Anda di halaman 1dari 9

KLIPPING BIOLOGI PROTISTO (SPOROZOA)

Disusun Oleh 1. Desi Avinda Deviana 2. Eko Febrianto 3. Erna Alfiana-Kusniah 4. Faikhotul Himah

SMA N 1 KAYEN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Protista merupakan organisme eukariotik uniseluler yang hidup soliter atau berkoloni. Protista dapat digolongkan menjadi protista mirip hewan (protozoa), protista mirip tumbuhan (alga) dan protista mirip jamur (jamur lendir/slame mold). Bentuk tubuh organisme golongan protista amatlah beragam. Protozoa yang bergerak secara amoeboid dikelompokkan dalam Sarcodina,yang bergerak dengan flagella dimasukkan kedalam Mastigophora,yang bergerak dengan silia dikelompokkan kedalam pCiliophora,dan yang tidak dapat bergerak serta merupakan parasit hewan maupun manusia dikelompokkan kedalam Sporozoa. Sporozoa adalah hewan berspora, tidak mempunyai alat gerak, bergerak dengan mengubah kedudukan tubuhnya. Hampir semua spesies ini bersifat parasit. Reproduksi dengan dua cara yaitu: vegetatif (schizogojni/pembelahan diri berlangsung dalam tubuh inang dan sporogoni/membuat spora yang berlangsung dalam tubuh inang perantara) dan generatif (melalui peleburan yang terjadi pada tubuh nyamuk). Para Sporozoa adalah kelas yang sangat besar dan beragam dengan setidaknya empat subclass dan ribuan spesies. Mereka menyebabkan penyakit pada berbagai macam binatang dari cacing tanah dan tikus untuk ulat sutra (penyakit disebut pebrine) dan ikan.

B. 1. 2. 3. 4.

Rumusan Masalah Apa yang dimaksud dengan Sporozoa? Bagaimana ciri-ciri morfologi dari Sporozoa? Bagaimana ciri-ciri anatomi dari Sporozoa? Apa saja klasifikasi dari Sporozoa?

C. 1. 2. 3. 4.

Tujuan Agar pembaca dapat memahami tentang Sporozoa. Agar pembaca dapat mengetahui ciriciri morfologi Sporozoa. Agar pembaca dapat mengetahui anatomi Sporozoa. Agar mahasiswa memahami klasifikasi Sporozoa.

D.

Manfaat Manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai sumber informasi dalam mata kuliah protista.

BAB II PEMBAHASAN

A.

Pengertian Sporozoa (Apicomplexa) Sporozoa (Yunani, spore = biji, zoa = hewan) adalah kelompok protista uniseluler atau bersel satu yang pada salah satu tahapan dalam siklus hidupnya dapat membentuk sejenis spora. Sporozoa hidup sebagai parasit pada tubuh hewan dan manusia. Siklus hidup sporozoa agak kompleks karena melibatkan lebih dari satu inang. Dalam siklus hidupnya, sporozoa membentuk spora dalam tubuh inang. Selain itu, pada siklus hidup juga terjadi sporulasi, yaitu pembelahan setiap inti sel secara berulang ulang sehingga dihasilkan banyak inti yang masing masing dikelilingi oleh sitoplasma dan terbentuklah individu baru. Pergerakannya dilakukan dengan cara mengubah kedudukan tubuhnya. Tubuh berbentuk bulat panjang atau lonjong. Pada umumnya bersifat farasit dan dapat menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan. Respirasi dan ekskresi dilakukan dengan cara difusi. Makanan diperoleh dengan cara menyerap zat makanan dari hospesnya. Reproduksi dapat secara vegetative dan generative. Beberapa contoh spesies dari Sporozoa yaitu Plasmodium falcifarum, Plasmodium vivax, Plasmodium ovale dan Toxoplasma gondii. Vektor dari Plasmodium penyebab penyakit malaria adalah nyamuk Anopheles betina. Plasmodium hidup sebagai parasit pada sel-sel darah merah manusia atau vertebrata lainnya. selama hidupnya, Palsmodium tersebut mengalami dua fase, yakni fase sporogoni dan fase skizogoni. Fase sporogoni terjadi didalam tubuh nyamuk Anopheles betina, sedangkan fase skizogoni berlangsung didalam tubuh manusia.

B. 1.

Morfologi Sporozoa Sporozoa tidak memiliki alat gerak khusus, sehingga gerakannya dilakukan dengan mengubahubah kedudukan tubuhnya.

2. 3. 4.

Mempunyai spora berbentuk lonjong Ukuran spora : 8 11 mikron pada dinding kitin Mempunyai 2 kapsul polar pada anterior, berpasangan bentuk labu, berukuran sama, terletak pada sudut sumbu longitudinal dengan ujung posterior

5. 6.

Dari depan ujung anterior sama dengan lebar posterior Dinding katub tidak jelas

C.

Struktur Anatomi Tubuh Tubuhnya berbentuk bulat panjang, ukuran tubuhnya hanya beberapa micron, tetapi didalam usus manusia atau hewan yang dapat mencapai 10 mm. Tubuh dari kumpulan tropozoid berbentuk memanjang dan dibagian anterior kadang kadang terdapat kait pengikat atau filament sederhana untuk melekatkan diri pada inang.

D.

Sistem Pencernaan Sporozoa mendapatkan makanan dengan cara menyerap zat makanan dari tubuh hopesnya.

E.

Sistem Respirasi Dan Ekskresi Respirasi dan ekskresi sporozoa dilakukan dengan cara difusi.

F.

Sistem Reproduksi Sporozoa melakukan reproduksi secara aseksual dan seksual. Pergiliran reproduksi aseksual dan seksualnya komplek, dengan beberapa perubahan bentuk serta membutuhkan dua atau lebih inang. Reproduksi aseksual dilakuka denganpembelahan biner. Reprodusi seksual dilakukan dengan pembentukan gamet dan dilanjutkan dengan penyatuan gamet jantan dan betina.

1.

Reproduksi Aseksual Sporozoit yang terdapat dalam kelenjar ludah nyamuk masuk ke dalam darah manusia pada saat nyamuk menghisap darah, yang selanjutnya masuk dalam system retikuloendotelial. Setelah beberapa hari berada dalam system retikuloendotelial, barulah sporozoit ini menyerang eritrosit dan berubah menjadi trofozoit yang mempunyai bentuk seperti cincin. Selanjutnya, trofozoit berubah menjadi schizont, yang kemudian membelah diri berulang-ulang menjadi 6-36 merozoit yang akan tumbuh menjadi sporozoit-sporozoit baru,pembentukan merozoit-merozoit ini disebut sporulasi. Sporozoit yang terbentuk akan menyerang eritrosit baru sehingga terulanglah pembiakan vegetatif ini. Di antara sporozoit yang terdapat dalam eritrosit ada yang membentuk gametosit. Gametosit jantan disebut mikrogamet, sedang gametosit betina disebut makrogamet.

2.

Reproduksi Seksual Gametosit yang terisap ketika nyamuk mengisap darah penderita malaria, akan berubah menjadi mikrogamet dan makrogamet. Perkawinan antara mikrogamet dan makrogamet menghasilkan zigot. Selanjutnya zigot akan berubah menjadi ookinet di dalam dinding usus nyamuk. Inti ookinet membelah berulang-ulang, kemudian masing-masing inti baru membungkus diri dengan sedikit protoplasma dan berubah menjadi sporozoit-sporozoit baru. Selanjutnya sporozoit menyebar di dalam alat pencernaan nyamuk, sebagian ada yang sampai di kelenjar ludah dan siap untuk dikeluarkan.

G.

Klasifikasi Sporozoa Kelas Sporozoa memiliki 3 (tiga) sifat yang berbeda antara genus yang satu dengan genus yang lain, perbedaan itu berupa :

1.

Genus sporozoa yang hidup didalam sel darah merah dan memerlukan vektor biologis, sifat ini terdapat pada Genus Plasmodium.

2.

Genus sporozoa yang hidup di dalam intestinal dan tidak memerlukan vektor biologis, sifat ini terdapat pada Genus Isospora dan Genus Eimerie.

3.

Parasit yang hidup di dalam sel endotel, leukosit mononukleus, cairan tubuh, sel jaringan tuan rumah dan belum diketahui vektor biologisnya, sifat ini yang terdapat pada genus toxoplasma. Parasit yang termasuk dalam kelas sporozoa berkembangbiak secara aseksual (skizogoni) dan seksual (sporogoni) secara bergantian. Kedua cara berkembang biak ini dapat berlangsung dalam satu hospes, seperti yang terjadi pada subkelas Coccidia, sedangkan berlangsung dalam dua hospes yang berbeda terdapat pada sub kelas haemosporidia (plasmodium).

1.

Sub class Telesporidia Terbagi dalam 3 ordo

a.

Ordo Hoemosporidia, misalnya Plasmodium. Hidup di dalam darah, jaringan parenkim pada burung dan mamalia.

b.

Ordo Gregarinida, misalnya Gregarina. Parasit intra dan ekstra pada inver lain, monocytst spec hidup dalam kencing cacing tanah.

c.

Ordo Coccidia, misalnya Coccidium. Hidup di sel epitel hewan vertebrate dan beberapa Myriaphoda atau invertebrata.

2. a. b. 3. a. b. c. d. a.

Sub class Acnidosporidia Ordo Haplosporidia, Ordo Sarcosporidia, Sub class Cnidosporidia Ordo Myxosporidia, Ordo Actinomyxidia Ordo Microsporidia Ordo Helicosporidia Plasmodium Pada tubuh manusia, Plasmodium menyebabkan penyakit malaria. Penularannya terjadi melalui gigitan nyamuk Anopheles betina. Setelah digigit, Plasmodium langsung menyebar di dalam darah dan berkembang biak di dalam hati dan akan menginfeksinya sehingga menyebabkan kematian. Ada empat jenis species Plasmodium yang dapat menyebabkan penyakit malaria. Masing-masing jenis Plasmodium menimbulkan gejala-gejala tersendiri pada tubuh penderitanya. misalnya Sphaeromyxa , misalnya Triactinomyxon , misalnya Nosamabombycis , misalnya Heliosporidium misalnya Haplosproridium. misalnya Sarcocystis.

1)

Plasmodium vivax, merupakan penyebab malaria tersiana yang bersifat tidak ganas, gejalanya adalah suhu badan panas dingin berganti-ganti setiap 2 hari sekali (48 jam).

2)

Plasmodium ovale, merupakan penyebab malaria tersiana yang ganas, gejalanya sama dengan pada malaria tersiana.

3)

Plasmodium malariae, penyebab malaria kuartana yang bersifat tak ganas, gejalanya suhu badan panas dingin setiap 3 hari sekali (72 jam).

4)

Plasmodium falciparum, penyebab malaria kuartana yang bersifat ganas, gejalanya suhu badan panas dingin tak beraturan. Prosesnya hidup Plasmodium dalam tubuh manusia : Bila makan nyamuk anopheles yang mengandung bibit malaria yaitu Plasmodium bentuk sporozoid mengisap darah manusia maka bersama air ludah nyamuk masuklah sporozoid ke dalam peredaran darah manusia yang bersangkutan.

1)

2)

Sporozoid tidak langsung menginfektir erythrocyt (sel darah merah), tetapi masuk lebih dahulu ke sel hati,mengadakan pembelahan dan membentuk Cryptozoid.

3)

Cepat atau lambat Cryptasoid ini kemudian masuk ke sistim peredaran darah dan barulah menginfektir erythrocyt tersebut.

4)

Di dalam erythrocyt ini cryptosoid menjadi Trophozoid, yang mula-mula berbentu cincin dan kemudian berubah bentuk menjadi Amoeboid.

5) 6)

Sesudah itu fase Amoeboid tumbuh menjadi Schizont Schizont membelah dan membentuk Merozoid. Bila Erythrocyt yang ditempatinya pecah maka tersebarlah Merozoid (penderita mengalami deman). Selanjutnya Nurosoid ini menginfektir sel darah merah yang baru demikian selanjutnya dan terjadilah siklus yang sama dengan semula.

7)

Sesudah proses 1 s/d 5 proses ini disebut Schizogoni berulang kali maka sebagian dari Nurosoid itu stelah masuk ke dalam sel darah merah tidak lagi mengadakan proses Schizagoni.

8)

Akan tetapi ada sebagian yang berubah menjadi persiapan sel kelamin yaitu menjadi Macrogametosit dan Microgametosit ()

9)

Bila macrogamekasit dan Microgentosit yang berada di dalam drythrocyt itu pada suatu saat terpisah kedalam lb nyamuk Anophelus yang I atau yang lain) maka keduanya akan melangsungkan kehidupan nya.

10)

Maerogametosit di dalam tubuh nyamuk akan menjadi Macragamet yaitu berupa ovum / telur. Sedangkan microgametosit dalam tubuh nyamuk akan menjadi Microgamet yaitu spermatozoid sesudah mengadakan pembelahan inti diikuti pembelahan Cytoplasma.

11) Spermatosoid membuahi avum dan terjadilah zygot. 12) Zygot berubah bentuk menjadi OOKINETE dan Ookineti ini menerobos dinding perut nyamuk, di sana akan membesar, membulat yang dibungkus oleh dinding perut nyamuk dan menjadilah Oocyst. (berupa benjolan-benjolan pada dinding perut nyamuk). 13) Dalam oocyst ini selnya membelah menjadi sporozoid. Bila oocyst erbelah dua maka akan pecah dan tersebarlah sporaoid keseluruh tubuh nyamuk. 14) Nyamuk yang di dalam kelenjar ludahnya mengandung sporasoid maka sporasoid ini siap untuk menginfektir manusia kembali.

b.

Suctoria Suctoria yang sudah dewasa tidak mampunyai tetapi mempunyai tentukel (sungut) dan protoplasma, dengan teratur tetapi atau cytostoma. Suctoria yang masih muda dalam kehidupannya mempunyai persamaan dengan Ciliata, dan juga mempunyai silia, hidup bebas berenang. Suctoria muda ini berenang-renang beberapa waktu untuk kemudian melepaskan siliasilianya dan selanjutnya berubah ke tingkat dewasa.

1)

Bentuk tubuhnya

Berbentuk bola panjang. Bercabang-cabang dan diantaranya mempunyai tangkai atau kaki untuk melekat pada suatu obyek dan ditutup oleh pelick (pada species yang berbeda). 2) a) Bentuk tentakel Seperti mantel yang berbulu dan dikelilingi oleh sinyal yang dapat bergerak. Fungsinya untuk menangkap dan membawa makanan yang berupa ciliata-ciliata kecil. b) Runcing Fungsinya untuk menusuk mangsanya dan membawanya ketempat yang baik. Dengan bantuan orus dan melalui tentakel ini maka mangsa tersebut sampai ke dalam sel-sel tubuh. 3) a) b) c) d) e) c. Contoh Podophyra, hidup bebas dalam air yang sejuk Dendrosoma, bercabang-cabang sampai 2,5 mm panjangnya Sphaerophrya, berbentuk bola, parasit pada Paramaeuom dan Stentor Trichophrya Micropteri, hidup pada insang ikan laut Allantosoma, hidup pada usus besar kuda. Eimeria Eimeria merupakan parasit pada hewan. Hidup di dalam jaringan epitel usus, saluran empedu, ginjal, testes, pembuluh darah, dan coelom. Beberapa spesies dari Eimeria banyak merugikan usaha pe ternakan karena menimbulkan penyakit. Misalnya : 1) 2) 3) d. E. stiedae dan E. perforans hidup dalam jaringan epitel usus kelinci. E. clupearum hidup dalam hti ikan haring. E. sardinae hidup dalam hati ikan sardin. Isospora Parasit ini hidup dalam jaringan epitel usus manusia, dan menimbulkan isosporiasis. Contoh : I. belli dan I. hominis.Habitat sporozoa adalah pada tanah yang lembab. Ada juga yang hidup di tubuh manusia atau makhluk hidup melalui perantara nyamuk Anopheles betina, yaitu Plasmodium. 1) 2) 3) Respirasi dan ekskresi sporozoa dilakukan dengan cara difusi. Sebagian besar sporozo adalah parasit karena merugikan. Sporozoa mendapatkan makanan dengan cara menyerap zat makanan dari tubuh hopesnya.

BAB III PENUTUP A. 1. Kesimpulan Sporozoa adalah kelompok protista uniseluler atau bersel satu yang pada salah satu tahapan dalam siklus hidupnya dapat membentuk sejenis spora. 2. Ciri-ciri morfologi Sporozoa adalah tidak memiliki alat gerak khusus mempunyai spora berbentuk lonjong yang berukuran 8 11 mikron pada dinding kitin, mempunyai 2 kapsul polar pada anterior, berpasangan bentuk labu, berukuran sama, terletak pada sudut sumbu longitudinal dengan ujung posterior, dari depan ujung anterior sama dengan lebar posterior, dinding katub tidak jelas. 3. Tubuhnya berbentuk bulat panjang, ukuran tubuhnya hanya beberapa micron, tubuh dari kumpulan tropozoid berbentuk memanjang dan dibagian anterior. 4. Klasifikasi Sporozoa diantaranya adalah genus Plasmodium, genus Isospora, genus Eimerie, dan genus toxoplasma

B.

Saran Diharapkan bagi para pembaca agar mencari referensi lain untuk menambah pengetahuan tentang Sporozoa.

Anda mungkin juga menyukai