Anda di halaman 1dari 46

Dr.Ir. MAKHZIAH, M.P.

LEARNING OUTCOMES:
1. Mahasiswa mampu menjelaskan fungsi
hormon atau ZPT bagi tanaman.
2. Mahasiswa mampu menganalisis peranan
hormon atau ZPT dalam tanaman.
3. Mahasiswa mampu menerapkan aplikasi
hormon atau ZPT pada tanaman.
PERTUMBUHAN:
Pembelahan sel, pengembangan &
asimilasi/metabolisme.

 Terdapat faktor internal & eksternal yang


mempengaruhi pertumbuhan tanaman.
 Faktor internal tsb. termasuk konstitusi
genetik dan sejumlah hormon.
 Pertumbuhan dan perkembangan tanaman
merupakan fase dan koordinasi tingkat
tinggi antar bagian tanaman.
 Beberapa sistem koordinasi internal diatur
secara alami oleh senyawa organik yang
disebut hormon tanaman atau fitohormon.
 Fitohormon mempengaruhi banyak proses
fisiologis pada pertumbuhan, perkembangan
maupun kematian tanaman.
 Lingkungan mempengaruhi sintesis dan
distribusi hormon tanaman.
Tanaman mengalami :

 Pertumbuhan
Hormon/
Pengatur Tumbuh

 Perkembangan
ISTILAH:
Plant Growth Substance/Plant Growth
Regulator/Phytohormone
Zat Tumbuh Tanaman/Zat Pengatur
Tumbuh/Pengatur Tumbuh Tanaman/
Fitohormon
Pengatur Pertumbuhan Tanaman (Plant
Growth Regulator)

Substansi (bahan) organik (selain vitamin


dan unsur mikro) yang dalam jumlah
sedikit dapat memacu, menghambat atau
sebaliknya mengubah proses fisiologis
(Wareing & Philips, 1978).
Zat Pengatur Tumbuh Tanaman
/Fitohormon

1. Eksogen (berasal dari luar).


2. Endogen, diproduksi dari bagian
dalam tanaman.
 Seringkali pasokan fitohormon secara alami
di bawah normal sehingga dibutuhkan
pasokan dari luar.
 Fitohormon bekerja secara sinergis dengan
hormon lainnya dalam menimbulkan suatu
respon.
 Pada dasarnya ZPT endogen & eksogen
menghasilkan respon tanaman yang sama.
Kriteria fitohormon (Franklin et. al., 1991) yaitu:
1. Tempat sintesis berbeda dengan tempat
aktivitasnya.
2. Respon dihasilkan oleh jumlah yang sangat
kecil.
3. Respon berbentuk formatif dan plastik (tidak
terpulihkan) misalnya respons tropism.
Definisi-Definisi
Thimann,1948
 “Fitohormon merupakan suatu zat organik yang
dihasilkan dalam tumbuhan tingkat tinggi secara
alami yang mengatur pertumbuhan atau fungsi
fisiologis lain dan bekerja pada suatu tempat yang
jauh dari tempat pembentukannya, dan aktif dalam
jumlah yang kecil.”
 “Hormon tumbuh suatu zat organik yang memacu
pertumbuhan yaitu pertambahan volume yang
irreversible sepanjang sumbu memanjang bila
diberikan dalam konsentrasi rendah pada tunas
tumbuhan yang sejauh mungkin dibebaskan dari zat
pemacu pertumbuhan yang dibuatnya sendiri.”
Went dan Thimann, 1948
-“Hormon merupakan suatu zat yang dibentuk pada
suatu bagian dari organisme, diangkut ke bagian
organisme lain dan di situ mempengaruhi proses
fisiologi tertentu“.

Definisi ini tidak dapat membatasi vitamin dan zat-zat yang


mempengaruhi pertumbuhan dari hormon, sehingga
dikenal fitohormon yang mencakup vitamin.
ZAT PENGATUR TUMBUH
(FITOHORMON)

Ada 5 (lima) kelompok utama, yaitu :


1. AUKSIN
2. GIBBERELIN (GA)
3. SITOKININ
4. INHIBITOR
5. ETILEN
1. AUKSIN
 Mendorong pertumbuhan & perkembangan
tanaman
Metabolisme auksin
 Auksin diproduksi oleh jaringan meristem aktif.
 Imobilisasi auksin diakibatkan oleh adanya foto-oksidasi
dan oksidasi enzim (IAA-oksidase).
 Transport auksin terjadi secara basipetal.
 Laju auksin adalah linear, umumnya terjadi dalam floem
dan aktif.
 Menurun tanpa O2 atau dengan adanya CO2.
 Sitokinin dan Giberelin mempercepat transport auksin.
Metabolisme auksin
 Konsentrasi tinggi menghambat pertumbuhan.
 Pada respon fototropism auksin pada sisi yang
tersinari dirusak oleh sinar.
 Pada respon geotropism auksin berpindah
pada sel-sel bawah organ yang horisontal,
memacu pemanjangan sel dan pelengkungan
secara asimetris (Audus, 1972).
 Respon bervariasi tergantung pada kepekaan
organ tanaman (mis., batang merespon auksin
pada kisaran yang cukup lebar, akar akan
terhambat umumnya pada hampir semua
kisaran hormon).
Auksin dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu:
1. Endogen (dibentuk di dalam tanaman)
IAA (indole acetic acid)
2. Eksogen (dibentuk di luar tanaman)
1) IAA
2) 2,4D (dichloro phenoxy acid)
3) IBA (indole butiric acid)
4) 2,4,5 T (trichloro penoxy acetic)
5) Dicamba & picolinic acid
AUKSIN SINTETIK
-Indol -3-acetic acid (IAA)
-Indol-3-butyric acid (IBA)
-2,4-dichlorophenoxy acetic acid (2,4-D)
-Alpha-Indole propionic acid (IPA)
-2,4,5-trichlorophenoxy acetic acid (2,4,5T)
-Alpha dan Beta-Naphthalene acetic acid
(NAA)

-Asam pikolinat
-Asam fenoksiasetat auksin sintetik sebagai
-Asam benzoat herbisida
-Dinitrofenol
PERANAN & FUNGSI AUKSIN
 Memacu pemanjangan koleoptil pada kadar
yang rendah.
 Mendorong pertumbuhan akar lateral.
 Mengatur pembesaran sel.
 Mencegah pengguguran buah & menyebabkan
parthenocarpi.
 Pemberantas gulma daun lebar.
 Mempengaruhi tekanan osmotik serta reaksi
molekuler.
 Mempengaruhi enzim dan aktivitas asam
nukleat.
 Konsentrasi tinggi menghambat pertumbuhan.
 Berperan dalam dominasi apikal.
 Merangsang absisi (pengguguran pada daun).
Auksin memacu pertumbuhan tanaman

Percobaan menguji keberadaan auksin & pengaruhnya


pada tanaman
Auksin menjauhi sinar
Auksin mengalir dari atas ke bawah (Basipetal)
Dominansi Apikal
 Thimann dan Skoog (1933) membuktikan
bahwa kinerja auksin menghambat
pembentukan tunas lateral.
 Pemotongan tunas apikal mengakibatkan
tumbuhnya tunas lateral.
Aplikasi auksin terhadap keguguran apel

No Jenis Jumlah buah Rata-rata gugur


Auksin yang ada (%)
1 NAA 344 10,7
2 IBA 240 33,9
3 IAA 228 33,9
4 IPA 375 44,6
5 Kontrol 347 52,4
2. GIBBERELIN (GA)
 Berasal dari jamur gibberelin fujikuroi yang
menghasilkan asam gibberelat.
 Dijumpai pada tanaman tingkat rendah
sampai tingkat tinggi. Pada tanaman
tingkat tinggi ditemukan pada biji dan
mahkota bunga.
 Berperan aktif dalam menambah lebar dan
panjang daun, sehingga luas permukaan
fotosintesis menjadi meningkat.
 Memegang peran pada pembentukan buah
dalam hal ukuran, kualitas, hasil total dan
mengurangi gugur buah. Mampu menunda
pematangan dan pemasakan buah.
METABOLISME GIBERELIN
 Biosintesis terutama berlangsung di dalam
buah dan biji yang belum masak, dalam
tunas, daun dan juga akar.
 Translokasi dalam semua jaringan (xylem/
floem).
 Pergerakan bebas (ke semua jurusan) baik
secara basipetal ataupun akropetal.
 Aktivitas dapat dihambat secara kimiawi
(mis., dengan morfaktin dan etilen).
 Bekerja secara sinergis dengan enzim yang
lain seperti sitokinin dan auksin.
FUNGSI DAN PERANAN GA3
 Pembelahan sel dan perpanjangan batang
 Meningkatkan respirasi & pengambilan ion K+.
 Perkecambahan biji dan pematahan dormansi.
 Pembentukan akar.
 Memacu kecepatan tumbuh dan mencegah
kekerdilan fisiologis dan genetis.
 Memacu dan inisiasi pembungaan.
 Mengakibatkan pengembangan luas daun.
 Juvenil (pemudaan).
FUNGSI DAN PERANAN GA3
Mempengaruhi determinasi seks tanaman.
Pembentukan dan pemasakan buah.
Pembentukan buah parthenocarpi pada
bakal buah tertentu.
Pembentukan umbi.
Absisi atau pengguguran.
Senesen (penuaan dan kematian).
Memacu kecepatan tumbuh dan mencegah
kekerdilan fisiologis dan genetis.
3. SITOKININ
kinetin (zat yang mengakibatkan pembelahan sel)
cytokinesis (proses pembelahan sel)
Metabolisme Sitokinin

 Sitokinin merangsang pembelahan sel


(sitokinesis).
 Akar muda, biji dan buah yang belum masak,
jaringan pemberi makanan, kelapa muda
(endospermnya seperti susu) merupakan sumber
yang kaya.
 Ada secara alami terbentuk dengan cara fiksasi
rantai beratom C-5 (Isoprena).
 Sitokinin dari akar ditranslokasikan ke seluruh
tanaman melalui aliran transpirasi.
 Translokasi dari akar memberikan pengaruh
pada perangsangan tunas lateral/kuncup
ketiak (axial bud) yang tersembunyi akibat
dominansi apikal.
 Pemanfaatan pada kuncup merupakan
pemanfaatan yang terbesar dibandingkan
pada daun.
 Sitokinin bekerja sinergis dengan hormon
auksin (mis., pada pembentukan kuncup)
namun menghambat pertumbuhan awal
perakaran pada stek batang.
 Pemasokan dari luar (eksogen) dapat dengan
meningkatkan pengiriman sitokinin dari akar
untuk memperlambat penuaan dan
mengawetkan hasil fotosintesis.
Fungsi Sitokinin

 Mengatur dan berhubungan dengan


aktivitas dalam morfogenesis.
 Pembelahan dan perbesaran sel.
 Pematahan dormansi.
 Melawan dominasi apikal.
 Meningkatkan sintesis protein.
Sitokinin: Memacu pertumbuhan melalui
pembelahan sel dan perbesaran sel.
Auksin: Memacu pertumbuhan melalui
pemanjangan sel dan dominasi apikal.
4. INHIBITOR
Penghambat Pertumbuhan
Merupakan substansi lain yang berbeda yang
mempengaruhi pertumbuhan dan umumnya
menghambat pertumbuhan.
Metabolisme Penghambat Pertumbuhan
Umumnya merupakan senyawa-senyawa
aromatik (fenol dan lakton), alkohol, asam
organik, asam lemak dan ion-ion logam.
Penghambat pertumbuhan dikelompokan
dalam tiga kelompok (Franklin et. al., 1991):

a. Fitohormon (ABA= Absisic Acid)


b. Penghambat alami (derivat asam fenolat, asam
benzoat serta lakton).
 Biasanya merupakan hasil samping metabolik,
biasanya dalam jumlah yang banyak sekali.
 Peranannya dapat berupa dormansi biji pada
spesies tertentu (Wilkins, 1969).
c. Penghambat sintetik (garam amonium dan
Fosfor-D, asam suksinat-2,2-dimetil hidrasid,
klormequat dan morfaktin).
 Sintesis sitokinin terjadi melalui jalur asam
mevalonat dan isoprena, bertempat di plastida
terutama kloroplas.
 Translokasi secara bebas ke seluruh tanaman
dengan laju yang lebih cepat.
 Baik alami maupun sintetik berperan penting
dalam morfogenesis terutama respon
dormansi biji.
 Dormansi memungkinkan biji dan tunas
menunda pertumbuhan sampai kandungan
penghambat pertumbuhan (ABA) menurun.
Fungsi Penghambat Pertumbuhan

 Menekan pertumbuhan dan perkembangan


 Mengerdilkan pemanjangan.
 Rangsangan absisi terutama pada buah yang
berpenyakit.
 Terlibat dalam proses penuaan dan pecahnya
buah (pada kapas).
 Mekanisme pemicu pengendalian stomata.
5. ETILEN
Metabolisme Etilen
 Etilen merupakan suatu gas, berpindah dengan
bebas dari jaringan yang masak ke jaringan
hijau.
 Konsentrasi tertinggi terdapat pada buah
(klimakterik) dan jaringan, variasi bergantung
pada lingkungan.
 Aktivitas etilen melibatkan banyak respon mulai
dari perkecambahan hingga penuaan.
Metabolisme Etilen

 Peningkatan kandungan etilen terjadi


secara tajam selama masa pemasakan
buah (klimakterik).
 Puncak produksi etilen terjadi selama
masa perkecambahan usia 2-3 hari.
 Biosintesis etilen menigkat pada saat transpirasi.
 Pengaruh etilen terhadap perkecambahan
(Pratt dan Goeschl, 1969):
1. Mengurangi pemanjangan
2. Meningkatkan diameter
3. Pertumbuhan ageotropik sebelum dikenai
cahaya.
 Etilen berdifusi ke atas sebagai suatu gas &
menghambat pertumbuhan pada sisi atas,
karenanya menghasilkan respon belokan ke atas.
 Konsentrasi tinggi merangsang pertumbuhan
batang horisontal.
 Peningkatan konsentrasi pada rhizosfer
menghambat pertumbuhan akar.
Peranan Etilen

 Mengatur metabolisme tanaman.


 Memacu pemasakan buah & pertumbuhan
horisontal.
 Mempengaruhi pembungaan, dominasi
apical, pertumbuhan vegetatif, gugur daun,
pemasakan dan kedewasaan, resistensi
terhadap penyakit dan pembekuan aliran
lateks.
Aktivitas Fitohormon
Proses Tanaman Auksin Giberelin Sitokinin Inhibitor Etilen

Pembelahan sel X X
Pembesaran sel X X X
Inisiasi akar X X
Pembentukan kalus X X
Pembentukan xilem X X
Pemanjangan batang X X
Tunas lateral X X X X
Dormansi X X X X
Laju pertumbuhan X X X X
Inisiasi pembungaan X X X X X
Penentuan kelamin X X X
Aktivitas Fitohormon
Proses Tanaman Auksin Giberelin Sitokinin Inhibitor Etilen

Pertumbuhan buah X X X X
Pemasakan buah X X X X
Pembentukan umbi X X X X X
Absisi X X X X X
Perakaran X X X X
Penuaan X X X X X
Perkecambahan biji X X X

Anda mungkin juga menyukai