Anda di halaman 1dari 4

Nama : Nikmatun Umi

NIM : 1708531017
Kelas : A

HORMON PERTUMBUHAN TANAMAN


Hormon tumbuhan merupakan bagian dari sistem pengaturan pertumbuhan
dan perkembangan tumbuhan. Kehadirannya di dalam sel pada kadar yang sangat
rendah menjadi prekursor (“pemicu”) proses transkripsi RNA. Hormon pemicu
pertumbuhan dibagi menjadi 3 yaitu auksin, giberelin, dan sitokinin.
a. Hormon Auksin
Auksin adalah zat yang di temukan pada ujung batang, akar,
pembentukan bunga yang berfungsi untuk sebagai pengatur pembesaran
sel dan memicu pemanjangan sel di daerah belakang meristem ujung.
Hormon auksin adalah hormon pertumbuhan pada semua jenis
tanaman.nama lain dari hormon ini adalah IAA atau asam indol asetat.
Letak dari hormon auksin ini terletak pada ujung batang dan ujung akar.
Fungsi dari hormon auksin ini dalah membantu dalam proses
mempercepat pertumbuhan, baik itu pertumbuhan akar maupun
pertumbuhan batang, mempercepat perkecambahan, membantu dalam
proses pembelahan sel, mempercepat pemasakan buah, mengurangi jumlah
biji dalam buah. kerja hormon auksin ini sinergis dengan hormon sitokinin
dan hormon giberelin.tumbuhan yang pada salah satu sisinya disinari oleh
matahari maka pertumbuhannya akan lambat karena kerja auksin dihambat
oleh matahari tetapi sisi tumbuhan yang tidak disinari oleh cahaya
matahari pertumbuhannya sangat cepat karena kerja auksin tidak
dihambat.sehingga hal ini akan menyebabkan ujung tanaman tersebut
cenderung mengikuti arah sinar matahari atau yang disebut dengan
fototropisme.
Cara kerja hormon Auksin adalah menginisiasi pemanjangan sel
dan juga memacu protein tertentu yang ada di membran plasma sel
tumbuhan untuk memompa ion H+ ke dinding sel. Ion H+ mengaktifkan
enzim tertentu sehingga memutuskan beberapa ikatan silang hidrogen
rantai molekul selulosa penyusun dinding sel. Sel tumbuhan kemudian
memanjang akibat air yg masuk secara osmosis.
Auksin merupakan salah satu hormon tanaman yang dapat
meregulasi banyak proses fisiologi, seperti pertumbuhan, pembelahan dan
diferensiasi sel serta sintesa protein. Auksin diproduksi dalam jaringan
meristimatik yang aktif (yaitu tunas, daun muda, dan buah) (Gardner dkk.,
1991). Kemudian auksin menyebar luas dalam seluruh tubuh tanaman,
penyebarluasannya dengan arah dari atas ke bawah hingga titik tumbuh
akar, melalui jaringan pembuluh tapis (floom) atau jaringan parenkim
(Heddy, 1996).
b. Hormon Giberelin
Giberelin merupakan hormon yang mirip dengan auksin. Giberelin
di produksi oleh tumbuhan di meristem tunas apikal, akar, daun muda, dan
embrio. Sebagian besar giberelin yang diproduksi oleh tumbuhan adalah
dalam bentuk inaktif, tampaknya memerlukan prekursor untuk menjadi
bentuk aktif. Pada spesies tumbuhan dijumpai kurang lebih 15 macam
giberelin. Disamping terdapat pada tumbuhan ditemukan juga pada alga,
lumut dan paku, tetapi tidak pernah dijumpai pada bakteri. Giberelin
ditransportasikan melalui xilem dan floem, tidak seperti auksin
pergerakannya bersifat tidak polar.
Asetil koA, yang berperan penting pada proses respirasi berfungsi
sebagai prekursor pada sintesis giberelin. Kemampuannya untuk
meningkatkan pertumbuhan pada tanaman lebih kuat dibandingkan dengan
pengaruh yang ditimbulkan oleh auksin apabila diberikan secara tunggal.
Namun demikian auksin dalam jumlah yang sangat sedikit tetap
dibutuhkan agar giberelin dapat memberikan efek yang maksimal.
Sebagian besar tumbuhan dikotil dan sebagian kecil tumbuhan monokotil
akan tumbuh cepat jika diberi giberelin, tetapi tidak demikian halnya pada
tumbuhan konifer misalnya pinus. Jika giberelin diberikan pada tanaman
kubis tinggi tanamannya bisa mencapai 2 m. Banyak tanaman yang secara
genetik kerdil akan tumbuh normal setelah diberi giberelin (Heddy, 1996).
Efek giberelin tidak hanya mendorong perpanjangan batang, tetapi
juga terlibat dalam proses regulasi perkembangan tumbuhan seperti halnya
auksin. Pada beberapa tanaman pemberian giberelin bisa memacu
pembungaan dan mematahkan dormansi tunas-tunas serta biji. Disintesis
pada ujung batang dan akar, giberelin menghasilkan pengaruh yang cukup
luas. Salah satu efek utamanya adalah mendorong pemanjangan batang
dan daun. Giberelin juga berperan penting dalam perkecambahan biji pada
banyak tanaman. Biji-biji yang membutuhkan kondisi lingkungan khusus
untuk berkecambah seperti suhu rendah akan segera berkecambah apabila
disemprot dengan giberelin. Diduga giberelin yang terdapat di dalam biji
merupakan penghubung antara isyarat lingkungan dan proses metabolik
yang menyebabkan pertumbuhan embrio (Salisbury dan Ross, 1995).
c. Hormon Sitokinin
sitokinin berasal dari pengertian cytokinesis yang berarti
pembelahan sel. Struktur kimia sitokinin mirip dengan adenine (basa
nitrogen yang terdapat pada DNA dan ATP). Selain dapat ditemukan di
batang, sitokinin juga dapat di hasilkan di dalam akar dan akan diangkut
ke organ yang lain. Hormon Sitokinin berfungsi mempengaruhi
pertumbuhan dan diferensiasi akar, mendorong pembelahan sel dan
pertumbuh-an secara umum, mendorong perkecambahan, dan menunda
penuaan. Cara kerja hormon Sitokinin yaitu dapat meningkatkan
pembelahan, pertumbuhan dan perkembangan kultur sel tanaman.
Sitokinin juga dapat menunda penuaan daun, bunga, dan buah dengan cara
mengontrol dengan baik proses kemunduran yang menyebabkan kematian
sel-sel tanaman. Hormon Sitokinin diproduksi pada akar. Sitokinin sering
juga dengan kinin, merupakan nama generik untuk substansi pertumbuhan
yang khususnya merangsang pembelahan sel (sitokinesis) (Gardner dkk.,
1991).
DAFTAR PUSTAKA

Gardner, F. P., R. B. Pearce, dan R. L. Mitchell. 1991. Fisiologi Tanaman


Budidaya. Universitas Indonesia Press. Jakarta.

Heddy, S. 1996. Hormon Tumbuhan. Grapindo Persada. Jakarta.

Salisbury, F. B. dan C. W. Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan. ITB. Bandung.

Anda mungkin juga menyukai