BIOTEKNOLOGI FERMENTASI
Oleh Kelompok 2 :
Ketut Aditya Kusuma Pratama (19089016001)
Putu Ayu Dhayana Dewi (19089016007)
Luh Sukrani (19089016019)
Ni Luh Tu Widya Adnyani (19089016025)
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, atas
anugerah-Nya kami dapat menyelesaikan penulisan makalah ini yang merupakan
tugas dari mata kuliah Bioteknologi Farmasi dalam pembuatan makalah dengan
judul “Bioteknologi Fermentasi”. Kami sampaikan terimakasih kepada semua
pihak yang turut membantu proses penyusunan makalah ini.
Kami menyadari dalam makalah ini masih begitu banyak kekurangan dan
kesalahan baik dari isinya maupun struktur penulisannya, oleh karena itu kami
sangat mengharapkan kritik dan saran positif untuk perbaikan dikemudian hari.
Demikian semoga makalah ini memberikan manfaat umumnya pada para
pembaca dan khususnya bagi penyusun sendiri.
Penulis,
i
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR ................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan ..................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Fermentasi .......................................................................... 3
2.2. Peranan Mikroorganisme Dalam Teknologi Fermentasi.......................... 4
2.3. Peran Mikroba Dalam Industri Fermentasi ............................................. 7
2.4. Subtrat Fermentasi ............................................................................... 8
2.5. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Proses Fermentasi ...................... 11
2.6. Produk Teknologi Fermentasi ............................................................... 13
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ............................................................................................. 17
3.2 Saran....................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Arti kata fermentasi selama ini berubah-ubah. Kata fermentasi berasal dari
Bahasa Latin “fervere” yang berarti merebus (to boil). Arti kata dari Bahasa Latin
tersebut dapat dikaitkan dengan kondisi cairan bergelembung atau mendidih.
Keadaan ini disebabkan adanya aktivitas ragi pada ekstraksi buah-buahan atau
biji-bijian. Gelembung-gelembung karbondioksida dihasilkan dari katabolisme
anaerobik terhadap kandungan gula. Fermentasi mempunyai arti yang berbeda
bagi ahli biokimia dan mikrobiologi industri. Arti fermentasi pada bidang
biokimia dihubungkan dengan pembangkitan energi oleh katabolisme senyawa
organik. Pada bidang mikrobiologi industri, fermentasi mempunyai arti yang lebih
luas, yang menggambarkan setiap proses untuk menghasilkan produk dari
pembiakan mikroorganisme.
3
2.2 Perananan Mikroorganisme Dalam Teknologi Fermentasi
4
Walaupun jenis ini tercatat sebagai perusak bir dan anggur, bakteri
ini berperan penting dalam fermentasi daging dan sayuran.
d. Khamir
e. Kapang
6
dibuat sesuai untuk pertumbuhannya, dimana aktivitas dan pertumbuhan
bakteri asam laktat dirangsang karena adanya garam, contohnya pada
pembuatan sayur asin.
1) Produksi massa sel : protein sel tunggal untuk makanan ternak dan
manusia, pertisida (Bacillus thuringiensis).
7
b. Isolasi Mikroba
a. Pemilihan Subtrat
8
2) Sifat fermentasi
1. Molase
9
terkumpul setelah kristalisasi gula juga sering digunakan sebagai
substrat fermentasi.Misalnya molase hidrol adalah limbah produksi
glukosa dari jagung.
2. Ekstat Malt
4. Limbah Sulfit
10
5. Selulosa
6. Minyak Nabati
7. Metanol
11
Pertumbuhan mikroorganisme selama proses fermentasi dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu:
1) Konsentrasi Garam
2) Suhu
3) Oksigen
12
2.6 Produk Teknologi Fermentasi
1) Nata De Coco
2) Yogurt
13
vitamin C dan zat besi. Proses pembuatan yogurt sudah dikenal sejak 4000
tahun yang lalu bahkan mungkin dimulai saat manusia mulai
mendomestikasi sapi, biri-biri, dan kambing. Ketrampilan ini diwariskan
turun menurun dan baru beberapa dasawarsa terakhir berkembang menjadi
suatu teknologi selaras dengan kemajuan dalam bidang mikrobiologi,
enzimologi, fisika, keteknikan, kimia, dan biokimia. Sekalipun demikian
proses pembuatan yogurt berdasarkan standar teknologi industri mutakhir
tetap merupakan suatu kombinasi dari seni dan ilmu pengetahuan.
3) Kecap
4) Tape
Tape adalah makanan fermentasi dari ubi kayu atau beras ketan
oleh mikroorganisme golongan yeast, diantaranya Candida sp.,
Endomycocsis sp., Hansenula sp., dan Saccharomyces sp.
Mikroorganisme tersebut ada tergolong amilotelik (merubah amilum
14
menjadi glukosa), sakarolitik (merubah glukosa menjadi alkohol), dan
alkoholitik (merubah alkohol menjadi asam asetat). Dari hasil fermentasi,
tapai memiliki berbagai rasa, manis, alkoholis, dan bisa berasa sedikit
asam yang dalam proporsi tertentu sehingga memberikan rasa enak. Sifat
tekstur, rasa, dan aroma akan lebih baik apabila sebelum diolah, bahan
tapai direndam dalam air kapur. Selama fermentasi, kandungan protein
meningkat dari 1-2% menjadi 4% , demikian juga kandungan tiamin dan
terosinnya meningkat secara berturut-turut dari 0,04 mg/100g menjadi 0,1
dan 0,12/g. Jadi tapai lebih bergizi dibandingkan dengan bahan dasarnya.
Bahkan, ada beberapa hipotesa bahwa selama fermentasi, kandungan HCN
ubi kayu dapat dihilangkan atau diturunkan, meski balum jelas
mekanismenya (Steinkraus, 2010).
5) Tempe
15
Pada kondisi yang demikian, meski karbohidrat (sumber energi)
yang dikonsumsi cukup, namun tidak mencukupi kebutuhan dalam tubuh
Pada tempe, melalui proses fermentasi, asam fitat bisa diturunkan hingga
30%. Sehingga, dalam tempe yang telah semangit (jamur tempe atau
Rhizopus sp. masih berupa miselium putih belum banyak membentuk
spora), kadar asam fitat tidak lebih dari 1%. Pada kadar sebesar itu, asam
fitat tidak lagi berfungsi sebagai penghambat tetapi dapat bermanfaat
mengatur proses metabolisme karbohidrat sehingga tidak terjadi lonjakan
gula darah (hiperglisemia). Hal ini sangat bermanfaat bagi tubuh,
khususnya bagi penderita diabetes militus (Pambayun, 2005). Adanya
mekanisme pengaturan itu, begitu karbohidrat masuk dalam saluran
pencernaan, seolah-olah diatur penyerapannya sedikit-demi sedikit oleh
asam fitat tempe, sehingga jumlah glokosa darah dapat dikendalikan.
16
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
3.2 Saran
17
DAFTAR PUSTAKA
Eppy, M., DionisiuS, P., Aswan, P., Andreas, P., Abdul, R., Emiren, D. 2017.
Bioteknologi Fermentasi. Universitas Muhammadiyah Kupang
Faridah, H., Silvia, K. 2019. Pemanfaatan Mikroorganisme Dalam
Pengembangan Makanan Halal Berbasis Bioteknologi. Journal of Halal and
Research. 2(1): 34-43.
Kusuma, W., Ayu, N., Kartika, P. 2020. Pengaruh lama Fermentasi Terhadap
Karakteristik Fermented Rice Drink Sebagai Minuman Probiotik Dengan
Isolat Lactobacillus sp. F213. Jurnal Itepa. 9(2): 182-193.
Masdarini, L. 2011. Manfaat dan Keamanan Makanan Fermentasi Untuk
Kesehatan Tinjauan dari Aspek Ilmu Pangan. Jurnal PTK Undiksha. 8(1): 53-
58.
Unisa. 2021. Mengenal Bioteknologi Tradisional dan Modern. Universitas
Aisyiyah Yogyakarta.
18