3.8. Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem respirasi dalam
kaitannya dengan bioproses dan gangguan fungsi yang dapat terjadi pada sistem respirasi
manusia.
4.8. Menyajikan hasil analisis pengaruh pencemaran udara terhadap kelainan pada struktur dan fungsi
organ pernapasan manusia berdasarkan studi literatur.
Integrasi Alkitab : Kejadian 2 : 7 “ Ketika itulah Tuhan Allah membentuk manusia itu dari
debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya, demikianlah manusia
itu menjadi makhluk hidup
PERTEMUAN 1
MATERI : Organ Respirasi
ALAT PERNAPASAN
2. Tenggorokan (Faring)
Tenggorokan, atau disebut faring, merupakan jalur terusan setelah kita menghirup udara
melalui hidung. Pada tenggorokan, organ pernapasan dilanjutkan dengan pangkal tenggorokan
(laring), trakea, dan bronkus.
6. Paru-Paru (Pulmo)
Paru-paru merupakan organ vital pernapasan yang dibungkus oleh lapisan bernama pleura.
Letaknya berada di rongga dada di atas diafragma. Bentuknya mirip seperti spons dan terdiri dari 2
bagian, yaitu kiri dan kanan. Paru-paru kiri hanya memiliki 2 segmen. Sementara paru-paru kanan
mempunyai 3 segmen.
PERTEMUAN 2
MATERI : MEKANISME PERNAPASAN
Proses kerja sistem pernapasan manusia sering pula disebut sistem respirasi. Seperti yang
dijelaskan oleh National Heart, Lung, and Blood Institute, proses respirasi dimulai saat Anda
mengambil udara lewat hidung dan masuk ke tenggorokan. Setelah itu, udara akan turun melewati
laring dan masuk ke dalam trakea. Di saat bersamaan Anda menarik napas, diafragma dan otot-otot di
antara tulang rusuk Anda menyusut untuk menciptakan ruang kosong di dalam rongga dada. Ini
bertujuan agar paru-paru bisa menarik udara yang Anda hirup.Setelah udara masuk bergerak sampai
ke ujung trakea, udara akan melewati bronkus dan masuk ke kedua paru-paru. Setelah itu, udara
mengalir ke bronkiolus,yang terus mengecil sampai udara sampai di ujung percabangan.
Di ujung bronkiolus ada kantung kecil udara atau alveoli. Ketika udara mencapai alveoli,
oksigen masuk melalui membran ke dalam pembuluh darah kecil yang disebut kapiler. Sebaliknya,
karbon dioksida dari darah di kapiler keluar dan masuk ke dalam alveoli.Setelah oksigen dan karbon
dioksida bertukar tempat di alveoli, rongga dada akan mengendurkan otot diafragma sehingga
diafragma melonggar. Ini memungkinan karbon dioksida bergerak naik untuk selanjutnya dikeluarkan
lewat paru-paru lalu diembuskan melalui hidung.
Pernafasan Dada
Pernapasan dada adalah pernapasan yang melibatkan otot antartulang rusuk.
Mekanisme Pernapasan Dada Pada Manusia
Pernapasan kita itu terjadi secara atomatis pada saat kita beraktivtas bahkan kita sedang tidur.
Menurut tempat terjadinya, pernapasan ada dua yaitu pernapasan luar dan pernapasan dalam.
Sebelumnya pak guru telah membahas urutan sistem pernapasan pada manusia.
Pernapasan luar terjadi pertukaran antara udara di dalam alveolus dengan udara dari darah
dalam kapiler. Pernapasan dalam terjadi pertukaran udara dalam kapiler dengan sel-sel tubuh. Karena
terdapat organ tubuh yang terlibat dalam pemasukan (inspirasi) maupun pengeluaran udara
(ekspirasi), maka mekanisme pernapasan dibagi menjadi dua yaitu pernapasan dada dan pernapasan
perut.
Pernapasan dada merupakan pernapasan yang melibatkan otot tulang antar rusuk. Mekanismenya
berikut ini:
Fase inspirasi (pemasukan udara)
1. Ketika tulang rusuk berkontraksi, maka tulang rusuk akan terangkat sehingga volume rongga
dada akan membesar.
2. Ketika terjadi volume dada yang besar maka tekanan udara di dalam paru-paru akan kecil
sehingga udara yang di luar lebih besar dan akan masuk ke paru-paru.
Pernafasan Perut
Pernapasan perut merupakan pernapasan yang mekanismenya melibatkan aktifitas otot-otot diafragma
yang membatasi rongga perut dan rongga dada.
Mekanisme Pernapasan Perut
Pernapasan perut adalahpernapasan yang melibatkan otot diafragma. Otot diafragma ini yang
membatasi rongga dada dan rongga perut. Mekanismenya berikut ini:
Fase inspirasi (pemasukan udara)
- Ketika terjadi kontraksi pada otot diafragma yang mengembang maka paru-paru juga ikut
mengembang. Tekanan udara pada paru-paru akan mengecil dan udara dari luar akan masuk.
Fase ekspirasi (pengeluaran udara)
- Ketika otot diafragma relaksasi maka rongga dada akan mengecil sehingga tekanan udara
pada paru-paru akan membesar. Maka yang terjadi udara akan keluar dari tubuh.
Kesimpulannya adalah terjadi tekanan. Ketika tekanan udara di dalam paru-paru, maka udara dari
dalam tubuh akan keluar. Ketika tekanan udara dalam paru-paru kecil, maka udara akan masuk ke
dalam tubuh. Perlu diingat bahwa tekanan udara akan mengalir dari tekanan tinggi mengalir tekanan
yang rendah.
4. Asidosis
merupakan akibat peningkatan kadar asam karbonat dan asam bikarbonat dalam darah. Ada dua
jenis asidosis utama, yakni asidosis respiratorik dan asidosis metabolik. Asidosis respiratorik
disebabkan oleh akesresi karbon dioksida yang kuat dari paru-paru. Sementara asidosis metabolik
terjadi ketika asam diproduksi dalam tubuh lebih cepat daripada yang di ekskresi oleh ginjal.
5. Adenoid
Penyakit itu terjadi adanya penyempitan saluran napas karena pembengkakan kelenjar limfa
dan pembengkakan di tekak (amandel). Adenoid bagian dari sistem limfati, seperti amandel yang
bertugas untuk membersihkan infeksi dan menjaga keseimbangan cairan tubuh. Adenoid biasanya
membesar di awal masa kecil. Infeksi pada anak-anak dapat menyebabkan pembengkakan dan
peradangan kelenjar gondok dan bisa membesar permanen. Jika adenoid membesar akan menghambat
pernapasan melalui hidung dan menganggu saluran sinus.
6. Pneumonia
Pneumonia adalah radang paru-paru akibat infeksi bakteri Diplococcus pneumonia. Paru-paru
pada penderita terdapat cairan yang kental. Cairan tersebut dapat menganggu pertukaran gas pada
paru-paru. Itu menyebabkan oksigen yang diserap oleh darah menjadi kurang. Baca juga: Ilmuwan
Kembangkan Deteksi Dini Kanker dengan Alat Tes Pernapasan Pneumonia dapat menular melalui
udara saat penderita batuk dan bersin. Gejala pneumonia yakni demam, batuk berdahak, tidak enak
badan, sakit pada bagian dada, dan sering kesulitan bernapas. Untuk penanganan pneumonia dengan
memberikan antibiotik, oabt pembuat saluran napas menjadi longgar, terapi oksigen, dan penyedotan
cairan dalam paru-paru.
7. Difteri
Difteri merupakan penyumbatan faring atau laring oleh lendir akibat infeksi bakteri
Corynebacterium diphteriae. Biasanya di saluran pernapasan atas, dan gejala yang lebih umum akibat
penyebaran bakteri toksin ke seluurh tubuh. Difteri merupakan penyakit menular disebagian besar
dunia hingga akhir abad ke-19. Ketika kejadian di Eropa dan Amerika Utara mulai menurun dan
berkurang adanya langkah-langkah imunisasi. Gejala-gejala disteri biasanya, demam, kelelehan,
kedinginan, dan sakit tenggorokan ringan.
8. Emfisema
Emfisema adalah menggelumbungnya paru-paru akibat perluasan alveolus berlebihan.
Akibatnya permukaan yang tersedia untuk pertukaran oksigen dan karbon dioksida antara yang
dihurup dan darah yang melintas paru-paru berkurang. Gejala emfisema biasanya sesak napas, batuk.
Jika menderita emfisema berat akan kesulitan bernapas. Itu menyebabkan penurunan asupan oksigen.
9. Bronkitis
Bronkitis merupakan penyakit yang disebabkan adanya peradangan pada selaput lendir, selaput
bronkila dan trakea. Itu disebabkan oleh virus. Gangguan tersebut akan membuat saluran udara di
dalam paru-paru akan membengkak dan selanjutnya terisi dengan lendir yang akan menyumbat
bronkus. Penderita bronkitis biasanya akan mengalami dada nyeri, batuk, dan sesak napas.
MODUL PEMBELAJARAN KELAS XI
3.9. Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem ekskresi dalam
kaitannya dengan bioproses dan gangguan fungsi yang dapat terjadi pada sistem ekskresi
manusia.
4.9 Menyajikan hasil analisis pengaruh pola hidup terhadap kelainan pada struktur dan fungsi organ
yang meyebabkan gangguan pada sistem ekskresi serta kaitannya dengan teknologi
Integrasi Alkitab : Amsal 17 : 22 “ Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi
semangat yang patah mengeringkan tulang.
PERTEMUAN 4
MATERI : GINJAL
1. Ginjal
Ginjal merupakan organ utama dari sistem ekskresi manusia. Organ ini terletak di kedua sisi
tulang belakang, tepatnya di rongga perut bagian belakang. Ginjal memiliki bentuk menyerupai
kacang merah dan berwarna merah kecokelatan. Manusia memiliki sepasang ginjal yang berada di sisi
kanan dan kiri tubuh. Ginjal kanan terletak sedikit lebih rendah dibandingkan ginjal kiri karena
berdekatan dengan hati. Setiap ginjal berukuran sekitar 10–12 cm atau kira-kira seukuran kepalan
tangan orang dewasa.
Ginjal berfungsi untuk menyaring zat sisa dari makanan, obat-obatan, atau racun yang
terdapat di darah. Selain itu, ginjal juga berperan mengendalikan keseimbangan cairan dan
kadar elektrolit dalam tubuh. Jika tubuh Anda kelebihan garam atau mineral, ginjal pun akan
membuangnya. Zat sisa yang terkumpul, kemudian akan diubah menjadi urine. Urine akan mengalir
dari ginjal ke kandung kemih melalui saluran yang disebut ureter. Urine tersebut berisi zat sisa dari
ginjal yang akan terbuang saat Anda buang air kecil.
Posisi ginjal berada di kanan dan kiri tulang pinggang yaitu di dalam rongga perut pada
dinding tubuh bagian belakang (gambar a). Bentuknya seperti biji kacang merah (gambar b). ginjal di
sebelah kiri letaknya lebih tinggi daripada di sebelah kanan. Keduanya berwarna merah, karena
banyak darah yang masuk ke dalamnya. Ginjal pun terdiri dari tiga lapisan (gambar c). Bagian luar
disebut kulit ginjal/korteks renalis, di bawahnya medula renalis, dan di bagian dalam terdapat rongga
ginjal/pelvis renalis yang berfungsi sebagai penampung urine sementara sebelum dikeluarkan melalui
ureter. Selain itu, ginjal tersusun atas lebih kurang 1 juta alat penyaring yang disebut dengan nefron.
Nefron Merupakan penyusun utama ginjal yang berperan penting dalam proses penyaringan darah.
Bentuknya terdiri dari komponen penyaring/badan malpighi yang dilanjutkan oleh
saluran-saluran/tubulus. Tiap badan malpighi itu mengandung gulungan kapiler darah yaitu
glomerulus yang berada dalam kapsula bowman. Badan malpighi kemudian melanjutkan salurannya
ke medula renalis (bagian tengah ginjal) dan korteks renalis. Saluran-saluran itu adalah:
Tubulus proksimal
Lengkung henle: saluran ginjal yang melengkung pada daerah medula, menghubungkan
tubulus proksimal dengan tubulus distal.
Tubulus distal
Tubulus kolektivus (pengumpul) yang terdapat pada medulla
Pembentukan urine dimulai dari darah mengalir melalui arteri aferen ginjal, masuk ke dalam
glomerulus yang tersusun atas kapiler-kapiler darah. Saat darah masuk ke glomerulus, tekanan darah
pun menjadi tinggi sehingga mendorong air dan zat-zat yang memiliki ukuran kecil akan keluar
melalui pori-pori kapiler, dan menghasilkan filtrat. Cairan hasil penyaringan tersebut (filtrat), tersusun
atas:
Urobilin;
Urea;
Glukosa;
Air;
Asam amino;
Ion-ion seperti natrium, kalium, kalsium, dan klor.
Filtrat selanjutnya disimpan sementara di dalam kapsula bowman dan disebut urine primer. Tahapan
pembentukan urine primer ini disebut tahap filtrasi. Sementara itu, darah dan protein tetap tinggal di
dalam kapiler darah karena tidak dapat menembus pori-pori glomerulus.
b. Tahap Reabsorpsi
Urine primer yang terbentuk pada tahap filtrasi masuk ke tubulus proksimal. Di dalamnya
terjadi proses penyerapan kembali zat-zat yang masih diperlukan oleh tubuh (tahap reabsorpsi).
Glukosa, asam amino, ion kalium, dan zat-zat yang masih diperlukan oleh tubuh juga diangkut ke
dalam sel, kemudian ke dalam kapiler darah di dalam ginjal. Sedangkan urea hanya sedikit yang
diserap kembali.
Cairan yang dihasilkan dari proses reabsorpsi disebut urine sekunder yang mengandung air,
garam, urea (penimbul bau pada urine), dan urobilin (pemberi warna kuning pada urine). Urine
sekunder yang terbentuk dari proses reabsorpsi selanjutnya mengalir ke lengkung henle, kemudian
menuju tubulus distal. Selama mengalir dalam lengkung henle, air dalam urine sekunder juga terus
direabsorpsi.
c. Tahap Augmentasi
Pada bagian tubulus distal masih ada proses penyerapan air, ion natrium, klor, dan urea. Di
sinilah terjadi proses augmentasi, yaitu pengeluaran zat-zat yang tidak diperlukan tubuh ke dalam
urine sekunder. Ketika telah bercampur, inilah yang merupakan urine sesungguhnya. Kemudian
disalurkan ke pelvis renalis (rongga ginjal). Urine yang terbentuk selanjutnya keluar dari ginjal
melalui ureter, menuju kandung kemih yang merupakan tempat menyimpan urine sementara.
Kandung kemih memiliki dinding yang elastis dan mampu meregang untuk dapat
menampung sekitar 0,5 L urine. Proses pengeluaran urine dari dalam kandung kemih disebabkan oleh
adanya tekanan akibat adanya sinyal yang menunjukkan bahwa kandung kemih sudah penuh.
Kontraksi otot perut dan otot-otot kandung kemih akan terjadi saat adanya sinyal penuh dalam
kandung kemih. Akibat kontraksi ini, urine dapat keluar dari tubuh melalui uretra.
PERTEMUAN 5
MATERI : KULIT
2. Kulit
Kulit manusia memiliki sekitar 3–4 juta kelenjar keringat. Kelenjar ini tersebar di seluruh
bagian tubuh, namun paling banyak terdapat di telapak tangan, kaki, wajah, dan ketiak. Kelenjar
keringat terbagi menjadi 2 jenis, yaitu kelenjar ekrin dan kelenjar apokrin. Kelenjar ekrin terhubung
langsung dengan permukaan kulit dan menghasilkan keringat yang tidak berbau dan encer. Sementara
itu, kelenjar apokrin menghasilkan keringat yang mengandung lemak dan pekat, serta terdapat di
folikel rambut, seperti ketiak dan kulit kepala. Pada dasarnya, keringat yang dihasilkan kelenjar-
kelenjar tersebut berfungsi untuk mengendalikan suhu tubuh dan melumasi kulit serta rambut.
Namun, sebagai bagian dari sistem ekskresi, kelenjar keringat juga berperan membuang racun dari
dalam tubuh melalui keringat yang dihasilkannya.
Fungsi kulit sebagai organ sistem ekskresi adalah untuk mengeluarkan kotoran, racun,
dan senyawa mineral berlebih melalui keringat, agar kita terhindar dari zat-zat yg dapat meracuni
tubuh. Keringat biasanya keluar ketika kita melakukan aktivitas, seperti berolahraga atau berjemur di
bawah sinar matahari.
Kulit terdiri atas dua lapisan utama, yaitu lapisan epidermis dan lapisan dermis.
Lapisan Epidermis (Kulit Ari)
Epidermis merupakan lapisan kulit paling luar yang tersusun dari sel-sel epitel yang mengalami
keratinisasi (pendewasaan). Lapisan ini memiliki beberapa lapisan kulit, antara lain stratum
korneum yang merupakan lapisan kulit mati dan selalu mengelupas, serta lapisan stratum
granulosum yang mengandung pigmen melanin. Di bawah stratum granulosum terdapat
lapisan stratum germinativum yang terus membentuk sel-sel baru ke arah luar menggantikan sel kulit
yang terkelupas. Oh ya, lapisan epidermis tidak memiliki pembuluh darah maupun serabut saraf.
PERTEMUAN 6
MATERI : HATI
3. Hati
Hati adalah organ yang berukuran besar dengan berat sekitar 1 kilogram. Organ yang sangat
penting bagi metabolisme dan sistem kekebalan tubuh ini terletak di bagian kanan atas dalam rongga
perut, tepat di bawah diafragma. Salah satu zat beracun yang dibuang dan diolah oleh hati adalah
amonia, yaitu zat sisa dari hasil penguraian protein. Jika dibiarkan menumpuk dalam tubuh, amonia
dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan, termasuk gangguan pernapasan dan masalah pada
ginjal.
Di dalam tubuh, hati berfungsi untuk mengolah amonia menjadi urea. Setelah itu, urea yang
diolah di hati akan dibuang melalui sistem ekskresi pada ginjal lewat urine. Selain amonia, zat lain
yang dibuang atau diekskresi oleh hati adalah zat beracun dalam darah, misalnya akibat konsumsi
alkohol atau obat-obatan. Organ hati juga berfungsi untuk membuang sel darah merah yang sudah
rusak dan kelebihan bilirubin yang dapat menyebabkan sakit kuning atau jaundice.
Jika dilihat dengan mata telanjang, anatomi hati manusia terdiri dari empat lobus (bagian)
dengan ukuran yang berbeda.
Lobus kanan adalah bagian terbesar di hati yang ukurannya 5 sampai 6 kali lebih besar
daripada lobus kiri.
Lobus kiri adalah bagian hati yang memiliki bentuk lebih runcing dan kecil ketimbang lobus
kanan. Lobus kiri dan kanan dipisahkan oleh ligamen falciform.
Lobus kaudatus berukuran lebih kecil dibanding dua lobus kiri dan kanan. Letaknya
memanjang dari sisi belakang lobus kanan dan membungkus pembuluh darah balik utama
(vena cava inferior).
Lobus kuadrat berada lebih rendah dari lobus kaudatus dan terletak dari sisi belakang lobus
kanan hingga membungkus kantong empedu. Lobus kuadrat dan kaudatus jarang terlihat pada
gambar anatomi karena letaknya yang berada di belakang lobus kiri dan kanan.
Dalam lobus-lobus tersebut, terdapat sel-sel yang menghasilkan berbagai jenis enzim yang
berperan dalam proses metabolisme tubuh. Setiap sel ini dipisah oleh jaringan ikat berisi pembuluh
darah yang memenuhi hati. Kita mengenal ada vena hepatika, yakni pembuluh darah yang memiliki
fungsi dalam mengangkut darah yang terdeoksigenasi dan darah yang telah disaring oleh hati; ada
juga vena sentralis, yakni pembuluh darah yang pada bagian tengahnya terdapat setiap lobulus.
Bagian hati ini bergabung menjadi vena yang lebih besar dan membentuk vena hepatika yang
kemudian akan menuju ke dalam vena kava interior.
Fungsi Hati dalam sistem ekskresiSebagai organ yang berperan dalam sistem ekskresi – karena
mengekskresikan getah empedu dan urea, hati memiliki beberapa fungsi, antara lain:
Menghasilkan getah empedu
Menghasilkan urea dan amonia
Merombak sel–sel darah merah yang sudah tua
Mensintesis beberapa zat
Selain sebagai tempat untuk menghasilkan empedu, hati juga berfungsi dalam sintesis zat. Hal ini
dikarenakan hati mengeluarkan beberapa enzim yang salah satunya adalah enzim arginase. Enzim ini
berfungsi untuk mengubah arginin menjadi urea dan ornifi yang dapat meningkatkan NH3 dan CO2.
4. Usus besar
Pada dasarnya, usus terbagi menjadi 2 bagian, yaitu usus kecil dan usus besar. Sebagian besar
nutrisi dan sekitar 90% air yang terkandung dalam makanan dan minuman yang dikonsumsi setiap
hari terserap ke dalam usus kecil. Sementara itu, usus besar bertugas untuk menyerap sisa air dan
nutrisi yang tidak bisa dicerna oleh usus kecil. Usai diserap, sisa makanan dan minuman tersebut
diubah menjadi feses, lalu dibuang melalui dubur saat Anda buang air besar.
5. Paru-paru
Paru-paru merupakan organ utama dalam sistem pernapasan manusia. Melalui proses
pernapasan, paru-paru bertugas untuk memindahkan oksigen yang diperoleh dari udara ke dalam
darah. Darah yang telah mengandung oksigen tersebut akan disalurkan ke seluruh jaringan dan organ
tubuh agar dapat berfungsi dengan baik.
Setelah memperoleh oksigen, setiap sel tubuh akan menghasilkan karbon dioksida sebagai zat
sisa metabolismenya. Karbon dioksida merupakan zat beracun yang bisa berbahaya bagi kesehatan
apabila menumpuk di dalam darah. Untuk membuangnya, karbon dioksida akan dibawa oleh darah
kembali menuju paru-paru dan dikeluarkan ketika Anda mengembuskan napas.
MODUL PEMBELAJARAN KELAS XI
3.10. Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem koordinasi (saraf,
hormone dan alat indera) dalam kaitannya dengan mekanisme koordinasi dan regulasi serta
gangguan fungsi yang dapat terjadi pada sistem koordinasi manusia
4.10. Menyajikan hasil analisis pengaruh pola hidup terhadap kelainan pada struktur dan fungsi
organ sistem koordinasi yang menyebabkan gangguan sistem saraf dan hormon pada manusia
berdasarkan studi literatur
PERTEMUAN 7
MATERI : SISTEM SARAF
Secara garis besar, terdapat tiga bagian pada sistem saraf pusat manusia. Ketiga bagian tersebut
adalah:
1. Otak
Otak adalah mesin pengendali utama dari segala fungsi tubuh. Seperti yang disebutkan di
atas, organ ini merupakan bagian dalam sistem saraf pusat manusia. Jika saraf pusat merupakan pusat
kontrol tubuh, maka otak adalah markas besarnya.
Otak terbagi ke dalam beberapa bagian dengan fungsinya masing-masing. Secara
umum, bagian otak terdiri dari otak besar, otak kecil, batang otak, serta bagian-bagian otak lainnya.
Bagian-bagian ini dilindungi oleh tengkorak dan selaput otak (meninges) dan dikelilingi oleh cairan
serebrospinal untuk menghindari terjadinya cedera otak.
Sama dengan otak, sumsum tulang belakang juga merupakan bagian dari susunan saraf
pusat. Sumsum tulang belakang langsung terhubung ke otak melalui batang otak dan kemudian
mengalir sepanjang ruas tulang belakang.
Saraf tulang belakang berperan dalam aktivitas sehari-hari dengan mengirimkan sinyal dari
otak ke bagian lain dari tubuh dan memerintahkan otot untuk bergerak. Selain itu, sumsum tulang
belakang juga menerima masukan sensorik dari tubuh, memprosesnya, dan mengirimkan informasi
tersebut ke otak.
Setiap neuron atau sel saraf tersebut terdiri dari tiga bagian atau struktur dasar. Anatomi neuron
tersebut, yaitu:
Sel-sel saraf ini dapat ditemukan di seluruh tubuh dan berkomunikasi satu sama lain untuk
menghasilkan respons dan tindakan fisik. Dilansir dari National Institues of Health, diperkirakan
terdapat sekitar 100 miliar neuron di otak. Sel saraf ini termasuk dengan 12 pasang saraf kranial, 31
pasang saraf tulang belakang, dan di bagian lainnya.
Secara umum, sistem saraf pada manusia memiliki beberapa fungsi. Fungsi tersebut adalah:
- Mengumpulkan informasi dari dalam dan luar tubuh (fungsi sensorik).
- Mengirimkan informasi ke otak dan sumsum tulang belakang.
- Memproses informasi di otak dan sumsum tulang belakang (fungsi integrasi).
- Mengirimkan informasi ke otot, kelenjar, dan organ sehingga dapat merespon dengan tepat
(fungsi motorik).
PERTEMUAN 8
MATERI : SISTEM SARAF PUSAT DAN SISTEM SARAF TEPI
Masing-masing struktur sistem saraf, yaitu saraf pusat dan tepi, menjalankan fungsi yang berbeda.
Berikut adalah penjelasannya.
Sistem saraf pusat, yang terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang, memiliki fungsi untuk
menerima informasi atau rangsangan dari semua bagian tubuh, kemudian mengontrol dan
mengendalikan informasi tersebut untuk menghasilkan respons tubuh.
Informasi atau rangsangan ini termasuk yang berkaitan dengan gerakan, seperti bicara atau
berjalan, atau gerakan tak sadar, seperti berkedip dan bernapas. Ini juga termasuk bentuk informasi
lainnya, seperti pikiran, persepsi, dan emosi manusia.
Secara garis besar, fungsi saraf tepi adalah menghubungkan respon sistem saraf pusat ke organ
tubuh dan bagian lainnya di tubuh Anda. Saraf ini meluas dari saraf pusat ke area terluar tubuh
sebagai jalur penerimaan dan pengiriman rangsangan dari dan ke otak.
Masing-masing susunan saraf tepi, yaitu somatik dan otonom, memiliki fungsi yang berbeda. Berikut
adalah penjelasan mengenai fungsi dari bagian-bagian sistem saraf tepi:
Sistem saraf somatik
Sistem saraf somatik bekerja dengan mengontrol semua hal yang Anda sadari dan secara
sadar memengaruhi respon tubuh, seperti menggerakkan lengan, kaki, dan bagian tubuh
lainnya. Fungsi saraf ini menyampaikan informasi sensorik dari kulit, organ indera, atau otot ke
sistem saraf pusat. Selain itu, saraf somatik juga membawa respons keluar dari otak untuk
menghasilkan respon berupa gerakan.
Sebagai contoh, saat menyentuh termos panas, saraf sensorik membawa informasi ke otak
bahwa ini adalah sensasi panas. Setelah itu, saraf motorik membawa informasi dari otak ke tangan
untuk segera menghindar dengan menggerakkan, melepas, atau menarik tangan dari termos panas
tersebut. Keseluruhan proses ini terjadi kurang lebih dalam waktu satu detik.
2. Sistem parasimpatik
Sistem ini gunanya menjaga fungsi tubuh normal setelah ada sesuatu yang mengancam diri
Anda. Setelah ancaman berlalu, sistem ini akan memperlambat detak jantung, memperlambat
pernapasan, mengurangi aliran darah ke otot, dan menyempitkan pupil mata. Ini memungkinkan kita
untuk mengembalikan tubuh ke kondisi normal.
PERTEMUAN 9
MATERI : SISTEM ENDOKRIN
Sistem endokrin adalah sekumpulan kelenjar dan organ yang memproduksi hormon. Hormon
( Yunani ,hormon = yang menggerkan) adalah senyawa organik pembawa pesan kimiawi di dalam
aliran darah menuju ke sel – sel atau jaringan tubuh.
PERTEMUAN 10
MATERI : SISTEM INDERA
Integrasi Alkitab : Ayub 29 : 11 “ Apabila telinga mendengar tentang aku, maka aku disebut
berbahagia, dan apabila mata melihat, maka aku dipuji.
2. Telinga
Telinga merupakan alat indra yang berfungsi untuk mendengar suara yang ada di sekitar
kita. Telinga ialah indra pendengaran yang menerima sebuah rangsangan berupa suara (fonoreseptor).
fungsi lain dari telinga yaitu telinga berfungsi sebagai alat keseimbangan.
Bagian Bagian Telinga Yaitu sebagai berikut :
1. Telinga bagian luar yakni terdiri dari daun telinga, lubang telinga dan liang pendengaran.
2. Telinga bagian tengah yakni terdiri dari gendang telinga, 3 tulang pendengar ( martil,
landasan dansanggurdi) dan saluran eustachius.
3. Telinga bagian dalam yakni terdiri dari alat keseimbangan tubuh, tiga saluran setengah
lingkaran, tingkap jorong, tingkap bundar dan rumah siput (koklea)
Umumnya pada setiap jenis reseptor hanya bisa menerima satu jenis rangsang saja. Kulit mempunyai
fungsi sebagai alat pelindung bagian dalam, misalnya pada otot dan tulang, dan sebagai alat peraba
dengan dilengkapi berbagai macam reseptor yang peka terhadap berbagai suatu rangsangan yaitu
sebagai alat ekskresi serta untuk pengatur suhu tubuh.
1. Pengertian NAPZA
NAPZA adalah singkatan dari narkotika, psikotropika, dan zat adiktif. NAPZA merupakan
zat-zat yang jika dikonsumsi akan memengaruhi sistem saraf pusat sehingga dapat mengubah
perasaan dan cara berfikir orang yang menggunakannya. Saat ini banyak beredar obat penenang dan
penghilang rasa sakit. Mekanisme kerja obat ini secara umum adalah mempengaruhi sistem saraf. Ada
obat yang menghilangkan rasa sakit, ada pula obat yang menimbulkan rasa menyenangkan atau
menimbulkan halusinasi.
Obat-obat ini disebut zat psikoaktif yang berguna bagi ilmu kedokteran jiwa untuk mengobati
penyakit mental dan saraf. Isitilah NAPZA terdiri atas:
- Narkotika: zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman yang menyebabkan
penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, dapat mengurangi sampai menghilangkan rasa
nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.
- Psikotropika: zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis, dan bukan narkotika yang dapat
menyebabkan perubahan terhadap pada aktivitas mental dan perilaku.
Zat adiktif: zat atau obat yang dapat menyebabkan ketagihan (adiksi). Jika zat psikoaktif
digunakan secara ilegal akan menyebabkan masalah serius karena dapat mempengaruhi otak dan
perilaku pemakainya. Penyalahgunaan zat psikoaktif ini dapat menyebabkan ketergantungan fisik
yang disebut adiksi (ketagihan).
2. Jenis NAPZA
Zat psikoaktif masuk ke dalam tubuh melalui mulut (merokok dengan pipa), hidung
(menghisap zat dalam bentuk uap atau bubuk) dan dengan suntikan. Berdasarkan pengaruh obat
terhadap pemakainya, obat psikoaktif terdiri atas:
a. Golongan Stimulan
Stimulan bersifat menstimulasi sistem saraf simpatik melalui pusat di hipotalamus sehingga
meningkatkan kerja organ. Misalnya, meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah, mengecilkan
pupil dan meningkatkan gula darah. Jadi, stimulan memberikan rangsangan pemakainya untuk
menggunakan tenaganya lebih cepat dan tidak merasakan sakit. Senyawa yang termasuk golongan
stimulan, yaitu sebagai berikut:
- Amfetamina , meliputi dekstroamfetamina, metamfetamina/sabu-sabu, ritalin dan deksdedrin
- Ekstasi, mendorong tubuh untuk melakukan aktivitas yang melampaui batas maksimum dari
kekuatan tubuh.
- Kokain, dapat memicu metabolisme sel, menimbulkan efek adiksi yang sangat kuat, dan
mengakibatkan tingkat kematian yang tinggi.
- Kafein, terdapat dalam biji kopi, daun the, buah kola, dan guarana
- Alkohol, merupakan minimum hasil fermentasi buah-buahan, sayursayuran, dan biji-bijian.
b. Golongan Depresan
merupakan obat penghambat fungsi neuron dalam sistem saraf pusat. Obat depresan
berpengaruh terhadap sistem saraf, yaitu dapat mengurangi kegiatan sistem saraf. Depresan terkenal
dengan sebutan obat penenang.
Ada lima kategori utama depresan, yaitu seperti berikut:
a. Barbiturat, yang mencakup obat-obatan seperti sekonal, nembutal, dan amital.
b. Obat penenang, yang sering dipakai, misalnya meprobomat.
c. Etil alkohol (etanol).
d. Anestetik, yang mencakup eter, kloroform.
e. Opiat, yang mencakup opium, morfin, heroin, kodem dan metadon
c. Golongan Halusinogen
Halusinogen mempunyai pengaruh kuat terhadap persepsi penglihatan, pendengaran dan juga
peningkatan respon emosional. Subjek mengalami halusinasi, dengan dosis yang tinggi, dapat terjadi
halusinasi yang sebenarnya, yaitu si subjek "melihat" atau "mendengar" benda-benda yang tidak ada
sama sekali atau melihat benda-benda tampak seperti hidup. Halusinogen meliputi LSD (Lysergic
Acid Diethylamide), STP (mirip amfetamin), THC (Tentra Hydro Cannabinol), mesakolin (dari pohon
kaktus
peyote), psilosibin (dari jenis jamur), dan pgyneyclidine PCP (fenseklidin) suatu obat bius hewan.
b. Golongan II
Narkotika yang berkhasiat pengobatan, digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat
digunakan dalam terapi dan atau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan sertamempunyai
potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan. Contohnya adalah:
- Morfin
Morfin merupakan turunan opium yang dibuat dari hasil pencampuran getah poppy (papaver
sormary ferum) dengan bahan kimia lain, sifatnya jadi semisintetik. Morfin merupakan zat aktif dari
opium. Di dalam dunia kedokteran, zatini digunakan untuk mengurangi rasa sakit pada waktu
dilakukannya pembedahan atau operasi.
c. Golongan III
Narkotika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan atau tujuan
pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan ketergantungan.
Contohnya adalah:
- Kodein
Kodein adalah sejenis obat yang digunakan untuk mengobati nyeri sedang hingga berat. Efek
sampingnya dapat mengecam jiwa, seperti halnya senyawa opiatlai nnya adalah depresi saluran
pernapasan
Jenis-jenis Psikotropika:
a. Golongan I
Psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan
dalam terapi, serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindrom ketergantungan. Contohnya
adalah:
- Ekstasi
Dari sekian banyak jenis narkoba yang beredar maka ekstasi mungil inilah yang paling banyak di
produksi di dalam negeri. Selain dari bahan bakunya mudah didapat harga jualnya pun bervariasi
mulai dari harga golongan “high class eksekutif” selebritis, diatas Rp.100.000 hingga harga banting di
warung kafe Rp.10.000/butir. Inex nama lain ekstasi ini masih keturunan kandung psikotropika
banyak di perjual- belikan bagai kacang goreng. Ekstasi beredar dalam bentuk tablet dan kapsul
dengan ukuran sebesar kancing kerah baju yang berdiri dari berbagai macam jenis, diantaranya:
Adam, Eva, Flash, Dolar, Bonjovi, Mike Tyson, Playboy, Apple, Angel, White Dove, dan lain-lain.
b. Golongan II
Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan dalam terapi dan atautujuan
ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindrom ketergantungan. Contohnya
adalah:
- Amphetamine
Memiliki nama jalanan: seed, meth, crystal, whiz. Bentuknya ada yang berbentuk bubuk warna
putih dan keabuan dan juga tablet. Cara penggunaan dengan cara dihirup. Sedangkan yang berbentuk
tablet diminum dengan air.
c. Golongan III
Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan dalam terapi dan atau tujuan
ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi sedang mengakibatkan sindrom ketergantungan.
Contohnya adalah: Phenobarbatial merupakan antikonvulsan turunan barbiturat yang efektif dalam
mengatasi epilepsi. Phenobarbatial menekan korteks sensor, menurunkan aktivitasmotorik,
menyebabkan kantuk, efek sedasi, dan
hipnotik.
d. Golongan IV
Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan sangat luas digunakan terapi dan atau untuk
tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan sindrom ketergantungan.
Contohnya diazepam.
Penyalahgunaan zat psikotopika dapat berdampak buruk bagi kesehatan, tidak hanya
menyebabkan ketergantungan (adiksi), bahkan dapat menyebabkan berbagai penyakit dan kelainan
psikis, psikologis, serta kematian. Pada umumnya ada dua efek obat-obatan dan narkoba terhadap
sistem saraf yaitu memengaruhi bagian otak yang mengatur mental dan emosi (sistem limbik), dan
menyebakan meningkat atau terhambatnya kerja neurotransmitter pada sinapsis. Selain itu salah satu
dampak dari psikotropika ini adalah Mengalami gangguan pada kulit (dermatologis),
antara lain penanahan (abses), alergi, dan eksim
1) Dampak penyalahgunaan psikotropika:
a. Gangguan Fisik (fisioneurologik)
- Toleransi tubuh, dalam pemakaian jangka panjnag jumlah zat yan sama tidak mampu menghasilkan
rasa atau akibat yang sama
- Gejala penghentian pemakaian obat adalah rasa sakit disekujur tubuh seperti flu berat
- Mempercepat dan memperlambat denyut nadi, jantung, dan paru-paru yang dapat mengakibatkan
kematian.
- Saluran napas akan terjadi radang paru dan pembengkakan paru.
- Jantung, terjadi peradangan oto jantung, penyempitan pembuluh darah jantung.
- Hati, terjadi Hepatitis B dan C yang menular melalui jarum suntik, hubungan seksual.
- Penyakit Menular Seksual dan HIV/AIDS.
b. Psikologi
- Otak dan susunan saraf pusat yang berakibat pada gangguan daya ingat gangguan perhatian atau
konsentrasi
- Gangguan bertindak rasional
- Gangguan persepsi sehingga menimbulkan halusinasi gangguan motivasi sehingga malas sekolah
atau bekerja
- Gaangguan pengendalian diri sehingga sulit membedakan baik atau buruk
- Kemampuan berfikir rasional menurun drastis
- Ketergantungan psikologis
- Gangguan mental dan emosional
c. Ekonomi
- Membutuhkan uang yang sangat besar untuk memenuhi ketergantungan terhadap obat-obatan
- Negara dan masyarakat dirugikan dalam berbagai aspek, seperti keamanan, biaya kesehatan, dan
kesempatan Pendidikan.
d. Sosial
- Lingkungan Keluarga
1) Sering terjadi pertengkaran dan mudah tersinggung.
2) Orang tua resah karena barang berharga sering hilang.
3) Perilaku menyimpang anak (berbohong, mencuri, tidak tertib, hidup bebas) dan menjadi aib
keluarga.
4) Putus sekolah atau menganggur karena dikeluarkan dari sekolah atau pekerjaan, sehingga merusak
kehidupan keluarga, dan kesulitan keuangan.
5) Orang tua menjadi putus asa karena pengeluaran uang meningkat untuk biaya pengobatan dan
rehabilitasi.
- Lingkungan Sekolah
1) Merusak disiplin dan motivasi belajar.
2) Meningkatnya tindak kenakalan, membolos, dan tawuran pelajar.
3) Memengaruhi peningkatan penyalahgunaan di antara sesama teman sebaya.
- Lingkungan Masyarakat
1) Tercipta pasar gelap antara pengedar dan bandar yang mencari penggunanya.
2) Pengedar atau bandar menggunakan perantara remaja atau siswa yang telah menjadi
ketergantungan.
3) Meningkatnya kejahatan di masyarakat, seperti perampokan, pencurian, dan pembunuhan yang
membuat masyarakat menjadi resah.
PERTEMUAN 12
MATERI :ALAT REPRODUKSI PADA PRIA
3.12. Menganalisis hubungan struktur jaringan penyusun organ reproduksi dengan fungsinya dalam
system reproduksi manusia
4.12. Menyajikan hasil analisis tentang dampak pergaulan bebas, penyakit dan kelainan pada struktur
dan fungsi organ yang menyebabkan gangguan sistem reproduksi manusia serta teknologi
sistem reproduksi
Integrasi Alkitab : Kejadian 1 : 28 “ Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada
mereka : Beranak cuculah dan bertambah banyak, penuhilah bumi dan taklukkanlah itu,
berkuasalah atas ikan – ikan di laut dan burung – burung di udara dan atas segala binatang
yang merayap di bumi”
Sistem reproduksi pada seorang laki-laki, terbentuknya hormon testosteron biasanya dimulai
ketika mulai akil baligh antara 9 sampai dengan 12 tahun. Pada usia ini, testis sudah mulai
memproduksi hormon testosteron yang mempengaruhi pemasakan sel kelamin dan mempengaruhi
timbulnya sifat-sifat kelamin skunder, misalnya tumbuhnya rambut kelamin, suara semakin
membesar, terbentuknya jakun dan bahu yang melebar:
1. Alat-Alat Reproduksi pada Laki-laki
Sistem reproduksi laki-laki tersusun dari organ-organ yang terletak di luar tubuh yaitu penis
dan skrotum dan organ reproduksi yang terletak di dalam tubuh saluran pengeluaran dan kelenjar
yang menghasilkan hormon-hormon kelamin, untuk jelasnya kalian pelajari uraian selanjutnya.
b. Saluran reproduksi
1) Epididimis , saluran dalam skrotum dan keluar dari kedua testis. Disini, sel sperma disimpan
sementara hingga matang.
2) Vas deferens , saluran tempat bergeraknya sperma dari epididimis ke kantung semen (vesikula
seminalis).
3) Uretra, saluran dalam penis, berfungsi sebagai ekskresi urine dari kandung kemih.
d. Kelenjar-kelenjar aksesoris
1) Vesikula seminalis (kantung mani), menghasilkan cairan kental kekuning-kuningan, bersifat basa,
mengandung mukus, enzim koagulasi, asam askorbat, prostaglandin dan gula fruktosa (sumber
energi sperma).
2) Kelenjar prostat , penghasil getah kelamin bersifat encer, mengandung enzim antikoagulan,
penyuplai nutrisi, dan berasa agak asam.
3) Kelenjar bulbouretralis ( kelenjar Cowper). Kecil jumlahnya sepasang. Hasil sekresinya cairan
bening, menetralkan urine asam pada uretra. Membawa sejumlah sperma bebas sebelum
dikeluarkan dari dalam tubuh.
2) Skrotum Oleh karena temperatur tubuh yang terlalu tinggi tidak sesuai dengan perkembangan
sperma, skrotum yang berisi testis berada di luar tubuh. Testis dua buah, letaknya di kanan dan kiri,
dipisahkan oleh otot polos penyusun sekat skrotum, sehingga bisa mengendur dan mengerut (otot
dartos). Terdapat pula otot yang bertindak sebagai pengatur kondisi suhu testis agar stabil( otot
kremaster)
f. Spermatogenesis
Proses pembentukan sperma ini dinamakan spermatogenesis, berada pada tubulus seminiferus
di dalam testis. Di dalamnya terdapat dinding yang terlapisi oleh sel germinal disebut
spermatogonium (jamak = spermatogonia). Setelah mengalami pematangan, spermatogonium
membelah memperbanyak
diri (mitosis). Sedangkan sebagian spermatogonium yang lain melakukan spermatogenesis.
Proses spermatogenesis :
1) Pada fase awal spermatogenesis, spermatogonium bersifat diploid (2n atau mengandung 23 pasang
kromosom).
2) Spermatogonium akan berubah menjadi spermatosit primer (2n) Seacara mitosis.
3) Berikutnya, spermatosit primer membelah menjadi spermatosit sekunder (biasa dinamakan meiosis
I). Jumlah spermatosit sekunder ada dua, sama besar dan bersifat haploid (n = 23 kromosom).
4) Melalui fase meiosis II, spermatosit sekunder membelah diri menjadi empat spermatid yang sama
bentuk dan ukurannya. Selanjutnya, spermatid berkembang menjadi sperma matang yang bersifat
haploid (n).
5) Setelah matang, sperma menuju saluran epididimis. Proses ini terjadi kurang lebih 17 hari. Energi
yang digunakan proses spermatogenesis berasal dari selsel sertoli.
Gambar 4. Spermatogenesis
g. Spermatozoa
Sperma terdiri dari kepala, leher, bagian tengah, dan ekor. Kepala sperma terlindungi
akrosom (haploid) yang mengandung enzim hialurodinase dan proteinase, yang berfungsi saat
penembusan lapisan sel telur. Pada tengahnya terdapat mitokondria kecil, berfungsi menyediakan
energi untuk menggerakkan ekor sperma.
PERTEMUAN 13
MATERI : ALAT REPRODUKSI PADA WANITA SERTA PENYAKIT SISTEM
REPRODUKSI
2) Uterus (rahim)
Uterus adalah organ tebal dan berotot yang dapat mengembang selama masa kehamilan.
Bentuknya seperti buah pir. berfungsi sebagai tempat pertumbuhan dan perkembangan janin Pada
bagian bawah uterus terdapat struktur yang mengecil. Bagian ini disebut serviks atau leher rahim.
Lapisan penyusun uterus, yakni lapisan terluar (perimetrium), lapisan tengah yang berotot
(miometrium), dan selaput rahim/lapisan terdalam (endometrium). Lapisan endometrium mengandung
banyak pembuluh darah dan lendir.
3) Vagina
Vagina merupakan saluran dengan dinding dalam berlipatlipat dan memanjang dari leher
rahim ke arah vulva ( 7-10 cm). Bagian luar vagina berupa selaput yang menghasilkan lendir dari
kelenjar Bartholini. Vagina berfungsi sebagai saluran kelahiran yang dilalui bayi saat lahir juga
berfungsi sebagai tempat kopulasi.
b. Saluran Reproduksi
Saluran reproduksi wanita yang berfungsi sebagai jalur sel telur menuju uterus (rahim)
dinamakan saluran telur (oviduk) atau tuba Fallopi. Pada bagian pangkalnya terdapat bagian mirip
corong yang dinamakan infundulum, yang berjumbai-jumbai (fimbrae). Fungsinya penangkap sel
telur (ovum) yang lepas dari ovarium. melalui gerakan peristaltik, lalu disalurkan melalui oviduk
menuju uterus.
3. Siklus Menstruasi
Saat seorang wanita masih subur, siklus menstruasi merupakan suatu hal yang wajar. Siklus
ini berlangsung kira-kira 28 hari pada setiap bulan. Pada wanita, siklus menstruasi melalui empat
fase :
1) Fase Menstruasi
Pada fase menstruasi, hormon yang berperan ialah hormon estrogen dan progesterone
mengalami reduksi pada sekitar lima hari pertama menstruasi. Akibatnya, sel telur yang berada dalam
lapisan endometrium pada uterus dilepas bersamaan dengan robeknya endometrium melalui
pendarahan. Hasilnya, dinding uterus berubah menjadi sangat tipis.
2) Fase Praovulasi
Mulai hari kelima sampai ke empat belas, fase praovulasi dimulai. Pada fase ini, hormon yang
berperan yakni hormon FSH dan hormon LH. Kedua hormon tersebut menstimulasi sel-sel folikel
untuk menghasilkan hormone estrogen dan progesterone yang membuat lapisan endometrium yang
luruh terbentuk kembali.
3) Fase Ovulasi
Fase ovulasi terjadi sekitar hari keempat belas dari total keseluruhan waktu siklus menstruasi
terjadi (kurang lebih 28 hari). Pada fase ini, sekresi hormon estrogen sangat banyak, maka sekresi
hormon FSH mulai menurun dan digantikan dengan sekresi hormon LH. Adanya stimulasi hormon
LH menjadikan folikel semakin matang dan menyebabkan sel telur keluar dari folikel (ovulasi).
4) Fase Pascaovulasi
Fase pascaovulasi berlangsung pada hari kelima belas hingga hari kedua puluh delapan. Pada
fase ini, folikel yang pecah berubah menjadi badan padat berwarna kuning ( Korpus luteum ) yang
menghasilkan hormone progesteron. Bersama hormon estrogen, hormon progesteron ini berperan
dalam memelihara pertumbuhan endometrium sehingga siap untuk penanaman embrio. Tetapi,
apabila sel telur pada uterus tidak dibuahi, korpus luteum mengalami degenerasi menjadi korpus
albikan. Akibatnya, sekresi hormon estrogen dan progesteron semakin menurun dan sebaliknya
sekresi hormon FSH dan LH naik kembali. Karena darah tidak mengandung hormon estrogen dan
hormon progesteron, endometrium tidak bias bertahan dan luruh bersama darah. Ini menunjukkan fase
pascaovulasi berganti menjadi fase menstruasi.
4. Fertilisasi,
Selain mengalami siklus menstruasi, dalam sistem reproduksi wanita dapat pula mengalami
fertilisasi, gestasi (kehamilan), dan persalinan. Fertilisasi merupakan proses terjadinya pembuahan sel
telur oleh sel sperma dan ditandai dengan bergabungnya inti kedua sel kelamin tersebut. Berlangsung
di dalam oviduk. Sebelum terjadi fertilisasi, terlebih dahulu terjadi proses kopulasi atau persetubuhan.
Sperma yang bercampur dengan air mani (semen) masuk ke dalam saluran reproduksi wanita
(vagina). Oleh enzim proteolitik, sperma yang berada dalam vagina terlihat sangat motil. Kemudian,
sperma bergerak menuju uterus hingga oviduk (tuba fallopi). Di bagian atas oviduklah fertilisasi
terjadi.Agar sel telur dapat dibuahi oleh sperma, sperma mengeluarkan enzim hyaluronidase dan
enzim proteinase. Oleh kedua enzim tersebut, sel telur dapat ditembus oleh sperma. Sperma harus
menembus tiga lapisan sel telur berturut-turut : korona radiata, zona pelusida, dan membran
plasma.Setelah sel telur dibuahi oleh satu sel sperma, segera sel telur mengeluarkan senyawa tertentu
menuju zona pelusida. Senyawa tersebut berfungsi untuk melidungi sel telur supaya tidak tertembus
kembali oleh sperma lainnya. Sperma bersifat haploid (n = 23 kromosom) dan sel telur juga bersifat
haploid (n = 23 kromosom). Akibatnya, pembuahan sperma pada sel telur akan menghasilkan sebuah
zigot yang bersifat diploid (2n = 23 pasang kromosom).
Zigot bergerak menuju uterus melalui oviduk dan sembari membelah secara mitosis. Pada
saat ini juga zigot sudah mulai berkembang menjadi embrio. Pembelahan zigot menghasilkan sel-sel
yang bentuknya sama dan fasenya dinamakan morula. Pembelahan morula menghasilkan blastosit dan
fasenya dinamakan blastula. Kurang lebih lima hari setelah fertilisasi, blastosit menempel pada
endometrium dan prosesnya dinamakan implantasi. Implantasi ini dapat menyebabkan kehamilan.
4). Alantois
Alantois merupakan membran yang mem bentuk tali pusar atau ari-ari. Adanya tali pusar
menjadikan plasenta pada lapisan endometrium terhubung dengan embrio. Bagi embrio, alantois dapat
menyalurkan berbagai nutrisi dan oksigen dari ibu lewat pembuluh darah. Sebaliknya, alantois juga
berguna sebagai saluran pengeluaran sisa metabolisme embrio.
6. Persalinan
Persalinan atau kelahiran terjadi akibat serangkaian kontraksi uterus yang kuat dan berirama.
Gangguan Pada Sistem Reproduksi Wanita
a. Gangguan Menstruasi
Gangguan menstruasi pada wanita di bedakan menjadi 2 jenis.yaitu :
a) Amenore primer
Tidak terjadinya menstruasi sampai usia 17 tahun dengan atau tanpa perkembangan seksual
b) Amenore sekunder
Tidak terjadi menstruasi selama 3-6 bulan atau lebih pada orang yang tengah mengalami
siklus menstruasi
b. Kanker Genetalia
Kanker genetalia pada wanita dapat terjadi pada vagina, serviks dan ovarium
c. AIDS
AIDS adalah singkatan dari acquired immune deficiency syndrome. Virus HIV ditularkan
melalui kontak langsung darah dan cairan tubuh penderita seperti sperma, cairan vagina, dan
ASI.
d. Kanker serviks
Kanker serviks : keadaan di mana sel-sel abnormal tumbuh diseluruh lapisan epitel serviks.
e. Kanker ovarium
Kanker ovarium memiliki gejala yang tidak jelas, berupa rasa berat pada panggul perubahan
fungsi saluran pencernaan atau mengalami pendarahan vagina abnormal.
f. Kanker Endometrium
Endometriosis merupakan keadaan di mana jaringan endometrium terdapat di luar uterus.
g. Infeksi Vagina
Gejala awal yaitu keputihan dan timbul gatal-gatal, menyerang wanita usia produktif.
3.14 Menganalisis peran sistem imun dan imunisasi terhadap proses fisiologi di dalam tubuh.
4.14 Melakukan kampanye pentingnya partisipasi masyarakat dalam program dan imunisasi serta
kelainan dalam sistem.
3) Inflamasi (Peradangan)
B-Friend, apakah inflamasi itu? Kita uraikan disini ya. Inflamasi adalah reaksi lokal jaringan
terhadap infeksi atau cedera, yang ditandai dengan kemerahan, panas, pembengkakan, nyeri, dan
kehilangan fungsi. Tujuannya untuk membawa fagosit dan protein plasma ke jaringan yang terinfeksi
untuk mengisolasi, menghancurkan, menginaktifkan agen penyerang, membersihkan debris, serta
mempersiapkan penyembuhan dan perbaikan jaringan.
Antibodi, protein larut yang dihasilkan oleh sistem imunitas sebagai respons terhadap keberadaan
antigen dan akan bereaksi dengan antigen tersebut. Merupakan protein plasma yang disebut
imunoglobulin (Ig), yang terdiri atas 5 kelas.
1) IgA, melawan mikroorganisme, banyak terdapat pada zat sekresi seperti keringat, ASI, dan ludah.
2) IgD, membantu memicu respons imunitas, jumlah sedikit.
3) IgE, menyebabkan pelepasan histamin dan mediator kimia
4) IgG, jumlah paling banyak sekitar 80%. Jumlahnya akan lebih besar setelah pajanan pertama.
5) IgM, antibodi pertama yang tiba di lokasi infeksi, menetap di pembuluh darah.
b) Sel T (limfosit T)
Yaitu sel darah putih yang mempu mengenali dan membedakan jenis antigen/petogen
spesifik. Saat pengenalan antigen, sel T berdiferensiasi menjadi sel T memori dan sel T efektor (sel T
sitotoksik, sel T penolong, dan sel T supresor)
c) Makrofag
Adalah sel fagosit besar dalam jaringan, berasal dari perkembangan sel darah putih, berfungsi
menelan antigen/bakteri untuk dihancurkan secara enzimatik.
d) Sel pembunuh alami (NK=Natural Killer)
Adalah sekumpulan limfosit non-T dan non-B yang bersifat sitotoksik.
PERTEMUAN 15
MATERI : Faktor yang mempengaruhi dan Gangguan Sistem Pertahanan Tubuh
8 Nutrisi
seperti vitamin dan mineral diperlukan dalam pengaturan siistem imunitas. DHA
(docosahexaeonic acid) dan asam arakidonat mempengaruhi maturase (pematangan) sel T. Protein
diperlukan dalam pembentukan immunoglobulin dan komplemen. Namun, kadar kolesterol yang
tinggi dapat memperlambat proses penghancuran bakteri oleh makrofag.
9 Pajanan zat berbahaya
Contohnya bahan radioaktif, peptisida, rokok, minuman beralkohol dan bahan pembersih
kimia. Mengandung zat -zat yang dapat menurunkan imunitas.
10 Racun tubuh
sisa metabolisme. Jika racun ini tidak berhasil dikeluarkan dari tubuh, akan mengganggu
kerja sistem imunitas.
11 Penggunaan obat -obatan
Terutama penggunaan antibiotik yang berlebihan atau teratur, menyebabkan bakteri lebih
resisten, sehingga ketika bakteri menyerang lagi maka sistem kekebalan tubuh akan gagal
melawannya.
2. Penyakit Autoimun, adalah kegagalan sistem imunitas untuk membedakan sel tubuh dengan sel
inang sehingga sistem imunitas menyerang sel tubuh sendiri. Contoh kelainan yang terjadi akibat
autoimunitas yaitu diabetes melitus, myasthenia gravis, dan addison’s disease.