Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH

Peran Auksin Sintetis Terhadap Pembungaan dan Pembuahan Tanaman

Dosen pengampu : Dr. Roosmarrani setiawati, S.P., M.Sc.

Disusun oleh :
Ahmad Jitarunas (202354211007)
Progam Studi Agroteknologi

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS DARUL ULUM
JOMBANG
2022
BAB I
1.1 Pengertian

Auksin adalah istilah yang diberikan pada sekelompok senyawa kimia yang memiliki
fungsi utama mendorong pemanjangan kuncup yang sedang berkembang. Beberapa auksin
dihasikan secara alami oleh tumbuhan.
Istilah auksin juga digunakan untuk zat kimia yang meningkatkan perpanjangan
koleoptil; walaupun demikian, auksin pada kenyataannya mempunyai fungsi ganda pada
Monocotyledoneae maupun pada Dicotyledoneae. Auksin alami yang berada di dalam
tumbuhan adalah asam indol asetat (IAA=Indol Asetic Acid), akan tetapi beberapa senyawa
lainnya termasuk beberapa sintetisnya, mempunyai aktivitas seperti auksin.
Fungsi dari hormon auksin adalah membantu dalam babak mempercepat
pertumbuhan, pertumbuhan akar maupun pertumbuhan batang, mempercepat perkecambahan,
membantu dalam babak pembelahan sel, mempercepat pemasakan buah, mengurangi banyak
biji dalam buah. kerja hormon auksin ini sinergis dengan hormon sitokinin dan hormon
giberelin

1.2 Jenis auksin

Misalnya IAA (indoleacetic acid), PAA (Phenylacetic acid), 4-chloroIAA (4-


chloroindole acetic acid) dan IBA (indolebutyric acid) dan beberapa lainnya merupakan
auksin sintetik, misalnya NAA (napthalene acetic acid), 2,4 D (2,4 dichlorophenoxyacetic
acid) dan MCPA (2-methyl-4 chlorophenoxyacetic acid) .
Auksin pertama kali diisolasi pada tahun 1928 dari biji-bijian dan tepung sari bunga
yang tidak giat, dari hasil isolasi didapatkan rumus kimia auksin (IAA = Asam Indolasetat)
atau C10H9O2N. Setelah ditemukan rumus kimia auksin, maka terbuka jalan sebagai
menciptakan jenis auksin sintetis seperti Hidrazil atau 2, 4 - D (asam -Nattalenasetat),
Bonvel Da2, 4 - Diklorofenolsiasetat), NAA (asam (asam 3, 6 - Dikloro - O -
anisat/dikambo), Amiben atau Kloramben (Asam 3 - amino 2, 5 – diklorobenzoat) dan
Pikloram/Tordon (asam 4 – amino – 3, 5, 6 – trikloro – pikonat).

Gambar 1. Struktur kimia auksin


Auksin didefinisikan sebagai zat tumbuh yang mendorong elongasi jaringan koleoptil
pada percobaan-percobaan bio-assay dengan Avena atau tanaman lainnya. Indole Asetic Acid
(IAA) adalah auksin endogen atau auksin yang terdapat pada tanaman.
Sitokinin dan auksin merupakan dua golongan zat pengatur tumbuh yang sangat
penting dalam budidaya jaringan tanaman. Golongan auksin yang lebih sering digunakan
adalah 2,4-D, IAA, NAA, IBA. Auksin yang paling efektif untuk menginduksi pembelahan
sel dan pembentukan kalus adalah 2,4-D dengan konsentrasi antara 0,2-2 mg/1 untuk
sebagian jaringan tanaman. NAA dan 2,4 D lebih stabil dibandingkan dengan IAA, yaitu
tidak mudah terurai oleh enzim - enzim yang dikeluarkan oleh sel atau karena pemanasan
pada saat proses sterilisasi. lAA juga kurang menguntungkan karena cepat rusak oleh cahaya
dan oksidasi enzimatik.

Auksin Sintetik
Setelah diketemukan IAA sebagai salah satu fitohormon yang penting, maka
disintesis senyawa-senyawa serupa dan diuji keaktifan biologis dari senyawa- senyawa terse
but. Golongan- golongan senyawa sintetik yang pertama dibuat adalah substitusi-substitusi
indol seperti propionate dan asam indol butirat. Keduanya mempunyai keaktifan biologis dan
dipergunakan sebagai hormon akar; untuk mendorong pembentukan akar pada stek.
Keduanya mempunyai ciri-ciri indol dan gugus karboksilat pada rantai samping.
Perbedaannya terletak pada panjang rantai samping.
faktor- faktor lain yang mempengaruhi aktivitas dari auksin sintetik adalah :
1) Kesanggupan senyawa tersebut untuk dapat menembus iapisan kutikula atau epidermis
yang berlilin
2) Sifat translokasi di dalam tanaman
3) Pengubahan auksin menjadi senyawa yang tidak aktif di dalam tanaman (destruksi atau
pengikatan)
4) Berinteraksi dengan hormon turnbuh lainnya
5) Spesies tanaman
6) Fase pertumbuhan
7) Ungkungan (suhu, radiasi dan kelembaban)

Cara penggunaannya dalam bidang pertanian


Aplikasi ZPT dalam bidang pertanian sangatlah luas, mulai dari pembibitan tanaman
secara konvensinal, perbanyakan tanaman melalui kultur jaringan, perangsangan
pertumbuhan vegetatif, merangsang pembungaan dan pembuahan, pengaturan pematangan
buah, memperpanjang masa simpan produk, dan sebagainya.
ZPT sintetik sangat banyak digunakan pada pertanian modern. Tanpa ZPT sintetik
untuk mengendalikan gulma, atau untuk mengendalikan pertumbuhan dan pengawetan buah-
buahan, maka produksi bahan makanan akan berkurang sehingga harganya akan menjadi
mahal. Disamping itu, muncul keprihatinan bahwa penggunaan senyawa sintetik secara
berlebihan pada produksi pangan akan menimbulkan masalah lingkungan dan kesehatan
serius. Sebagai contoh misalnya dioksin. Senyawa kimia sampingan dari sintesa 2, 4-D
tersebut digunakan sebagai herbisida selektif untuk membasmi gulma berdaun lebar dari
tumbuhan dikotil. maka dalam penggunaan ZPT perlu diperhatikan cara kerja ZPT tersebut.
Cara kerja ZPT tergantung dari:
1. Struktur bahan kimia yangg mempengaruhi absosorpsi, translokasi dan aktifasi.
2. Sistem carrier. Apakah ZPT tersebut diformulasikan dalam bentuk EC (Emulsion
concentrated) atau garam.
3. Jenis tanaman (morfologi dan fisiologis masing-masing tanaman berbeda).
4. Faktor lingkungan pada waktu pemberian ZPT (suhu, kelembaban, intensitas
cahaya) mempengaruhi absorpsi, translokasi dan inaktivasi.
5. Waktu pemberian (pagi, sore).
6. Fase pertumbuhan tanaman (vegetatif, reproduktif, saat trubus atau dorman).
7. Konsentrasi yang efektif.

Beberapa anjuran dalam penggunaan zat pengatur tumbuh tanaman yang perlu
diperhatikan dengan baik adalah :
1. Perhatikan 5 tepat (tepat ZPT, tepat tanaman, tepat waktu, tepat lingkungan dan tepat
konsentrasi.
2. Pemberian ZPT harus merata.
3. Kadang-kadang pemberian melalui akar (soil drenching) lebih baik dibandingkan
melalui daun (foliar spray). Sebagai contoh, CCC dan ancymidol untuk
mengkerdilkan tanaman, paklobutrazol untuk merangsang pembungaan lebih baik
melalui soil drenching.
4. Pemberian beberapa kali lebih baik dari sekaligus. Misalnya, 2 x ½ dosis lebih baik
dibandingkan 1 x 1 dosis.
5. Kombinasi ZPT dengan kelompok yang sama lebih baik dibandingkan secara tunggal.
MIslanya, pemberian IBA dan NAA secara simultan lebih baik dari pada IBA saja
atau NAA saja.
6. Baca label pemakaian yang tertera pada kemasan dengan baik.
7. Waktu pemberian ZPT harus dalam keadaan tanamam sehat.
DAFTAR PUSTAKA

Arteca, R.N. 1996. Plant growth substances. Principles and applications. New York:
Champan & Hall. 332 hlm.

Gunawan, L.W. 1987. Teknik Kultur Jaringan. Laboratorium Kultur Jaringan PAU
Bioteknologi IPB. Bogor.

Isbandi, J. 1983. Pertumbuhan dan perkembangan Tanaman. Fakulas Pertanian UGM.


Yogyakarta.

Moore, T.C. 1979. Biochemistry and physiology of plant hormones. New York: Springer-
Verlag Inc. 274 hlm.

Nani Sumiati dan Etti Sumiati. 2001. Pengaruh Vernalisasi, Giberelin, dan Auxin terhadap
Pembungaan dan Hasil Biji Bawang Merah. Jurnal Hortikultura (11) 1: 1-8 2001.

Netty Widyastuti dan Donowati Tjokrokusumo. 2007. Peranan Beberapa Zat Pengatur
Tumbuh (ZPT) Tanaman Pada Kultur In Vitro. Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia Vol.3,
No.5, (Agustus 2001), hal. 55-63 Humas BPPT/ANY

Salisbury, F.,B., C.W. Ross. 1992. Plant Physiology 4th Edition. Terjemahan Lukman DR,
Sumaryono. Fisiologi tumbuhan. Jidid III. Perkembangan tumbuhan dan fisiologi lingkungan.
Bandung: Penerbit ITB Bandung. 343 hlm.

Anda mungkin juga menyukai