Anda di halaman 1dari 31

HORMON PADA TUMBUHAN

(1)

Farmakognosi ii

Dra. Ike Yulia W, M.Farm., Apt


Lusi Indriani, M.Farm., Apt.
Novi Fajar Utami, M.Farm., Apt.
HORMON PADA TUMBUHAN

 Pada tumbuhan, hormon dihasilkan terutama pada


bagian tumbuhan yang sel-selnya masih aktif
membelah diri (pucuk batang/cabang atau ujung akar)
atau dalam tahap perkembangan pesat (buah yang
sedang dalam proses pemasakan).
 Transfer hormon dari satu bagian ke bagian lain
dilakukan melalui sistem pembuluh (xilem dan floem)
atau transfer antarsel.
 Tumbuhan tidak memiliki kelenjar tertentu yang
menghasilkan hormon.
 Pertumbuhan, perkembangan, dan pergerakan tumbuhan
dikendalikan beberapa golongan zat yang secara umum
dikenal sebagai hormon tumbuhan atau fitohormon.
 Penggunaan istilah "hormon" sendiri menggunakan analogi
fungsi hormon pada hewan; dan, sebagaimana pada hewan,
hormon juga dihasilkan dalam jumlah yang sangat sedikit
di dalam sel.
Beberapa ahli berkeberatan dengan istilah ini karena fungsi
beberapa hormon tertentu tumbuhan (hormon endogen,
dihasilkan sendiri oleh individu yang bersangkutan) dapat
diganti dengan pemberian zat-zat tertentu dari luar,
misalnya dengan penyemprotan (hormon eksogen,
diberikan dari luar sistem individu).
Mereka lebih suka menggunakan istilah zat pengatur
tumbuh (ZPT).
 Hormon tumbuhan merupakan bagian dari proses
regulasi genetik dan berfungsi sebagai prekursor.
 Rangsangan lingkungan memicu terbentuknya
hormon tumbuhan.
 Bila konsentrasi hormon telah mencapai tingkat tertentu,
sejumlah gen yang semula tidak aktif akan mulai
ekspresi.
 Dari sudut pandang evolusi, hormon tumbuhan
merupakan bagian dari proses adaptasi dan
pertahanan diri tumbuh-tumbuhan untuk
mempertahankan kelangsungan hidup jenisnya.
 Pemahaman terhadap fitohormon pada masa kini telah
membantu peningkatan hasil pertanian dengan
ditemukannya berbagai macam zat sintetis yang memiliki
pengaruh yang sama dengan fitohormon alami.
 Hormon pada tanaman jelas mempunyai ciri :
 setiap hormon mempengaruhi respon pada bagian
tumbuhan, respon itu bergantung pada species, bagian
tumbuhan, fase perkembangan, konsentrasi hormon,
interaksi antar hormon, yang diketahui dan berbagai
faktor lingkungan yaitu cahaya, suhu, kelembaban, dan
lainnya.
Aplikasi zat pengatur tumbuh dalam pertanian modern
mencakup pengamanan hasil (seperti penggunaan
cycocel untuk meningkatkan ketahanan tanaman
terhadap lingkungan yang kurang mendukung),
memperbesar ukuran dan meningkatkan kualitas produk
(misalnya dalam teknologi semangka tanpa biji), atau
menyeragamkan waktu berbunga (misalnya dalam
aplikasi etilena untuk penyeragaman pembungaan
tanaman buah musiman), untuk menyebut beberapa
contohnya.
Sejauh ini dikenal sejumlah golongan zat yang dianggap
sebagai fitohormon, yaitu:
1) Auksin
2) Sitokinin
3) Giberelin atau asam giberelat (GA)
4) Etilena
5) Asam absisat (ABA)
6) Asam jasmonat
7) Steroid (brasinosteroid)
8) Salisilat
9) Poliamina.
Penggolongan Hormon

a. Auksin
Auxin adalah zat aktif dalam system perakaran.
Senyawa ini membantu proses pembiakkan vegetatif.
Pada satu sel auxins dapat mempengaruhi pemanjangan
cell, pembelahan sel dan pembentukan akar.
Beberapa type auxins aktif dalam konsentrasi yang sangat
rendah antara 0.01 to 10 mg/L.
Funsi auksin:
 memacu perpanjangan sel
 merangsang pembentukan bunga, buah
 mengaktifkan kambium untuk membentuk sel-sel baru
 Dapat merangsang pertumbuhan akar pada penanaman
invitro
 Merangsang pertumbuhan kalus
 Merangsang pertumbuhan tunas  Menghambat
Pertumbuhan Tunas Lateral (“dominansi pucuk”)
 Mencegah gugur daun dan buah
Senyawa asam indol asetat (IAA) yang dihasilkan di
ujung meristem apikal (ujung akar dan batang).
 F.W. Went (1928) pertama kali menemukan auksin pada
ujung koleoptil kecambah gandum Avena sativa.
IAA terdapat di akar pada konsentrasi yang hampir sama
dengan di bagian tumbuhan lainnya (Salisbury dan Ross 
1995).  
IAA dapat memacu pemanjangan akar pada konsentrasi
yang sangat rendah. 
 IAA  adalah auksin endogen atau auksin yang terdapat
dalam tanaman. 
 IAA berperan dalam aspek pertumbuhan dan
perkembangan tanaman yaitu pembesaran sel yaitu
koleoptil atau batang penghambatan mata tunas samping,
pada konsentrasi tinggi menghambat pertumbuhan
mata tunas untuk menjadi tunas absisi
(pengguguran) daun  aktivitas dari kambium
dirangsang oleh IAA pertumbuhan akar  pada
konsentrasi tinggi dapat menghambat perbesaran
sel-sel akar.
Auksin Sebagai Herbisida

Auksin sintetis, seperti 2,4-dinitrofenol (2,4-D),


digunakan secara luas sebagai herbisida tumbuhan.
Pada Monocotyledoneae, misalnya : jagung dan
rumput lainnya dapat dengan cepat menginaktifkan
auksin sintetik ini, tetapi pada Dicotyledoneae tidak
terjadi, bahkan tanamannya mati karena terlalu
banyak dosis hormonalnya.
Menyemprot beberapa tumbuhan serialia ataupun
padang rumput dengan 2,4-D, akan mengeliminir
gulma berdaun lebar seperti dandelion.
Manfaat Lain Auksin

 Auksin mempengaruhi pertumbuhan sekunder, termasuk


pembelahan sel di dalam kambium pembuluh, dan
mempengaruhi differensiasi xylem sekunder.
 Biji yang sedang berkembang, mensintesis auksin untuk
meningkatkan pertumbuhan buah dalam
tumbuhan.
 Auksin sintetik yang disemprotkan kedalam tanaman
tomat dan anggur akan menginduksi perkembangan buah
tanpa memerlukan pollinasi.
 Sehingga dapat menghaslkan tomat tanpa biji, melalui
substitusi auksin sintetik.
b. Giberelin
Giberelin adalah turunan dari asam gibberelat.
Merupakan hormon tumbuhan alami yang merangsang
pembungaan, pemanjangan batang dan membuka benih
yang masih dorman.
Ada sekitar 100 jenis gibberellin, namun Gibberellic acid
(GA3)-lah yang paling umum digunakan.
Giberelin, merangsang pembelahan dan pembesaran sel
serta merangsang perkecambahan biji.
 Pada tumbuhan tertentu, giberelin dapat menyebabkan
munculnya bunga lebih cepat.
Senyawa ini dihasilkan oleh jamur Giberella fujikuroi atau
Fusarium moniliformae, ditemukan oleh F. Kurusawa.
Fungsi giberelin:
 Pemanjangan tumbuhan
 Memacu pembentukan bunga
 Pembentukan buah tanpa penyerbukan
 Merangsang pertumbuhan tanaman kerdil
 Merangsang perkecambahan (Pemecahan Dormansi biji
Tumbuhan kerdil seperti pohon bonsai ini sering
memiliki konsentrasi giberelin yang luar biasa
rendah.
c. Sitokinin
Sitokinin merangsang pembelahan sel, pertumbuhan
tunas, dan mengaktifkan gen serta aktifitas metabolis secara
umum.
pada saat yang sama cytokinin menghambat pembentukan
akar, oleh karenanya cytokinin sangat berguna pada proses
kultur jaringan dimana dibutuhkan pertumbuhan yang
cepat tanpa pembentukan perakaran.
secara umum konsntrasi cytokinin yang digunakan antara
0.1 to 10 mg/L.
Sitokinin berfungsi untuk memacu pembelahan sel
serta mempercepat pembentukan akar dan tunas. Pertama
kali ditemukan pada tembakau.
 Sitokinin mendorong pembelahan sel dan diperlukan untuk
pertumbuhan tanaman dalam kultur jaringan. Sepotong
kecil tanaman ditempatkan dalam kondisi steril untuk
menumbuhkan tanaman baru
Efek Anti Penuaan

 Sitokinin menahan penuaan beberapa organ tumbuhan,


dengan menghambat pemecahan protein, menstimulasi
RNA dan sintesis protein, dan dengan memobilisasi
nutrien dari jaringan di sekitarnya.
 Apabila daun yang dibuang dari suatu tumbuhan
dicelupkan ke dalam larutan sitokinin, maka daun itu
akan tetap hijau lebih lama daripada biasanya.
 Sitokinin juga memperlambat deteorisasi daun pada
tumbuhan utuh.
 Karena efek anti penuaan ini, para floris melakukan
penyemprotan sitokinin untuk menjaga supaya bunga
potong tetap segar.
d. Gas etilen
senyawa ini merangsang pematangan buah,
menyebabkan daun gugur dan  merangsang penuaan.
Tanaman sering meningkatkan produksi ethylene
sebagai respon terhadap stress dan sebelum mati.
Konsentrasi Ethylene fluktuasi terhadap musim untuk
mengatur kapan waktu menumbuhkan daun dan kapan
mematangkan buah.
Etilen, berperan untuk menghambat pemanjangan
batang, mempercepat penuaan buah, dan menyebabkan
penuaan daun.
Banyak ditemukan pada buah yang sudah tua
Fungsi Hormon Gas Etilen
Mempercepat dalam pematangan buah
Menyebabkan pertumbuhan batang menjadi tebal
dan kukuh 
Memacu hormon lain dalam menimbulkan reaksi
tertentu
Mendukung terbentuknya bulu-bulu akar
Induksi sel kelamin betina pada bunga
Merangsang terjadinya pemekaran bunga 
Mengakhiri masa dormansi 
Pembentukan akar adventif
Hormon etilen memberi sinyal tomat tersebut untuk
matang.
.

e. Asam absisat
Asam Absisat (ABA) adalah penghambat pertumbuhan
merupakan lawan dari gibberellin: 
Hormon ini memacu dormansi, mencegah biji dari
perkecambahan dan menyebabkan gugurnya daun, bunga
dan buah. Secara alami tingginya konsentrasi asam absisat
ini dipicu oleh adanya stress oleh lingkungan misalnya
kekeringan.
Asam absisat berperan dalam proses perontokan daun.
Fungsi Hormon Asam Absisat 
Menghambat perkecambahan biji 
Mempengaruhi terjadinya dormansi pada kuncup 
Menghambat pembelahan sel dan pembesaran sel 
Membantu tumbuhan dalam mengatasi tekanan
pada lingkungan yang kurang baik
Memperpanjang masa dormansi umbi-umbian
Penurunan kadar asam absisat memungkinkan
tunas ini untuk memecahkan dormansi dan
mengeluarkan daun.
g. Kalin
Hormon pertumbuhan organ, terdiri dari :
Rhizokalin, Kaulokali, Filokalin, Antokalin

h. Asam traumalin atau kambium luka


Merangsang pembelahan sel di daerah luka sebagai
mekanisme untuk menutupi luka
 Hormon Rhizokalin
 Hormon ini berfungsi sebagai perangsang dalam
pembentukan akar.
 Hormon Anthokalin
 Hormon ini berfungsi dalam pembentukan bunga.
 Hormon Filokalin
 Berfungsi untuk pembentukan daun.
 Hormon Kaulokalin
 Hormon ini berfungsi dalam pembentukan batang.
TERIMA KASIH
DAFTAR PUSTAKA

 Anonim, 2010. Hormon tumbuhan.


http://www.biosynth.com/
_______, 2010. Hormon.http://www. Plant-
hormones.info/auxin

Anda mungkin juga menyukai