Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN EKOLOGI TUMBUHAN

SUKSESI

NAMA : FAUZIAH RIZKI


NIM : 19031013
PRODI/KELAS : PENDIDIKAN BIOLOGI/B
DOSEN : Dr. AZWIR ANHAR, M.Si
ASISTEN DOSEN : ALYA FARIANI
RICHARD SAMEA ANDRIAN

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2021
SUKSESI
A. Tujuan Praktikum
Melihat proses suksesi sekunder yang diakibatkan oleh gangguan.

B. Waktu dan Tempat

Hari/Tanggal : Jum’at/02 April 2021


Pukul : 13:20-15:50 WIB
Tempat : Nagari Andaleh, Kec. Luak, Kab. Lima Puluh Kota

C. Teori
Suksesi merupakan pertumbuhan, adaptasi, perkembangan secara
gradual (setahap demi setahap) dari tumbuhan sesuai dengan faktor-faktor
lingkungan hingga mecapai klimaks. Berdasarkan tingkat gangguan terhadap
pertumbuhan, suksesi dibedakan dalam suksesi primer dan suksesi sekunder.
Disisi lain berdasarkan pengaruh faktor lingkungan terhadap perkembangan
suksesi tumbuhan hingga mencapai klimaks, maka dibedakan dalam climatic
climax, edaphic climax, biotic climax, preclimax, sub-climax, sereclimax, dan
post climax (Wanggai, 2009).
Suksesi dapat berjalan ke klimaks karena danya dukungan
lingkunganyang optimal, sedangkan kejadian suksesi sangt sulit dicari
informasi menyeluruh terhadap faktor-faktor yang tepat, seperti lingkungan
pendukung dan jenis tanaman. Apabila hal ini dilakukan pada daerah lahan
kritis akan sangat sulit diperoleh keberhasilan sebab pendukung untuk menuju
suksei klimaks tidak tersedia secara optimal. Dilihat dari unsure tanah, terjadi
pencucian hara dan erosi, bahkn tidak tersedianya kegiatan atau aktivitas
mikroorganisme tanah (Arief, 2001: 26).
Lingkungan alam selalu mengalami perubahan dalam ekositem.
Perubahan-perubahan atau pergantian-pergantian pada ekossitem tersebut
terjadi tanpa ataupun dengan campur tangan manusia. Evolusi ekositem ini
disebut suksesi ekologi dan dapat diterangkan sebagai berikut:
• Perkembangan komunitas teratur yang menyangkut perubahan susunn
spesies dan proses-proses komunitas.
• Perubahan-perubahan fisik akibat pengaruh pekerjaan komunitas.
• Mencapai puncak (klimaks) pada waktu ekossitem stabil dengan biomassa
dan fungsi kerja sama antar organisme serta komunitas berada pada titik
maksimum (Frick, 2007).
Suksesi menurut Clements, merupakan perkembangan komunitas dari
muda menjdi tua, yang analog dengan perkembangan individu. Hasil akhir
dari suksesi berupa komunitas yang disebut klimaks, yang komposisi jenisnya
sudah tertentu karena ditentukan oleh iklim. Komunitas dalam pandangan
Clemnents adalah suatu kesatuan dengan komposisi jenis yang sudah tertentu
dan saling berasosiasi. Pendapat inilah yang ditentang Gleason (1928).
Menurutnya, suksesi dalah proses acak yang tidak diramalkan hasilnya,
tergantung pada jenis mana yang datang dan bertahan di area suksesi.
Menurut Zang (2014) suksesi merupaka salah satu topic yang penting
dalam ekologi komunitas. Menurut Clements, tumbuhan pioner yang
mengkolonisasi araeal pada awal suksesi mempengaruhi lingkungan sehingga
mencipatakan kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan bagi jenis
pioneer tersebut, tetapi malah menguntungkan bagi jenis pendatang baru,
yang kemudian berhasil memenangkan kompetisi dan menjadi dominan.
Pandangan holistic dapat dilihat dari artikel Odum (1969), yang
mendefenisikan suksesi dengan menggunakan tiga paraemeter berikut:
1. Suksesi adalah proses teratur dari perkembangan komnitas yang cukup
terarah, dan karenanya dapat diramalkan.
2. Suksesi merupakan akibat dari modifikasi dari lingkungan fisik oleh
komunitas, artinya suksesi adalah dikontrol oleh komunitas, meskipun
lingkungan fisik menentukan pola, laju perubahan, dan seringkali
menentukan batas akhir yang dapat dicapai olehperkembangan tersebut.
3. Suksesi memuncak pada ekositem stabil dimana terjadi akumulasi
biomassa (nilai informasi tinggi) dan fungsi simbiotikyang maksimum
antar organism per unit aliran energy yang tersedia.

Ekositem hutan tidaklah statis, selalu terjadi perubahan pada komponen


biotic dan abiotiknya. Ada perubahan kecil, ada perubahan besar, dan adapula
diantara keduanya. Contoh perubbahan kecil adalah robohnya sebuah pohon
besar karena badai, yang mencipatkan ruang terbuka (rumpang) ditengah-
tengah hutan. Ruang terbuka ini menerima cahaya matahari yang lebih
banyak daripada ruang disekitarnya yang berda dibawah naungan tajuk pohon
sehingga suhunya lebih tinggi dan kelembabannya lebih rendah. Perubahan
suhu dan kelembaban ini akan menyebabkan perubahan komposisi jenis
tumbuhan yang ditemui disekitarnya.

Suatu kejadian yang menyebabkan perubahan pada komponen


ekosistem ini di dalam ekologi disebut gangguan (distutbance). Gangguan
bisa terjadi secra alami seperti badai, kebakaran alami, dan tanah longsor.
Bisa juga gangguan terjadi akibat kegiatan manusia misalnya seperti
penebangan hutan dan pembakaran seresah yang menyebabkan kebakaran
hutan skala besar. Contoh gannguan butan besar adalah penebangan habis.
Semua pohon di hutan ditebang habis sehingga tanah hutan menjadi terbuka
sepenuhnya. Suhu dan kelembaban udara berubah drastis. Contoh gangguan
alami skala besar adalah letusan gunung berapi yang dapat membunuh
banyak makhluk hidup dan mengubur hutan dalam skala besar.

Pulihnya kembali hutan setelah kebakaran atau penebangan


dikategorikan sebagai suksesi sekunder, karena di lahan hutan masih tersedia
banyak propagul (alat perkembangbiakan). Namun penambangan system
terbuka, letusan gunung berapi yang menutup hutan dengan batu yang
meematikan semua tumbuhan dapat dikategorikan sebagai suksesi primer
(Wiryono, 2017: 11-18).

Celement membuat system klasifikasi berdasarkan hubungan suksesi,


yaitu berdasarkan perubahan menurut waktu yang dideduksi dari kesamaan
ruang dan perbedaan jenis dominandan lingkungan komunitasnya. Posisi
kuncinya adalah komunitas klimaks iklim dan semua komunitas
terhubungkan menurut urutan kronologi kepada komunitas klimaks iklim ini
(Mueller, 2016: 15).

Keseimbangan ekosistem hutan sering terganggu baik oleh bencana


alam maupun perbuatan manusia. Adanya perilaku atau tindakan manusia
yang tidak bijaksana memperlakukan hutan dan menimbulkan permasalahan.
Aktivitas manusia seperti membakar hutan, pembalakan liar, pengembalaan,
atau merombak hutan untuk dijadikan tanaman pertanian atau tempat
pemukiman telah merubaha habitat hutan asli. Secara alamiah hutan-hutan
yang mendapat gangguan atau dirombak akan kembali menjadi hutan sekuder
stelah melalui tahap-tahap suksesi (Saharjo, 2011: 40).

Kegiatan manusia dapat menyebakan perubahan sustu ekositem.


Bencana alam seperti letusan gunung berpai, dan gempa bumi merupakan
suatu yang berada diluar kendali manusia (Maknun, 2017: 52).

D. Alat dan Bahan


Alat:
1. Meteran
2. Pancang (4 buah, masing-masing 50 cm)
3. Tali rafia
4. Cangkul
5. Parang
6. Gunting tanaman
7. Plastic
8. Buku acuan untuk mengidentifikasi tumbuhan

Bahan:

1. Label

E. Cara Kerja
1. Memilih satu area dengan luas 2×2 m pada padang rumput yang relative
ditumbuhi banyak jenis tumbuhan (heterogen).
2. Mencatat semua jenis tumbuhan yang terdapat dalam area kajian tersebut
berikut jumlahnya.
3. Mencangkul daerah ini sedalam kira-kira 20 cm sampai semua tumbuhan
yang berada disana habis tergali.
4. Mencatat jenis tumbuhan baru yang tumbuh pada area kajian ini berikut
jumlahnya setiap minggu sampai minggu ke 8.
5. Mencatat jenis baru yang tumbuhan yang sama dengan jenis yang hadir di
awal (saat lahan belum dicangkul). Apakaah kelimpahannya pada akhir
pengamtan juga sama dengan saat sebelum gangguan?
6. Mencatat jenis-jenis yang benar yang baru tumbuh pada lahan ini,
sebelumnya tidak ada. Diskusikanlah bagaimana jenis ini bisa menginvasi
area tersebut.
7. Jenis apakah yang pada akhirnya mempunyai jumlah paling banyak?
Diskusikanlah pakah ad kemungkinan jenis ini menguasai area kajian pada
waktu klimaks nantinya.

F. Hasil Pengamatan
G. Pembahasan
Pada praktikum kali ini, hal yang akan dilakukan adalah melihat proses
suksesi sekunder. Pada percobaan ini akan dihasilkan berbagai tumbuhan
yang tumbuh pada masing-masing plot yang telah dibuat. Adanya tumbuhan
yang tumbuh pada suksesi membuktikan bahwa adanya pembaharuan dari
tumbuhan yang tumbuh pada suksesi tersebt. Apabila dibiarkan pertumbuhn
ini akan membentuk suatu komunitas tumbuhan yang baru. Hal ini didukung
oleh pernyataan Mukhtar (2012) yang menyatakan bahwa prinsip dasar dalam
suksesi adalah adanya serangkaian perubahan komunitas tumbuhan
bersamaan dengan perubahan tempat tumbuh. Perubahan ini terjadi secra
berangsur-angsur dan melalui beberapa tahap dari komunitas tumbuhan
sederhana sampai klimaks (Mukhtar, 2012).
Proses terbentuknya suksesi dimulai dengan munculnya berbagai
spesies yang timbul menggantikan spesies lain, sehingga spesies yang muncul
di awal proses perubahan akan berkurang peranannya pada tahap – tahap
berikutnya. Keanekaragaman spesies terus meningkat, sehingga pada titik
klimaks akan tercipta lebih banyak relung untuk dimanfaatkan. Berdasarkan
penjelasan teori tersebut, dapat diketahui bahwa proses terbentuknya suksesi
dimulai dengan menghilangkan komunitas awal pada suatu wilayah.
Kemudian akan dimulai dengan munculnya berbagai spesies tumbuhan
perintis (pionir). Tumbuhan pionir yaitu jenis – jenis yang menginvasi daerah
yang terbuka seperti permukaan tanah atau batuan – batuan kosong, kemudian
berkembang emmbentuk komunitas tumbuhan. Keanekaragaman spesies akan
semakin meningkat hingga mencapai pada titik tertentu yang disebut klimaks.
Proses suksesi akan berakhir apabila lingkungan tersebut telah mencapai
keadaan yang stabil atau telah mencapai klimaks. Ekosistem yang klimaks
dapat dikatakan telah memiliki homeostatis, sehingga mampu
mempertahankan kestabilan internalnya.
Faktor yang menyebabkan terjadinya suksesi antara lain dibagi menjadi
3 faktor yang perama yaitu iklim, kekuatan geologik (topografi) dan biotik
Iklim dalam hal ini mempengaruhi terjadinya suksesi. Dimana tumbuhan
tidak akan dapat tumbuh dengan adanya variasi iklim. Dimana fluktuasi iklim
kadang-kadang membawa akibat rusaknya vegetasi baik sebagian maupun
seluruhnya. Dimana akhirnya pada suatu tempat yang baru (kosong) dapat
berkembang menjadi lebih baik dan dapat mengubah kondisi iklim.
Kekeringan, hujan, dan kilat seringkali membawa keadaan yang tidak
menguntungkan pada vegetasi. Selanjutnya yang kedua yaitu topografi,
dimana daalam hal ini berhubungan dengan perubahan kondisi tanah. Dimana
perubahan kondisi tanah tersebut dapat terjadi karena erosi dan pengendapan.
Erosi biasanya terjadi karena angin, air dan huja. Didalam proses erosi, tanah
akan menjadi kosong (tidak terdapat vegetasi) kemudian pada tanah tersebut
akan terjadi penyebaran biji oleh angin dan akhirny pada tanah/lahan yang
kosong tersebut akhirnya proses suksesi akan dimulai pada tanah/lahan
tersebut. Sedangkan pengendapan terjadi karena pada suatu tanah/lahan
terjadi suatu endapan akibat proseserosi sehingga vegetasi di tanah tersebut
tertutupi dan akhirnya rusak. Akibat kerusakan vegetasi tersebut maka akan
menyebabkan suksesi berulang kembali pada tempat tersebut. Yang terakhir
yaitu faktor biotik, faktor biotik ini meliputi pengaruh jasad kehidupan baik
hewan maupun tumbuhan. Pengaruh ini dapat langsung ataupun tidak
langsung dan dapat merugikan atau menguntungkan tumbuhan tersebut. Di
dalam hutan banyak terdapat tumbuhan, komunitas tersebut berinteraksi satu
sama lain dan menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungannya.

H. Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum ini ialah prinsip dasar dalam suksesi adalah
adanya serangkaian perubahan komunitas tumbuhan bersamaan dengan
perubahan tempat tumbuh. Perubahan ini terjadi secra berangsur-angsur dan
melalui beberapa tahap dari komunitas tumbuhan sederhana sampai klimaks.
Faktor penyebab perbedaan suksei dapat berupa iklim, dan topografi.
DAFTAR PUSTAKA

Arief, Arifin. 2001. Hutan dan Kehutanan. Yogyakarta : Kanisius.


Frick, Heinz. 2007. Dasar- Dasar Arsitektur Ekologis. Yogyakarta : Kanisius.
Saharjo, Hero Bambang & Cornelio Gago. 2011. Suksesi Alami Paska Kebakaran
pada Hutan Sekunder di Desa Fatuquero, Kecamatan Railaco, Kabupaten
Ermera-Timor Leste. Jurnal Silvikultur Tropika. Vo. 02. No. 01. ISSN :
2086-8227. Bogor.
Maknun, Djohar. 2017. Ekologi. Cirebon: Nurjati Press.
Mukhtar, A.S., Heriyanto, N.M. 2012. Keadaan Suksesi Tumbuhan Pada
Kawasan Bekas Tambang Batubara Di Kalimanya Timur. Jurnal Biologi
Ilmiah Vol. 02 No.02.

Wanggai, Frans. 2009. Manajemen Hutan. Jakarta : Grafindo.


Mueller, Dieter, dkk. 2016. Ekologi Vegetasi. Jakarta: LIPI Press.
Wiryono, Ali Munawar, Hery Suhartoyo. Restorasi Ekositem Hutan Pasca
Penambangan Batubara. 2017. Bengkulu: Pertelon Media.
Lampiran:

1. Buku Bahasa Indonesia (3)


2. Buku Bahasa Inggris (2)
3. Jurnal Internasional (2)

Anda mungkin juga menyukai