Hewan vertebrata air melakukan pernafasan dengan menggunakan insang. Vertebrata air yang
melakukan pernafasan dengan insang, misalnya ikan dan larva ampibi. Sedangkan untuk struktur
insang yang sederhana, misalnya terdapat pada kerang. Insang pada kerang merupakan perluasan
permukaan tubuh yang membentuk lembaran tipis. Insang tersebut berfungsi untuk meningkatkan
area permukaan pertukaran gas (Nurhayati, 2004)
Allah telah meniupkan napas kehidupan dalam diri kita, dan berkat itulah karunia Ilahi terus
diwariskan. Ambil napas yang dalam beberapa kali melalui hidung dan dengarkan suara
hembusan napas anda dengan hati-hati, hembuskan lewat mulut. Apakah anda mendengar suara
HU ? Dalam bahasa Arab kata HU berarti DIA, mengacu pada Tuhan. Suara itu adalah do’a tanpa
kata-kata, pengingat yang konstan tentang siapa kita dan milik siapa kita. Bernapas
adalah benang Ilahiah dan pengalaman semesta yang paling tinggi. Setiap diri kita adalah saluran
untuk kebaikan yang ingin diwujudkan Tuhan. Melalui pernapasan, kita dapat membawa sistem
tubuh kita menuju keseimbangan, keselarasan, dan kesatuan.
Ringkasannya reaksi kasar (bruto reaksi) dari cellular respiration itu sebagai berikut:
C6H12O6 > 6CO2 + 6H2O + energi
Jelas bahwa O2 sangat dibutuhkan oleh setiap organisme terutama untuk menyelenggarakan
oksidasi terhadap substansi yang terdapat dalam sel yang mengandung energi potential yaitu
lemak dan karbohidrat.
Definisi Respirasi
Bernafasartinyamelakukanpertukaran gas, yaitumengambiloksigen (O2) kedalamparu-paru yang
disebut proses inspirasidanmengeluarkankarbondioksida (CO2) sertauap air (H2O) yang disebut
proses ekspirasi. Sedangkan definisi respirasiadalahseluruh proses sejakpengambilan
O2 untukmemecahsenyawa-senyawaorganikmenjadi CO2, H2O danenergi. Pertukaran gas O2 dan
gas CO2 berlangsungmelalui proses difusi. Alat-alatpernafasan dapatberupaparu-paru, insang,
trakeamaupunbentuk lain yang dapatmelangsungkanpertukaran gas O2 dan gas CO2.
Saluran Pernapasan
Secara fungsional, saluran pernapasan dapat dibagi dalam bagian penghantar (conducting
portion), yang terdiri dari rongga-rongga dan pipa-pipa yang membawa udara dari luar tubuh ke
semua bagian paru-paru dan suatu bagian pernapasan (respiratory portion) yang terdiri dari
bagian-bagian di dalam paru-paru akan terjadi pertukaran gas antara udara dan darah. Secara
antomis, jalan lalu-lintasnya terdiri dari bangunan di luar paru-paru (hidung, nasofarinks, laring,
trakhea dan bronki utama) dan di dalam paru-paru (bronki kecil, bronkioli, bronkioli terminal).
Setiap bronkiolus terminal berakhir dalam beberapabronkiolus pernapasan yang menjadi tanda
tempat masuk ke dalam bagian pernapasan dari paru-paru. Tiap bronkiolus pernapasan
bercabang menjadi suatu sistem saluran-saluran alveoler dan alveolus-alveolus akan terjadi
pertukaran gas.
Untuk tujuan penyajian, saluran pernapasan ada dua yaitu: saluran bagian atas, meliputi
jalan lintas di atas larings dan suatu bagian bawah, mulai dengan turunan pertama dari
tunas embrional dari dinding usus depan, trakhea. Masalah konstruksi dinding pada dua bagian
dari sistem pernapasan ini dipecahkan dalam berbagai cara. Karena udaranya digerakkan melalui
jalan lalu-lintas ini dengan tekanan negatif, maka jalan udara itu harus bertahan terhadap kollaps
untuk dapat berfungsi. Tanpa penguatan dengan tulang, sejumlah besar tulang rawan, serta
jaringan berserat padat dari bagaian atas, jalan pernapasan ini akan ambruk. Dalam pipa
yang merupakan bagian bawah jalan pernapasan ini, cincin-cincin dan plat-plat tulang rawan
berangsur-angsur berganti dengan lapisan-lapisan otot dan serat-serat elastik yang terancam
sekeliling jalan udara. Pernapasan, merentangkan paru-paru dan memelihara jalan udara yang
lemah ini tetap terbuka. Penguatan dindingnya kemudian tidak lagi diperlukan. Alih-alih itu,
harus diadakan persiapan untuk memungkinkan elastisitas yang lebih besar dan kemampuan
untuk menyesuaikandiameter maupun panjang dengan perubahan-perubahan dalam besarnya
paru-paru.
Larink
Bagian paling atas dari larink dikenal sebagai epiglottis. Permukaan lingual atau permukaan
depan dariepiglottis ini tertutup dengan epitel berlapis gepeng tanpa keratinisasi dan mempunyai
banyak kelenjarseromukosa dalam lamina proprianya, khususnya dekat sambungan dengan dasar
lidah.
Trakhea
Trakhea terdiri dari 1) mukosa, 2) submukosa dan 3) suatu lapisan tulang rawan dan otot yang
bersesuaian dengan muskularis dari saluran pencernaan. Pada sebelah luar perikondrium tulang
rawan terdapat suatu lapisan fibrosa atau adventisisa dari jaringan penyambung yang berfusi
dengan jaringan dari mediastinumdan lapisan serupa yang membungkus esofagus. Lapisan ini
biasanya rusak ketika trakheanya diiris-iris.
1. Mukosanya terdiri dari a) suatu epitel berlapis torak semu bersilia dengan sejumlah besar
sel-sel piala yang dibatasi oleh b) membran dasar yang mencolok, yang merupakan bagian dari
c) lamina propria, yang terutama terdiri dari jaringan retikuler atau areoler yang mengandung
banyak serat elastis.
2. Submukosa merupakan jaringan areoler, mengandung sel-sel lemak, pembuluh darah
dan bagian-bagian sekresi dari kelenjar-kelenjar campuran, dengan beberapa unit memperlihatkan
bulan sabit serosa yang mencolok. Pada irisan-irisan membujur, kumpulan-kumpulan padat
kelenjar ini terlihat di daerah berbentuk segitiga antara cincin-cincin tulang rawan yang
berbatasan.
3. Pada irisan-irisan melintang, trakhea, tulang rawan tampak sebagai suatu bulan sabit
tunggal berbentuk C atau U dengan ujung atau canggahnya yang terbuka ke arah
belakang esofagus. Canggah-canggah itu dapat bercabang sedemikian rupa sehingga lebih dari
satu potong tulang rawan dapat terlihat dekat sisi yang terbuka dari bulan sabitnya.
Bronckus
Bronkus-bronkus ekstra pulmoner (di luar paru-paru) atau bronkus-bronkus primer, secara
histologis adalah identik dengan trakhea dalam semua rincian praktis kecuali besarnya. Dalam
paru-paru, tulang rawan bronkus itu tersusun dalm suatu rangkaian plat berbentuk bulan sabit
yang saling bertumpang tindih, yang sepenuhnya melingkari struktur itu. Pada bagian paru-paru
yang lebih dalam, struktur itu segera diganti oleh sekelumpulan tulang rawan yang tidak teratur,
dengan tepi-tepi yang kurang lebih bulat dan dapat atau tidak bertumpang tindih jika dilihat pada
irisan melintang. Bronkus-bronkus intra pulmoner (didalam paru-paru) berbeda
dari trakhea sebagai berikut:
1. Membran elastis dari lamina propria trakhea diganti dengan suatu lapisan otot polos,
yang sepenuhnya melingkari baik epitel maupun lamina propria yang elastis dan mengandung
serat
2. Kelenjar mukosa dan seromukosa lebih banyak terdapat dan lebih luas penyebarannya di
dalambronkus-bronkus dari pada di trakhea dan seringkali meluas menembus otot dan diantara
plat-plat tulang rawan yang berbatasan
3. Tulang rawan tunggal yang berbentuk bulan sabit diganti oleh gelangan konsentris dari
bulan sabit yang saling bertumpang tindih.
Bronkiolus
Bronkiolus tidak mengandung kelenjar atau tulang rawan. Lumennya dilapisi oleh epitel selapis
torak bersilia, tidak mempunyai sel-sel piala. Lamina proprianya elastis dan tipis dan dikelilingi
oleh pita-pita otot polos yang terpilin longgar dari jenis yang sama dengan yang terdapat
dalam bronkus. Adalah menarik sekali untuk mengetahui bahwa terdapat sel-sel bersilia di luar
tempat, tidak ditemukan lagi kelenjar-kelenjar. Telah dinyatakan sebagai postulat bahwa ini
merupakan perlindungan terhadap akumulasi lendir dalam pernapasan dari paru-paru.
Pembagian bronkiolus lebih lanjut dalam barbagai jenis menurut besarnya, tidak dapat
dilaksanakan secara histologis dan oleh karena itu dalam tulisan ini tidak dikerjakan lebih
lanjut.
Bagian pertama dari bronkiolus pernapasan, epitelnya dari jenis thorak rendah bersilia atau jenis
kubis. Pada sebelah distal, epitelnya menjadi kubis tidak bersilia. Lamina proprianya merupakan
suatu lapisan tipis dari serat-serat retikuler, kolagen dan elastis yang difus (berhamburan). Pita-
pita ototnya yang berbentuk spiral mencolok sekali, tetapi diantara pita-pita otot yang berbatasan
di daerah tiadanya lamina propria, dapat dilihat dinding-dinding tipis yang tersusun dari epitel
selapis kubis yang bertumpu pada beberapa serat elastis berpilin. Beberapa penulis
memandangnya sebagai epitel pernapasan dan dari penampilan plat-plat pipih inilah terlahir
nama bronkiolus pernapasan. Harus diperhatikan bahwa pada beberapa irisan, sel-selnya begitu
memanjang sehingga nukleus dalam plat-plat ini tidak terlihat. Disamping
itu, alveolus pernapasan dapat tumbuh sebagai kantung-kantung dalam tubula dinding itu. Dekat
dengan ujung akhir bronkiolus pernapasan melebar dan menjadi dua atau lebih saluran alveoler.