Disusun Oleh :
Nama : Muhammad Ibrahim
NPM : 2154231008
Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena atas rahmat
dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Mikrobiologi yang
berjudul “Cara Pembutan Fermentasi Tempe, Tape dan Yogurt”. Laporan praktikum
ini dibuat guna untuk memenuhi tugas pada mata pelajaran Mikrobiologi, mengenai
fermentasi. Pada kesempatan ini tak lupa pula penulis untuk mengucapkan terima kasih
kepada ibu Lezita Malianti, S.Pt.,M.Ling dan ibu Neli Definiati, S.P., M.P selaku
dosen pada mata kuliah Mikrobiologi tersebut yang telah memberikan pelajaran tentang
cara fermentasi tempe, tape dan yogurt.
Penulis menyadari bahwa dalam Laporan Praktikum ini masih terdapat
banyak kekurangan maupun kesalahan baik itu dari segi penyusunan, isi
pembahasan, serta bahasa yang digunakan. Semoga dengan adanya laporan
praktikum ini akan memberikan banyak manfaat bagi pembaca serta laporan
praktikum ini bisa dijadikan sebagai referensi untuk laporan praktikum
selanjutnya.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
1.1 Latar Belakang......................................................................................1
1.2 Manfaat ................................................................................................2
1.3 Tujuan ..................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................3
2.1 Fermentasi ............................................................................................3
2.2 Tempe...................................................................................................10
2.3 Tape......................................................................................................17
2.4 Yogurt...................................................................................................18
BAB III METODE PENELITIAN................................................................23
3.1 Waktu Dan Tempat...............................................................................23
3.2 Alat Dan Bahan.....................................................................................23
3.3 Cara Kerja.............................................................................................24
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................26
4.1 Hasil......................................................................................................26
4.2 Pembahasan..........................................................................................27
BAB V PENUTUP..........................................................................................30
5.1 Kesimpulan............................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................31
LAMPIRAN....................................................................................................32
BAB I
PENDAHULUAN
2.1 Fermentasi
c) Menurut taufik, fermentasi merupakan suatu proses produksi energi dalam sel
pada keadaan tanpa oksigen atau istilah biologinya adalah anaerobic
(https://agrotek.id/vip/fermentasi/).
2.1.2 Macam-macam fermentasi
Ada beberapa jenis fermentasi yang terbagi menjadi beberapa kategori yakni
jenis fermentasi berdasarkan produk yang dihasilkan, berdasarkan penggunaan
oksigen serta berdasarkan proses yang dihasilkan oleh mikroba.
a) Jenis Fermentasi Berdasarkan Produk yang Dihasilkan
Menurut Belitz, jenis fermentasi berdasarkan produk yang dihasilkan
dibagi menjadi dua jenis yaitu sebagai berikut ini:
Heterofermentatif
Homofermentatif
2.2 Tempe
Tempe adalah makanan yang dibuat dari fermentasi terhadap biji kedelai atau
beberapa bahan lain yang menggunakan beberapa jenis kapang Rhizopus, seperti
Rhizopus oligosporus, Rh. oryzae, Rh. stolonifer (kapang roti), atau Rh. arrhizus.
Sediaan fermentasi ini secara umum dikenal sebagai "ragi tempe. Kapang yang
tumbuh pada kedelai menghidrolisis senyawa-senyawa kompleks menjadi senyawa
sederhana yang mudah dicerna oleh manusia. Tempe kaya akan serat pangan,
kalsium, vitamin B dan zat besi. Berbagai macam kandungan dalam tempe
mempunyai nilai obat, seperti antibiotika untuk menyembuhkan infeksi dan
antioksidan pencegah penyakit degeneratif.
Secara umum, tempe berwarna putih karena pertumbuhan miselia kapang
yang merekatkan biji-biji kedelai sehingga terbentuk tekstur yang memadat.
Degradasi komponen-komponen kedelai pada fermentasi membuat tempe memiliki
rasa dan aroma khas. Berbeda dengan tahu, tempe terasa agak masam. Selain itu juga
tempe merupakan sumber protein yang mudah dicerna tubuh. Protein dalam tempe
akan dipecah oleh kapang tempe sehingga protein, lemak dan karbohidratnya menjadi
lebih mudah dicerna. Bahkan tempe juga mengandung serat. Kandungan serat dalam
tempe cukup tinggi, yaitu sekitar 8-10 pesen. Hal ini berarti dalam setiap 100 gram
tempe akan menyumbang sekitar 30 persen dari jumlah serat yang dianjurkan untuk
dikonsumsi setiap hari (https://nugraha12h.blogspot.com/).
a) Protein yang terdapat dalam tempe sangat tinggi, mudah dicerna sehingga
baik untuk mengatasi diare.
b) Mengandung zat besi, flafoid yang bersifat antioksida sehingga
menurunkan tekanan darah.
c) Mengandung superoksida desmutase yang dapat mengendalikan radikal
bebas, baik bagi penderita jantung.
d) Penanggulangan anemia. Anemi ditandai dengan rendahnya
kadar hemoglobin karena kurang tersedianya zat besi (Fe), tembaga (Cu),
Seng(Zn), protein, asam folat dan vitamin B12, di mana unsur-unsur tersebut
terkandung dalam tempe.
e) Anti infeksi. Hasil survey menunjukkan bahwa tempe mengandung
senyawa anti bakteri yang diproduksi oleh karang tempe (R. Oligosporus)
merupakan antibiotika yang bermanfaat meminimalkan kejadian infeksi.
f) Daya hipokolesterol. Kandungan asam lemak jenuh ganda pada tempe bersifat
dapat menurunkan kadar kolesterol.
g) Memiliki sifat anti oksidan, menolak kanker.
h) Mencegah masalah gizi ganda (akibat kekurangan dan kelebihan gizi) beserta
berbagai penyakit yang menyertainya, baik infeksi maupun degeneratif.
i) Mencegah timbulnya hipertensi.
j) Kandungan kalsiumnya yang tinggi, tempe dapat mencegah osteoporosis
(https://nugraha12h.blogspot.com/).
2.2.5 Peran tempe sebagai pembersih radikal bebas
Tempe berasal dari kedelai yang terfermentasi oleh jamur Rhizopus oligosporus
sehingga menjadikannya mudah dicerna dan mempunyai nilai gizi lebih tinggi
dibandingkan dengan kedelai. Peningkatan nilai gizi yang terjadi antara lain adalah:
kadar vitamin B2, Vitamin B12, niasin dan asam pantotenat. Bahkan terjadi juga
peningkatan dan asam amino bebas, asam lemak bebas. dan zat besi. Selama proses
fermentasi terbentuk senyawa antioksidan yaitu faktor II (6,7,4 trihidroksi isoflavon).
Antioksidan ter- sebut mampu mengikat zat besi sehingga mencegah besi dalam
mengkatalisis reaksi oksidasi.
Mineral mikro yang dibutuhkan untuk pertahanan tubuh dalam menanggulangi
radikal bebas ialah zat besi, tembaga dan seng. Ketiga mineral ini terdapat dalam
tempe yaitu: zat besi 9,39 mg, tembaga 2,87 mg dan seng 8,05 mg per 100 gram
tempe Mineral dalam tempe sebagian besar terikat sebagai senyawa organik
kompleks, sebagian kecil sebagai garam anorganik dan sangat kecil sebagai ion
bebas. Peningkatan availabilitas mineral tersebut antara lain disebabkan karena
terjadinya penurunan kadar asam fitat sebagai akibat dan aktifitas ensim fitase.
Sangat dimungkinkan bahwa mineral tersebut berperan dalam proses oksidasi
maupun pencegahan proses oksidasi.
Pengamatan dengan menggunakan tikus sebagai hewan coba yang diberi pakan
diit tempe mengungkapkan terjadinya distribusi mineral zat besi, tembaga dan seng
dalam fraksi-fraksi sel hati (Inti sinositol mitokhondri dan mikrosoma. Adanya
mineral dalam fraksi-fraksi sel menunjukkan bahwa mineral mikro tersebut
mernpunyai peran pada berbagai reaksi yang terjadi di dalam sel (intraseluler).
Tembaga yang terdapat di dalam fraksi sinositol umumnya berada dalam bentuk
ensim superoksida dismutase. ataupun tembaga yang terikat oleh metallothienin.
Sedangkan tembaga yang terdapat di dalam fraksi mitokhondria pada umumnya
dalam bentuk sitokrom oksidase. urikase dan superoksida dismutase. Dengan
demikian untuk pengendalian awal dan tahap awal terbentuknya radikal bebas,
diperlukan bantuan mineral Cu dan Zn. yang keduanya terdapat di dalam tempe.
Dalam penelitian lanjutan terhadap hasil peroksidasi lemak yang ditunjukkan oleh
kadar melondialdehide (MDA) dalam serum tikus. terungkap bahwa tikus yang diberi
pakan tempe memberikan hasil sebesar 3,19 nmol MDA/ml darah, lebih rendah
dibandingkan dengan tikus yang diberi pakan kedele yaitu sebesar 6,34 nmol
MDA/ml. Rendahnya kadar MDA dalam darah tikus yang diberi pakan tempe mampu
menghambat proses oksidasi lemak, dan mencegah kerusakan sel
Dampak tempe terhadap oksidasi lemak tidak hanya ditun- jukkan oleh
rendahnya kadar MDA dalam darah tetapi juga di dalam hati. Hal tersebut berkaitan
dengan aktivitas ensim super-oksida dismutase hati dan berkorelasi sangat tinggi
dengan aktivitas ensim katalase yang menggunakan hidrogen peroksida sebagai
substratnya. Hasil ini mendukung penelitian terdahulu yang dilakukan secara invitro
yang mengungkapkan bahwa tempe dapat dipergunakan untuk mencegah oksidasi
pada minyak jagungTempe selain mengandung mineral mikro dan antioksidan juga
mengandung alfa dan gamma tokofenol dalam konsentrasi yang cukup tinggi. Alfa
dan gamma tokoferol diyakini merupakan antioksidan yang potensial dalam
mencegah oksidasi lemak yang terjadi dalam minyak kedele . Alfa tokoferol
merupakan antioksidan pemutus rantai yang bersifat lipofilik dan dapat bereaksi
dengan radikal peroksida lemak sehingga terjadi hambatan oksidasi asam lemak tidak
jenuh terutama asam arakhidonat(https://nugraha12h.blogspot.com/).
b. Vitamin
Dua kelompok vitamin terdapat pada tempe, yaitu larut air (vitamin B
kompleks) dan larut lemak (vitamin A, D, E, dan K). Tempe merupakan sumber
vitamin B yang sangat potensial. Jenis vitamin yang terkandung dalam tempe antara
lain vitamin B1 (Vitamin), B2 (riboflavin), asampantotenat, asam nikotinat
(niasin),vitamin B6 (piridoksin), dan B12(sianokobalamin).Vitamin B12 umumnya
terdapat pada produk-produk hewani dan tidak dijumpai pada makanan nabati
(sayuran,buah-buahan, dan biji-bijian) namun tempe mengandung vitamin B12
sehingga tempe menjadi satu-satunya sumber vitamin yang potensial dari bahan
pangan nabati.
Kenaikan kadar vitamin B12 paling mencolok pada pembuatan tempe:
vitamin B12 aktivitasnya meningkat sampai 33 kali selama fermentasi dari kedelai,
riboflavin naik sekitar 8-47 kali, piridoksin 4-14 kali, niasin 2-5 kali, biotin 2-3 kali,
asam folat 4-5 kali, dan asam pantotenat 2 kali lipat. Vitamin ini tidak diproduksi
oleh kapang tempe, tetapi oleh bakteri kontaminan seperti Klebsiella pneumoniae
dan Citrobacter freundi. Kadar vitamin B12 dalam tempe berkisar antara 1,5 sampai
6,3mikrogram per 100 gram tempe kering. Jumlah ini telah dapat mencukupi
kebutuhan vitamin B12 seseorang per hari. Dengan adanya vitamin B12 pada tempe,
para vegetarian tidak perlu merasa khawatir akan kekurangan vitamin B12, sepanjang
mereka melibatkan tempe dalam menu hariannya.
c. Mineral
Tempe mengandung mineral makro dan mikro dalam jumlah yang cukup.
Jumlah mineral besi, tembaga, dan zink berturut-turut adalah 9,39; 2,87; dan 8,05 mg
setiap 100 g tempe. Kapang tempe dapat menghasilkan enzim fitase yang akan
menguraikan asam fitat (yang mengikat beberapa mineral) menjadi fosfor dan
inositol. Dengan terurainya asam fitat, mineral-mineral tertentu (sepertibesi, kalsium,
magnesium, dan zink) menjadi lebih tersedia untuk dimanfaatkan tubuh.
d. Antioksidan
Di dalam tempe juga ditemukan suatu zat antioksidan dalam bentuk isoflavon.
Seperti halnya vitamin C, E, dan karotenoid, isoflavon juga merupakan antioksidan
yang sangat dibutuhkan tubuh untuk menghentikan reaksi pembentukan radikal
bebas.Dalam kedelai terdapat tiga jenis isoflavon, yaitu daidzein, glisitein,dan
genistein. Pada tempe, di samping ketiga jenis isoflavon tersebut juga terdapat
antioksidan faktor II (6,7,4-trihidroksi isoflavon) yang mempunyai sifat antioksidan
paling kuat dibandingkan dengan isoflavon dalam kedelai. Antioksidan ini disintesis
pada saat terjadinya proses fermentasi kedelai menjadi tempe oleh bakteri
Micrococcus luteus dan Coreyne bacterium.
Penuaan (aging) dapat dihambat bila dalam makanan yang dikonsumsi
sehari-hari mengandung antioksidan yang cukup. Karena tempe merupakan sumber
antioksidan yang baik, konsumsinya dalam jumlah cukup secara teratur dapat
mencegah terjadinya proses penuaan dini.Penelitian yang dilakukan di Universitas
North Carolina, AmerikaSerikat, menemukan bahwa genestein dan fitoestrogen yang
terdapat pada tempe ternyata dapat mencegah kanker prostat dan payudara
(https://nugraha12h.blogspot.com/).
2.3 Tape
Tape ini dibuat dengan cara difermentasikan selama 2-3 hari, dengan bantuan
bakteri saccharomyces cerivisiae. Mucor chlamidosporus dan Endomycopsis
fibuligera (https://tapesingkongbioteknologi.blogspot.com/). Tape merupakan makanan
hasil fermentasi yang dilakukan oleh mikroorganisme, terutama kapang dan khamir. Rasa
manis tape sendiri disebabkan oleh kadar gula dari tape itu sendiri. Dalam proses fermentasi,
pati akan berubah menjadi gula oleh kapang jenis Chlamydomucor dan oleh mikroorganisme
ragi Saccaromyces cereviceae dari gula diubah menjadi alkohol. Saccaromyces cereviceae
yang biasanya dijual dipasar dalam bentuk ragi bercampur tepung beras. Ragi tape yang
sering kita jumpai dipasar merupakan adonan khusus yang dibuat dengan mencampurkan
biakan khamir, tepung beras dan berbagai macam bumbu (kayu manis, bawang putih, laos,
dan jahe). Bumbu-bumbu ini dapat bersifat senyawa anti mikroba yang mampu mengurangi
jumlah mikroba non khamir, sebagai sumber nutrien dan sebagai pembentuk rasa dan aroma
pada produk tape. Kualitas tape sangat tergantung pada kondisi lingkungan yaitu suhu dan
kondisi anaerob, jenis bahan yang digunakan dan lama fermentasi. Bahan dasar pembuatan
tape biasanya digunakan ubi kayu atau beras ketan.
2.4 Yogurt
Yoghurt merupakan salah satu produk fermentasi susu dengan bantuan bakteri
asam laktat (BAL). Menurut Astawan, yoghurt mempunyai banyak manfaat bagi
tubuh antara lain mengatur saluran pencernaan, antidiare, antikanker, meningkatkan
pertumbuhan, membantu penderita lactose intolerance dan mengatur kadar kolesterol
dalam darah. Karakteristik yoghurt seperti rasa yang asam dan tekstur yang kental
menjadikan beberapa orang tidak menyukainya. Diperlukan adanya diversifikasi
dalam pembuatan yoghurt, yaitu dengan membuat produk yoghurt yang tidak terlalu
asam dengan menghentikan waktu fermentasi pada tingkat keasaman yang diinginkan
dan tekstur yang tidak kental (encer) sehingga mudah untuk diminum yang biasa
disebut drink yoghurt (Fardiaz, 1992).
Pada pembuatan yoghurt dilakukan proses fermentasi dengan memanfaatkan
bakteri asam laktat misalnya dari golongan Lactobacillus bulgaricus dan
Streptococcus thermophilus. Streptococcus thermophilus berkembang biak lebih
cepat dan menghasilkan baik asam maupun CO2. Asam dan CO2 yang dihasilkan
tersebut kemudian merangsang pertumbuhan dari Lactobacillus bulgaricus. Di sisi
lain, aktivitas proteolitik dari Lactobacillus bulgaricus memproduksi peptida
penstimulasi dan asam amino untuk dapat dipakai oleh Sreptococcus thermophilus.
Mikroorganisma ini sepenuhnya bertanggung jawab atas pembentukan tekstur dan
rasa yoghurt (H.Purnomo, 1993).
Bahan
1. Kacang kedelai sebanyak 1 kg
1. Ragi tempe sebanyak 1 sendok makan
4.1 Hasil
a) Hasil Fermentasi Kedelai Menjadi Tempe
Dari hasil pengamatan fermentasi tempe pada tanggal tanggal 30 juli-
2 Agustus di laboratorium pertanian sebagai berikut:
1. sebelum
kedelai sebelum di rebus dan di campuri ragi memiliki
tektur yang keras dan warnanya kuning kecoklatan, memiliki rasa
yang hambar dan tidak memiliki aroma apapun.
2. Sesudah
Kedelai yang telah di fermentasi ≥ selama 2 hari
mengalami perubahan bentuk, tektur, aroma, warna. Kedelai yang
telah di fermentasi lebih kurang selama 2 hari tersebut mengalami
perubahan yang sebelumnya kedelai berwarna kuning kecoklatan
mengalami perubahan menjadi putih dan yang sebelumnya tidak
memiliki aroma lalu memiliki aroma yang khas tempe, tekstur
sebelumnya keras menjadi sedikit lembut.
4.2 Pembahasan
Hasil fermentasi pembuatan tempe, tape dan yogurt dengan bahan kacang
kedelai untuk tempe, pembuatan tape dengan bahan singkong dan membuat yogurt
dengan bahan susu adalah sebagai berikut :
Pada proses pembuatan tempe awal fermentasi wujud tempe masih dalam
bentuk kacang kedelai, Setelah satu hari fermentasi mulai tumbuh miselia dan
semakin lama miselia semakin memadat serta. Menurut Nugraha tempe yang
baik yaitu tempe berwarna putih karena pertumbuhan miselia kapang yang
merekatkan biji-biji kedelai sehingga terbentuk tekstur yang memadat.
Degradasi komponen-komponen kedelai pada fermentasi membuat tempe
memiliki rasa dan aroma khas (https://nugraha12h.blogspot.com/).
Tempe yang dihasilkan dari kacang kedelai kuning, memiliki warna
kekuningan yang berasal dari warna dasar kedelai, aromanya khas aroma
kedelai dan khas tempe, memiliki rasa tawar setelah digoreng, dan teksturnya
agak keras. Dari ke 20 sampel tempe yang kami buat 2 diantaranya memiliki
warna putih kecoklatan aromanya khas aroma tempe dan miselianya tidak
tumbuh secara cepat dan kompak. Gangguan yang harus gihindari saat proses
pembuatan tempe diantaranya : kacang yang masih basah belum kering
merata, jamur yang tumbuh kurang baik, ada bercak hitam dipermukaan
tempe. Adapun dari hasil fermentasi kacang kuning dicampur ragi sehingga
menjadi tempe tersebut diolah menjadi tempe bacem.
Praktek yang kedua adalah pembuatan tape ubi kayu mentega atau singkong.
Tape dibuat dari bahan dasar 3 kg ubi kayu mentega atau singkong yang telah
dikukus lalu setelah dingin di berikan ragi tape secukupnya. Dan didiamkan
selama 1-2 hari fermentasi ubi mulai beraroma etanol dan berair.
Tape yang dihasilkan memiliki warna kuning, aromanya harum,
memiliki rasa yang manis, hal ini disebabkan dalam proses fermentasi pati
diubah menjadi gula oleh kapang jenis Chlamydomucor dan oleh
mikroorganisme ragi Saccaromyces cereviceae dari gula diubah menjadi
alcohol (https://tapesingkongbioteknologi.blogspot.com/ Oleh karena itu, tape
terasa manis apabila sudah matang walaupun tanpa diberi gula sebelumnya.
Adapun dari hasil singkong dicampur dengan ragi sehingga menjadi
tape tersebut diolah menjadi roti gabin tape goreng dan tape goreng meses.
Praktek yang ketiga adalah pembuatan yogurt dari bahan dasar susu. Yogurt
dibuat dari bahan dasar 1 liter susu UHT yang dihangatkan yang ditambahkan
dengan bakteri starter 30-50 ml, Menurut purnomo pembuatan yoghurt
dilakukan proses fermentasi dengan memanfaatkan bakteri asam laktat
misalnya dari golongan Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus
thermophiles (H.Purnomo, 1993).
dari hasil praktikum didapat hasil yogurt yang bagus, hal ini
didapatkan dari susu yang diinokulasikan dengan bakteri starter yang telah
dicampur sehingga menghasilkan yogurt yang berwarna putih dan kental serta
memiliki aroma asam. Adapun dari hasil susu dicampur dengan bakteri starter
sehingga menjadi yogurt tersebut diolah menjadi minuman pop ice dengan
toping yogurt. Dengan cara pembuatan yaitu larutkan serbuk pop ice ( rasa
sesuai selera) dengan air 250 ml lalu di blender lalu tuangkan ke cangkir lalu
tambahkan toping yogurt sesuai dengan selera.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari uraian diatas kita dapat menarik kesimpulan:
a) Tape, yogurt dan tempe merupakan contoh dari roduk fermentasi.
b) Proses fermentasi pada makanan yang sering dilakukan adalah proses
pembuatan tape, tempe, yoghurt.
c) Fermentasi pada tape dapat dilakukan dengan menginokulasikan ragi tape
(Saccharomices Cerreviseae) dengan singkong, sedangkan pada tempe bahan
baku (kedelai) diinokulasikan dengan ragi tempe (Rhizopus sp).
d) Proses fermentasi yogurt dibuat dengan penambahan susu dengan bakteri
starter dan didiamkan dalam waktu 1 malam maka terbentuk yoghurt dengan
tekstur yang menggumpal, aroma yang khas dan memiliki rasa yang agak
asam.Dari hasil data yang didapatkan bahwa warna pada yoghurt yaitu putih,
untuk aroma pada yoghurt yang tercium khas.
DAFTAR PUSTAKA
Adnan, M., 1984. Kimia dan Teknologi Pengolahan Air Susu. Fakultas Teknologi
Pertanian Universitas Gadja Mada. Yogyakarta
Heneke. 2010. Kandungan Gizi Yoghurt Labih Tinggi dari Susu. Artikel dalam Suara
Media.
Purnomo, H. dan M. Padaga, 1993 Susu dan Produk Olahannya. Fakultas Peternakan
Universitas Brawijaya.
https://makalahpenelitian.blogspot.com/2010/03/makalah-penelitian-tentang-
fermentasi.html (diakses pada tanggal 4 Agustus 2022 pada pukul 17.38
wib)
https://nugraha12h.blogspot.com/ (diakses pada tanggal 4 Agustus 2022 pada pukul
20.15 wib)
LAMPIRAN
Gambar 1. Kacang kedelai Gambar 2. Proses pencampuran
yang sudah direbus kacang kedelai dan ragi