FISIOLOGI TUMBUHAN
JARINGAN PENGANGKUT AIR
Disusun Oleh :
Supriyanti
D1A020048
Kelompok 6
Dosen Pengampu :
1. Ir. Neliyati, M. Si.
2. Prof. Dr. Ir. Mapegau, MS.
Air merupakan kebutuhan pokok bagi manusia, hewan, dan tumbuhan. Bagi
tumbuhan, air berfungsi sebagai bahan dasar pada fotosintetis dalam menghasilkan
makanan, menjadi pelarut bagi zat hara yang diperlukan tumbuhan dan kemudian diedarkan
ke seluruh bagian tumbuhan, serta digunakan sebagai alat transportasi untuk memindahkan
zat hara. Pada tumbuhan berpembuluh, pengangkutan air serta garam tanah maupun hasil
fotosintesis dilakukan oleh jaringan pembuluh yang terdiri dari dua kelompok sel yang
asalnya sama, namun berbeda bentuk, struktur dinding, serta isi selnya. Kedua kelompok
sel tersebut adalah xilem dan floem. Xilem berfungsi untuk mengangkut air dari tanah
serta zat yang terlarut di dalamnya, sedangkan floem berfungsi untuk mengangkut zat
makanan hasil fotosintesis. Xilem dan floem berkombinasi membentuk suatu sistem
jaringan pembuluh yang sinambung diseluruh tubuh tumbuhan termasuk semua cabang dan
akar.
Berdasarkan uraian diatas, maka dalam praktikum ini dilakukan pengujian terhadap
jaringan pengangkut air pada tumbuhan.
B. Xilem
Xilem merupakan suatu jaringan pengangkut yang kompleks terdiri dari berbagai
macam bentuk sel. Pada umumnya sel-sel penyusun xilem telah mati dengan dinding yang
sangat tebal tersusun dari zat lignin sehingga xilem berfungsi juga sebagai jaringan
penguat. Xilem terdiri dari trakeid dan unsur pembuluh. Trakeid ditemukan di dalam xilem
hampirsemua tumbuhan vaskuler. Selain trakeid, sebagian besar angiosperma, serta
segelintir
gimnosperma dan tumbuhan vaskuler tidak berbiji, memiliki unsur-unsur pembuluh
(Campbell, 2008: 323) dalam (Rachma, 2017).
Trakeid adalah sel-sel yang panjang dan tipis dengan ujung meruncing. Air bergerak
dari sel ke sel terutama melalui ceruk, sehingga air tidak perlu menyeberangi dinding
sekunder yang tebal. Dinding sekunder trakeid diperkeras oleh lignin, yang mencegah sel-
sel
runtuh akibat tegangan transport air dan juga memberi dukungan. Unsur-unsur pembuluh
umumnya lebih lebar, lebih pendek, berdinding tipis, dan kurang meruncing dibandingkan
trakeid. Unsur-unsur pembuluh tersusun dengan ujung-ujung yang bersentuhan,
membentuk
pipa mikro panjang yang disebut pembuluh. Dinding ujung dari unsur pembuluh memiliki
lempeng berlubang-lubang yang mengalirkan air secara bebas melalui pembuluh
(Campbell,
2008: 323) dalam Rachma (2017). Struktur trakeid dan unsur pembuluh dapat dilihat pada
gambar di bawah ini. Menurut Nugroho dkk (2012: 95), unsur-unsur xilem terdiri dari
unsur trakeal, serat xilem, dan parenkim xilem.
1) Unsur Trakeal
Unsur trakeal merupakan unsur yang bertugas dalam pengangkutan air besera zat
terlarut di dalamnya, dengan sel-sel yang memanjang, tidak mengandung protoplas (bersifat
mati), dinding sel berlignin, mempunyai macam-macam noktah. Unsur trakeal terdiri dari
dua macam sel yaitu trakea dan trakeida.
2) Serat Xilem
Serat xilem merupakan sel panjang dengan dinding sekunder yang biasanya
berlignin. Ada dua macam serat pada tumbuhan, yakni serat trakeid dan serat libriform.
Serat
libriform mempunyai ukuran lebih panjang dan dinding selnya lebih tebal dibanding serat
trakeid. Dijumpai adanya noktah sederhana pada serat libroform, sedangkan serat trakeid
memiliki noktah terlindung.
3) Parenkim Xilem
Parenkim xilem biasanya tersusun dari sel-sel yang masih hidup. Dijumpai pada
xilem primer maupun xilem sekunder. Pada xilem sekunder dijumpai dua macam parenkim,
yaitu parenkim katu dan parenkim jari-jari empelur.
Masuknya air kedalam akar dianggap sebagai gerakan horizontal, maka bagian-
bagian akar (dikotil) yang dilewatinya ialah bulu akar, sel-sel korteks, sel-sel endodermis,
sel perisikel dan akhirnya air itu sampai dipembuluh kayu (xilem). Didalam xilem ini, air
tidak lagi bergerak secara horizontal, melainkan secara vertical menuju kedaun
(Dwidjeseputro, 1978). Air yang diserap bulu akar dan sel epidermis yang berdekatan
dengan bulu akar itu akan diteruskan ke sel-sel korteks akar, endodermis, perisikel sampai k
xylem akar. Jalur ini dinamakan transport extravaskuler karena tidak melalui jaringan
pengangkut. Air dapat melewati plasma sel satu dan diteruskan ke plasma sel berikutnya
dinamakan arus simplas atau melalui dinding sel dan ruang antar sel, dinamakan arus
apoplas. Arus apoplas ini hanya sampai endodermis karena dinding sel endodermis
mempunyai penebalan lignin yang tidak tembus air (pita caspari atau penebalan lebih
lanjut), dan harus melewati plasma. Pengangkutan melalui berkas pengangkutan atau
pengangkutan intravaskuler : Setelah melewati sel – sel akar, air dan mineral akan masuk
ke pembuluh kayu atau xilem dan selanjutnya akan terjadi pengangkutan secara vertikal
yang terjadi dari akar menuju ke batang hingga sampai juga kedaun.
C. Floem
Menurut Nugroho dkk (2012: 97), floem merupakan jaringan pengangkut yang
berfungsi mengangkut dan mendistribusikan zat-zat makanan hasil fotosintesis dari daun ke
bagian tumbuhan yang lain. Floem tersusun dari berbagai macam bentuk sel-sel yang
bersifat hidup dan mati. Unsur-unsur floem meliputi unsur tapis, sel pengiring, sel albumin
(pada gimnosperma), serat-serat floem, dan parenkim floem.
1) Unsur-unsur tapis
Ciri khas dari unsur tapis adalah adanya daerah tapis di dindingnya dan inti hilang
dari protoplas. Daerah tapis diartikan sebagai daerah noktah yang termodifikasi dan tampak
sebagai daerah cekung di dinding yang berpori-pori. Pori-pori tersebut dilalui oleh
plasmodesmata yang menghubungan dua unsur tapis yang berdampingan. Sel-sel tapis
merupakan sel panjang yang ujungnya meruncing di bidang tangensial dan membulat di
bidang radial. Dindng lateral banyak mengandung daerah tapis yang berpori. Pada
komponen bulu tapis, dinding ujungnya saling berdekatan dengan dinding ujung sel di
bawahnya atau di atas sehingga membentuk deretan sel-sel memanjang yang disebut
pembuluh tapis (Nugroho dkk, 2012: 97).
2) Sel pengiring
Sel pengiring berhubungan erat dengan pembuluh tapis. Sel-sel pengiring biasanya
merupakan untaian atau deretan yang menyerupai sel parenkim dengan sel-sel yang bersifat
hidup. Sel pengiring diduga berperan dalam keluar masuknya zat-zat makanan melalui
pembuluh tapis (Nugroho dkk, 2012: 98).
3) Sel albumin
Sel albumin merupakan sel-sel jari-jari empulur dan sel-sel parenkim buluh tapis
yang mengadung banyak zat putih telur dan terletak dekat dengan sel-sel tapis pada
tumbuhan Gymnospermae. Diduga sel-sel albumin mempunyai fungsi serupa dengan sel
pengiring (Nugroho dkk, 2012: 98).
4) Serat-serat floem
Letak serat-serat floem pada berkas floem bervariasi. Pada floem primer, serat
terdapat di bagian jaringan sebelah luar yang awalnya berkelompok membentuk suatu
klaster atau masa kemudian dalam perkembangannya akan menjadi homogeny, sedangkan
pada floem sekunder letak serat mengikuti berbagai pola. Serat dewasa dapat bersifat
hidupa maupun mati. Serat hidup dapat juga berfungsi sebagai tempat penyimanan
cadangan makanan (Nugroho dkk, 2012: 98).
5) Parenkim floem
Parenkim floem merupakan jaringan parenkim biasa yang terletak di bagian buluh
tapis, merupakan sel hidup yang berfungsi sebagai tempat penyimpan zat-zat tepung,
lemak,
dan zat-zat organik lainnya (Nugroho dkk, 2012: 98).
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan didapatkan hasil bahwa pada botol
dengan perlakuan xilem tertutup dan floem terbuka mendapatkan hasil penyerapan air yang
lebih besar yaitu 14,5 ml yang dilakukan oleh kelompok 2 yang disusul oleh botol
perlakuan kontrol dengan penyerapan air sebanyak 12 ml oleh kelompok 6. Sedangkan
pada botol dengan perlakuan floem tertutup dan xilem terbuka, mendapatkan penyerapan
air paling sedikit yaitu hamya 8 ml yang dilakukan oleh kelompok 3 dan 11 ml oleh
kelompok 4. Pada dasarnya air yang berada di dalam tanah akan masuk ke dalam tanaman
melalui akar yang masuk melalui jaringan xilem. Seperti yang dikemukakan oleh E. Munch
dari Jerman pada tahun 1930 dalam Rohmat (2020), beliau mengatakan bahwa dinding sel
dari keseluruhan tanaman dan pembuluh xilem dapat dianggap sebagai suatu sistem tunggal
yang disebut apoplas. Air dapat diserap tanaman melalui akar bersama- sama dengan unsur-
unsur hara yang terlarut didalamnya, kemudian diangkut ke bagian atas tanaman terutama
daun melalui pembuluh xilem. Pembuluh xilem pada akar, batang, dan daun merupakan
suatu system yang kontinu dan saling berhubungan satu sama lain (Lakitan, 2004) dalam
Fhenny (2019).
Berdasarkan teori tersebut maka dapat dikatakan bahwa botol pada perlakuan floem
tertutup dan xilem terbuka akan menyerap air lebih banyak dibandingkan dengan botol
perlakuan xilem tertutup dan floem terbuka. Namun, pada praktikum ini di dapatkan hasil
yang berbeda dimana pada botol pelakuan floem tertutup dan xilem terbuka menyerap air
lebih sedikit dari yang seharusnya. Hal ini dapat terjadi karena adanya kemungkinan
kesalahan pada saat melakukan pensayatan pada batang tanaman sehingga mempengaruhi
hasil yang di dapatkan. Sedangkan menurut Hidayat (1995) dalam Fhenny (2019)
menyatakan bahwa tumbuhan memiliki dua jaringan pengangkut yakni xilem dan floem,
dimana kedua jaringan pengangkut tersebut memiliki peranan yang sangat penting. Xilem
merupakan jaringan pembuluh yang berfungsi air dari tanah serta zat yang terlarut di
daamnya untuk diangkut ke daun. didalam daun terjadi proses fotosintesis. Hasil
fotosintesis tesebut selanjutnya akan diedarkan melalui jaringan floem keseluruh bagian
tumbuhan. Hal ini dapat dilihat pada botol dengan perlakuan kontrol, dimana penyerapan
air lebih banyak pada kelompok 5 dan 6 yaitu 11 ml dan 12 ml. selain itu, berdsarkan
pengamatan yang telah dilakukan juga didapatkan hasil berupa kondisi morfologi tanaman
Allamanda cartica pada setiap perlakuan. Hasil tersebut berupa kondisi daun yang semakin
hari semakin layu dan warna yang berubah dari warna hijau berubah menjadi warna kuning
bahkan ada beberapa daun yang gugur. Pada botol perlakuan xilem tertutup dan floem
terbuka, kondisi tanaman tamapak daun tanaman sebagian gugur dan berwarna kekuningan
tetapi tanaman masih hidup. Pada botol perlakuan xilem terbuka dan floem tertutup kondisi
tanaman tampak masih segar dan tidak mengalami perubahan warna daun dan keguguran
daun dan ada juga daun tanaman yang berwarna kuning tetapi tidak mengalami keguguran
daun. sedangkan pada botol perlakuan kontrol tanaman masih hidup dan segar serta jumlah
daun yang gugur lebih sedikit terutama perlakuan kontrol kelompok 6, daun yang gugur
hanya 2 helai. Hal ini menunjukkan bahwa banyak nya air yang diserap juga mempengaruhi
kesegaran suatu tanaman.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Jaringan pengangkut (vascular tissue) adalah salah satu dari tiga kelompok jaringan
permanen yang dimiliki tumbuhan hijau berpembuluh (Tracheophyta) dengan fungi utama
sebagai saluran transportasi zat- zat hara yang diperlukan dalam proses vital tumbuhan.
Xilem berfungsi untuk mengangkut air dari tanah serta zat yang terlarut di dalamnya,
sedangkan floem berfungsi untuk mengangkut zat makanan hasil fotosintesis. Xilem dan
floem berkombinasi membentuk suatu sistem jaringan pembuluh yang sinambung diseluruh
tubuh tumbuhan termasuk semua cabang dan akar.
5.2 Saran
Dalam mengerjakan percobaan ini sebaiknya dilakukan dengan teliti dan berhati-
hati
terutama dalam pensayatan pada jaringan xilem dan floem, gunanakan alat dengan baik dan
usahakan jaringan pembuluh yang di tutup benar tertutup dengan sempurna sehingga tidak
terjadi kesalahan yang akan mempengaruhi hasil pengamatan.
DAFTAR PUSTAKA
Afrizal, Rohmat. 2020. Modul dan Rencana Pembelajaran Semester (RPS) Mata Kuliah
Fisiologi Tumbuhan. Tugas Akhir. Pendidikan Biologi, Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung.
chrome-extension://efaidnbmnnnibpcajpcglclefindmkaj/http://repository.radeninta
n.ac.id/14536/2/MODUL%20ROHMAT%20REVISI%20ACC%20KE%20PBB
%201.pdf (diakses pada tanggal 05/05/2022 pukul 20.4 WIB).
Kusumaningrum, Rachma. 2017. Peranan Xilem dan Floem Dalam Pertumbuhan dan
Perkembangan Tumbuhan. Jurusan Pendidikan Biologi, Fakultas MIPA,
Universitas Negeri Yogyakarta 2017. http://seminar.uny.ac.id/
sembiouny2017/sites/seminar.uny.ac.id.sembiouny2017/files/B%2016a.pdf (di
akses pada tanggal 05/05/2022 pukul 19.29 WIB).
Nugroho, L. Hartanto, dkk., 2012. Struktur dan perkembangan tumbuhan. Jakarta : Penebar
Swadaya.
(Perlakuan kontrol)