Protozoa Rhizopoda:
PROTOZOA RHIZOPODA
Rhizopoda berasal dari bahasa yunani, yaitu rhizopoda yang artinya
akar dan podos Dapat dijelaskan Rhizopoda adalah protozoa
yang bergerak dengan menggunakan pseudopodia atau kaki
semu/akar. Selain itu sebagai alat geraknya pseudopodia
juga berfungsi sebagai alat untuk memangsa makanan.
Ciri-ciri Rhizopoda:
Ada yang bercangkang dan ada yang tidak
Mempunyai ektoplasma dan endoplasma
Mempunyai vakuola makanan dan juga vakuola kontraktil
Bergerak dengan kaki semu /palsu (pseudopodia)
Bersifat heterotrof
Berukuran 200-300 mikron
Umumnya hidup di air tawar atau laut
Bentuk yang dapat berubah-ubah atau tidak tetap
Rhizopoda menelan makananya/fagosit
Reproduksi secara seksual dengan pembelahan diri
Hidup dengan bebas atau parasit
Contoh-contoh rhizopoda:
Ordo lobosa
Ordo ini mempunyai pseudopodia yang pendek dan tumpul, dan
mempunyai perbedaan yang jelas antara ektoplasma dan
endoplasma
Ordo filosa
Mempunyai benang dan cabang yang menjadi ciri khas dari ordo
filosa tersebut.
Ordo foraminifera
Ordo ini mempunyai pseudopodia yang Panjang dan halus.
Ordo helioza
Pseudopodia berbentuk benang yang radian, dan antar filamen
tidak pernah bersatu membentuk jala atau anyaman menjadi
ciri-ciri ordo yang satu ini.
Ordo radiolarian
Yang menghasilkan rangka mineral yang rumit, dan biasanya
dengan kapsul pusat.
Protozoa Flagellata:
Flagellata berasal dari kata flagellum yang artinya “bulu cambuk”.
Flagellata juga sering disebut sebagai Mastigophora. Kata
“mastigophora” berasal dari bahasa Yunani yaitu mastig yang berarti
“cambuk” dan phoros yang berarti “gerakan”. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa Flagellata adalah jenis Protozoa yang memiliki alat
gerak berupa bulu cambuk (flagela). Selain itu Flagellata merupakan
nenek moyang dari hewan dan tumbuhan.
Ciri-ciri Flagellata :
Bergerak dengan bulu cambuk (flagelum).
Hidup bebas (soliter), Saprofit, parasit pada hewan dan manusia
dan ada juga yang bersimbiosis mutualisme.
Memiliki pelikel yang merupakan selaput fleksibel untuk
melindungi dan memberi bentuk tubuh yang tetap meski tanpa
struktur rangka luar.
Bersifat mikroskopis, sebagian besar Flagellata tidak dapat
diamati oleh mata telanjang (tanpa bantuan mikroskop).
Pada umumnya memiliki bentuk tubuh oval, panjang dan bulat.
Bersifat uniseluler jika hidup secara soliter atau multiseluler jika
hidup berkoloni.
Ada yang memiliki mitokondria dan ada juga yang tidak.
Tidak dapat membentuk sista.
Habitat Flagellata sebagian besar adalah air tawar, air laut,
tanah yang basah atau di dalam tubuh makhluk hidup sebagai
parasit.
Contoh-contoh Flagellata :
Trypanosomagambiense merupakan salah satu protozoa yang
bisa mengakinatkan penyakit tidur pada manusia.
Noctilucamiliaris merupakan salah satu protozoa yang
habitatnya yang berada pada daerah laut dan seringkali dapat
menyebabkan laut memancarkan Cahaya pada saat malam hari
tiba.
Myxotricha merupakan salah satu protozoa yang hidupnya
berada pada bagian usus rayap dan selanjutnya akan membantu
rayap dalam mencerna kayu. Hal ini dapat terjadi karea adanya
enzim selulosa yang terkandung di dalamnya.
Fungsi flagellata:
Flagellate berfungsi sebagai alat gerak, flagela juga dapat digunakan
untuk mengetahui keadaan lingkungannya dan mengumpulkan
makanan dengan cara menghasilkan aliran air yang berada di sekitar
mulut sehingga makanan dapat memasuki mulut.
PROTOZOA CILLIATA:
Cilliata adalah protozoa yang mempunyai alat gerak yang berupa
rambut getar (silia). Rambut ini yang menjadi ciri khas cilliata. Cilliata
juga merupakan organisme Tunggal (uniseluler) dengan bentuk tetap
dan tidak berubah, cilliata juga berasal dari bahasa latin yaitu cilia
yang berarti rambut kecil
Ciri-ciri cilliata:
Bersifat heterotrof, artinya hidup dengan memangsa organisme
lain karena tidak dapat membuat makanannya sendiri.
Umumnya berukuran mikroskopis, akan tetapi ada juga spesies
yang berukuran sampai dengan 3 mm sehingga dapat diamati
dengan mata telanjang.
Bentuk tubuh bermacam-macam, seperti bentuk oval, sandal,
lonceng, corong dan lain sebagainya.
Sebagian besar hidup di perairan seperti rawa, sawah, dan
tempat-tempat berair yang kaya akan zat organik.
Hidup secara bebas (soliter), parasit, ataupun bersimbiosis di
dalam usus vertebrata.
Memiliki vakuola kontraktil yang berfungsi untuk mengatur
tekanan osmosis sel (osmoregulasi).
Memiliki dua macam nukleus (inti) di dalam satu sel,
yaitu makronukleus yang berperan dalam metabolisme dan
reproduksi aseksual (vegetatif), dan mikronukleus yang
berperan dalam reproduksi seksual (generatif).
Contoh cilliata:
Stentor, hidup di sawah-sawah atau air tergenang banyak
mengandung bahan organic.
Didinium, merupakan pemangsa paramecium hidup diperairan
yang banyak protozoa.
Verticella, bentuk seperti lonceng, silia terdapat disekitar mulut
sel.
Stylonichia, mirip dengan paramecium, silia berkelomok disebut
sirus hidup diperairan yang banyak mengandung sampah
organik.
Protozoa sporozoa:
Sporozoa (Yunani, spore = biji, zoa = hewan) adalah kelompok protista
uniseluler atau bersel satu yang pada salah satu tahapan dalam siklus
hidupnya dapat membentuk sejenis spora. Sporozoa hidup sebagai
parasit pada tubuh hewan dan manusia. Siklus hidup sporozoa agak
kompleks karena melibatkan lebih dari satu inang. Dalam siklus
hidupnya, sporozoa membentuk spora dalam tubuh inang. Selain itu,
pada siklus hidup juga terjadi sporulasi, yaitu pembelahan setiap inti
sel secara berulang – ulang sehingga dihasilkan banyak inti yang
masing – masing dikelilingi oleh sitoplasma dan terbentuklah individu
baru.
Ciri-ciri:
Tidak memiliki alat gerak khusus, sehingga Sprozoa bergerak
dengan cara meluncur atau mengubah-ubah posisi tubuhnya.
Merupakan organisme bersel tunggal (uniseluler).
Kebayakan bersifat parasit, baik pada hewan maupun manusia.
Dapat membentuk spora pada suatu saat dalam daur hidupnya.
Mempunyai spora berbentuk lonjong.
Ukuran spora sekitar 8 – 11 mikron pada dinding kitin.
Mempunyai 2 kapsul polar pada anterior, berpasangan dengan
bentuk seperti labu, berukuran sama, terletak pada sudut sumbu
longitudinal dengan ujung posterior.
Dari depan ujung anterior sama dengan lebar posterior.
Dinding katub tidak jelas.
Daur hidup Sporozoa menunjukkan pergiliran generasi/keturunan
antara bentuk seksual (fase generatif) dan aseksual (fase
vegetatif).
Tubuh berbentuk bulat atau oval.
Memiliki nukleus (inti sel) tetapi tidak memiliki vakuola kontraktil.
Memiliki organel-organel kompleks khusus pada salah satu ujung
sel (apeks) yang berfungsi untuk menembus sel dan jaringan
tubuh inang.
Proses penyerapan makanan, pernafasan (respirasi) dan
pengeluaran (ekskresi) terjadi secara langsung melalui permukaan
tubuh.
Sebagian besar spesies Sporozoa menyebabkan penyakit pada
hospes (inang) yang ditumpanginya.
CONTOH-CONTOH SPOROZOA:
Babesia bigemina, merupakan spesies penyakit demam Texas.
Theileria parva, merupakan spesies penyebab penyakit demam
Pantai timur (afrika)
Toxoplasma gondii merupakan spesies sporozoan penyebab
penyakit toksoplasmosis yang menyebabkan meningitis,
hepatitis dan infeksi janin. Organisme ini masuk kedalam tubuh
manusia melalui makanan, misalnya daging yang tercemar kista
toxoplasma dari kotoran kucing atau burung. Infeksi toxoplasma
gondii membahayakan bagi ibu hamil karena dapat
mengakibatkan bayi yang lahir cacat mental, kebutaan, serta
terjadinya pembekalan hati.
Plasmodium vivax merupakan penyebab penyakit malaria
tertiana. Masa sporulasi (masa pembentukan spora) setiap 2×24
jam.
Plasmodium ovale merupakan penyebab penyakit limpa. Masa
sporulasinya setiap 3×24 jam.
Plasmodium falciparum merupakan penyebab malaria tropikana.
Plasmodium ini mempunyai masa sporulasi sekitar 1 hari (1×24
jam).
TRYPANOSOMIASOMIASIS:
Penyakitnya: penyakit tidur
Gambar bakteri :
Daur hidup:
Dalam inang mamalia
terjadi ketika vektor lalat tsetse menggigit inang mamalia. Lalat
tersebut akan menyuntikkan trypomastigote metasiklik ke dalam
jaringan kulit. Trypomastigote memasuki sistem limfatik dan juga
ke aliran darah.
Siklus penularan
contohnya Lalat Tsetse adalah inang dari beragam parasit,
termasuk Trypanosoma brucei yang menjadi penyebab penyakit
tidur. Ketika lalat Tsetse mengisap darah manusia, parasit T.
brucei akan masuk ke dalam aliran darah dan menyebabkan
penyakit tidur.
GEJALA:
Pencegahan:
Kenakan pakaian yang agak tebal karena gigitan lalat Tsetse dapat
menembus kain yang tipis.
Hindari mengenakan pakaian yang berwarna terang atau sangat
gelap karena warna tersebut dapat menarik perhatian lalat
Tsetse.
Gunakan kelambu saat tidur guna menghalau gigitan lalat Tsetse.
Periksa kendaraan terlebih dahulu sebelum menggunakannya,
terutama jika Anda menggunakan kendaraan terbuka, seperti
mobil jeep atau truk pick-up.
Hindari mendekati area semak-semak di siang hari.
Bakteri Leishmaniasis
Visceral leishmaniasis
Cutaneous leishmaniasis
Mucocutaneous leishmaniasis
2) Tahap Manusia
siklus penularan:
dapat ditularkan oleh lalat pasir ( Plebotomus , Lutzomyia ) ke inang
vertebrata. Lalat pasir atau vektor tertular melalui gigitan manusia
atau hewan yang terinfeksi.
Gejala:
Demam, menggigil, keringat dingin, kelelahan, penurunan berat badan,
pembengkakan pada perut, pembengkakan kelenjar getah bening dan
yang terakhir munculnya bercak gelap pada kulit.
Pencegahan:
Untuk pencegahan leishmaniasis, terdapat 4 tahap:
Pengobatan leishmaniasis di wilayah geografis di mana
manusia adalah reservoirnya
Pengurangan populasi vektor dengan menyemprotkan sisa
insektisida (yang mempunyai durasi kerja yang lama) di lokasi
penularan domestik
Tindakan perlindungan pribadi termasuk obat nyamuk pada
kulit yang terbuka dan pakaian pelindung
Pengendalian reservoir bukan manusia