Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH EVOLUSI ORGANIK

“SPESIASI”

Di susun oleh Kelompok 4 :


1. Risca suhariyanto (092)
2. Nuratika Zul pendri (094)
3. Putri Nuril Maghfiroh (104)
4. Rizqi Wildan Ab’ror (108)
5. Muswiatul Jannah (127)
6. Lia Rohmatul Khasanah (137)
7. Novia Nur Hidayati (132)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2017
i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Spesiasi”
Makalah ini berisikan tentang pengertian Spesies, Mekanisme spesiasi, Bagian
Umum Spesiasi. Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada
kita semua tentang Spesiasi. Kami menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan Makalah ini. Akhir kata,
kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
penyusunan Makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhoi segala usaha kita. Amin.

Malang, 29 Oktober 2017

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i


DAFTAR ISI ..................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................... 1
1.3 Tujuan.............................................................................................................. 1
BAB II ISI ......................................................................................................................... 2
2.1 Pengertian Spesiasi .......................................................................................... 3
2.2 Mekanisme Spesiasi ....................................................................................... 4
a. Peranan Isolasi Geografis ............................................................................ 4
b. Isolasi Reproduksi Dalam (Intrinsik) ........................................................... 5
2.3 Bagan Umum Spesiasi ................................................................................. 15
BAB III PENUTUP ........................................................................................................ 17
3.1 Kesimpulan.................................................................................................... 17
3.2 Saran ............................................................................................................. 17
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 18

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Spesiasi atau proses pembentukan spesies baru, pada dasarnya adalah saksi
hidup mengenai apa yang terjadi pada masa lampau. Ada beberapa pendapat
mengenai proses spesiasi. Sekelompok ahli menganggap bahwa proses
pembentukan suatu jenis baru tidak akan terjadi pada masa kini. Kelompok ahli
lain menyatakan bahwa proses tersebut masih terus berlangsung pada saat ini,
memang dalam keadaan muka bumi seperti sekarang, relung yang kosong sudah
tidak terdapat lagi.
Untuk memahami proses Spesiasi, maka perlu di ingat bahwa keadaan muka
bumi pada masa lampau tidaklah sama dengan masa sekarang ini. Muka bumi
yang semula panas, menjadi dingin. Selain itu, daratan mulai terbentuk, dengan
demikian terdapat habitat baru. Terbentuknya tumbuh-tumbuhan, hutan, padang
rumput secara simultan, dan terjadi di sejumlah tempat menyebabkan timbulnya
habitat baru yang sebelumnya tidak ada, dan juga masih kosong. Juga harus kita
perhatikan bahwa kondisi iklim pada masa lalu selalu berubah-ubah. Peristiwa
glasiasi, letusan gunung berapi, terbentuknya daratan, dan lain-lain menyebabkan
muka bumi mengalami Evolusi yang dikatakan sangat besar. Hal ini tidaklah kita
jumpai pada masa kini, bila proses tersebut terjadi, maka peristiwa sebesar itu
akan berlangsung selama beberapa generasi, sehingga kita sudah mati sebelum
peristiwa tersebut berakhir.
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian spesiasi ?


2. Bagaimana mekanisme spesiasi?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian spesies


2. Untuk mngetahui mechanisme spesiasi
1
BAB II
ISI
2.1 Pengertian Spesiasi
Spesiasi adalah suatu proses pembentukan jenis baru. Spesiasi terjadi bila
aliran gen antara populasi yang pada mulanya ada secara efektif telah mereda dan
disebabkan oleh mekanisme isolasi. Begitu populasi berubah, terbentuklah jenis
baru tetapi masih sekerabat, jenis baru dapat terbentuk dalam kurun waktu sejarah
yang panjang maupun pendek tergantung model spesiasi mana yang dilaluinya
(Labruna, M.B., dkk., 2009). Spesiasi juga merupakan respon makhluk hidup
termasuk Myrtaceae terhadap kondisi lingkungannya berupa adaptasi sehingga
kelompok ini dapat bertahan hidup dan tidak punah. Dalam hal ini beberapa
anggota Myrtaceae yang telah terpisah oleh lautan akibat pergeseran lempeng
benua, masing-masing menyesuaikan diri dengan lingkungannya dalam waktu
yang sangat lama dan jarak yang makin jauh, sehingga bila dipertemukan kembali
mungkin tidak dapat saling menyerbuki. Spesiasi sangat terkait dengan evolusi,
keduanya merupakan proses perubahan yang berangsur-angsur, sedikit demi
sedikit, secara gradual, perlahan tetapi pasti terjadi. Spesiasi lebih ditekankan
pada perubahan yang terjadi pada populasi jenis tertentu. Sedangkan evolusi jauh
lebih luas, dapat meliputi semua organisme hidup maupun benda mati yang
membentuk seluruh alam semesta ini. Kebanyakan evolusi diartikan secara sempit
sebagai perubahan yang terjadi pada mahluk hidup, tetapi secara luas dapat
meliputi perubahan apapun di jagat raya ini (Widodo, P., 2007).
Masalah yang perlu kita perhatikan adalah definisi mengenai spesies.
Meskipun kita pada umumnya bisa membedakan antara satu spesies dengan
spesies lainnya. Definisi spesies adalah suatu kelompok organisme yang hidup
bersama di alam bebas, dapat mengadakan perkawinan secara bebas, dan dapat
menghasilkan anak yang fertil dan bervitalitas sama dengan induknya. Spesies
dalam pandangan modern adalah suatu golongan populasi yang alami (deme)
yang tersendiri secara genetis dan memiliki bersama suatu ”gene pool” umum.
Dengan perkataan lain, suatu spesies adalah unit atau kesatuan terbesar dalam

2
populasi, didalamnya terjadi pertukaran gen atau ”gene pool”. Sehingga konsep
modern suatu spesies sama sekali tidak mengatakan sesuatu tentang sampai
dimanakah perbedaan antara dua populasi sehingga di anggap sebagai spesies
yang terpisah. Bahwa kebanyakan dari spesies dipisahkan dengan perbedaan-
perbedaan yang nyata secara anatomi (Waluyo,L. 2005)
2.2 Mekanisme Spesiasi

a. Peran Isolasi Geografis

Spesies yang telah di definisikan atas dasar isolasi reproduktif


bukannya dari perbedaan-perbedaan morfologis. Dalam pokok bahasan ini
terdapat pertanyaan bagaimana sampai terjadi bahwa suatu populasi yang
memiliki yang mula-mula mempunyai “gene pool” yang terpisah-pisah atau
bagaimana “gene pool” yang efektif dapat lenyap? Dan bagaimana suatu
penghambat “gene flow” dapat muncul?
Awal mula proses spesiesis adalah pemisahan secara geografis,
selama populasi masih berhubungan langsung dan tidak langsung maka
“gene flow” masih dapat muncul atau terjadi walaupun dalam system dapat
menyimpang dalam beberapa sifat hal tersebutlah yang menyebabkan adanya
variasi intraspesies, tetapai jika system populasi yang awalnya berlanjut ini di
pisahkan oleh sebab-sebab geografis yang menyebabkan hambatan
penyebaran spesies maka system populasi yang terpisah ini tidak mungkin
menukarkan susunan gen mereka dan evolusi atau keturunan mereka
selanjutnya akan terpisah, semakin lama maka sistem populasi yang memisah
ini akan memiliki perbedaan yang sangat jelas di karenakan proses evolusi
yang berbeda, atau melakukan evolusi dengan caranya sendiri.
Jika menurut konsep spesies yang baru mereka yang terpisah masih
merupakan satu spesies, kemudian mereka dapat menjadi berbeda secara
genetik sehingga “gene flow” yang efektif tidak bisa bercampur lagi jika
mereka kembali.

3
Ada tiga teori mengapa sistem populasi yang terpisah geografis
akan mengalami penyimpangan sejalan dengan waktu:

 Terdapat kemungkinan bahwa populasi yang terpisah mempunyai


frekuensi gen pemula yang berbeda, sebab pembagian suatu sistem
menjadi dua bagian sistem yang terpisah belum tentu membagi kedalam
dua populasi yang sama secara genetis, jadi jika populasi mencapai potensi
genetis yang berbeda sajak saat pemisahannya evolusi mendatang sudah
pasti evolusi yang selanjutnya akan berbeda pula.
 Populasi yang terpisah itu akan mengalami mutasi-mutasi yang berbeda,
mutasi akan terjadi secera random, akan ada yang bermutasi bahakan akan
ada yang tidak bermutasi.
 Penyimpangan pada populasi yang terpisah, terjadi karena ada tekanan
seleksi dari sekelilingnya.

Adapula faktor tambahan yaitu pergeseran suatu genetis yang


mempengaruhi dalam populasi kecil, contohnya jika suatu individu
mempunyai bentuk koloni baru penghalang atau barrier pemisahan tempat
akan bermacam-macam.

b. Isolasi Reproduksi Dalam (Instrinsik)

Penyimpangan yang menuju ke pembekuan spesies disebabkan oleh


adanya pencegahan “gene flow “ diantara dua sistem populasi yang
berdekatan dan pencegahan ini disebabkan oleh faktor luar (ekstrinsik) yakni
faktor geografis. Perkembangan selanjutnya setelah kedua populasi itu
berbeda adalah pengumpulan dari suatu perbedaan yang di dalam waktu
cukup dapat bekembang menjadi mekanisme isolasi instrinsik.

Isolosi instrinsik mempunyai sifat-sifat biologis yang dapat mencegah


bercampurnya dua populasi atau mencegah interbreeding jika kedua populasi
itu berkumpul kembali setelah batas pemisahnya lenyap. Dengan perkataan
lain, spesiasi dimulai dengan penghambat luar yang menjadikan dua sistem
4
populasi menjadi sama sekali alopatrik (mempunyai tempat yang berbeda),
tetapi kejadian ini belum sempurna sampai populasi mengalami proses
mekanisme isolasi instrinsik yang menjaga supaya mereka tetap alopatrik
atau gene poll mereka tetap terpisah meskipun mereka simpatrik
(mempunyai tempat yang sama)

Beberapa mekanisme isolasi intristik yang mungkin timbul, seperti


bagian berikut;

1. Mekanisme isolasi intristik


 Isolosi ekogeografi

Gambar 1. Populasi Platanus

Setiap populasi yang bertempat hidup di alam bebas ini tentunya


melakukan penyesuaian diri atau adaptasi dengan kodisi habitat atau
lingkungan hidup yang ditempati oleh populasi tersebut. Populasi yang
berhasil melakukan penyesuaian diri atau berhasil melakukan adaptasi dengan
lingkungan tempat hidupnya maka individu – individu yang berada di dalam
populasi tersebut telah mengalami perubahan secara fertil yang diakibatkan
oleh kondisi di lingkungan tempat hidupnya. Apabila ada kelompok individu
atau populasi yang terpisah maka tiap – tiap populasi tersebut akan berusaha
5
untuk menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan hidupnya dan
membentuk populasi baru. Jika populasi yang terpisah ini dikembalikan ke
tempat lingkungan asalnya sebelum memisahkan diri, maka inividu populasi
ini tidak akan melakukan perkawinan silang dengan individu populasi
asalnya. Kondisi yang semacam ini dikarenakan individu yang telah terpisah
itu merasa asing dengan dengan lingkungan yang semula.
Dua fertil yang mula-mula dipisahkan oleh beberapa penghambat
luar, pada suau ketika dapat begitu khusus untuk berbagai keadaan
lingkungan sehingga meskipun penghambat luar (eksternal barrier) itu
dihilangkan, mereka tidak akan menjadi simpatrik. Sebab setiap populasi
tidak mampu untuk hidup pada tempat dimana populasi lain berada. Dengan
kata lain, mereka dapat mengalami perubahan pada perbedaan-perbedaan
genetis yang dapat tetap memisahkan perbedaan geografis mereka. Contoh
adalah jenis pohon Platanus occidentalis yang terdapat pada bagian timur
Amerika Serikat dan Platanus orientalis yang terdapat pada timur Laut
Tenggah. Kedua spesies ini dapat disilangkan secara buatan dan
menghasilkan hibrid yang kuat dan fertil. Kedua spesies ini sebetulnya
berpisah sama sekali dan fetilisasi alami tidak mungkin terjadi.
Setiap proses beradaptasi dengan iklim setempat didalam batas–batas
daerah sendiri, dan iklim dari kedua daerah itu sangat berbeda, sehingga
setiap spesies tidak mungkin hidup di tempat spesies lain. Jadi terdapat
pebedaan–perbedaan genetis yang mencegah “gene flow” diantara spesies
pada keadaan alami. Pemisahan mereka bukan saja secara geografis tetapi
juga genetis.

6
 Isolasi habiat

Gambar 2. Habitat Bufo Sp.


Antara. dua populasi simpatrik yang menghuni daerah yang
berbeda lebih sering terjadi perkawinan daripada antara sesama populasi
setempat namun berbeda sifat- sifat genetiknya. Jika dua populasi simpatrik
mendiami habitat yang berbeda dari daerah tempal tinggal yang umum bagi
mereka, individu dari setiap populadi akan lebih sering berjumpa dan
mengadakan perkawinan dengan individu dari populasi mereka sendiri
daripada dengan individu dari populasi yang lain. Jadi kegemaran akan suatu
habitat yang ditentukan secara genetis telah menolong memisahkan kedua
“gene poll”. Bufo fowleri dan Bufo americanus adalah dua katak yang sangat
berdekatan dan dapat mengadakan persilangan yang menghasilkan
keturunan–keturunan hidup. Tetapi daerah dimana penyebaran kedua spesies
tersebut saling bertemu Bufo fowleri biasa hidup di air mengalir sedangkan
Bufo americanus berada di genangan air hujan. Hal ini menyebabkan adanya
barier yang disebabkan oleh adanya perbedaan habitat.

7
 Isolasi iklim

Gambar 3. Perbedaan Perkembangbiakan pada Pinus


Bila dua spesies berdekatan adalah simpatrik, tetapi berkembang
biak pada musim-musim berbeda didalam tiap tahun; interbreeding diantara
mereka adalah secara efektif tidak akan terjadi. Contoh adalah Pinus radiata
dan Pinus raciata, dua jenis pinus simpatrik yang terdapat didaerah
California. Mereka dapat mengadakan persilangan, tetapi hal ini jarang terjadi
sebab Pinus radiata mengeluarkan tepung sarinya pada permulaan bulan
Februari, sedangkan Pinus raciata baru mengeluarkan tepung sarinya pada
bulan April.
 Isolasi kelakuan

Tingkah laku berperan sangat penting dalam hal courtship dan


perkawinan (mating). Tingkah laku juga berperan pada perkawinan acak antar
spesies yang berbeda sehingga perkawinan mendapat hambatan oleh
terjadinya inkompatibilitas beberapa perilaku sebagai dasar bagi suksesnya
perkawinan tersebut. Kegagalan perkawinan terjadi karena pasangan merasa
asing dengan pola perilaku yang ditunjukkan oleh pasangannya sehingga
terjadi penolakan. Selain sekuen perilaku yang spesifik seperti yang
8
ditunjukkan oleh burung bower di mana hewan jantan harus mempersiapkan
pelaminan yang penuh dengan aksesoris tertentu agar burung betina mau
dikawini. Isolasi perilaku sangat tergantung pada produksi dan penerimaan
stimulus oleh pasangan dari dua jenis kelamin yang berbeda. Jenis stimulus
yang dominan untuk mensukseskan perkawinan, stimulus tersebut
diantaranya adalah:

a. Stimulus visual: Bentuk, warna, dan karakter morfologi lain dapat


mempengaruhi stimulus visual. Beberapa hewan seperti kelompok ikan,
burung, dan insekta menunjukkan bahwa stimulus visual dominan
mempengaruhi ketertarikan pasangan seksualnya. Contohnya pada bebek
liar Amerika Serikat yang simpatrik mempunyai courtship display yang
baik dan disertai dengan warna yang mencolok pada bebek jantan.
Fungsinya adalah untuk memperkecil kesempatan bebek betina memilih
pasangan yang salah.
b. Stimulus adaptif: Bunyi nyanyian atau suara lain yang spesifik berfungsi
sebagai alat komunikasi antar jenis kelamin yang mengarah pada proses
terjadinya perkawinan intra maupun interspesies. Suara-suara yang
dikeluarkan oleh insekta, reptilia, burung, dan mamalia banyak yang
spesifik untuk tiap spesies.
c. Stimulus kimia/feromon: Feromon merupakan signal kimia yang bersifat
intraspesifik yang penting dan digunakan untuk menarik dan membedakan
pasangannya, bahkan feromon dapat bertindak sebagai tanda bahaya.
Molekul ini spesifik pada individu betina yang dapat merangsang individu
jantan dan atau sebaliknya sebagai molekul spesifik yang dihasilkan oleh
individu betina untuk menolak individu jantan. Misalnya pada Drosophila
melanogaster feromon mempunyai pengaruh pada tingkah laku
perkawinan, di mana dengan adanya feromon yang dilepaskan oleh
individu betina membuat individu jantan melakuakn aktivitas sebagai
wujud responnya terhadap adanya feromon tersebut.

9
Tingkah laku berperan sangat penting dalam hal courtship
(pertumbuhan) dan perkawinan (mating). Contoh bangsa bebek liar Amerika
Serikat yang simpatrik dan mempunyai courtship display yang cukup baik
dan biasanya disertai dengan corak warna yang mencolok pada bebek jantan.
Fungsi dari hal-hal diatas adalah memperkecil kesempatan bahwa bebek
betina memilih pasangan bebek jantan yang salah. Contoh lain adalah ikan
“stic kleback” yang mempunyai cara- cara pertumbuhan yang sangat khusus
untuk setiap pertumbuhan untuk setiap spesies sehingga setiap dua spesies
simpatik jarang melakukan kekeliruan perkawinan.

 Isolasi mekanis
Isolasi mekanik adalah isolasi yang menyangkut struktur tubuh dan
perbedaan sel kelamin yang membuat tidak terjadinya reproduksi. Bila
perbedaan- perbedaan struktural diantara dua spesies yang sangat berdekatan
menyebabkan terhalangnya perkawinan antara invividu (karena sebab akibat
fisik), maka diantara dua populasi tidak akan terjadi ”gene flow”. Misalnya
suatu spesies binatang jauh lebih besar dari pada spesies lainnya, perkawinan
diantara kedua spesies binatang ini suda tentu tidak akan terjadi. Dapat juga
terjadi bahwa perbedaan alat kelamin mencegah terjadinya perkawinan.
Isolasi mekanikal lebih penting artinya bagi tanaman daripada binatang,
terutama pada tumbuh-tumbuhan yang tergantung pada serangga untuk
penyerbukannya.
2. Mekanisme yang mencegah terjadinya hibrid setelah perkawinan
 Isolasi genetic

10
Gambar 4. Perkembangbiakan pada Drosophila
Meskipun oleh struktur yang kebetulan memungkinkan bahwa dua
spesies binatang atau tumbuh-tumbuhan dapat mengadakaan perkawinan,
fertilisasi yang sebenarnya mungkin tidak akan terjadi. Contohnya dalah
persilangan antara Drosophila virilis dengan Drosophila americana ; sperma
dari lalat jantan bila sampai pada alat kelamin betina segera berhenti
bergerak, karena keadaan yang tidak sesuai pada alat kelamin tersebut,
dengan demikian sperma tidak akan mencapai sel telur.
Drosophila yang lain menghasilkan reaksi antara pada saluran
betina jika mereka mengadakan perkawinan antar spesies. Reaksi ini
menyebabkan alat kelamin betina mengembang dan dengan demikian
menghalangi sperma untuk mencapai sel telur dan mati.
 Isolasi pertumbuhan
Meskipun persilangan dapat terjadi, pertumbuhan embrio sering
kali tidak teratur dan dapat berhenti sebelum dilahirkan.
3. Mekanisme yang mencegah pertumbuhan
 Kematian dari hibrid

Hibrid seringkali sangat lemah dan berbentuk tidak baik sehingga


sering mati sebelum mereka dikeluarkan dari induknya. Hal ini berarti bahwa
“gene flow” antara golongan induk tidak terjadi.

 Sterilisasi dari hibrid


Ketika dua individu dari spesies yang berbeda dapat melakukan
perkawinan, individu hasil persilangan (hibrid) dapat terbentuk. Namun,
biasanya hibrid tersebut mati sebelum dapat melakukan reproduksi
(invibialitas hibrid) atau hibrid yang dihasilkan mandul (sterilitas hibrid).
Kedua kondisi ini berfungsi sebagai mekanisme isolasi postzigotik, mencegah
aliran gen antarspesies. Hibrid steril dapat dihasilkan dari perkawinan antara
kuda dan keledai, itik dan entok, serta banyak contoh lainnya.

11
Beberapa persilangan antara spesies menghasilkan hibrid yang kuat
tetapi steril. Contoh terbaik adalah persilangan antara kuda dengan keledai
yang menghasilkan hibrid mule. Mule mempunyai sifat-sifat lebih unggul
dari pada kedua induknya, tetapi mule adalah binatang steril.

 Eliminasi efektif dari hibrid


Anggota dari kedua spesies bedekatan mungkin dapat mengadakan
persilangan dan menghasilkan keturunan yang fertil. Jika keturunan ini dan
keturunannya lagi bersifat seknat orang tua mereka disamping adaptasi sebaik
orang tua mereka juga, maka dua populasi ini tidak akan tetap terpisah untuk
jangka waktu lama jika mereka simpatrik. Hal ini akan mengakibatkan
mereka tidak mungkin lagi disebut sebagai dua spesies yang penuh. Tetapi
jika anak-anaknya dan keturunan berikutnya kurang begitu teradaptasi,
mereka segera lenyap.
Gene flow akan terjadi antara gene pool kedua orang tua dengan demikian
diangap sebagai spesies yang terpisah. Taraf berikutnya adalah akan terjadi
seleksi perjodohan yang sesuai atau melawan hal itu. Kombinasi gen yang
menuju kepada seleksi jodoh yang sesuai akan mempunyai perambahan
frekuensi dan kombinasi yang mengarah kepada seleksi yang salah akan
menurun sampai pada akhirnya hibridisasi akan berhenti. Situasi dimana
hanya salah satu dari kesepuluh mekanisme isolasi itu terjadi atau bekerja
sangatlah jarang terdapat. Biasanya dua, tiga, empat atau lebih hal semuanya
bekerjasama untuk menjaga kedua spesies supaya tidak bercampur, jadi
terpisah.

Hibrida fertil disertai keturunannya bila berada dalam suatu jenis


yang sama dan dapat hidup dengan normal dapat dianggap satu spesies.
Tetapi bila hibrida dan keturunannya kurang mengadakan adaptasi, maka
dalarn waktu yang tidak lama semua akan musnah. Antara kedua induk dalam
peristiwa ini memang benar terjadi pertukaran gen tetapi tidak banyak. Pada
umur perkawinan antara induk yang berasal dari satu spesies menghasilkan
12
keturunan yang lebih banyak dibanding dengan keturunan dari hibridanya.
Akibatnya untuk taraf berikutnya terjadi koreksi terhadap perkawinan yang
keliru tersebut, perkawinan dengan spesies lain. Akibat dari koreksi tersebut
terjadi seleksi hingga dengan demikian pada akhirnya keturunan dari hibrida
tersebut mengalami eliminasi (punah). Dalam keadaan sesungguhnya
mekanisme isolasi seperti tersebut beroperasi dua atau tiga sekali jarang
dijumpai hanya satu mekanisme isolasi saja yang beroperasi.

2.3 Bagan Umum Spesiasi

Gambar 5. Bagan Umum Spesiasi

a. Mutasi germinal bertahap

Mutasi germinal adalah mutasi yang terjadi sel germinal (terdapat


didalam gonad). Hal ini terjadi terdapat pada mahkluk hidup bersel banyak
dan bukan yang bersel satu. Atau strukturnya yang lebih sederhana. Bila
perubahan berlangsung pada gamet. maka akibat yang ditimbulkan begitu
hebat dan gametpun segera mati. Kadang menyebabkan gamet tidak mampu

13
melakukan pembuahan dengan wajar. Oleh karena itu tak diteruskan pada
keturunananya. Tetapi bila perubahan tidak begitu hebat dan gamet dapat
melakukan pembuahan, terjadi generasi baru yang menerima peruahan bahan
genetik tersebut.
Bila gonad terkena langsung radiasi atau diberi bahan kimia seperti
gas murtad, maka kemungkinan besar mengalami perubahan genetis pada
gamet . namun kalau radiasi terjadi pad bagian tubuh yang lain, bukan
langsung ke gonad, suatu saat gonad menerima akibat radiasi secara tidak
langsung itu. Bila radiasi menimbulkan ionisasi berantai pada jaringan dan
akhirnya mencapai inti sel gamet.
Makin dekat bagian tubuh yang kena radiasi ke gonad, makin besar
kemungkinan gamet menerima perubahan genetis. Sebaliknya semakin jauh
bagian tubuh yang kena radiasi dari gonad, makin kecil kemungkinan gamet
menerima perubahan genetik itu.
Mutasi germinal mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
 terjadi pada sel induk kelamin atau sel kelamin
 apabila terjadi pada sel induk kelamin akan bersifat diturunkan dari
generasi ke generasi
 apabila terjadi pada sel kelamin akan bersifat diturunkan dari generasi ke
generasi jika terjadi fertilisasi, dan jika tidak terjadi akan hilang
pengaruhnya.
Seleksi alam yang dimaksud dalam teori evolusi adalah teori
bahwa makhluk hidup yang tidak mampu beradaptasi dengan lingkungannya
lama kelamaan akan punah, yang tertinggal hanyalah mereka yang mampu
beradaptasi dengan lingkungannya. Dan sesama makhluk hidup akan saling
bersaing untuk mempertahankan hidupnya
Rekombinasi gen merupakan proses pemutusan seunting bahan genetika
(biasanya DNA, namun juga bisa RNA) yang kemudian diikuti oleh penggabungan
dengan molekul DNA lainnya

14
Isolasi menghasilkan timbulnya variasi baru dalam spesies. Adanya
variasi baru dalam spesies dalam kurun waktu yang lama akan menyebabkan
terjadinya evolusi sehingga terbentuk individu baru yang disebut dengan
spesiasi.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Spesiasi adalah suatu proses pembentukan jenis baru. Spesiasi terjadi bila aliran
gen antara populasi yang pada mulanya ada secara efektif telah mereda dan
disebabkan oleh mekanisme isolasi.
2. Mekanisme spesiasi terbagi menjadi 2 yaitu:
 Peranan Isolasi Geografis

Awal mula proses spesiesis adalah pemisahan secara geografis, selama


populasi masih berhubungan langsung dan tidak langsung maka “gene flow”
masih dapat muncul atau terjadi walaupun dalam system dapat menyimpang
dalam beberapa sifat hal tersebutlah yang menyebabkan adanya variasi
intraspesies, tetapai jika system populasi yang awalnya berlanjut ini di
pisahkan oleh sebab-sebab geografis yang menyebabkan hambatan penyebaran
spesies maka system populasi yang terpisah ini tidak mungkin menukarkan
susunan gen mereka dan evolusi atau keturunan mereka selanjutnya akan
terpisah, semakin lama maka system populasi yang memisah ini akan memiliki
perbedaan yang sangat jelas di karenakan proses evolusi yang berbeda, atau
melakukan evolusi dengan caranya sendiri.

 Isolasi reproduksi dalam


Setelah adanya isolasi geografis (ekstrinsik), selanjutnya yaitu terdapat isolasi
intrinsik. Isolasi instrinsik mempunyai sifat-sifat biologis yang dapat mencegah
bercampurnya dua populasi atau mencegah interbreeding jika kedua populasi
itu berkumpul kembali setelah batas pemisahnya lenyap.
3.2 Saran
15
Penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna, perlu adanya
kajian lebih lanjut tentang materi yang telah diangkat dalam makalah yang telah
disusun. Mohon kiranya saran dan kritik yang membangun untuk makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

Astika, G N. 2008. Filsafat Ilmu Pengetahuan Alam , Universitas erlangga,


surabaya.

Campbell. Neil A DKK.2003. Biologi Jilid 2 Edisi 5. Jakarta: Erlangga

Djuita, N.R .2012. Evolusi, Spesiasi, Dan Hibridisasi Pada Beberapa Anggota
Sapindaceae. Jurnal Bioedukasi. Issn: 2549-0605.

Labruna, M.B., Naranjo, V., Mangold, A. J. Thompson, C., Estrada-Pena, A.,


Guglielmone, A.A., Jongejan, F., dan la Fuente, J.D. 2009. Allopatric
Speciation in ticks: Genetic and Reproductive Divergence Between
Geographic Strains of Rhipicephalus (Boophilus) Microplus. BMC
Evolutionary Biology.

Schwarzacher, T., Scrocca, V., Johnson, K., dan Gornall, R. J. 2016. Speciation in
Callitriche (Plantaginaceae) :the Allopolyploid Origin of C. Platycarpa.
Journal of the Botanical Society of Britain and Ireland. Volume. 6. Issue:
2-3.

Waluyo, Lud. 2005 Evolusi organik. Malang: Umm Press.

Widodo, P. 2007. Spesiasi Pada Jambu-jambuan (Myrtaceae) : Model Cepat dan


Lambat. Biodiversitas. Volume.8. No. 1. Hal: 79-82.

16

Anda mungkin juga menyukai