Anda di halaman 1dari 35

BAB I

JENIS – JENIS PROTOZOA YANG HIDUP


SEBAGAI PHYTOPLANKTON

1.1. Pengertian Protozoa


Protozoa merupakan hewan berukuran mikroskopis yang terdiri dari satu sel.
Istilah Protozoa berasal dari bahasa Yunani, protos yang artinya pertama, dan zoo
berarti hewan. Setiap individu protozoa tersusun dari organela-organela yang
merupakan satu kesatuan lengkap dan sanggup melakukan semua fungsi
kehidupan. Protozoa sebagian besar hidup bebas di alam, tetapi beberapa jenis
hidup sebagai parasit pada binatang dan manusia. Menurut klasifikasi Protozoa
termasuk Protista yang menyerupai hewan. Pengelompokan dengan maksud untuk
membedakan organisme yang bukan tumbuhan dan bukan hewan. Dasar inilah
ditetapkan Protozoa disebut organisme seperti hewan (animal like).

Protozo berasal dari bahasa latin yang terdiri atas dua kata yaitu proto yang
artinya pertama dan zoon yang artinya hewan. Jadi, protozoa adalah hewan
pertama. Protozoa merupakan kelompok lain protista eukariotik. Protozoa meripakan
penghuni tempat berair atau basah, bila keadaan jadi kering maka dia akan
membuat cryste (kristal). Kegiatan hidup di lakukan oleh sel itu sendiri. Di dalam sel
terdapat alat-alat yang melakukan kegiatan hidup. Alat-alat itu misalnya: inti
(nukleus), butir inti (nukleolus), rongga (vakuola), mitokondria.

1.2. Ciri – Ciri Umum Protozoa


Ciri – ciri umum protozoa yaitu :
1. Umumnya tidak dapat membuat makanan sendiri (heterotrof)
2. Protozoa memiliki alat gerak yaitu ada yang berupa kaki semu, bulu getar
(cillia) atau bulu cambuk (flagel)
3. Hidup bebas, saprofit atau parasit
4. Organisme bersel tunggal
5. Eukariotik atau memiliki membran nukleus/berinti sejati

1
6. Hidup soliter (sendiri) atau berkoloni (kelompok)
7. Dapat membentuk sista untuk bertahan hidup. Sista, merupakan bentuk sel
protozoa yang terhidrasi dan bendinding tebal mirip dengan endospora yang
terjadi pada bakteri
8. Protozoa mampu bertahan hidup dalam lingkungan kering maupun basah.
9. Protozoa tidak mempunyai dinding sel
10. Protozoa merupakan organisme mikroskopis yang prokariot

Ciri – ciri protozoa sebagai hewan adalah gerakannya yang aktif dengan silia
atau flagen, memiliki membrane sel dari zat lipoprotein, dan bentuk tubuhnya ada
yang berubah – ubah.

Sebagian besar Protozoa berkembang biak secara :


1. Aseksual (vegetatif) dengan cara :
 Pembelahan mitosis (biner), yaitu pembelahan yang diawali dengan
pembelahan inti dan diikuti pembelahan sitoplasma, kemudian
menghasilkan 2 sel baru. Pembelahan biner terjadi pada Amoeba.
Paramaecium, Euglena. Paramaecium membelah secara membujur/
memanjang setelah terlebih dahulu melakukan konjugasi. Euglena
membelah secara membujur/ memanjang (longitudinal).
 Spora, perkembangbiakan aseksual pada kelas sporozoa (Apicomplexa)
dengan membentuk spora melalui proses sporulasi di dalam tubuh
nyamuk Anopheles. Spora yang dihasilkan disebut sporozoid.
2. Seksual (Generatif) dengan cara :
 Konjugasi, peleburan inti sel pada organisme yang belum jelas alat
kelaminnya. Pada Paramaecium mikronukleus yang sudah dipertukarkan
akan melebur dengan makronukleus, proses ini disebut singami.
 Peleburan gamet sporoza (Apicomplexa) telah dapat dihasilkan gamet
jantan dan gamet betina. Peleburan gamet ini berlangsung di dalam tubuh
nyamuk.
Adapun yang mencirikan sebagai tumbuhan adalah ada jenis protozoa yang
hidup autotrof. Perkembangbiakan bakteri dan amuba yang biasa dilakukan adalah

2
dengan membela diri. Dalam kondisi yang sesuai mereka mengadakan pembelahan
secara setiap 15 menit. Peristiwa ini dimulai dengan pembelahan inti sel atau bahan
inti menjadi dua. Kemudian diikuti dengan pembelahan sitoplasmanya, menjadi dua
yang masing-masing menyelubungi inti selnya. Selanjutnya bagian tengah
sitoplasma menggenting diikuti dengan pemisahan sitoplasma. Akhirnya setelah
sitoplasma telah benar-benar terpisah, maka terbentuknya dua sel baru yang
masing-masing mempunyai inti baru dan sitoplasma yang baru pula.

1.3. Pengklasifikasian Protozoa


1.3.1. Rhizopoda (Sarcodina)
Alat geraknya berupa pseudopoda (kaki semu)
a. Amoeba proteus memiliki dua jenis vakuola yaitu vakuola makanan dan
vakuola kontraktil.
b. Entamoeba histolityca menyebabkan disentri amuba (bedakan dengan
disentri basiler yang disebabkan Shigella dysentriae)
c. Entamoeba gingivalis menyebabkan pembusukan makanan di dalam mulut
radang gusi (Gingivitis)
d. Foraminifera sp.fosilnya dapat dipergunakan sebagai petunjuk adanya
minyak bumi. Tanah yang mengandung fosil fotaminifera disebut tanah
globigerina.
e. Radiolaria sp. endapan tanah yang mengandung hewan tersebut digunakan
untuk bahan penggosok.
1.3.2. Flagellata (Mastigophora)
alat geraknya berupa nagel (bulu cambuk). Dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu:
a. Golongan phytonagellata
 Euglena viridis (makhluk hidup peralihah antara protozoa dengan
ganggang)
 Volvax globator (makhluh hidup peralihah antara
protozoa dengan ganggang)
 Noctiluca millaris (hidup di laut dan dapat mengeluarkan cahaya bila
terkena rangsangan mekanik)
b. Golongan Zooflagellata, contohnya :

3
 Trypanosoma gambiense & Trypanosoma rhodesiense. Menyebabkan
penyakit tidur di Afrika dengan vektor (pembawa) lalat Tsetse (Glossina
sp.)
 Trypanosoma gambiense vektornya Glossina palpalis Þ tsetse sungai
 Trypanosoma rhodeslense vektornya Glossina morsitans Þ tsetse semak
 Trypanosoma cruzl penyakit chagas
 Trypanosoma evansi penyakit surra, pada hewan ternak (sapi).
 Leishmaniadonovani Þ penyakit kalanzar
 Trichomonas vaginalis Þ penyakit keputihan
1.3.3. Sporozoa
Adalah protozoa yang tidak memiliki alat gerakCara bergerak hewan ini
dengan cara mengubah kedudukan tubuhnya. Pembiakan secara vegetatif
(aseksual) disebut juga Skizogoni dan secara generatif (seksual) disebut Sporogoni.
Marga yang berhubungan dengan kesehatan manusia Toxopinsma dan
Plasmodium.
Jenis-jenisnya antara lain:
a. Plasmodiumfalciparum atau malaria tropika atau sporulasi tiap hari
b. Plasmodium vivax atau malaria tertiana atau sporulasi tiap hari ke-3
(48 jam)
c. Plasmodium malariae atau malaria knartana atau sporulasi tiap hari ke-4 (72
jam)
d. Plasmodiumovale atau malaria ovale Siklus hidup Plasmodium mengalami
metagenesis terjadi di dalam tubuh manusia (reproduksi vegetatifatau
skizogoni) dan didalam tubuh nyamuk Anopheles sp. (reproduksi generatif
atau sporogoni). secara lengkap sebagai berikut: Sporozoit Masuk Tubuh Di
Dalam Hati (Ekstra Eritrositer) Tropozoid Merozoit (memakan eritrosit
Eritrositer) Eritrosit Pecah (peristiwanya Sporulasi) Gametosit Terhisap
Nyamuk Zygot Ookinet Oosis Sporozeit.

4
1.4. Peranan Protozoa Bagi Kehidupan
 Peran menguntungkan :
1. Mengendalikan populasi Bakteri, sebagian Protozoa memangsa Bakteri
sebagai makanannya, sehingga dapat mengontrol jumlah populasi Bakteri di
alam.

2. Sumber makanan ikan, Di perairan sebagian Protozoa berperan


sebagai plankton (zooplankton)  dan benthos yang menjadi makanan hewan
air, terutama udang, kepiting, ikan, dll.
3. Indikator minyak bumi, Fosil Foraminifera menjadi petunjuk sumber minyak,
gas, dan mineral.
4. Bahan penggosok, Endapan Radiolaria di dasar laut yang membentuk tanah
radiolaria, dapat dijadikan sebagai bahan penggosok.

 Peran Merugikan :

Protozoa menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan ternak. Penyakit-


penyakit yang disebabkan Protozoa antara lain :

Jenis penyakit Protozoa


Disentri Entamoeba histolytica
Diare (Balantidiosis) Balantidium coli
Penyakit tidur (Afrika) Trypanosoma gambiense
Toksoplasmosis (kematian janin) Toxoplasma gondii
Malaria tertiana Plasmodium vivax
Malaria quartana Plasmodium malariae
Malaria tropika Plasmodium falciparum
Kalaazar Leishmania donovani
Surra (hewan ternak) Trypanosoma evansi 

5
BAB II
CIRI, MORFOLOGI, ANATOMI DAN
FISIOLOGI CTENOPORA

2.1. Pengertian Ctenopora


Ctenophora adalah salah satu filum hewan invetebrata. Anggota filum ini
menyerupai hewan ubur-ubur. Walaupun secara klasifikasi berbeda filum, awalnya
Ctenophora dikelompokkan dengan Cnindria dalam filum Coelenterata. Akan tetapi
setelah disadari adanya perbedaan menyebabkan spesies Ctenophora  ditempatkan
pada filum yang terpisah.

Ctenophore berasal dari bahasa Yunani kteno / kteis yang berarti "sisir"


dan phore, "pembawa" yang dalam bahasa Latin disebut ctenophorus. Fitur yang
paling khas pada mereka adalah "sisir" dan kumpulan silia yang mereka gunakan
untuk berenang. Mereka adalah hewan terbesar yang berenang dengan
menggunakan silia.

Ctenophora memiliki ukuran beberapa milimeter sampai 1,5 m. Seperti


cnidaria , tubuh mereka terdiri dari massa jelly, dengan satu lapisan sel di luar dan
lain melapisi rongga internal. Saat ini terdapat kurang lebih 150 spesies.

2.2. Morfologi Ctenophora


Ctenophora memiliki bentuk tubuh yang bulat, lonjong, lunak dan simetris
radial. Salah satu keunikan Ctenophora adalah mampu mengeluarkan cahaya dari
tubuhnya sendiri.. Bagian permukaan luar Ctenophora mempunyai delapan baris
sisir yang disebut dengan cilia yang dapat digunakan sebagai alat gerak. Oleh
karena itu, hewan ini dikenal sebagai ubur-ubur sisir karena secara vertikal tubuhnya
terbagi oleh 8 helai cilia yang tampak seperti deretan sisir. Ctenophora memiliki
mulut untuk masuknya makanan serta dua lubang anus untuk mengeluarkan air dan
kotoran di ujung yang lain.

6
2.3. Biologi Ctenophora
2.3.1. Klasifikasi
1. Kelas Tentaculata

Memiliki sepasang tentakel yang panjang, berbulu, kontraktil, yang dapat


ditarik kembali ke dalam sarung berbulu mata khusus. Dalam beberapa ada yang
lebih kecil, tentakel sekunder dan tentakel utama berkurang. Tentakelnya memiliki
colloblast sebagai perangkap mangsa.

Memiliki mulut besar dan feed terutama pada moluska larva dan copepod.
Spesies ini dikenal dengan cahayanya "luminescent". Banyak ditemukan di perairan
tropis. Pada kelas Tentaculata terbagi atas 4 ordo yaitu Cestida, Cydippida, Lobata
dan Platyctenida.

2. Kelas Kuda

Pada kelas Nuda tidak memiliki tentakel, hewan ini menangkap mangsanya
dengan membuka rongga mulutnya dengan lebar dan memiliki faring yang besar.
Mengisi sebagian besar dari kantong/pundi - pundi tubuhnya.

Menghasilkan makrocilia pada ujung mulutnya ini menyatu seperti ikatan dari
beberapa ribuan cilia besar yang dapat digunakan untuk menggigit keluar
mangsanya yang mungkin terlalu besar untuk ditelan seluruhnya atau sebagian
besar dari ctenophore. Kelas nuda hanya memiliki 1 ordo yaitu Berioda.

2.3.2. Sistem Reproduksi dan Perkembangan


Hampir semua spesies ctenophore adalah hermafrodit atau memiliki alat
kelamin ganda. Reproduksi ctenophore dilakukan secara generatif, meskipun ada
beberapa spesies yang melakukan reproduksi secara vegetative dengan cara
fragmentasi.
Alat reproduksi ctenophore terletah di bawah cilia. Sel ovum dan sperma
dilepaskan melalui pori pori yang ada di epidermis. Sebagian besar spesies

7
ctenophore melakukan pembuahan secara eksternal atau diluar tubuh ctenophore,
meskipun ada beberapa spesies yang melakukan secara internal.

Sebagian besar spesies dewasa dapat memperbaharui jaringan yang rusak


atau hilang walaupun hanya Platyctneid yang dapat menghasilkan cloning yaitu
membagi keluar dari sisi bagian tempat tubuhnya untuk mengembangkannya
menjadi individu baru.

2.3.3. Struktur Tubuh dan Pergerakan


Seperti cnidaria (ubur - ubur) tubuh ctenophore terdiri atas sel yang secara
umum relative tebal, mirip jelly yaitu mesoglea yang disisipkan diantara dua ephitelia
yakni lapisan sel yang dibatasi oleh jaringan antar sel dan serabut tempat membrane
yang mana terlihat. Ephitelia dari ctenophore memiliki dua lapisan sel atau lebih dari
satu dan beberapa sel ada yang di lapisan atas memiliki beberapa cilia di tiap sel.
Diluar permukaan biasanya akan ditunjang oleh 8 deretan gigi mirip sisir
(comb rows) yang digunakan untuk berenang. Barisan tersebut berorientasi untuk
bergerak dari dekat mulut (ujung mulut) untuk berhadapan dengan dasar (ujung
aboral) dan lebih memberikan jarak atau tidak lurus disekitar tubuh. Walaupun
susunan jarak itu bervariasi dibeberapa spesies dan di sebagian besar spesies
deretan gigi sisir tersebut memanjang hanya pada sebagian jaraknya dari aboral
ujung aboral terhadap mulut.

Combs dikenal dengan ctenes atau gigi mirip sisir yang bergerak melewati
setiap deretan dan tiap bagian terdiri dari ribuan cilia yang tidak begitu panjang
sampai 2 milimeter (0,079 inch).

2.3.4. Cara Makan, Pencernaan, dan Pernafasan


Ketika mangsa ditelan itu akan dicairkan di faring dengan enzim dan
kontraksi molekul dari faring dan proses hasilnya akan dibawa sampai pada sistem
saluran yang akan diproses lebih lanjut di cilia dan dicerna oleh sel nutrisi. Cilia yang
ada di saluran akan membantu pengangkutan nutrisi ke otot di mesoglea. Lubang
anus akan mengeluarkan unsure kecil yang tidak dicerna, akan tetapi sebagian
besar zat yang tidak dicerna akan dikeluarkan melalui mulut.

8
2.3.5. Warna dan Biopendar
Sebagian besar ctenophore yang hidup dekat permukaan sebagian besar
tidak berwarna dan hampir transparan (jelas). Bagaimanapun beberapa spesies
yang hidup yang lebih dalam tampak begitu sangat berpegmen (berwarna) sebagai
contoh spesies yang dikenal sebagai “Tortugas Red”.
Platyctenid pada umumnya hidup melekat pada organisme dasar laut dan
seringkali memiliki persamaan warna dengan organisme tempatnya ini. Perut dari
jenis laut dalam Bathocyroe adalah merah yang mana tersembunyi pada
Biolumuniscence dari copepods yang menelannya.
2.3.6. Sistem Syaraf dan Alat Indera
Ctenophora tidak memiliki otak atau sistem saraf pusat tetapi sebagai
gantinya memiliki sebuah jaringan saraf yang mirip seperti jaring laba – laba yang
membentuk seperti jajaran gigi yang menyerupai sisir faring, tentakel dan sensory
(indera yang kompleks yang berada paling jauh dari mulut).

2.4. Ekologi Ctenophora


Ctenophora ditemukan sebagian besar di lingkungan laut dari kutub air
hingga dengan daerah tropis dekat pesisir pantai dan dilautan tengah dari
permukaan air hingga laut dalam. Dipahami secara baik adalah berasal dari
bermacam - macam golongan jenis pleurobrachia, beroe, dan mnemiopsis, seperti
terbentuknya plankton pantai yang diantaranya sebagian besar terjadi berkelompok
dekat pantai. Tidak ada ctenophore yang ditemukan di air tawar.
Hampir semua Ctenophora adalah predator mereka tidak ada vegetarian dan
hanya satu jenis golongan yang sebagainya adalah parasit. Jika makanannya
berlimpah mereka dapat makan 10 kali dengan berat tubuhnya perhari. Mangsa
beroe sebagian besar pada ctenophore lain, mangsa spesies air permukaan yang
lain pada zooplankton yang ukurannya berkisar sangat kecil sekali, termasuk
moluska dan telur ikan hingga krustasea kecil yang akan menjadi dewasa seperti
copepoda, amphipoda, dan bahkan krill. Anggota dari golongan mangsa haeckelia

9
pada ubur – ubur dan memasukkan mangsanya nematosit (sel penyengat) kedalam
tentakelnya sebagai ganti dari colloblast.

2.5. Peran Ctenophora Dalam Kehidupan


a. Menjaga keseimbanagan ekosistem di laut. Hal ini kareana ctenophore suka
memakan plankton tumbuhan.
b. Sumber makanan bagi hewan laut seperti salmon, penyu, dan ubur – ubur.
c. Ctenophora juga dapat merugikan bagi budidaya tiram mutiara karena hewan
ini memakan larva – larva tiram (Cambell et, al. 2003).
d. Bila terjadi ledakan populasi maka dapat membuat ekosistem tidak seimbang
terjadi tahun 1989 di laut hitam saat Ctenophora memakan larva ikan pelagis.
e. Selain itu tahun 1999 di laut kaspia bahwa 75% dari zooplankton sudah habis
sehingga mempengaruhi seluruh rantai makanan danau.
f. Mnemiopsis sangat baik untuk menyerang teritori baru yang dapat menjadi
perkembangbiakan yang sangat cepat dan membolehkan perluasan
lingkugan dari suhu air dan salinitas.
g. Meningkatnya secara terus menerus dari penangkapan ikan yang berlebihan
dan oleh Eutrophication yang dapat mendorong seluruh ekosistem jangka
pendek yang menyebabkan populasi Mnemiopsis meningkat bahkan lebih
cepat dari yang normal.

10
BAB III
CIRI, MORFOLOGI, ANATOMI DAN
FISIOLOGI MOLLUSCA

3.1. Pengertian Mollusca


Mollusca berasal dari kata Mollis dalam bahasa latin yang berarti lunak.
Tubuh simetri bilateral dan terdiri atas kepala di bagian depan, kaki di bagian ventral
dan massa jerohan di bagian dorsal.  Mollusca adalah satu dari tiga phylum terbesar
dalam kingdom Animalia. Mollusca memiliki sekitar 10.000 spesies yang masih
hidup. Dengan ddemikian, Mollusca hanya kalah jumlah pesies dari Arthropoda.
Mollusca terdiri dari tiga bagian utama yaitu :
1. Kaki
Kaki merupakan perpanjangan/penjuluran dari bagian ventral tubuh yang
berotot. Kaki berfungsi untuk bergerak. Pada sebagian mollusca kaki telah
termodifikasi menjadi tentakel yang berfungsi untuk menangkap mangsa.
2. Massa Viseral
Massa viseral adalah bagian tubuh yang lunak dari mollusca. Di dalam massa
viseral terdapat organ – organ seperti organ pencernaan, ekskresi, dan reprodiksi.
Massa viseral dilindungi oleh mantel.
3. Mantel
Mantel adalah jaringan tebal yang melindungi massa viseral. Mantel terbentuk
suatu rongga yang disebut rongga mantel. Di dalam rongga mantel bersisi cairan.
Cairan tersebut adalah tempat lubang insang, lubang ekskresi dan anus.

Struktur dan fungsi tubuh

1. Sistem Saraf
Sistem syaraf mollusca terdiri dari cincin syaraf. Syaraf ini mengelilingi esofagus
dengan serabut saraf yang menyebar. Sistem pencernaan mollusca sudah

11
terbilang lengkap terdiri dari mulut, osofagus, lambung, usus dan anus. Mollusca
juga memiliki lidah bergerigi yang berfungsi melumatkan makanan. Lidah bergerigi
itu disebut radula. Mollusca yang hidup di air bernafas dengan insang yang berada
pada rongga mantel.
2. Pencernaan Mollusca
Saluran penceranaan lengkapm dimulut terdapat radula, kecuali pada
pelecypoda dan mulut berhubungan dengan esophagus, perut dan usus yang
melinggkar. Anus terletak pada tepi dorsal rongga mantel di bagian posterior. Sisa
pencernaan berbentuk pellet yang padat.
3. Pernapasan Mollusca
Pernapasan mollusca kebanyakan adalah sepasang insang atau lebih yang
dinamakan ctenidia, beberapa jenis mempunyai “ paru – paru” atau kedua –
duanya. Tiap insang terdiri atas sebuah sumbu pipih yang memanjang di bagian
tengah, dan pada sisi – sisinya terdapat filament pipih benbentuk segitiga.
4. Peredaran Darah mollusca
Jantung mollusca terdiri atas dua serambi (auricle) dan sebuah bilik (ventricle),
terdapat dalam rongga pericardium. Bilik memompa darah ke aorta, beberapa
arteri dan menuju sinus dalam organ atau jaringan. Peredaran darah terbuka,
artinya darah tidak melalui pembuluh darah, tetapi melalui sinus darah yaitu rongga
di antara sel – sel dalam organ.
5. Cara Hidup Mollusca
Mollusca hidup secara heterotrof dengan memakan organisme lain. Misalnya
ganggan, ikan, ataupun mollusca lainnya. Mollusca hidup di air maupun di darat.
Mollusca yang hidup di air contohnya sotong dan gurita. Sedangkan yang hidup di
darat contohnya siput.
6. Reproduksi Mollusca
Mollusca bereproduksi secara seksual. pada umumnya organ reproduksi jantan
dan betina pada umumnya terpisah pada individu lain (gonokoris). Namun, meski
begitu jenis siput tertentu ada yang bersifat Hermafrodit. Fertilisasi dilakukan
secara internal ataupun eksternal sehingga menghasilkan telur. Telur tersebut
berkembang menjadi larva dan pada akhirnya akan menjadi mollusca dewasa.

12
3.2. Karakteristik Mollusca
Moluska adalah anggota dari filum sangat besar dan beragam aminals
invertebrata yang dikenal sebagai mollusca. filum menyediakan beberapa hewan
paling akrab, termasuk univalves (kelas Gastropoda), bivalvia (kelas Bivalvia) dan
cephalopoda (kelas cephalopoda). Filum mollusca juga termasuk kurang dikenal
froms menyedot sebagai Chitons (kelas Polyplacophora) dan gading menjual (kelas
Scaphopoda), antara lain.
The mollusca dari sektor Antartika dan sub-Antartika Samudra selatan
dijelaskan cukup baik, sedikit pun beberapa 1.200 moluska diidentifikasi dari daerah,
yang didominasi oleh gastropoda diikuti oleh bivalvia (Lince et al. 2006). Sampai
saat ini kita tahu kira-kira tujuh puluh enam morfospesies molluscan dari lima kelas
dari wilayah HIMMI. banyak di antaranya terlalu kecil untuk ditangkap sebagai
bycatch dan hanya taksa yang lebih besar seperti cumi, siput besar atau kerang
akan akrab bagi pengamat. Namun penting untuk membuat pengamat menyadari
Divercity moluska mereka cenderung encounther.
Mollusca adalah hewan lunak dan tidak memiliki ruas. Tubuh hewan ini
tripoblastik { mempunyai 3 lapisan lembaga, yaitu ektoderm (lapisan luar),
mesoderm (lapisan tengah) dan endoderm (lapisan dalam) }, bilateral simetri,
umumnya memiliki mantelyang dapat menghasilkan bahan cangkok berupa kalsium
karbonat. Cangkok tersebut berfungsi sebagai rumah (rangka luar) yang terbuat dari
zat kapur misalnya kerang tiram, siput sawah dan bekicot.(Drs. Adun Rusyana,
M.Pd. : 86)
Cangkok kerang ini terdiri dari dua belahan, sedangkan cangkok siput berbentuk
seperti kerucut yang melingkar. Perbedaan lainnya, kaki siput tipis dan rata.
Fungsinya adalah untuk berjalan dengan cara kontraksiotot. (Drs. Adun Rusyana,
M.Pd. : 87).
Mollusca mempunyai alat pencernaan yang sempurna mulai dari mulut yang
mempunyai radula (lidah perut) sampai dengan anus terbuka didaerah rongga
mantel. Pernapasan dilakukan dengan menggunakan insang atau “paru-paru”,

13
mantel atau oleh bagian epidermis. Alat eksresi berupa ginjal. Sistem syaraf terdiri
atas tiga pasang ganglion yaitu ganglion cerebral, ganglion visceral dan ganglion
pedal yang ketiganyadi hubungkan oleh tali-tali saraf longitudinal. (Drs. Adun
Rusyana, M.Pd. : 87).

3.3. Ciri – Ciri Mollusca


1. Merupakan hewan multiselular yang tidak mempunyai tulang belakang.
2. Habitatnya di ait maupun darat
3. Merupakan hewan triploblastik selomata.
4. Struktur tubuhnya simetri bilateral.
5. Tubuh terdiri dari kaki, massa viseral, dan mantel.
6. Memiliki sistem syaraf berupa cincin syaraf
7. Organ ekskresi berupa nefridia
8. Memiliki radula (lidah bergigi)
9. Hidup secara heterotrof
10. Reproduksi secara seksual

3.4. Klasifikasi Mollusca


3.4.1. Amphineura
Amphineura merupakan jenis Mollusca yang masih primitif. Amphineura
adalah kelompok dengan cangkang berjumlah 8 yang tersusun dari atap rumah
pada tubuhnya. Cangkang tersebut berbuat dari zat kapur. Hewan ini mempunyai
tubuh simetri bilateral dengan tubuh seperti telur dan pipih. Hewan ini terdapat di
laut dan biasanya menempel di bebatuan dan bernapas menggunakan insang.

Sistem pencernaan berawal dari mulut dan berakhir dengan anus. Ia memiliki
kaki berbentuk kaki berbentuk pipih, dan memiliki struktur lidah parut (Ranula) yang
dilengkapi dengan struktur mulut di bagian kepala. Tidak memiliki tentakel dan tidak
mempunyai mata. Anggotanya sekitar 700 spesies dan setiap larva hasil
pembuahan secara seksual disebut trafoko. Amphineura memiliki tubuh simenteri
bilateral. Hidup di sekitar pantai. Contoh : Chiton.

14
3.4.2. Scaphopoda
Scaphopoda merupakan kelompok hewan yang mempunyai cangkang
dengan bentuk tajam yang mirip taring atau terompet. Habitat hewan ini terdapat di
daerah berlumpur atau berpasir, dan hidup dengan menanamkan diri di daerah
tersebut. Di bagian ujung cangkangnya terdapat lubang yang berfungsi untuk
beradaptasi diri pada habitatnya. Scaphopoda mempunyai kaki kecil yang digunakan
untuk bergerak, di bagian kepala terdapat beberapa tentakel dan tidak mempunyai
insang.

Scaphopoda hidup di laut atu di pantai, memiliki cangkang yang tajam,


berbentuk seperti terompet, memiliki kaki kecil. Contoh: Dentalium vulgare.

3.4.3. Gastropoda
Gastropoda adalah hewan yang menggunakan perutnya sebagai kaki. Istilah
Gastropoda berasal dan terdiri dari 2 kata yaitu gaster yang berarti perut dan Podos
yang berarti kaki.
Gastropoda menghasilkan lendir pada bagian perut yang berfungsi untuk
melindungi dan mempermudah dalam bergerak. Gastropoda mempunyai cangkang
dengan bentuk tubuh yang simetri bilateral. Di bagian kepala terdapat 2 buah
tentakel yang berfungsi sebagai alat indra penglihatan dan penciuman. Gastropoda
merupakan hewan hermafrodit (2 jenis alat kelamin dalam 1 tubuh), alat kelaminnya
disebut Ovotestis yang menghasilkan sperma dan ovum.

Sistem pernapasan Gastropoda adalah paru-paru atau insang yang terletak di


dalam rongga mantel. Hewan ini memiliki mulut yang bergerigi dapat dikatakan
penuh gigi hal ini disebut dengan radula. Gastropoda memakan tumbuhan,
tetapi ada juga yang memangsa hewan lainnya.

Sistem pencernaan Gastropoda lengkap dan sistem ekskresi hewan ini


melalui nefridia yang bekerja seperti ginjal. Contoh hewan gastropoda adalah siput.
Hidupnya di darat, air tawar, maupun di laut. Umumnya Gastropoda memiliki
cangkang. Contoh: Siput.

15
3.4.4. Cephalopoda
Cephalopoda menggunakan kepalanya sebagai alat gerak. Mempunyai
endoskeleton, eksoskeleton, atau tampa keduanya. Cephalopoda adalah kelompok
dengan dua kaki di bagian kepalanya dan hewan yang tidak memiliki cangkang.
Tubuhnya terdiri dari kepala, leher, dan badan. Bagian kepala relatif besar dan 2
buah mata dan terdapat 10 bagian memanjang pada bagian kepala 8 diantaranya
berfungsi sebagai lengan berukuran panjang yang disebut dengan tentakel. Hewan
ini mempunyai rongga mantel yang ditutupi oleh mantel khas yang ada padanya.
Habitatnya dilaut dan bernapas dengan insang, memiliki sistem pencernaan yang
lengkap dengan sistem peredaran darah tertutup, dan fertilisasi terjadi di air laut.
Cephalopoda dapat berubah warna dengan cepat karena mempunyai otot khusus
dan zat kromatofora yang melakukan kombinasi perubahan warna tubuhnya. Pada
umumnya melarikan diri dari mangsanya dengan menghasilkan cairan seperti tinta.
Anggotanya dikenal adalah gurita dan cumi – cumi. Tubuhnya simetril bilateral.
Tubuhnya terdiri dari kelapa, leher, dan badan. Contoh cumi – cumi.

3.4.5. Pelecypoda (Bilvalvia)


Pelecypoda diidentefikasikan sebagai kerang (Anadara sp.), tiram mutiara
(Pinctada margaritifera dan Pinctada mertinsis), kerang raksasa (Tridacna sp.), dan
kerang hijau (Mytilus viridis). Pelecypoda memiliki ciri khas, yaitu kaki berbentuk
pipih seperti kapak. Kaki Pelecypoda dapat dijulurkan dan digunakan untuk melekat
atau menggali pasir dan lumpur. Pelecypoda ada yang hidup menetap dan
membenamkan diri di dasar perairan. Pelecypoda mampu melekat pada bebatuan,
cangkang hewan lain, atau perahu karena mensekresikan zat perekat.
Makanannya berupa hewan kecil seperti protozoa, diatom, dan sejenis
lainnya. Insang Pelecypoda berbentuk lembaran sehingga hewan ini disebut juga
Lamellibranchiata. Lembaran insang dalam rongga mantel menyaring makanan dari
air yang masuk kedalam rongga mantel melalui sifon.

16
Sistem saraf Pelecypoda terdiri dari tiga pasang ganglion yang saling
berhubungan. Tiga ganglion adalah ganglion anterior, ganglion pedal, dan ganglion
posterior. Reproduksi Pelecypoda terjadi secara seksual. Organ seksual terpisah
pada masing-masing individu. Fertilisasi terjadi secara internal maupun
eksternal.Pembuahanmenghasilkan zigot yang kemudian akan menjadi larva.
Pelecypoda memiliki bentuk kaki seperti kapak yang terletak di anterior. Bilvalvia
adalah hewan bercangkang yang terdiri atas dua bagian. Memiliki sistem saraf dan
otak yang berkembang baik. Hidup di air tawar dan laut.

3.5. Peran Mollusca


Mollusca yang menguntungkan :
1. Sumber makanan yang mengandung protein tinggi,misalnya: tiram batu
(Aemaea sp), kerang (Anadara sp),kerang hijau (Mytilus viridis), sotong (Sepia
sp,),cumi-cumi (logio sp),Temis (corbiculajjavanica),dan bekicot
(Achatinafulica).
2. Perhiasan,misalnya tiram mutiara (pinchada margaritifera).
3. Hiasan dan Kancing,misalnya: dari cangkang tiram batu,Nautilus dan Tiram
mutiara.
4. Bahan baku teraso,misalnya cangkang tridacna sp.
5. Cumi-cumi, siput, tiram, kerang dan sotong merupakan sumber protein hewani
yang cukup tinggi selain enak rasanya.
6. Cangkang dari berbagai mollusca dijadikan bahan industry dan hiasan karen
banyak yang berwarna sangat indah.
7. Mutiara yaitu permata yang dihasilkan sejenis kerang dan merupakan komoditas
ekspor non migas yang cukup penting terutama bagi Negara kita.
Mollusca yang merugikan
1. Teredo navalis, merusak kerang-kerang piaran dan bangunan kapal.
2. Lymneajavanicasebagai inang perantara berbagai cacing fasciola hepatica.
3. Keong mas adalah musuh para petani yang sering merusak tanaman padi.
Begitu pula bekicot Achatinafulicomerupakan hama tanaman yang sulit
diberantas.

17
BAB IV
CIRI, MORFOLOGI, ANATOMI DAN
FISIOLOGI CRUSTACEA

4.1. Filum Arthropoda


Arthropoda (dalam bahasa latin, Arthra = ruas , buku, segmen ; podos = kaki),
merupakan hewan yang memiliki ciri kaki beruas, berbuku, atau bersegmen.
Segmen tersebut juga terdapat pada tubuhnya. Tubuh Arthropoda merupakan
simetri bilateral dan tergolong tripoblastik selomata. Semua jenis hewan yang
termasuk filum arthropoda memiliki tubuh dan kaki yang berruas-ruas. Tubuhnya
tertutup dengan kitin sebagai rangka luarnya.
Filum Arthropoda adalah filum yang paling besar dalam dunia hewan dan
mencakup serangga, laba-laba, udang, lipan dan hewan mirip
lainnya. Arthropoda adalah nama lain hewan berbuku-buku. Empat dari lima bagian
dari spesies hewan adalah Arthropoda, dengan jumlah di atas satu juta spesies
modern yang ditemukan dan rekor fosil yang mencapai awal
Cambrian. Arthropoda biasa ditemukan di laut, air tawar, darat, dan lingkungan
udara, serta termasuk berbagai bentuk simbiotis dan parasit. Hampir 90% dari
seluruh jenis hewan yang diketahui orang adalah Arthropoda. Arthropoda dianggap
berkerabat dekat dengan Annelida, contohnya adalah Peripetus di Afrika Selatan.

4.2. Sistem Tubuh Filum Arthropoda


1. Pencernaan  : saluran  pencernaan dari mulut sampai anus.
2. Pernapasan : Insang pada hewan air dan trakea pada hewan darat. Tetapi
sebagian besar bernapas dengantrakea. Udara masuk ke dalam system

18
pernapasan melalui celah kecil yang disebut spirakel. Udang bernapas dengan
insang, sedangkan laba-laba bernapas dengan paru-paru buku.
3. Transport  : Peredaran darah terbuka. Jantung terletak di bagian tubuh atas yang
memompa darah ke bagian dalam tubuh. Darah lalu kembali ke jantung secara
difusi.
4. Sistem saraf : Jaringan saraf tetapi bukan otak dan kepala.
5. Pengeluaran : Sampah dikeluarkan melalui nefridia.

4.3. Beberapa Ciri – Ciri Umum Arthropoda


1. Semua Arthropoda memiliki perpanjangan tubuh (apendiks) bersendi, termasuk
kaki dan antenanya. Dengan adanya sendi dan perpanjangan tubuh,
maka arthropoda dapat bergerak lebih bebas dan lentur.
2. Tubuhnya simetri bilateral dan bersegmen-segmen. Pada beberapa spesies,
segmen tubuh ada yang menyatu membentuk kepala, dada, dan perut.
3. Semua Arthropoda memiliki kepala yang terpisah dengan dada. Namun, udang
dan laba-laba memiliki kepala dan dada yang menyatu membentuk sepalotoraks.
4. Memiliki rangka luar (eksoskeleton) yang terbuat dari kitin.
5. Memiliki mata majemuk. Mata majemuk (faset) terdiri dari ribuan satuan
penyusun mata yang disebutomatidium. Beberapa jenis Arthropoda memiliki
mata berlensa tunggal yang disebut oselus yang hanya dapat membedakan
keadaan gelap dan terang.
6. Alat pengeluaran arthropoda darat berupa buluh malpigi.

4.4. Crustacea
Setiap anggota Crustacea subphylum (Arthropoda phylum), kelompok hewan
invertebrata yang terdiri dari beberapa spesies 45.000 didistribusikan di seluruh
dunia, pada umumnya hidup di air (akuatik), ada yang hidup di laut, air tawar, dan di
tempat yang lembab. Crustacea yang hidup di laut sebagian besar merupakan
zooplankton. Ukuran tubuh bervariasi, ada yang kecil (plankton) sampai dengan
ukuran yang besar, seperti kepiting dan udang.
Anggota Crustacea antara lain meliputi udang, teritip, dan lobster. Beberapa
larva dari beberapa spesies anggota kelas ini tingga di dalam liang, sedangkan yang

19
lain bersifat pelagic, bahkan ada yang menghuni laut dalam. Sebagian besar hidup
bebas dan ada yang hidup dalam kelompok-kelompok besar.
1. Morfologi dan Anatomi
Permukaan tubuh crustacea dilindungi kutikula yang tersusun dari zat kitin
yang ditambah dengan garam-garam mineral dan bersifat sangat keras. Tubuhnya
dibedakan menjadi cefalotorak dan abdomen yang terdiri dari segmen-segmen
(kepala 5, torak 8, dan abdomen 6) masing-masing dengan satu pasang anggota
tubuh yang terdiri atas ruas-ruas. Setiap segmen tubuh dibedakan atas tergum
(bagian dorsal), sternum (bagian ventral), pleura (lateral tubuh) (Kastawi, 2009).
Cefalotorak terdiri atas 13 segmen yang terlindung oleh karapak. Ujung anterior
karapak merupakan rostrum. Antena dan antenula merupakan struktur indera. Kaki
jalan berfungsi untuk bergerak, memegang makanan, dan membersihkan tubuhnya.
Kaki renang sebagai alat renang, respirasi, dan pembawa telur pada hewan betina
(Kastawi, 2009).
2. Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan terdiri atas mulut, esophagus, lambung, usus, dan anus.
Lambung dibedakan atas dua bagian yaitu bagian yang besar (anterior) disebut
kamar kardiaka dan yang kecil adalah pylorus. Usus merupakan tabung kecil yang
mengarah ke arah posterior tubuh dan bermuara pada anus yang terletak pada
permukaan ventral telson. Di dalam usus terjadi penyerapan zat-zat makanan oleh
dinding usus (Kastawi, 2009). Makanan udang pada prinsipnya adalah hewan-
hewan yang masih hidup antara lain, siput, berudu, larva insekta, dan ikan-ikan kecil.
Namun udang juga memakan material organik yang membusuk
3. Sistem Sirkulasi
Alat peredaran terdiri atas darah dan pembuluh darah. Darah terdiri atas
cairan darah yang hampir tidak berwarna dan corpuscula darah atau amoebocyt
yang berupa sel-sel ameboid. Fungsi darah yaitu mengangkut material makanan dari
satu bagian tubuh ke bagian yang lain, mengangkut oksigen dari insang menuju
jaringan-jaringan tubuh, mengangkut CO2 menuju ke insangdan mengangkut urea
menuju alat ekskresi (Kastawi, 2009).
4. Sistem Respirasi

20
Diantara bagian lateral karapak dan dinding badan terdapat rongga-rongga 
atau kamar-kamar yang berisi insang dan bagian ventral kamar tersebut terbuka.
Insang merupakan penjuluran dinding badan yang berbentuk bulu dan mengandung
pembuluh darah. Skafognatit (bagian berbentuk sadel)  dari maxilla II bergerak ke
depan dan ke belakang menarik air yang kaya oksigen menuju ke filamen insang
(Kastawi, 2009).
5. Sistem Ekskresi
Alat ekskresi berupa sepasang bangunan yang lebar, disebut “kelenjar hijau”
terletak di bagian bawah kepala, anterior esophagus. Setiap kelenjar terdiri atas
bagian glanduler berwarna hijau, vesica urinaria, terbentuk dari dilatasi dinding yang
tipis dan saluran yang bermuara keluar melalui suatu pori terletak di bagian ventral
pada segmen basal antena. Fungsi kelenjar hijau adalah membuang sisa
metabolisme tubuh (Kastawi, 2009).
6. Sistem Saraf
Sistem saraf udang mirip cacing tanah, tetapi relative lebih besar. Sistem
saraf terdiri atas ganglion supraesofageal (otak) yang bercabang ke saraf-saraf
mata, antenula, dan antenna. Sepasang saraf penghubung yang berhubungan
dengan ganglion subesophageal yang terletak di belakang mulut bagian ventral
(Kastawi, 2009).
7. Sistem Reproduksi
Udang bersifat diesius, yang betina memiliki abdomen yang lebih besar di
bandingkan yang jantan. Alat reproduksi udang  jantan terdiri atas sepasang testis,
sepasang vas deferens, dan sepasang vesikula seminalis. Alat reproduksi udang
betina terdiri atas sepasang ovari dan sepasang oviduk (Kastawi, 2009).
Pembuahan terjadi di luar tubuh. Ketika musim reproduksi udang jantan dan
udang betina mengadakan kopulasi. Pada saat kopulasi spermatozoa akan di
tampung dalam penampung sperma, kemudian kedua hewan berpisah. Beberapa
hari kemudian, udang betina membersihkan daerah abdomennya dengan
menggunakan kaki renagnya. Kemudian udang betina membalikkan tubuhnya,
melipat tubuh dan keluarlah sekresi berupa lendir yang menyelaputi kaki renang.
Ovum akan keluar dari oviduk sekitar 200-400 buah dan akan dibuahi oleh

21
spermatozoa yang keluar dari kantong penampung spermatozoa. Telur tetap
melekat pada kaki renang sampai menetas (Kastawi, 2009).

8. Sistem Endokrin
Hormon berperan utama dalam mengkoordinasikan fisiologi crustacea.
Organ endokrin yang terpenting adalah kompleks X organ sinus gland (XOSG)
complex yang terletak dekat saraf optic. Organ endokrin yang terpenting lainnya
adalah Y organ, terletak pada bagian dasar setiap maksila. Hormon-hormon yang
dihasilkan oleh sistem XOSG adalah molt-inhibiting hormone (MIH). MIH tersebut
akan merintangi terjadinya molting dengan menghambat sekresi ekdison dari organ
Y (Kastawi, 2009).
9. Regenerasi dan Autotomi
Udang memiliki daya regenerasi pada bagian-bagian tubuh yang rusak atau
hilang. Struktur baru tidak selalu sama dengan yang digantikan. Contohnya
pada Orconectes pellucidus testii memiliki mata yang tidak berfungsi. Namun setelah
terjadi regenerasi terbentuk bangunan seperti antena yang berfungsi sebagai alat
peraba. Regenerasi semacam ini disebut heteromorfis karena struktur baru tidak
serupa dengan struktur yang digantikan.  Udang juga memiliki kemampuan autotomi
yaitu pemutusan kaki pada titik tertentu (Kastawi, 2009).

4.5. Klasifikasi Crustacea


Berdasarkan ukuran tubuhnya Crustacea dikelompokkan sebagai berikut:
1. Entomostraca (udang tingkat rendah)
Kelompok Entomostraca umumnya merupakan penyusun zooplankton,
adalah melayang-layang di dalam air dan merupakan makanan ikan. Adapun
pembagian ordo yang termasuk Entomostraca antara lain:
a. Branchiopoda
Contoh: Daphnia pulex dan Asellus aquaticus. Hewan ini sering disebut kutu
air dan merupakan salah satu penyusun zooplankton. Pembiakan
berlangsung secara parthenogenesis.

22
b.   Ostracoda
Contoh: Cypris candida, Codona suburdana. Hidup di air tawar dan laut
sebagai plankton, tubuh kecil dan dapat bergerak dengan antena.
c.   Copepoda
Contoh: Argulus indicus, Cyclops. Hidup di air laut dan air tawar, dan
merupakan plankton dan parasit, segmentasi tubuhnya jelas.
d.   Cirripedia
Contoh: Lepas atau Bernakel, Sacculina. Tubuh dengan kepala dan dada
ditutupi karapaks berbentuk cakram dan hidup di laut melekat pada batu atau
benda lain. Cirripedia ada yang bersifat parasit. Cara hidup Cirripedia
beraneka ragam. Salah satu diantaranya adalah Bernakel yang terdapat
pada dasar kapal, perahu dan tiang-tiang yang terpancang di laut atau
mengapung di laut.
2. Malakostraca (udang tingkat tinggi)
Hewan ini kebanyakan hidup di laut, adapula yang hidup di air tawar.
Tubuhnya terdiri atas sefalotoraks yaitu kepala dan dada yang bersatu serta perut
(abdomen). Malakostraca dibagi menjadi 3 ordo, yaitu Isopoda, Stomatopoda dan
Decapoda.
a.   sopoda
Tubuh pipih, dorsiventral, berkaki sama.
Contoh: Onicus asellus (kutu perahu) dan Limnoria lignorum. Keduanya
adalah pengerek kayu.
b.   Stomatopoda
Contoh: Squilla empusa (udang belalang). Hidup di laut, bentuk tubuh mirip
belalang sembah dan mempunyai warna yang mencolok. Belakang kepala
mempunyai karapaks. Kepala dilengkapi dengan dua segmen anterior yang
dapat bergerak, mata dan antena.
c.  Decapoda (si kaki sepuluh)
Yang termasuk ordo ini adalah udang dan ketam. Hewan ini mempunyai
sepuluh kaki dan merupakan kelompok udang yang sangat penting
peranannya bagi kehidupan manusia. Decapoda banyak digunakan sebagai

23
sumber makanan yang kaya dengan protein. Contohnya adalah udang,
kepiting, ketam dan rajungan.

4.6. Peranan Crustacea


Jenis Crustasea yang menguntungkan manusia dalam beberapa hal, antara
lain :
1. Sebagai bahan makanan yang berprotein tinggi, misalnya udang, lobster, dan
kepiting.
2. Dalam bidang ekologi, hewan yang tergolong zooplankton menjadi sumber
makan ikan, misal anggota Branchiopoda, Ostracoda dan Copepoda.
3. Udang rebon merupakan bahan baku pembuatan terasi.
4. Telur artemia banyak diperdagangkan karena naupliusnya merupakan
makanan awal bagi anak ikan atau udang.

Sedangkan beberapa Crustacea yang merugikan antara lain :


1. Merusak galagan kapal (perahu) oelh angota Isopoda.
2. Parasit pada ikan, kura – kura, misal oleh Cirripedia dan Copepoda.
3. Merusak pematangan sawah atau saluran irigasi misalnya ketam.
4. Copepoda merupakan inang perentara penyakit cacing pita ikan Dibotrio
Cephalus Latus.
5. Tritip, yang merupakan Penggangu bagi manusia karena mengotori lunas
kapal, pelampung dan tiang – tiang dilaut, populasi tritip yang padat dapat
mengurangi kecepatan kapal.

24
BAB V
CIRI, MORFOLOGI, ANATOMI DAN
FISIOLOGI ECHINODERMATA

5.1. Definisi Echinodermata


Echinodermata berasal dari bahasa Yunani Echinos artinya duri, derma
artinya kulit. Secara umum Echinodermata berarti hewan yang berkulit duri. Hewan
ini memiliki kemampuan autotomi serta regenerasi bagian tubuh yang hilang, putus
atau rusak. Semua hewan yang termasuk dalam kelas ini bentuk tubuhnya radial
simetris dan kebanyakan mempunyai endoskeleton dari zat kapur dengan me-miliki
tonjolan berupa duri. Kelompok utama Echinodermata terdiri dari lima kelas, yaitu
kelas Asteroidea (bintang laut) contoh: Archas-ter typicus, kelas Ophiuroidea
(Bintang Ular) contoh: Amphiodiaurtica, kelas Echinoidea (Landak Laut) contoh:
Diademasetosium, kelas Crinoidea (lilia laut) contoh: Antedon-rosacea, dan kelas
Holothuroidea (Tripang Laut) contoh: Holothuriascabra.

5.2. Ciri – Ciri Echinodermata


Filum Echinodermata secara umum hidup di laut dengan ciri utama memiliki
kulit yang berduri. Tubuh bersimetri radial, hampir selalu pentamerous atau terbagi
menjadi lima bagian. Tubuhnya triploblastik selomata dengan permukaan oral dan
aboral yang jelas tanpa kepala dan tidak bersegmen. Ukuran tubuh filum
Echinodermata sedang namun ada yang besar.
Bentuk tubuhnya ada yang bundar sampai silindris atau bentuk bintang
dengan tangan sederhana yang bercabang-cabang. Permukaan tubuh agak halus
tertutup lima ruangan secara simetri memancar berupa alur berlekuk yang disebut
ambulakral. Dinding tubuh terdiri atas epidermis disebelah luar, dermis di tengah,
dan peritoneum di sebelah dalam.

25
Memiliki Endoskeleton yang tersusun dari lempengan-lempengan yang
membentuk cangkang, biasanya disebut theca atau test yang tersusun atas
ossikula-ossikula kecil yang terpisah. Coelom dibatasi oleh peritonium yang
ditempati oleh sistem pencernaan makanan dan reproduksi. Mempunyai pembuluh
air atau sistem ambulakral yang terbuat dari tabung-tabung berisi cairan.
Echinodermata bergerak lambat dengan telapak tabung atau kaki pembuluh.
Gerakanya diatur oleh sistem tekanan hidrostastis yang disebut sistem vaskular air
yang berkembang dari coelom. Saluran makanan berupa tabung melingkar yang
membentang dari mulut di permukaan oral sampai anus pada permukaan aboral
atau oral (tergantung spesiesnya). Sistem sirkulasi atau sistem haemal (sistem
darah) bersifat spesifik yang terdiri dari sebuah bejana sirkular dan lima satuan
radier. Namun cairan dalam bejana dan saluran tersebut tidak mengalir.
Pada Echinodermata tidak terdapat sistem respirasi dan sistem eskresi
khusus. Respirasi terjadi melalui stuktur bervariasi, misalnya papula pada bintag
laut, insang peristomial pada landak laut, bursa genital pada bintang ular laut,
dan pohon respirasi kloakal pada mentimun laut. Fungsi ekskresi dilakukan oleh
proyeksi atau penonjolan kulit yang disebut brank yang terdapat diantara papan
kapur pada kulit. Memiliki sistem syaraf primitif yang terdiri dari cincin oral (jaringan
seperti jala yang terkonsentrasi dalam tali syaraf ganglion) dan tali syaraf radier.
Echinodermata memiliki kelamin terpisah atau dioecious dengan beberapa
perkecualian. Reproduksi biasanya seksual namun beberapa berkembangbiak
secara aseksual atau regenerasi. Fetilisasi terjadi secara external di dalam air
namun beberapa ada yang vivipar. Larva yang terbentuk bersimetri bilateral dan
dapat berenang secara bebas disebut bipinnaria.

5.3. Bagian Tubuh dan Fungsi


Kaki tabung : Untuk bergerak dan menangkap mangsa
Gonads : Kelenjar kelamin yang berfungsi sebagai penghasil hormon kelamin
Anus : Untuk mengeluarkan sisa hasil pencernaan. Anus ini letaknya ada di
permukaan atas tubuh dan pada sebagian Echinodermata tidak
berfungsi

26
Digestive Glands : Kelenjar yang digunakan untuk mengatur pencernaan
Echinodrmata
Stomatch : Sebagai alat pencernaan
Mulut : Tempat menyerap makan

Permukaan Echinodermata umumnya berduri, baik itu pendek tumpul atau


runcing panjang.Duri berpangkal pada suatu lempeng kalsium karbonat yang disebut
testa.Sistem saluran air dalam rongga tubuhnya disebut ambulakral.Ambulakral
berfungsi untuk mengatur pergerakan bagian yang menjulur keluar tubuh, yaitu kaki
ambulakral atau kaki tabung ambulakral.Kaki ambulakral memiliki alat isap.
Sistem pencernaan terdiri dari mulut, esofagus, lambung, usus, dan
anus.Sistem ekskresi tidak ada.Pertukaran gas terjadi melalui insang kecil yang
merupakan pemanjangan kulit.Sistem sirkulasi belum berkembang baik.
Echinodermata melakukan respirasi dan makan pada selom.
Sistem saraf Echinodermata terdiri dari cincin pusat saraf dan cabang
saraf.Echinodermata tidak memiliki otak.Untuk reproduksi Echinodermata ada yang
bersifat hermafrodit dan dioseus.Reproduksi seksual pada anggota filum ini
umumnya melibatkan hewan jantan dan betina yang terpisah (dioecious) dan
pembebasan gamet dilakukan di air. Hewan dewasa yang radial berkembang dari
larva bilateral melalui proses metamorfosis.

5.4. Klasifikasi Echinodermata


Echinodermata dibagi menjadi empat kelas yaitu :
5.4.1. Kelas Ophiuroidea
Ophuiroidea ( Bintang mengular ), memiliki cakram tengah yang jelas terlihat,
dan tangannya panjang dan sangat mudah bergerak. Kaki tabungnya tidak memiliki
penyedot, dan mereka bergerak dengan mencambukkan lengannya (Campbell,
2003).
Bintang ular adalah hewan dari filum Echinodermata yang memiliki hubungan
dekat dengan bintang laut. Mereka berjalan di dasar laut dengan menggunakan
lengan fleksibel mereka untuk bergerak. Bintang ular umumnya memiliki lima lengan
berbentuk seperti cambuk yang panjangnya bisa mencapai 60 cm (2 kaki) pada

27
spesimen terbesar. Ada sekitar 1.500 spesies bintang ular yang hidup sekarang, dan
mereka kebanyakan ditemukan pada kedalaman lebih dari 500 meter. Ophiuroidea
tidak memiliki celah ambulakral. Contoh dari Ophiuroidea adalah Ophiutrix sp,
Ophiura sp, dan Ophiuderma sp.

5.4.2. Kelas Ehinoidea


Echinoidea memiliki tubuh yang bulat atau pipih bundar, tidak bertangan, dan
mempunyai duri-duri panjang yang dapat digerakkan. Echinoidea memiliki lima baris
kaki tabung yang berfungsi dalampergerakan lambat.Semua organ dalam terletak di
dalam tempurung yang terdiri atas 10 pelat ganda. Pada permukaan tempurung
terdapat tonjolan pendek yang membulat tempat menempelnya duri. Echinoidea
tidak memiliki celah ambulakral dan tangan. Echinoidea memilki alat pencernaan
khas, yaitu tembolok kompleks yang disebut lentera aristoteles.Fungsidari tembolok
tersebut adalah untuk menggiling makanannya yang berupaganggang atau sisa-sisa
organismeContoh dari echinoidea, antara lain Arbacia punktulata, Diadema sp,
Echinarachnius sp, Strongylocentrolus sp, Colobocentrotus sp, dan Heterocentrotus
sp.

5.4.3. Kelas Holothuroidea


Holothuroidea memiliki tubuh yang lunak dan panjang, simetris bilateral
secarasekunder karena sumbu oral-aboral memanjang dan terletak sejajar dengan
substrat. Mulut dikelilingi 10-30 buah tentrakel retraktil, semacam kaki tabung. Letak
mulut di anterior dan anus terletak di posterior. Pada bagian ventral terdapat 3
daerah kaki tabung yang mengandung alat penempel, berfungsi sebagai alat gerak.
Holothuroidea memiliki kulit duri yang halus dan tubuhnya menyerupai mentimun.
Gerakan holothuroidea fleksibel, lembut dan tidak mempunyai lengan.
Echinodermata kelas ini memiliki tentakel. Contoh dari holothuroidea, antara lain
Thyone briares dan Holothuria sp

5.4.4. Kelas Asteroidea


Pada asteroida, bentuk hewan menyerupai bintang, sehingga sering diebut
sebagai bintang laut. Tubuh terbagi menjadi lima tangan (pentamer). Asteroidea

28
memiliki celah ambulakral dan pada bagian ujung tangannya terdapat bintik mata
dan tentakel. Pada hewan ini, kaki ambulakral selain digunakan untuk bergerak, juga
berfungsi sebagai alat pengisap sehingga dapat melekat. Sistem ambulakral
asteroidea terdiri dari medreporit, yaitu lempengan berpori pada permukaan cakram
pusat dibagian dorsal tubuh. Saluran cincin terdapat dirongga tubuh cakram pusat.
Saluran radial merupakan cabang saluran cincin ke setiap lengan. Kaki ambulakral
merupakan juluran saluran radial yang keluar. Anggota Asteroidea memiliki
kemampuan regenerasi yang sangat besar.Setiap bagian lengannya dapat
beregenerasi dan bagian cakram pusat yang rusak dapat diganti. Tangan bagian
bawah disebut oral sedangkan bagian atas disebut obural. Dari mulut sampai ujung
tangan terdapat lekukan memanjang. Pada tiap lekukan terdapat duri-duri yang
dapat digerakkan untuk melindungi kaki tabung. Duri tersebut ada yang termodifikasi
menjadi bentuk seperti catut yang disebut Pediselaria. Fungsi pediselaria adalah
untuk menangkap makanan serta melindungi permukaan tubuh dari kotoran. Pada
bagian tubuh dengan mulut disebut bagian oral, sedangkan bagian tubuh dengan
lubang anus disebut aboral. Sistem pencernaan asteroidea adalah dengan
mensekresikan getah pencernaan. Asteroidea mencerna tubuh lunak moluska di
dalam cangkangnya sendiri.Diameter tubuh asteroidea adalah antara 10-20 cm.
Contoh dari asteroida, antara lain Asterias forbest, Penta ceros sp., dan Linkhia sp.

5.5. Peran Echinodermata


Echinodermata memiliki peran penting dalam mejaga kebersihan laut
ataupun pantai, karena Echinodermata pemakan bangkai, sisa-sisa hewan, dan
kotoran hewan laut lainnya. Oleh karena itu hewan ini sering disebut sebagai hewan
pembersih laut ataupun pantai.
Echinodermata juga dapat dijadikan sebagai bahan makanan, mislanya
teripang. Biasanya manusia mengkonsumsi teripang sebagai bahan sup atau
kerupuk. Selain itu, telur bulu babi dapat dikonsumsi.

29
BAB VI
CIRI, MORFOLOGI, ANATOMI DAN
FISIOLOGI NEMATODA

6.1. Pengertian Nematoda


Nematoda atau cacing bulat, berbeda secara keseluruhan dari
platyhelminthes dan nemertines. Nematoda dikenal dengan kulit ari tebal kasar di
sisi luarnya dan didalamnya ada tekanan hidrostatik yang tinggi. Mereka terlihat
sama dan memberikan tekanan. Sulit untuk melihat bagaimana bentuk lain dapat
dijaga, karena ada sekitar satu juta spesies. Filum ini ada dimana – mana :
nematoda hidup bebas di laut, air tawar dan habitat darat juga pada hewan dan
tumbuhan.
Nematoda adalah cacing silinder, melingkar dengan belahan menyilang dan
jarak pandangnya dari 200 µ sampai 40 cm (pada ascaris, parasit dalam usus
manusia) dan 9 meter pada parasit dalam paus. Cacing ini triploblastik, tanapa
segmen dan tertutup, kulit ari yang fleksibel tapi liat, dibawanya hanya ada lapisan
otot melintang. Tidak ada sistem darah atau sirkulasi lainnya.
Rongga tubuhnya tidak mempunyai garis dalam mesoderm dan itu bukan
coelom; itu diperoleh secara langsung dari blastocoel. Terdiri dari banyak tabung
untuk sistem reproduksi dan juga saluran cerna, yang terbuka disetiap ujung cacing.

6.2. Ciri – Ciri Nematoda


Ada beberapa ciri – ciri nematoda sebagai berikut :
1. Memiliki bentuk bulat dan panjang (gilik) atau mirip dengan benang.
2. Hewan tripoblastik dan pseudoselomata (berongga tubuh semu).

30
3. Hidup bebas dengan memakan sampah organik, kotoran hewan, tanaman
yang bususk, ganggang, jamur dan hewan kecil lainnya.
4. Dapat ditemukan di air tawar, air laut dan air payau serta tanah.
5. Cacing betina lebih besar dari pada cacing jantan.
6. Hidup parasit di hewan, manusia dan tumbuhan.
7. Bagian anterior atau daerah mulut tmpak simetru radial.
8. Bentuk tubuh silindris atau bulat panjang (gilik) dan tidak bersegmen.
9. Semakin kearah posterior membentuk ujung yang meruncing.
10. Berukutan bervariasi mulai dari air tawar dan darat berukuran kurang dari 1
mm, sedangkan di laut hidup mencapai 5 cm.
11. Terdapat di organ seperti anus, usus halus, pembuluh daeah, pembuluh
limifa, jantung, paru – paruh dan meta.

6.3. Morfologi Filum Nematoda


Secara morfologi, bentuk tubuh nematoda jantan dan betina longitudinal.
Ukuran tubuh nematoda beragam, mulai dari kecil sampai besar. Di daratan cacing
ini bergerak merayap seperti ular, sedangkan di air dengan cara berenang seperti
belut Kebanyakan spesies yang hidup ditanah berukuran kecil dengan kisaran
panjang 1-2 mm, dengan lebar 1/20 mm kurang. Bentuk tubuh nematoda ada 2 yaitu
fusiform dan filiform. Bentuk tubuh nematoda pada ujung anterior dan posterior yaitu
meruncing.

Pada bagian anterior terdapat suatu cekungan (amphid), Pada bagian


posterior terdapat bentuk yang sama (phasmid). Keduanya berfungsi sebagai
chemoreceptor. Bentuk dasar nematode ada dua macam, yaitu:

1. Fusiform yaitu bagian tengah tubuh mempunyai diameter yang paling besar,
jadi bentuk tubuhnya seperti gelondong.
2. Fuliform yaitu diameter tubuh dari anterior – posterior sama besar, jadi
bentuk tubuhnya seperti benang.

6.4. Anatomi Nematoda

31
Umumnya berukuran mikroskopis, meskipun ada yang panjang nya sampai 1
meter. Individu betina berukuran lebih besar daripada individu jantan. Tubuh
berbentuk bulat panjang atau seperti benang dengan ujung-ujung yang meruncing.
memiliki sistem percenaan yang lengkap terdiri dari mulut, faring, usus, dan anus.
Mulut terdapat pada ujung anterior, sedangkan anus terdapat pada ujung posterior.
Beberapa Nematoda memiliki kait pada mulutnya. Nematoda tidak memiliki
pembuluh darah. Makanan diedarkan ke seluruh tubuh melalui cairan pada
pseudoselom. Nematoda tidak memiliki sistem respirasi, pernapasan dilakukan
secara difusi melalui permukaan tubuh. Organ reproduksi jantan dan betina terpisah
dalam individu berbeda. Sistem ekskresi terdiri dari dua saluran lateral yang
bermuara dilubang bagian ventral.

6.5. Fisiologi Reproduksi dan Regenerasi


6.5.1. Reproduksi
Anggota filum nematoda hanya melakukan reproduksi secara seksual yaitu
dengan peleburan garnet jantan dan garnet betina, ada hewan jantan dan betina.
Belum pernah ditemukan adanya anggota nematoda yang berkembangbiak secara
aseksual.
Sistem reproduksi bersifat gonokoris, yaitu organ kelamin jantan dan betina
terpisah pada individu yang berbeda. Fertilisasi terjadi secara internal. Telur hasil
fertilisasi dapat membentuk kista dan kista dapat bertahan hidup pada lingkungan
yang tidak menguntungkan.

Jenis kelamin kebanyakan nematoda adalah terpisah (uniseksual). Pada


cacing jantan terdiri dari satu atau kadang-kadang dua testis tubuler. Secara
berturutan setelah testis, vas eferens, vesikulum seminalis (sebagai tempat
menyimpan sperma), vas deferens dan terakhir kloaka. Disebelah dorsal kloaka
ditemukan kantung spikulum yang biasanya ditemukan latau 2 atau tidak spikula
(alat untuk kopulasi).

Disekeliling anus ditemukan beberapa papila yang kadang-kadang


bertangkai serta susunan berbeda pada setiap jenis cacing. bentukan yang
disebut Bursa. Tahap- tahap pertumbuhan nematoda yaitu :

32
1. Telur
2. Juvenil tahap pertama : Perkembangannya masih dalam telur dan terjadi
molting yang pertama.
3. Juvenil tahap kedua : Menetas dari telur dan terjadi molting yang kedua.
4. Juvenil tahap ketiga : Molting ketiga.
5. Juvenil tahap keempat : Molting keempat.
6. Dewasa : Mampu menghasilkan sperma dan ovum.

6.5.2. Regenerasi
Pada kebanyakan nematoda terbukti regenerasi dapat dilkukan sangat
terbatas, misalnya hanya beberapa segmen saja dari bagian anterior yang dapat
dibentuk, dan jumlah segmen ini tergantung pada spesies.Pada cacing tanah
Alloobophora foetida jumlah itu empat atau lima saja. Apabila lima segmen itu
kurang dipotong dari dari bagian anterior dari cacing ini, maka regenerasi akan
terjadi secara lengkap.
Tetapi apabila lebih dari lima segmen dipotong, maka hanya empat atau lima
segmen baru yang dibentuk, dan dengan demikian cacing ini akan lebih pendek dari
aslinya. Apabila potongan dilakukan di belakang segmen genital (segmen 10-14),
maka hanya empat atau lima segmen kearah anterior yang dibentuk dan alat genital
yang ikut terpotong tidak pernah diperbaharui. Dengan demikian tipe regenerasi
yang terjadi adalah epimorfis. Epimorfis umum dijumpai pada hewan tingkat tinggi.

33
BAB VII
PENUTUP

7.1. Kesimpulan
1. Protozoa merupakan hewan berukuran mikroskopis yang terdiri dari satu sel.
Istilah Protozoa berasal dari bahasa Yunani, protos yang artinya pertama,
dan zoo berarti hewan.
2. Ctenophora adalah salah satu filum hewan invetebrata. Anggota filum ini
menyerupai hewan ubur-ubur. Walaupun secara klasifikasi berbeda filum,
awalnya Ctenophora dikelompokkan dengan Cnindria dalam
filum Coelenterata.
3. Mollusca berasal dari kata Mollis dalam bahasa latin yang berarti lunak.
Tubuh simetri bilateral dan terdiri atas kepala di bagian depan, kaki di bagian
ventral dan massa jerohan di bagian dorsal.
4. Filum Arthropoda adalah filum yang paling besar dalam dunia hewan dan
mencakup serangga, laba-laba, udang, lipan dan hewan mirip lainnya.
5. Secara umum Echinodermata berarti hewan yang berkulit duri. Hewan ini
memiliki kemampuan autotomi serta regenerasi bagian tubuh yang hilang,
putus atau rusak.
6. Nematoda atau cacing bulat, berbeda secara keseluruhan dari
platyhelminthes dan nemertines. Nematoda dikenal dengan kulit ari tebal
kasar di sisi luarnya dan didalamnya ada tekanan hidrostatik yang tinggi.

34
DAFTAR PUSTAKA

Anderson, D.T., 1998. Ivertebrate Zoology. Oxford University Press


Bernes, R.D., 1987. Invertebrate Zoology. 5th edition. Philadelphia: Saunders
College Publishing.
Dahuri, R. 2006. Kumpulan Koleksi Bivalvia. Pusat Penilitian Kelautan. Jakarta.
Jasin, M., 1984. Sistematik Hewan Invertebrata dan Vertebrata. Sinar Wijaya.
Surabaya.
Kimball, J.W., 1999. Biologi Jilid III Edisi V. Erlangga. Jakarta.
Marshall, A.J., 1972. Textbook of Zoology Invertebrata. The Macmillan Press LTD.
London.
Nontji Anugerah, 2007. Laut Nusantara. Penerbit: Djambatan. Jakarta.
Pelczar, Michael J dan Chan. 1986. Dasar – Dasar Mikrobiologi. Jakarta. Universitas
Indonesia (UI)-Press.
Pratiwi, Sri Maryati, Srikini, Suharno, Bambang S., 2007. Biologi SMA Jilid 1 Untuk
Kelas X Berdasarkan Standar Isi 2006. Jakarta: Penerbit Erlangga JSBN :
979-781-762-1.
Romimohtarto K., 2007. Biologi Laut. Djambatan. Jakarta.
Rusyana, Adun. 2011. Zoologi Invertebrata. Bandung: Alfabeta
Sugiri, N., 1989. Zoologi Avertebrata II. IPB. Bogor.
Sumiati Sa’adah. 2010. Materi Pokok Zoologi Invertebrata. Bandung: Alfabeta.
Winatasasmita, Djamhur. 1994. Biologi. Jakarta: Balai Pustaka.

35

Anda mungkin juga menyukai