Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH MIKROBIOLOGI

“ALGAE,PROTOZOA DAN VIRUS”

DISUSUN OLEH :
Kelompok X

1. Twulyenna Mallisa G 701 18 048


2. Fira Safitri G 701 18 220
3. Sri Sulistiawati G 701 18 116

JURUSAN FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS TADULAKO

PALU

2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan yang maha esa, Dalam kesempatan yang berbahagia ini

penyusun masih diberikan kesempatan untuk menyelesaikan tugas makalah tentang sel

prokariotik Dalam menyelesaikan tugas makalah ini, penyusun menggunakan buku panduan dan

internet. Didalam makalah ini berisi materi-materi tentang Algae,protozoa dan virus. Penyusun

makalah bermaksud untuk memperdalam pemahaman sebagai seorang mahasiswa dan melatih

kemandirian agar tidak hanya menerima dari dosen, tetapi harus mengembangkan sendiri dengan

cara mencari informasi yang bersangkutan.

Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi yang membacanya, khususnya

dalam ilmu kesehatan.

Palu, 27 Februari 2020


Penyusun

Kelompok X
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………….
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang………………………………………………………………………….
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan…………………………………………………………………………………..
BAB II PEMBAHASAN
II.1 . Bioloi dan siklus hidup algae
II.2 Biologi dan siklus hidup protozoa
II. 3 Peranan algae dan protozoa dalam kehidupan
II.4 Morfologi dan klaifikasi virus
II.5 Perbedaan virus dengan hewan dan tumbuhan

BAB III PENUTUP


III.1. Kesimpulan
III.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kingdom prosita mencakup semua spesies uniseluler cukariotik. Sebagian diantara
organisme ini serupa dengan hewan (protozoa), yang lainnya mirip tumbuhan (prosita alga), dan
yang lainnya lagi menunjukkan ciri-ciri fungsi.
Namun, yang akan kami bahas disini adalah Algae, Protozoa, dan virus beserta
pengelompokkannya.
Algae adalah sekelompok organisme autotroph yang tidak memiliki organ dengan
perbedaan fungsi yang nyata. Algae pernah digolongkan sebagai tumbuhan bertallus. Algae
memiliki 6 kelompok, yaitu Euglunophyta, Chlorophyta (Ganggang Hijau ), Pacophyta
(Ganggang Cokelat), Chhysophyta ( Ganggang Pirang atau keemasan), Rhodophyta (Ganggang
merah) dan Phyrrophyta (ganggang Api).
Protozoa adalah oganisme-organisme heterotik yang ditemukan disemua habitat utama,
sedangkan yang lainnya hidup sebagai parasite di dalam tubuh hewan. Kelompok protozoa
antara lain, Rhizopoda atau Sarcodina (berkaki Semut), Ciliata (berambut getar), Flagellates atau
Mastigophora (bercambuk), dan Sporozoa (penghasil Spora).
Virus adalah parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme biologis. Virus
hanya dapat bereproduksi di dalam material hidup dengan menginvasi dan memanfaatkan sel
makhluk hidup karena virus tidak memiliki perlengkapan selular untuk bereproduksi sendiri.
Dalam sel inang, virus merupakan parasit obligat dan di luar inangnya menjadi tak berdaya.
Biasanya virus mengandung sejumlah kecil asam nukleat (DNA atau RNA, tetapi tidak
kombinasi keduanya) yang diselubungi semacam bahan pelindung yang terdiri atas protein, lipid,
glikoprotein, atau kombinasi ketiganya. Genom virus menyandi baik protein yang digunakan
untuk memuat bahan genetik maupun protein yang dibutuhkan dalam daur hidupnya.
Istilah virus biasanya merujuk pada partikel-partikel yang menginfeksi sel-sel eukariota
(organisme multisel dan banyak jenis organisme sel tunggal), sementara istilah bakteriofag atau
fag digunakan untuk jenis yang menyerang jenis-jenis sel prokariota (bakteri dan organisme lain
yang tidak berinti sel).

I.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana Biologi dan siklus hidup algae?


2. Bagaimana biologi dan siklus hidup protozoa?
3. Bagaimana peranan algae dan protozoa dalam kehidupan?
4. Bagaimana morfologi dan klasifikasi virus?
5. Bagaimana perbedaan virus dengan tumbuhan dan hewan?

I.3 TUJUAN

1. Mahasiswa dapat mengetahui Biologi dan siklus hidup algae


2. Mahasiswa dapat mengetahui biologi dan siklus hidup protozoa
3. Mahasiswa dapat mengetahui peranan algae dan protozoa dalam kehidupan
4. Mahasiswa dapat mengetahui morfologi dan klasifikasi virus
5. Mahasiswa dapat mengetahui virus dengan tumbuhan dan hewan
BAB II

PEMBAHASAN

II. 1 Biologi dan siklus hidup algae

A. HABITAT ALGAE

Algae dapat hidup di permukaan atau dalam perairan (aquatik) maupun daratan (terestrial) yang
terkena sinar matahari, namun kebanyakan hidup di perairan. Algae laut mempunyai peranan
yang sangat penting di dalam siklus unsur-unsur di bumi, mengingat jumlah massanya yang
sangat banyak yang kemungkinan lebih besar dari jumlah tumbuhan di daratan. Beberapa algae
laut bersel satu bersimbiosis dengan hewan invertebrata tertentu yang hidup di laut, misalnya
spon, koral, cacing laut. Algae terestrial dapat hidup di permukaan tanah, batang kayu, dan lain-
lain. Algae darat dapat bersimbiosis dengan jamur dan membentuk lumut kerak (Lichenes). Pada
lichenes algae bertindak sebagai fikobion, sedangkan jamur sebagai mikobion.

Algae yang dapat membentuk Lichenes adalah anggota dari Chlorophyta, Xanthophyta, dan
algae hijau biru (Cyanobacteria) yang termasuk bakteri. Fikobion memanfaatkan sinar matahari
untuk fotosintesa, sehingga dihasilkan bahan organik yang dapat dimanfaatkan oleh mikobion.
Mikobion memberikan perlindungan dan berfungsi untuk menyerap mineral bagi fikobion. Pada
beberapa kasus mikobion dapat menghasilkan faktor tumbuh yang dapat dimanfaatkan oleh
fikobion. Lichenes sangat lambat pertumbuhannya, tetapi dapat hidup pada tempat ekstrem yang
tidak bisa digunakan untuk tempat tumbuh jasad hidup lain. Sebagai contoh Lichenes dapat
tumbuh pada batuan dengan keadaan yang sangat kering, panas dan miskin unsur hara atau
bahan organik. Lichenes menghasilkan asam-asam organik yang dapat melarutkan mineral
batuan. Kandungan beberapa pigmen fotosintetik pada algae memberikan warna yang spesifik.
Beberapa divisi algae dinamakan berdasarkan warna tersebut, misalnya algae hijau, algae merah
dan algae coklat.

B. MORFOLOGI ALGAE

Algae uniseluler (mikroskopik) dapat betul-betul berupa sel tunggal, atau tumbuh dalam bentuk
rantaian atau filamen. Ada beberapa jenis algae yang sel-selnya membentuk koloni, misalnya
pada Volvox, koloni terbentuk dari 500-60.000 sel. Koloni-koloni inilah yang dapat dilihat
dengan mata biasa. Algae multiseluler (makroskopik) mempunyai ukuran besar sehingga dapat
dilihat dengan mata biasa. Algae makroskopik biasanya mempunyai berbagai macam struktur
khusus. Beberapa jenis algae mempunyai struktur yang disebut hold fast yang mirip dengan
sistem perakaran pada tanaman. Fungsinya adalah untuk menempelnya algae pada batuan atau
substrat tertentu. Hold fast tidak dapat digunakan untuk menyerap air atau nutrien.

Algae tidak memerlukan sistem transport nutrien dan air, karena nutrien dan air dapat dipenuhi dari
seluruh sel algae. Struktur khusus yang lain adalah bladder atau pengapung, yang berguna untuk
menempatkan algae pada posisi tepat untuk mendapatkan cahaya maksimum. Tangkai atau batang pada
algae disebut stipe, yang berguna untuk mendukung blade, yaitu bagian utama algae yang berfungsi
mengabsorbsi nutrien dan cahaya.

C. PERKEMBANGBIAKAN ALGAE

Perkembangbiakan secara aseksual pada algae seperti pada jasad eukariotik lain, yaitu dengan
terbentuknya dua jenis sel khusus yang disebut gamet yang bersifat haploid. Dua sel gamet
tersebut melebur dan menghasilkan zygot yang bersifat diploid. Zygot mempunyai dua turunan
masing-masing kromosom (2n). Gamet hanya mempunyai satu turunan kromosom (1n). Proses
reduksi jumlah kromosom ini disebut meiosis

Meiosis terjadi dalam masa-masa yang berbeda pada berbagai siklus hidup algae. Beberapa jenis
algae selama siklus hidupnya terutama berada pada fase diploid, tetapi algae lain mempunya fase
zygot sampai meiosis yang sangat singkat sehingga dalam siklus hidupnya terutama berada pada
fase haploid. Algae yang berukuran besar (makroskopik) ada yang mempunyai 2 macam struktur
reproduktif yang berbeda, yaitu gametofit (haploid) dan sporofit (diploid). Sebagai contoh adalah
pada Ulva yang termasuk algae hijau.

Perkembangbiakan secara aseksual terjadi melalui proses yang disebut mitosis. Kebanyakan
algae bersel tunggal berkembang biak dengan membelah diri seperti pada bakteri (prokariot).
Perbedaannya, pada pembelahan sel prokariot terjadi replikasi DNA dan masing-masing sel hasil
pembelahan mempunyai setengah DNA awal dan setengah DNA hasil replikasi. Pada algae
eukariot, terjadi penggandaan kromosom dengan proses yang lebih kompleks yang disebut
mitosis. Masing-masing sel hasil pembelahan mempunyai kromosom turunannya. Algae lain,
khususnya yang multiseluler, berkembang biak dengan berbagai cara. Beberapa jenis algae dapat
mengadakan fragmentasi, yaitu pemotongan bagian filamen yang kemudian dapat tumbuh
menjadi individu baru. Algae lainnya mampu berkembang biak dengan menghasilka spora.
Spora algae mempunyai struktur yang berbeda dengan endospora pada bakteri. Spora ada yang
dapat bergerak aktif, yang disebut zoospora, dan ada yang tidak dapat bergerak aktif (nonmotil)
disebut autospora.

D. FISIOLOGI ALGAE

Secara umum algae bersifat fotosintetik, menggunakan H2O sebagai donor elektron, pada
keadaan tertentu beberapa algae dapat menggunakan H2 untuk proses fotosintesa tanpa
menghasilkan O2. Sifat fotosintetik pada algae dapat bersifat mutlak (obligat fototrof), jadi algae
ini tumbuh di tempat-tempat yang terkena cahaya matahari. Beberapa algae bersifat
khemoorganotrof, sehingga dapat mengkatabolisme gula-gula sederhana atau asam organik pada
keadaan gelap. Senyawa organik yang banyak digunakan algae adalah asetat, yang dapat
digunakan sebagai sumber C dan sumber energi. Algae tertentu dapat mengasimilasi senyawa organik
sederhana dengan menggunakan sumber energi cahaya (fotoheterotrof). Pada algae tertentu dapat tidak
terjadi proses fotosintesa sama sekali, dalam hal ini pemenuhan kebutuhan nutrisi didapatkan secara
heterotrof. Dalam keadaan gelap, umumnya algae yang dapat melakukan fotosintesa normal dapat tumbuh
baik dengan cepat dengan menghabiskan berbagai senyawa organik hasil fotosintesa. Dalam keadaan
gelap, proses fotosintesa berubah menjadi proses respirasi. Pada algae heterotrof, pemenuhan kebutuhan
energi berasal dari bahan organik yang ada di sekitarnya. Algae yang tidak berdinding sel dapat memakan
bakteri secara fagotrofik Algae leukofitik adalah algae yang kehilangan kloroplas. Hilangnya kloroplas
tersebut bersifat tetap, atau tidak dapat kembali seperti semula. Hal ini banyak terjadi pada algae bersel
tungga seperti diatomae, flagelata, dan algae hijau nonmotil. Algae leukofitik dapat dibuat, misalnya
Euglena yang diperlakukan dengan streptomisin atau sinar ultra violet.

II.2 Biologi dan siklus hidup protozoa

Karakteristik Protozoa

1. Bersel satu.
2. Hidup bebas atau besimbiosis dengan organisme lain.
3. Pencernaan intraseluler pada vakuola makanan. Cara memperoleh makanan: holozoik; saprozoik;
holofitik; saprofitik.
4. Alat gerak berupa pseudopodium, flagellum, atau Cilium.
5. Respirasi secara difusi melalui permukaan tubuh.
6. Ekskresi dengan permukaan tubuh.
7. Memiliki vakuola kontraktil sebagai osmoregulator dan ekskresi.
8. Reproduksi dapat dilakukan secara vegetatif dan generatif.

Habitat Protozoa

Protozoa hidup di air atau setidaknya di tempat yang basah. Mereka umumnya hidup bebas dan
terdapat di lautan, lingkungan air tawar, atau daratan. Beberapa spesies bersifat parasitik, hidup
pada organisme inang. Inang protozoa yang bersifat parasit dapat berupa organisme sederhana
seperti algae, sampai vertebrata yang kompleks, termasuk manusia. Beberapa spesies dapat
tumbuh di dalam tanah atau pada permukaan tumbuh-tumbuhan.

Semua protozoa memerlukan kelembaban yang tinggi pada habitat apapun. Beberapa jenis
protozoa laut merupakan bagian dari zooplankton. Protozoa laut yang lain hidup di dasar laut.
Spesies yang hidup di air tawar dapat berada di danau, sungai, kolam, atau genangan air. Ada
pula protozoa yang tidak bersifat parasit yang hidup di dalam usus termit atau di dalam rumen
hewan ruminansia.

Beberapa protozoa berbahaya bagi manusia karena mereka dapat menyebabkan penyakit serius.
Protozoa yang lain membantu karena mereka memakan bakteri berbahaya dan menjadi makanan
untuk ikan dan hewan lainnya.
Perkembangbiakan Protozoa

Protozoa dapat berkembang biak secara seksual dan aseksual. Secara aseksual protozoa
dapatmengadakan pembelahan diri menjadi 2 anak sel (biner), tetapi pada Flagelata pembelahan
terjadi secara longitudinal dan pada Ciliata secara transversal. Beberapa jenis protozoa
membelah diri menjadi banyak sel (schizogony). Pada pembelahan schizogony, inti membelah
beberapa kali kemudian diikuti pembelahan sel menjadi banyak sel anakan.

Perkembangbiakan secara seksual dapat melalui cara konjugasi, autogami, dan sitogami.
Protozoa yang mempunyai habitat atau inang lebih dari satu dapat mempunyai beberapa cara
perkembangbiakan. Sebagai contoh spesies Plasmodium dapat melakukan schizogony secara
aseksual di dalam sel inang manusia, tetapi dalam sel inang nyamuk dapat terjadi
perkembangbiakan secara seksual. Protozoa umumnya berada dalam bentuk diploid.

Protozoa umumnya mempunyai kemampuan untuk memperbaiki selnya yang rusak atau
terpotong. Beberapa Ciliata dapat memperbaiki selnya yang tinggal 10 % dari volume sel asli
asalkan inti selnya tetap ada.

Fisiologi Protozoa

Protozoa umumnya bersifat aerobik nonfotosintetik, tetapi beberapa protozoa dapat hidup pada
lingkung ananaerobik misalnya pada saluran pencernaan manusia atau hewan ruminansia.
Protozoa aerobik mempunyai mitokondria yang mengandung enzim untuk metabolisme aerobik,
dan untuk menghasilkan ATP melalui proses transfer elektron dan atom hidrogen ke oksigen.

Protozoa umumnya mendapatkan makanan dengan memangsa organisme lain (bakteri) atau
partikel organik, baik secara fagositosis maupun pinositosis. Protozoa yang hidup di lingkungan
air, maka oksideng dan air maupun molekul-molekul kecil dapat berdifusi melalui membran sel.

Senyawa makromolekul yang tidak dapat berdifusi melalui membran, dapat masuk sel secara
pinositosis. Tetesan cairan masuk melalui saluran pada membran sel, saat saluran penuh
kemudian masuk ke dalam membrane yang berikatan denga vakuola. Vakuola kecil terbentuk,
kemudian dibawa ke bagian dalam sel, selanjutnya molekul dalam vakuola dipindahkan ke
sitoplasma.

Partikel makanan yang lebih besar dimakan secara fagositosis oleh sel yang bersifat amoeboid
dan anggota lain dari kelompok Sarcodina. Partikel dikelilingi oleh bagian membran sel yang
fleksibel untuk ditangkap kemudian dimasukkan ke dalam sel oleh vakuola besar (vakuola
makanan). Ukuran vakuola mengecil kemudian mengalami pengasaman.

Lisosom memberikan enzim ke dalam vakuola makanan tersebut untuk mencernakan makanan,
kemudian vakuola membesar kembali. Hasil pencernaan makanan didispersikan ke dalam
sitoplasma secara pinositosis, dan sisa yang tidak tercerna dikeluarkan dari sel. Cara inilah yang
digunakan protozoa untuk memangsa bakteri.
Siklus hidup Protozoa
Selama siklus hidup protozoa, protozoa biasanya melewati beberapa tahap atau fase yang
memiliki struktur dan aktivitas berbeda. Trofozoit merupakan terminologi untuk struktur aktif
dan mencerna makanan merupakan fase perbanyakan pada sebagian besar protozoa. Pada
protozoa parasit, struktur trofozoit memiliki sifat patogenesis.

Pada homoflagelata terminologi amastigot, promastigot, epistomastigot, dan


tripomastigot merupakan bagian dari fase trofozoit. Variasi terminologi diterapkan pada
apicomplexa, seperti takizoit dan bradizoit untuk membedakan struktur organisme dalah siklus
hidupnya.

Fase lainnya adalah kompleks aseksual seperti merozoit yang merupakan hasil fisi
schizont multinukleat, dan siklus seksual seperti gametosit dan gamet. Beberapa protozoa
membentuk kista yang bersifat infektif. Perbanyakan dapat terjadi di dalam kista, sehingga
menghasilkan sel-sel anakan baru. Trofozoit Entamoeba histolitica lebih dulu berubah bentuk
menjadi kista bernukleus tunggal.

Setelah dewasa, nukleus dalam kista mengalami pembelahan menjadi 4 nukleus dan
keluar menjadi 4 sel ameba baru. Kista Giardia lambia mampu menghasilkan hanya 2 sel anakan.
Kista memiliki dinding protektif yang membuat parasit bertahan di lingkungan luar selama
periode lama, bahkan sampai beberapa tahun.

Kista dalam jaringan inang tidak memilik dinding protektif kuat dan bergantung pada
carnovorisme untuk penyebarannya. Oosit merupakan fase hasil reproduksi seksual pada
apicomplexa. Oosit apicomplexa biasanya keluar bersama feces inang, tetapi oosit Plasmodium
(agen malaria) berkembang dalah rongga tubuh vektor nyamuk.

II. 3 Peranan algae dan protozoa dalam kehidupan

PERANAN ALGA DALAM KEHIDUPAN

a. Ganggang hijau merupakan sumber fitoplanton yang digunakan


sebagai pakan ikan dan hewan air lainnya.
Dapat dikatakan bahwa
pada ekosistem perairan, ganggang hijaulah yang merupakan
produsen bagi hewan-hewan air lainnya.

b. Ganggang cokelat (Macrocrytis pyrifera) mengandung yodium yang


mengandung Na, P, N, dan Ca yang dapat dimanfaatkan sebagai
suplemen untuk hewan ternak. Selain itu, ganggang cokelat yang
mengandung asam alginat dapat dimanfaatkan sebagai pengental
produk makanan, industri, dan alat-alat kecantikan (Laminaria,
Macrocystis, Ascophylum, dan Fucus).

c. Ganggang merah dapat dimanfaatkan untuk makanan suplemen


kesehatan (Porphyra), sumber makanan (Rhodymenia palmata),
pembuatan agar (Gellidium), dan penghasil karagenan (pengental
es krim).

d. Dinding sel diatom mengandung zat kersik sehingga ganggang


keemasan sering disebut juga ganggang kersik. Zat kersik ini sangat
berguna bagi industri, seperti bahan penggosok, penyaring, industri
kaca, dan bahan isolasi.

PERANAN PROTOZOA DALAM KEHIDUPAN

Peran ekologis utama protozoa adalah fungsinya dalam rantai makanan. Banyak hewan air
memakan protozoa. Misalnya, paus raksasa menyaring air laut untuk mendapatkan berton-ton
protozoa untuk makanan. Banyak ikan dan invertebrata mengandalkan protozoa sebagai sumber
protein utama.

Protozoa juga berperan membantu mengendalikan populasi bakteri serta protozoa lainnya dengan
memakannya. Mengontrol populasi organisme lain adalah penting dalam menjaga keseimbangan
dan keanekaragaman ekologi.

Seperti halnya bakteri, protozoa akuatik dan terestrial berguna mempercepat dekomposisi sisa-sisa
tumbuhan dan hewan yang mati. Dekomposisi adalah proses ekologis yang sangat penting karena nutrisi
dan mineral penting dikembalikan ke lingkungan. Protozoa memakan bahan organik yang dilepaskan
oleh tumbuhan dan hewan yang membusuk.
Banyak spesies protozoa yang saling berhubungan dengan hewan lain. Misalnya, zooxanthellae adalah
flagellata protozoa fotosintesis dan simbion karang intraseluler. Zooxanthellae memberi pasokan
karbohidrat berkelanjutan kepada karang yang dihasilkan selama fotosintesis. Sembilan puluh persen
dari kebutuhan energi karang disediakan oleh zooxanthellae. Sebagai ganti karbohidrat, karang
menyediakan zooxanthellae rumah dan perlindungan.
Protozoa adalah organisme yang secara ekologis penting dalam siklus karbon. Lautan adalah wastafel
terbesar untuk karbon dioksida atmosfer – gas rumah kaca utama. Protozoa fotosintesis berperan
menyerap karbon dioksida untuk fotosintesis. Karbon dioksida adalah bahan baku utama dalam produksi
karbohidrat selama fotosintesis. Dengan mendaur ulang karbon dioksida, protozoa berkontribusi dalam
mitigasi pemanasan global.
Protozoa juga dapat digunakan sebagai bioindikator. Indikator biologis adalah organisme yang
digunakan untuk memantau kesehatan dan integritas suatu lingkungan. Ada atau tidak adanya
protozoon tertentu di suatu lingkungan (mis. Sungai) dapat mengindikasikan integritas atau gangguan
ekologi (mis. Polusi). Protozoa yang disampling dari lingkungan tertentu dapat dianalisis keberadaan zat
beracunnya. Protozoa baik dalam mengumpulkan racun lingkungan. Selain itu, struktur seluler protozoa
sampel juga dapat dipelajari untuk setiap kerusakan atau kelainan yang disebabkan oleh polusi.

II. 4 Morfologi dan klasifikasi virus

Virus hanya memiliki salah satu macam asam nukleat (RNA atau DNA) yang diselubungi oleh
pelindung yang terdiri atas protein, lipid, glikoprotein. Pengertian virus secara etimologi adalah kata
virus berasal dari bahasa latin yaitu virion yang artinya "racun". Virus merupakan organisme
subseluler karna ukurannya yang sangat kecil, dimana virus hanya dapat dilihat dengan
menggunakan mikroskop elektron. Virus berukuran lebih kecil dari pada bakteri.

Ciri virus adalah sebagai berikut :


1. Virus berukuran aseluler (tidak mempunyai sel).
2. Virus berukuran amat kecil, jauh lebih kecil daripada bakteri, yaitu sekitar 20-300 milimikron.
3. Virus hanya memiliki salah satu macam asam nukleat (RNA atau DNA).
4. Virus umumnya berupa semacam hablur (kristal).
5. Tubuh virus terdiri atas kepala, kulit(selubung atau kapsid), isi tubuh, dan serabut ekor.
6. Hanya hidup di dalam sel hidup.
7. Tidak melakukan aktivitas metabolisme.
8. Bentuk bervariasi, mulai dari bentuk oval, silinder, polihedral, dan kompleks.
9. Virus tidak bergerak, tidak membelah diri.
10. Virus dapat dikristalkan.

Morfologi virus berkaitan erat dengan bagian-bagian tubuh virus itu sendiri, berikut ini adalah
bagian-bagian utama dari tubuh virus :

1. Kapsid Kapsid merupakan pembungkus asam nukleat, kapsid inilah yang menentukan
morfologi virus. Kapsid berfungsi sebagai pelindung asam nukleat, melekatkan virion pada
sel inang yang terinfeksi virus, dan sebagai penyedia protein untuk virion saat virion
menginfeksi membran sel inang.

2. Asam Nukleat Asam nukleat berperan penting dalam siklus hidup virus, sama dengan
organisme lainnya asam nukleat pada virus berfungsi sebagai penyimpan informasi genetik
yang diperlukan untuk sintetis protein.

3. Sampul Sampul pada virus merupakan hasil modifikasi virus terhadap membran sel inang
yang sudah terinfeksi oleh virus. Sampul virus sendiri terdiri dari susunan molekul lipid dan
protein Itulah bagian-bagian tubuh virus yang paling utama.

Morfologi Virus
Morfologi virus artinya bentuk dan ukuran virus. Berdasarkan bentuk tubuh dan bagain-
bagain tubuh virus morfologi virus terbagi menjadi empat tipe utama yaitu :
1. Helix
Struktur virus dengan morfologi helix terbentuk dari susunan sub-unit protein terselubung
yang disebut dengan kapsomer melingkar suatu sumbu axis. Susunan virus dengan morfologi
helix ini membuat virus mempunyai bentuk seperti batang atau filamen. Materi genetik virus
dengan morfologi helix ini terletal di dalam rongga dan terikat dengan protein kapsid. Contoh
dari virus dengan morfologi helix ini adalah virus mosaik yang menyerang tembakau.
2. Polihedral
Morfologi virus polihedral tersusun dari kapsomer yang berjumlah sangat banyak dan
menyelubungi genom virus secara keseluruhan. Berbeda dengan morfologi sebelumnya yaitu
morfologi virus helix. Asam nukleat pada morfologi ini tidak mempunyai ikatan dengan
protein kapsid. Virus dengan morfologi polihedral mempunyai ukuran yang sangat bervariasi
yaitu dari 20 – 400 nanometer. Selain itu morfologi virus polihedral juga mempunyai susunan
dan jumlah kapsomer yang sangat beragam juga. Salah satu virus dengan morfologi
polihedral ini adalah virus adenovirus.
3. Virus bersampul.
Virus dengan morfologi ini memiliki lapisan luar atau membran yang menyelubungi kapsid
yang disebut dengan sampul (envelope). Morfologi virus ini memiliki bentuk bermacam-
macam sesuai dengan bentuk kapsidnya, meskipun ada juga sampul yang berbentuk helix dan
polihedral.
4. Virus kompleks.
Morfologi virus kompleks memiliki bagian-bagian tubuh yang lebih kompleks dibandingkan
dengan ketiga morfologi virus lainnya. Dengan morfologi yang sangat kompleks ini
menandakan virus tersebut memiliki kelebihan yang berbeda dibanding virus dengan
morfologi lain. Layaknya organisme hidup virus dengan morfologi ini juga memiliki bagian-
bagian tubuh seperti kepala dan ekor, salah satu contoh virus dengan morfologi virus
kompleks adalah bakteriofage.
Klasifikasi Virus
Klasifikasi dan penamaan virus telah dirintis sejak 1966 oleh International Commitee on
Taxonomy of Viruses (ICTV) dan terpisah dari klasifikasi makhluk hidup. Taksonomi virus
terdiri atas empat tingkat, yaitu ordo, famili, genus, dan spesies. Taksonomi adalah ilmu
klasifikasi makhluk hidup, mengelompokkannya secara berurut sesuai dengan derajat
persamaan dan perbedaan antara mereka, lalu memberinya nama ilmiah.
Menurut klasifikasi Bergey, virus termasuk ke dalam divisio Protophyta, kelas
Mikrotatobiotes dan ordo Virales (Virus). Pada tahun 1976 ICTV (International Commite on
Taxonomy of Virus) mempublikasikan bahwa virus diklasifikasikan struktur dan komposisi
tubuh, yakni berdasarkan kandungan asam. Pada dasarnya virus dibedakan atas dua golongan
yaitu virus DNA dan virus RNA.

A. Virus DNA (Deoksiribovirus)


Famili virus DNA:
1. Famili Parvoviridae seperti genus Parvovirus
2. Famili Papovaviridae seperti genus Aviadenovirus
3. Famili Adenoviridae seperti genus Mastadenovirus
4. Famili Herpesviridae seperti genus Herpesvirus
5. Famili Iridoviridae seperti genus Iridovirus
6. Famili Poxviridae seperti genus Orthopoxvirus
Contoh virus jenis deoksiribovirus :
1. virus herpes (penyebab herpes);
2. virus pox (penyebab kanker seperti leukemia dan limfoma, ada pula yang menyebabkan AIDS);
3. virus mozaik (penyebab bercak-bercak pada daun tembakau);
4. virus papova (penyebab kutil pada manusia/papiloma).
B. Virus RNA (Ribovirus)
Famili virus RNA:
1. Famili Picornaviridae seperti genus Enterivirus
2. Famili Reoviridae seperti genus Reovirus
3. Famili Togaviridae seperti genus Alphavirus
4. Famili Paramyvoviridae seperti genus Pneumovirus
5. Famili Orthomyxoviridae seperti genus Influensavirus
6. Famili Retroviridae seperti genus Leukovirus
7. Famili Rhabdoviridae seperti genus Lyssavirus
8. Famili Arenaviridae seperti genus Arenavirus
Contoh kelompok ribovirus :
1. virus toga (penyebab demam kuning dan ensefalitis);
2. virus arena (penyebab meningitis);
3. virus picorna (penyebab polio);
4. virus orthomyxo (penyebab influenza);
5. virus paramyxo (penyebab pes pada ternak);
6. virus rhabdo (penyebab rabies);

II. 5 Perbedaan Virus dengan Tumbuhan dan Hewan

Virus dikatakan mahluk hidup karena dapat memproduksi atau mereplika dirinya didalam sel inang
atau bakteri dan dikatakan non mahluk hidup jika berada diluar inangnya atau berada di udara bebas.
Sedangkan tumbuhan dan hewan dikatakan mahluk hidup karena dapat melakukan reproduksi
melalui peleburan sel telur dan sperma. Virus hanya mempunyai salah satu RNA atau DNA saja pada
kapsulnya (tidak mempunyai sel) sedangkan tumbuhan dan hewan mempunyai keduanya di dalam
setiap selnya.
Terdapat perbedaan pula pada virus yang menyerang tumbuhan dan virus yang menyerang hewan.
Pada virus yang menyerang tumbuhan atau tanaman (Phytophages) biasanya memiliki RNA dengan
rantai tunggal. Mayoritas virus pada tanaman atau reoviridae selalu mengandung RNA sebagai
materi genetiknya. Sedangkan virus yang menyerang hewan (Zoophages) umumnya memiliki
rangkaian double stranded DNA. Jika dibandingkan antara virus yang menyerang hewan dan virus
yang menyerang tumbuhan, maka kita akan melihat beberapa perbedaannya antara lain:

A. Virus Tanaman/Tumbuhan:
Kapsid: hanya pada batas eksternal
Bahan genetiknya berupa RNA
Untaian Asam nukleat biasanya single stranded (ss)
Sifat asam nukleatnya yaitu linear
Infeksi virus tumbuhan biasanya masuk melalui luka atau pori

Contohnya :
1.Virus Mosaik Tembakau (Tobacco Mosaic Virus, TMV) Virus ini menyebabkan penyakit
mosaik pada daun tembakau. Gejalanya adalah timbulnya bercak-bercak berwarna kuning
pada daun tembakau, sehingga menghambat pertumbuhan daun tembakau.
2. Virus Tungro Virus ini menyerang batang dan akar padi, sehingga tumbuhan padi menjadi
kerdil (pertumbuhan yang tidak normal). Virus ini ditularkan melalui serangga yaitu wereng
coklat dan wereng hijau.
3. Virus CVPD (Citrus Vein Phloem Degeneration) Virus ini menyebabkan penyakit
degenerasi (penyakit tumor) pada batang dan daun jeruk. Virus ini menyerang sistem
pembuluh pengangkut floem pada tanaman jeruk.

B. Virus Hewan:
Kapsid: terdapat bungkusan kapsid juga
DNA merupakan bahan material genetiknya
Untaian asam nukleat biasanya double stranded (ds)
Sifat asam nukleatnya adalah Linear atau Circular
Infeksi biasanya melalui fagositosis (phagocytosis)
Contohnya :
1. Paramyxovirus Virus ini menyebabkan penyakit NCD (New Castle Desease), menyerang sistem
syaraf pada unggas (misal: ayam). Penyakit ini sering disebut penyakit tetelo atau parrot fever.
Gejala penyakitnya mencret dan batuk-batuk. Newcastle Disease (NCD) juga di kenal dengan sampar
ayam atau Tetelo yaitu penyakit yang disebabkan oleh Newcastle Disease Virus dari golongan
Paramyxovirus. Virus ini biasanya berbentuk bola, meski tidak selalu (pleomorf) dengan diameter
100 – 300 nm. Genome virus ND ini adalah suatu rantai tunggal RNA. Virus ini menyerang alat
pernapasan, susunan jaringan syaraf, serta alat-alat reproduksi telur dan menyebar dengan cepat serta
menular pada banyak spesies unggas yang bersifat akut, epidemik (mewabah) dan sangat patogen.
Virus NCD dibagi dua tipe yakni tipe Amerika dan tipe Asia. Pembagian ini berdasarkan
keganasannya dimana tipe Asia lebih ganas dan biasanya terjadi pada musim hujan atau musin
peralihan, dimana saat tersebut stamina ayam menurun sehingga penyakit mudah masuk.
Gejala :
Ayam pingsan payah, mengantuk dengan kepala ditundukkan, sesak nafas, terdengar suara
mencicit seperti ayam tercekik.
Nafsu makan berkurang, berak putih seperti kapur dan padat tetapi lambat laun berubah jadi encer
dan hijau.
Ayam menjadi kurus dalam beberapa hari, ayam hilang keseimbangan atau selalu memutar-mutar
kepalanya, berjalan keliling, kepala diletakan diatas punggung juga kelumpuhan.
Pial dan balung berwarna kebiruan.

Cara Penularan:
Melalui kontak langsung dari ayam sakit ke ayam lainnya.
Melalui kontak tidak langsung, melalui bahan, pekerja, atau alat yang tercemar virus tersebut.
Virus NCD yang bereplikasi di saluran pencernaan akan menyebabkan adanya feses yang
tercemar oleh virus tersebut. Dalam hal ini, penularan virus NCD dapat terjadi melalui oral akhibat
ingesti feses yang mengandung virus tersebut ataupun secara tidak langsung melalui pakan atau
minuman yang tercemar atau per inhalasi akhibat menghirup partikel feses yang telah mengering.

2. Foot and Mouth Desease Virus ini menyebabkan penyakit pada kuku dan mulut, menyerang
hewan ternak, seperti sapi, kuda, kerbau, domba, biri-biri, dan keledai.
3. Rhabdo virus

Rabies merupakan suatu penyakit hewan menular akut yang disebabkan oleh virus neurotropik dari
ss RNA virus; genus Lyssavirus; famili Rhabdoviridae. Virus Rabies termasuk dalam serotipe 1,
serotipe 2 (Lagos bat virus), serotipe 3 (Mokola rhabdovirus), dan serotype 4 (Duvenge
rhabdovirus).
Rabies menyerang sistem syaraf pusat hewan berdarah panas dan manusia. Bersifat zoonosis yaitu
dapat menular pada manusia lewat gigitan atau cakaran. atau dapat pula lewat luka yang terkena air
liur hewan penderita rabies Hewan yang terinfeksi dapat berubah menjadi lebih agresif/ ganas dan
dapat menyerang manusia.. Rabies sangat berbahaya, bila ditemukan gejala klinis dan
penanganannya tidak benar biasanya diikuti kematian, baik pada hewan maupun manusia.

4. Rous Sarcoma Virus (RSV) Virus ini menyebabkan penyakit tumor pada ayam.
5. Bovine Papilo virus Virus ini menyebabkan penyakit tumor pada sapi.
BAB III
PENUTUP
III.1 KESIMPULAN
Berdasarkan makalah yang telah dbuat dapat disimpulkan bahwa :
1. Algae adalah sekelompok organisme autotroph yang tidak memiliki organ dengan
perbedaan fungsi yang nyata. Algae pernah digolongkan sebagai tumbuhan bertallus.
Algae memiliki 6 kelompok, yaitu Euglunophyta, Chlorophyta (Ganggang Hijau ),
Pacophyta (Ganggang Cokelat), Chhysophyta ( Ganggang Pirang atau keemasan),
Rhodophyta (Ganggang merah) dan Phyrrophyta (ganggang Api).
2. Protozoa adalah oganisme-organisme heterotik yang ditemukan disemua habitat utama,
sedangkan yang lainnya hidup sebagai parasite di dalam tubuh hewan. Kelompok
protozoa antara lain, Rhizopoda atau Sarcodina (berkaki Semut), Ciliata (berambut
getar), Flagellates atau Mastigophora (bercambuk), dan Sporozoa (penghasil Spora).
3. Virus adalah parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme biologis.
Virus hanya dapat bereproduksi di dalam material hidup dengan menginvasi dan
memanfaatkan sel makhluk hidup karena virus tidak memiliki perlengkapan selular untuk
bereproduksi sendiri. Dalam sel inang, virus merupakan parasit obligat dan di luar
inangnya menjadi tak berdaya. Biasanya virus mengandung sejumlah kecil asam nukleat
(DNA atau RNA, tetapi tidak kombinasi keduanya) yang diselubungi semacam bahan
pelindung yang terdiri atas protein, lipid, glikoprotein, atau kombinasi ketiganya. Genom
virus menyandi baik protein yang digunakan untuk memuat bahan genetik maupun
protein yang dibutuhkan dalam daur hidupnya. Istilah virus biasanya merujuk pada
partikel-partikel yang menginfeksi sel-sel eukariota (organisme multisel dan banyak jenis
organisme sel tunggal), sementara istilah bakteriofag atau fag digunakan untuk jenis yang
menyerang jenis-jenis sel prokariota (bakteri dan organisme lain yang tidak berinti sel).
.

III.2 SARAN
Sebaiknya makala ini diletakkan atau disimpan ditempat umum yang dapat ditemukan
mahasiswa seperti perpustakaan agar dapat membantu mahasiswa mengetahui masalah-
masalah yang terkait dalam makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Aryulina dkk. 2006. Biologi 3. Penerbit Erlangga
Fictor P dan Ariebowo M. 2007. Praktis Belajar Biologi. Penerbit visindo media persada: Jakarta
Timur
Fifendy M. 2017. Mikrobiologi. Penerbit Kecana: Depok
Lestari P dan Hartati T. 2017. Mikrobiologi. Gunung samudra: Malang
Murwani. 2015. Dasar-dasar mikrobiologi veteriner. UB Press: Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai