Anda di halaman 1dari 7

TUGAS MATA KULIAH AVERTEBRATA AIR

“FILUM PROTOZOA”
Kamis, 12 September 2019

Nama : Khadijah Irania


NIM : 1813521001
Kelas : A

I. PENDAHULUAN
Protozoa berasal dari Bahasa Yunani yakni kata protos, yang artinya pertama
dan zoon yang berarti hewan. Protozoa merupakan filum hewan bersel satu yang
dapat melakukan reproduksi seksual (generatif) maupun aseksual (vegetatif).
Protozoa termasuk mikroorganisme (micros = kecil, organisme = makhluk hidup),
besarnya antara 3 mikron sampai 100 mikron. Protozoa merupakan penghuni
tempat berair atau tempat basah.
Makanan Protozoa meliputi bakteri, jenis protista lain, atau detritus (materi
organik dari organisme mati). Protozoa hidup soliter atau berkoloni. Jika keadaan
lingkungan kurang menguntungkan, protozoa membentuk kista untuk
mempertahankan diri. Cara hidupnya ada yang parasit, saprofit, dan ada yang
hidup bebas.
Berikut merupakan ciri-ciri umum protozoa:
1. Umumnya tidak dapat membuat makanan sendiri (heterotrof).
2. Protozoa memiliki alat gerak yaitu ada yang berupa kaki semu, bulu getar
(cilia), atau bulu cambuk (flagel).
3. Hidup bebas, saprofit, atau parasit.
4. Organisme bersel tunggal.
5. Eukariotik atau memiliki membran nukleus atau berinti sejati.
6. Dapat membentuk kista untuk bertahan hidup.
7. Protozoa mampu bertahan hidup dalam lingkungan kering maupun basah.
8. Protozoa tidak mempunyai dinding sel.
9. Protozoa merupakan organisme mikriskopis yang prokariot.
II. KLASIFIKASI PROTOZOA
1. Kelas Rhizopoda
Rhizopoda berasal dari bahasa Yunani, yaitu rhizo yang berarti akar, dan podos
yang berarti kaki. Rhizopoda juga disebut Sarcodina. Protoplasma Rhizopoda
dapat menjadi kaki semu (pseudopodia; pseudo = semu, pous = kaki) untuk
bergerak dengan gerakan amoeboid (Rusyana, 2011).
Ciri-ciri kelas Rhizopoda;
1. Bentuk sel berubah-ubah.
2. Sitoplasma terdiri dari endoplasma dan ektoplasma.
3. Bersifat heterotrof.
4. Mayoritas hidup di air tawar dan air laut, sebagian hidup di dalam tubuh
hewan atau manusia.
5. Alat geraknya menggunakan kaki semu (pseudopodia).
6. Ukuran tubuhnya antara 200-300 mikron.
7. Menggunakan vakuola makanan sebagai alat pencernaannya. Memiliki alat
ekresi berupa vakuola kontraktil.
8. Pernafasannya dilakukan melalui difusi keseluruhan permukaan tubuh.
9. Berkembang biak secara aseksual dengan pembelahan biner.
Kelas Rhizopoda dibagi menjadi 5 ordo, yaitu:
a. Ordo Lobosa, contoh spesiesnya adalah Arcella sp.
b. Ordo Filosa
c. Ordo Foraminifera
d. Ordo Helioza
e. Ordo Radiolarian

2. Kelas Flagellata
Flagellata dalam bahasa latin diambil dari kata flagell yang berarti cambuk
atau Mastigophora dari bahasa Yunani, mastig yang berarti cambuk, dan phora
yang berarti gerakan yang bergerak dengan menggunakan bulu cambuk atau
flagellum. Selain berfungsi sebagai alat gerak, flagellum juga dapat digunakan
untuk mengetahui keadaan lingkungannya atau dapat juga digunakan sebagai
alat indera karena mengandung sel-sel reseptor di permukaan flagellum dan
alat bantu untuk menangkap makanan (Lumowa, 2014 :17).
Flagellata berkembang biak secara aseksual dengan pembelahan biner
membujur, misalnya Trypanosoma. Flagellata yang hidup bebas di lingkungan
berair, baik air tawar maupun air laut, dan ada yang bersimbiosis dalam tubuh
hewan (Rusyana, 2011: 8).
Dilihat dari bentuknya, Flagellata dikelompokkan menjadi dua subkelas,
yaitu berbentuk seperti tumbuhan yang dinamakan Fitoflagellata, dan yang
berbentuk seperti hewan yang dinamakan Zooflagellata.
a. Fitoflagellata
Fitoflagellata adalah flagellata yang mirip dengan tumbuhan karena
memiliki kromotafora, sehingga dapat melakukan fotosintesis. Fitoflagellata
mempunyai tubuh yang diselubungi oleh membran selulosa, misalnya volvox.
Ada pula yang memiliki lapisan pelikel, misalnya euglena.
Berdasarkan ciri-ciri morfologinya, Fitoflagellata diklasifikasikan menjadi
8 ordo, yaitu:
1. Ordo Kriptomonadida
2. Ordo Dinoflagellata
3. Ordo Krismonadida
4. Ordo Prymnesiida
5. Ordo Volvocida
6. Ordo Prasinomonadida
7. Ordo Silicoflagellida
8. Ordo Euglenoida

b. Zooflagellata
Zooflagellata adalah Flagellata yang menyerupai hewan, tidak
berkloroplas dan bersifat heterotrof. Flagellata ini ada yang hidup bebas,
bersimbiosis dengan organisme lain, namun kebanyakan bersifat parasit pada
organisme lain.
Berdasarkan ciri-ciri morfologinya, Zooflagellata diklasifikasikan menjadi
8 ordo, yaitu:
1. Ordo Choanoflagellida
2. Ordo Cercomonadida
3. Ordo Pteromonadida
4. Ordo Trichomonadida
5. Ordo Diplomonadida
6. Ordo Hypermastigida
7. Ordo Kinetoplastida
8. Ordo Opalinida

3. Kelas Cilliata
Semua anggota kelas Cilliata memiliki bulu getar (silia) sebagai alat gerak
atau untuk menangkap makanan, dan sebagian besar memiliki mulut atau
sitostome. Bentuk tubuhnya seperti sandal (cenela), ada bagian yang dempak di
sebelah depan dan meruncing di bagian belakang. Salah satu anggota yang
terkenal adalah paramecium (Rusyana, 2011).
Berikut ciri-ciri kelas Cilliata :
1. Kebanyakan ciliata berbentuk simetris kecuali ciliate primitiv, simestrinya
radial.
2. Tubuhnya diperkuat oleh perikel.
3. Tubuhnya diselimuti oleh silia, yang menyelubungi seluruh tubuh utama
disebut silia somatik.
4. Ciliata mempunyai dua tipe nukleus, yaitu makronukleus dan mikronukleus.
5. Ciliata tidak mempunyai struktur khusus pertukaran udara dan sekresi
nutrisi dan cara makan.
6. Ciliata memiliki mulut atau sitosom yang terbuka menjadi saluran pendek.
Fungsinya adalah untuk menghasilkan makanan dan mendrong partikel
makanan menuju sitofaring.
7. Biasanya anggota Ciliata melakukan perkembangbiakan generatif yaitu
dengan proses konjugasi.
Kelas Cilliata dibagi menjadi 3 ordo, yaitu:
1. Ordo Holotrichida
2. Ordo Hypotrichida
3. Ordo Peritrichida

4. Kelas Sporozoa
Kata Sporozoa berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari kata (spore =
biji dan zoa = hewan) adalah kelompok prosista uniseluler atau bersel satu
yang pada salah satu tahapan dalam siklus hidupnya dapat membentuk sejenis
spora (Lumowa, 2014).
Berikut merupakan ciri-ciri kelas Sporozoa :
1. Sporozoa tidak memiliki alat gerak khusus, sehingga gerakannya dilakukan
dengan mengubah-ubah kedudukan tubuhnya.
2. Mempunyai spora berbentuk lonjong.
3. Ukuran spora : 8-11 mikron pada dinding kitin.
4. Mempunyai 2 kapsul polar pada anterior, berpasangan bentuk labu,
berukuran sama, terletak pada sudut sumbu longitudinal dengan ujung
posterior.
5. Dinding katub tidak jelas.
6. Tubuhnya berbentuk bulat panjang, ukuran tubuhnya hanya beberapa
mikron, tetapi didalam usus manusia atau hewan yang dapat mencapai 10
mm.
7. Tubuh dari kumpulan tropozoid berbentuk memanjang dan dibagian anterior
kadang-kadang terdapat kait pengikat atau filament sederhana melekatkan
diri pada inang.
8. Sporozoa mendapatkan makanan dengan cara menyerap zat makanan dari
tubuh hopesnya.
9. Respirasi dan ekskresi sporozoa dilakukan dengan cara difusi.
10. Sporozoa melakukan reproduksi secara aseksual dan seksual. Reproduksi
aseksual dilakukan dengan pembelahan biner. Reproduksi seksual dilakukan
dengan pembentukan gamet dan dilanjutkan dengan penyatuan gamet jantan
dan betina.
Ordo dalam kelas Sporozoa antara lain Telosporea dengan contoh spesies
yaitu Monocystis lumbrici.

III. KESIMPULAN
Protozoa termasuk golongan Protista (organisme eukariotik uniseluler) yang
mirip hewan. Protozoa adalah hewan yang pertama kali dikenal. Protozoa
merupakan filum hewan bersel satu yang dapat melakukan reproduks seksual
(konjugasi) maupun aseksual (pembelahan biner). Habitat hidupnya adalah tempat
yang basah atau berair. Makanan protozoa meliputi bakteri, jenis protista lain,
atau detritus (materi organik dari organisme mati).
Protozoa dapat bergerak (motil) dengan menggunakan alat geraknya, yaitu
Pseudopodia (kaki semu), silia (rambut getar), atau flagela (bulu cambuk).
Protozoa diklasifikasikan berdasarkan alat geraknya yang terdapat empat filum
Protozoa. Macam-macam klasifikasi Protozoa diantaranya yaitu Ciliata (bergerak
dengan silia), Rhizopoda (bergerak dengan pseudopodia), Sporozoa (tidak
memiliki alat gerak), dan Flagellata (bergerak dengan flagela).

IV. DAFTAR PUSTAKA


Djuhanda, Tatang. 1980. Kehidupan dalam Setetes Air. Bandung: Institut
Teknologi Bandung.
Kaswati, H. Y., dkk. 2003. Zoologi Invertebrata. Malang: FMIPA Universitas
Negeri Malang.
Lumowa, Sonja, V. T., 2014. Zoologi Invertebrata. Yogyakarta: Kepel Press.
Rusyana, Adun. 2011. Zoologi Invertebrata. Ciamis: Alvabeta.

Anda mungkin juga menyukai