Fisiologi Tumbuhan
Oleh:
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Hormon tumbuhan adalah suatu zat yang dalam jumlah sangat kecil tapi mampu
mempengaruhi pertumbuhan tanaman dan hormon tersebut tidak ikut di dalam proses
metabolisme. Berbeda dengan unsur hara atau zat makanan bagi tumbuhan adalah suatu zat
yang mempengaruhi pertumbuhan dan ikut/menjadi bagian/komponen produk yang
dihasilkan. Oleh sebab itulah hormon dapat berpengaruh walaupun dalam jumlah yang
sedikit. Secara alamiah setiap tumbuhan mempunyai kandungan hormon dalam komposisi
dan konsentrasi yang berbeda-beda sesuai dengan karakter gen dari masing-masing jenis.
Secara garis besar hormon dikelompokkan menjadi 3 kelompok hormon yaitu
Hal yang perlu diingat adalah bahwa konsentrasi optimal hormon adalah konsentrasi
optimal yang terjadi pada daerah target. Daerah target yang dimaksud adalah daerah
perakaran dan daerah pertunasan. Tercapainya tujuan pemberian hormon tidak hanya
tergantung pada tercapainya konsentrasi optimal pada daerah target/sel target, tapi juga
ditentukan oleh kandungan hormon endogen dari tumbuhan.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana pengaruh penggunaan media dengan hormon tumbuh NAA-BAP
terhadap pertumbuhan dan pembentukan kalus?
2. Bagaimana pengaruh pemberian hormon giberelin terhadap pembungaan 3 jenis
tanaman soka?
3. Bagaimana propagasi in vrito anggrek terhadap pemberian hormon IBA dan
KINETIN?
4. Bagaimana pertumbuhan bibit kopi terhadap respon pemberian macam dan
konsentrasi zat pengatur tumbuh?
5. Bagaimana respon pertumbuhan awal stek batang buah naga terhadap ZPT
hormon tanaman?
C. TUJUAN
1. Mengetahui pengaruh penggunaan media dengan hormon tumbuh NAA-BAP
terhadap pertumbuhan dan pembentukan kalus.
2. Mengetahui pengaruh pemberian hormon giberelin terhadap pembungaan 3 jenis
tanaman soka.
3. Mengetahui propagasi in vrito anggrek terhadap pemberian hormon IBA dan
KINETIN.
4. Mengetahui pertumbuhan bibit kopi terhadap respon pemberian macam dan
konsentrasi zat pengatur tumbuh.
5. Mengetahui respon pertumbuhan awal stek batang buah naga terhadap ZPT
hormon tanaman.
BAB II
PEMBAHASAN
Media memang memegang peranan penting dalam proses terbentuknya kalus, terlihat
bahwa 3 jenis media yang digunakan yaitu media MS, ½ MS, dan media Gamborg
menghasilkan presentasi yang berbeda. Pada penelitian ini prosentase pembentukan kalus
daun E.purpurea (L.) Moench terbaik terjadi pada hormon ½ MS. Gejala pertumbuhan kalus
terlihat dari mulai timbulnya tonjolan-tonjolan putih yang tidak teratur pada bekas irisan
daun. setiap jenis media menunjukkan luas area yang berbeda-beda, hal in berarti besarnya
kandungan flavonoid pada masing-masing media berbeda semakin luas areanya maka,
semakin besar kadar flavonoidnya, hasil luas area terbesar di tunjukkan oleh media ½ MS
berarti kalus yang di hasilkan pada eksplan dengan media ½ MS memiliki kandungan
flavonoid yang lebih besar dibanding media yang lain.
Analisis ragam menunjukkan bahwa tidak terdapat interaksi antara perlakuan jenis
tanaman dengan konsentrasi giberelin terhadap tinggi tanaman soka, jumlah daun soka,
jumlah cabang soka. Namun adanya interaksi perlakuan jenis tanaman dengan konsentrasi
giberelin terhadap diameter tajuk tanaman soka. Analisis ragam menunjukkan bahwa tidak
terdapat interaksi antara perlakuan jenis tanaman dengan konsentrasi giberelin terhadap luas
daun. Namun perlakuan jenis tanaman berpengaruh nyata terhadap luas daun pada umur 70
HST. Variabel tanaman soka yang terjadi interaksi yaitu pada diameter tajuk tanaman, jumlah
anak bunga dan diameter bunga.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil review maka dapat disimpulkan bahwa hormon tumbuhan adalah suatu
zat yang dalam jumlah sangat kecil tapi mampu mempengaruhi pertumbuhan tanaman dan
hormon tersebut tidak ikut di dalam proses metabolisme. Secara garis besar hormon dapat di
bagi menjadi 3 garis besar yaitu: Sitokinin, adalah kelompok hormon yang mempunyai fungsi
utama mensupport pertumbuhan tunas. Auksin, adalah kelompok hormon yang mempunyai
fungsi utama mensuport pertumbuhan akar. Giberelin, adalah kelompok hormon yang
mempunyai fungsi pembungaan dan pembuahan.
Terdapat interaksi pada variabel pengamatan diameter tajuk tanaman, jumlah anak bunga
dan diameter bunga perlakuan konsentrasi giberelin GA3. Pemberian ZPT IBA dan Kinetin
memberikan pengaruh nyata terhadap persentase hidup eksplan, jumlah tunas dan jumlah
akar. Macam zat pengatur tumbuh berpengaruh nyata terhadap parameter jumlah helai daun,
jumlah akar, panjang akar dan laju pertumbuhan bibit hasil sambung hipokotil. Jumlah helai
daun terbanyak diperoleh dari zat pengatur tumbuh sitokinin, Panjang akar dan jumlah akar
terbanyak diperoleh dari zat pengatur tumbuh auksin. Laju pertumbuhan tertinggi diperoleh
dari kombinasi macam zat pengatur tumbuh auksin dan sitokinin.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayati, R.I., Subroto, G. 2018. Pertumbuhan Bibit Kopi (Coffea Sp.) Hasil Sambung
Hipokotil sebagai Respon Pemberian Macam dan Konsentrasi Zat Pengatur
Tumbuh. Jurnal Agrotrop. 16(1). 149-163.
Hindayati, A.R., Nurlaelih, E.E., Heddy, S. 2019. Pengaruh Pemberian Hormon Giberelin
(GA3) terhadap Pembungaan Tiga Jenis Tanaman Soka (Ixora coccinea L.). jurnal
Produksi Tanaman. 7(2) 240-247.
Mahadi, I. 2016. Propagasi In Vitro Anggrek (Dendrobium phalaenopsis fitzg) terhadap
Pemberian Hormon Iba dan Kinetin. Jurnal Agroteknologi. 7 (1): 15.
Pratomo, G.S. 2016. Pengaruh Jenis Media Dengan Hormon Tumbuh Naa-Bap Terhadap
Pertumbuhan Dan Kandungan Flavonoid Kalus Daun Echinaceae purpurea
(L.)Moench. Jurnal Surya Medika. 1(2): 50-56.
Rahmawati, E., Syahrani., Pujiono, T. 2019. Respon Pertumbuhan Awal Setek Batang Buah
Naga (Hylocereus Costaricensis) terhadap ZPT Hormon Tanaman Unggul (Hantu)
dan Komposisi Media Tanam. Magrobis Jurnal. 19(2): 21-30.