Anda di halaman 1dari 19

Klasifikasi Protozoa (Protista Mirip Hewan)

Protozoa diklasifikasi dengan berdasarkan alat geraknya yang terdapat empat filum Protozoa.
Macam – jenis dari Klasifikasi Protozoa ini antara lain ialah sebagai berikut:

1. Ciliata (Ciliophora/Infusoria)
jenis protozoa yang bergerak dengan memfungsikan silia (rambut getar). Contoh ialah
Paramecium sp
2. Rhizopoda (Sarcodina)
jenis protozoa yang bergerak dengan memfungsikan pseudopodia (kaki semu). Contoh
ialah Amoeba sp
3. Sporozoa (Apicomplexa)
Salah satu jenis protozoa yang unik karena tidak memiliki alat gerak. Contoh ialah
Plasmodium sp.
4. Flagellata (Mastigophora)
jenis protozoa yang bergerak dengan memfungsikan flagela (bulu cambuk). Contoh
ialahTrypanosoma sp.

Reproduksi Protozoa (Protista Mirip Hewan)


Protozoa bisa bereproduksi dengan secara aseksual (tak kawin) dan juga dengan secara seksual
(kawin). Dibawah ini ialah penjelasan dari reproduksi protozoa dengan secara aseksual dan
dengan secara seksual antara lain ialah sebagai berikut..

Reproduksi Secara Aseksual :

secara aseksual pada garis besar ialah dengan melakukan sebuah pembelahan biner. Dari satu
menjadi dua sel, dari dua menjadi empat sel begitu seterusnya. Pembelahan biner ini diawali
pada pembelahan inti disebut dengan kariokinesis, dan setelah itu diikuti dengan pembelahan
sitoplasma (sitokinesis).

Reproduksi Secara Seksual :

Dengan seksual ialah dengan melakukakan sebuah penyatuan gamet yang berbeda- beda jenis
sehingga akan dapat menghasilkan zigot atau secara konjugasi (penyatuan inti vegetatif sel).
Tetapi, terdapat juga Protozoa yang tidak melakukan reproduksi dengan secara seksual,
contohnya Amoeba sp.

Jenis – Jenis Protozoa

Berikut ini macam jenis protozoa yang terdapat di lingkungn yang dapat kita ditemukan,
dibawah ini adalah penjelasannya sebagai berikut :
1. Rhizopoda

Ciri-ciri dari rizhopodia antara lain :

1. Habitat dari rizhopodia ialah tempat perairan yang memiliki banyak sekali kandungan zat
organik di dalam perairannya.
2. Proses dari reproduksi dengan secara aseksual yakni dengan ialah melakukan cara pembelahan
sebuah biner dari sel ke sel kedua.
3. Memiliki bagian tubuh yang difungsikan sebagai alat gerak yang dikatakan dengan kaki semu.
4. Memiliki bentuk tubuh dengan secara fisik yang seringkali berubah-ubah disebut juga dengan
tidak tetap (flexibel).
5. Sebagian besar dari bagian tubuhnya itu terbentuk sebab adanya ektoplasma serta endoplasma.
6. Protozoa ialah hewan yang memiliki sel satu.

Contoh dari Rhizopoda antara lain ialah sebagai berikut :

1. Amoeba yang ialah salah satu dari kelas protozoa yang hidupnya berada diwilayah yang bebas.
Selain dari itu juga ditemukan terdapat sebagian yang hidup pada bagian-bagian tubuh dari
manusia.
2. Radiolaria ialah salah satu kelas protozoa yang hidupnya itu berada di wilayah laut
berdampingan dengan fosil lalu akan dapat melakukan pembentukan tanah radiolaria yang
terbentuk dari sebuah silikat.

Klasifikasi Protozoa
Dipublikasi pada 15 Agustus 2010 oleh Ari Sudewa

Protozoa adalah protista mirip hewan (protozoa = hewan pertama (Yunani)). Awalnya protozoa
disebut hewan bersel satu, tetapi karena terdapat beberapa ciri yang berbeda dengan hewan maka
digolongkan ke dalam kingdom protista. Tubuh protozoa terdiri atas satu sel yang berukuran
mikroskopis (antara 3-300 mikron), tidak mempunyai dinding sel, dan pada keadaan kurang
menguntungkan ada yang dapat membentuk kista.

Protozoa dapat dijumpai di parit, sawah, sungai, bendungan, air laut, bahkan ada yang hidup
dalam makhluk hidup lain. Protozoa berkembang biak dengan dua cara, yaitu secara aseksual
dengan membelah diri atau membentuk spora, dan secara seksual dengan konjugasi.

Berdasarkan alat geraknya, protozoa dikelompokkan menjadi empat filum yaitu sebagai berikut:

1. Filum Rhizopoda (Sarcodina)

Ciri-ciri Rhizopoda sebagai berikut:

 Tidak memiliki bentuk yang tetap.


 Bergerak dan menangkap makanannya dengan kaki semu (pseudopodia) yang merupakan
penjuluran sitoplasma tubuhnya. Rhizopoda bergerak dengan menjulurkan kaki semunya untuk
berpindah tempat.

 Ada yang hidup bebas di alam dan ada yang parasit.

 Makanannya berupa bakteri atau bahan organik lain.

 Berkembang biak dengan membelah diri.

Contoh anggota Rhizopoda adalah Amoeba sp., Foraminifera yang digunakan sebagai petunjuk
dalam penyelidikan tanah yang mengandung minyak bumi, dan Radiolaria yang membentuk
tanah radiolaria yang bermanfaat sebagai alat penggosok.

Radiolaria

Cangkang Foraminifera
Amoeba sp.

2. Filum Fagellata (Mastigophora)

Filum Flagellata memiliki ciri khas yaitu memiliki alat gerak berupa bulu cambuk (flagela) yang
berstruktur mirip cambuk yang panjang. Bulu cambuk ini digunakan dengan mencambukkan
bulu cambuk ke arah yang diinginkan dan menggunakannya untuk memindahkan dirinya sendiri.

Contoh Flagellata adalah Trypanosoma sp. yang hidup secara parasit dalam darah manusia dan
vertebrata lainnya, berkembang biak dengan membelah diri, dan menyebabkan penyakit tidur
pada manusia. Penyakit ini ditularkan melalui gigitan lalat tse-tse.

Trypanosoma Brucei

3. Filum Ciliata (Cilliophora)

Ciliata bergerak dengan bulu getar (silia) yang selalu bergetar untuk mendorong tubuhnya ke
arah yang diinginkan seperti gerakan mendayung perahu. Selain itu, silia bisa digunakan untuk
mengambil makanan.Ciliata berkembang biak secara vegetatif (aseksual) dengan membelah diri
dan secara generatif (seksual) dengan cara konjugasi.
Contoh Ciliata adalah Paramaecium sp. Paramaecium disebut juga hewan sandal, karena
bentuknya menyerupai telapak sandal.terdapat mulut sel pada permukaan membrane sel yang
melekuk. Air dan makanan masuk ke mulut sel dengan getaran silia. Makanan yang masuk ke
mulut sel lalu masuk ke kerongkongan sel, lalu ke vakuola makanan. Vakuola makanan beredar
dalam sel sambil mencerna makanan. Sisa makanan berbentuk cair dikeluarkan melalui vakuola
berdenyut/vakuola kontraktil, sementara sisa makanan berbentuk padat dikeluarkan melalui
vakuola makanan yang pecah saat menepi ke membran sel.

Paramaecium

Contoh Ciliata yang lain adalah Vorticella dan Stentor.

Vorticella
Stentor

4. Filum Sporozoa

Filum ini berbeda dengan filum sebelumnya—anggota filum ini tidak mempunyai alat gerak.
Disebut Sporozoa karena dalam tahap tertentu dalam hidupnya, dapat membentuk sejenis spora.
Biasanya hidup sebagai parasit pada tubuh hewan maupun manusia. Contoh anggota Sporozoa
adalah Plasmodium sp., penyebab penyakit malaria. Penyakit ini ditularkan melalui gigitan
nyamuk Anopheles sp.

Plasmodium sp.

Jenis-jenis Filum Protozoa


slidesharecdn.com

Protozoa berarti hewan pertama (protos = pertama; zoon = hewan), digambarkan sebagai
organisme mirip hewan karena dapat bergerak dan mengambil makanan dari organisme lain.
Pengklasifikasian Protozoa berdasarkan alat geraknya. Protozoa dikelompokkan ke dalam enam
filum yakni;

1. Rhizopoda
2. Actinopoda
3. Foraminifera
4. Zooflagellata
5. Ciliata
6. Sporozoa.

Berikut ini adalah penjelasan setiap filumnya;


Filum Rhizopoda (Sarcodina)

zonabiokita.web.id

Rhizopoda bergerak menggunakan kaki semu atau pseudopodia. Pseudopodia juga berfungsi
sebagai alat untuk menangkap mangsa. Kaki semu tersebut adalah penjuluran protoplasma sel.
Habitatnya di air tawar atau air laut, di tempat basah atau hidup parasit dalam tubuh hewan dan
manusia.

Rhizopoda cukup mudah diamati yakni Amoeba. Amoeba memiliki bentuk tubuh yang tidak
tetap. Bagian luar tubuhnya terdapat membran sel yang berfungsi sebagai pelindung isi sel,
pengatur pertukaran zat atau gas, penerima rangsang kimia dari lingkungan, dan sebagai alat
gerak dengan cara membentuk pseudopodia.

Pada dalam tubuh Amoeba ada sitoplasma. Sitoplasma inilah Amoeba dapat dibedakan menjadi
dua, ektoplasma (bagian luar) dan endoplasma (bagian dalam). Reproduksi aseksualnya dengan
cara membelah diri.

Amoeba bergerak menggunakan pseudopodia. Selain untuk bergerak, pseudopodia ini dipakai
untuk menangkap makanan. Setelah menangkap makanan, pseudopodia membentuk rongga
makanan. Rongga makanan tersebut kemudian beredar di dalam sitoplasma. Pada saat itu,
makanan dicerna dan sari makanan masuk dalam sitoplasma.

Terdapat dua jenis Amoeba yang dibedakan berdasarkan tempat hidupnya, yakni sebagai berikut;

1. Ektoamoeba

Ektoamoeba hidup di luar tubuh organisme lain (hidup bebas). Contoh Amoeba proteus (hidup di
tanah lembap), Difflugia (hidup di air tawar), dan Globigerina (hidup di air laut).
2. Entamoeba

Entamoeba hidup di dalam tubuh organisme lain. Contoh Entamoeba sebagai berikut.

 Entamoeba histolytica
Organisme ini hidup di dalam usus besar manusia dan bersifat parasit. Entamoeba
histolyticamasuk ke dalam tubuh manusia melalui minuman atau makanan dan mengakibatkan
penyakit diare yang disebut juga penyakit amebiasis. Apabila tidak diobati, kista Amoeba dapat
mencapai hati dan tinggal di dalamnya. Dalam jangka waktu lama kista tersebut dapat
menyerang organ hati.
 Entamoeba coli
Entamoeba coli hidup dalam tubuh manusia dan tidak bersifat parasit.
 Entamoeba gingivalis
Entamoeba gingivalis hidup dalam rongga mulut. Organisme ini menguraikan sisa makanan
dalam rongga mulut. Organisme ini dapat mengakibatkan peradangan dalam rongga mulut yang
disebut gingivitis.

Filum Actinopoda

biologi-indonesia.blogspot.co.id

Filum Actinopoda memiliki pseudopodia ramping dan menyebar yang disebut axopodia.
Tubuhnya berbentuk bola. Berikut ini adalah Contoh Actinopoda

1. Heliozoa
Heliozoa adalah jenis protozoa dari filum Actinopoda yang tidak bercangkang dan hidup di air
tawar.
2. Radiozoa
Radiozoa adalah jenis protozoa dari filum Actinopoda yang memiliki cangkang dari bahan silika
dan hidup di air laut. Cangkang dari radiozoa ini sering digunakan sebagai bahan pembentuk
gelas, bahan penggosok, dan bahan peledak.
Filum Foraminifera

gudangbiologi.com

Foraminifera mempunyai cagkang yang tersusun dari unsur dan zat kapur dan silika. Cangkang
Foraminifera memiliki cerah dan pada permukaannya ada lubang-lubang kecil. Gerakan
organisme ini sangat lambat.

Filum Foraminifera memiliki habitat di laut dan menempel di bebatuan atau sebagai plankton.
Contoh dari filum Foraminifera adalah Polistomella dan Globigerina.

Cangkang Foraminifera dapa dipakai untuk menunjukkan sumber minyak. Selain itu,
Foraminifera juga dipakai untuk menentukan umur relatif lapisan-lapisan batuan sedimen laut.
Hal ini disebabkan cangkang Foraminifera ditemukan di semua lapisan batuan.

Rangka Foraminifera yang telah mati akan mengendap di dasar laut dan dalam waktu yang lama
akan hancur menjadi tanah globigerina.

Berikut ini merupakan contoh cangkang Foraminifera yang sudah mengeras menjadi kerak
pembentuk tanah Globigerina.
Filum Zooflagellata (Zoomastigophora)

isheti.wordpress.com

Zooflagellata memiliki alat gerak berupa bulu cambuk (flagela). Habitat dari Zooflagellata
berada di air tawar atau air laut dan tempat basah atau parasit dalam tubuh hewan dan manusia.
Kebanyakan Zooflagellata hidup soliter, tetapi ada yang berkoloni.

Baca Juga Tips, Cara Membuat, dan Contoh Surat Pengunduran Diri yang Baik dan Benar

Terdapat pula Zooflagellata yang hidup bersimbiosis dan ada yang hidup sebagai parasit dalam
tubuh hewan atau manusia. Contoh dari Zooflagellata yang hidup bersimbiosis, yakni
Trichonympha dan Myxotricha yang hidup di dalam usus rayap.

Spesies ini pada umumnya menghasilkan enzim selulase yang bermanfaat untuk mencerna
selulosa dalam kayu yang dimakan rayap.

Berikut ini adalah Contoh Zooflagellata yang bersifat parasit dan dapat mengakibatkan berbagai
macam penyakit.

1. Trypanosoma gambiense dan T. rhodosiensi, bisa menyebabkan penyakit tidur pada manusia.
Hospes intermediatnya, yaitu lalat tse-tse (Glossina palpalis).
2. Trypanosoma evansi, menjadi penyebab penyakit sura pada hewan ternak. Hospes
intermediatnya lalat tabanus.
3. Trypanosoma cruzi, dapat hidup dan berkembang dalam darah manusia dan dapat
menyebabkan anemia.
4. Leishmania donovani, mengakibatkan penyakit kala-azar.
5. Leishmania tropica, mengakibatkan penyakit kulit.
6. Trichomonas vaginalis, parasit pada alat kelamin wanita yang dapat menjadi penyebab
terjadinya peradangan vagina. Pada umunya peradangan ini ditandai oleh keluarnya cairan dari
vagina disertai rasa gatal pada alat kelamin.

Filum Ciliata (Ciliophora)

oftilmu.com

Ciliata adalah Protista bersel satu yang seluruh permukaan tubuhnya ditumbuhi rambut atau bulu
getar (silia) yang berjumlah banyak. Beberapa Ciliata memiliki silia yang mengelompok di
bagian tertentu di tubuhnya. Silia berfungsi untuk bergerak dan memasukkan makanan ke dalam
sitostoma.

Makanan dari sitostoma akan masuk ke sitofaring (kerongkongan sel). Setelah sitofaring penuh,
makanan akan masuk ke sitoplasma dengan membentuk vakuola makanan.

Sel Ciliata memiliki dua inti sel, yakni makronukleus dan mikronukleus. Makronukleus
berukuran lebih besar daripada mikronukleus. Makronukleus berfungsi untuk pertumbuhan dan
perkembangan. Mikronukleus berfungsi pada proses reproduksi.
Ciliata memiliki bentuk tubuh yang tetap, tidak berubah-ubah dengan bentuk dasar oval.
Habitat klasifikasi protozoa yang satu ini berada pada daerah yang mengandung cukup banyak
bahan organik dan ada yang hidup sebagai parasit.

Berikut ini adalah beberapa contoh Ciliata;

1. Vorticella, memiliki bentuk seperti lonceng, tangkai memanjang yang melekat pada dasar
dengan silia di sekeliling mulutnya.
2. Didinium, mempunyai habitat tempat tinggal di perairan dan merupakan predator Paramecium.
3. Stentor, terdapat banyak hidup di sawah atau air menggenang yang mengandung banyak bahan
organik. Organisme ini memiliki wujud seperti terompet dengan bagian mulut dikelilingi silia dan
bagian tangkainya
melekat pada dasar.
4. Nyctoterus ovalis, adalah organisme bersel satu yang hidup di dalam usus kecoak. Organisme
ini berbentuk oval dan dapat bergerak karena pada permukaan tubuhnya terdapat silia. Bentuk
organisme ini mirip Paramecium.
5. Paramecium caudatum memiliki wujud seperti sandal. Silia Paramecium caudatum berada pada
seluruh permukaan tubuhnya.
6. Balantidium coli, sebagai parasit dalam tubuh manusia dan hewan ternak, hidup dalam usus
besar
dan dapat mengakibatkan diare.
Filum Sporozoa (Apicomplexa)

slidesharecdn.com

Semua anggota filum Sporozoa memiliki sifat parasit dan tidak memiliki alat gerak yang
spesifik. Pada fase zigot dapat bereproduksi membentuk spora. Contoh Sporozoa yakni
Plasmodium sp. Jenis Sporozoa ini dapat menyebabkan penyakit malaria melalui vektor nyamuk
Anopheles betina.

Terdapat empat proses dari Plasmodium, yakni sebagai bentuk klasifikasi protozoa berikut ini;

1. Plasmodium vivax menyebabkan penyakit malaria tertiana, masa sporulasinya setiap 2×24 jam.
2. Plasmodium malariae menyebabkan penyakit malaria kuartana, masa sporulasinya setiap 3×24
jam.
3. Plasmodium ovale menyebabkan penyakit malaria dengan gejala mirip malaria tertiana, masa
sporulasinya setiap 48 jam.
4. Plasmodium falcifarum menyebabkan penyakit malaria tropika, masa sporulasinya antara
1–3 × 24 jam.
Plasmodium bereproduksi secara metagenesis atau mengalami pergiliran keturunan. Proses
metagenesis ini terbagi dalam dua fase yaitu sebagai berikut.

1. Fase Generatif (Sporogoni) yang Terjadi Dalam Tubuh Nyamuk.

Setelah nyamuk mengisap darah manusia yang menderita malaria, mikrogametosit akan tumbuh
menjadi mikrogamet (gamet jantan) dan makrogametosit tumbuh menjadi makrogamet (gamet
betina). Lalu terjadi fertilisasi antara mikrogamet dan makrogamet di dalam usus nyamuk.

Baca Juga Sejarah Mencatat: 9+ Istri Soekarno yang Jarang Diketahui Banyak Orang

Fertilisasi tersebut akan menghasilkan zigot diploid (ookinet). Ookinet kemudian masuk ke
dalam dinding usus nyamuk membentuk kista. Dalam kista tersebut, zigot berkembang menjadi
sporozoit. Sporozoit kemudian menuju ke kelenjar ludah nyamuk.

2. Fase Vegetatif (schizogoni/membelah diri) yang Terjadi Dalam Tubuh Manusia.

Sporozoit berpindah ke tubuh manusia melalui ludah nyamuk Anophelesbetina saat nyamuk itu
menggigit.
Sporozoit kemudian masuk ke dalam sel-sel hati dan berkembang menjadi merozoit. Merozoit
ini dapat menyerang sel-sel darah merah sehingga sel-sel tersebut pecah.

Dalam keadaan ini, penderita malaria mengalami demam. Merozoit kemudian berkembang
menjadi gametosit (mikrogametosit dan makrogametosit).

Toxoplasma gondii juga termasuk Sporozoa. Toxoplasma gondii mengakibatkan toxoplasmosis.


Toxoplasma gondii masuk ke dalam tubuh manusia melalui makanan.

Infeksi Toxoplasma sangat berbahaya bagi ibu yang sedang hamil. Bayi yang dikandung ibu
yang terinfeksi Toxoplasmabisa meninggal sebelum lahir atau dilahirkan dalam keadan cacat.

Habitat Protozoa
afifahputri30.blogspot.co.id

Klasifikasi Protozoa memiliki habitat di air atau setidaknya di tempat yang basah. Protozoa
biasanya hidup bebas dan terdapat di lautan, lingkungan air tawar, atau daratan. Beberapa spesies
bersifat parasitik, tinggal pada organisme inang.

Inang protozoa yang memiliki sifat parasit dapat berupa organisme sederhana seperti algae,
sampai vertebrata yang kompleks, termasuk manusia. Beberapa spesies dapat tumbuh di dalam
tanah atau pada permukaan tumbuh-tumbuhan.

Semua protozoa membutuhkan kelembaban yang tinggi pada habitat apapun. Beberapa jenis
protozoa laut adalah bagian dari zooplankton. Protozoa laut yang lain hidup di dasar laut. Spesies
yang hidup di air tawar dapat berada di danau, sungai, kolam, atau genangan air.

Ada juga klasifikasi protozoa yang tidak bersifat parasit yang hidup di dalam usus termit atau di
dalam rumen hewan ruminansia.
Beberapa protozoa cukup berbahaya bagi manusia sebab mereka dapat mengakibatkan penyakit
serius. Protozoa yang lain membantu karena mereka memakan bakteri berbahaya dan menjadi
makanan untuk ikan dan hewan lainnya.

Morfologi Protozoa

microbiologyonline.org

Beberapa morfologi protozoa yakni akan dijelaskan dibawah ini;

1. Protozoa adalah sel tunggal yang memiliki pergerakan secara khas dengan menggunakan
pseudopodia atau kaki palsu, sedangkan flagela / silianya ada yang tidak bisa bergerak aktif.
2. Kebanyakan jenis protozoa mempunyai bentuk spesifik yang ditandai dengan adanya daya
fleksibilitas ektoplasma yang ada pada bagian dalam membran sel.
3. Semua protozoa memiliki vakuola kontraktil yang berperan sebagai pompa untuk mengeluarkan
kelebihan – kelebihan air yang berasal dari sel atau sebagai pengatur tekanan osmosis. Untuk
jumlah dan letak vakuola kontraktil protozoa akan berbeda untuk setiap spesies.
4. Protozoa tidak mempunyai dinding sel dan juga tidak mengandung selulosa ataupun khitin
seperti pada jamur dan juga algae.
5. Terdapat beberapa jenis protozoa seperti Foraminifera dengan memiliki kerangka luar yang
sangat keras mengandung dari Si dan Ca. Sedangkan jenis Protozoa seperti Difflugia memiliki
kemampuan untuk mengikat partikel mineral dalam membentuk kerangka luar yang keras.
Selain itu juga terdapat jenis protozoa seperti Radiolarian dan juga heliozoan yang mampu
menghasilkan skeleton yang sering ditemukan dalam bentuk fosil.
6. Kerangka luar dari protozoa jenis Foraminifera tersusun atas CaO2 oleh sebab itu dalam jangka
waktu jutaan tahun koloninya mampu membentuk batuan kapur.
7. Kista adalah protozoa yang dapat berada dalam bentuk vegetatif atau dalambentuk istirahat.
Apabila protozoa berada dalam keadaan yang tidak menguntungkan maka dapat membentuk
kista sebagai bentuk untuk mempertahankan hidupnya. Sedangkan saat kista berada dalam
keadaan yang menguntungkan, maka protozoa akan berkecambah menjadi sel vegetatifnya.

***

Itulah penjelasan secara detail mengenai klasifikasi protozoa secara lengkap, klasifikasi protozoa
berdasarkan alat geraknya,, protozoa klasifikasi yang lebih rendah, macam macam protozoa dan
gambarnya, jenis jenis protozoa, struktur tubuh protozoa, taksonomi protozoa.

Pertumbuhan dan Perkembangbiakan protozoa


Protozoa berkembang biak secara asetsual (vegetatif) dan setsual (generatif). Reprokduksi
asetsual berlangsung dengan pembelahan sel atau pembagian sel. Anak anak sel dapat berukuran
sama atau tidak sama. Apabila ada dua sel anak, maka pembelahannya adalah pembelahan
binner, jika terbentuk banyak anak sel maka terjadi pembuahan bahurangkap (multiple fission).

Sebagian besar Protozoa berkembang biak secara asetsual (vegetatif) diantaranya meliputi:

1. pembelahan mitosis (biner), yaitu pembelahan yang diawali dengan pembelahan inti dan diikuti
pembelahan sitoplasma, kemudian menghasilkan 2 sel baru.Pembelahan biner terjadi pada
Amoeba. Paramaecium, Euglena. Paramaecium membelah secara membujur/ memanjang
setelah terlebih dahulu melakukan konjugasi.Euglena membelah secara membujur /memanjang
(longitudinal).
2. Spora, Perkembangbiakan asetsual pada kelas Sporozoa (Apicomplexa) dengan membentuk
spora melalui proses sporulasi di dalam tubuh nyamuk Anopheles. Spora yang dihasilkan disebut
sporozoid.

Reproduksi setsual terjadi pada berbagai kelompok protozoa, diantaranya meliputi:

1. Konjugasi, Peleburan inti sel pada organisme yang belum jelas alat kelaminnya. Pada
Paramaecium mikronukleus yang sudah dipertukarkan akan melebur dengan makronukleus,
proses ini disebut singami.
2. Peleburan gamet Sporozoa (Apicomplexa) telah dapat menghasilkan gamet jantan dan gamet
betina. Peleburan gamet ini berlangsung di dalam tubuh nyamuk.

Gambar Pembelahan-mitosis
protozoa

Beberapa protozoa mempunyai daur reproduksi yang rumit, sebagian dari diantaranya harus
berlangsung di dalam inang vertebrata sedangkan sebgian lagi harus terjadi dalam inang-inang
lain. Sebagai contoh, banyak spesies tripanosoma menghabiskan sebgaian daur hidupnya dalam
sistem peredaran inang-inang vertebrata dan sebagian lagi dalam avertebrata penghisap darah,
seperti misalnya serangga.

Anda mungkin juga menyukai