Anda di halaman 1dari 7

PRATIKUM 1.

BUDIDAYA TANAMAN SECARA ORGANIK ( PERTANIAN


BERWAWASAN LINGKUNGAN)

A. Tujuan
Untuk mengetahui pertumbuhan tanaman yang ditanama secara organik.
B. Landasan Teori
Seiring dengan meningkatnya tingkat kesejahteraan, kesadaran dan kebutuhan akan
perlunya hidup sehat, diantaranya perlunya makanan yang sehat yang diproduksi secara alami,
tanpa menggunakan bahan-bahan kimia sinetis , meningkat pula. Produk pangan ini pada
umumnya dihasilkan melalui budidaya organik dengan istilah Back to Nature, atau gerakan
hidup kembali secara alami.
Budidaya tanaman sayuran merupakan kebutuhan pokok manusia dalam pemenuhan gizi
yaitu kebutuhan akan vitamin dan mineral dan kebuthan sebagai masakan berupa sayur mayur,
untuk itu perlu dikembangkan secara organik yaitu budidaya tanaman sayuran tanpa
menggunakan pupuk kimia dan tanpa pestisida.
Diharapkan dari budaya ini menghasilkan sayuran yang higienis tanpa meninggalkan efek
residu bahan kimia. Pupuk organik yang berasal dari kotoran hewan disebut sebagai pupuk
kandang. Kandungan unsur haranya yang lengkap seperti natrium (N), fosfor (P), dan kalium (K)
membuat pupuk kandang cocokm untuk dijadikan sebagai media tanam. Unsur-unsur tersebut
penting untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Selain itu, pupuk kandang memiliki
kandungan mikroorganisme yang diyakini mampu merombak bahan organik yang sulit dicerna
tanaman menjadi komponen yang lebih mudah untuk diserap oleh tanaman.
c. Prosedur Kerja
1. Siapkan media tanamnya yang telah diberi pupuk kandang.
2. Siapkan sayuran yang akan di tanam
3. Setelah ditanam semuanya siram dengan air.
4. Amati pertumbuhan sayuran tersebut dan bandingkan pertumbuhannya antar taaman lainnya.
F. Hasil Pengamatan
a. Untuk foto tanaman yang menggunakkan pupuk kandang:
1. Foto di awal-awal minggu:
2. Foto untuk minggu-minggu berikutnya:
PRATIKUM 2. PENGARUH NAUNGAN ATAU CAHAYA PADA TANAMAN

A. Tujuan
Untuk mengetahui pertumbuhan tanaman yang terkena cahaya dan yang ternaungi.
B. Landasan Teori
Pertumbuhan dan perkembangan tanaman dipengaruhi oleh faktor genetis dan faktor
lingkungan. Faktor genetis mencerminkan sifat morfologi, anatomi dan sifat fisiologis suatu
tanaman. Sedangkan faktor lingkungan meliputi, radiasi cahaya matahari (kualitas cahaya,
intensitas cahaya dan lama penyinaran ), suhu suatu temperatur, kelembapan, curah hujan ).
Tanaman C3, C4 dan tanaman CAM yang mencerminkan keadaan/ struktur tajuk yang berbeda
sehingga dalam hal fiksasi CO2 perbedaan tersebut menghasilkan asimilat yang berbeda pula.
Ada tanaman yang efisien dalam hal melakukan proses fotosintesis dengan laju fotosintesis yang
tertinggi pula, hal ini tergantung tanaman tersebut.
C. Bahan Dan Alat
Bahan : 1. Tanaman kedelai edamame, 2. Kertas karbon
Alat : 1. Pot/polybag, 2. Steples, 3. Gunting, 4. Selotip
D. Prosedur Kerja
2. Tandai sampel sebanyak 3 tanaman
1) Sampel I daun ditutup penuh/seluruhnya dengan menggunakan kertas karbon.
2) Sampel II daun ditutup setengahnya dengan menggunakan kertas karbon.
3) Sampel III daun ditutup seperempatnya dengan menggunakan kertas karbon.
4) Perlakuan tersebut berlaku untuk ke 3 sampel tanaman kedelai tersebut.
3. Setelah itu ditanam dan disiram setiap hari serta diamati setiap hari selama 1 minggu.
4. Amati perubahan warna daunnya.
F. Hasil Pengamatan
1. Hari 1 pengamatan - hari ke 7 dst
a) Tanaman kedelai dst
1) Daun yang tidak ditutup dengan kertas karbon …
2) Daun yang ditutup secara penuh dengan kertas karbon …..
3) Daun yang ditutup setengahnya dengan kertas karbon ….
4) Daun yang ditutup seperempatnya dengan kertas karbon ….
G. Pembahasan
H. Kesimpulan

PRATIKUM 3. PEMBERIAN PUPUK NPK BERLEBIHAN

A. Tujuan
Untuk mengetahui akibat dari pemberian pupuk yang berlebihan pada tanaman dan
alasannya.
B. Landasan teori
Unsur hara esensial termasuk unsur hara yang dibuthkan tanaman untuk daur hidup
tanaman itu sendiri. Unsur hara esensial dibagi menjadi dua kelompok, yaitu unsur hara makro
dan unsur hara mikro. Unsur hara makro dibutuhkan tanaman dalam jumlah banyak sedangkan
unsur hara mikro dibutuhkan tanaman dalam jumlah sedikit. Unsur hara makro meliputi C, H, O,
N, P, K, Ca, Mg, S, sedangkan unsur hara mikro meliputi Fe, B, Mo, Cu, Cl, Mn, Zn. Dari
berbagai macam unsur hara baik makro maupun mikro itu mempunyai fungsi masing-masing
untuk tanaman.
Pupuk NPK adalah pupuk yang memilik kandungan tiga unsur hara makro, yaitu
Nitrogen (N) Fosfor (P) dan Kalium (K). Selain unsur hara makro, beberapa produsen pupuk
juga menambahkan unsur hara mikro seperti  klorida, boron, besi, mangan, kalsium, magnesium,
sulfur, tembaga, seng, dll untuk meramu sebuah formulasi yang disesuaikan dengan
peruntukannya. Bentuk produk pupuk NPK yang beredar di pasaran pun cukup bervariasi. Pupuk
NPK padat bisa berupa tablet, pelet, briket, granul serta bubuk, sedangkan pupuk NPK cair
muncul dengan aneka tingkat kelarutan. Setiap jenis merk pupuk NPK memiliki komposisi
kandungan yang berbeda-beda tergantung dari kebutuhan tanaman.
Penambahan Jumlah Yang Benar pupuk dapat mempromosikan Produksi Bunga Yang
sehat dan pertumbuhan daun sedangkan aplikasi pupuk berlebihan dapat menurunkan Kesehatan
Tanaman dapat menyebabkan penurunan dan Kematian. Selama aplikasi atau aplikasi yang tidak
benar, pupuk dapat berkontribusi mencemari sungai kita, sungai, danau, dan muara. Kelebihan
pupuk dapat meningkatkan kemungkinan beberapa penyakit tanaman. Kelebihan pupuk dapat
meningkatkan kemungkinan beberapa Penyakit Tanaman. Pemupukan tanaman yang sudah
melampaui ruang mereka dialokasikan hanya dapat menyebabkan pemangkasan lebih. Tingkat
pertumbuhan yang moderat dan baik, warna hijau yang diinginkan untuk sebagian besar tanaman
berkayu. Kekuatan yang berlebihan, yang terbukti dengan subur, daun hijau dan pertumbuhan
long shoot seringkali tidak diharapkan.
C. Prosedur kerja
1. Taburkan NPK pada 2 tanaman dengan Dosis yang berlebih
2. Setelah itu amati perubahan yang terjadi pada tanaman tersebut.
3. Amati selama 1 minggu
F. Hasil pengamatan
G. Pembahasan
H. Kesimpulan

PRATIKUM 4. PERSAINGAN INTRAFESIFIK TANAMAN (ANTAR TANAMAN


SEJENIS)

A. Tujuan
Untuk memahami persaingan intraspesifik dengan mempelajari pengaruh jarak tanaman
(kerapatan ) populasi terhadap laju pertumbuhan tanaman.
B. Prosedur kerja
Amati variabel pertumbuhan seperti tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah cabang Catat
pada label pengamatan. Tinggi tanaman dan jumlah daun diamati setiap satu minggu sekali,
dimulai saat pindah tanam.

PRATIKUM 5. ALELOPATI

A. TUJUAN
Praktikum ini bertujuan tujuan praktikum ini dilakukan adalah untuk mengetahui
pengaruh pemberian alelopati terhadap pertumbuhan dan perkecambahan
kedelai Edamame (Glycine maxL. Merr.).
B. PENDAHULUAN
Kemampuan alelopati yang dihasilkan tanaman dalam mengendalikan
pertumbuhan gulma dapat dimanfaatkan sebagai herbisida alami dalam sistem
agrikultur yang kemampuannya sama dengan herbisida sintetik. Alelopati sebagai
pengaruh langsung maupun tidak langsung dari suatu tumbuhan terhadap
tumbuhanlainnya, baik yang bersifat positif maupun negatif melalui pelepasan
senyawa kimiake lingkungannnya.
Beberapa senyawa alelopati menghambat pembelahan sel-sel akar, menghambat
pertumbuhan yaitu dengan mempengaruhi pembesaran sel, menghambat
respirasi akar, menghambat sintesis protein, menghambat aktivitas enzim, serta
menurunkan daya permeabilitas membran pada sel tumbuhan
Efek penghambatan senyawa alelopati pada organisme target bisa terjadi secara
langsung maupun tidak langsung, namun bagaimana penghambatan terjadi di
alam belum bisa diketahui secara pasti. Hal ini dikarenakan terdapat faktor lain
selain alelokimia yang bisa menghambat pertumbuhan diantaranya kompetisi,
faktor biotik, dan abiotik sehingga penelitian ‘bioassay’ penting dilakukan untuk
potensi alelokimia tersebut.
Alelokimia yang dilepaskan ke lingkungan melalui volatilasi (untuk atsiri),eksudasi
akar, basuhan daun atau hasil dekomposisi residu tumbuhan, dapat
berupaterpenoida, juglone, alkaloida dan fenol .Tanaman berkayu yang
dilaporkan bersifat alelopati antara lain: Acasia spp., Albizzia lebbeck, Eucalyptus
66spp., Grewia optiva, Glirycidia sepium, Leucaena leucocephala, Moringa oleifera,Populus
deltoides, Abies balsamea, Picea mariana, Pinus divaricata, P. recinosa,dan Thuja occidentalis.
Adanya senyawa alelopati dari tanaman berkayu dapat dimanfaatkan dalam
pertanaman sistem wanatani (agroforestry) serta dalam pengendalian gulma,
patogen, ataupunhama. Alelopati dalam sistem wanatani dapat dimanfaatkan
dalam strategi pengurangan keragaman vegetasi di bawah tegakan.
Sumber Senyawa Alelopati
Pada suatu agroekosistem, senyawa alelopati kemungkinan dapat dihasilkan oleh
gulma, tanaman pangan, dan hortikultura (semusim), tanaman berkayu,
residudari tanaman dan gulma, serta mikroorganisme. Alelopati dari tanaman dan
gulma dapat dikeluarkan dalam bentuk eksudat dari akar dan serbuk sari, luruhan
organ (decomposition), senyawa yang menguap (volatile) dari daun, batang, dan
akar,serta melalui pencucian (leaching) dari organ bagian luar.
Sumber senyawa alelopati yang bersifat racun tersebut dapat terjadi melalui
beberapa cara yaitu diantaranya eksudasi dari akar, larut dari daun segar
melalui air hujan atau embun, larut dari serasah yang telah terdekomposisi dan
transformasidari mikroorganisme tanah. Pada umumnya konsentrasi senyawa
alelopati yangberasal dari daun segar jauh lebih rendah dibandingkan yang
berasal dari serasah yang telah terdekomposisi.Hasil-hasil metabolit sekunder
seperti senyawa phenol, alkaloid, terpenoid,asam lemak, steroid dan
polyacetylene dapat berfungsi sebagai alelokimia. Zat-zat alelopati suatu tanaman
paling banyak terlokalisasi di daun.
C. ALAT DAN BAHAN
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah daun rimbang sebagai
bahan untuk diekstrak, daun matoa sebagai bahan untuk diekstrak, kain serbet untuk menyaring
ekstrak,air untuk membantu dalam memblender bahan, cup sebagai wadah tanam, pasir sebagai
media tanam, benih kedelai sebagai bahan yang akan ditanam, botol mineral 1L sebagai tempat
menyimpan ekstrak. Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini adalah blender
untukmenghaluskan semua bahan, gunting untuk memotongi daun rimban dan matoa, dan gelas
ukur untuk membantu menakar dan menyiramkan ekstrak pada tanaman kedelai, kotak A4
sebagai tempat menyimpan seluruh botol berisiekstrak dan jarum suntik, dan penggaris untuk
mengukur tinggi tanaman.
D. PROSEDUR KERJA
Pembuatan Ekstrak Alelopati
1. Dipotongi bahan berupa daun matoa dan rimbang sampai berukuran kecil
2. Ditumbuk/ dibender daun rimbang yang sudah berukuran kecil hhingga halus, dengan
menambahkan 1 L air.
4. Disaring hasil blenderan menggunakan kain serbet
5. Dimasukkan hasil saringan ke dalam botol
6. Disimpan selama satu malam
Penanaman kedelai Edamame
1. Disediakan 6 Cup berisi pasir yang hampir memenuhi cup
2. Direndam benih kedelai dalam air
3. Dibasahi media pasir menggunakan air hingga cukup lembab
4. Dibuat 2 lubang pada media pasir
5. Ditanam benih kedelai masing-masing 1 benih per lubang
Pengaplikasian Alelopati
1. Disiapkan botol-botol berisi ekstrak alelopati dari dalam botol
beserta jarum suntik
2. Disiapkan juga semua tanaman Kedelai Edamame
3. Diambil ekstrak sebanyak 5 ml dari tiap botol dengan menggunakan jarum
suntik
4. Disuntikkan/disiramkan ekstrak tersebut ke masing-masing tanaman sesuai
perlakuan yang telah ditentukan
5. Diukur tinggi tanaman dan jumlah daun
6. Disusun kembali botol-boto dan tanaman.
Panen
1. Dikeluarkan tanaman dari dalam cup beserta pasirnya
2. Dibersihkan akar dari pasir
3. Diukur panjang akar dengan penggaris
4. Dimasukkan akar tanaman ke dalam gelas ukur berisi 20 ml air
5. Diukur pertambahan volumenya, lalu dikurangkan dengan volume awal

Anda mungkin juga menyukai