Anda di halaman 1dari 9

PENAPISAN BAKTERI RIZOSFIR YANG BERPERAN DALAM

MENINGKATKAN PERTUMBUHAN TANAMAN

Nama : Wiwi Meilani


NIM : B1A017101
Rombongan : II
Kelompok :3
Asisten : Herlina Apriliani

LAPORAN PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2019
I. PENDAHULUAN

Taksonomi kimiawi atau kemotaksonomi merujuk pada metode


pengklasifikasian berdasarkan perbedaan dan persamaan kimiawi, seperti Penyusun
dinding sel, lipid, protein seluruh sel, dan yang lainnya. Metode ini sering digunakan
tetapi kebanyakan dari metode ini memerlukan aparatus dan kemampuan spesial agar
dapat sukses dilaksanakan (Dass et al., 1976). Penggunaan kemotaksonomi hanya
dapat digunakan di laboratorium khusus sehingga tidak dapat dilakukan di
laboratorium yang tidak memiliki peralatan khusus untuk melakukan metode
kemotaksonomi (Hill & Kirsop, 1991).

Tujuan acara praktikum kali ini yaitu untuk mengetahui cara penapisan
isolat bakteri rhizosfir yang mampu menambat nitrogen yang bebas dari udara,
melarutkan pospat organik, memproduksi HCN dan hormon IAA yang berperan
dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman.
II. MATERI DAN CARA KERJA

A. Materi

Alat–alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah jarum ose, tabung
reaksi, plastik wrap, bunsen, cawan petri, tusuk steril, rak tabung, dan pinset.
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah isolat A, B, dan C,
jamur Sclerotium sp., jamur Fusarium sp., media PDA, media NA miring, media
NA+glisin, kertas Whatman Asam Dikrat Sodium Karbonat 2%, media Psikovskaya,
media Tryptic Soy Agar + Triptofan 5%, reagen Salkowski, media Nitrogen-Free
Bromthymol blue, dan alkohol.

B. Cara Kerja

Metode yang digunakan pada praktikum kali ini adalahh sebagai berikut:
1. Rekultur
Koloni murni dari Isolat A, B, dan C diambil sebanyak 1 ose dengan
menggunakan jarum ose. Kemudian distreak kontinyu pada media NA.
Media kemudian diinkubasi selama 2 x 24 jam pada suhu ruang.
2. Uji Potensial Mikroorganisme
a. Uji Antagonisme Isolat Bakteri Terhadap Jamur Patogen
1 plug isolat jamur Sclerotium sp. diletakkan di tengah-tengah
media PDA. 1 ose dari isolatA, B, dan C diambil kemudian distreak
kontinyu pada media PDA. Cara yang sama dilakukan untuk isolat
jamur Fusarium sp. Kemudian, kedua media diinkubasi selama 3 x 24
jam pada suhu ruang. Interprestasinya diamati, positif jika
pertumbuhan jamur terhambat.
b. Uji Produksi HCN
Isolat yang sudah direkultur diambil 1 ose dan distreak knotinyu
pada media NA + Glycin. Kertas Whatman disiapkan, lalu dimasukan
kertas pada larutan picric acid 0,5 % + sodium carbonat 2%. Kertas
Whatmann yang sudah dicelupkan kedalam larutan picric acid 0,5 % +
sodium carbonat 2%, diambil menggunakan pinset dan diletakkan
diatas media NA + Glycine yang sudah di streak kontinyu bakteri. Lalu
inkubasi selama 3 x 24 jam. Dimati interpretasinya jiak positif akan
ada perubahan warna kertas Whatmann menjadi kuning kecoklatan.
c. Uji Pelarut Fosfat
1 ose dari isolat Bacillus dan Pseudomonas diambil dan distreak
setengah media pada media pikovskaya. Kemudian diinkubasi selama 3
x 24 jam pada suhu ruang. Interprestasinya diamati, positif jika
terdapat zona jernih di sekitar koloni.
d. Uji Produksi IAA
1 ose dari isolat Bacillus dan Pseudomonas diambil dan distreak
kontinyu pada media TSA + triptofan 5%. Kemudian diinkubasi
selama 3 x 24 jam pada suhu ruang. Setelah itu, ditetesi Salkowski dan
disimpan dalam ruangan yang gelap selama 30 menit. Kemudian
diamati interprestasinya, positif jika koloni berubah warna menjadi
berwarna merah muda.
e. Uji Penambat Nitrogen
1 plug isolat jamur Sclerotium diletakkan di tengah-tengah media
PDA. 1 ose dari isolat Bacillus dan Pseudomonas diambil kemudian
distreak kontinyu pada media PDA. Cara yang sama dilakukan untuk
isolat jamur Fusarium. Kemudian, kedua media diinkubasi selama 3 x
24 jam pada suhu ruang. Diamati interprestasinya, positif jika
pertumbuhan jamur terhambat.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 3.1 Hasil Uji Potensial Mikroorganisme Pada Isolat A, B, dan C.


Uji
Uji
A B C
Antagonisme Fusarium sp. - - -
Antagonisme Sclerotium sp. - - -
Produksi HCN + + -
Pelarut Fosfat + + +
Produksi IAA - + +
Penambat Nitrogen

Gambar 3.1 Hasil Rekultur Isolat A, B, C


Isolasi mikroba adalah suatu usaha untuk menumbuhkan mikroba diluar dari
lingkungan alamiahnya. Populasi mikroba di lingkungan sangat beranekaragam
sehingga dalam mengisolasi diperlukan beberapa tahap penanaman sehingga berhasil
diperoleh koloni tunggal. Media NA miring digunakan untuk menumbuhkan isolat
A, B, dan C. Pemurnian dilakukan dengan cara goresan. Cara gores umumnya
digunakan untuk mengisolasi koloni mikroba pada cawan agar sehingga didapatkan
koloni terpisah dan merupakan biakan murni. Setelah inkubasi maka pada bekas
goresan akan tumbuh koloni-koloni terpisah yang mungkin berasal dari 1 sel
mikroba, sehingga dapat diisolasi lebih lanjut. Penggoresan yang sempurna akan
menghasilkan koloni yang terpisah. Bakteri yang memiliki flagella seringkali
membentuk koloni yang menyebar terutama bila digunakan lempengan yang basah.
Untuk mencegah hal itu harus digunakan lempengan agar yang benar-benar kering
permukaannya (Lay, 1994).
Gambar 3.2 Hasil Uji Antagonisme Gambar 3.3 Hasil Uji Antagonisme
Isolat A, B, dan C pada Sclerotium sp. Isolat A, B, dan C pada Fusarium sp
Penggunaan bakteri antagonis merupakan salah satu cara yang dapat
digunakan untuk mengendalikan sinergi kedua organisme tersebut. Berdasarkan hasil
uji antagonisme, didapatkan hasil bahwa hasil bersifat negatif, hal ini dikarenakan
pertumbuhan kedua jamur pada kedua media tidak terhambat, melainkan bakteri dari
isolat A, B, dan C tidak tumbuh.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktikum, dapat diambil kesimpulan bahwa prosedur


taksonomi kimiawi adalah koleksi data DNA fingerprint dari jurnal, pengelolaan data
band fingerprinting, transformasi data fingerprinting menjadi data numerik,
pemasukan data dari matriks n x t ke dalam komputer, presentasi hasil klasifikasi,
dan penentuan struktur taksonomis. Berdasarkan hasil dendrogram baik melalui S SM
dan SJ didapatkan bahwa Af, BE, dan CG memiliki kedekatakan 100%.

B. Saran

Saran untuk acara praktikum kali ini yaitu praktikan memilih data DNA
fingerprint yang memiliki banyak karakter, sehingga hasil dari dendrogram tidak
rancu.
DAFTAR REFERENSI

Lay, B. W., 1994. Analisis mikroba di laboratorium. Jakarta: PT. Raja Grafindo.

Anda mungkin juga menyukai