Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTIKUM KKL

ANALISIS VEGETASI TUMBUHAN HERBA DENGAN METODE

KUADRAT DI HUTAN DI HUTAN SEKITAR PANTAI SERANG KABUPATEN

BLITAR

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah

“Dasar-Dasar Ekologi”

Dosen Pengampu:

Desi Kartikasari, M.Si

Disusun Oleh

Kelompok 1 / T.Biologi 3-D :

1. Siti Nurul Laili (12208183065)


2. Choirur Rofikhin (12208183070)
3. Binti Musrifah (12208183073)
4. Fadhila Roslina Rahmi (12208183078)
5. Mia Dwi Kornia Wati (12208183080)
6. Annisa Salsabila Z.I. ( 12208183132)
7. Dewi Munadhiroh (12208183183)

JURUSAN TADRIS BIOLOGI


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUG
NOVEMBER 2019
HALAMAN PERNYATAAN DAN DESKRIPSI TUGAS KELOMPOK

Laporan praktikum Dasar-Dasar Ekologi yang berjudul Analisis Vegetasi Tumbuhan


Herba Dengan Metode Kuadrat Di Hutan Sekitar Pantai Serang Kabupaten Blitar ini adalah
asli hasil kerja kelompok 1 Tadris Biologi 3-D dan tidak mengandung sedikitpun unsur
plagiarisme (menyalin dari kelompok lain).

No. Nama NIM Penjabaran Tugas


1. Siti Nurul Laili 12208183065
2. Choirur Rofikhin 12208183070
3. Binti Musrifah 12208183073
4. Fadhila Roslina Rahmi 12208183078
5. Mia Dwi Kornia Wati 12208183080
6. Annisa Salsabila Z.I. 12208183132
7. Dewi Munadhiroh 12208183183

Tulungagung, 26 November 2019

Yang menyatakan

Mengetahui
Asisten Dosen

Siti Nurul Laili Choirur Rofikhin Binti Musrifah


NIM. 12208183065 NIM. 12208183070 NIM. 12208183073

Fadhila Roslina Rahmi Mia Dwi Kornia Wati Annisa Salsabila Z.I.
NIM. 12208183078 NIM. 12208183080 NIM. 12208183132

Dewi Munadhiroh
NIM. 12208183183
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat, taufik dan hidayah-Nya yang telah
dilimpahkan kepada peneliti sehingga dapat menyelesaikan laporan praktikum yang berjudul
“Analisis Vegetasi Tumbuhan Herba dengan Metode Kuadrat Di Hutan Sekitar Pantai
Serang Kabupaten Blitar” ini tepat pada waktunya. Laporan praktikum ini disusun oleh
peneliti untuk memenuhi tugas mata kuliah Dasar-dasar Ekologi.

Atas terselesaikannya laporan praktikum ini, peneliti menyampaikan rasa hormat dan
penghargaan serta terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Maftukhin, M.Ag selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Tulungagung yang telah memberikan kesempatan untuk mengenyam pendidikan S1.
2. Ibu Dr. Hj. Binti Maunah, M.Pd.I selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung.
3. Ibu Dr. Eni Setyowati, S.Pd., MM selaku Kajur Tadris Biologi Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Tulungagung.
4. Ibu Desi Kartikasari, M.Si. selaku dosen pengampu mata kuliah Dasar-dasar Ekolologi
yang telah memberikan arahan dalam penyelesaian laporan praktikum ini.
5. Seluruh keluarga dan teman-teman yang telah memberi bantuan dan dukungan baik moril
maupun materil.
Penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan
praktikum ini. Penyusun sangat mengharap kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan laporan praktikum ini.

Tulungagung, 26 November 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................................


HALAMAN PERYATAAN DAN DESKRIPSI TUGAS KELOMPOK ...............
KATA PENGANTAR ................................................................................................
DAFTAR ISI ...............................................................................................................
DAFTAR TABEL .......................................................................................................
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................1
1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................................1
1.4 Kegunaan Penelitian ...................................................................................
1.5 Ruang Lingkup dan Batasan Masalah ........................................................
1.6 Definisi Operasional ...................................................................................
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Analisis Vegetasi ........................................................................................
2.2 Tumbuhan Herba ........................................................................................
2.3 Metode Kuadrat ..........................................................................................
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian..................................................................................
3.2 Populasi dan Sampel ...................................................................................
3.3 Waktu dan Tempat ......................................................................................
3.4 Alat dan Bahan ...........................................................................................
3.5 Prosedur Kerja ............................................................................................
3.6 Teknik Analisa Data ...................................................................................
BAB IV DATA DAN ANALISA DATA
BAB V PEMBAHASAN
BAB VI PENUTUP
6.1 Kesimpulan .................................................................................................
6.2 Saran ...........................................................................................................
Daftar Rujukan .............................................................................................................
Lampiran ......................................................................................................................
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Data Jumlah Tumbuhan Tiap Plot pada Stasiun 1 ............................

Tabel 2. Perhitungan Kerapatan Relatif Tanaman Herba ...............................

Tabel 3. Perhitungan Dominasi Relatif Tanaman Herna.................................

Tabel 4. Perhitungan Frekuensi Relatif Tanaman Herba ................................

Tabel 5. Perhitungan Indeks Nilai Penting Vegetasi Tanaman Herba ............

Tabel 6. Rangking Tanaman Herba di Lihat dari Indeks Nilai Penting ..........
DAFTAR GAMBAR
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Desa serang secara geografis terletak pada posisi 8º18’-23º35’ lintang selatan dan
112º13’-56º79’ bujur timur, merupakan salah satu wilayah yang terletak di Kabupaten
Blitar bagian selatan yang berada diwilayah pesisir samudra Indonesia. Di hutan sekitar
Pantai Serang terdapat vegetasi tumbuhan, salah satu jenis tumbuhan yang terdapat
dikawasan ini adalah tumbuhan herba.
Tumbuhan herba adalah tumbuhan pendek, kecil, dan mempunyai batang basah
karena mengandung banyak air dan tidak mempunyai kayu.1 Herba bisa disebut juga
dengan tumbuhan terna yang berbatang lunak yang biasa ditanam sebagai hiasan kebun.
Tumbuhan herba mempunyai peranan yang penting untuk menjaga keseimbangan
ekosistem yakni berperan sebagai tumbuhan penutup tanah. Tumbuhan ini tumbuh
diantara pepohonan yang utama dan dapat memperkuat struktur tanah hutan tersebut.
Tumbuhan penutup tanah dapat berfungsi sebagai peresapan dan membantu menahan
jatuhnya air secara langsung. Selain itu, tumbuhan penutup tanah dapat berperan dalam
menghambat dan mencegah erosi yang berlangsung secara cepat. Tumbuhan ini dapat
mengurangi kecepatan aliran permukaan, mendorong berkembangnya biota tanah yang
dapat memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah, serta berperan dalam menambah bahan
organik tanah sehingga menyebabkan resistensi tanah terhadap erosi. Mengingat
keanekaragaman tumbuhan herba memiliki banyak fungsi didalamnya maka perlu
dilakukan penelitian tentang tumbuhan herba tersebut.2
Untuk mengetahui spesies vegetasi yang ada dalam hutan sekitar Pantai Serang
dapat dilakukan dengan pengamatan menggunakan metode kuadrat. Dalam
penganalisisan vegetasi tanaman herba ini dapat menggunakan parameter kerapatan
relatif, kerimbunan relatif, frekuensi relatif, dan Indeks Nilai Penting (INP). Sehingga
akan diketahui ukuran masing-masing parameter.

1
Sari, Ufiza, dkk. Analisis Vegetasi Tumbuhan dengan Metode Kuadrat pada Habitus Herba di Kawasan
Pegunungan Deudap Pulo Nasi Aceh Besar. UIN Ar-Raniry Banda Aceh. 2018. ISBN : 978-602-60401-9-0. Hal
209
2
Adi, Kunarso, dkk. Keragaman Jenis Tumbuhan Bawah pada Berbagai Tegakan Hutan Tanaman di Benakat,
Sumatera Selatan. Balai Penelitian Kehutanan Palembang. 2013. ISSN : 1829-6327. Vol 10. No 2. Hal 86
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka penyusun tertarik
untuk membuat penelitian tentang “Analisis Vegetasi Tumbuhan Herba dengan Metode
Kuadrat Di Hutan Sekitar Pantai Serang Kabupaten Blitar”.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana kerapatan, kerimbunan, dan frekuensi vegetasi tanaman herba pada


kawasan Hutan Sekitar Pantai Serang Kabupaten Blitar?
2. Berapa indeks nilai penting (INP) vegetasi tanaman herba yang di temukan pada
kawasan Hutan Sekitar Pantai Serang Kabupaten Blitar?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui kerapatan, kerimbunan, dan frekuensi vegetasi tanaman herba


pada kawasan Hutan Sekitar Pantai Serang Kabupaten Blitar
2. Untuk mengetahui indeks nilai penting (INP) vegetasi tanaman herba yang di
temukan pada kawasan Hutan Sekitar Pantai Serang Kabupaten Blitar

1.4 Kegunaan Penelitian

1. Memberikan informasi kepada mahasiswa, khususnya jurusan biologi dalam


melakukan kegiatan lapangan untuk mendapatkan pengetahuan tentang tanaman
herba yang ada di kawasan Hutan Sekitar Pantai Serang Kabupaten Blitar.
2. Sebagai data mengenai kerapatan, kerimbunan, dan frekuensi vegetasi tanaman
herba pada kawasan Hutan Sekitar Pantai Serang Kabupaten Blitar.
3. Sebagai data mengenai indeks nilai penting (INP) vegetasi tanaman herba yang di
temukan di kawasan Hutan Sekitar Pantai Serang Kabupaten Blitar.

1.5 Ruang Lingkup dan Batasan Masalah

Dikarenakan ruang lingkup terlalu luas maka penelitian ini peneliti batasi sebagai berikut:
1. Vegetasi yang digunakan hanya vegetasi yang ditemukan pada hutan disekitar
Pantai Serang Kabupaten Blitar yang sudah diidentifikasi selama masa penelitian.
2. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kuadrat.
3. Pengambilan data dilakukan di stasiun 1 dengan 3 plot yang dibuat di hutan
sekitar Pantai Serang Kabupaten Blitar.

1.6 Definisi Operasional

1. Analisis Vegetasi
Analisis vegetasi merupakan cara untuk mengetahui seberapa besar sebaran
berbagai spesies dalam suatu area melalui pengamatan langsung. Analisis vegetasi
yang dilakukan dengan menggunakan metode kuandrat. Analisis yang di maksud pada
penelitian ini adalah analiasis vegetasi tumbuhan herba yang terdapat di kawasan
hutan sekitar Pantai Serang Kabupaten Blitar.
2. Tumbuhan Herba
Tumbuhan herba adalah tumbuhan pendek, kecil, dan mempunyai batang
basah karena mengandung banyak air dan tidak mempunyai kayu. Herba bisa disebut
juga dengan tumbuhan terna yang berbatang lunak yang biasa ditanam sebagai hiasan
kebun.
3. Metode Kuadrat
Metode kuadrat aadalah salah satu metode dengan bentuk sampel dapat berupa
segi empat atau lingkaran dengan luas tertentu. Hal ini tergantung pada bentuk
vegetasi. Berdasarkan metode pantauan luas minimum akan dapat ditentukan luas
kuadrat yang diperlukan untuk setiap bentuk vegetasi. Untuk setiap plot yang
disebarkan dilakukan perhitungan terhadap variable-variabel kerapatan, kerimbunan,
dan frekuensi. Variable kerimbunan dan kerapatan ditemukan dari sejumlah kuadrat
yang dibuat. Keragaman spesies dapat diambil untuk menandai jumlah spesies dalam
suatu daerah tertentu atau sebagai jumlah spesies diantara jumlah total individu dari
seluruh spesies.
4. Hutan Sekitar Pantai Serang Blitar
Desa serang secara geografis terletak pada posisi 8º18’-23º35’ lintang selatan
dan 112º13’-56º79’ bujur timur, merupakan salah satu wilayah yang terletak di
Kabupaten Blitar bagian selatan yang berada diwilayah pesisisr samudra Indonesia.
Pantai serang memiliki garis pantai yang lebih panjang dan juga landai, serta
kenampakan sunset yang indah pada sore hari merupakan daya tarik wisata di Pantai
Serang. Pantai serang memiliki vegetasi yang beragam, seperti halnya pohon cemara,
tumbuhan herba, dan lain-lain. Namun pemerintah dalam hal ini masih berusaha untuk
mengadakan penanaman pohon di hutan sekitar Pantai Serang.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Analisis Vegetasi

Vegetasi merupakan kumpulan tumbuh-tumbuhan, biasanya terdiri dari beberapa


jenis yang hidup bersama-sama pada suatu tempat. Dalam mekanisme kehidupan bersama
tersebut terdapat interaksi yang erat, baik diantara sesama individu penyusun vegetasi itu
sendiri maupun dengan organisme lainnya sehingga merupakan suatu sistem yang hidup
dan tumbuh serta dinamis.3 Vegetasi, tanah dan iklim berhubungan erat dan pada tiap-tiap
tempat mempunyai keseimbangan yang spesifik. Vegetasi di suatu tempat akan berbeda
dengan vegetasi di tempat 1ain karena berbeda pula faktor lingkungannya (Marsono,
1977).
Vegetasi adalah kumpulan dari beberapa jenis tumbuh - tumbuhan yang hidup
secara bersama-sama pada satu tempat dan terjadinya interaksi antar penyusun
komponen, baik antara tumbuh - tumbuhan maupun hewan-hewan yang hidup di
lingkungan tersebut. Adapun vegetasi yang dimaksud disini adalah vegetasi dari
tumbuhan herba.
Analisa vegetasi merupakan cara mempelajari susunan (komposisi jenis) dan
bentuk (struktur) vegetasi atau golongan tumbuh-tumbuhan. Untuk suatu kondisi hutan
yang luas, maka kegiatan analisa vegetasi erat kaitannya dengan sampling, artinya kita
cukup menempatkan beberapa petak contoh untuk mewakili habitat tersebut. Dalam
sampling ini ada tiga hal yang perlu diperhatikan, yaitu jumlah petak contoh, cara
peletakan petak contoh dan teknik analisa vegetasi yang digunakan (Marsono, 1977).4
Analisis vegetasi merupakan cara untuk mengetahui seberapa besar sebaran berbagai
spesies dalam suatu area melalui pengamatan langsung.

Beberapa rumus yang penting diperhatikan dalam menghitung hasil analisa


vegetasi, yaitu :
1. Kerapatan (Density)
Banyak individu (abudance) merupakan jumlah individu dari satu jenis pohon
dan tumbuhan lain yang besarnya dapat ditaksir atau dihitung. Secara kualitatif

3
Syafei, Dinamika Populasi Kajian Ekologi Kuantitatif, (Jakarata : Pustaka Sinar Harapan, 1990)hlm. 26
4
D. Marsono, Konservasi Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup. (BIGRAF Publising: Yogyakarta, 1977)
dibedakan menjadi jarang terdapat, kadang-kadang terdapat, sering terdapat dan
banyak sekali terdapat jumlah individu yang dinyatakan dalam persatuan ruang
disebut kerapatan yang umumnya dinyatakan sebagai jumlah individu
(Indriyanto,2010).
2. Dominasi
Dominasi dapat diartikan sebagai penguasaan dari satu jenis terhadap jenis
lain, sehingga dominasi dapat dinyatakan dalam besaran:
a. Banyaknya individu (abudance) dan kerapatan (density)
b. Persen penutupan (cover percentage) dan luas bidang dasar (LBD) / Basal area(BA)
c. Volume
d. Indek nilai penting (importance value-IV) (Indriyanto, 2010)
3. Frekuensi
Frekuensi merupakan ukuran dari uniformitas atau regularitas terdapatnya
suatu jenis frekuensi memberikan gambaran bagaimana pola penyebaran suatu jenis,
apakah menyebar keseluruhan kawasan atau kelompok. Hal ini menunjukkan daya
penyebaran dan adaptasinya terhadap lingkungan (Wolf dkk, 1990)
4. Indek Nilai Penting (Importance Value Indeks)
Indeks Nilai Penting merupakan parameter kuantitatif yang dipakai umtuk
menyatakan tingkat dominasi (tingkat penguasaan) spesies-spesies dalam komunitas
5
tumbuhan. INP merupakan gambaran lengkap mengenai karakter sosiologi suatu
spesies dalam komunitas. Nilainya diperoleh dari menjumlahkan nilai kerapatan
relatif, dominasi relaif dan frekuensi relatif, sehingga jumlah maksimalnya 300%
(Wolf dkk, 1990).
Analisis vegetasi dapat dilanjutkan untuk menentukan indeks keanekaragaman,
indeks kesamaan, indeks asosiasi, dan kesalihan yang dapat banyak memberikan
informasi dalam pengolahan dan penilaian suatu kawasan (Indriyanto, 2010).

2.2 Tumbuhan Herba

Tumbuhan herba merupakan tumbuhan yang batangnya lunak karena tidak


membentuk kayu. Tumbuhan semacam ini merupakan tumbuhan semusim, tumbuhan
tahunan. Selain itu beberapa tumbuhan herba tergolong tumbuhan jenis gulma. Herba

5
Sari Ufiza,dkk, Analisis Vegetasi Tumbuhan Dengan Metode Kuadrat Pada Habitus Herba Di Kawasan
Pegunungan Deudap Pulo Nasi Aceh Besar, Prosiding Seminar Nasional Biotik, Program Studi Pendidikan
Bilogi FTK UIN Ar-Raniry Banda Aceh: Aceh 2018,hlm.210
merupakan salah satu jenis tumbuhan penyusun hutan yang ukurannya jauh lebih kecil
jika dibandingkan dengan semak ataupun pohon yang batangnya basah dan tidak
berkayu. Herba merupakan tumbuhan pendek (0,3-2 meter) tidak berkayu dan berbatang
basah karena banyak mengandung air. Menurut Syabudin (1992), herba merupakan
tumbuhan tidak berkayu yang tersebar dalam bentuk kelompok individu atau soliter pada
berbagai kondisi habitat seperti tanah yang lembab atau berair, tanah yang kering, batu-
batuan dengan habitat naungan yang rapat. Herba juga memiliki adaptasi yang tinggi
terhadap tumbuhan di sekitarnya seperti semak, perdu, bahkan pohon sehingga tumbuh di
tempat yang kosong.

Berdasarkan siklus hidup tumbuhan herba dibagi menjadi tiga yaitu :


1. Annual Herba
Annual disebut tanaman setahun yang merupakan jenis tumbuhan yang
menyelesaikan satu kali siklus hidupnya dalam rentang waktu setahun (bisa
kurang ataupun lebih). Siklus hidup yang dimaksud adalah dari mulai proses
perkecambahan, berbunga dan memproduksi benih, sampai tanaman itu mati.
Tumbuhan annual biasanya herbaceus. Contohnya adalah penghasil biji-bijian dan
polong-polongan.

2. Binnual Herba
Biannual merupakan tumbuhan yang menyelesaikan satu kali siklus
hidupnya dalam rentang waktu dua tahunan (biasanya kurang dari dua tahun).
Setelah menyelesaikan satu kali silkus hidupnya yaitu mulai dari tumbuh, anakan,
berkembangbiak, dewasa. Contoh tumbuhan binnual adalah wortel, kol, seledri,
peterseli.

3. Perennial Herba
perennial yang hidup lebih dari 2 tahun disebut juga tumbuhan tahunan
merupakan tumbuhan yang mampu hidup beberapa tahun. Tumbuhan ini meliputi
tumbuhan berbatang basah (herbaceus), termasuk diantaranya beberapa rumput-
rumputan. Beberapa jenis herba ini secara alami berkembangbiak dengan biji,
tetapi sangat reproduktif dengan potongan batang, umbi, rhizome, stolon, dan
daun
Ciri tumbuhan herba adalah tumbuhan yang batangnya lunak karena tidak
membentuk kayu, memiliki tinggi < 2 meter, termasuk ke dalam tumbuhan jenis rumput-
rumputan (wiwinda, 2011).6

2.3 Metode Kuadrat

Metode kuadrat adalah salah satu metode analisa vegetasi yakni dengan
menggunakan pengamatan petak contoh yang luasnya diukur dalam satuan kuadrat.
Adapun betuk petak contoh bisa berupa persegi empat, persegi panjang atau lingkaran.
Metode ini sangat mudah dan cepat sehinggga cocok digunakan untuk struktur dan
komposisi vegetasi tumbuhan. Sistem Analisis dengan menggunakan metode kuadrat
yaitu Kerapatan ditentukan berdasarkan jumlah individu suatu populasi jenis tumbuhan di
dalam area tersebut. Kerimbunan ditentukan berdasarkan penutupan daerah cuplikan oleh
populasi jenis tumbuhan. Sedangkan frekuensi ditentukan berdasarkan kekerapan dari
jenis tumbuhan yang dijumpai dalam sejumlah area sampel (n) dibandingkan dengan
seluruh total area sampel yang dibuat (N), biasanya dalam persen (%).7

6
Widia Paramita, Diversitas Tmbuhan Herba Di Blok Pemanfaatan Sumber Agungg Taman Hutan Raya Wan
Abdul Rachman Kota Bandar Lampung, Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas
Bandar Lampung : Lampung 2018. Hlm. 9-10
7
Tri Cahyanto, Analisis Vegetasi Pohon Hutan alam Gunung Manglayang Kabupaten Bandung, Jurnal ISSN
ISTEK, Vol 8, No. 2, 2014
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian diskriptif kuantitatif yang dilakukan


dengan metode kuadrat. Hal ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai
kerapatan, kerimbunan dan frekuensi vegetasi tanaman herba. Selain itu, juga untuk
mengetahui indeks nilai penting dan rangking vegetasi tanaman herba pada kawasan
hutan sekitar Pantai Serang Kabupaten Blitar.

3.2 Populasi dan Sampel

1. Populasi: seluruh jenis vegetasi tumbuhan herba yang ada di hutan Pantai Serang
Kabupaten Blitar.
2. Sampel: sampel dalam penelitian ini adalah semua tumbuhan herba yang terdapat pada
3 plot dalam stasiun 1. Titik pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan metode kuadrat. Metode ini merupakan salah satu metode yang tidak
menggunakan petak contoh (plotless). Metode ini digunakan untuk mengetahui
komunitas tumbuhan herba yang terdapat pada hutan Pantai Serang Kabupaten Blitar.

3.3 Waktu dan Tempat

Kegiatan praktikum pengambilan sampel dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 16


November 2019 pukul 09:30 – 11:00 WIB, bertempat di hutan Pantai Serang Kabupaten
Blitar. Sedangkan identifikasi dilaksanakan pada hari minggu tanggal 17 November 2019
pukul 07:30 – 12:30 WIB bertempat di Laboratorium Jurusan Biologi IAIN
Tulungagung.

3.4 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan antara lain:


1. Tali rafia (untuk membuat transek kuadrat)
2. Patok kayu (terbuat dari bambu atau kayu ± 20 cm )
3. Kamera (alat dokumentasi)
4. Kantong plastik untuk spesimen tumbuhan
5. Kertas label
6. Alat tulis
7. Buku identifikasi
8. Kertas tabel pengamatan.
Bahan yang digunakan:
Tanaman herba yang ditemukan didalam transek kuadrat di hutan

3.5 Prosedur Kerja

1. Menentukan plot pengamatan sampel sebanyak tiga plot pengamatan dengan


menggunakan metode kuadrat dengan ukuran petak kuadran 1m x 1m. Menurut
Indriyanto(2012), ukuran petak contoh untuk fase semai serta tumbuhan bawah
menggunakan petak contoh berukuran 1m x 1m atau 2m x 2m. Petak contoh berukuran
2m x 2m digunakan untuk tingkat semai (seeding) dan tumbuhan bawah atau penutup
tanah (Fachrul,2007).
2. Melakukan analisis vegetasi berdasarkan variabel-variabel kerapatan, kerimbunan, dan
frekuensi terhadap tanaman herba yang terdapat pada petak kuadran 1m x 1m.
3. Melakukan perhitungan untuk mencari harga relatif dari setiap variabel (kerapatan,
kerimbunan, dan frekuensi) untuk setiap tanaman.
4. Melanjutkan perhitungan untuk mencari Indeks Nilai Penting (INP) dari setiap jenis
tanaman.
5. Menyusun peringkat tanaman berdasarkan Indeks Nilai Penting (INP), tanaman yang
memiliki Indeks Nilai Penting (INP) tertinggi menempati peringkat teratas.
6. Memberi nama vegetasi yang telah digunakan berdasarkan jenis atau spesies yang
memiliki Indeks Nilai Penting (INP) terbesar.

3.6 Teknik Analisa Data

Teknik Analisa yang dipakai adalah dengan menggunakan teknik perhitungan


harga relatif dan harga penting untuk setiap jenis tanaman.

1. Kerapatan Relatif

2. Frekuensi Relatif

3. Dominansi Relatif

4. Indeks Nilai Penting (INP) =Kerapatan Relatif + Frekuensi Relatif + Dominansi


Relatif
BAB IV

DATA DAN ANALISIS DATA

4.1 Data
Berdasarkan penelitian yang dilakukan didapatkan hasil data vegetasi tumbuhan
herba yang terdapat di Hutan Sekitar Pantai Serang sebagai berikut:
Plot ke
No. Jenis Tumbuhan Jumlah
1 2 3
1. Carex halleriana Asso. 100 38 - 138
2. Ipomoea pes-caprae (L.) 2 4 - 6
3. Cyanus segetum Hill - - 16 16
4. Digitaria sangunialis (L.) 14 48 12 74
5. Mimosa pudica 6 - - 6
6. Imperata cylindrica 22 31 - 53
Jumlah 144 121 28 293
Tabel 1. Data Jumlah Tumbuhan Tiap Plot pada Stasiun 1

4.2 Analisis Data


1. Kerapatan Relatif
𝒋𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒌𝒆𝒓𝒂𝒑𝒂𝒕𝒂𝒏 𝒔𝒑𝒆𝒔𝒊𝒆𝒔
KR (%) = 𝒋𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍 𝒌𝒆𝒓𝒂𝒑𝒂𝒕𝒂𝒏 𝒔𝒆𝒍𝒖𝒓𝒖𝒉 𝒔𝒑𝒆𝒔𝒊𝒆𝒔 X 100%

Tabel 2. Perhitungan Kerapatan Relatif Tanaman Herba


Jumlah
No. Jenis Tumbuhan KR(%)
Kerapatan
1. Carex halleriana Asso. 138 47,098976109
2. Ipomoea pes-caprae (L.) 6 2,04778157
3. Cyanus segetum Hill 16 5,4607508532
4. Digitaria sangunialis (L.) 74 25,255972696
5. Mimosa pudica 6 2,04778157
6. Imperata cylindrica 53 18,088737201
Jumlah 293 100

Nilai Kerapatan Relatif


160
140
120
100
80 kerapatan
60 KR(%)
40
20
0
Berdasarkan Tabel 1 dan grafik perhitungan kerapatan relatif tanaman herba,
didapatkan data yang menunjukkan bahwa tanaman herba Carex halleriana Asso.
memiliki nilai kerapatan paling tinggi yaitu sebesar 47,098976109%.
Sedangkan Ipomoea pes-caprae (L.) dan Mimosa pudica memiliki nilai kerapatan
paling rendah yaitu sebesar 2,04778157%.

2. Dominasi Relatif
𝒋𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒌𝒆𝒓𝒊𝒎𝒃𝒖𝒏𝒂𝒏 𝒔𝒑𝒆𝒔𝒊𝒆𝒔
DR(%) = 𝒋𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍 𝒌𝒆𝒓𝒊𝒎𝒃𝒖𝒏𝒂𝒏 𝒔𝒆𝒍𝒖𝒓𝒖𝒉 𝒔𝒑𝒆𝒔𝒊𝒆𝒔 X 100%

Tabel 3. Perhitungan Dominasi Relatif Tanaman Herba

Jumlah
No. Jenis Tumbuhan DR(%)
Kerapatan
1. Carex halleriana Asso. 138 47,098976109
2. Ipomoea pes-caprae (L.) 6 2,04778157
3. Cyanus segetum Hill 16 5,4607508532
4. Digitaria sangunialis (L.) 74 25,255972696
5. Mimosa pudica 6 2,04778157
6. Imperata cylindrica 53 18,088737201
Jumlah 293 100

Nilai Dominasi Relatif


160
140
120
Jumlah
100
kerimbunan
80 DR(%)
60
40
20
0

Berdasarkan Tabel 3 dan grafik perhitungan dominasi relatif tanaman herba,


didapatkan data yang menunjukkan bahwa tanaman herba Carex halleriana Asso.
memiliki nilai dominasi paling tinggi yaitu sebesar 47,098976109%. Sedangkan
Ipomoea pes-caprae (L.) dan Mimosa pudica memiliki nilai dominasi paling rendah
yaitu sebesar 2,04778157%.
3. Frekuensi Relatif
𝒋𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒇𝒓𝒆𝒌𝒖𝒆𝒏𝒔𝒊 𝒔𝒑𝒆𝒔𝒊𝒆𝒔
FR% = 𝒋𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍 𝒔𝒆𝒍𝒖𝒓𝒖𝒉 𝒇𝒓𝒆𝒌𝒖𝒆𝒏𝒔𝒊 𝒔𝒑𝒆𝒔𝒊𝒆𝒔X 100%

Tabel 4. Perhitungan Frekuensi Relatif Tanaman Herba


Jumlah
No. Jenis Tumbuhan FR(%)
Frekuensi
1. Carex halleriana Asso. 2 18,181818
2. Ipomoea pes-caprae (L.) 2 18,181818
3. Cyanus segetum Hill 1 9,0909091
4. Digitaria sangunialis (L.) 3 27,272727
5. Mimosa pudica 1 9,0909091
6. Imperata cylindrica 2 18,181818
Jumlah 11 100

Nilai Frekuensi Relatif


30

25

20 Jumlah
frekuensi
15
FR(%)
10

Berdasarkan Tabel 4 dan grafik perhitungan frekuensi relatif tanaman


herba, didapatkan data yang menunjukkan bahwa tanaman herba Digitaria
sangunialis (L.) memiliki nilai frekuensi paling tinggi yaitu sebesar 27.272727%.
Hal ini terbukti dari kederadaan kedua tanaman ini yang ada pada ketiga plot di
stasiun 1. Sedangkan tanaman herba Cyanus segetum Hill. dan Mimosa pudica
yang memiliki nilai frekuensi paling rendah adalah dengan nilai frekuensi sebesar
9.0909091%. Kedua tanaman ini hanya ada pada salah satu plot yang ada di stasiun
1.
4. Indeks Nilai Penting

INP = KR% +DR% +FR%

Tabel 5. Perhitungan Indeks Nilai Penting Vegetasi Tanaman Herba

No. Jenis Tumbuhan KR(%) DR(%) FR(%) INP


1. Carex halleriana
47,098976109 47,098976109 18,181818 112,37977022
Asso.
2. Ipomoea pes-caprae
2,04778157 2,04778157 18,181818 22,27738114
(L.)
3. Cyanus segetum Hill 5,4607508532 5,4607508532 9,0909091 20,012410806
4. Digitaria
25,255972696 25,255972696 27,272727 77,784672392
sangunialis (L.)
5. Mimosa pudica 2,04778157 2,04778157 9,0909091 13,18647224
6. Imperata cylindrica 18,088737201 18,088737201 18,181818 54,359292402
Jumlah 100 100 100 300

Indeks Nilai Penting


120

100

80 KR(%)
DR(%)
60
FR(%)
40 INP

20

0
Carex Ipomoea Cyanus Digitaria Mimosa Imperata
halleriana pes-caprae segetum Hill sangunialis pudica cylindrica
Asso (L.) (L.)

Berdasarkan Tabel 5 dan grafik perhitungan indeks nilai penting vegetasi


tanaman herba, didapatkan data yang menunjukkan bahwa tanaman herba Carex
halleriana Asso. memiliki Indek Nilai Penting (INP) paling tinggi yaitu sebesar
112,37977022%. Sedangkan Mimosa pudica memiliki nilai kerapatan paling rendah
yaitu sebesar 13,18647224%.
5. Rangking

Table 6. Rangking Tanaman Herba di Lihat dari Indeks Nilai Penting

Jenis
No. KR(%) DR(%) FR(%) INP Rangking
Tumbuhan
1. Carex
halleriana 47,098976109 47,098976109 18,181818 112,37977022 1
Asso.
2. Ipomoea pes-
2,04778157 2,04778157 18,181818 22,27738114 4
caprae (L.)
3. Cyanus
5,4607508532 5,4607508532 9,0909091 20,012410806 5
segetum Hill
4. Digitaria
sangunialis 25,255972696 25,255972696 27,272727 77,784672392 2
(L.)
5. Mimosa
2,04778157 2,04778157 9,0909091 13,18647224 6
pudica
6. Imperata
18,088737201 18,088737201 18,181818 54,359292402 3
cylindrica
Jumlah 100 100 100 300

Ranking Tumbuhan Herba Berdasarkan INP


120

100

80

60 INP

40

20

0
Carex Ipomoea Cyanus Digitaria Mimosa Imperata
halleriana pes-caprae segetum Hill sangunialis pudica cylindrica
Asso (L.) (L.)

Berdasarkan Tabel 6 dan grafik rangking tanaman herba di lihat dari indeks
nilai penting vegetasi tanaman herba, didapatkan data yang menunjukkan bahwa
tanaman herba Carex halleriana Asso. menempati ranking paling atas. Kemudian
dilanjutkan Digitaria sangunialis (L.), Imperata cylindrica, Ipomoea pes-caprae
(L.), Cyanus segetum Hill dan Mimosa pudica yang memiliki ranking terakhir.
BAB V

PEMBAHASAN

5.1 Kerapatan, Kerimbunan, dan Frekuensi Vegetasi Tanaman Herba


Berdasarkan kuliah kerja lapangan yang dilakukan pada Sabtu, 16 November
2019 di Hutan Sekitar Pantai Serang Kabupaten Blitar, didapatkan vegetasi tanaman
yang bervariasi khususnya vegetasi tanaman herba. Pengamatan ini dilakukan dalam
1 stasiun yang terdiri atas 3 plot. Dan dari data yang diperoleh dapat dilihat bahwa
tumbuhan yang berada di hutan sekitar Pantai Serang yang termasuk dalam vegetasi
tanaman herba antara lain Carex halleriana Asso., Ipomoea pes-caprae (L.), Cyanus
segetum Hill, Digitaria sangunialis (L.), Mimosa pudica, dan Imperata cylindrical.
Parameter analisis terhadap vegetasi tanaman herba di hutan sekitar Pantai
Serang meliputi kerapatan relatif, dominasi relatif, frekuensi relatif, dan indeks nilai
penting. Dengan menganalisis hal tersebut, maka akan di dapatkan suatu data yang
akurat dan akan diketahui tumbuhan herba yang paling cocok dan banyak hidup di
hutan sekitar Pantai Serang Kabupaten Blitar.

5.2 Indeks Nilai Penting (INP) Vegetasi Tanaman Herba


BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

1. Tumbuhan di Hutan Sekitar Pantai Serang Kabupaten Blitar yang termasuk


golongan vegetasi tumbuhan herba pada stasiun 1 antara lain; Carex halleriana
Asso., Ipomoea pes-caprae (L.), Cyanus segetum Hill, Digitaria sangunialis (L.),
Mimosa pudica, dan Imperata cylindrical.
2. Nilai parameter kerapatan relatif tanaman herba paling tinggi terdapat pada spesies
Carex halleriana Asso. yang memiliki nilai kerapatan sebesar 47,098976109%,
sedangkan Ipomoea pes-caprae (L.) dan Mimosa pudica memiliki nilai kerapatan
paling rendah yaitu sebesar 2,04778157%.
3. Nilai parameter kerimbunan relatif tanaman herba paling tinggi terdapat pada
spesies Carex halleriana Asso. memiliki nilai dominasi paling tinggi yaitu
sebesar 47,098976109%, sedangkan Ipomoea pes-caprae (L.) dan Mimosa pudica
memiliki nilai dominasi paling rendah yaitu sebesar 2,04778157%.
4. Nilai parameter frekuensi relatif tanaman herba paling tinggi terdapat pada spesies
Digitaria sangunialis (L.) memiliki nilai frekuensi paling tinggi yaitu sebesar
27.272727%, sedangkan tanaman herba Cyanus segetum Hill. dan Mimosa pudica
yang memiliki nilai frekuensi paling rendah adalah dengan nilai frekuensi sebesar
9.0909091%.
5. Nilai parameter Indeks Nilai Penting (INP) tanaman herba paling tinggi terdapat
pada spesies Carex halleriana Asso. memiliki Indek Nilai Penting (INP) paling
tinggi yaitu sebesar 112,37977022%, sedangkan Mimosa pudica memiliki nilai
kerapatan paling rendah yaitu sebesar 13,18647224%.

6.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

Cahyanto,Tri. 2014. Analisis Vegetasi Pohon Hutan alam Gunung Manglayang Kabupaten
Bandung, Jurnal ISSN ISTEK, Vol 8, No. 2.

Kunarso, Adi, dkk. 2013. Keragaman Jenis Tumbuhan Bawah pada Berbagai Tegakan Hutan
Tanaman di Benakat, Sumatera Selatan. Balai Penelitian Kehutanan Palembang.
2013. ISSN : 1829-6327. Vol 10. No 2.

Marsono, D,. 1977. Konservasi Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup. Yogyakarta:
BIGRAF Publising.

Paramita, Widia. 2018. Diversitas Tmbuhan Herba Di Blok Pemanfaatan Sumber Agungg
Taman Hutan Raya Wan Abdul Rachman Kota Bandar Lampung, Lampung:
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Bandar Lampung.

Syafei. 1990. Dinamika Populasi Kajian Ekologi Kuantitatif. Jakarata : Pustaka Sinar
Harapan.

Ufiza, Sari,dkk,. 2018. Analisis Vegetasi Tumbuhan Dengan Metode Kuadrat Pada Habitus
Herba Di Kawasan Pegunungan Deudap Pulo Nasi Aceh Besar, Aceh: Prosiding
Seminar Nasional Biotik, Program Studi Pendidikan Bilogi FTK UIN Ar-Raniry
Banda Aceh. ISBN : 978-602-60401-9-0.

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai