol menghalangi tiga tahapan untuk
produksi giberelin pada jalur terpenoid dengan cara menghambat enzim yang
mengkatalisasi proses reaksi metabolis. Salah satu fungsi utama dari giberelin adalah
untuk menstimulasi perpanjangan sel. Ketika produksi giberelin dihambat, pembelahan
sel tetap terjadi namun sel-sel baru tidak mengalami pemanjangan. Hasilnya adalah
terbentuknya cabang dengan panjang buku lebih pendek. Perlakuan paklobutrazol juga
meningkatkan produksi asam absisat dan klorofil pada tanaman (Menhennet, 1979).
Penelitian terbaru tentang paklobutrazol antara lain yaitu penelitian pada tanaman
Hoya multiflora yang merupakan tanaman hias yang memiliki daya tarik tinggi. Sebagai
tanaman hias, perlu diketahui faktor yang mempengaruhi pembungaan dimana terjadi
fase vegetatif yang panjang sehingga tanaman memerlukan waktu yang lama untuk
menghasilkan bunga. Pemecahan masalah ini bisa dilakukan dengan penggunaaa
paclobutrazol. Pemberian paclobutrazol 0 ppm-75 ppm diberikan pada tanaman Hoya
multiflora. Konsentrasi 50 ppm air menyebabkan umur keluarnya bunga lebih cepat
dibandingkan konsentrasi 100 ppm air dan 150 ppm air. Pemberian paklobutrazol pada
konsentrasi 50 ppm air memberikan hasil terbaik terhadap kecepatan berbunga, jumlah
bunga, diameter bunga dan ketahanan bunga krisan. Pengaruh paclobutrazol dapat
menghambat proses sintesis giberelin yang berpengaruh juga terhadap pertumbuhan dan
pemanjangan sel pada sub apikal meristem (Rahayu et al., 2018). Selain itu ada juga
penelitian tentang Bibit pisang yang ditanam menggunakan metode kultur jaringan
memiliki kekurangan salah satunya, pertumbuhan cepat di dalam botol. Hal tersebut
menyebabkan periode subkultur menjadi meningkat, karena pertumbuhan planlet
meninggi yang cepat hingga memenuhi ukuran tinggi botol. Kegiatan subkultur yang
sering dapat menyebabkan meningkatnya jumlah kontaminasi, efektifitas kerja, dan
pemborosan bahan (media). Pemberian zat pengatur tumbuh paclobutrazol diharapkan
mampu menghambat lajunya pertumbuhan bibit pisang Ampyang tanpa merusak proses
fisiologis dan metabolismenya, sehingga mengurangi periode subkultur. Paclobutrazol
merupakan salah satu jenis zat pengatur tumbuh yang sering digunakan untuk menekan
pertumbuhan tanaman. Paclobutrazol dapat memperkuat batang, akar dan menekan
hilangnya air oleh daun melalui regulasi fungsi stomata dan kutikula serta meningkatkan
sintesis klorofil per unit area pada daun. Pemberian paclobutrazol pada konsentrasi yang
tepat akan menunjukkan daun lebih hijau, akar lebih kokoh, ruas batang memendek, dan
kompak. Berdasarkan hasil yang didapat, pemberian paclobutrazol tidak berpengaruh
terhadap pembentukan daun baru. Pada dasarnya paclobutrazol merupakan retardan yang
bersifat menurunkan aktivitas metabolisma jaringan dan dapat menghambat proses
pertumbuhan vegetatif dan menghambat biosintesis giberalin yang berfungsi dalam
proses pemanjangan sel dan jaringan tanaman, sehingga pada konsentrasi tertentu akan
terlihat perbedaan pada lama masa aktif suatu organ vegetatif, misalkan daun, sehingga
daun dapat lebih lama waktunya sebelum layu. Pada konsentrasi paclobutrazol 0 ppm
(kontrol) menunjukkan terjadinya penurunan jumlah daun tersebut (Susilawati. &
Sulistiana, 2018).
III. MATERI DAN CARA KERJA

A. Materi

Alat yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah sprayer, penggaris, alat tulis,
dan kamera.
Bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah Zinnia elegans,
paklobutrazol (0, 500, 750, 1000) ppm, dan air.

B. Metode

Cara kerja praktikum kali ini:

Tanaman
diamati selama
4 minggu

Parameter:
1. Tinggi
Tinggi tanaman, Tanaman disemprot 10 kali
tanaman
lebar daun, dan menggunakan 2. Lebar daun
panjang daun diukur paklobutrazol sesuai 3. Panjang
(daunnya ditandai) konsentrasi masing-masing daun

Spektrofotometer
pada panjang
gelombang 470
nm, 646 nm, dan
663 nm Daun dihaluskan Daun dipotong
dengan aceton 1 × 1 cm
80%
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Tabel 3.1 Hasil Pengamatan Zat Penghambat Tumbuh (Paklobutrazol) Terhadap


Pertumbuhan Zinnia elegans Kelompok 1 Rombongan B1
Konsentrasi (ppm)
Minggu ke- Parameter (cm)
0 500 750 1000
Tinggi tanaman 21 17,5 13,7 14,5
0 Panjang daun 8 7,4 6,8 6,5
Lebar daun 3,3 2,5 2,6 2,3
Tinggi tanaman 24 19 14 16
1 Panjang daun 8,5 5,3 6,8 6,3
Lebar daun 3,4 2,3 2,6 2
Tinggi tanaman 21 - 16 -
2 Panjang daun 8,7 - 6,8 -
Lebar daun 3,4 - 2,7 -
Tinggi tanaman 29 - 18,8 -
3 Panjang daun 9 - 6,8 -
Lebar daun 3,5 - 2,8 -
Tinggi tanaman 34 - 19 -
4 Panjang daun 9,5 - 6,8 -
Lebar daun 3,7 - 2,9 -

Tabel 3.2
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil yang telah didapatkan………hal ini... dengan pernyataan
Marshel et al., (2015), menyatakan bahwa pemberian paklobutrazol berpengaruh
nyata terhadap tinggi tanaman dan diameter batang pada tanaman dengan
kecenderungan semakin tinggi konsentrasi paklobutrazol yang diberikan maka
terjadi penurunan. Sedangkan pada perlakuan waktu pemberian paklobutrazol dan
interaksi antara konsentrasi dan waktu pemberian paklobutrazol belum memberikan
perbedaan yang nyata pada setiap peubahan.
Menurut Purwadi dan Inoue (1994), mekanisme kerja paklobutrazol, yaitu
zat tersebut ditranslokasikan melalui jaringan xylem dan mencapai tunas pucuk.
Sistem vaskular sebelah titik tumbuh berfungsi sebagai penyimpan zat pengatur
tumbuh dan menghambat biosintesa asam giberelat, sehingga mengakibatkan
pertumbuhan atau tunas berhenti. Hal ini akan meningkatkan kandungan hormon
sitokinin, kandungan klorofil, kandungan karbohidrat dalam jaringan tanaman,
meningkatkan penyerapan mineral. Mekanisme penghambatan paklobutrazol
sangat bergantung dengan suhu (250C), artinya faktor kondisi tanah yang lembap
sangat berpengaruh. Selain itu, paklobutrazol berpengaruh terhadap luas kontak
penyerapan tanah (feeder root), sehingga efek penyerapan hara akan berkurang dan
secara langsung efeknya pada pertumbuhan tanaman karena hara digunakan untuk
pertumbuhan. Paklobutrazol sendiri tidak memiliki efek pada konsentrasi fenol dan
tanin atau dengan kata lain pemberian paklobutrazol hanya menghambat tanpa
memberi efek stres dan abnormalitas. Paklobutrazol pada beberapa jenis tanaman
juga dapat mengurangi massa daun tetapi, paklobutrazol tidak dapat menghambat
pertumbuhan serangga (hama).
Menurut Aztrina et al., (2014), pemberian zat penghambat tumbuh
mempengaruhi fisiologi dari tanaman, yaitu untuk menekan perpanjangan batang,
mempertebal batang, mendorong pembungaan, medorong pembentukan pigmen
(klorofil, xantofil, antosian), mencegah etiolasi (kurang cahaya), mempertinggi
perakaran stek, menghambat senescence, memperpanjang umur panen buah, tahan
terhadap stres dan mengurangi kerusakan yang disebabkan oleh polutan udara
seperi O3 (ozon) dan SO2.
Menurut Herlina et al., (2001) paklobutrazol dapat diaplikasikan pada
tanaman dengan 3 metode, yaitu:
1. Penyiraman media tanam (drance).
2. Penyemprotan pada daun (folia spray).
3. Penyuntikan pada batang (injection).
Pemberian paklobutrazol efektif diberikan melalui penyiraman di tanah. Zat
tersebut ditranslokasikan melalui jaringan xylem dan mencapai tunas pucuk.
System vaskular sebelah titik tumbuh berfungsi sebagai penyimpan zat pengatur
tumbuh dan menghambat biosintesa asam giberelat sehingga mengakibatkan
pertumbuhan atau tunas berhenti. Hal ini akan meningkatkan kandungan hormone
sitokinin, kandungan klorofil, kandungan karbohidrat dalam jaringan tanaman dan
meningkatkan penyerapan mineral (Sitepu, 2007).
Menurut Chorbadijan et al. (2011), paklobutrazol secara signifikan
menghambat tinggi dan diameter batang. Respon penghambatan terhadap
paklobutrazol sama interaksinya dengan subur atau tidaknya lahan. Penghambatan
menggunakan paklobutrazol berkaitan dengan penurunan laju fotosintesis hingga
17%, sehingga efeknya penghasilan energi melalui fotosintesis untuk pertumbuhan
akan berkurang. Dengan kata lain, pemberian paklobutrazol hanya menghambat
tanpa memberi efek stress dan abnormalitas. Paklobutrazol pada beberapa jenis
tanaman juga dapat mengurangi massa daun, tetapi paklobutrazol tidak dapat
menghambat pertumbuhan serangga (hama).
Prinsip kerja paclobutrazol adalah menghambat reaksi oksidasi antara
kauren dan asam kaurenoat pada sintesis giberelin, sehingga terjadi penekanan pada
batang tanaman (Salisbury & Ross, 1995). Paklobutrazol akan memblok giberelin
yang menstimulasi pemanjangan sel (Moningka et al., 2012). Paklobutrazol
menurunkan aktivitas enzim proteilitik sehingga degradasi protein menjadi
terhambat, menekan laju respirasi tetapi meningkatkan RNA, protein, sukrosa, pati
dan klorofil yang semuanya menunjang terjadinya pembungaan (Mehouachi et al.,
1996). Sebuah penelitian menunjukkan bahwa paklobutrazol juga dapat
meningkatkan percabangan, jumlah daun, kandungan klorofil dan karotenoid, serta
dapat memperpanjang umur tanaman. Karotenoid merupakan bagian penting dari
pigmen kompleks protein dalam tilakoid, pengaturan karotenogenesis dalam
jaringan hijau berkaitan dengan pembentukan klorofil, protein, lipid dan
pengembangan kloroplas sendiri. Hal ini diketahui bahwa cahaya dan intensitasnya
terlibat juga dalam pengaturan pembentukan karotenoid dalam kloroplas
(Nivedithadevi et al., 2012).
Pemberian Paklobutrazol akan menghambat pertumbuhan dan meningkatkan
jumlah gula tersimpan di pucuk, yang pada umumnya pada tanaman buah,
kandungan giberelin yang tinggi akan menghambat pembungaan dimana giberelin
menstimulasi pertumbuhan dan meningkatkan suplai karbon pucuk, yang apabila
diberi paklobutrazol akan terjadinya penurunan drastis pada kandungan giberelin
(GA3, GA5, dan GA2) sehingga tanaman akan menginduksi bunga (Rai et al.,
2004).
Selain itu, penambahan paklobutrazol akan mempengaruhi penurunan
jumlah tunas yang terbentuk karena zat tersebut bersifat menurunkan aktivitas
metabolisme jaringan sehingga menghambat proses pertumbuhan vegetatif.
Pemberian paklobutrazol juga menyebabkan warna daun dan batang tanaman
menjadi lebih hijau tua. Hal ini karena paklobutrazol meningkatkan kandungan
butir-butir hijau daun sehingga proses fotosintesis planlet menjadi lebih baik
(Syahid, 2007). Meskipun pertumbuhan pengurangan efek paklobutrazol adalah
umum, pertumbuhan persentase penurunan, berbunga, luas daun dan kandungan
klorofil, bentuk bunga dan warna tanaman ini kimia dapat bervariasi tergantung
pada dosis atau konsentrasi, metode, lokasi aplikasi, spesies dan kultivar dan
musim juga tumbuh (Surachman, 2009).
V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa

B. Saran
Saran untuk praktikum ini adalah
DAFTAR PUSTAKA

Aztrina., Amelia., Luthfi., Siregar, A. M., & Kardhinata, E. H., 2014. Pengaruh
Paclobutrazol Terhadap Jumlah Klorofil, Umur Berbunga, dan Umur Panen Dua
Varietas Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench). Jurnal Online
Agroekoteknologi. 2(4) pp.1296-1299.
Chorbadjian, R. A., Bonello, P., & Herms, D. A., 2011. Effect of The Growth Regulator
Paclobutrazol and Fertilization on Defensive Chemistry and Herbivore
Resistance of Austrian Pine (Pinus nigra) and Paper Birch (Betula papyrifera).
Arboriculture & Urban Forestry, 37(6), pp. 278-287.
Gomaa, A. A., Samy, M. N., Abdelmohsen, U. R., Krischke, M., Mueller, M. ,J.,
Wanas, A. S., Desoukey, S. Y. & Kamel, M. S., 2018. Metabolomic Profiling
and Anti-Infective Potential of Zinnia elegans and Gazania rigens (Family
Asteraceae). Natural Produce Research, 1(1), pp.2-5
Herlina, D., Hatmini, K. D., & Masyhudi, M, F., 2001. Peran paklobutrazol dan pupuk
KNO3 terhadap induksi pembungaan melati. J. Sainteks Edisi Khusus Oktober
21. pp. 189- 200.
Krishnamoorthy, H. N., 1981. Plant Growth Substances Including Applications in
Agriculture. New Delhi: McGraw-Hill.
Marshel, E., Mbue, K. B., & Lollie, A. P. P., 2015. Pengaruh Waktu dan Konsentrasi
Paclobutrazol Terhadap Pertumbuhan Bunga Matahari (Hellianthus annuus L.).
Jurnal Online Agroekoteaknologi, 3(3), pp. 929-937.
Mehouachi., 1996. Effect of Gibberellic Acid and Paclobutrazol on Growth and
Carbohydrate Accumulation in Shoots and Roots of Citrus Rootstock Seedlings.
J.Hort.Sci, 71(5), pp. 747-754
Menhennet, R., 1979. Use of Glass House Crops. In D. R. Clifford and J. R. Lenton..
Recent Development in The Use of Plant Growth Retardants. Brit. Plant Growth
Regulator Group, 1, pp. 27-38.
Meyer, B. S., & Anderson, D. B., 1952. Plant Physiology. New Jersey: Mc Milan
Company inc.
Moningka, F. F., Runtunuwu, S. D., & Paulus, J. M., 2012. Respon Pertumbuhan Tinggi
Dan Produksi Tanaman Cengkeh (Syzigium Aromaticum L.) Terhadap
Pemberian Paclobutrazol. Eugenia, 18(2), pp. 118-127.
Purwadi, R., & H. Inoue., 1994. Effect of paclobutrazol on vegetative growth and
flower bud differentiation of satsuma mandarin at different temperature
conditions. Bul. Agron. 22 (1) pp. 55- 67.
Rahayu, S., Nafinatulisa, F., Kartina, A. M. & Eris, F. R., 2018. Pertumbuhan dan
Pembungaan Hoya multiflora Dengan Perlakuan Paclobutrazol dan Sukrosa.
Pros Sem Nas Masy Biodiv Indon, 4(2), pp.296-303.
Rai., Nyoman., & Poerwanto, R., 2004. Shoot Growth, Distribution of 13
CPhotosynthates and Mineral Contents in Seedling and Grafted Mangosteens
Trees. Japan: J.trop agric.
Salisbury, F. B., & Ross, C. W., 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 2. Bandung: ITB Press.
Sitepu, R., 2007. Respon Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kentang (Solanum
tuberosum L.) Terhadap Pupuk Kalium dan Paclobutrazol. Departemen
Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian. Medan: Universitas Sumatera Utara.
Surachman, M., Santosa, E., & Nisya, F. N., 2009. Karakterisasi dan analisis gerombol
plasma nutfah jarak pagar Indonesia dan beberapa negara lain menggunakan
marka morfologi dan molekuler. J. Agron. Indonesia, 37(3), pp. 256-264.
Susilawati. & Sulistiana, S., 2018. Efektivitas Konsentrasi Paclobutrazol Pada Pisang
CV. Ampyang Secara In Vitro. Jurnal Matematika, Sains, dan Teknologi, 19(1),
pp.1-7.
Syahid, S. F., 2007. Pengaruh Retardan Paclobutrazol terhadap Pertumbuhan
Temulawak (Curcuma xanthorriza) selama Konsevasi In vitro. Balai Penelitian
Tanaman Obat dan Aromatik. Bogor. Jurnal Littri, 13(3), pp. 93-97.
Wattimena, G. A., 1988. Zat Pengatur Tumbuh Tanaman. Bogor: Laboratorium Jaringan
Tanaman. PAU Bioteknologi IPB.

Anda mungkin juga menyukai