Anda di halaman 1dari 38

MODUL PEMBELAJARAN KELAS XI

3.8. Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem respirasi dalam
kaitannya dengan bioproses dan gangguan fungsi yang dapat terjadi pada sistem respirasi
manusia.
4.8. Menyajikan hasil analisis pengaruh pencemaran udara terhadap kelainan pada struktur dan fungsi
organ pernapasan manusia berdasarkan studi literatur.

Integrasi Alkitab : Kejadian 2 : 7 “ Ketika itulah Tuhan Allah membentuk manusia itu dari
debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya, demikianlah manusia
itu menjadi makhluk hidup

PERTEMUAN 1
MATERI : Organ Respirasi

Pernapasan meliputi dua proses yaitu :


- Pernapasan Eksternal adalah rangkaian proses pertukaran oksigen dengan karbon dioksida
antara tubuh dengan lingkungan eksternal.
- Pernapasan Internal adalah proses – proses metabolisme penggunaan oksigen serta
pembentukan karbon dioksida dan air yang terjadi pada mitokondria di dalam sel (intrasel).

Fungsi system pernapasan ialah :


a. Mengambil oksigen (O2) dari atmosfer ke dalam sel – sel tubuh
b. Melepaskan karbon dioksida (CO2) yang dihasilkan oleh sel – sel tubuh ke atmosfer
c. Merupakan jalur untuk pengeluaran air dan panas
d. Membantu mempertahankan keseimbangan asam – basa dengan mengubah jumlah CO 2 dan
H2CO3 sebagai penghasil ion H+.
e. Memungkinkan berbicara, menyanyi atau pembentukan vokal lainnya.
f. Merupakan sistem pertahanan terhadap benda asing yang terhirup
g. Mengeluarkan, memodifikasi, mengaktifkan atau menginaktifkan berbagai bahan yang
mengalir melewati sirkulasi paru – paru
h. Meningkatkan aliran balik vena akibat aktivitas pernapasan.
i. Sebagai indra penciuman, yang dilakukan oleh organ pernapasan hidung.

ALAT PERNAPASAN

1. Hidung dan Rongga Hidung


Hidung adalah organ terluar yang langsung bersentuhan dengan gas atau udara untuk
bernapas. Fungsi hidung adalah menghirup oksigen (O2) dan sebagai jalur keluarnya karbon dioksida
(CO2). Organ ini terletak di tulang tengkorak dan tersusun dari tulang rawan,  tulang, otot, dan kulit.
Di dalam hidung, terdapat rongga hidung yang berperan penting dalam proses pernapasan.
Rongga hidung berfungsi untuk melembabkan, menghangatkan, dan menyaring (filter) udara
yang masuk ke tubuh. Bulu dan lendir (mucus) di dalam rongga hidung berfungsi untuk menangkap
debu, spora jamur, dan zat asing udara.

2. Tenggorokan (Faring)
Tenggorokan, atau disebut faring, merupakan jalur terusan setelah kita menghirup udara
melalui hidung. Pada tenggorokan, organ pernapasan dilanjutkan dengan pangkal tenggorokan
(laring), trakea, dan bronkus.

3. Pangkal Tenggorokan (Laring)


Laring, yang dikenal sebagai “kotak suara”, adalah penghubung untuk faring dan trakea. Di
bagian ini, terdapat pita suara dan katup epiglottis, yang memisahkan saluran makanan dengan saluran
udara.

4. Batang Tenggorokan (Trakea)


Trakea menghubungkan laring dengan bronkus dan menjadi jalan bagi udara dari leher ke
bagian dada. Bentuknya seperti pipa. Fungsi utamanya sebagai jalur udara untuk masuk dan keluar
dari paru-paru. Organ ini tersusun atas cincin tulang rawan dan terdapat di depan kerongkongan.   

5. Bronkus (Cabang Batang Tenggorokan)


Bronkus merupakan percabangan dari trakea. Organ ini memiliki 2 percabangan menuju paru-
paru kanan dan kiri. Setelah melewati bronkus, percabangan akan diteruskan oleh bronkiolus dan
berakhir di alveolus atau gelembung udara. Bronkus dan bronkiolus berfungsi sebagai jalur udara dari
trakea menuju paru-paru. 

6. Paru-Paru (Pulmo)

Paru-paru merupakan organ vital pernapasan yang dibungkus oleh lapisan bernama pleura.
Letaknya berada di rongga dada di atas diafragma. Bentuknya mirip seperti spons dan terdiri dari 2
bagian, yaitu kiri dan kanan. Paru-paru kiri hanya memiliki 2 segmen. Sementara paru-paru kanan
mempunyai 3 segmen.
PERTEMUAN 2
MATERI : MEKANISME PERNAPASAN
Proses kerja sistem pernapasan manusia sering pula disebut sistem respirasi. Seperti yang
dijelaskan oleh National Heart, Lung, and Blood Institute, proses respirasi dimulai saat Anda
mengambil udara lewat hidung dan masuk ke tenggorokan. Setelah itu, udara akan turun melewati
laring dan masuk ke dalam trakea. Di saat bersamaan Anda menarik napas, diafragma dan otot-otot di
antara tulang rusuk Anda menyusut untuk menciptakan ruang kosong di dalam rongga dada. Ini
bertujuan agar paru-paru bisa menarik udara yang Anda hirup.Setelah udara masuk bergerak sampai
ke ujung trakea, udara akan melewati bronkus dan masuk ke kedua paru-paru. Setelah itu, udara
mengalir ke bronkiolus,yang terus mengecil sampai udara sampai di ujung percabangan.
Di ujung bronkiolus ada kantung kecil udara atau alveoli. Ketika udara mencapai alveoli,
oksigen masuk melalui membran ke dalam pembuluh darah kecil yang disebut kapiler. Sebaliknya,
karbon dioksida dari darah di kapiler keluar dan masuk ke dalam alveoli.Setelah oksigen dan karbon
dioksida bertukar tempat di alveoli, rongga dada akan mengendurkan otot diafragma sehingga
diafragma melonggar. Ini memungkinan karbon dioksida bergerak naik untuk selanjutnya dikeluarkan
lewat paru-paru lalu diembuskan melalui hidung.

Volume Udara Pernapasan pada Manusia


Volume Udara Pernapasan pada Manusia - Volume udara pernapasan dapat diukur
menggunakan respirometer. Secara garis besar, volume udara pernapasan dapat dibedakan menjadi
enam sebagai berikut.

a. Volume tidal (tidal volume)


Volume tidal adalah volume udara pernapasan (inspirasi) biasa, yang besarnya lebih kurang
500 cc (cm3) atau 500 mL.

b. Volume cadangan inspirasi (inspiratory reserve volume)


Volume cadangan inspirasi atau udara komplementer adalah volume udara yang masih
dapat dimasukkan secara maksimal setelah bernapas (inspirasi) biasa, yang besarnya lebih kurang
1.500 cc (cm3) atau 1.500 mL.

c. Volume cadangan ekspirasi (expiratory reserve volume)


Volume cadangan ekspirasi atau udara suplementer adalah volume udara yang masih
dapat dikeluarkan secara maksimal setelah mengeluarkan napas (ekspirasi) biasa, yang besarnya lebih
kurang 1.500 cc (cm3) atau 1.500 mL.

d. Volume sisa / residu (residual volume)


Volume sisa/residu adalah volume udara yang masih tersisa di dalam paru-paru setelah
mengeluarkan napas (ekspirasi) maksimal, yang besarnya lebih kurang 1.000 cc (cm3) atau 1.000 mL.

e. Kapasitas vital (vital capacity)


Kapasitas vital adalah volume udara yang dapat dikeluarkan semaksimal mungkin setelah
melakukan inspirasi semaksimal mungkin juga, yang besarnya lebih kurang 3.500 cc (cm3) atau 3.500
mL. Jadi : 
Kapasitas vital adalah jumlah dari volume tidal + volume cadangan inspirasi + volume
cadangan ekspirasi.

f. Volume total paru-paru (total lung volume)


Volume total paru-paru adalah volume udara yang dapat ditampung paru-paru
semaksimal mungkin, yang besarnya lebih kurang 4.500 cc (cm3) atau 4.500 mL.
Jadi :  volume total paru-paru adalah jumlah dari volume sisa + kapasitas vital.
PERTEMUAN 3
MATERI : JENIS PERNAPASAN SERTA PENYAKIT PERNAPASAN

Pernafasan Dada
Pernapasan dada adalah pernapasan yang melibatkan otot antartulang rusuk.
Mekanisme Pernapasan Dada Pada Manusia
Pernapasan kita itu terjadi secara atomatis pada saat kita beraktivtas bahkan kita sedang tidur.
Menurut tempat terjadinya, pernapasan ada dua yaitu pernapasan luar dan pernapasan dalam.
Sebelumnya pak guru telah membahas urutan sistem pernapasan pada manusia.
Pernapasan luar terjadi pertukaran antara udara di dalam alveolus dengan udara dari darah
dalam kapiler. Pernapasan dalam terjadi pertukaran udara dalam kapiler dengan sel-sel tubuh. Karena
terdapat organ tubuh yang terlibat dalam pemasukan (inspirasi) maupun pengeluaran udara
(ekspirasi), maka mekanisme pernapasan dibagi menjadi dua yaitu pernapasan dada dan pernapasan
perut.

Pernapasan dada merupakan pernapasan yang melibatkan otot tulang antar rusuk. Mekanismenya
berikut ini:
 Fase inspirasi (pemasukan udara)

1. Ketika tulang rusuk berkontraksi, maka tulang rusuk akan terangkat sehingga volume rongga
dada akan membesar.
2. Ketika terjadi volume dada yang besar maka tekanan udara di dalam paru-paru akan kecil
sehingga udara yang di luar lebih besar dan akan masuk ke paru-paru.

 Fase ekspirasi (pengeluaran udara)


1. Ketika otot antar tulang rusuk kita relaksasi maka tulang rusuk akan tertekan, sehingga
rongga dada akan mengecil. Akibatnya tekanan udara dalam paru-paru akan membesar
sehingga udara akan keluar.

Pernafasan Perut
Pernapasan perut merupakan pernapasan yang mekanismenya melibatkan aktifitas otot-otot diafragma
yang membatasi rongga perut dan rongga dada.
Mekanisme Pernapasan Perut

Pernapasan perut adalahpernapasan yang melibatkan otot diafragma. Otot diafragma ini yang
membatasi rongga dada dan rongga perut. Mekanismenya berikut ini:
 Fase inspirasi (pemasukan udara)
- Ketika terjadi kontraksi pada otot diafragma yang mengembang maka paru-paru juga ikut
mengembang. Tekanan udara pada paru-paru akan mengecil dan udara dari luar akan masuk.
 Fase ekspirasi (pengeluaran udara)
- Ketika otot diafragma relaksasi maka rongga dada akan mengecil sehingga tekanan udara
pada paru-paru akan membesar. Maka yang terjadi udara akan keluar dari tubuh.

Kesimpulannya adalah terjadi tekanan. Ketika tekanan udara di dalam paru-paru, maka udara dari
dalam tubuh akan keluar. Ketika tekanan udara dalam paru-paru kecil, maka udara akan masuk ke
dalam tubuh. Perlu diingat bahwa tekanan udara akan mengalir dari tekanan tinggi mengalir tekanan
yang rendah.

Pertukaran O2 Dan CO2 Dalam Pernafasan :


Jumlah oksigen yang diambil melalui udara pernapasan tergantung pada kebutuhan dan hal
tersebut biasanya dipengaruhi oleh jenis pekerjaan, ukuran tubuh, serta jumlah maupun jenis bahan
makanan yang dimakan.
Dalam keadaan biasa, manusia membutuhkan sekitar 300 cc oksigen sehari (24 jam) atau
sekitar 0,5 cc tiap menit. Kebutuhan tersebut berbanding lurus dengan volume udara inspirasi dan
ekspirasi biasa kecuali dalam keadaan tertentu saat konsentrasi oksigen udara inspirasi berkurang atau
karena sebab lain, misalnya konsentrasi hemoglobin darah berkurang. Oksigen yang dibutuhkan
berdifusi masuk ke darah dalam kapiler darah yang menyelubungi alveolus. Selanjutnya, sebagian
besar oksigen diikat oleh zat warna darah atau pigmen darah (hemoglobin) untuk diangkut ke sel-sel
jaringan tubuh.

Penyakit Sistem Pernapasan


1. Asma Asma atau sesak napas
Merupakan penyakit yang banyak dialami manusia. Asma adalah penyakit akibat adanya
penyempitan pada saluran napas. Itu terjadi karena otot polos pembentuk dinding saluran terus
berkontraksi. Sehingga menyebabkan gangguan atau kekurangan hormon adrenalin. Asma bisa
disebabkan oleh alergi pada debu, bulu atau asap rokok. Masuknya alergi itu akan memicu tubuh
untuk menghasilkan senyawa kimia, seperti prostaglandun dan histamin.
2. Tuberculosis (TBC) TBC
Merupakan penyakit paru-paru yang disebabkan infeksi bakteri Mycobacterium tuberculoso.
Selain menginfeksi paru-paru, bakteri tersebut juga menginfeksi bagian tubuh klain. Saat bakteri
masuk ke dalam paru-paru, bakteri akan menyebabkan infeksi dan memicu sistem imun untuk
bergerak menuju area yang terinfeksi dam segera memakan bakteri tersebut agar tidak menyebar luas.
3. Asfiksi Asfiksi
merupakan gangguan pengangkutan dan penggunaan oksigen oleh jaringan akibat tenggelam,
pneumonia, tersendak makanan keracunan CO. Dilansir Encyclopaedia Britannica (2015), asfiksi
merupakan kegagalan atau proses pernapasan yang disebabkan oleh kekurangan oksigen di otak.
Bahkan ketidaksadaran yang terjadi bisa menyebabkan kematian. Asfiksi bisa disebabkan oleh cidera
atau terhambatnya jalur pernapasan. Langkah-langkah yang perlu dilakukan dengan cepat dan efesien
dengan Cardiopulmonary resuscitation (CPR). CPR adalah tindakan pertolongan pertama pada orang
yang mengalami henti napas karena sebab-sebab tertentu. CPR untuk membangun kembali
pernapasan normal.

4. Asidosis
merupakan akibat peningkatan kadar asam karbonat dan asam bikarbonat dalam darah. Ada dua
jenis asidosis utama, yakni asidosis respiratorik dan asidosis metabolik. Asidosis respiratorik
disebabkan oleh akesresi karbon dioksida yang kuat dari paru-paru. Sementara asidosis metabolik
terjadi ketika asam diproduksi dalam tubuh lebih cepat daripada yang di ekskresi oleh ginjal.
5. Adenoid
Penyakit itu terjadi adanya penyempitan saluran napas karena pembengkakan kelenjar limfa
dan pembengkakan di tekak (amandel). Adenoid bagian dari sistem limfati, seperti amandel yang
bertugas untuk membersihkan infeksi dan menjaga keseimbangan cairan tubuh. Adenoid biasanya
membesar di awal masa kecil. Infeksi pada anak-anak dapat menyebabkan pembengkakan dan
peradangan kelenjar gondok dan bisa membesar permanen. Jika adenoid membesar akan menghambat
pernapasan melalui hidung dan menganggu saluran sinus.

6. Pneumonia
Pneumonia adalah radang paru-paru akibat infeksi bakteri Diplococcus pneumonia. Paru-paru
pada penderita terdapat cairan yang kental. Cairan tersebut dapat menganggu pertukaran gas pada
paru-paru. Itu menyebabkan oksigen yang diserap oleh darah menjadi kurang. Baca juga: Ilmuwan
Kembangkan Deteksi Dini Kanker dengan Alat Tes Pernapasan Pneumonia dapat menular melalui
udara saat penderita batuk dan bersin. Gejala pneumonia yakni demam, batuk berdahak, tidak enak
badan, sakit pada bagian dada, dan sering kesulitan bernapas. Untuk penanganan pneumonia dengan
memberikan antibiotik, oabt pembuat saluran napas menjadi longgar, terapi oksigen, dan penyedotan
cairan dalam paru-paru.

7. Difteri
Difteri merupakan penyumbatan faring atau laring oleh lendir akibat infeksi bakteri
Corynebacterium diphteriae. Biasanya di saluran pernapasan atas, dan gejala yang lebih umum akibat
penyebaran bakteri toksin ke seluurh tubuh. Difteri merupakan penyakit menular disebagian besar
dunia hingga akhir abad ke-19. Ketika kejadian di Eropa dan Amerika Utara mulai menurun dan
berkurang adanya langkah-langkah imunisasi. Gejala-gejala disteri biasanya, demam, kelelehan,
kedinginan, dan sakit tenggorokan ringan.

8. Emfisema
Emfisema adalah menggelumbungnya paru-paru akibat perluasan alveolus berlebihan.
Akibatnya permukaan yang tersedia untuk pertukaran oksigen dan karbon dioksida antara yang
dihurup dan darah yang melintas paru-paru berkurang. Gejala emfisema biasanya sesak napas, batuk.
Jika menderita emfisema berat akan kesulitan bernapas. Itu menyebabkan penurunan asupan oksigen.
9. Bronkitis
Bronkitis merupakan penyakit yang disebabkan adanya peradangan pada selaput lendir, selaput
bronkila dan trakea. Itu disebabkan oleh virus. Gangguan tersebut akan membuat saluran udara di
dalam paru-paru akan membengkak dan selanjutnya terisi dengan lendir yang akan menyumbat
bronkus. Penderita bronkitis biasanya akan mengalami dada nyeri, batuk, dan sesak napas.
MODUL PEMBELAJARAN KELAS XI

3.9. Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem ekskresi dalam
kaitannya dengan bioproses dan gangguan fungsi yang dapat terjadi pada sistem ekskresi
manusia.
4.9 Menyajikan hasil analisis pengaruh pola hidup terhadap kelainan pada struktur dan fungsi organ
yang meyebabkan gangguan pada sistem ekskresi serta kaitannya dengan teknologi

Integrasi Alkitab : Amsal 17 : 22 “ Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi
semangat yang patah mengeringkan tulang.

PERTEMUAN 4
MATERI : GINJAL

1. Ginjal
Ginjal merupakan organ utama dari sistem ekskresi manusia. Organ ini terletak di kedua sisi
tulang belakang, tepatnya di rongga perut bagian belakang. Ginjal memiliki bentuk menyerupai
kacang merah dan berwarna merah kecokelatan. Manusia memiliki sepasang ginjal yang berada di sisi
kanan dan kiri tubuh. Ginjal kanan terletak sedikit lebih rendah dibandingkan ginjal kiri karena
berdekatan dengan hati. Setiap ginjal berukuran sekitar 10–12 cm atau kira-kira seukuran kepalan
tangan orang dewasa.
Ginjal berfungsi untuk menyaring zat sisa dari makanan, obat-obatan, atau racun yang
terdapat di darah. Selain itu, ginjal juga berperan mengendalikan keseimbangan cairan dan
kadar elektrolit dalam tubuh. Jika tubuh Anda kelebihan garam atau mineral, ginjal pun akan
membuangnya. Zat sisa yang terkumpul, kemudian akan diubah menjadi urine. Urine akan mengalir
dari ginjal ke kandung kemih melalui saluran yang disebut ureter. Urine tersebut berisi zat sisa dari
ginjal yang akan terbuang saat Anda buang air kecil.

Posisi ginjal berada di kanan dan kiri tulang pinggang yaitu di dalam rongga perut pada
dinding tubuh bagian belakang (gambar a). Bentuknya seperti biji kacang merah (gambar b). ginjal di
sebelah kiri letaknya lebih tinggi  daripada di sebelah kanan. Keduanya berwarna merah, karena
banyak darah yang masuk ke dalamnya. Ginjal pun terdiri dari tiga lapisan (gambar c). Bagian luar
disebut kulit ginjal/korteks renalis, di bawahnya medula renalis, dan di bagian dalam terdapat rongga
ginjal/pelvis renalis yang berfungsi sebagai penampung urine sementara sebelum dikeluarkan melalui
ureter. Selain itu, ginjal tersusun atas lebih kurang 1 juta alat penyaring yang disebut dengan nefron.

Nefron Merupakan penyusun utama ginjal yang berperan penting dalam proses penyaringan darah.
Bentuknya terdiri dari komponen penyaring/badan malpighi yang dilanjutkan oleh
saluran-saluran/tubulus. Tiap badan malpighi itu mengandung gulungan kapiler darah yaitu
glomerulus yang berada dalam kapsula bowman. Badan malpighi kemudian melanjutkan salurannya
ke medula renalis (bagian tengah ginjal) dan korteks renalis. Saluran-saluran itu adalah:
 Tubulus proksimal
 Lengkung henle: saluran ginjal yang melengkung pada daerah medula, menghubungkan
tubulus proksimal dengan tubulus distal.
 Tubulus distal
 Tubulus kolektivus (pengumpul) yang terdapat pada medulla

Tahap Pembentukan Urin :


a. Tahap Filtrasi

Pembentukan urine dimulai dari darah mengalir melalui arteri aferen ginjal, masuk ke dalam
glomerulus yang tersusun atas kapiler-kapiler darah. Saat darah masuk ke glomerulus, tekanan darah
pun menjadi tinggi sehingga mendorong air dan zat-zat yang memiliki ukuran kecil akan keluar
melalui pori-pori kapiler, dan menghasilkan filtrat. Cairan hasil penyaringan tersebut (filtrat), tersusun
atas:
 Urobilin;
 Urea;
 Glukosa;
 Air;
 Asam amino;
 Ion-ion seperti natrium, kalium, kalsium, dan klor.
Filtrat selanjutnya disimpan sementara di dalam kapsula bowman dan disebut urine primer. Tahapan
pembentukan urine primer ini disebut tahap filtrasi. Sementara itu, darah dan protein tetap tinggal di
dalam kapiler darah karena tidak dapat menembus pori-pori glomerulus. 

b. Tahap Reabsorpsi

Urine primer yang terbentuk pada tahap filtrasi masuk ke tubulus proksimal. Di dalamnya
terjadi proses penyerapan kembali zat-zat yang masih diperlukan oleh tubuh (tahap reabsorpsi).
Glukosa, asam amino, ion kalium, dan zat-zat yang masih diperlukan oleh tubuh juga diangkut ke
dalam sel, kemudian ke dalam kapiler darah di dalam ginjal. Sedangkan urea hanya sedikit yang
diserap kembali.
Cairan yang dihasilkan dari proses reabsorpsi disebut urine sekunder yang mengandung air,
garam, urea (penimbul bau pada urine), dan urobilin (pemberi warna kuning pada urine). Urine
sekunder yang terbentuk dari proses reabsorpsi selanjutnya mengalir ke lengkung henle, kemudian
menuju tubulus distal. Selama mengalir dalam lengkung henle, air dalam urine sekunder juga terus
direabsorpsi.

c. Tahap Augmentasi
Pada bagian tubulus distal masih ada proses penyerapan air, ion natrium, klor, dan urea. Di
sinilah terjadi proses augmentasi, yaitu pengeluaran zat-zat yang tidak diperlukan tubuh ke dalam
urine sekunder. Ketika telah bercampur, inilah yang merupakan urine sesungguhnya. Kemudian
disalurkan ke pelvis renalis (rongga ginjal). Urine yang terbentuk selanjutnya keluar dari ginjal
melalui ureter, menuju kandung kemih yang merupakan tempat menyimpan urine sementara.
Kandung kemih memiliki dinding yang elastis dan mampu meregang untuk dapat
menampung sekitar 0,5 L urine. Proses pengeluaran urine dari dalam kandung kemih disebabkan oleh
adanya tekanan akibat adanya sinyal yang menunjukkan bahwa kandung kemih sudah penuh.
Kontraksi otot perut dan otot-otot kandung kemih akan terjadi saat adanya sinyal penuh dalam
kandung kemih. Akibat kontraksi ini, urine dapat keluar dari tubuh melalui uretra.
PERTEMUAN 5
MATERI : KULIT

2. Kulit
Kulit manusia memiliki sekitar 3–4 juta kelenjar keringat. Kelenjar ini tersebar di seluruh
bagian tubuh, namun paling banyak terdapat di telapak tangan, kaki, wajah, dan ketiak. Kelenjar
keringat terbagi menjadi 2 jenis, yaitu kelenjar ekrin dan kelenjar apokrin. Kelenjar ekrin terhubung
langsung dengan permukaan kulit dan menghasilkan keringat yang tidak berbau dan encer. Sementara
itu, kelenjar apokrin menghasilkan keringat yang mengandung lemak dan pekat, serta terdapat di
folikel rambut, seperti ketiak dan kulit kepala. Pada dasarnya, keringat yang dihasilkan kelenjar-
kelenjar tersebut berfungsi untuk mengendalikan suhu tubuh dan melumasi kulit serta rambut.
Namun, sebagai bagian dari sistem ekskresi, kelenjar keringat juga berperan membuang racun dari
dalam tubuh melalui keringat yang dihasilkannya.
Fungsi kulit sebagai organ sistem ekskresi adalah untuk mengeluarkan kotoran, racun,
dan senyawa mineral berlebih melalui keringat, agar kita terhindar dari zat-zat yg dapat meracuni
tubuh. Keringat biasanya keluar ketika kita melakukan aktivitas, seperti berolahraga atau berjemur di
bawah sinar matahari.

Kulit terdiri atas dua lapisan utama, yaitu lapisan epidermis dan lapisan dermis.
 Lapisan Epidermis (Kulit Ari)
Epidermis merupakan lapisan kulit paling luar yang tersusun dari sel-sel epitel yang mengalami
keratinisasi (pendewasaan). Lapisan ini memiliki beberapa lapisan kulit, antara lain stratum
korneum yang merupakan lapisan kulit mati dan selalu mengelupas, serta lapisan stratum
granulosum yang mengandung pigmen melanin. Di bawah stratum granulosum terdapat
lapisan stratum germinativum yang terus membentuk sel-sel baru ke arah luar menggantikan sel kulit
yang terkelupas. Oh ya, lapisan epidermis tidak memiliki pembuluh darah maupun serabut saraf.

 Lapisan Dermis (Kulit Jangat)


Lapisan dermis terdapat di bawah lapisan epidermis. Pada lapisan ini terdapat otot penggerak
rambut, pembuluh darah, saraf, kelenjar minyak (glandula sebasea), dan kelenjar keringat (glandula
sudorifera). Kelenjar keringat memiliki pangkal yang menggulung dan berhubungan dengan kapiler
darah dan serabut saraf.
Serabut saraf ini akan meningkatkan kerja kelenjar keringat, sehingga merangsang produksi
keringat. Lalu kelenjar keringat akan menyerap air, ion-ion, NaCl, dan urea dari dalam darah,
kemudian dikeluarkan melalui pori-pori kulit.Serabut saraf dapat meningkatkan kerja kelenjar
keringat karena mendapatkan rangsangan dari hipotalamus, yaitu bagian dari otak yang berfungsi
sebagai pengendali suhu tubuh. Dan saraf yang menerima rangsangan ini adalah saraf simpatik.
Secara garis besar, kelenjar keringat pada kulit dibagi menjadi dua, yaitu
kelenjar ekrin dan apokrin. Kelenjar ekrin mengeluarkan garam, asam, urea, dan amonia yang
merupakan kotoran hasil metabolisme nitrogen dalam tubuh. Sementara itu, kelenjar apokrin
mengeluarkan keringat yang mengandung protein berlemak.

PERTEMUAN 6
MATERI : HATI

3. Hati
Hati adalah organ yang berukuran besar dengan berat sekitar 1 kilogram. Organ yang sangat
penting bagi metabolisme dan sistem kekebalan tubuh ini terletak di bagian kanan atas dalam rongga
perut, tepat di bawah diafragma. Salah satu zat beracun yang dibuang dan diolah oleh hati adalah
amonia, yaitu zat sisa dari hasil penguraian protein. Jika dibiarkan menumpuk dalam tubuh, amonia
dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan, termasuk gangguan pernapasan dan masalah pada
ginjal.
Di dalam tubuh, hati berfungsi untuk mengolah amonia menjadi urea. Setelah itu, urea yang
diolah di hati akan dibuang melalui sistem ekskresi pada ginjal lewat urine. Selain amonia, zat lain
yang dibuang atau diekskresi oleh hati adalah zat beracun dalam darah, misalnya akibat konsumsi
alkohol atau obat-obatan. Organ hati juga berfungsi untuk membuang sel darah merah yang sudah
rusak dan kelebihan bilirubin yang dapat menyebabkan sakit kuning atau jaundice.
Jika dilihat dengan mata telanjang, anatomi hati manusia terdiri dari empat lobus (bagian)
dengan ukuran yang berbeda.

 Lobus kanan adalah bagian terbesar di hati yang ukurannya 5 sampai 6 kali lebih besar
daripada lobus kiri.
 Lobus kiri adalah bagian hati yang memiliki bentuk lebih runcing dan kecil ketimbang lobus
kanan. Lobus kiri dan kanan dipisahkan oleh ligamen falciform.
 Lobus kaudatus berukuran lebih kecil dibanding dua lobus kiri dan kanan. Letaknya
memanjang dari sisi belakang lobus kanan dan membungkus pembuluh darah balik utama
(vena cava inferior).
 Lobus kuadrat berada lebih rendah dari lobus kaudatus dan terletak dari sisi belakang lobus
kanan hingga membungkus kantong empedu. Lobus kuadrat dan kaudatus jarang terlihat pada
gambar anatomi karena letaknya yang berada di belakang lobus kiri dan kanan.

Dalam lobus-lobus tersebut, terdapat sel-sel yang menghasilkan berbagai jenis enzim yang
berperan dalam proses metabolisme tubuh. Setiap sel ini dipisah oleh jaringan ikat berisi pembuluh
darah yang memenuhi hati. Kita mengenal ada vena hepatika, yakni pembuluh darah yang memiliki
fungsi dalam mengangkut darah yang terdeoksigenasi dan darah yang telah disaring oleh hati; ada
juga vena sentralis, yakni pembuluh darah yang pada bagian tengahnya terdapat setiap lobulus.
Bagian hati ini bergabung menjadi vena yang lebih besar dan membentuk vena hepatika yang
kemudian akan menuju ke dalam vena kava interior.

Fungsi Hati dalam sistem ekskresiSebagai organ yang berperan dalam sistem ekskresi – karena
mengekskresikan getah empedu dan urea, hati memiliki beberapa fungsi, antara lain:
 Menghasilkan getah empedu
 Menghasilkan urea dan amonia
 Merombak sel–sel darah merah yang sudah tua
 Mensintesis beberapa zat
Selain sebagai tempat untuk menghasilkan empedu, hati juga berfungsi dalam sintesis zat. Hal ini
dikarenakan hati mengeluarkan beberapa enzim yang salah satunya adalah enzim arginase. Enzim ini
berfungsi untuk mengubah arginin menjadi urea dan ornifi yang dapat meningkatkan NH3 dan CO2.

4. Usus besar
Pada dasarnya, usus terbagi menjadi 2 bagian, yaitu usus kecil dan usus besar. Sebagian besar
nutrisi dan sekitar 90% air yang terkandung dalam makanan dan minuman yang dikonsumsi setiap
hari terserap ke dalam usus kecil. Sementara itu, usus besar bertugas untuk menyerap sisa air dan
nutrisi yang tidak bisa dicerna oleh usus kecil. Usai diserap, sisa makanan dan minuman tersebut
diubah menjadi feses, lalu dibuang melalui dubur saat Anda buang air besar.

5. Paru-paru
Paru-paru merupakan organ utama dalam sistem pernapasan manusia. Melalui proses
pernapasan, paru-paru bertugas untuk memindahkan oksigen yang diperoleh dari udara ke dalam
darah. Darah yang telah mengandung oksigen tersebut akan disalurkan ke seluruh jaringan dan organ
tubuh agar dapat berfungsi dengan baik.
Setelah memperoleh oksigen, setiap sel tubuh akan menghasilkan karbon dioksida sebagai zat
sisa metabolismenya. Karbon dioksida merupakan zat beracun yang bisa berbahaya bagi kesehatan
apabila menumpuk di dalam darah. Untuk membuangnya, karbon dioksida akan dibawa oleh darah
kembali menuju paru-paru dan dikeluarkan ketika Anda mengembuskan napas.
MODUL PEMBELAJARAN KELAS XI

3.10. Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem koordinasi (saraf,
hormone dan alat indera) dalam kaitannya dengan mekanisme koordinasi dan regulasi serta
gangguan fungsi yang dapat terjadi pada sistem koordinasi manusia

4.10. Menyajikan hasil analisis pengaruh pola hidup terhadap kelainan pada struktur dan fungsi
organ sistem koordinasi yang menyebabkan gangguan sistem saraf dan hormon pada manusia
berdasarkan studi literatur

PERTEMUAN 7
MATERI : SISTEM SARAF

Anatomi dan bagian sistem saraf

Secara garis besar, terdapat tiga bagian pada sistem saraf pusat manusia. Ketiga bagian tersebut
adalah:
1. Otak

Otak adalah mesin pengendali utama dari segala fungsi tubuh. Seperti yang disebutkan di
atas, organ ini merupakan bagian dalam sistem saraf pusat manusia. Jika saraf pusat merupakan pusat
kontrol tubuh, maka otak adalah markas besarnya. 
Otak terbagi ke dalam beberapa bagian dengan fungsinya masing-masing. Secara
umum, bagian otak terdiri dari otak besar, otak kecil, batang otak, serta bagian-bagian otak lainnya.
Bagian-bagian ini dilindungi oleh tengkorak dan selaput otak (meninges) dan dikelilingi oleh cairan
serebrospinal untuk menghindari terjadinya cedera otak. 

2. Sumsum tulang belakang

Sama dengan otak, sumsum tulang belakang juga merupakan bagian dari susunan saraf
pusat. Sumsum tulang belakang langsung terhubung ke otak melalui batang otak dan kemudian
mengalir sepanjang ruas tulang belakang. 
Saraf tulang belakang berperan dalam aktivitas sehari-hari dengan mengirimkan sinyal dari
otak ke bagian lain dari tubuh dan memerintahkan otot untuk bergerak. Selain itu, sumsum tulang
belakang juga menerima masukan sensorik dari tubuh, memprosesnya, dan mengirimkan informasi
tersebut ke otak.

2. Sel saraf atau neuron


Bagian yang tak kalah penting dari anatomi sistem saraf adalah sel saraf itu sendiri atau
disebut neuron. Fungsi sel saraf atau neuron adalah menghantarkan implus saraf.
Berdasarkan fungsinya, neuron terbagi ke dalam tiga jenis, yaitu neuron sensorik yang
membawa pesan ke saraf pusat, neuron motorik yang membawa pesan dari saraf pusat, serta
interneuron yang menghantarkan pesan di antara neuron sensorik dan motorik di saraf pusat.

Setiap neuron atau sel saraf tersebut terdiri dari tiga bagian atau struktur dasar. Anatomi neuron
tersebut, yaitu:

 Badan sel, yang memiliki inti.


 Dendrit, yang berbentuk seperti cabang dan berfungsi menerima situmulus dan membawa impuls ke
badan sel.
 Akson, yaitu bagian dari sel saraf yang membawa impuls keluar dari badan sel. Akson umumnya
dikelilingi oleh mielin, yaitu lapisan padat berlemak yang melindungi saraf dan membantu pesan
untuk keluar. Pada saraf tepi, mielin ini diproduksi oleh sel Schwann.

Sel-sel saraf ini dapat ditemukan di seluruh tubuh dan berkomunikasi satu sama lain untuk
menghasilkan respons dan tindakan fisik. Dilansir dari National Institues of Health, diperkirakan
terdapat sekitar 100 miliar neuron di otak. Sel saraf ini termasuk dengan 12 pasang saraf kranial, 31
pasang saraf tulang belakang, dan di bagian lainnya.

Fungsi sistem saraf

Secara umum, sistem saraf pada manusia memiliki beberapa fungsi. Fungsi tersebut adalah:
- Mengumpulkan informasi dari dalam dan luar tubuh (fungsi sensorik).
- Mengirimkan informasi ke otak dan sumsum tulang belakang.
- Memproses informasi di otak dan sumsum tulang belakang (fungsi integrasi).
- Mengirimkan informasi ke otot, kelenjar, dan organ sehingga dapat merespon dengan tepat
(fungsi motorik).

PERTEMUAN 8
MATERI : SISTEM SARAF PUSAT DAN SISTEM SARAF TEPI

Masing-masing struktur sistem saraf, yaitu saraf pusat dan tepi, menjalankan fungsi yang berbeda.
Berikut adalah penjelasannya.

a. Sistem saraf pusat

Sistem saraf pusat, yang terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang, memiliki fungsi untuk
menerima informasi atau rangsangan dari semua bagian tubuh, kemudian mengontrol dan
mengendalikan informasi tersebut untuk menghasilkan respons tubuh.
Informasi atau rangsangan ini termasuk yang berkaitan dengan gerakan, seperti bicara atau
berjalan, atau gerakan tak sadar, seperti berkedip dan bernapas. Ini juga termasuk bentuk informasi
lainnya, seperti pikiran, persepsi, dan emosi manusia.

b. Sistem saraf tepi

Secara garis besar, fungsi saraf tepi adalah menghubungkan respon sistem saraf pusat ke organ
tubuh dan bagian lainnya di tubuh Anda. Saraf ini meluas dari saraf pusat ke area terluar tubuh
sebagai jalur penerimaan dan pengiriman rangsangan dari dan ke otak.

Masing-masing susunan saraf tepi, yaitu somatik dan otonom, memiliki fungsi yang berbeda. Berikut
adalah penjelasan mengenai fungsi dari bagian-bagian sistem saraf tepi:
 Sistem saraf somatik
Sistem saraf somatik bekerja dengan mengontrol semua hal yang Anda sadari dan secara
sadar memengaruhi respon tubuh, seperti menggerakkan lengan, kaki, dan bagian tubuh
lainnya. Fungsi saraf ini menyampaikan informasi sensorik dari kulit, organ indera, atau otot ke
sistem saraf pusat. Selain itu, saraf somatik juga membawa respons keluar dari otak untuk
menghasilkan respon berupa gerakan. 
Sebagai contoh, saat menyentuh termos panas, saraf sensorik membawa informasi ke otak
bahwa ini adalah sensasi panas. Setelah itu, saraf motorik membawa informasi dari otak ke tangan
untuk segera menghindar dengan menggerakkan, melepas, atau menarik tangan dari termos panas
tersebut. Keseluruhan proses ini terjadi kurang lebih dalam waktu satu detik.

 Sistem saraf otonom


Sebaliknya, sistem saraf otonom mengontrol aktivitas yang Anda lakukan secara tak sadar atau tanpa
perlu memikirkannya. Sistem ini terus menerus aktif untuk mengatur berbagai aktivitas, seperti
bernapas, detak jantung, dan proses metabolisme tubuh. 

Ada dua bagian dari saraf ini:


1. Sistem simpatik
Sistem ini mengatur respons perlawanan dari dalam tubuh ketika ada ancaman pada diri
Anda. Sistem ini juga mempersiapkan tubuh untuk mengeluarkan energi dan menghadapi potensi
ancaman di lingkungan.Misalnya, ketika Anda sedang cemas atau takut, saraf simpatik akan memicu
respons dengan mempercepat detak jantung, meningkatkan laju pernapasan, meningkatkan aliran
darah ke otot, mengaktifkan kelenjar produksi keringat, dan melebarkan pupil mata. Ini dapat
membuat tubuh merespons dengan cepat dalam situasi gawat darurat.

2. Sistem parasimpatik
Sistem ini gunanya menjaga fungsi tubuh normal setelah ada sesuatu yang mengancam diri
Anda. Setelah ancaman berlalu, sistem ini akan memperlambat detak jantung, memperlambat
pernapasan, mengurangi aliran darah ke otot, dan menyempitkan pupil mata. Ini memungkinkan kita
untuk mengembalikan tubuh ke kondisi normal.

PERTEMUAN 9
MATERI : SISTEM ENDOKRIN

Sistem endokrin adalah sekumpulan kelenjar dan organ yang memproduksi hormon. Hormon
( Yunani ,hormon = yang menggerkan) adalah senyawa organik pembawa pesan kimiawi di dalam
aliran darah menuju ke sel – sel atau jaringan tubuh.

A. Karakteristik Kelenjar Endokrin :


- Merupakan kelenjar buntu karena tidak memiliki saluran (ductus) dan menyekresikan
hormone langsung ke dalam cairan di sekitar sel – sel.
- Pada umumnya, menyekresikan lebih dari satu jenis hormon, kecuali kelenjar paratiroid yang
hanya menyekresikan hormone paratiroid.
- Memiliki sejumlah sel sekretori yang dikelilingi banyak pembuluh darah dan ditopang oleh
jaringan ikat.
- Masa aktivitas kelenjar endokrin dalam menghasilkan hormon berbeda – beda, ada yang
seumur hidup (contohnya, hormone metabolisme), dimulai pada masa tertentu ( contohnya,
hormone kelamin), atau bekerja sampai masa tertentu (contohnya, hormone pertumbuhan).
- Sekresi hormone dapat distmulasi atau dihambat oleh kadar hormone lainnya dan senyawa
nonhormone (misalnya glukosa dan kalsium) dalam darah serta impuls saraf.

B. Kelenjar Endokrin dan Sekresi Hormon


Ada beberapa kelenjar dalam sistem endokrin yang terbagi berdasarkan letaknya.
1. Kelenjar hipofisis (Pituitari)
Terletak di dasar otak besar, kelenjar satu ini ialah yang terbesar dan dapat memengaruhi
aktivitas kelenjar lainnya.
Kelenjar hipofisis terbagi menjadi tiga lobus dan masing-masingnya menghasilkan hormon yang
berbeda-beda, yaitu:
 Lobus anterior, menghasilkan hormon:
 Tiroksin (TSH), merangsang kelenjar tiroid untuk memproduksi tiroksin.
 Adenokortikotropin (ACTH), merangsang korteks adrenal untuk memproduksi
kortikosteroid.
 Focille Stimulating Hormone (FSH), memacu perkembangan tubulus seminiferus dan
spermatogenesis.
 Luteinizing Hormone (LH), menstimulasi estrogen.
 Interstitial Cell Stimulating Hormone (ICSH), menstimulasi testis dalam
menghasilkan testosteron.
 Prolaktin (TH), menstimulasi sekresi air susu.
 Lobus intermedia, menghasilkan hormon:
 Somatotrof (STH), merangsang tumbuhnya tulang.
 Melanosit Stimulating Hormone (MSH), mengatur penyuburan pigmen dalam
perubahan warna kulit.
 Lobus posterior, menghasilkan hormon:
 Oksitosin, merangsang kontraksi otot di uterus.
 Antidiuretik Hormone (ADH), mencegah pembentukan urin dalam jumlah banyak.

3. Kelenjar tiroid (Gondok)


Terletak di daerah leher, dekat jakun, kelenjar ini adalah yang paling kaya pembuluh darah.
Kelenjar tiroid menghasilkan tiga hormon, yaitu:
 Tiroksin, untuk membantu dalam proses metabolisme, pertumbuhan fisik, perkembangan
mental, dan kematangan seks.
 Triidotironin, untuk mengatur distribusi air dan garam dalam tubuh.
 Kalsitonin, untuk menjaga keseimbangan kalsium dalam darah.

4. Kelenjar paratiroid (Anak gondok)


Terletak di daerah kelenjar gondok, kelenjar ini dapat mengendalikan kadar kalsium dalam
darah.
Kelenjar paratiroid menghasilkan satu hormon, yaitu:
 Parathormon, untuk mengendalikan kadar kalsium dalam darah.

5. Kelenjar adrenal (Suprarenalis)


Terletak di atas ginjal, kelenjar ini terdiri dari dua bagian, yaitu:
 Korteks, menghasilkan hormon:
 Korteks mineral, untuk menyerap natrium darah dan mengatur reabsorpsi air di ginjal.
 Glukokortikoid, untuk mengubah protein menjadi glikogen, mengubah glikogen
menjadi glukosa, dan menaikkan kadar glukosa pada darah.
 Androgen, untuk membentuk sifat kelamin sekunder laki-laki.
 Medula, menghasilkan hormon:
 Adrenalin, untuk mengubah glikogen dalam otot menjadi glukosa dalam darah.

6. Kelenjar pankreas (Pulau-pulau Langerhans)


Terletak di dekat ventrikulus atau lambung, kelenjar ini menghasilkan dua hormon, yaitu:
 Insulin, untuk mengubah glukosa menjadi glikogen pada hati. Karenanya, kadar gula darah
akan turun.
 Glukogen, untuk mengubah glikogen menjadi glukosa. Karenanya, kadar gula darah akan
naik.

7. Kelenjar gonad (Kelamin)


Terletak di daerah perut (wanita) atau buah zakar dalam skrotum (laki-laki), kelenjar ini juga
menghasilkan hormon berbeda bagi wanita dan laki-laki.
Pada wanita, kelenjar gonad menghasilkan dua hormon:
 Estrogen, untuk menentukan ciri pertumbuhan kelamin sekunder.
 Progesteron, untuk menebalkan dan memperbaiki dinding uterus.
Pada laki-laki, menghasilkan satu hormon:
 Testosteron, untuk menentukan ciri pertumbuhan kelamin sekunder.

7. Kelenjar timus (kacangan)


Terletak di daerah dada, kelenjar ini menghasilkan satu hormon:
 Thymosin, untuk membantu sistem kekebalan tubuh.

PERTEMUAN 10
MATERI : SISTEM INDERA

Integrasi Alkitab : Ayub 29 : 11 “ Apabila telinga mendengar tentang aku, maka aku disebut
berbahagia, dan apabila mata melihat, maka aku dipuji.

Macam Macam Panca Indera


1. Mata
Mata adalah indera yang yang fungsinya untuk melihat lingkungan sekitarnya dalam bentuk gambar,
sehingga dengan mata bisa mengenali benda-benda yang ada di sekitarnya dengan cepat.
Mata adalah indra penglihat yang menerima sebuah rangsang berupa cahaya (fotooreseptor).
Mata tersusun dari alat tambahan mata, bola mata, otot bola mata, dan saraf optik II.
Alat tambahan mata ini mempunyai fungsi untuk melindungi mata dari gangguan pada
lingkungan. Alis mata ini fungsinya untuk melindungi mata dari keringat, sedangkan pada kelopak
mata untuk melindungi mata dari benturan dan pada bulu mata berfungsi untuk melindungi mata dari
cahaya yang kuat, debudan kotoran.

bagian bagian mata dan fungsinya yaitu sebagai berikut :

1. Kornea mata, mempunyai fungsi untuk menerima sebuah rangsangan cahaya dan


meneruskannya pada bagian mata yang lebih dalam.
2. Lensa mata mempunyai fungsi untuk meneruskan dan memfokuskan pada cahaya agar
bayangan benda jatuh ke lensa mata.
3. Iris mempunyai fungsi untuk mengatur banyak sedikitnya sebuah cahaya yang masuk ke
mata.
4. Pupil mempunyai fungsi sebagai saluran masuknya sebuah cahaya.
5. Retina mempunyai fungsi untuk membentuk sebuah bayangan benda yang kemudian dikirim
oleh saraf mata ke otak.
6. Otot mata mempunyai fungsi untuk mengatur suatu gerakan bola mata.
7. Saraf mata, mempunyai fungsi untuk meneruskan sebuah rangsangan cahaya dari retina ke
otak.

Cara kerja mata adalah sebagai berikut :


Cahaya  menuju ke aqueous humor lalu menuju pupil terus menuju lensa lalu menuju vetreous humor
lalu menuju retina lalu menuju saraf optik dan yang terakhir menuju otak.

2. Telinga
Telinga merupakan alat indra yang berfungsi untuk mendengar suara yang ada di sekitar
kita. Telinga ialah indra pendengaran yang menerima sebuah rangsangan berupa suara (fonoreseptor).
fungsi lain dari telinga yaitu telinga berfungsi sebagai alat keseimbangan.
Bagian Bagian Telinga  Yaitu sebagai berikut :

1. Telinga bagian luar yakni terdiri dari daun telinga, lubang telinga dan liang pendengaran.
2. Telinga bagian tengah yakni terdiri dari gendang telinga, 3 tulang pendengar ( martil,
landasan dansanggurdi) dan saluran eustachius.
3. Telinga bagian dalam yakni terdiri dari alat keseimbangan tubuh, tiga saluran setengah
lingkaran, tingkap jorong, tingkap bundar dan rumah siput (koklea)

Fungsi bagian indra pendengar :

 Daun telinga,lubang telinga dan liang pendengaran mempunyai fungsi untuk menangkap


dan mengumpulkan suatu gelombang bunyi.
 Gendang telinga ini mempunyai fungsi untuk menerima sebuah rangsang bunyi dan
meneruskannya ke bagian yang lebih dalam.
 Tiga tulang pendengaran ( tulang martil, landasan dan sanggurdi) mempunyai fungsi untuk
memperkuat sebuah getaran dan meneruskannya ke koklea atau rumah siput.
 Tingkap jorong, tingkap bundar, tiga saluran setengah lingkaran dan koklea (rumah
siput) mempunyai fungsi untuk mengubah impuls dan diteruskan ke otak. pada Tiga saluran
setengah lingkaran juga mempunyai fungsi untuk menjaga keseimbangan tubuh.
 Saluran eustachius fungsi nya untuk menghubungkan suatu rongga mulut dengan telinga
bagian luar.
Getaran suara menuju daun telinga lalu menuju saluran telinga lalu menuju gendang telinga lalu
menuju tiga tulang pendengaran lalu menuju rumah siput lalu menuju sel-sel rambut dalam organ
korti lalu menuju sel saraf audiotori dan yang terakhir menuju otak.

3. Indra Pembau (Hidung)


Hidung ialah indra yang kita gunakan untuk mengenali suatu lingkungan sekitar atau sesuatu
dari aroma yang dihasilkan. Serabut-serabut pada saraf penciuman terdapat pada bagian atas selaput
lendir hidung. Serabut-serabut olfaktori ini mempunyai fungsi untuk mendeteksi rangsang zat kimia
dalam bentuk gas di udara (kemoreseptor).
Bagian – bagian hidung  yaitu sebagai berikut :

 Lubang hidung mempunyai fungsi untuk keluar masuknya sebuah udara.


 Rambut hidung mempunyai fungsi untuk menyaring sebuah udara yang masuk ketika
bernapas.
 Selaput lendir mempunyai fungsi sebagai tempat menempelnya sebuah kotoran dan sebagai
indra pembau.
 Serabut saraf ini mempunyai fungsi untuk mendeteksi zat kimia yang ada pada udara
pernapasan.
 Saraf pembau ini mempunyai fungsi untuk mengirimkan bau-bauan ke bagian otak.

Cara kerja hidung  adalah sebagai berikut :


Rangsang (bau) menuju ke lubang hidung lalu menuju ke epitelium olfaktori lalu menuju ke mukosa
olfaktori lalu menuju ke saraf olfaktori lalu menuju ke talamus lalu menuju ke hipotalamus dan
terakhir menuju ke otak.

4. Indra Pengecap (Lidah)


Lidah yaitu salah satu jenis indera yang mempunyai fungsi untuk merasakan rangsangan rasa
dari makanan yang masuk ke dalam suatu mulut kita. Lidah bisa merespon berbagai jenis dan
berbagai macam rasa seperti rasa manis, rasa pahit, rasa asam dan rasa asin.
Pada lidah terdapat dua kelompok otot, yakni otot intrinsik (melakukan sebuah gerakan halus)
dan otot ekstrinsik (melakukan sebuah gerakan kasar saat mengunyah dan menelan serta mengaitkan
lidah pada bagian sekitarnya).
Pada bagian lidah yang berbintil-bintil disebut dengan papila yaitu ujung saraf pengecap.
Setiap bintil-bintil saraf pengecap tersebut memiliki kepekaan terhadap rasa tertentu yang berdasarkan
letaknya pada lidah. Pada Pangkal lidah dapat mengecap rasa pahit, pada tepi lidah untuk mengecap
rasa asin dan asam serta pada ujung lidah fungsiny untuk mengecap rasa manis.
Pada permukaan lidah yang ditutupi oleh tiga macam papila yaitu sebagai berikut.

 Papila sirku valata


 Papila filiformis
 Papila Fungiformis

Cara kerja lidah sebagai berikut :


Makanan/larutan berasa menuju ke papila lidah lalu menuju ke saraf gustatori lalu menuju medula
oblongata lalu menuju talamus dan yang terakhir menuju otak.

5. Indra Peraba (Kulit)


Kulit ialah salah satu alat indera yang mampu untuk menerima sebuah rangsangan temperatur
suhu, sentuhan,rasa sakit, tekanan, tekstur, dan lain sebagainya. Pada kulit terdapat sebuah reseptor
yang peka terhadap sebuah rangsangan fisik (mekanoreseptor).
Contohnya yaitu pada sentuhan, tekanan, panan, dingin, dan nyeri. Reseptor ini juga berupa ujung
saraf yang bebas ataupun ujung saraf yang diselubungi sebuah kapsul jaringat ikat.

Umumnya pada setiap jenis reseptor hanya bisa menerima satu jenis rangsang saja. Kulit mempunyai
fungsi sebagai alat pelindung bagian dalam, misalnya pada otot dan tulang, dan sebagai alat peraba
dengan dilengkapi berbagai macam reseptor yang peka terhadap berbagai suatu rangsangan yaitu
sebagai alat ekskresi serta untuk pengatur suhu tubuh.

Bagian Bagian Kulit dan Fungsinya :


1. Kulit ari mempunyai fungsi untuk mencegah masuknya sebuah bibit penyakit dan untuk
mencegah penguapan air dari dalam tubuh.
2. Kelenjar keringat mempunyai fungsi untuk menghasilkan suatu keringat.
3. Lapisan lemak mempunyai fungsi untuk menghangatkan suatu tubuh.
4. Otot penggerak rambut mempunyai fungsi untuk mengatur sebuah gerakan rambut.
5. Pembuluh darah mempunyai fungsi untuk mengalirkan darah keseluruh tubuh.
PERTEMUAN 11
MATERI : PSIKOTROPIKA

3. 11 Mengevaluasi bahaya penggunaan senyawa psikotropika dan dampaknya terhadap kesehatan


diri, lingkungan, dan masyarakat
4.11 Melakukan kampanye narkoba di lingkungan sekolah dan masyarakat sekitar

1. Pengertian NAPZA
NAPZA adalah singkatan dari narkotika, psikotropika, dan zat adiktif. NAPZA merupakan
zat-zat yang jika dikonsumsi akan memengaruhi sistem saraf pusat sehingga dapat mengubah
perasaan dan cara berfikir orang yang menggunakannya. Saat ini banyak beredar obat penenang dan
penghilang rasa sakit. Mekanisme kerja obat ini secara umum adalah mempengaruhi sistem saraf. Ada
obat yang menghilangkan rasa sakit, ada pula obat yang menimbulkan rasa menyenangkan atau
menimbulkan halusinasi.
Obat-obat ini disebut zat psikoaktif yang berguna bagi ilmu kedokteran jiwa untuk mengobati
penyakit mental dan saraf. Isitilah NAPZA terdiri atas:
- Narkotika: zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman yang menyebabkan
penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, dapat mengurangi sampai menghilangkan rasa
nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.
- Psikotropika: zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis, dan bukan narkotika yang dapat
menyebabkan perubahan terhadap pada aktivitas mental dan perilaku.

Zat adiktif: zat atau obat yang dapat menyebabkan ketagihan (adiksi). Jika zat psikoaktif
digunakan secara ilegal akan menyebabkan masalah serius karena dapat mempengaruhi otak dan
perilaku pemakainya. Penyalahgunaan zat psikoaktif ini dapat menyebabkan ketergantungan fisik
yang disebut adiksi (ketagihan).

2. Jenis NAPZA
Zat psikoaktif masuk ke dalam tubuh melalui mulut (merokok dengan pipa), hidung
(menghisap zat dalam bentuk uap atau bubuk) dan dengan suntikan. Berdasarkan pengaruh obat
terhadap pemakainya, obat psikoaktif terdiri atas:
a. Golongan Stimulan
Stimulan bersifat menstimulasi sistem saraf simpatik melalui pusat di hipotalamus sehingga
meningkatkan kerja organ. Misalnya, meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah, mengecilkan
pupil dan meningkatkan gula darah. Jadi, stimulan memberikan rangsangan pemakainya untuk
menggunakan tenaganya lebih cepat dan tidak merasakan sakit. Senyawa yang termasuk golongan
stimulan, yaitu sebagai berikut:
- Amfetamina , meliputi dekstroamfetamina, metamfetamina/sabu-sabu, ritalin dan deksdedrin
- Ekstasi, mendorong tubuh untuk melakukan aktivitas yang melampaui batas maksimum dari
kekuatan tubuh.
- Kokain, dapat memicu metabolisme sel, menimbulkan efek adiksi yang sangat kuat, dan
mengakibatkan tingkat kematian yang tinggi.
- Kafein, terdapat dalam biji kopi, daun the, buah kola, dan guarana
- Alkohol, merupakan minimum hasil fermentasi buah-buahan, sayursayuran, dan biji-bijian.

b. Golongan Depresan
merupakan obat penghambat fungsi neuron dalam sistem saraf pusat. Obat depresan
berpengaruh terhadap sistem saraf, yaitu dapat mengurangi kegiatan sistem saraf. Depresan terkenal
dengan sebutan obat penenang.
Ada lima kategori utama depresan, yaitu seperti berikut:
a. Barbiturat, yang mencakup obat-obatan seperti sekonal, nembutal, dan amital.
b. Obat penenang, yang sering dipakai, misalnya meprobomat.
c. Etil alkohol (etanol).
d. Anestetik, yang mencakup eter, kloroform.
e. Opiat, yang mencakup opium, morfin, heroin, kodem dan metadon

c. Golongan Halusinogen
Halusinogen mempunyai pengaruh kuat terhadap persepsi penglihatan, pendengaran dan juga
peningkatan respon emosional. Subjek mengalami halusinasi, dengan dosis yang tinggi, dapat terjadi
halusinasi yang sebenarnya, yaitu si subjek "melihat" atau "mendengar" benda-benda yang tidak ada
sama sekali atau melihat benda-benda tampak seperti hidup. Halusinogen meliputi LSD (Lysergic
Acid Diethylamide), STP (mirip amfetamin), THC (Tentra Hydro Cannabinol), mesakolin (dari pohon
kaktus
peyote), psilosibin (dari jenis jamur), dan pgyneyclidine PCP (fenseklidin) suatu obat bius hewan.

Jenis-jenis narkotika terdiri atas:


a. Golongan I
Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan
tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan.
Contohnya adalah:
- Heroin
Heroin ini merupakan turunan morfin yang sudah mengalami proses kimiawi. Pada mulanya
heroin ini digunakan untuk pengobatan ketergantungan morfin, tetapi kemudian terbukti bahwa
kecanduan
heroin justru lebih hebat. Morfin atauheroin disebut juga putaw. Bentuknya seperti serbuk putih tidak
berbau.
- Kokain
Efek dari penggunaan kokain dapat menyebabkan paranoid, halusinasi serta berkurang rasa
percaya diri. Pemakaian obat ini akan merusak saraf di otak. Selain memperburuk sistem pernafasan,
penggunaan yang berlebihan sangat membahayakan dan bisa membawa kematian. Kokain yang
turunannya putawsangat berbahaya bagi kesehatan manusia.
- Ganja
Ganja yang dikenal juga dengan nama cannabis sativa pada mulanya banyak digunakan sebagai
obat relaksan untuk mengatasi intoksikasi (keracunan ringan). Bahan yang digunakan dapat berupa
daun, batang dan biji, namun kemudian di salah gunakan pemakaiannya. Ganja dapat membuat
ketagihan secara mental dan berfikir menjadi lambandan pecandunya nampak bodoh karena zat
tersebut dapat mempengaruhi konsentrasi dan ingatan serta kemampuan berfikir menjadi menurun.

b. Golongan II
Narkotika yang berkhasiat pengobatan, digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat
digunakan dalam terapi dan atau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan sertamempunyai
potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan. Contohnya adalah:
- Morfin
Morfin merupakan turunan opium yang dibuat dari hasil pencampuran getah poppy (papaver
sormary ferum) dengan bahan kimia lain, sifatnya jadi semisintetik. Morfin merupakan zat aktif dari
opium. Di dalam dunia kedokteran, zatini digunakan untuk mengurangi rasa sakit pada waktu
dilakukannya pembedahan atau operasi.

c. Golongan III
Narkotika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan atau tujuan
pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan ketergantungan.
Contohnya adalah:
- Kodein
Kodein adalah sejenis obat yang digunakan untuk mengobati nyeri sedang hingga berat. Efek
sampingnya dapat mengecam jiwa, seperti halnya senyawa opiatlai nnya adalah depresi saluran
pernapasan
Jenis-jenis Psikotropika:
a. Golongan I
Psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan
dalam terapi, serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindrom ketergantungan. Contohnya
adalah:

- Ekstasi
Dari sekian banyak jenis narkoba yang beredar maka ekstasi mungil inilah yang paling banyak di
produksi di dalam negeri. Selain dari bahan bakunya mudah didapat harga jualnya pun bervariasi
mulai dari harga golongan “high class eksekutif” selebritis, diatas Rp.100.000 hingga harga banting di
warung kafe Rp.10.000/butir. Inex nama lain ekstasi ini masih keturunan kandung psikotropika
banyak di perjual- belikan bagai kacang goreng. Ekstasi beredar dalam bentuk tablet dan kapsul
dengan ukuran sebesar kancing kerah baju yang berdiri dari berbagai macam jenis, diantaranya:
Adam, Eva, Flash, Dolar, Bonjovi, Mike Tyson, Playboy, Apple, Angel, White Dove, dan lain-lain.

b. Golongan II
Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan dalam terapi dan atautujuan
ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindrom ketergantungan. Contohnya
adalah:
- Amphetamine
Memiliki nama jalanan: seed, meth, crystal, whiz. Bentuknya ada yang berbentuk bubuk warna
putih dan keabuan dan juga tablet. Cara penggunaan dengan cara dihirup. Sedangkan yang berbentuk
tablet diminum dengan air.

c. Golongan III
Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan dalam terapi dan atau tujuan
ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi sedang mengakibatkan sindrom ketergantungan.
Contohnya adalah: Phenobarbatial merupakan antikonvulsan turunan barbiturat yang efektif dalam
mengatasi epilepsi. Phenobarbatial menekan korteks sensor, menurunkan aktivitasmotorik,
menyebabkan kantuk, efek sedasi, dan
hipnotik.

d. Golongan IV
Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan sangat luas digunakan terapi dan atau untuk
tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan sindrom ketergantungan.
Contohnya diazepam.

Penyalahgunaan zat psikotopika dapat berdampak buruk bagi kesehatan, tidak hanya
menyebabkan ketergantungan (adiksi), bahkan dapat menyebabkan berbagai penyakit dan kelainan
psikis, psikologis, serta kematian. Pada umumnya ada dua efek obat-obatan dan narkoba terhadap
sistem saraf yaitu memengaruhi bagian otak yang mengatur mental dan emosi (sistem limbik), dan
menyebakan meningkat atau terhambatnya kerja neurotransmitter pada sinapsis. Selain itu salah satu
dampak dari psikotropika ini adalah Mengalami gangguan pada kulit (dermatologis),
antara lain penanahan (abses), alergi, dan eksim
1) Dampak penyalahgunaan psikotropika:
a. Gangguan Fisik (fisioneurologik)
- Toleransi tubuh, dalam pemakaian jangka panjnag jumlah zat yan sama tidak mampu menghasilkan
rasa atau akibat yang sama
- Gejala penghentian pemakaian obat adalah rasa sakit disekujur tubuh seperti flu berat
- Mempercepat dan memperlambat denyut nadi, jantung, dan paru-paru yang dapat mengakibatkan
kematian.
- Saluran napas akan terjadi radang paru dan pembengkakan paru.
- Jantung, terjadi peradangan oto jantung, penyempitan pembuluh darah jantung.
- Hati, terjadi Hepatitis B dan C yang menular melalui jarum suntik, hubungan seksual.
- Penyakit Menular Seksual dan HIV/AIDS.

b. Psikologi
- Otak dan susunan saraf pusat yang berakibat pada gangguan daya ingat gangguan perhatian atau
konsentrasi
- Gangguan bertindak rasional
- Gangguan persepsi sehingga menimbulkan halusinasi gangguan motivasi sehingga malas sekolah
atau bekerja
- Gaangguan pengendalian diri sehingga sulit membedakan baik atau buruk
- Kemampuan berfikir rasional menurun drastis
- Ketergantungan psikologis
- Gangguan mental dan emosional

c. Ekonomi
- Membutuhkan uang yang sangat besar untuk memenuhi ketergantungan terhadap obat-obatan
- Negara dan masyarakat dirugikan dalam berbagai aspek, seperti keamanan, biaya kesehatan, dan
kesempatan Pendidikan.

d. Sosial
- Lingkungan Keluarga
1) Sering terjadi pertengkaran dan mudah tersinggung.
2) Orang tua resah karena barang berharga sering hilang.
3) Perilaku menyimpang anak (berbohong, mencuri, tidak tertib, hidup bebas) dan menjadi aib
keluarga.
4) Putus sekolah atau menganggur karena dikeluarkan dari sekolah atau pekerjaan, sehingga merusak
kehidupan keluarga, dan kesulitan keuangan.
5) Orang tua menjadi putus asa karena pengeluaran uang meningkat untuk biaya pengobatan dan
rehabilitasi.

- Lingkungan Sekolah
1) Merusak disiplin dan motivasi belajar.
2) Meningkatnya tindak kenakalan, membolos, dan tawuran pelajar.
3) Memengaruhi peningkatan penyalahgunaan di antara sesama teman sebaya.

- Lingkungan Masyarakat
1) Tercipta pasar gelap antara pengedar dan bandar yang mencari penggunanya.
2) Pengedar atau bandar menggunakan perantara remaja atau siswa yang telah menjadi
ketergantungan.
3) Meningkatnya kejahatan di masyarakat, seperti perampokan, pencurian, dan pembunuhan yang
membuat masyarakat menjadi resah.

2) Penanggulangan Penyalahgunaan Narkotika dan Psikotropika


Upaya penanggulangan penyalahgunaan narkotika dan psikotropika dapat dilakukan
melalui beberapa cara berikut ini,
1. Preventif (Pencegahan)
Preventif dilakukan untuk membentuk masyarakat yang mempunyai ketahanan dan kekebalan
terhadap narkoba.
2. Kuratif (Pengobatan)
Kuratif bertujuan untuk penyembuhan para korban, baik secara medis maupun dengan media
lain. Seperti tempat-tempat penyembuhan dan rehabilitasi pecandu narkoba, yaitu Pusat Rehabilitasi
Narkoba.
3. Rehabilitatif (Rehabilitasi)
Rehabilitatif dilakukan agar setelah pengobatan selesai para korban tidak kambuh kembali
“ketagihan” narkoba. Rehabilitasi berupaya menyantuni dan memperlakukan secara wajar para korban
narkoba agar dapat kembali kemasyarakat dalam keadaan sehat jasmani dan rohani.
4. Represif (Penindakan)
Represif artinya menindak dan memberantas penyalahgunaan narkoba melalui jalur hukum,
yang dilakukan oleh para penegak hukum atau aparat keamanan yang dibantu oleh masyarakat. Kalau
masyarakat mengetahui harus segera melaporkan kepada pihak berwajib.

PERTEMUAN 12
MATERI :ALAT REPRODUKSI PADA PRIA
3.12. Menganalisis hubungan struktur jaringan penyusun organ reproduksi dengan fungsinya dalam
system reproduksi manusia
4.12. Menyajikan hasil analisis tentang dampak pergaulan bebas, penyakit dan kelainan pada struktur
dan fungsi organ yang menyebabkan gangguan sistem reproduksi manusia serta teknologi
sistem reproduksi

Integrasi Alkitab : Kejadian 1 : 28 “ Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada
mereka : Beranak cuculah dan bertambah banyak, penuhilah bumi dan taklukkanlah itu,
berkuasalah atas ikan – ikan di laut dan burung – burung di udara dan atas segala binatang
yang merayap di bumi”

Sistem reproduksi pada seorang laki-laki, terbentuknya hormon testosteron biasanya dimulai
ketika mulai akil baligh antara 9 sampai dengan 12 tahun. Pada usia ini, testis sudah mulai
memproduksi hormon testosteron yang mempengaruhi pemasakan sel kelamin dan mempengaruhi
timbulnya sifat-sifat kelamin skunder, misalnya tumbuhnya rambut kelamin, suara semakin
membesar, terbentuknya jakun dan bahu yang melebar:
1. Alat-Alat Reproduksi pada Laki-laki
Sistem reproduksi laki-laki tersusun dari organ-organ yang terletak di luar tubuh yaitu penis
dan skrotum dan organ reproduksi yang terletak di dalam tubuh saluran pengeluaran dan kelenjar
yang menghasilkan hormon-hormon kelamin, untuk jelasnya kalian pelajari uraian selanjutnya.

a. Alat reproduksi bagian dalam :


Testis berfungsi penghasil sperma dan hormon kelamin yang pembentukannya terjadi di
dalam tubulus seminiferus. Di antara tubulus seminiferus terdapat sel-sel Leydig penghasil hormon
testosteron dan hormon androgen.

b. Saluran reproduksi
1) Epididimis , saluran dalam skrotum dan keluar dari kedua testis. Disini, sel sperma disimpan
sementara hingga matang.
2) Vas deferens , saluran tempat bergeraknya sperma dari epididimis ke kantung semen (vesikula
seminalis).
3) Uretra, saluran dalam penis, berfungsi sebagai ekskresi urine dari kandung kemih.

Gambar 1. Alat Reproduksi Laki-laki


c. Hormon pada laki-laki
Di bawah kontrol hipotalamus, sebuah hormon dikeluarkan untuk merangsang hipofisis
anterior yaitu hormon gonadotropin. Hormon ini merangsang hipofisis anterior untuk menghasilkan
hormon LH (Luitenizing Hormon) dan hormon FSH (Follicle Stimulating Hormon). Hormon LH
menstimulasi sel-sel Leydig untuk menyekresikan hormon testosteron, yang berfungsi saat
spermatogenesis, pematangan sperma, mencegah pengeroposan tulang dan pertumbuhan kelamin
sekunder pada pria. Sementara itu, hormon FSH berperan merangsang sel-sel sertoli dalam tubulus
seminiferus untuk mengubah sel-sel spermatid menjadi sperma saat terjadi spermatogenesis

d. Kelenjar-kelenjar aksesoris
1) Vesikula seminalis (kantung mani), menghasilkan cairan kental kekuning-kuningan, bersifat basa,
mengandung mukus, enzim koagulasi, asam askorbat, prostaglandin dan gula fruktosa (sumber
energi sperma).
2) Kelenjar prostat , penghasil getah kelamin bersifat encer, mengandung enzim antikoagulan,
penyuplai nutrisi, dan berasa agak asam.
3) Kelenjar bulbouretralis ( kelenjar Cowper). Kecil jumlahnya sepasang. Hasil sekresinya cairan
bening, menetralkan urine asam pada uretra. Membawa sejumlah sperma bebas sebelum
dikeluarkan dari dalam tubuh.

e. Alat reproduksi bagian Luar


1) Penis merupakan adalah alat senggama (kopulasi / sarana mengalihkan cairan sperma ke alat
reproduksi wanita). Secara struktural, penis tersusun atas tiga rongga berisi jaringan erektil berspons.
Dua rongga terletak di tengah dinamakan korpus kavernosa. Korpus spongiosum berada dibawah
korpus kavernosa, dan terdapat saluran reproduksi yakni uretra. Di bagian ujung penis terdapat kepala
penis (gland penis), yang tertutup oleh lipatan kulit (preputium). Di dalam rongga penis terdapat
jaringan erektil berisi banyak pembuluh darah dan saraf. Saat terjadi rangsangan seksual, rongga akan
penuh terisi darah. Akibatnya, penis mengembang dan menegang ( ereksi). Apabila rangsangan ini
terusmenerus terjadi, sperma akan keluar melalui uretra (ejakulasi). Jumlah sperma yang dikeluarkan
sekitar 2 hingga 5 mL semen ( 1 mililiter = 50- 130 juta sperma).

2) Skrotum Oleh karena temperatur tubuh yang terlalu tinggi tidak sesuai dengan perkembangan
sperma, skrotum yang berisi testis berada di luar tubuh. Testis dua buah, letaknya di kanan dan kiri,
dipisahkan oleh otot polos penyusun sekat skrotum, sehingga bisa mengendur dan mengerut (otot
dartos). Terdapat pula otot yang bertindak sebagai pengatur kondisi suhu testis agar stabil( otot
kremaster)

f. Spermatogenesis
Proses pembentukan sperma ini dinamakan spermatogenesis, berada pada tubulus seminiferus
di dalam testis. Di dalamnya terdapat dinding yang terlapisi oleh sel germinal disebut
spermatogonium (jamak = spermatogonia). Setelah mengalami pematangan, spermatogonium
membelah memperbanyak
diri (mitosis). Sedangkan sebagian spermatogonium yang lain melakukan spermatogenesis.

Proses spermatogenesis :
1) Pada fase awal spermatogenesis, spermatogonium bersifat diploid (2n atau mengandung 23 pasang
kromosom).
2) Spermatogonium akan berubah menjadi spermatosit primer (2n) Seacara mitosis.
3) Berikutnya, spermatosit primer membelah menjadi spermatosit sekunder (biasa dinamakan meiosis
I). Jumlah spermatosit sekunder ada dua, sama besar dan bersifat haploid (n = 23 kromosom).
4) Melalui fase meiosis II, spermatosit sekunder membelah diri menjadi empat spermatid yang sama
bentuk dan ukurannya. Selanjutnya, spermatid berkembang menjadi sperma matang yang bersifat
haploid (n).
5) Setelah matang, sperma menuju saluran epididimis. Proses ini terjadi kurang lebih 17 hari. Energi
yang digunakan proses spermatogenesis berasal dari selsel sertoli.

Gambar 4. Spermatogenesis

g. Spermatozoa
Sperma terdiri dari kepala, leher, bagian tengah, dan ekor. Kepala sperma terlindungi
akrosom (haploid) yang mengandung enzim hialurodinase dan proteinase, yang berfungsi saat
penembusan lapisan sel telur. Pada tengahnya terdapat mitokondria kecil, berfungsi menyediakan
energi untuk menggerakkan ekor sperma.

Gambar 5. Struktur spermatozoa

PERTEMUAN 13
MATERI : ALAT REPRODUKSI PADA WANITA SERTA PENYAKIT SISTEM
REPRODUKSI

Alat-Alat Reproduksi pada Wanita


Sistem reproduksi wanita terdiri dari organ yang terdapat dalam ( ovarium, tuba fallopi, (tuba
uterine/oviduk), uterus dan vagina. Organ yang terletak di luar tubuh terdiri dari vulva (pudendum)
a. Alat Reproduksi Dalam Wanita
1) Ovarium
Ovarium atau indung telur, berbentuk seperti telur dan berjumlah sepasang. Ovarium
terlindungi kapsul keras dan terdapat folikel-folikel. Setiap folikel mengandung satu sel telur,
berfungsi memberikan makanan dan melindungi sel telur yang sedang berkembang hingga matang.
Setelah
sel telur matang, folikel akan mengeluarkannya dari ovarium (ovulasi).

2) Uterus (rahim)
Uterus adalah organ tebal dan berotot yang dapat mengembang selama masa kehamilan.
Bentuknya seperti buah pir. berfungsi sebagai tempat pertumbuhan dan perkembangan janin Pada
bagian bawah uterus terdapat struktur yang mengecil. Bagian ini disebut serviks atau leher rahim.
Lapisan penyusun uterus, yakni lapisan terluar (perimetrium), lapisan tengah yang berotot
(miometrium), dan selaput rahim/lapisan terdalam (endometrium). Lapisan endometrium mengandung
banyak pembuluh darah dan lendir.

3) Vagina
Vagina merupakan saluran dengan dinding dalam berlipatlipat dan memanjang dari leher
rahim ke arah vulva ( 7-10 cm). Bagian luar vagina berupa selaput yang menghasilkan lendir dari
kelenjar Bartholini. Vagina berfungsi sebagai saluran kelahiran yang dilalui bayi saat lahir juga
berfungsi sebagai tempat kopulasi.

b. Saluran Reproduksi
Saluran reproduksi wanita yang berfungsi sebagai jalur sel telur menuju uterus (rahim)
dinamakan saluran telur (oviduk) atau tuba Fallopi. Pada bagian pangkalnya terdapat bagian mirip
corong yang dinamakan infundulum, yang berjumbai-jumbai (fimbrae). Fungsinya penangkap sel
telur (ovum) yang lepas dari ovarium. melalui gerakan peristaltik, lalu disalurkan melalui oviduk
menuju uterus.

Gambar 6. Struktur Alat reproduksi perempuan

c. Alat Reproduksi Luar Wanita


1) Vulva bagian paling luar organ kelamin wanita yang bentuknya berupa celah.
2) Pubic bone (Mons pubis) bagian atas dan terluar vulva yang tersusun atas jaringan lemak . Saat
masa pubertas, bagian ini banyak ditumbuhi oleh rambut.
3) Bibir besar (Labia mayora) lipatan yang jumlahnya sepasang dibawah mons pubis.
4) Bibir Kecil (Labia minora) bagian dalam labia mayora terdapat lipatan berkelenjar, tipis, tidak
berlemak, dan berjumlah sepasang. Fungsi kedua bagian ini adalah sebagai pelindung vagina.
5) Klitoris tonjolan kecil yang mengandung banyak ujung-ujung saraf perasa sehingga sangat
sensitive. Seperti halnya penis laki-laki, klitoris akan bereaksi bila ada rangsangan (mengandung
banyak jaringan erektil).

6) Orificium erethrae, muara saluran kencing.


7) selaput dara atau hymen bagian yang mengelilingi tepi ujung vagina, yang berselaput mukosa dan
mengandung banyak pembuluh darah.

d. Hormon pada Sistem Reproduksi Wanita


Hipotalamus akan menyekresikan hormon gonadotropin. Hormon gonadotropin merangsang
kelenjar pituitari untuk menghasilkan hormon FSH. Hormon FSH merangsang pertumbuhan dan
pematangan folikel di dalam ovarium. Pematangan folikel ini merangsang kelenjar ovarium
mensekresikan hormon estrogen. Hormon estrogen berfungsi membantu pembentukan kelamin
sekunder seperti tumbuhnya payudara, panggul membesar, dan ciri lainnya. Selain itu, estrogen juga
membantu pertumbuhan lapisan endometrium pada dinding ovarium. Pertumbuhan endometrium
memberikan tanda pada kelenjar pituitari agar menghentikan sekresi hormon FSH dan berganti
dengan sekresi hormon LH. Oleh stimulasi hormon LH, folikel yang sudah matang pecah menjadi
korpus luteum. Saat seperti ini, ovum akan keluar dari folikel dan ovarium menuju uterus (terjadi
ovulasi). Korpus luteum yang terbentuk segera menyekresikan hormone progesteron.
Progesteron berfungsi menjaga pertumbuhan endometrium seperti pembesaran pembuluh
darah dan pertumbuhan kelenjar endometrium yang menyekresikan cairan bernutrisi. Apabila ovum
pada uterus tidak dibuahi, hormon estrogen akan berhenti. Berikutnya, sekresi hormon LH oleh
kelenjar
pituitari juga berhenti. Akibatnya, korpus luteum tidak bisa melangsungkan sekresi hormon
progesteron. Oleh karena hormon progesteron tidak ada, dinding rahim sedikit demi sedikit meluruh
bersama darah. Darah ini akan keluar dari tubuh dan kita biasa menamakannya dengan siklus
menstruasi.

2. Proses Pembentukan Sel Telur (Oogenesis)


Oogenesis merupakan proses pembentukan sel telur di dalam ovarium. Sebelum sel telur
(ovum) terbentuk, di dalam ovarium terlebih dahulu terdapat sel indung telur atau oogonium (oogonia
= jamak) yang bersifat diploid (2n = 23 pasang kromosom). Melalui pembelahan mitosis, oogonium
menggandakan diri membentuk oosit primer. Menginjak masa pubertas, oosit primer melanjutkan fase
pembelahan meiosis I. Pada fase ini, oosit primer membelah menjadi dua sel yang berbeda ukuran dan
masing-masing bersifat haploid. Satu sel yang berukuran besar dinamakan oosit sekunder, sedangkan
sel yang lain dengan ukuran lebih kecil dinamakan badan kutub primer. Pada fase berikutnya, oosit
sekunder akan melanjutkan pada fase meiosis II. Fase ini dilakukan apabila ada fertilisasi. Apabila
tidak terjadi fertilisasi, oosit sekunder mengalami degenerasi. Namun, apabila ada fertilisasi, fase
meiosis II dilanjutkan. Indikasi nya, oosit sekunder membelah menjadi dua sel, yakni satu berukuran
besar dan satu berukuran lebih kecil. Sel yang berukuran besar di namakan ootid, sementara sel
berukuran kecil dinamakan badan kutub sekunder. Secara bersamaan, badan kutub primer juga
membelah menjadi dua. Oleh karenanya, fase meiosis II menghasilkan satu ootid dan tiga badan
kutub sekunder. Kemudian, satu ootid yang dihasilkan tersebut berkembang menjadi sel telur (ovum)
yang matang. Sementara itu, badan kutub hancur atau polosit (mengalami kematian).
Gambar 7. Proses Oogenesis
Supaya oosit dalam oogonium tumbuh dengan baik, pada permukaannya diselubungi oleh
lapisan yang disebut folikel. Di dalam folikel terdapat cairan yang memberikan makanan untuk
perkembangan oosit. Folikel ini akan terus berubah hingga masa ovulasi. Awalnya oosit primer
diselubungi oleh folikel primer. Selanjutnya, folikel primer berubah menjadi folikel sekunder yang
membungkus oosit sekunder (fase meiosis I). Setelah itu, folikel sekunder berubah menjadi folikel
tersier hingga folikel de Graff (folikel matang). Folikel de Graff terbentuk saat masa ovulasi.
Kemudian, oosit sekunder lepas dari folikel, dan segera folikel menjadi korpus luteum. Korpus luteum
akan menjadi korpus albikan, jika sel telur tidak ada yang membuahi.

3. Siklus Menstruasi
Saat seorang wanita masih subur, siklus menstruasi merupakan suatu hal yang wajar. Siklus
ini berlangsung kira-kira 28 hari pada setiap bulan. Pada wanita, siklus menstruasi melalui empat
fase :
1) Fase Menstruasi
Pada fase menstruasi, hormon yang berperan ialah hormon estrogen dan progesterone
mengalami reduksi pada sekitar lima hari pertama menstruasi. Akibatnya, sel telur yang berada dalam
lapisan endometrium pada uterus dilepas bersamaan dengan robeknya endometrium melalui
pendarahan. Hasilnya, dinding uterus berubah menjadi sangat tipis.

2) Fase Praovulasi
Mulai hari kelima sampai ke empat belas, fase praovulasi dimulai. Pada fase ini, hormon yang
berperan yakni hormon FSH dan hormon LH. Kedua hormon tersebut menstimulasi sel-sel folikel
untuk menghasilkan hormone estrogen dan progesterone yang membuat lapisan endometrium yang
luruh terbentuk kembali.
3) Fase Ovulasi
Fase ovulasi terjadi sekitar hari keempat belas dari total keseluruhan waktu siklus menstruasi
terjadi (kurang lebih 28 hari). Pada fase ini, sekresi hormon estrogen sangat banyak, maka sekresi
hormon FSH mulai menurun dan digantikan dengan sekresi hormon LH. Adanya stimulasi hormon
LH menjadikan folikel semakin matang dan menyebabkan sel telur keluar dari folikel (ovulasi).
4) Fase Pascaovulasi
Fase pascaovulasi berlangsung pada hari kelima belas hingga hari kedua puluh delapan. Pada
fase ini, folikel yang pecah berubah menjadi badan padat berwarna kuning ( Korpus luteum ) yang
menghasilkan hormone progesteron. Bersama hormon estrogen, hormon progesteron ini berperan
dalam memelihara pertumbuhan endometrium sehingga siap untuk penanaman embrio. Tetapi,
apabila sel telur pada uterus tidak dibuahi, korpus luteum mengalami degenerasi menjadi korpus
albikan. Akibatnya, sekresi hormon estrogen dan progesteron semakin menurun dan sebaliknya
sekresi hormon FSH dan LH naik kembali. Karena darah tidak mengandung hormon estrogen dan
hormon progesteron, endometrium tidak bias bertahan dan luruh bersama darah. Ini menunjukkan fase
pascaovulasi berganti menjadi fase menstruasi.

Gambar 9. Siklus menstruasi

4. Fertilisasi,
Selain mengalami siklus menstruasi, dalam sistem reproduksi wanita dapat pula mengalami
fertilisasi, gestasi (kehamilan), dan persalinan. Fertilisasi merupakan proses terjadinya pembuahan sel
telur oleh sel sperma dan ditandai dengan bergabungnya inti kedua sel kelamin tersebut. Berlangsung
di dalam oviduk. Sebelum terjadi fertilisasi, terlebih dahulu terjadi proses kopulasi atau persetubuhan.
Sperma yang bercampur dengan air mani (semen) masuk ke dalam saluran reproduksi wanita
(vagina). Oleh enzim proteolitik, sperma yang berada dalam vagina terlihat sangat motil. Kemudian,
sperma bergerak menuju uterus hingga oviduk (tuba fallopi). Di bagian atas oviduklah fertilisasi
terjadi.Agar sel telur dapat dibuahi oleh sperma, sperma mengeluarkan enzim hyaluronidase dan
enzim proteinase. Oleh kedua enzim tersebut, sel telur dapat ditembus oleh sperma. Sperma harus
menembus tiga lapisan sel telur berturut-turut : korona radiata, zona pelusida, dan membran
plasma.Setelah sel telur dibuahi oleh satu sel sperma, segera sel telur mengeluarkan senyawa tertentu
menuju zona pelusida. Senyawa tersebut berfungsi untuk melidungi sel telur supaya tidak tertembus
kembali oleh sperma lainnya. Sperma bersifat haploid (n = 23 kromosom) dan sel telur juga bersifat
haploid (n = 23 kromosom). Akibatnya, pembuahan sperma pada sel telur akan menghasilkan sebuah
zigot yang bersifat diploid (2n = 23 pasang kromosom).
Zigot bergerak menuju uterus melalui oviduk dan sembari membelah secara mitosis. Pada
saat ini juga zigot sudah mulai berkembang menjadi embrio. Pembelahan zigot menghasilkan sel-sel
yang bentuknya sama dan fasenya dinamakan morula. Pembelahan morula menghasilkan blastosit dan
fasenya dinamakan blastula. Kurang lebih lima hari setelah fertilisasi, blastosit menempel pada
endometrium dan prosesnya dinamakan implantasi. Implantasi ini dapat menyebabkan kehamilan.

Terjadinya anak kembar


• Kembar fraternal (dizigotik)
Proses ovulasi dapat menghasilkan lebih dari satu ovum yang matang, dibuahi oleh sperma,
sehingga terbentuk lebih dari satu zigot. Janin memiliki plasenta, tali pusar, dan kantung ketuban yang
berbeda.
• Kembar identik (monozigotik)
Zigot hasil fertilisasi membelah dan berkembang menjadi dua embrio yang berbeda,
kemudian menjadi dua janin yang berbagi amnion atau plasenta yang sama tapi tali pusar dan kantung
ketubannya berbeda.

5. Gestasi atau Kehamilan


Kehamilan terjadi apabila implantasi blastosit dapat dilakukan dengan sukses. Pada manusia
berlangsung kira-kira 266 hari atau 38 bulan. Awalnya, blastosit terbagi menjadi tiga bagian, antara
lain tropoblas (sel-sel terluar), embrioblas (sel-sel bagian dalam), dan blastocoel (rongga yang berisi
cairan). Tropoblas merupakan sel-sel terluar dari blastosit yang mengeluarkan enzim proteolitik
sehingga mampu terjadi implantasi pada endometrium. Sementara, embrioblas merupakan sel-sel
bagian dalam blastosit yang terdapat bitnik benih sebagai hasil pembelahan selnya. Antara tropoblas
dan bintik benih
dipisahkan oleh bagian berisi cairan yang disebut selom. Fase blastula akan segera berlanjut menuju
fase gastrula. Pada fase ini, bintik benih tumbuh dan membelah menjadi lapisan yang berbeda.
Lapisan tersebut yakni lapisan luar (ektoderma), lapisan tengah (mesoderma), dan lapisan dalam
(endoderma).
Kemudian, masing-masing lapisan tersebut akan berkembang menjadi organorgan yang
dimiliki embrio atau mengalami organogenesis. Ektoderma mengalami perkembangan menjadi kulit,
hidung, mata, dan sistem saraf. Mesoderma membentuk tulang, peritoneum otot, pembuluh darah,
jantung, ginjal, limpa, kelenjar kelamin dan jaringan ikat. Sedang kan endoderma menjadi organ-
organ yang terkait sistem pencernaan dan sistem pernapasan. Setelah minggu kedelapan, embrio
membentuk berbagai organ tersebut dengan pesat. Embrionya dinamakan sebagai janin atau fetus.
Selain itu, pada sisi luar tropoblas terdapat bagian yang membentuk membran ekstraembrionik.
Terlebih dahulu kita ikuti bahasannya berikut. Membran ekstraembrionik berfungsi sebagai pelindung
embrio dari berbagai tekanan yang berasal dari luar. Selain itu, membran ini juga berfungsi memberi
makanan bagi embrio. Dengan kata lain, semua fungsi yang menyokong kelangsungan hidup embrio
dilakukan semua oleh membran ini. Membran ekstraembrionik yang dimaksud adalah kantung kuning
telur, amnion, korion, dan alantois.
1). Kantung Kuning Telur
Kantung kuning telur atau sakus vitelinus merupakan sebuah membran yang terbentuk dari
perluasan lapisan endoderma. Di dalamnya pembuluh darah dan sel darah merah terbentuk pertama
kali. Oleh karena itu, pada tahapan selanjutnya kantung ini berhubungan dengan tali pusar.
2). Amnion
Amnion merupakan membran yang ber fungsi sebagai pelindung embrio baik dari gesekan
ataupun tekanan. Selain itu, amnion juga berperan dalam proses pengaturan suhu tubuh embrio. Di
dalam amnion terdapat ruangan yang berisi cairan amnion. Kita biasa menyebut cairan amnion
sebagai ketuban.
3). Korion
Karion merupakan membran yang berasal dari perluasan ektoderma dan mesoderma
tropoblas. Korion memiliki bagian yang berbentuk jonjot–jonjot atau vili korion. Di dalam vili korion
terdapat pembuluh darah embrio yang berhubungan secara langsung dengan pembuluh darah ibu
dalam endometrium. Fungsi vili korion adalah sebagai tempat masuk dan keluarnya makanan dan
oksigen dari ibu ke embrio. Korion adalah cikal bakal plasenta. Nantinya, plasenta berfungsi sebagai
pemberi nutrisi makanan bersama darah bagi perkembangan dan pertumbuhan embrio.

4). Alantois
Alantois merupakan membran yang mem bentuk tali pusar atau ari-ari. Adanya tali pusar
menjadikan plasenta pada lapisan endometrium terhubung dengan embrio. Bagi embrio, alantois dapat
menyalurkan berbagai nutrisi dan oksigen dari ibu lewat pembuluh darah. Sebaliknya, alantois juga
berguna sebagai saluran pengeluaran sisa metabolisme embrio.
6. Persalinan
Persalinan atau kelahiran terjadi akibat serangkaian kontraksi uterus yang kuat dan berirama.
Gangguan Pada Sistem Reproduksi Wanita

a. Gangguan Menstruasi
Gangguan menstruasi pada wanita di bedakan menjadi 2 jenis.yaitu :
a) Amenore primer
Tidak terjadinya menstruasi sampai usia 17 tahun dengan atau tanpa perkembangan seksual
b) Amenore sekunder
Tidak terjadi menstruasi selama 3-6 bulan atau lebih pada orang yang tengah mengalami
siklus menstruasi

b. Kanker Genetalia
Kanker genetalia pada wanita dapat terjadi pada vagina, serviks dan ovarium
c. AIDS
AIDS adalah singkatan dari acquired immune deficiency syndrome. Virus HIV ditularkan
melalui kontak langsung darah dan cairan tubuh penderita seperti sperma, cairan vagina, dan
ASI.
d. Kanker serviks
Kanker serviks : keadaan di mana sel-sel abnormal tumbuh diseluruh lapisan epitel serviks.
e. Kanker ovarium
Kanker ovarium memiliki gejala yang tidak jelas, berupa rasa berat pada panggul perubahan
fungsi saluran pencernaan atau mengalami pendarahan vagina abnormal.
f. Kanker Endometrium
Endometriosis merupakan keadaan di mana jaringan endometrium terdapat di luar uterus.
g. Infeksi Vagina
Gejala awal yaitu keputihan dan timbul gatal-gatal, menyerang wanita usia produktif.

2. Gangguan Pada Sistem Reproduksi Pria


Berikut ini gangguan sistem reproduksi pada pria
a. Hipogonadisme
Merupakan penurunan fungsi testis disebabkan oleh gangguan interaksi hormone (misalnya
hormon androgen dan hormon testoteron). Gangguan ini menyebabkan infertilitas ,impotensi dan
tidak adanya tanda-tanda kepriaan. Penanganan dengan cara terapi hormon
b. Kriptokidisme
Merupakan kegagalan dari satu atau dua testis untuk turun dari rongga abdomen ke dalam
skrotum pada waktu bayi. Penanganan dengan cara pemberian hormon human chorionic gonadotropin
untuk merangsang terstoteron.
c. Uretritis
Merupakan peradangan pada uretra dengan gejala rasa gatal pada penis dan sering buang
air kecil. Organism yang paling sering menyebabkan uretritis adalah Chlamyd trachomatis,
ureplasma urealytium atau virus herpes.
d. Prostatis
Prostatitis adalah peradangan prostat. Penyebabnya: Echerichia coli maupun bakteri lain.
e. Epididimitis
Epididimitis adalah infeksi yang sering terjadi pada saluran reproduksi pada pria.
organisme penyebab : E.coli dan Chlamydia.
f. Ghonorhoe
Di bagian-bagian organ kelaminnya terdapat benjolan-benjolan yang merah dan
membengkak, terkadang pecah dengan sendirinya. Dapat juga berupa kencing nanah.
PERTEMUAN 14
MATERI : FUNGSI DAN MEKANISME SISTEM PERTAHANAN TUBUH

3.14 Menganalisis peran sistem imun dan imunisasi terhadap proses fisiologi di dalam tubuh.
4.14 Melakukan kampanye pentingnya partisipasi masyarakat dalam program dan imunisasi serta
kelainan dalam sistem.

1. FUNGSI SISTEM PERTAHANAN TUBUH


B-Friend, sistem Pertahanan Tubuh (Sistem Imunitas) adalah sistem pertahanan yang
berkenan dalam mengenal, menghancurkan serta menetralkan benda-benda asing atau sel-sel
abnormal yang berpotensi merugikan bagi tubuh. Sedangkan Imunitas (kekebalan) adalah kemampuan
tubuh untuk menahan atau menghilangkan benda asing serta sel-sel abnormal.
Agar kita lebih memahami sistem kekebalan tubuh, maka kita perlu mengetahui fungsi dari
sistem kekebalan tubuh, yaitu :
1. Mempertahankan tubuh dari pathogen invasif (dapat masuk ke dalam sel inang), misalnya virus dan
bakteri.
2. Melindungi tubuh terhadap suatu agen dari lingkungan eksternal yang berasal dari tumbuhan dan
hewan (makanan tertentu, serbuk sari dan rambut binatang), serta zat kimia (obat-obatan dan
polutan).
3. Menyingkirkan sel-sel yang sudah rusak akibat suatu penyakit atau cidera, sehingga memudahkan
penyembuhan luka dan perbaikan jaringan.
4. Mengenali dan menghancurkan sel abnormal (mutan) seperti kanker.

2. MEKANISME PERTAHANAN TUBUH


B-Friend, mekanisme pertahanan tubuh merupakan imunitas bawaan sejak lahir, berupa
komponen normal tubuh yang selalu ditemukan pada individu sehat, dan siap mencegah serta
menyingkirkan dengan cepat antigen yang masuk ke dalam tubuh. Tubuh manusia memiliki dua
macam mekanisme pertahanan tubuh, yaitu pertahanan non Spesifik (alamiah) dan pertahanan tubh
spesifik (adaptif). BFriend, mari kita bahas satu persatu.
A. Pertahanan Nonspesifik
1) Pertahanan Fisik, Kimia, dan Mekanis terhadap Agen Infeksi
Kulit yang sehat dan utuh, menjadi garis pertahanan pertama terhadap antigen, membran
mukosa yang melapisi permukaan bagian dalam tubuh, menyekresikan mucus sehingga dapat
merangkap antigen, serta menutup jalan masuk ke sel epitel. Cairan tubuh yang mengandung zat
kimia antimikroba, Zat kimia ini membentuk lingkungan buruk bagi beberapa mikroorganisme.
Pembilasan oleh air mata, saliva, dan urine, berperan juga dalam perlindungan terhadap infeksi dan
mengandung enzim Lisozim.
2) Fagositosis
Merupakan garis pertahanan ke-2 bagi tubuh melalui proses penelanan dan pencernaan
mikroorganisme dan toksin yang berhasil masuk ke dalam tubuh. Proses ini dilakukan oleh neutrofil
dan makrofag, yang bergerak secara kemotaksis (dipengaruhi oleh zat kimia). Makrofag dibedakan
menjadi makrofag jaringan ikat. Makrofag dan prekursornya (monosit) dan Sistem makrofag
mononukleus.

3) Inflamasi (Peradangan)
B-Friend, apakah inflamasi itu? Kita uraikan disini ya. Inflamasi adalah reaksi lokal jaringan
terhadap infeksi atau cedera, yang ditandai dengan kemerahan, panas, pembengkakan, nyeri, dan
kehilangan fungsi. Tujuannya untuk membawa fagosit dan protein plasma ke jaringan yang terinfeksi
untuk mengisolasi, menghancurkan, menginaktifkan agen penyerang, membersihkan debris, serta
mempersiapkan penyembuhan dan perbaikan jaringan.

4) Zat Antimikroba Spesifik yang Diproduksi Tubuh


Zat antimikroba terdiri dari Interferon, yaitu protein antivirus yang berfungsi menghalangi
multiplikasi virus dan Komplemen, yaitu protein plasma yang tidak aktif dan dapat diaktifkan oleh
berbagai bahan dari antigen.

B. Pertahanan Spesifik (Adaptif)


B-Friend, Sistem pertahanan tubuh spesifik merupakan sistem kompleks yang memberikan
respons imun terhadap antigen yang spesifik, misalnya bakteri, virus, dan toksin yang dianggap asing.
1. Komponen Respons Imunitas Spesifik
Antigen, zat yang merangsang respons imunitas, terutama dalam menghasilkan
antibodi.Terdiri atas bagian determinan antigen (epitop), yaitu bagian antigen yang membangkitkan
respons imun, dan hapten, yaitu molekul kecil yang jika sendirian tidak dapat menginduksi produksi
antibodi, melainkan harus bergabung dengan carrier yang bermolekul besar.
Antibodi warnanya ungu, antigen warnanya kuning
1. Antibodi A akan berikatan dengan epitop pada permukaan antigen.
2. Antobodi B yang berbeda bereaksi dengan epitop yang berbeda pada molekul antigen besar yang
sama.
3. Antobodi C yang berbeda bereaksi dengan epitop yang berbeda pada molekul antigen besar yang
sama.

Antibodi, protein larut yang dihasilkan oleh sistem imunitas sebagai respons terhadap keberadaan
antigen dan akan bereaksi dengan antigen tersebut. Merupakan protein plasma yang disebut
imunoglobulin (Ig), yang terdiri atas 5 kelas.
1) IgA, melawan mikroorganisme, banyak terdapat pada zat sekresi seperti keringat, ASI, dan ludah.
2) IgD, membantu memicu respons imunitas, jumlah sedikit.
3) IgE, menyebabkan pelepasan histamin dan mediator kimia
4) IgG, jumlah paling banyak sekitar 80%. Jumlahnya akan lebih besar setelah pajanan pertama.
5) IgM, antibodi pertama yang tiba di lokasi infeksi, menetap di pembuluh darah.

2. Interaksi Antibodi dan Antigen


a) Fiksasi komplemen, yaitu aktivasi sistem komplemen (± protein serum) oleh antibodi. jika terjadi
infeksi, protein pertama dalam rangkaian protein komplemen diaktifkan, memicu aktivasi protein-
protein berikutnya. Hasilnya adalah virus dan sel-sel patogen mengalami lisis.
b) Netralisasi, terjadi jika antibodi menutup sistem determinan antigen, sehingga antigen menjadi
tidak berbahaya.
c) Aglutinasi (penggumpalan), terjadi jika antigen berupa materi partikel.
d) Presipitasi (pengendapan) yaitu pengikatan silang molekul-molekul antigen yang terlarut dalam
cairan tubuh.

3. Jenis Imunitas (Kekebalan Tubuh)


a) Imunisasi aktif, diperoleh akibat kontak langsung dengan toksin/pathogen sehingga tubuh mampu
memproduksi antibodi sendiri.
- Imunisasi aktif alami: jika seseorang terkena penyakit kemudian sistem imunitas memproduksi
antibodi/limfosit khusus.
- Imunisasi aktif buatan: merupakan hasil vaksinasi. Vaksin adalah patogen yang dilemahkan atau
toksin yang telah diubah, yang dapat merangsang imunitas namun tidak menyebabkan penyakit.
b) Imunisasi pasif, jika antibodi satu individu dipindahkan ke individu lain.
- Imunisasi pasif alami: terjadi melalui pemberian ASI dan saat IgG ibu masuk ke plasenta.
- Imunisasi pasif buatan: terjadi melalui injeksi antibodi dalam serum yang dihasilkan oleh orang atau
hewan yang kebal karena pernah terpapar antigen tertentu.

4. Sel-Sel yang terlibat dalam Respons Imunitas


a) Sel B (limfosit B)
Berfungsi membentuk antibodi untuk melawan antigen. Sel B berdiferensiasi
menjadi sel plasma (produksi antibodi) dan sel memori (berfungsi dalam respon imunitas sekunder).

b) Sel T (limfosit T)
Yaitu sel darah putih yang mempu mengenali dan membedakan jenis antigen/petogen
spesifik. Saat pengenalan antigen, sel T berdiferensiasi menjadi sel T memori dan sel T efektor (sel T
sitotoksik, sel T penolong, dan sel T supresor)
c) Makrofag
Adalah sel fagosit besar dalam jaringan, berasal dari perkembangan sel darah putih, berfungsi
menelan antigen/bakteri untuk dihancurkan secara enzimatik.
d) Sel pembunuh alami (NK=Natural Killer)
Adalah sekumpulan limfosit non-T dan non-B yang bersifat sitotoksik.

5. Mekanisme Respons Imunitas Humoral (Diperantarai Antibodi)


a) Antigen masuk ke tubuh akan dibawa ke limfosit B.
b) Aktivasi limfosit B menyebabkan proliferasi menghasilkan tiruan sel B.
c) Tiruan sel B berdiferensiasi menyebabkan sel plasma mensekresi antibody selanjutnya dibawa ke
lokasi infeksi.
d) Kompleks antigen-antibodi menginaktifkan antigen.
e) Tiruan sel B yang tidak berdiferensiasi menetap di jaringan limfoid dan menjadi sel B memori,
yang berfungsi dalam respos imunitas sekunder jika terjadi pajanan antigen yang sama secara
berulang.

6. Mekanisme Respons Imunitas Seluler (Diperantarai Sel)


a) Ekstraseluler
- Antigen (misalnya bakteri) ditelan makrofag yang mengandung fragmen protein peptida dari anti
gen tersebut
- Makrofag membentuk molekul MCH Kelas II
- MCH kelas II menangkap peptide antigen dan membawanya ke permukaan, serta
memperlihatkannya ke sel T penolong
- Sel T penoling akan mengaktivasi makrofag untuk menghancurkan mikroorganisme yang ditelan
b) Intraseluler
- Antigen (misalnya virus) menginfelsi sel tubuh.
- Sel tubuh membentuk MCH kelas 1
- MCH kelas 1 menangkap peptide virus dan membawa kepermukaan sel dan memperlihatkannya ke
sel T sitotoksik (CTL)
- CTL akan teraktivasi oleh kompleks : MCH kelas 1, peptide virus dan sel T penolong. CTL
kemudian berdiferensiasi menjadi sel pembunuh aktif yang akan membunuh sel yang terinfeksi
- CTL tidak akan berdiferensiasi menjadi sel memori yang berfunsi dalam respons imunitas sekunder

PERTEMUAN 15
MATERI : Faktor yang mempengaruhi dan Gangguan Sistem Pertahanan Tubuh

Faktor yang mempengaruhi Sistem Pertahanan Tubuh


Kekebalan tubuh penting dijaga agar tubuh tetap sehat. B-Friend, sistem kekebalan tubuh
yang kuat menjadi salah satu factor yang berperan mencegah seseorang terpapar virus, termasuk
corona. Maka perlu diketahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi sistem kekebalan tubuh ini.
1 Genetik (keturunan)
Seseorang yang memiliki riwayat penyakit menurun seperti diabetes mellitus akan beresiko
menderita penyakit tersebut dalam hidupnya.
2 Fisiologis
Fungsi organ yang terganggu akan mempengaruhi kerja organ yang lain seperti berat badan
yang berlebihan akan menyebabkan sirkulasi darah kurang lancar sehingga dapat meningkatkan
kerentanan terhadap penyakit.
3 Stress
Stress dapat mempengaruhi sistem kekebalan tubuh karena melepaskan hormone seperti
neuroedokrin, glukokortikoid, dan katekolamin. Stres kronis dapat menurunkan jumlah sel darah putih
dan berdampak buruk pada produksi antibodi.
4 Usia
Usia dapat meningkatkan atau menurunkan kerentanan terhadap penyakit tertentu.
Contohnya, bayi yang lahir secara prematur lebih rentan terhadap infeksi daripada bayi yang normal.
Pada usia 45 tahun atau lebih, resiko timbulnya penyakit kanker meningkat.
5 Hormon
Bergantung pada jenis kelamin. Wanita memproduksi hormon estrogen. Sedangkan pria
memproduksi hormone androgen yang bersifat memperkecil resiko penyakit autoimun, sehingga
penyakit lebih sering dijumpai pada wanita.
6 Olahraga
Jika dilakukan secara teratur akan membantu meningkatkan aliran darah dan membersihkan
tubuh dari racun. Namun, olahraga yang berlebihan meningkatkan kebutuhan suplai oksigen sehingga
memicu timbulnya radikal bebas yang dapat merusak sel- sel tubuh.
7 Tidur
Kadar sitokinin yang sistem kerjanya sangat dipengaruhi oleh pola tidur seseorang ketika
kadar hormone ini berubah -ubah dapat mempengaruhi imunitas selular sehingga kekebalan tubuh
akan melemah.

8 Nutrisi
seperti vitamin dan mineral diperlukan dalam pengaturan siistem imunitas. DHA
(docosahexaeonic acid) dan asam arakidonat mempengaruhi maturase (pematangan) sel T. Protein
diperlukan dalam pembentukan immunoglobulin dan komplemen. Namun, kadar kolesterol yang
tinggi dapat memperlambat proses penghancuran bakteri oleh makrofag.
9 Pajanan zat berbahaya
Contohnya bahan radioaktif, peptisida, rokok, minuman beralkohol dan bahan pembersih
kimia. Mengandung zat -zat yang dapat menurunkan imunitas.
10 Racun tubuh
sisa metabolisme. Jika racun ini tidak berhasil dikeluarkan dari tubuh, akan mengganggu
kerja sistem imunitas.
11 Penggunaan obat -obatan
Terutama penggunaan antibiotik yang berlebihan atau teratur, menyebabkan bakteri lebih
resisten, sehingga ketika bakteri menyerang lagi maka sistem kekebalan tubuh akan gagal
melawannya.

2. Gangguan Sistem Pertahanan Tubuh


B-Friend kita bahas pula di modul ini gangguan sitem pertahanan tubuh :
1. Hipersensitivitas (Alergi), adalah peningkatan sensitivitas atau reaktivitas terhadap antigen yang
pernah dipajankan sebelumnya. Terjadi pada beberapa orang saja dan tidak terlalu membahayakan
tubuh. Gejala reaksi Alergi, yaitu gatalgatal, ruam, mata merah, sulit bernafas, kram berlebihan,
serum sicnes dan steven Johnson synsrome (alergi pada kelenjarkulit dan mukosa yang berbahaya
dan dapat menimbulkan kematian)

2. Penyakit Autoimun, adalah kegagalan sistem imunitas untuk membedakan sel tubuh dengan sel
inang sehingga sistem imunitas menyerang sel tubuh sendiri. Contoh kelainan yang terjadi akibat
autoimunitas yaitu diabetes melitus, myasthenia gravis, dan addison’s disease.

3. Imunodefisiensi, adalah kondisi menurunnya keefektifan sistem imunitas atau ketidakmampuan


sistem imunitas untuk merespon antigen. Contoh: defisiensi imun kongenital dan AIDS (Acquired
Immunodeficiency Syndrome)

Anda mungkin juga menyukai