Anda di halaman 1dari 10

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Setiap manusia bergantung pada sistem pernapasan. Hal ini dimulai dengan
melihat konstruksi sistem pernapadan dan betapa pentingnya sistem pernapasan bagi
kehidupan. Organ sistem pernapasan dapat memastikan bahwa oksigen akan masuk
kedalam tubuh dan karbondioksida akan keluar. Saluran pernapasan merupakan
saluran udara yang dapat menghubungkan hidung ke paru-paru. Ini dipisahkan
menjadi dua bagian yaitu saluran pernapasan atas dan saluran pernapasan bawah.
Saluran pernapa san bagian atas meliputi lubang hidung, rongga hidung, faring,
epiglotis dan laring. Trakea, bronkiolus dan paru-paru terdiri dari saluran pernapasan
bagian bawah. Udara dihangatkan, dilembabkan dan disaring saat bergerak melalui
saluran pernapasan. Pernapasan merupakan suatu proses ganda, yaitu terjadinya
pertukaran gas di dalam jaringan atau pernapasan dalam dan di dalam paru-paru atau
pernapasan luar. Udara ditarik ke dalam paru-paru pada waktu menarik napas dan
didorong keluar paru-paru pada waktu mengeluarkan napas. Dengan bernapas setiap
sel dalam tubuh akan menerima persediaan oksigennya yang bersenyawa dengan
karbon dan hidrogen dari jaringan memungkinkan setiap sel melangsungkan sendiri
proses metabolismenya, yang berarti pekerjaan selesai dan hasil buangan dalam bentuk
karbondioksida dan air dihilangkan (Kumar et al., 2023).
Sistem pernapasan berhubungan dengan pergerakan udara dari atmosfer ke
paru-paru dan mengeluarkan karbondioksida (CO2) yang kemudian diangkut kembali
ke paru-paru untuk dibuang ke atmosfer melalui lubang hidung. Udara yang kita hirup
merupakan esensi kehidupan. Sistem organ yang mengatur pernapasan adalah sistem
pernapasan atau juga disebut sistem respirasi. Saat kita bernapas, kita menghirup udara
atmosfer yang terdiri dari campuran gas seperti oksigen (O2), karbondioksida (CO2),
nitrogen (N2) dan uap air (H2O). Dari gas-gas tersebut yang paling penting adalah CO2
O2 karena terkait dengan proses ventilasi. Udara atmosfer memberikan sejumlah
tekanan yang sama dengan jumlah semua gas yang menyusunnya. Udara masuk dan
keluar dari alat pernapasan mulai dari hidung (D’Souza et al., 2021).
1.2 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan praktikum ini adalah :
a. Untuk mengetahui konsumsi oksigen pada beberapa hewan
b. Untuk mengetahui banyaknya karbondioksida yang dihasilkan oleh beberapa
jenis hewan percobaan
c. Untuk mengetahui kapasitas paru-paru seseorang
d. Untuk mengetahui daya tahan nafas seseorang

1.3 Manfaat Praktikum


Adapun manfaat praktikum ini adalah :
a. Dapat mengetahui konsumsi oksigen pada beberapa hewan
b. Dapat mengetahui banyaknya karbondioksida yang dihasilkan oleh beberapa
jenis hewan percobaan
c. Dapat mengetahui kapasitas paru-paru seseorang
d. Dapat mengetahui daya tahan nafas seseorang
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Respirasi
Sistem pernapasan suatu proses pemgambilan oksigen (O2) dari udara bebas
pada saat menarik napas. Lalu O2 tersebut kemudian akan melewati saluran pernapasan
(bronkus) dan sampai dinding alveoli (kantong udara). Sesampainya di kantong udara,
O2 akan ditransfer ke pembuluh darah yang didalamnya mengalir sel-sel darah merah
untuk dibawa ke sel-sel di berbagai organ tubuh lain sebagai energi alam proses
metabolisme. Sisa-sisa metabolisme terutama karbondioksida (CO2) akan dibawa oleh
darah untuk dibuang kembari ke udara bebas melalui paru-paru pada saat membuang
napas. Pernapasan atau respirasi adalah suatu proses menghirup udara dari luar yang
mengandung oksigen (CO2) serta merupakan proses menghembuskan udara yang
banyak mengandung karbondioksida (CO2) yang merupakan sisa dari oksidasi keluar
dari tubuh. Penghirupan udara ini merupakan proses inspirasi dan menghembuskan
napas disebut proses ekspirasi. Sistem respirasi berperan penting dalam menjamin
ketersediaan oksigen untuk kelangsungan metabolisme sel-sel tubuh dan pertukaran
gas. Organ pernapasan pada manusia terdiri dari hidung, faring, laring, trakea,
bronkus, bronkiolus dan juga alveolus. Udara yang masuk ke dalam lubang hidung
melalui rongga hidung yang didalamnya terdapat rambut hidung. Udara inspirasi
berjalan menuruni trakea melalui bronkiolus ke alveolus (Mediarti et al., 2022).
Respirasi merupakan proses pengambilan oksigen (O2) dari udara bebas dan
pengeluaran karbondioksida (CO2) serta uap air (H2O). Sistem pernapasan atau sistem
respirasi adalah semua organ yang berperan dalam proses pernapasan. Udara
mengandung berbagai komponen gas, salah satunya adalah oksigen. Oksigen inilah
yang diperlukan oleh tubuh. Bernapas dapat menggunakan alat-alat pernapasan.
Adapun alat pernapasan pada manusia yaitu terdiri dari rongga hidung, pangkal
tenggorokan, tenggorokan (trakea) dan paru-paru. Proses pernapasan ini diatur oleh
otot diafragma dan juga otot diantara tulang rusuk. Dari proses pernapasan ini
dihasilkan sejumlah energi yang digunakan untuk semua aktivitas hidup seperti
kontraksi otot, proses pembentukan enzim dan protein (Masyruroh, 2017).
2.2 Fungsi Respirasi
Respirasi berperan dalam mempertahankan metabolisme sel sehingga
diperlukan adanya fungsi respirasi, agar sel dapat melakukan metabolisme sehingga
mampu menghasilkan energi. Sel membutuhkan adanya suplai oksigen dan nutrisi
yang cukup ke dalam tubuh. Secara fungsional sistem pernapasan dapat dibagi menjadi
dua diantaranya yaitu: 1. Sebagai zona konduksi yang berperan sebagai saluran tempat
lewatnya udara pernapasan, serta membersihkan, melembabkan dan menyamakan
suhu udara pernapasan dengan suhu tubuh. Disamping itu zona konduksi juga berperan
pada proses pembentukan suara. Zona konduksi terdiri dari hidung, faring, trakea,
bronkus dan bronkiolus. 2. Sebagai zona respiratorik yang terdiri dari alveoli dan
struktur yang berhubungan. Pertukaran gas antara udara dan darah terjadi dalam
alveoli. Selain struktur di atas terdapat pula struktur yang lain, seperti bulu-bulu pada
pintu masuk yang penting untuk menyaring partikel-partikel yang masuk. Sistem
pernapasan memiliki sistem pertahanan tersendiri dan melawan setiap bahan yang
masuk yang dapat merusak (Saminaan, 2019).
Respirasi memiliki beberapa fungsi yang sangat penting, yaitu mengambil
oksigen (O2) yang ditarik dari udara dan masuk ke dalam darah dan membuang
karbondioksida (CO2) yang dikeluarkan dari dalam darah melalui proses osmosis. CO2
akan dikeluarkan melalui saluran pernapasan dan masuk ke dalam tubuh melalui vena
pulmonalis ke atrium sanitra lalu ke aorta dan keseluruh tubuh (jaringan-jaringan dan
sel) dan terjadilah proses oksidasi. CO2 sebagai ampas dari proses oksidasi tadi dan
dikeluarkan melalui peredaran darah vena masuk ke atrium dekstra lalu ke ventrikel
dekstra dan jaringan paru-paru melalui arteri pulmonalis, proses akhirnya dikeluarkan
menembus lapisan epitel dan alveoli. Proses pembuangan CO2 pada proses respirasi
hanya mengeluarkan sebagian sisa metabolisme, sedangkan yang lainnya akan
dikeluarkan melalui traktur urogenital dan kulit (Mediarti et al., 2022).
Respirasi memiliki fungsi yaitu sebagai sistem pernapasan atau ventilasi,
sebagai sistem respirasi eksternal yang merupakan proses pertukaran gas yaitu oksigen
dan karbondioksida antara udara yang di hirup dan darah. Lalu sebagai respirasi
internal yang merupakan proses pertukaran gas antara darah dan juga cairan pada
jaringan tubuh. Dan juga sebagai respirasi seluler yang digunakan untuk pegaturan pH
darah, pertahanan terhadap mikroba dan sebagai kontrol suhu (Kumar et al., 2023).
2.3 Proses Respirasi
Proses respirasi terjadi menjadi dua, yaitu proses inspirasi (menarik nafas) dan
ekspirasi (menghembuskan nafas). Inspirasi terjadi bila muskulus diafragma telah
mendapat rangsangan dari nervus frenikus lalu mengerut datar. Muskulus interkostalis
yang diletakkan miring setelah mendapat rangsangan kemudian akan mengerut dan
tulang kosta mendatar. Dengan demikian jarak antara sternum dan vertebra semakin
luas dan melebar. Rongga dada akan membesar maka pleura akan tertarik, yang
menarik adalah paru-paru sehingga tekanan udara di dalamnya akan berkurang
sehingga masuklah udara dari luar. Ekspirasi terjadi apabila otot-otot kendor
(diafragma akan cekung, muskulus interkostalis miring) dengan demikian rongga dada
akan menjadi kecil kembali, maka udara akan didorong keluar. Jadi proses respirasi
ini terjadi karena perbedaan antara rongga pleura dan paru-paru (Sumastri et al., 2022).
Dalam pernapasan terdapat proses menarik napas atau inspirasi serta
mengeluarkan napas atau ekspirasi. Sewaktu menarik napas, otot diafragma dapat
berkontraksi dari posisi melengkung ke tas menjadi lurus. Bersama dengan itu, otot-
otot tulang rusuk pun dapat berkontraksi. Akibat terjadinya kontraksi pada kedua otot
tersebut sehingga rongga dada akan mengembang dan tekanan dalam rongga dada
berkurang sehingga menyebabkan udara akan masuk. Saat manusia mengeluarkan
napas, ototdiafragma dan otot-otot tulang rusuk akan melemas. Akibatnya, rongga
dada akan mengecil dan tekanan udara akan keluar, jadi udara akan mengalir dari
tempat yang bertekanan besar ke tempat yang bertekanan lebih kecil. Berdasarkan
organ yang terlibat dalam peristiwa inspirasi dan ekspirasi, pernapasan dibagi menjadi
dua, yaitu yang pertama pernapasan dada yang terjadi karena otot antar tulang rusuk
berkontraksi sehingga rusuk terangkat, akibatnya volume rongga dada membesar.
Pengembangan rongga dada membuat tekanan dalamrongga dada akan mengecil dan
paru-paru akan mengembang. Lalu yang kedua pernapasan perut terjadi karena adanya
gerakan diafragma, jika pada otot diafragma berkonstruksi maka rongga dada akan
membesar dan paru-paru akan mengembang. Akibatnya, udara akan masuk ke dalam
paru-paru pada saat otot diafragma akan mengalami relaksasi diafragma sehingga akan
kembali dalam keadaan semula dan rongga dada akan menyempit dan mendorong
paru-paru sehingga paru-paru akan mengempis dan udara yang berada di dalam paru-
paru akan keluar (Nugraha dan Soni, 2020).
2.4 Organ Respirasi
Organ respirasi terdiri dari beberapa organ diantaranya yaitu 1. hidung, yang
merupakan organ utama saluran pernapasan yang langsung berhubungan dengan
dunialuar ang berfungsi sebagai jalan masuk dan keluarnya udara. 2. Faring, berupa
tabung yang terletak dibelakang mulut dan rongga hidung dan menghubungkan
keduanya ke trakea serta tempat persimpangan antara jalan pernapsan dan jalan
makanan yang berfungsi menyalurkan aliran udara dari hidung dan mulut ke trakea. 3.
Laring, merupakan saluran pernapasan yang terletak di bawah persimpangan saluran
faring yang membelah menjadi trakea dan kerongkongan yang berfungsi sebagai jalan
masuknya udara. 4. Trakea, merupakan organ tabung antara laring sampai dengan
puncak paru, panjangnya sekitar 10-12 cm setinggi servikal 6-torakal 5. Ujung trakea
bercabang menjadi dua bronkus yang disebut karina, fungsinya yaitu mengalirkan
udara menuju paru-paru. 5. Bronkus, merupakan cabang dari trakea yang bercabang
dua ke paru-paru kanan dan kiri. Bronkus segmental bercabang-cabang menjadi
bronkiolus. Bronkiolus merupakan cabang dari bronkus yang berfungsi untuk
menyalurkan udara dari bronkus ke alveoli. Bronkiolus juga berfungsi untuk
mengontrol jumlah udara yang masuk dan keluar pada saat proses pernapsan
berlangsung. 6. Paru-paru, yang berfungsi untuk menukar oksigen dari udara dengan
karbondioksida pada darah. Paru-paru kanan memiliki tiga lobus, sedangkan paru-paru
kiri memiliki dua lobus. 7. Alveolus, bagian dari paru yang merupakan kelompok
terkecil yang disebut dengan kantung alveolus di ujung bronkiolus. Alveoli berfungsi
sebagai tempat pertukaran oksigen dan karbondioksida (Mediarti et al., 2022).
Terdapat organ pada sistem respirasi yang dimulai dari hidung yang terdiri atas
hidung bagian luar dan rongga hidungyang terbagi dua yaitu septa dan tulang rawan.
Kemudian faring yang merupakan bagian yang berhubungan dengan rongga hidung
(sistemtem pernapasan) dan rongga mulut (sistem pencernaan). Epiglotis yang
merupakan katup tulang rawan yang menutup lubang menuju laring pada saat menelan.
Laring yang terdiri atas keping-keping tulang rawan. Laring letaknya memanjang
mulai dari faring sampai dengan trakea yang merupakan suatu saluran udara yang
berfungsi menghasilkan suara. Kemudian trakea yang terdiri atas 16-20 cincin tulang
rawan yang membentuk suatu pipa. Dan yang terakhir paru-paru yang tersusun dari
cabang saluran pernapasan yang dibungkus oleh selaput (Masyruroh, 2017).
2.5 Gangguan Respirasi
Sistem pernapasan dapat mengalami berbagai gangguan, baik karena kelainan
sistem pernapasan atau akibat infeksi kuman. Beberapa jenis gangguan pada sistem
pernapasan manusia diantaranya adalah 1. Tuberculosis (TBC) adalah penyakit yang
disebabkan oleh infeksi kuman Mycobacterium tuberculosis yang berdifat menular
yang dapat bermanifestasi pada hampir semua organ tubuh dengan lokasi terbanyak di
paru-paru yang biasanya merupakan lokasi infeksi primer. 2. Asma adalah jenis
penyakit jangka panjang atau kronis pada saluran pernapasan yang ditandai dengan
peradangan dan penyempitan saluran napas yang menimbulkan sesak atau sulit
bernapas. 3. Influenza (flu) yang disebabkan oleh virus influenza. Gejala yang
ditimbulkan antara lain pilek, hidung tersumbat, bersin-bersin dan tenggorokan terasa
gatal. Influenza merupakan suatu penyakit infeksi akut saluran pernapasan. 4.
Pneumonia atau disebut dengan radang paru-paru yang merupakan suatu penyakit
pada paru-paru dimana pulmonary alveolus yang bertanggung jawab menyerap
oksigen dari atmosfer meradang dan terisi oleh cairan. 5. Penyakit Paru Obstruksi
Kronis (PPOK) yang merupakan peradangan pada paru-paru yang berkembang dalam
jangka panjang. PPOK umumnya ditandai dengan sulit bernapas dan batuk berdahak.
Dua kondisi yang paling sering berkembang menjadi PPOK adalah bronkitis kronis
dan emfisema. Pada bronkitis kronis kerusakan terjadi pada saluran bronkus,
sedangkan pada emfisema kerusakan terjadi pada alveolus. 6. Efusi Pleura adalah
penumpukan cairan di rongga pleura, yaitu rongga diantara lapisan pleura yang
membungkus paru-paru (Mediarti et al., 2022).
Terdapat beberapa gangguan pada sistem pernapasan yang umum antara lain
adalah sebagai berikut: 1. Laringitis, yang menrupakan suatu infeksi lokal yang
terdapat pada laring sehingga menyebabkan gangguan pada pita suara dan tidak dapat
berbicara normal. 2. Asma, penyakit asma disebabkan karena adanya reaksi alergi atau
emosional. Asma bronkial disebabkan karena kontraksi otot-otot polos pada dinding
bronki dan bronkiolus dengan adanya sekresi lendir yang berlebihan tetapi kontaksi
pada alveoli tidak cukup sehingga menyebabkan penderita tidak dapat mengeluarkan
udara secara normal. 3. Tuberculosis (TBC), yang merupakan paru-paru yang
mengalami kerusakan yang disebabkan adanya bakteri. 4. Kanker paru-paru, yang
disebabkan oleh asap rokok dan lingkungan yang buruk (Masyruroh, 2017).
BAB 3
BAHAN DAN METODE

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum fisiologi hewan dilaksanakan pada hari Senin tanggal 10 April 2023
pukul 14.00 WIB sampai selesai di Laboratorium Fisiologi Hewan Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sumatera Utara.

3.2 Alat dan Bahan


Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini adalah gabus penutup botol,
kapas, respiratometer, stopwatch, kalkulator, dan spyrometer
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah KOH 4%, Locusta
sp,. Appias sp., Anisoptera sp,. Homo sapiens dan eosin.

3.3 Metode Kerja


3.3.1 Inspirasi
3.3.1.1 Mengetahui konsumsi oksigen pada beberapa hewan
Hewan percobaan dimasukkan ke dalam botol respirator. Lalu dimasukkan
kapas yang telah dicelupkan KOH 4% ke dalam tabung tersebut. Lalu dibiarkan tabung
terbuka selama 3-4 menit. Kemudian ganti tumpalan kapas KOH dengan yang baru.
Setelah itu tabung ditutup dengan penutup yang telah dilengkapi kapiler berskala yang
didalamnya terdapat eosin. Diperhatikan dalam waktu tertentu (10 menit) gerakan zat
cair/eosin tersebut. Dihitung waktu yang dibutuhkan hewan tersebut dalam memakai
tiap ml oksigen.

3.3.2 Ekspirasi
3.3.2.1 Mengetahui banyaknya karbondioksida (CO2) yang dihasilkan oleh beberapa
jenis hewan percobaan
Dimasukkan hewan percobaan ke dalam botol respiratometer. Lalu
dimasukkan kapas yang telah dicelupkan KOH 4% ke dalam tabung tersebut. Setelah
itu tabung ditutup dengan penutup yang telah dilengkapi kapiler yang berskala dimana
di dalamnya terdapat eosin. Diperhatikan dalam waktu tertentu (15 menit) gerakan zat
tersebut. Kemudian dihitung berapa banyak waktu dan jauh gerakan gerakan zat cair
tersebut.
3.3.3.2 Mengetahui kapasitas paru-paru seseorang
Disiapkan spyrometer dan dipasang masker pada wajah. Kemudian
dikeluarkan nafas seluruhnya lalu ditarik nafas sedalam-dalamnya kemudian
dihembuskan kembali sekuat tenaga. Dicacat angka yang ditunjukkan pada alat
spyrometer.

3.3.3.3 Mengetahui daya tahan nafas seseorang


Subjek disuruh menarik dan mengeluarkan nafas sedalam-dalamnya 2kali
berturut-turut. Kemudian dengan sikap inpirasi biasa subjek menahan nafas selama
mungkin dengan memakai stopwatch untuk menghitung waktunya. Kemudian dirata-
ratakan nilai tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

D’souza UJA, Yeap BT, Krishna DM, Mohammad SBJ, 2021. Approaches to Cardio-
Respiratory System in Health and Illnesses. University Malaysia Sabah:
Malaysia. Pages: 112.
Kumar V, Dubey A, Fauziya H, Sumit P, Rama S, 2023. Anatomy And Physiology Of
The Human Body. Sankalp Publication: India. Pages: 198-199.
Mediarti D et al., 2022. Ilmu Keperawatan Medikal Bedah dan Gawat Darurat. Media
Sains Indonesia: Bandung. Halaman: 15-23.
Masyruroh, Khaeroni, 2017. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berorientasi
Model Direct Instruction Pada Rokok Bahasan Sistem Pernapasan Manusia.
Primary. 9(1): 35-54.
Nugraha BN, Soni FM, 2020. Implementasi Augmented Reality Pada Aplikasi Sistem
Pernapasan Manusia. Jurnal Mahajana Informasi. 5(1): 74-78.
Saminaan, 2019. Efek Kelebihan Berat Badan Terhadap Pernafasan. Jurnal
Kedokteran Naggroe Medika. 2(4): 27-33.

Anda mungkin juga menyukai