Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH BIOTEKNOLOGI

“Teknologi Fermentasi”

DOSEN PEMBIMBING :

Dr. Irdawanti, S. Si, M.Si

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 2

Dedet Agus Setiawan : 19031005

Despia Lailatul Putri : 19031070

Desi Wahyuni : 19031069

Dian Aldafera : 19031129

Fanny Azzahra Putri : 19031134

Fauziah Rizki : 19031013

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat, taufik, serta
hidayah dan inayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah
Bioteknologi mengenai “Teknologi Fermentasi”. Tujuan dari pembuatan makalah ini
adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bioteknologi. Kami berharap
semoga isi dari makalah ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan dapat
menambah wawasan para pembaca. Dalam pembuatan makalah ini tentunya tidak
terlepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu kami ucapakan terima kasih kepada
Ibu Dr. Irdawati, S.Si, M.Si selaku dosen pengampu mata kuliah Bioteknologi. Serta
pihak-pihak lain yang ikut memberikan kontribusinya dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Oleh
karena itu, kami mohon kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan makalah ini.

Padang, 29 Agustus 2021

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i

DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii

BAB I ......................................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1

A. LATAR BELAKANG .................................................................................................... 1

B. RUMUSAN MASALAH ................................................................................................ 1

B. TUJUAN ......................................................................................................................... 1

BAB II........................................................................................................................................ 3

PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 3

A. Konsep Dasar Teknologi Fermentasi .............................................................................. 3

B. Dasar-dasar Fermentasi ................................................................................................... 5

C. Produk-produk Fermentasi .............................................................................................. 6

1. Bidang Makanan/minuman ............................................................................................. 6

D. Peluang Pengembangan Produk Fermentasi di Indonesia ..................................... 12

BAB III .................................................................................................................................... 16

PENUTUPAN .......................................................................................................................... 16

A. KESIMPULAN ............................................................................................................. 16

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 17

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Metabolisme adalah semua reaksi kimia yang terjadi dalam organisme


termasuk yang terjadi di tingkat sel. Dimana proses metabolisme melibatkan
berbagai reaksi kimia dengan sejumlah energy yang yang menyertainya.
Metabolisme merupakan rangkaian reaksi kimia yang diawali oleh substrat awal
dan diakhiri dengan produk akhir, yang terjadi dalam sel.

Reaksi tersebut meliputi reaksi penyusunan energi (anabolisme) dan reaksi


penggunaan energi (katabolisme). Dalam reaksi biokimia terjadi perubahan energi
dari satu bentuk ke bentuk yang lain, misalnya energi kimia dalam bentuk
senyawa Adenosin Trifosfat (ATP) diubah menjadi energi gerak untuk melakukan
suatu aktivitas seperti bekerja, berlari, jalan,dan lain-lain, (Wikipedia, 2011).

Fermentasi ialah suatu proses enzimatik dimana enzim yang bekerja sudah
dalam kondisi terisolasi yakni dipisahkan dari selnya atau masih dalam kondisi
terikat di dalam sel. Pada beberapa proses fermentasi yang memanfaatkan sel
mikroba, reaksi enzim mungkin berlangsung seutuhnya di dalam sel mikroba
karena enzim yang bekerja bersifat intraselular. Pada proses lainnya reaksi enzim
berlangsung di luar sel karena enzim yang bekerja bersifat ekstraselule.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apakah konsep dasar fermentasi?

2. Apa saja produk-produk fermentasi?

3. Bagaimana peluang pengembangan produk fermentasi di Indonesia?

B. TUJUAN

1. Mengetahui konsep dasar fermentasi

2. Mengetahui produk-produk fermentasi

1
3. Mengetahui peluang pengembangan produk fermentasi di Indonesia

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Teknologi Fermentasi

Arti kata fermentasi selama ini berubah-ubah. Kata fermentasi berasal dari
Bahasa Latin “fervere” yang berarti merebus (to boil). Arti kata dari Bahasa Latin
tersebut dapat dikaitkan dengan kondisi cairan bergelembung atau mendidih. Keadaan
ini disebabkan adanya aktivitas ragi pada ekstraksi buah-buahan atau biji-bijian.
Gelembung-gelembung karbondioksida dihasilkan dari katabolisme anaerobik
terhadap kandungan gula.Fermentasi mempunyai arti yang berbeda bagi ahli biokimia
dan mikrobiologi industri.

Arti setiap proses untuk menghasilkan produk dari pembiakan mikroorganisme


fermentasi pada bidang biokimia dihubungkan dengan pembangkitan energi oleh
katabolisme senyawa organik.

Pada bidang mikrobiologi industri, fermentasi mempunyai arti yang lebih luas,
yang menggambarkan setiap proses untuk menghasilkan produk dari pembiakan
mikroorganisme. Perubahan arti kata fermentasi sejalan dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh para ahli. Arti kata fermentasi berubah pada saat Gay Lussac berhasil
melakukan penelitian yang menunjukkan penguraian gula menjadi alkohol dan
karbondioksida.

Selanjutnya Pasteur melakukan penelitian mengenai penyebab perubahan sifat


bahan yang difermentasi, sehingga dihubungkan dengan mikroorganisme dan
akhirnya dengan enzim. Untuk beberapa lama fermentasi terutama dihubungkan
dengan karbohidrat, bahkan sampai sekarang punmasih sering digunakan. Padahal
pengertian fermentasi tersebut lebih luas lagi, menyangkut juga perombakan protein
dan lemak oleh aktivitas mikroorganisme.

Meskipun fermentasi sering dihubungkan dengan pembentukan gas yang


disebabkan oleh mikroorganisme yang hidup, pada saat ini pembentukan gas maupun
terdapatnya sel mikroorganisme hidup tidak merupakan kriteria yang esensial. Dalam
beberapa proses fermentasi misalnya fermentasi asam laktat, tidak ada gas yang
3
dibebaskan. Fermentasi dapat juga berlangsung (meskipun jarang terjadi) dengan
menggunakan ekstrak enzim yang berfungsi sebagaikatalisator reaksi.

Dari uraian diatas dapat diartikan bahwa fermentasi mempunyai pengertian suatu
proses terjadinya perubahan kimia pada suatu substrat organik melalui aktivitas enzim
yang dihasilkan oleh mikroorganisme. Untuk hidup semua mikroorganisme
membutuhkan sumber energi yang diperoleh dari metabolisme bahan pangan dimana
mikroorganisme berada di dalamnya.

Bahan baku energi yang paling banyak digunakan oleh mikroorganisme adalah
glukosa. Dengan adanya oksigen, beberapa mikroorganisme mencerna glukosa dan
menghasilkan air, karbondioksida, dan sejumlah besar energi (ATP) yang digunakan
untuk tumbuh. Ini adalah metabolisme tipe aerobik.

Akan tetapi beberapa mikroorganisme dapat mencerna bahan baku energinya


tanpa adanya oksigen dan sebagai hasilnya bahan baku energi ini hanya sebagian
yang dipecah. Bukan air, karbondioksida, dan sejumlah besar energi yang dihasilkan,
tetapi hanya sejumlah kecil energi, karbondioksida, air, dan produk akhir metabolik
organik lain yang dihasilkan.

Zat-zat produk akhir ini termasuk sejumlah besar asam laktat, asam asetat, dan
etanol, serta sejumlah kecil asam organik volatil lainnya, alkohol dan ester dari
alkohol tersebut. Pertumbuhan yang terjadi tanpa adanya oksigen sering dikenal
sebagai fermentasi.

4
B. Dasar-dasar Fermentasi

Fermentasi menurut pengertian ilmu Biokimia adalah perubahan-perubahan


kimia atau pemecahan yang terarah pada bahan organik (contohnya pada makanan).
Perubahan-perubahan ini terjadi jika mikroba penyebab fermentasi kontak dengan
substrat (makanan) yang sesuai bagi pertumbuhannya.

Akibat fermentasi bahan pangan akan mengalami perubahan dalam sifat-


sifatnya, contohnya: kacang kedele akan menjadi mudah dicerna setelah menjadi
tempe, ekstrak buah anggur akan terasa beralkohol, beras ketan terasa manis
bercampur rasa alkohol dll.

Pengawetan makanan secara fermentasi adalah berbeda sekali dengan


pengawetan makanan secara pengeringan, pendinginan, pemanasan dll. Pengawetan
secara fermentasi ditujukan untuk memperbanyak jumlah mikroba, sedangkan
pengawetan secara pengeringan dsb tersebut justru kebalikannya yaitu mengurangi
jumlah mikroba. Pada fermentasi, mikroba tertentu akan berkembang biak dan
memberikan perubahan-perubahan yang khas untuk masing-masing jenis makanan
dan jenis mikroba yang tumbuh.

Pada waktu makan, tubuh manusia akan mengeluarkan enzim-enzim untuk


memecah komponen-komponen dalam makanan menjadi bahan-bahan yang mudah
larut dan mudah dicerna,contohnya waktu mengunyah makanan akan dikeluarkan
enzim ptyalin bersama ludah yang akan memecah pati dari makanan menjadi senyawa
yang lebih sederhana yaitu dekstrin dan maltosa.

Diperut akan dikeluarkan enzim pepsin yang akan memecah protein menjadi
pepton, dan juga enzim-enzim serta bahan-bahan lain yang akan membantu
mempermudah pemecahan bahan makanan. Pada pertumbuhan mikroba, juga akan
dikeluarkan enzim-enzim yang akan membantumemecah komponen bahan makanan
sehingga dapat dipergunakan untuk pertumbuhannya.

5
C. Produk-produk Fermentasi

1. Bidang Makanan/minuman

 Yogurt

Yogurt merupakan minuman hasil fermentasi susu yang menggunakan


bakteri Streptococcus thermophillus atau Lactobacillus bulgaricus. Bakteri
ini akan mengubah laktosa pada susu menjadi asam laktat.

Efek lain dari proses fermentasi adalah pecahnya protein pada susu
yang menyebabkan susu menjadi kental. Hasil akhirnya susu akan terasa
asam dan kental. Proses penguraian ini disebut fermentasi asam laktat dan
hasil akhirnya dinamakan.

 Keju

Keju merupakan bahan makanan yang dihasilkan dengan memisahkan


zat-zat padat pada susu melalui proses pengentalan atau koagulasi. Proses
pengentalan ini dilakukan dengan bantuan bakteri Lactobacillus bulgaricus
dan Streptococcus thermophillus.

Bakteri ini akan menghasilkan enzim renin, sehingga protein pada susu
akan menggumpal dan membagi susu menjadi cair dan padatan (dadih).

6
Selanjutnya enzim renin akan mengubah gula laktosa dalam susu menjadi
asam danprotein yang ada pada dadih. Dadih inilah yang akan diproses
lebih lanjut melalui proses pematangan dan pengemasan sehingga terbentuk
olahan makanan yang dikenal dengan keju.

 Roti

Pembuatan roti juga memanfaatkan peristiwa fermentasi yang


dibantu oleh yeast atau khamir. Yeast merupakan sejenis jamur yang
ditambah pada adonan tepung dan akan menimbulkan proses fermentasi.

Proses ini akan menghasilkan gas karbondioksida dan alkohol. Gas


karbondioksida berperan dalam mengembangkan roti, sedangkan alkohol
akan berkontribusi dalam menghasilkan aroma dan memberi rasa pada roti.
Adonan akan tampak lebih mengembang dan membesar pada saat adonan
dimasukkan ke oven, karena gas akan mengembang pada suhu tinggi.

7
 Kecap

Kecap merupakan salah satu produk hasil bioteknologi yang terbuat


dari kacang kedelai. Pada tahap awal kedelai akan difermentasi dengan
menggunakan jamur Aspergillus wentii.

Tahap selanjutnya kedelai yang sudah difermentasikan akan


dikeringkan dan direndam di dalam larutan garam. Pembuatan kecap
dilakukan melalui proses perendaman kedelai dengan larutan garam,
sehingga pembuatan kecap dinamakan fermentasi garam. Jamur Aspergillus
wentii akan merombak protein menjadi asam-asam amino, komponen rasa,
asam,dan aroma khas..

8
 Tempe

Tempe adalah makanan tradisional khas Indonesia yang sering


dikonsumsi menjadi salah satu makanan favorit. Pada dasarnya proses
produksi tempe ini menggunakan teknik fermentasi.

Fermentasi dilakukan dengan menumbuhkan jamur Rhizopus oryzae


dan Rhizopus oligosporus pada biji kedelai. Pada proses pertumbuhan,
jamur akan menghasilkan benang-benang yang disebut dengan hifa.
Benang-benang itu mengakibatkan biji-bijian kedelai saling terikat dan
membentuk struktur yang kompak.

Pada waktu pertumbuhan jamur, jamur juga akan membuat suatu


enzim protease yang dapat menguraikan protein kompleks yang ada pada
kedelai menjadi asam amino yang lebih mudah dicerna oleh tubuh kita.

2. Bidang Industri

Bioteknologi industri adalah aplikasi bioteknologi untuk memenuhi tujuan


aktivitas industri, termasuk manufaktur, bioenergi, dan biomaterial. Juga mencakup
penggunaan sel dan komponen sel seperti organel dan enzim untuk menghasilkan
produk.

Bioteknologi mampu mempengaruhi berbagai industri kimia karena banyak


produknya mampu dihasilkan secara efisien dengan bioteknologi. Selain itu,

9
bioteknologi juga menjadikan banyak industri terkait secara signifikan menjadi
kurang bergantung pada bahan bakar fosil. Produksi penisilin dapat menjadi contoh
bagaimana bioteknologi tumpang tindih dengan industri lain seperti farmasi.

3. Bidang Lingkungan

Bioremediasi adalah proses yang menggunakan mikroorganisme seperti


bakteri, jamur, tanaman hijau atau enzimnya untuk mengembalikan lingkungan
alami yang berubah akibat kontiminan ke kondisi asalnya. Contoh bioremediasi:

 Degradasi plastik

Organisme yang berfungsi dalam degradasi atau perombakan plastik


disebut biodegradasi. Meskipun plastik berasal dari bahan yang sulit terurai
bahkan hingga ratusan tahun, ada bakteri spesies tertentu yang dapat
menguraikannya. Contohnya yaitu Clasdoporium resinae. Selain itu, ada pula
jenis ulat yang disebut mealworm yang dapat memakan plastik yang berasal
dari bahan polistirena. Ulat ini mengubah plastik menjadi karbondioksida dan
material yang dapat terurai. Selain itu, penelitian di Spanyol juga ditemukan
cacing lilin Galleria mellonella yang juga memakan plastik polyethilene.

 Degradasi tumpahan minyak

Tumpahan minyak di laut menjadi masalah yang semakin besar dan


perlu diatasi agar tidak membayakan ekosistem laut. Beberapa
mikroorganisme dapat menguraikan minyak melalui suatu mekanisme
biosurfaktan yag bisa mengurai tegangan permukaan seperti prinsip yang
dimiliki oleh detergen, contohnya yaitu Cladosporium resinae dan beberapa
bakteri genus Pseudomonas.

 Detoksifikasi logam berat

Logam berat yang merupakan limbah industri sangat berbahaya bagi


ekosistem. Salah satu logam berat yang mudah terakumulasi pada organisme
akuatik adalah merkuri. Sifat logam ini yang mudah berikatan dengan protein
menjadikannya sangat berbahaya. Beberapa jenis bakteri ditemukan dapat

10
mereduksi merkuri dengan cara mekanisme detoksifikasi, contohnya yaitu
Bacillus, Pseudomonas, Corynebacterium, Micococcus, dan Vibrio. Diketahui
mekanisme detoksifikasi ini dimiliki bakteri-bakteri tersebut atas adaptasi
dengan lingkungan yang tercemar.

 Biofertilizer dan Biodekomposer

Biofertilizer yaitu mikroorganisme digunakan untuk melarutkan,


menambatkan, mengikat unsur hara yang ada pada tanah untuk membantu
meningkatkan kesuburan tanah. Biofertilizer ini efektif untuk mengurangi
penggunakan pupuk komersial dan mengurangi dampak negatif akibat
penggunaan bahan kimia. Contohnya yaitu penggunakan bakteri Rhizobium
leguminosarum, bakteri ini mampu menambatkan nitrogen di udara dengan
cara bersimbiosis dengan akar tanaman Leguminosa yang membentuk bintil.
Penggunakan bakteri ini membantu menghasilkan nitrogen yang bermanfaat
bagi tanaman.

 Biocontrol

Selain mikroba, organisme makroskopis juga mampu digunakan


sebagai biokontrol. Contoh organisme yang dapat digunakan sebagai
biokontrol adalah jamur Beauvaria bassiana, jamur ini dapat menginfeksi
serangga seperti walang sangit yang mengganggu tanaman, dengan cara
menembuskan miselium ke dalam tubuh serangga tersebut, kemudian
mengambil nutrisi dan tumbuh di dalam tubuh serangga hingga serangga mati.

Dari organisme makroskopis, contoh biokontrol adalah semut hitam


Dolichoderus thoracicus. Semut ini mengendalikan hama penggerek buah
kakao (PBK) Conopomorpha cramerella. Semut hitam bertugas sebagai
predator untuk menginvasi buah kakao, sehingga akan menghambat serangga
dewasa PBK yang meletakkan telurnya pada tanaman kakao.

11
D. Peluang Pengembangan Produk Fermentasi di Indonesia

Fermentasi merupakan cara yang paling ekonomis untuk mengawetkan bahan


pangan yang bersifat musiman dan mudah rusak, mempertahankan kualitas serta
keamanan pangan. Selain itu, fermentasi pangan juga bertujuan untuk meningkatkan
nilai gizi serta bioavailabilitas dan dapat meningkatkan cita rasa, aroma, tekstur serta
fungsionalitas bahan pangan.

Seiring dengan perkembangan zaman, produk pangan fermentasi pun turut


berkembang karena produk makanan yang dihasilkan merupakan produk yang cukup
unik dari segi sensoris serta memberikan dampak positif bagi kesehatan konsumen
karena memiliki sifat fungsional. Saat ini arus globalisasi membuat konsumen
menjadi semakin sadar akan pentingnya kualitas pangan baik dari segi kandungan
gizi dan efeknya bagi kesehatan.

Indonesia dikaruniai potensi sumber daya alam yang tinggi, diantaranya yaitu
makanan fermentasi tradisional. Makanan ini telah lama berada diindonesia dibuat
oleh nenek moyang yang telah membudaya dan diturunkan dari generasi ke generasi.
Makanan fermentasi ini diproduksi dalam suatu rumah tangga atau industri kecil.
makanan fermentasi tradisional. makanan fermentasi tradisional mempunyai arti
sangat penting terhadap kehidupan bangsa karena berbagai alasan di antaranya
merupakan bagian budaya Indonesia dimana terkandung unsur karya cipta dan rasa
dengan memanfaatkan sumberdaya yaitu bahan baku dan mikroorganisme untuk
menghasilkan produk; berperan untuk pemenuhan nutrisi makanan khususnya
sebagai sumber protein, karbohidrat dan senyawa-senyawa penting lainnya untuk
aktivitas fisiologi dan kesehatan; menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat tanpa
harus mengikuti pendidikan formal. Jumlah ketenagakerjaan yang terserap melalui
industri fermentasi makanan tradisional ini jumlahnya mencapai 400 ribu orang pada
tahun 1997 dan jumlahnya cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Jumlah ini
sekitar 10% dari jumlah tenaga kerja di sektor usaha kecil dan menengah (UKM) di
bidang pengolahan pangan yang jumlahnya mencapai 4 juta tenaga kerja, atau 1%
dari jumlah tenaga kerja di sektor UKM yang jumlahnya mencapai 40 juta
tenaga kerja; mempunyai peran penting di dalam perekonomian masyarakat, karena
omzet penjualan dari industri fermentasi makanan tradisional ini mencapai lebih
12
dari 40 milyar rupiah per hari.

Berdasarkan hal tersebut maka industri makanan tradisional memberikan


kontribusi yang signifikan dalam peradaban, kesehatan dan perekonomian
masyarakat baik di Indonesia ataupun di dunia.

Di tingkat internasional, makanan fermentasi mencapai 25% dari seluruh


makanan yang dikonsumsi dan sebagian dari makanan tersebut masih diproduksi
secara tradisional. Oleh karena itu, industri makanan fermentasi tradisional perlu
dikembangkan menjadi industri maju dan sekaligus perannya dapat ditingkatkan
untuk perekonomian bangsa.

Mengingat kondisi industri makanan fermentasi tradisional dan manfaatnya


terhadap kehidupan masyarakat, maka salah satu aspek penting dalam upaya
pengembangan industri makanan fermentasi tradisional, adalah melalui
pengembangan standardisasi fermentasi yang mencakup:

1. Standardisisasi bahan baku yang digunakan, termasuk juga perlakuan awal,


misalnyadengan merebus, mengkukus, dan sebagainya

2. Standardisasi inokulum,baik proses pembuatan inokulum maupun penggunaan


inokulumsendiri ditinjau dari segi kualitas maupun kuantitas,

3. Standardisasi proses fermentasi yang mencakup tahapan proses dan kondisi


proses, termasuk pula kondisi inkubasi: waktu, suhu, kelembaban, aerasi, dan
sebagainya

4. Standardisasi peralatan fermentasi, misalnya alat pemanas/kompor,


mesin, alatinkubasi dan sebagainya

5. Standardisasi kualitas produk yang dihasilkan, yang mencakup pula cara


memanenproduk fermentasi.

Untuk menghasilkan berbagai standard di atas maka perlu diterapkan


standard operating procedure (SOP) sesuai dengan jenis fermentasi dan produk
yang dihasilkan.

13
Pengembangan industri tradisional ke arah industri maju dan sekaligus
untukmeningkatkan daya saing di era globalisasi, kita perlu juga menerapkan
undang-undang internasional, seperti GMP (Good Manufacturing Practice), HACCP
(Hazard Analysis Critical Control Points), dan ISO (The International
Standardization Organization), tetapi dalam implementasinya pada industri
makanan tradisional belum efektif.

Suatu industri maju di bidang makanan fermentasi juga dicirikan dengan


program perbaikan dan pengembangan secara berkelanjutan dalam berbagai hal
sebagai berikut:

1. Pengembangan mikroorganisme yang terlibat pada fermentasi

2. Pengembangan teknologi untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas

produkfermentasi,

3. Pengembangan industri peralatan pendukung proses baik pada pra fermentasi,


fermentasi maupun pasca fermentasi,

4. Pengembangan industri pengolahan produk fermentasi,

5. Pengembangan industri untuk produk-produk makanan baru sebagai


industri G-II(generasi II)

6. Industri makanan suplemen sebagai industri G-III (generasi III), dan

7. Industri makanan fungsional sebagai industri G-III (generasi III).

Untuk pengembangan industri-industri tersebut diperlukan dukungan dari


berbagaipihak baik pemerintah maupun pihak terkait lainnya untuk:

1. Penelitian dan pengembangan yang mengarah pada penelitian terapan dengan


mentargetkan suatu hasil dalam bentuk produk dan paket usaha berdasarkan
produk yang dihasilkan,

2. Sosialisasi dan bimbingan adalah suatu upaya untuk mentrasformasikan hasil


penelitian tersebut dalam bentuk usaha sebagai industri rumah tangga dan usaha
14
IKM (industri kecil menengah). Suatu industri pilot atau demonstrasi dapat
didirikan sebagai percontohan,

3. Kebijakan pemerintah melalui kementerian terkait, misalnya Kementerian Riset


dan Teknologi, Departemen Perindustrian dan Perdagangan, Departemen
Kesehatan, dan sebagainya (Pawiroharsono, 2007).

15
BAB III

PENUTUPAN

A. KESIMPULAN

1. Fermentasi mempunyai pengertian suatu proses terjadinya perubahan kimia


pada suatusubstrat organik melalui aktivitas enzim yang dihasilkan oleh
mikroorganisme

2. Dalam bidang makanan Proses yang dibantu mikroorganisme, misalnya


dengan fermentasi, hasilnya antara lain : yoghurt , keju , tempe, roti, kecap,
,cuka, dan sebagainya.

16
DAFTAR PUSTAKA

Hidayanto, Ariyo Prabowo. 2017. MODUL MATA KULIAH TEKNOLOGI


FERMENTASI (IBP 611). Jakarta : UNIVERSITAS ESA UNGGUL PRESS.

Ketut Irianto. 2016. Pemanfaatan Bakteri untuk Keselamatan Lingkungan. Denpasar:


Wamardewa Press.

Pawiroharsono, S. (2007). Potensi Pengembangan Industri dan Bioekonomi Berbasis


Makanan Fermentasi Tradisional. Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia, 85-91.

Ramlawati, dkk. 2017. Bioteknologi. Jakarta. Kemendikbud.

Said, E.G.1987. Bioindustri, Penerapan Teknologi Fermentasi. P.T. Mediyatama


Sarana Perkasa. Jakarta.

Wikipedia.2021.BioteknologiIndustri.https://www.google.com/search?kgmid=/m/02zyp3
&hl=idI
D&q=Bioteknologi+industri&kgs=a7d5cf4e098c857e&shndl=0&source=sh/x/
kp/osrp/2&entrypoint=sh/x/kp/osr

17

Anda mungkin juga menyukai