B.RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan sporozoa
2. Bagaimana ciri-ciri morfologi dari sporozoa
3. Bagaimana ciri-ciri anatomi dari sporozoa
4. Apa saja Klasifikasi dari sporozoa
C.TUJUAN
1. Agar pembaca dapat memahami tentang sporozoa
2. Agar pembaca dapat mengetahui ciri-ciri morfologi sporozoa
3. Agar pembaca dapat mengetahui anatomi sporozoa
4. Agar mahasiswa memahami Klasifikasi sporozoa
D.MANFAAT
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai sumber informasi dalam mata
kuliah zoologi invertebrata.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN SPOROZOA
Sporozoa (Yunani, spore = biji, zoa = hewan) adalah kelompok protista
uniseluler atau bersel satu yang pada salah satu tahapan dalam siklus
hidupnya dapat membentuk sejenis spora. Sporozoa hidup sebagai parasit
pada tubuh hewan dan manusia. Siklus hidup sporozoa agak kompleks
karena melibatkan lebih dari satu inang. Dalam siklus hidupnya, sporozoa
membentuk spora dalam tubuh inang. Selain itu, pada siklus hidup juga
terjadi sporulasi, yaitu pembelahan setiap inti sel secara berulang – ulang
sehingga dihasilkan banyak inti yang masing – masing dikelilingi oleh
sitoplasma dan terbentuklah individu baru.
Pergerakannya dilakukan dengan cara mengubah kedudukan tubuhnya.
Tubuh berbentuk bulat panjang atau lonjong. Pada umumnya bersifat parasit
dan dapat menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan. Respirasi dan
ekskresi dilakukan dengan cara difusi. Makanan diperoleh dengan cara
menyerap zat makanan dari hospesnya. Reproduksi dapat secara vegetative
dan generative. Beberapa contoh spesies dari Sporozoa yaitu Plasmodium
falcifarum, Plasmodium vivax, Plasmodium ovale dan Toxoplasma gondii.
Vektor dari Plasmodium penyebab penyakit malaria adalah nyamuk
Anopheles betina. Plasmodium hidup sebagai parasit pada sel-sel darah
merah manusia atau vertebrata lainnya. selama hidupnya, Plasmodium
tersebut mengalami dua fase, yakni fase sporogoni dan fase skizogoni. Fase
sporogoni terjadi didalam tubuh nyamuk Anopheles betina, sedangkan fase
skizogoni berlangsung di dalam tubuh manusia.
B. Morfologi Sporozoa
1. Sporozoa tidak memiliki alat gerak khusus,sehingga gerakannya dilakukan
dengan mengubah-ubah kedudukan tubuhnya
2. Mempunyai spora berbentuk lonjong
3. Ukuran spora : 8-10 mikron pada dinding kitin
4. Mempunyai 2 kapsul polar pada anterior, berpasangan bentuk labu,
berukuran sama, terletak pada sudut longitudinal dengan ujung posterior
5. Dari depan ujung anterior sama dengan lebar posterior
6. dinding katup tidak jelas.
D. Sistem Pencernaan
Sporozoa mendapatkan makanan dengan cara menyerap zat makanan dari tubuh
hopes nya.
1. Reproduksi Aseksual
Sporozoit yang terdapat dalam kelenjar ludah nyamuk masuk ke dalam darah
manusia pada saat nyamuk menghisap darah, yang selanjutnya masuk dalam
sistem retikuloendotelial.
Setelah beberapa hari berada dalam sistem retikuloendotelial, barulah sporozoit ini
menyerang eritrosit dan berubah menjadi trofozoit yang mempunyai bentuk seperti
cincin. Selanjutnya, trofozoit berubah menjadi schizont, yang kemudian membelah
diri berulang-ulang menjadi 6-36 merozoit yang akan tumbuh menjadi sporozoit-
sporozoit baru,pembentukan merozoit-merozoit ini disebut sporulasi.
Sporozoit yang terbentuk akan menyerang eritrosit baru sehingga terulang lah
pembiakan vegetatif ini. Di antara sporozoit yang terdapat dalam eritrosit ada yang
membentuk gametosit. Gametosit jantan disebut mikrogamet, sedang gametosit
betina disebut makrogamet.
2. Reproduksi Seksual
Gametosit yang terhisap ketika nyamuk menghisap darah penderita malaria, akan
berubah menjadi mikrogamet dan makrogamet.
Perkawinan antara mikrogamet dan makrogamet menghasilkan zigot. Selanjutnya
zigot akan berubah menjadi ookinet di dalam dinding usus nyamuk. Inti ookinet
membelah berulang-ulang, kemudian masing-masing inti baru membungkus diri
dengan sedikit protoplasma dan berubah menjadi sporozoit-sporozoit baru.
Selanjutnya sporozoit menyebar di dalam alat pencernaan nyamuk, sebagian ada
yang sampai di kelenjar ludah dan siap untuk dikeluarkan.
G. Klasifikasi Sporozoa
Kelas Sporozoa memiliki 3 (tiga) sifat yang berbeda antara genus yang satu
dengan genus yang lain, perbedaan itu berupa :
1. Genus sporozoa yang hidup di dalam sel darah merah dan memerlukan vektor
biologis, sifat ini terdapat pada Genus Plasmodium.
2. Genus sporozoa yang hidup di dalam intestinal dan tidak memerlukan vektor
biologis, sifat ini terdapat pada Genus Isospora dan Genus Eimerie.
3. Parasit yang hidup di dalam sel endotel, leukosit mononukleus, cairan tubuh,
sel jaringan tuan rumah dan belum diketahui vektor biologisnya, sifat ini yang
terdapat pada genus toxoplasma.
Parasit yang termasuk dalam kelas sporozoa berkembangbiak secara aseksual
(skizogoni) dan seksual (sporogoni) secara bergantian. Kedua cara berkembang
biak ini dapat berlangsung dalam satu hospes, seperti yang terjadi pada subkelas
Coccidia, sedangkan berlangsung dalam dua hospes yang berbeda terdapat pada
subkelas haemosporidia (plasmodium).
1. Sub class Telesporidia
Terbagi dalam 3 ordo
a. Ordo Hoemosporidia, misalnya Plasmodium.
Hidup di dalam darah, jaringan parenkim pada burung dan mamalia.
b. Ordo Gregarinida, misalnya Gregarina.
Parasit intra dan ekstra pada inver lain, monocyst spec hidup dalam kencing cacing
tanah.
c. Ordo Coccidia, misalnya Coccidium.
Hidup di sel epitel hewan vertebrate dan beberapa Myriaphoda atau invertebrata.
2. Sub class Acnidosporidia
a. Ordo Haplosporidia, misalnya Haplosproridium.
b. Ordo Sarcosporidia, misalnya Sarcocystis.
3. Subclass Cnidosporidia
a. Ordo Myxosporidia, misalnya Sphaeromyxa
b. Ordo Actinomyxidia , misalnya Triactinomyxon
c. Ordo Microsporidia , misalnya Nosamabombycis
d. Ordo Haplosporidia , misalnya Heliosporidium
a. Plasmodium
Pada tubuh manusia, Plasmodium menyebabkan penyakit malaria. Penularannya
terjadi melalui gigitan nyamuk Anopheles betina. Setelah digigit, Plasmodium
langsung menyebar di dalam darah dan berkembang biak di dalam hati dan akan
menginfeksinya sehingga menyebabkan kematian.
Ada empat jenis spesies Plasmodium yang dapat menyebabkan penyakit malaria.
Masing-masing jenis Plasmodium menimbulkan gejala-gejala tersendiri pada tubuh
penderitanya.
b. Suctoria
Suctoria yang sudah dewasa tidak mempunyai tetapi mempunyai tentakel (sungut)
dan protoplasma, dengan teratur tetapi atau cytostome. Suctoria yang masih muda
dalam kehidupannya mempunyai persamaan dengan Ciliata, dan juga mempunyai
silia, hidup bebas berenang. Suctoria muda ini berenang-renang beberapa waktu
untuk kemudian melepaskan silia-silianya dan selanjutnya berubah ke tingkat
dewasa
1. Bentuk Tubuhnya
Berbentuk bola panjang. Bercabang-cabang dan diantaranya mempunyai
tangkai atau kaki untuk melekat pada suatu obyek dan ditutup oleh pelick
(pada species yang berbeda).
2. Bentuk Tentakel
● Seperti mantel yang berbulu dan dikelilingi oleh sinyal yang dapat
bergerak. Fungsinya untuk menangkap dan membawa makanan yang
berupa ciliata-ciliata kecil.
● Runcing
Fungsinya untuk menusuk mangsanya dan membawanya ke tempat
yang baik. Dengan bantuan orus dan melalui tentakel ini maka mangsa
tersebut sampai ke dalam sel-sel tubuh.
3. Contoh
● Podophyra, hidup bebas dalam air yang sejuk
● Dendrosoma, bercabang-cabang sampai 2,5 mm panjangnya
● Sphaerophrya, berbentuk bola, parasit pada Paramaecium dan Stentor
● Trichophrya Micropteri, hidup pada insang ikan laut
● Allantosoma, hidup pada usus besar kuda.
c. Eimeria
Eimeria merupakan parasit pada hewan. Hidup di dalam jaringan epitel usus,
saluran empedu, ginjal, testes, pembuluh darah, dan coelom. Beberapa spesies dari
Eimeria banyak merugikan usaha peternakan karena menimbulkan penyakit.
Misalnya :
1) E. stiedae dan E. perforans hidup dalam jaringan epitel usus kelinci.
2) E. clupearum hidup dalam hti ikan haring.
3) E. sardinae hidup dalam hati ikan sarden.
d. Isospora
Parasit ini hidup dalam jaringan epitel usus manusia, dan menimbulkan isosporiasis.
Contoh : I. belli dan I. hominis.Habitat sporozoa adalah pada tanah yang lembab.
Ada juga yang hidup di tubuh manusia atau makhluk hidup melalui perantara
nyamuk Anopheles betina, yaitu Plasmodium.
1) Respirasi dan ekskresi sporozoa dilakukan dengan cara difusi.
2) Sebagian besar sporozoa adalah parasit karena merugikan.
3) Sporozoa mendapatkan makanan dengan cara menyerap zat makanan dari
tubuh hopesnya.
BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
1. Sporozoa adalah kelompok protista uniseluler atau bersel satu yang pada
salah satu tahapan dalam siklus hidupnya dapat membentuk sejenis spora.
2. Ciri-ciri morfologi Sporozoa adalah tidak memiliki alat gerak khusus
mempunyai spora berbentuk lonjong yang berukuran 8 – 11 mikron pada dinding
kitin, mempunyai 2 kapsul polar pada anterior, berpasangan bentuk labu, berukuran
sama, terletak pada sudut sumbu longitudinal dengan ujung posterior, dari depan
ujung anterior sama dengan lebar posterior, dinding katup tidak jelas.
3. Tubuhnya berbentuk bulat panjang, ukuran tubuhnya hanya beberapa micron,
tubuh dari kumpulan tropozoid berbentuk memanjang dan di bagian anterior.
4. Klasifikasi Sporozoa diantaranya adalah genus Plasmodium, genus Isospora,
genus Eimerie, dan genus toxoplasma
B.SARAN
Diharapkan bagi para pembaca agar mencari referensi lain untuk menambah
pengetahuan tentang Sporozoa.
DAFTAR PUSTAKA
http://analisbanjarmasin.blogspot.com/2010/10/klasifikasi-sporozoa.html
http://id.wikipedia.org/Sporozoa
http://isharmanto.blogspot.com/2010/03/sporozoa.html
http://pinkzchocolate.blogspot.com/2011/04/protozoa-protista-mirip-hewan.html