Anda di halaman 1dari 16

PETUNJUK PRAKTIKUM

FITOHORMON (SBO 25520)

OLEH:
ITE MORINA YOSTIANTI TNUNAY, S.Si, M.Si

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TIMOR
KEFAMENANU
2021

i
TATA TERTIB PRAKTIKUM

1. Umum
1. Setiap praktikan diwajibkan mengikuti seluruh materi praktikum.
2. Tidak ada praktikum susulan bagi praktikan yang tidak dapat mengikuti praktikum
pada acara tersebut

2. Ketertiban Alat
1. Setiap praktikan dimohon untuk bekerja dengan hati-hati.
2. Kerusakan (pecah) atau kehilangan alat/ glassware akibat kecerobohan praktikan,
yang bersangkutan/ satu regu diwajibkan mengganti alat yang sama dalam jangka
waktu satu minggu setelah kejadian.
3. Dosen akan mengecek keutuhan dan kelengkapan alat setelah selesai praktikum.
4. Ketidakberesan administrasi/ penggantian alat yang rusak/ pecah dikenakan sangsi
atau nilai tidak dikeluarkan.

3. Pelaksanaan Praktikum
1. Praktikan diwajibkan memakai jas laboratorium selama mengikuti praktikum.
2. Setiap Praktikan wajib menggunakan Jas Laboratorium selama praktikum.
3. Selama praktikum hanya buku pedoman praktikum dan alat tulis menulis serta barang
berharga lain (uang, HP) yang diperbolehkan dibawa ke dalam laboratorium.
4. Tas dimohon diletakkan pada tempat yang tersedia.
5. Selama praktikum, mahasiswa akan dibimbing oleh dosen/asisten praktikum
6. Sebelum praktikum diadakan kuis harian (pretest dan posttest) dengan materi sesuai
dengan materi praktikum minggu yang bersangkutan.
7. Praktikan diwajibkan menjaga ketenangan, kebersihan, dan kesopanan selama
praktikum.
8. Tidak diperkenankan makan, minum, merokok, dan kegiatan lain yang bisa
menganggu kegiatan selama praktikum.
9. Sampah-sampah dimohon dibuang di tempat sampah yang telah disediakan, jangan
membuang sampah ke bak tempat cuci.
10. Beberapa alat/ bahan dibawa/disediakan sendiri oleh praktikan, jenis dan bahan akan
ditentukan kemudian.

4. Nilai Praktikum
1. Nilai praktikum akan menentukan kelulusan mata kuliah yang bersangkutan kerena
praktikum bermuatan 1 sks.
2. Persentasi penilaian: Partisipasi & Kepribadian (15%), Pretest (10%), Unjuk kerja
30%, Posttest 15%, dan Laporan 30%.
3. Laporan dikumpulkan paling lambat satu minggu setelah praktikum dan disesuaikan
dengan format laporan yang ada.
4. Laporan sementara dikerjakan secara berkelompok sedangkan laporan akhir
dikerjakan secara individu.
5. Laporan ditulis tangan, kecuali pada cover

ii
DAFTAR ISI
Halaman

1. Tata tertib praktikum.................................................................................... ii


2. Daftar isi....................................................................................................... iv
3. Daftar lampiran............................................................................................ v
4. Pengaruh sitokinin untuk memperpanjang umur bunga potong.................. 1
5. Pengaruh etilen terhadap pemasakan buah.................................................. 2
6. Pengaruh auksin dan giberelin terhadap pemanjangan batang dan
pertumbuhan tanaman.................................................................................. 4
7. Pengaruh auksin dan giberelin terhadap perkecambahan biji..................... 6
8. Pengaruh auksin terhadap pertumbuhan akar.............................................. 7
9. Daftar Pustaka.............................................................................................. 9
10. Lampiran..................................................................................................... 10

iii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman

1. Format laporan sementara............................................................................ 10


2. Format laporan akhir.................................................................................... 11
3. Contoh Cover............................................................................................... 12

iv
TOPIK 1
PENGARUH SITOKININ UNTUK MEMPERPANJANG UMUR BUNGA POTONG

A. Tujuan
Untuk mengetahui pengaruh air kelapa yang mengandung sitokinin alami terhadap umur
bunga potong

B. Dasar Teori
Sitokinin, ditemukan pada batang tembakau Oleh Skoog dan Miller. Struktur kimia
sitokinin mirip dengan adenine (basa nitrogen yang terdapat pada DNA dan RNA). Selain
dapat ditemukan di batang, sitokinin juga dapat di hasilkan di dalam akar dan akan
diangkut ke organ yang lain. Sitokinin merupakan hormon yang mendorong pembelahan
(sitokinesis). Beberapa macam sitokinin merupakan sitokinin alami (misalnya kinetin,
zeatin) dan beberapa lainnya merupakan sitokinin sintetik. Sitokinin alami dihasilkan pada
jaringan yang tumbuh aktif terutama pada akar, embrio dan buah. Sitokinin yang
diproduksi di akar selanjutnya diangkut oleh xilem menuju sel-sel target keseluruh
tanaman.
Fungsi Sitokinin, antara lain: a. Memacau pembelahan sel b. Mempercepat
pelebaran daun c. Mempercepat tumbuhnya akar d. Memacu pertunasan lateral pada pucuk
batang e. Menunda pengguguran daun, Bungan, dan buah.

C. Alat dan Bahan


1. Botol aqua
2. Sumbat gabus
3. Air kelapa tua
4. Bunga potong mawar, coleus, kembang sepatu

D. Prosedur Kerja
1. Air kelapa dimasukkan ke dalam botol aqua
2. Satu tangkai bunga potong dimasukkan ke dalam tiap botol
3. Kontrol direndam dalam air
4. Tanggal layunya bunga dicatat dan pengamatan diakhiri setelah sebagian besar bunga
layu

E. Hasil Pengamatan
No. Tanggal layunya bunga
Mawar Coleus Kembang sepatu
1.
2.

1
TOPIK 2
PENGARUH ETILEN TERHADAP PEMASAKAN BUAH

A. Tujuan
Mengetahui Pengaruh Etilen terhadap Pemasakan Buah

B. Dasar Teori
Etilen merupakan zat pengatur tumbuh yang mampu menginduksi epinasti tangkai
daun. Epinasti merupakan pertumbuhan yang arahnya menjauhi aksis tanaman sebagai
hasil pertumbuhan sel yang berbeda. Gerakan epinasti tangkai daun merupakan hasil dari
pembesaran sel-sel adaksial yang lebih besar dibandingkan dengan sel-sel abaksial pada
daerah spesifik dari tangkai daun. Etilen diduga mampu mengubah transport lateral auxin
sehingga level auksin pada bagian adaksial dari tangkai daun lebih tinggi dan
menghasilkan pertumbuhan adaksial yang lebih besar sehingga menyebabkan
pembengkokan.
Selain mampu memacu epinasti tangkai daun, etilen juga memacu absisin daun,
bunga dan buah. Tumbuhan utuh yang diekspos pada gas etilen menunjukkan kecepatan
absisin daun atau bunga yang meningkat. Pengaruh etilen terhadap absisin daun atau
bunga dipengaruhi oleh tahapan perkembangan tumbuhan. Mempunyai konsentrasi etilen
sangat tinggi tetapi daun muda tidak mengalami absisin, sedangkan daun matur
mengalami absisin pada konsentrasi etilen rendah.
Etilen biasanya terakumulasi dalam buah tua. Pada buah klimakterik seperti seperti
pisang dan apel, etilen berperan penting dalam proses pematangan buah. Salah satu sifat
dari etilen adalah mudah menguap. Ethephon (2-chloroethyl phosphoric acid) seringkali
digunakan untuk menghasilkan etilen. Pengaruh ethephon terhadap tumbuhan tidak jauh
berbeda dengan pengaruh etilen terhadap tumbuhan, seperti: pengaruh etilen terhadap
pembungaan, pemasakan buah, epinasti tangkai daun dan pengguguran daun serta buah

C. Alat dan Bahan


1. Cabai yang masih hijau
2. Pisang masak
3. Apel
4. Kantung lastik
5. Karet gelang

D. Prosedur Kerja
Pengaruh etilen terhadap pemasakan buah
1. Ambil masing-masing 4 buah cabai yang masih belum masak (warna hijau) dan
masukkan dalam 4 kantong plastik.
2. Beri lubang kecil pada kantong plastik yang telah diisi buah cabai
3. Masing-masing buah dalam kantong plastik diberi perlakuan etilen yang terdapat pada
buah, yaitu pisang yang sudah masak dengan memasukkan buah pisang yang sudah
masak ke dalam plastik dengan perlakuan, sebagai berikut:
 Perlakuan 1: tanpa pemberian buah pisang

2
 Perlakuan 2: diberi buah pisang utuh
 Perlakuan 3: diberi kulit pisang
 Perlakuan 4: diberi daging buah pisang
4. Ikatlah ujungnya menggunakan karet gelang
5. Selama 1-5 hari, amati perubahan pada buah pisang atau cabe dan beri skor kemasakan
buah pada keempat perlakuan etilen tersebut.

E. Hasil Pengamatan

Perlakuan Kemasakan buah (Hari ke-)


1 2 3 4 5
Kontrol
Buah utuh
Kulit buah
Daging buah

3
TOPIK 3
PENGARUH AUKSIN DAN GIBERELIN
TERHADAP PEMANJANGAN BATANG DAN PERTUMBUHAN TANAMAN

A. Tujuan
Mengetahui pengaruh auksin dan giberelin terhadap pemanjangan batang dan
pertumbuhan tanaman

B. Dasar Teori
Beberapa hormon tumbuhan mempengaruhi pemanjangan sel. Hormon tumbuhan
yang terlibat dalam pertumbuhan memanjang ini adalah auksin, giberelin, dan
brassinosteroid. Giberelin menstimulasi pertumbuhan daun dan batang tetapi terhadap
pertumbuhan akar pengaruhnya kecil. Peningkatan pemanjangan batang oleh giberelin
terlihat nyata pada varietas tanaman kerdil tertentu atau roset. Tetapi jika giberelin
diberikan pada tanaman yang mempunyai ukuran normal seringkali tidak memberikan
respon. Hal ini nampaknya bahwa tanaman normal telah menghasilkan hormon giberelin
dalam dosis yang optimal untuk pertumbuhannya. Sedangkan pada beberapa varietas
tanaman kerdil, kandungan giberelinnya rendah atau tidak ada.
Selain giberelin, pemanjangan batang juga dipacu oleh hormon auksin. Pengaruh
giberelin terhadap pemanjangan batang terlihat lebih nyata pada tanaman utuh, sedangkan
IAA lebih memberikan respon pada potongan jaringan. Beberapa studi juga menunjukkan
bahwa giberelin lebih banyak terlibat dalam memacu pertumbuhan jaringan yang sedang
tumbuh (muda), sedangkan IAA dapat memacu pertumbuhan jaringan yang agak lebih tua.
Misalnya, pada segmen hipokotil mentimun 20 mm dari apikal, IAA dan giberelin dapat
memacu pertumbuhan dari segmen termuda tetapi hanya IAA yang dapat memacu
pertumbuhan
segmen basal.

C. Alat dan Bahan


1. Biji jagung
2. Biji kacang hijau
3. Pot/polibag
4. Penggaris/meteran
5. IAA 10 ppm dan 100 ppm
6. GA3 10 ppm dan 100 ppm
7. Larutan sukrosa 0,04 M

D. Prosedur Kerja
1. Siapkan 6 pot yang berisi media campuran pasir, tanah, dan kompos (3:3:1)
2. 3 pot ditanami biji kacang hijau dan 3 pot ditanami biji jagung (setiap pot buat 3 lubang
pada media tanam dan masing-masing lubang diisi 1 biji).

4
Pengaruh auksin dan giberelin terhadap pemanjangan koleptil jagung
1. Setelah tanaman jagung berumur 2 minggu, potong batang jagung mulai dari pangkal
batang sampai kurang lebih 5 cm dari ujung pucuk.
2. Potongan batang jagung berukuran 2 cm diletakkan dalam Petridish yang mengandung:
 Larutan sukrosa + IAA 10 ppm
 Larutan sukrosa + GA3 10 ppm
 Larutan sukrosa tanpa penambahan hormon (kontrol)
 Setiap perlakuan diisi 3 potongan batang jagung.
3. Potongan batang jagung diinkubasi dalam gelap selama 24 jam.
4. Setelah 24 jam, ukur panjang batang jagung pada semua perlakuan.

Pengaruh auksin dan giberelin terhadap pertumbuhan tanaman kacang hijau


1. Setelah tanaman kacang hijau berumur 2 minggu, ukur tinggi tanaman
2. Tanaman kemudian diberi perlakuan, sebagai berikut:
 Tanaman pada pot 1 disemprot dengan aquades
 Tanaman pot 2 disemprot dengan IAA 100 ppm
 Tanaman pot 3 disemprot dengan GA3 100 ppm
3. Penyemprotam diulang seminggu dua kali dan dilakukan selama 2 minggu
4. Saat minggu ketiga, ukur tinggi tanaman.

E. Hasil Pengamatan
F. Tabel 2. Pengaruh auksin dan giberelin terhadap pemanjangan batang dan pertumbuhan
tanaman
Perlakuan Sampel Tinggi tanaman
Sebelum perlakuan Setelah perlakuan
Kontrol Jagung Ulangan 1: Ulangan 1:
Ulangan 2: Ulangan 2:
Ulangan 3: Ulangan 3:
Kacang hijau Ulangan 1: Ulangan 1:
Ulangan 2: Ulangan 2:
Ulangan 3: Ulangan 3:
Auksin Jagung Ulangan 1: Ulangan 1:
Ulangan 2: Ulangan 2:
Ulangan 3: Ulangan 3:
Kacang hijau Ulangan 1: Ulangan 1:
Ulangan 2: Ulangan 2:
Ulangan 3: Ulangan 3:
Giberalin Jagung Ulangan 1: Ulangan 1:
Ulangan 2: Ulangan 2:
Ulangan 3: Ulangan 3:
Kacang hijau Ulangan 1: Ulangan 1:
Ulangan 2: Ulangan 2:
Ulangan 3: Ulangan 3:

5
TOPIK 4
PENGARUH AUKSIN DAN GIBERELIN
TERHADAP PERKECAMBAHAN BIJI

A. Tujuan
Mengetahui pengaruh auksin dan giberelin terhadap perkecambahan biji

B. Alat dan Bahan


1. Petri dish
2. IAA dan GA3
3. Beaker glass - Aquades
4. Batang pengaduk
5. Biji padi 12
6. Biji jagung 12
7. Mikro pipet
8. Kertas tissu

C. Prosedur Kerja
1. Biji–biji direndam dalam larutan IAA dan GA3 dengan konsentrasi masing-masing 5
ppm sedangkan kontrol direndam dalam aquades, selama 20 menit
2. Biji-biji ditiriskan dikeringanginkan selama 24 jam
3. Biji dikecambahkan dalam petris dish yang dialas dengan kertas tissu.
4. Tetesi media dengan aquades, IAA dan GA setiap kering
5. Tanggal munculnya plumula di atas dan jumlah kecambah yang tumbuh dicatat.

D. Hasil Pengamatan
Perlakuan Tanggal muncul plumula Jumlah kecambah
Aquades
 Ulangan 1
 Ulangan 2
 Ulangan 3
5 ppm
 Ulangan 1
 Ulangan 2
 Ulangan 3

6
TOPIK 5
PENGARUH AUKSIN TERHADAP PERTUMBUHAN AKAR

A. Tujuan
Untuk mengetahui pengaruh auksin terhadap pertumbuhan akar Coleus sp

B. Dasar Teori
Istilah auksin (dari bahasa Yunani “auxien”, yang berarti meningkatkan) pertama
kali digunakan oleh Fritz Went seorang mahasiswa Pascasarjana di Belanda tahun 1926.
Fent mengemukakan bahwa terdapat suatu senyawa yang belum dapat dicirikan mungkin
menyebabkan pembengkokan koleotl gandum ke arah cahaya. Senyawa yang ditemukan
Went didapati cukup banyak di ujung koleoptil.
Auksin terutama berperan untuk merangsang pembesaran sel, pertumbuhan akar,
aktivitas kambium. Auksin adalah zat hormon tumbuhan yang ditemukan pada ujung
batang, akar, dan pembentukan bungayang berfungsi untuk sebagai pengatur pembesaran
sel dan memicu pemanjangan sel di daerah belakang meristem ujung. Auksin berperan
penting dalam pertumbuhan tumbuhan.
Auksin disintesis di pucuk batang dekat meristem pucuk, jaringan muda (misal, daun
muda), dan selalu bergerak ke arah bawah batang (polar), sehingga terjadi perbedaan
auksin di ujung batang dan di akar. Auksin banyak diproduksi di jaringan meristem pada
bagian ujung-ujung tumbuhan, seperti kuncup bunga, pucuk daun dan ujung batang. Selain
itu di embrio biji. Auksin tersebut disebarkan ke seluruh bagian tumbuhan, tetapi tidak
semua bagian mendapat bagian yang sama. Bagian yang jauh dari ujung akan
mendapatkan auksin lebih sedikit. Aktivitasnya meliputi perangsangan dan penghambatan
pertumbuhan, tergantung pada konsentrasi auksinnya. Jaringan yang berbeda memberikan
respon yang berbeda pula terhadap kadar auksin yang merangsang atau menghambat
pertumbuhan tanaman

C. Alat dan Bahan


1. Botol aqua
2. Aquades
3. Neraca analitik
4. Auksin
5. Beaker glass
6. Batang Coleus (9)
7. Batang pengaduk
8. Aluminium foil
9. Gabus

D. Prosedur Kerja
1. Botol aqua dibungkus dg aluminium foil
2. Larutan auksin (5, 10, 15 ppm) dimasukkan ke dalam botol sampai penuh
3. Batang Coleus dimasukkan ke dalam botol aqua tadi sampai pangkalnya terendam
kemudian ditutup dengan gabus

7
4. Kontrol tanaman di rendam dalam air
5. Botol tanaman diletakkan di dalam ruangan
6. Larutan auksin ditambahkan bila larutan dalam botol telah berkurang
7. Pertumbuhan akar (panjang dan jumlah akar) dihitung dan akhiri setelah satu bulan.

E. Hasil Pengamatan
Tabel 3. Pengaruh auksin terhadap pertumbuhan akar
Perlakuan Panjang akar Jumlah akar
5 ppm
 Ulangan 1
 Ulangan 2
 Ulangan 3
10 ppm
 Ulangan 1
 Ulangan 2
 Ulangan 3
15 ppm
 Ulangan 1
 Ulangan 2
 Ulangan 3

8
DAFTAR PUSTAKA

1. Astiti NPA, Arpiwi NL, Defiani, MR. 2014. Petunjuk Praktikum Fitohormon.
Denpasar (ID): Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Udayana
2. Widoretno W, Mastuti R, Harijati N, Munawarti A. 2018. Penuntun Praktikum
Fitohormon. Malang (ID): Laboratorium Fisiologi Tumbuhan, Jurusan Biologi,
Universitas Brawijaya.

9
Lampiran 1. Format Laporan Sementara

LAPORAN SEMENTARA PRAKTIKUM

1. Judul Praktikum
2. Tujuan
3. Alat dan Bahan
4. Prosedur Kerja
5. Hasil Pengamatan

Kefamenanu,

Dosen MK Praktikan

( ................) ( ................)

10
Lampiran 2. Format Laporan Akhir

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

1. Cover
2. Judul Praktikum
3. Tujuan
4. Dasar Teori
5. Alat dan Bahan
6. Prosedur Kerja
7. Hasil Pengamatan
8. Pembahasan
9. Kesimpulan
10. Saran
11. Daftar Pustaka
12. Laporan Sementara

11
Lampiran 3. Contoh Cover

LAPORAN PRAKTIKUM FITOHORMON


”PENGARUH SITOKININ UNTUK MEMPERPANJANG UMUR BUNGA POTONG”

OLEH:
ITE M. Y. TNUNAY
NPM: 123456789

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TIMOR
KEFAMENANU
2021

12

Anda mungkin juga menyukai