Anda di halaman 1dari 7

ARTIKEL 1

Menyerupai Hewan (Protozoa)


Artikel Biologi5.0Protista yang Menyerupai Hewan (Protozoa)

Sebelumnya kita sudah membahas Protista yang Menyerupai Jamur sekarang kita akan membahas Protista yang
Menyerupai Hewan (Protozoa). Protozoa merupakan makhluk hidup yang menyerupai hewan. Protozoa hidup di air
tawar (selokan, parit, sungai, dan waduk), air laut, permukaan tanah yang lembap, rendaman jerami, dan di dalam
tubuh makhluk hidup lain atau di dalam jasad yang mati.
Protozoa merupakan makhluk hidup bersel satu yang bersifat mikroskopis. Segala aktivitas hidup terjadi di dalam sel
itu sendiri. Pada keadaan tertentu, Protozoa dapat membentuk dirinya menjadi kista. Protozoa dapat berkembang
biak dengan cara aseksual dan seksual, secara aseksual dilakukan dengan membelah diri dan secara seksual
dengan konjugasi.
Protozoa dibagi menjadi enam filum, yaitu Rhizopoda atau Sarcodina (berkaki semu), Actinopoda, Foraminifera,
Flagellata atau Mastigophora (bercambuk), Ciliata (berambut getar), dan Sporozoa (penghasil spora). Akan tetapi,
yang dibahas dalam bab ini hanya empat filum, yaitu sebagai berikut.
1. Rhizopoda atau Sarcodina (Berkaki Semu)
Rhizopoda adalah Protozoa yang mempunyai alat gerak berupa kaki semu (pseudopodia). Salah satu contoh
Rhizopoda adalah Amoeba sp. Selain Amoeba, ada beberapa Protozoa yang termasuk dalam Rhizopoda, yaitu
Foraminifera dan Arcella. Keduanya merupakan Rhizopoda yang diselimuti oleh cangkang. Amoeba Bentuk tubuh
Amoeba dapat berubah-ubah. Ia bersel satu dan hidup bebas di tempat-tempat yang becek, berair, dan mengandung
makanan.
Isi sel telah dilindungi oleh membran sel dan membran plasma yang sekaligus berfungsi sebagai pengatur
pertukaran zat, pengeluaran, pertukaran gas, alat gerak, dan penangkap rangsang yang berasal dari luar tubuhnya.
Sel berisi sitoplasma yang terdiri dari sitoplasma bagian luar yang kental (ektoplasma), sitoplasma bagian dalam
yang encer (endoplasma), dan sebuah inti sel.
Dengan kaki semunya, Amoeba dapat menangkap dan mengambil makanan. Mula-mula kaki semu (pseudopoda)
dijulurkan ke arah makanan lalu mengelilingi makanan tersebut. Kemudian, membran plasma bergerak mendekati
dan mengikuti kaki semu mengelilingi makanan. Bersatunya kedua ujung membran plasma membentuk vakuola.
Makanan dicerna di dalam vakuola makanan.
Dari sini, sari makanan diedarkan ke seluruh tubuh. Sisa makanan yang berupa cairan dikeluarkan melalui vakuola
berdenyut. Amoeba dapat berkembang biak dengan pembelahan biner tanpa melalui tahap-tahap mitosis.
Pembelahan dimulai dari membelahnya inti sel menjadi dua, lalu diikuti oleh pembelahan sitoplasma.
Pembelahan inti tersebut menimbulkan lekukan yang sangat dalam yang lama-lama akan putus sehingga terjadilah
dua sel anak Amoeba. Kedua sel anak ini akan mengalami pembelahan biner sehingga menjadi empat sel, delapan
sel, enam belas sel, dan seterusnya. Pada keadaan yang tidak menguntungkan, Amoeba dapat membentuk dirinya
menjadi kista.

Jika keadaan luar telah membaik, kista Amoeba akan pecah dan Amoeba akan keluar untuk memulai kembali
hidupnya. Ada Amoeba yang dapat hidup bebas dan ada pula yang hidup sebagai parasit pada hewan atau manusia.
Amoeba yang hidup sebagai parasit ini biasa disebut dengan Entamoeba. Misalnya, Entamoeba yang menyebabkan
penyakit, seperti Entamoeba histolytica, berparasit dalam usus manusia.
Entamoeba hystolytica masuk ke dalam usus melalui makanan yang tidak higienis, mungkin tidak ditutup, terkena
debu, atau dihinggapi lalat. Penyakit yang disebabkan oleh Entamoeba histolytica adalah diare. Untuk mencegah
diare, hindarilah memakan makanan yang tidak bersih dan tidak ditutup. Kita harus berhati-hati terhadap penyakit ini
karena meskipun sudah sembuh, kista Amoeba mungkin saja tertinggal di dalam tubuh, bahkan dapat mencapai hati.
Selain Entamoeba histolytica, ada Entamoeba ginggivalis yang hidup sebagai parasit di dalam rongga mulut yang
dapat menyebabkan penyakit radang dan gusi berdarah. Entamoeba ginggivalis ini dapat hidup di sela-sela gigi yang
kotor. Agar tidak sampai terserang, gosoklah gigi setelah selesai makan dan sebelum tidur.

2. Kelompok Flagellata atau Mastigophora (Bercambuk)


Flagellata adalah Protozoa yang mempunyai alat gerak berupa bulu cambuk (flagela). Flagellata merupakan nenek
moyang dari hewan dan tumbuhan. Flagellata dapat hidup bebas di dalam air atau sebagai parasit pada makhluk
hidup lain, seperti Trypanosoma dan Trichomonas. Trypanosoma gambiense dan Trypanosoma rhodiense
menyebabkan penyakit tidur yang disebarkan oleh gigitan lalat Tse-tse.
Ketika lalat menggigit, lalat juga mengeluarkan air liur yang mengandung Trypanosoma untuk mencegah pembekuan
darah. T. evansi merupakan penyebab penyakit sura pada hewan. T. cruzi merupakan penyebab penyakit nagana
pada sapi dan kerbau. Pada Trichomonas terdapat tiga flagel atau lebih. Trichomonas vaginalis yang menyerang
vagina dapat menyebabkan keputihan.

3. Kelompok Ciliata (Berambut Getar)


Ciliata adalah Protozoa yang mempunyai alat gerak berupa rambut getar (cilia). Rambut getar ini adalah bulu-bulu
halus yang melekat pada membran sel. Dengan menggunakan rambut getar, makhluk hidup dapat bergerak bebas
ke segala arah di dalam air. Bentuk tubuh Ciliata adalah oval, tidak berubah-ubah. Mereka biasa hidup di rawa,
sawah, dan tempat-tempat berair yang banyak mengandung bahan organik.
Contoh Ciliata yang hidup bebas adalah Paramaecium sp., sedangkan yang hidup berparasit adalah Nyctoterus
ovalis, hidupnya menumpang di usus kecoa. Ada juga Ciliata yang hidup di air tawar, yaitu Stylonichia (hidup di
perairan yang banyak mengandung sampah organik), Didinium (hidup di perairan yang mengandung Protozoa),
Stentor (hidup di perairan sawah yang mengandung bahan organik), dan Vorticella. Paramaecium caudatum adalah
Ciliata yang hidup bebas. Bentuk selnya seperti sandal, ukuran kira-kira 250 mikron, mempunyai sitostom (celah
mulut) pada membran plasma, dan selnya diselubungi oleh pelikel.
Sel berisi dua inti sel yang terdiri atas inti kecil (mikronukleus) dan inti besar (makronukleus), sitoplasma, vakuola
makanan (pencerna makanan), serta vakuola kontraktil (pengeluaran zat sisa). Gerakan Paramaecium caudatum
dilakukan dengan menggetarkan cilianya. Gerakan cilia sulit diamati oleh mikroskop karena gerakannya sangat
cepat.
Paramaecium caudatum dapat berkembang biak secara aseksual dengan membelah diri menjadi dua anak sel
(pembelahan biner) dan secara seksual dengan konjugasi. Konjugasi didahului dengan pertukaran inti antara dua
individu lalu berpisah dan masing-masing membelah menjadi dua individu.

Bagaimana cara Ciliata mendapatkan makanan? Ciliata mempunyai mulut sel. Pada saat bergetar, rambut di sekitar
mulut sel akan bergetar pula. Pada saat ini, terjadilah aliran keluar masuk air pada mulut sel. Air yang masuk dan
keluar mulut sel banyak mengandung bakteri atau bahan organik atau bahan makanan lainnya yang tertambat atau
terkumpul di dalam mulut sel.
Makanan yang terkumpul akan masuk dalam sitofaring (kerongkongan sel) lalu masuk ke dalam vakuola makanan
untuk dicerna dan diedarkan ke seluruh tubuhnya. Penyerapan sari makanan terjadi di dalam sitoplasma. Sisa
makanan padat dikeluarkan melalui membran plasma, sedangkan sisa makanan berupa cairan dikeluarkan melalui
vakuola berdenyut yang terletak di kedua ujungnya.
4. Kelompok Sporozoa (Penghasil Spora)
Tidak seperti Rhizopoda, Ciliata, dan Flagellata yang telah mempunyai alat gerak, Sporozoa tidak memiliki alat
gerak. Sporozoa hidup sebagai parasit pada makhluk hidup lain. Contoh makhluk hidup yang termasuk dalam
Sporozoa adalah Plasmodium malariae dan Plasmodium vivax.
Plasmodium hidup sebagai parasit pada tubuh manusia yang menyebabkan penyakit malaria. Makanannya adalah
sel darah merah. Penularan malaria terjadi melalui gigitan nyamuk Anopheles betina.

Plasmodium berkembang biak secara aseksual dengan pembentukan spora terjadi di dalam tubuh manusia dan
berkembang biak secara seksual dengan pembentukan gamet. Peleburan gamet jantan dan gamet betina terjadi di
dalam tubuh nyamuk Anopheles.
Contoh lainnya adalah Babesia dan Theileria. Babesia bigemina menyebabkan penyakit demam Texas dan Theileria
parva menyebabkan penyakit demam Pantai Timur (Afrika).

Kata Kunci :
gambar

protozoa,gambar

protista,artikel

protozoa,Rhizopoda

serta

Penyakitnya,rhizopoda,klasifikasi

mikroorganisme,Hewan yang termasuk dalam ciliata adalah,gambar sel protozoa,gambar ciliata dan rhizopoda,filum

ARTIKEL 2
MENGENAL PROTOZOA

Protozoa (Yunani "Proto" =Pertama dan "Zoon" Berarti hewan) adalah hewan bersel satu yang hidup
sendiri atau berkoloni (berkelompok). Tiap protozoa merupakan kesatuan lengkap yang sanggup
melakukan semuafungsi kehidupan. Cara Hidup Protozoa adalah bersifat heterotrof. sebagian besar
protozoa hidup bebas di alam, Tetapi beberapa jenis protozoa hidup sebagai parasit manusia atau
binatang. Semua protozoa memerlukan kelembaban yang tinggi pada habitatnya. Ukuran protozoa
sangat kecil dari yang hanya berukuran beberapa mikron sampai yang 40 mikron. bentuknya ada yang
bulat, lonjong, simetris, atau ada yang tidak teratur.
Ada lebih dari 64.000 spesiaes protozoa telah di kenal, dan10.000 di antaranya adalah bersifat parasit.
Dari 10.000 spesies hanya beberapa saja yang dapat menimbulkan penyakit pada manusia, tapi spesies
itu sangat berbahaya bagi manusia.
Dalam hidupnya, protozoa mempunyai 2 stadium kehidupan, yakni : 1) stadium vegetatif (atau stadium
tropozoit = makan), dan 2) stadium kista (atau stadium cyst = kantong) yang tidak aktif.
Protozoa yang patogen dapat merugikan hospes dengan cara berkembang biak, menyerang, merusak
sel, serta dengan pengaruh toksin yang di milikinya. Penularan penyakit akibat infeksi protozoa dari
hospes ke hospes lainnya secara langsung atau melalui makan atau air yang tercemar. Penularan
penyakit terjadi pada saat protozoa hidup dalambentuk stadium kista atau dalam bentuk tropozoit.

Anda mungkin juga menyukai