Anda di halaman 1dari 24

MODUL PEMBELAJARAN KIMIA X

SMA METHODIST 6 MEDAN


KEGIATAN PEMBELAJARAN KIMIA KELAS X

A. Kompetensi Dasar Pengetahuan dan Keterampilan

Kompetensi Dasar Kompetensi Dasar


Pengetahuan Keterampilan
3.5 Menerapkan Teori Pasangan Elektron 4.5 Membuat model bentuk molekul
Kulit Valensi (VSEPR) dan Teori Domain dengan menggunakan bahan-bahan yang
elektron dalam menentukan bentuk molekul ada di lingkungan sekitar atau perangkat
lunak komputer

Integrasi Alkitab
Roma 12 : 2 “janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh
pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang
baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna”.

Pertemuan 1
BENTUK MOLEKUL BERDASARKAN TEORI VSEPR DAN TEORI DOMAIN
ELEKTRON

1. Teori Valence Shell Electron Pair of Repulsion (VSEPR) dan Teori Domain Elektron.

Teori VSEPR adalah teori yang menggambarkan bentuk molekul berdasarkan kepada
tolakan pasangan electron disekitar atom pusat. Teori tolakan pasangan elektron ini dikenal
dengan istilah VSEPR (Valence Shell Electron Pair of Repulsion). Bentuk molekul didasarkan
kepada jumlah electron yang saling tolak-menolak disekitar atom pusat yang akan menempati
tempat sejauh munkin untuk meminimumkan tolakan.
Teori Domain Elektron

Menurut Ralph H. Petrucci (1985), teori Domain Elektron merupakan penyempurnaan dari teori
VSEPR. Teori ini adalah suatu cara meramalkan bentuk molekul berdasarkan tolak menolak
elektron-elektron pada kulit luar atom pusat. Domain elektron berarti kedudukan elektron atau
daerah keberadaan elektron. Jumlah domain elektron ditentukan sebagai berikut:
a. Setiap elektron ikatan (apakah ikatan tunggal, rangkap atau rangkap tiga) merupakan 1
domain.
b. Setiap pasangan elektron bebas merupakan 1 domain.
Contoh : Tentukan domain elektron atom pusat pada beberapa senyawa : H 2O, CO2 dan SO2!
Pembahasan
• Gambarkan struktur lewis masing-masing senyawa
• Setiap satu elektron ikatan (tunggal, rangkap dua maupun rangkap tiga merupakan satu domain
• Setiap pasangan elektron bebas merupakan satu domain Sehingga jumlah domainnya dapat
dilihat pada tabel berikut
Penjelasan :
1. Pada struktur lewis H2O atom pusat O dikelilingi oleh 4 PEI sehingga jumlah domain elektron
=4
2. Pada struktur lewis CO2 atom pusat C dikelilingi oleh 2 ikatan rangkap, sehingga domain
elektron = 2
3. Pada struktur lewis SO2 atom pusat S dikelilingi oleh dua ikatan rangkap, ikatan tunggal dan 1
PEB, sehingga jumlah domain elektron = 3
Teori domain elektron mempunyai prinsip-prinsip dasar sebagai berikut:
a. Antar domain elektron pada kulit luar atom pusat saling tolak-menolak sehingga domain
elektron akan mengatur diri (mengambil formasi) sedemikian rupa, sehingga tolak-menolak di
antaranya menjadi minimum.
b. Urutan kekuatan tolak-menolak di antara domain elektron adalah: Tolakan antar domain
elektron bebas > tolakan antara domain elektron bebas dengan domain elektron ikatan > tolakan
antara domain elektron ikatan.
c. Bentuk molekul hanya ditentukan oleh pasangan elektron ikatan.\
2. Rumus/Tipe Molekul
Rumusan tipe molekul dapat ditulis dengan lambang AXnEm (jumlah pasangan
electron), pasangan elektron ikatan (PEI) dan pasangan elektron bebas (PEB)

dimana :
A : Atom pusat
X : Jumlah pasangan elektron ikatan (PEI)
E : jumlah pasangan elektron bebas (PEB)
Catatan:
a. ikatan rangkap dua atau rangkap tiga dihitung satu pasang electron ikatan
b. tolakan antara PEB-PEB> PEB-PEI>PEI-PEI
c. PEI menentukan bentuk molekul,PEB mempengaruhi besar sudaut ikatan
Langkah-langkah memprediksi bentuk molekul dengan teori VSEPR
a. Tentukan struktur lewis dari rumus molekul
b. Tentukan jumlah PEB dan PEI atom pusat
c. Tentukan tipe/rumus molekulnya
d. Gambar bentuk molekul dan beri nama sesuai dengan jumlah PEI dan PEB
Contoh : 1. Senyawa metana, CH4 Struktur lewisnya dapat digambarkan sebagai berikut :

Dari struktur lewisnya, bahwa atom pusat, C memiliki empat pasanganelektron ikatan (PEI) dan
tidak memiliki pasangan elektron bebas (PEB),sehingga tipe molekulnya adalah AX 4.Pasangan
elektron ikatan akan menempati posisi dimana tolakan sekecilmungkin, sehingga posisi PEI
antara satu dengan yang lain menjadi samajaraknya dan menghasilkan sudut antara H – C – H
yang sama besarnya,sehingga berdasarkan rumus/tipe molekulnya, CH 4 memiliki bentuk
tetrahedral seperti tampak pada gambar berikut
Tabel 3.6-2. Hubungan antara jumlah PEI, PEB, tipe molekul dan bentuk molekul
Pertemuan 2 MENENTUKAN BENTUK GEOMETRI MOLEKUL

Menentukan bentuk geometri molekul XeF2, XeF4, dan XeF6. Diantara molekul-molekul tersebut
ada yang memiliki pasangan elektron bebas dan ada yang tidak, jadi molekul-molekul tersebut
adalah contoh yang bagus untuk lebih memahami teori VSEPR.
Pertama kita harus mementukan struktur lewis masing-masing molekul. Xe memiliki jumlah
elektron valensi 8 sedangkan F elektron valensinya adalah 7 (lihat gambar dibawah)
Struktur Lewis XeF2 seperti gambar di bawah, dua elektron Xe masing-masing diapakai untuk
berikatan secara kovalen dengan 2 atom F sehingga meninggalkan 3 pasangan elektron bebas
pada atom pusat Xe. Hal yang sama terjadi pada molekul XeF 4 dimana 4 elektron Xe dipakai
untuk berikatan dengan 4 elektron dari 4 atom F, sehingga meninggalkan 2 pasangan elektron
bebas pada atom pusat Xe.

Lihat gambar diatas XeF2 memiliki 2 pasangan elektron ikatan (PEI) dan 3 pasangan elektron
bebas (PEB) jadi total ada 5 pasangan elektron yang terdapat pada XeF 2, hal ini menandakan
bahwa geometri molekul atau kerangka dasar molekul XeF2 adalah trigonal bipiramid. Karena
terdapat 3 PEB maka PEB ini masing masing akan menempati posisi ekuatorial pada kerangka
trigonal bipiramid, sedangkan PEI akan menempati posisi aksial yaitu pada bagian atas dan
bawah. Posisi inilah posisi yang stabil apabila terdapat atom dengan 2 PET dan 3 PEB sehingga
menghasilkan bentuk molekul linear. Jadi bentul molekul XeF2 adalah linier.(lihat gambar
dibawah).

Lihat gambar strutur lewis XeF4 memiliki 4 pasangan elekktron terikat (PEI) dan 2 pasangan
elektron bebas (PEB) jadi total ada 6 pasangan elektron yang terdapat pada XeF 4, hal ini
menandakan bahwa geometri molekul atau kerangka dasar molekul XeF 4 adalah oktahedral.
Karena terdapat 2 PEB maka PEB ini masing masing akan menempati posisi aksial pada
kerangka oktahedral, sedangkan PEI akan menempati posisi ekuatorial. Posisi inilah posisi yang
stabil apabila terdapat atom dengan 4 PET dan 2 PEB sehingga menghasilkan bentuk molekul
yang disebut segiempat planar. Jadi bentul molekul XeF2 adalah segiempat planar.(lihat gambar
dibawah).

Pertemuan 3 "MENGGAMBARKAN BENTUK MOLEKUL


1. Menggambarkan Bentuk Molekul Senyawa Kovalen
Langkah-langkah menggambarkan bentuk molekul senyawa kovalen poliatom
a. Membuat konfigurasi elektron masing-masing unsur dari nomor atomnya.
b. Mengetahui elektron valensi masing-masing unsur dari konfigurasinya.
c. Membuat struktur Lewisnya.
d. Menentukan domain elektron (PEI dan PEB) pada atom pusat.
e. membuat notasi VSEPR.
f. Menggambarkan bentuk molekulnya
Contoh :
a. Gambarkan bentuk molekul dari CH4
Pembahasan :
1) Atom pusat adalah C memiliki nomor atom 6, dengan konfigurasi elektronnya : 1s2 2s2 2p2
2) Atom pusat C mempunyai elektron valensi 4
3) Struktur lewis dari atom pusat C yaitu :

4) Pasangan elekton ikatan (X) = 4, atom C menggunakan empat elektronnya untuk membentuk
ikatan dengan empat H, sehingga PEI = 4
5) Pasangan Elektron Bebas E = (Elektron Valensi -PEI)/2 = (4 – 4)/2 = 0
6) Tipe molekulnya AX4.
7) Bentuk molekulnya adalah tetrahedral

Catatan : dengan adanya PEB yang akan menolak PEI menjadikan sudut ikatan 109o.

KEGIATAN PEMBELAJARAN KIMIA KELAS X

A. Kompetensi Dasar Pengetahuan dan Keterampilan

Kompetensi Dasar Kompetensi Dasar


Pengetahuan Keterampilan
3.6 Menghubungkan interaksi antar ion, 4.6 Menerapkan prinsip interaksi antar ion,
atom dan molekul dengan sifat fisika atom dan molekul dalam menjelaskan
zat sifat-sifat fisik zat di sekitarnya

Integrasi Alkitab
Yeremia 32:17
Ah, Tuhan ALLAH! Sesungguhnya, Engkaulah yang telah menjadikan langit dan bumi dengan
kekuatan-Mu yang besar dan dengan lengan-Mu yang terentang. Tiada suatu apa pun yang
mustahil untuk-Mu.
Pertemuan 4 INTERAKSI ANTAR MOLEKUL
1. Gaya Van Der Waals
Gaya Van Der Waals merupakan salah satu jenis gaya tarik menarik diantara
molekul. Gaya ini timbul dari gaya London dan gaya antardipol-dipol. Jadi, gaya Van
Der Waals dapat terjadi pada molekul nonpolar maupun molekul polar.
Gaya ini diusulkan pertama kalinya oleh Johannes Van der Waals (1837-1923).
Konsep gaya tarik antar molekul ini digunakan untuk menurunkan persamaan
tentang zat-zat yang berada pada fase gas.

Kejadian ini disebabkan adanya gaya tarik-menarik antara inti atom dengan
elektron atom lain yang disebut gaya tarik menarik elektrostatis (gaya coulomb).
Umumnya terdapat pada senyawa polar.

Untuk molekul non polar, gaya Van der waals timbul karena adanya dipol-dipol sesaat atau gaya
London.
Gaya Van der Waals bekerja bila jarak antar-molekul sudah sangat dekat, tetapi tidak
melibatkan terjadinya pembentukan ikatan antar atom. Misalnya, pada suhu -160°C molekul Cl2
akan mengkristal dalam lapisan tipis, dan gaya yang bekerja untuk menahan lapisan-lapisan
tersebut adalah gaya Van der Waals.
Paling sedikit terdapat tiga gaya antarmolekul yang berperan dalam
terjadinya gaya Van der Waals, yaitu gaya orientasi, gaya imbas, dan gaya
dispersi.

a. Gaya orientasi/Gaya dipol-dipol


Gaya orientasi terjadi pada molekul-molekul yang mempunyai dipol permanen atau molekul
polar. Antar aksi antara kutub positif dari satu molekul dengan kutub negatif dari molekul yang
lain akan menimbulkan gaya tarik menarik yang relatif lemah. Gaya ini memberi sumbangan
yang relatif kecil terhadap gaya Van der Waals secara keseluruhan

Gambar 1. Gaya dipol-dipol


Kekuatan gaya orientasi ini akan semakin besar bila molekul-molekul tersebut
mengalami penataan dengan ujung positif suatu molekul mengarah ke ujung
negatif dari molekul yang lain.

b. Gaya imbas/Gaya dipol-dipol terinduksi


Gaya imbas terjadi bila terdapat molekul yang dipol permanen berinteraksi dengan molekul
dipol sesaat dengan dipol permanen. Adanya molekul-molekul polar akan menyebabkanimbasan
dari kutub molekul polar kepada molekul nonpolar, sehingga elektron-elektron dari molekul
nonpolar tersebut mengumpul pada salah satu sisi molekul (terdorong atau tertarik), yang
menimbulkan terjadinya dipol sesaat pada molekul nonpolar tersebut
Terjadinya dipol sesaat akan berakibat adanya gaya tarik-menarik antardipol tersebut yang
menghasilkan gaya imbas. Gaya imbas juga memberikan andil yang kecil terhadap keseluruhan
gaya Van der Waals.

Gambar 2. Gaya dipol-dipol terinduksi


Jarak antar molekul yang berjauhan mengakibatkan molekul nonpolar (Cl 2) belum terjadi imbas,
tetapi bila sudah dekat akan terjadi imbasan. Molekul polar (H2O) mempunyai dipol permanen.
Akibat terimbas, molekul nonpolar (Cl2) akan menjadi dipol permanen
2. Gaya London/Gaya Dispersi/Gaya Tari Menarik dipol Sesaat-dipol Terimbas
Gaya London adalah gaya tarik menarik yang sifatnya lemah antara atom atau molekul
yang timbul dari pergerakan elektron yang acak disekitar atom- atom. Karena elektron bergerak
secara acak disekitar inti atom, maka suatu saat terjadi ketidakseimbangan muatan didalam atom.
Akibatnya terbentuk dipol sesaat.
Dipol-dipol yang berlawanan arah ini saling berikatan walau sifatnya lemah. Adanya gaya-
gaya ini terutama terdapat pada molekul-molekul nonpolar yang dikemukakan pertama kalinya
oleh Fritz London.
Perhatikan Gambar 3, setiap atom helium mempunyai sepasang elektron. Apabila pasangan
elektron tersebut dalam peredarannya berada pada bagian kiri atom, maka bagian kiri atom
tersebut menjadi lebih negatif terhadap bagian kanan yang lebih positif. Akan tetapi karena
pasangan elektron selalu beredar maka dipol tadi tidak tetap, selalu berpindah-pindah (bersifat
sesaat). Polarisasi pada satu molekl akan mempengaruhi molekul tetangganya, Antara dipol-
dipol sesaat tersebut terdapat suatu gaya tarik menarik yang mempersatukan molekul-molekul
nonpolar dalam zat cair atau zat padat.
Gambar 3. Dua skema yang menggambarkan pembentukan dipol sesaat pada atom-atom helium

Berdasarkan gambar di atas dapat dijelaskan sebagai berikut.


1. Molekul nonpolar mempunyai sebaran muatan lautan electron setimbang dan simetris dalam
keadaan normal, electron terdistribusi merata dalam molekul.
2. Pada waktu-waktu tertentu (sesaat) dapat terjadi pengutuban atau pembentukan dipol yang
disebut dipol sesaat.
3. Sisi bermuatan parsial negatif dari dipol sesaat akan mempengaruhi kerapatan elektron
molekul terdekat sehingga membentuk dipol, hal ini memungkinkan dua molekul
membentuk ikatan yang disebut Gaya London .
4. Gaya tarik-menarik ini hanya berlangsung sesaat, dikarenakan dipol sesaat dan terimbas
muncul mengikuti fluktuasi elektron.

Gambar 4. Terjadinya dipol sesaat


PERTEMUAN 5 Ikatan Hidrogen
Antara molekul-molekul yang sangat polar dan mengandung atom hidrogen terjadi ikatan
hidrogen. Titik didih senyawa “hidrida” dari unsur-unsur golongan A, VA, VIA, dan VIIA,
diberikan pada gambar berikut.

Gambar 5. Titik didih senyawa hidrida dari unsur-unsur golongan IVA, VA, VIA, dan VIIA.
(Sumber: Chemistry,The Molecular Nature of Matter and Change, Martin S. Silberberg.2000)

Perilaku normal ditunjukkan oleh senyawa hidrida dari unsur-unsur golongan IVA, yaitu titik
didih meningkat sesuai dengan penambahan massa molekul. Kecenderungan itu sesuai dengan
yang diharapkan karena dari CH ke SnH massa molekul relatif meningkat, sehingga gaya Van
der Waals juga makin kuat. Akan tetapi, ada beberapa pengecualian seperti yang terlihat pada
gambar, yaitu HF, H2O, dan NH3. Ketiga senyawa itu mempunyai titik didih yang luar biasa
tinggi dibandingkan anggota lain dalam kelompoknya. Fakta itu menunjukkan adanya gaya tarik-
menarik antarmolekul yang sangat kuat dalam senyawa-senyawa tersebut. Walaupun molekul
HF, H2O, dan NH3bersifatpolar,gaya dipol-dipolnya tidak cukup kuat untuk menerangkan titik
didih yang mencolok tinggi itu.
Perilaku yang luar biasa dari senyawa-senyawa yang disebutkan di atasdisebabkan oleh ikatan
lain yang disebut ikatan hidrogen (James E. Brady, 2000). Oleh karena unsur F, O, dan N sangat
elektronegatif, maka ikatan F – H, O – H, dan N – H sangat polar, atom H dalam senyawa-
senyawa itu sangat positif. Akibatnya, atom H dari satu molekul terikat kuat pada atom unsur
yang sangat elektronegatif (F, O, atau N) dari molekul tetangganya melalui pasangan elektron
bebas pada atom unsur berkeelektronegatifan besar itu. Ikatan hidrogen dalam H2O disajikan
pada gambar berikut :
Gambar 6. Molekul polar air (kiri) dan ikatan hidrogen pada air (kanan). (Sumber: Chemistry,
The Molecular Nature of Matter and Change, Martin S. Silberberg. 2000.)

KEGIATAN PEMBELAJARAN KIMIA KELAS X

A. Kompetensi Dasar Pengetahuan dan Keterampilan

Kompetensi Dasar Kompetensi Dasar


Pengetahuan Keterampilan
3.7 Menganalisis sifat larutan 4.7 Membedakan daya hantar listrik
berdasarkan daya hantar listriknya berbagai larutan melalui perancangan
dan pelaksanaan percobaan

Integrasi Alkitab
Kejadian 1 : 14 “Berfirmanlah Allah: "Jadilah benda-benda penerang   pada cakrawala untuk
memisahkan siang dari malam. Biarlah benda-benda penerang itu menjadi tanda   yang
menunjukkan  masa-masa yang tetap dan hari-hari dan tahun-tahun”.

PERTEMUAN 6 DAYA HANTAR LISTRIK LARUTAN


1. Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit
Larutan adalah campuran homogen dari dua zat atau lebih. Larutan tersusun dari
pelarut (solvent) dan zat terlarut (solute). Berdasarkan daya hantar listriknya, sifat larutan
dapat dipengaruhi oleh jenis zat yang terlarut dalam suatu larutan. Zat yang dapat larut
dalam air dibedakan menjadi elektrolit dan non-elektrolit. Perbedaan ini berdasarkan
adanya daya hantar listrik pada larutan. Zat elektrolit dalam air akan terurai menjadi ion-
ion, sedangkan zat non-elektrolit dalam pelarut air tidak terurai menjadi ion-ion. Secara
umum, larutan elektrolit dan larutan non-elektrolit dapat didefinisikan sebagai berikut :
• Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat membentuk ion-ion dalam
pelarutnya, sehingga larutan dapat menghantarkan listrik. Pada percobaan, larutan ini
umumnya memiliki ciri dapat menyalakan lampu dan menghasilkan gelembung gas pada
elektrodenya. Larutan yang demikian disebut larutan elektrolit. Umumnya larutan
elektrolit termasuk kedalam senyawa ion seperti NaCl, NaOH, dan sebagainya dan
senyawa kovalen polar seperti HCl, H2SO4, dan sebagainya

• Larutan non elektrolit adalah larutan yang tidak dapat membentuk ion-ion
dalam pelarutnya, sehingga larutan tidak dapat mengantarkan listrik. Ciri dari larutan ini
dalam suatu percobaan adalah tidak dapat menyalakan lampu dan tidak menghasilkan gas
pada kedua elektrodenya. Larutan yang demikian disebut larutan non-elektrolit. Senyawa
yang termasuk dalam kelompok ini adalah urea, gula (glukosa atau sukrosa), alcohol dan
senyawa-senyawa kovalen non polar.

2. Senyawa Pembentuk Larutan Elektrolit


a. Senyawa ion
Senyawa ion merupakan zat elektrolit yang jika larut dalam air dapat menghasilkan ion-ion,
misalnya NaCl dan garam lainnya.
- Padatannya tidak dapat menghantarkan arus listrik. Sebab, dalam padatan, ion-ionnya tidak
bergerak bebas.
- Lelehan: Dapat menghantarkan listrik. Sebab, dalam lelehan, ion-ionnya dapat bergerak
relatif lebih bebas dibandingkan ion-ion dalam zat padat.
- Larutan (dalam pelarut air): Dapat menghantarkan listrik. Sebab, dalam larutan, ion-ionnya
dapat bergerak bebas.
b. Senyawa Kovalen Polar
Senyawa kovalen polar adalah senyawa yang atom-atomnya bergabung melalui ikatan kovalen.
Senyawa kovalen polar terbentuk karena dua atom yang bergabung mempunyai perbedaan
keelektronegatifan. Contoh senyawa kovalen polar, di antaranya larutan asam klorida, larutan
amonia, dan asam cuka murni
- Padatan: Tidak dapat menghantarkan listrik, karena padatannya terdiri atas molekul-molekul
netral meski bersifat polar.
- Lelehan: Tidak dapat menghantarkan listrik, karena lelehannya terdiri atas molekul-molekul
netral meski dapat bergerak bebas.
- Larutan (dalam air): Dapat menghantarkan listrik, karena dalam larutan molekul-molekulnya
dapat terhidrolisis menjadi ion-ion yang dapat bergerak bebas.

PERTEMUAN 7 : PENGGOLONGAN DAYA HANTAR LISTRIK LARUTAN ELEKTROLIT


 Larutan Elektrolit Kuat
Larutan elektrolit kuat adalah larutan yang mempunyai daya hantar listrik besar
karena seluruh molekulnya terurai menjadi ion-ion (terionisasi sempurna).
Larutan ini memiliki nilai α = 1 atau mendekati 1. Ciri-cirinya:
• lampu menyala terang,
• terjadi banyak gelembung gas,
• persamaan reaksi ditandai dengan satu arah panah ke kanan.
Contoh larutan elektrolit kuat adalah asam sulfat (air accu), natrium klorida
(garam dapur), dan kalsium hidroksida (kapur).
Reaksi yang terjadi pada larutan ini adalah sebagai berikut :

Pada umumnya, elektrolit kuat adalah larutan beberapa asam dan basa serta garam. Contoh elektrolit kuat
dari zat asam adalah HCl, HBr, HI, H2SO4, HNO3, dan HClO4; sedangkan dari zat basa yaitu NaOH,
KOH, Mg(OH)2, Ca(OH)2, Sr(OH)2 dan Ba(OH)2.










Larutan Elektrolit Lemah
Larutan elektrolit lemah adalah larutan elektrolit yang mempunyai daya hantar
listrik lemah karena hanya sebagian kecil molekulnya saja yang terurai menjadi ionion. Nilai α pada
larutan ini berada diantara 0 dan 1 (0 < α < 1). Ciri-cirinya :
• lampu menyala redup atau tidak menyala,
• gelembung gas relatif sedikit,
• persamaan reaksi ditandai dengan dua arah panah ke kanan dan ke kiri.
Contoh larutan elektrolit lemah adalah larutan cuka dapur (CH3COOH), semua
jenis air (H2O), larutan amonium hidroksida (NH4OH).

KEGIATAN PEMBELAJARAN KIMIA KELAS X


A. Kompetensi Dasar Pengetahuan dan Keterampilan

Kompetensi Dasar Kompetensi Dasar


Pengetahuan Keterampilan
3.8 Menerapkan hukum-hukum dasar 4.8 Menganalisis data hasil percobaan
kimia, konsep massa molekul relatif, menggunakan hukum-hukum dasar kimia
persamaan kimia, konsep mol, dan kuantitatif
kadar zat untuk menyelesaikan
perhitungan kimia

Integrasi Alkitab
Yehezkiel 20: 19
PERTEMUAN 8 : Tata nama senyawa anorganik
Senyawa anorganik terdiri dari senyawa dari non logam dan non logam, senyawa dari logam dan non
logam, senyawa asam, basa dan garam.
a. Tata Nama Senyawa Kovalen
Senyawa biner dari dua non-logam umumnya adalah senyawa molekul.
1) Rumus Senyawa
Unsur yang terdapat lebih dahulu dalam urutan berikut ditulis di depan.

Rumus kimia amonia lazim ditulis sebagai NH3 bukan H3N dan rumus kimia air lazim ditulis sebagai H2O
bukan OH2.
2) Nama Senyawa
Penamaan dimulai dari nama non-logam pertama diikuti nama nonlogam kedua yang diberi akhiran –ida.
Contoh:
• HCl = hidrogen klorida
• H2S = hidrogen sulfida
Jika pasangan unsur yang bersenyawa membentuk lebih dari satu jenis senyawa, maka senyawa-senyawa
itu dibedakan dengan menyebutkan angka indeks dalam bahasa Yunani sebagai berikut.
1 = mono 6 = heksa
2 = di 7 = hepta
3 = tri 8 = okta
4 = tetra 9 = nona
5 = penta 10 = deka
Indeks satu (mono) di depan tidak perlu disebutkan.
Contoh:
• CO = karbon monoksida bukan monokarbon monoksida
• CO2 = karbon dioksida bukan monokarbon dioksida
• N2O4= dinitrogen tetraoksida
• N2O3= dinitrogen trioksida
Senyawa yang sudah umum dikenal tidak perlu mengikuti aturan di atas.
Contoh: • H2O = air
• NH3 = amonia
• CH4 = metana
b. Tata Nama Senyawa Ion
Senyawa dari logam dan non-logam umumnya merupakan senyawa ion. Logam membentuk ion positif
(kation) dan non-logam membentuk ion negatif (anion). Di bawah ini nama beberapa kation logam dan
anion non-logam (monoatom dan poliatom) yang perlu dikuasai agar tidak mengalami kesukaran dalam
penulisan rumus kimia dan nama senyawa.
Tabel 1. Beberapa Jenis Kation
PERTEMUAN 9 : PERSAMAAN REAKSI
pada suatu reaksi kimia terdapat dua jenis zat yaitu pereaksi atau reaktan dan produk atau hasil reaksi.
Penulisan reaksi dengan menyatakan lambang unsur atau rumus kimia senyawa yang terlibat dalam reaksi
disebut persamaan reaksi. Rumus umum persamaan reaksi sebagai berikut.

mA + nB → pC + qD
Reaktan Produk
1. Aturan penulisan persamaan reaksi
Persamaan reaksi menyatakan kesetaraan jumlah zat-zat yang bereaksi dengan jumlah zat-zat
hasil reaksi. Untuk menyatakannya digunakan rumus kimia zat-zat, koefisien reaksi, dan wujud
zat. Perhatikan contoh berikut:
2Na (s) + Cl2 (g) → 2NaCl (s)
a. Rumus kimia zat-zat
Zat-zat yang terlibat dalam reaksi kimia dinyatakan oleh rumus kimianya. Rumus pereaksi
diletakkan di ruas kiri dan hasil reaksi diletakkan di ruas kanan. Kedua ruas dihubungkan
oleh tanda panah yang menyatakan arah reaksi.

b. Koefisien reaksi Koefisien reaksi menyatakan jumlah partikel dari setiap pereaksi dan produk
reaksi. Pada contoh di atas, 2 molekul Na bereaksi dengan 1 molekul Cl2 menghasilkan 2
molekul NaCl. Koefisien reaksi 1 umumnya tidak ditulis. Untuk menghitung jumlah atom
unsur, Ananda perhatikan berikut. Rumus menghitung jumlah atom unsur :
Jumlah atom unsur = indeks X koefisien
c. Wujud zat

PERTEMUAN 10 :
A. Hukum–Hukum Dasar Kimia
1. Hukum Lavoiser (Hukum Kekekalan Massa)
Antoine Laurent Lavoisier telah menyelidiki massa zat-zat sebelum dan sesudah reaksi.
Lavoisier menimbang zat sebelum bereaksi, kemudian menimbang hasil reaksinya. Ternyata
massa zat sebelum dan sesudah reaksi selalu sama.
Perubahan materi yang kita amati dalam kehidupan sehari-hari umumnya berlangsung dalam
wadah terbuka. Jika hasil reaksi ada yang berupa gas (seperti pada pembakaran kertas), maka
massa zat yang tertinggal menjadi lebih kecil daripada massa semula. Tetapi jika gas yang
dihasilkan pada pembakaran kertas juga ditimbang massanya, maka massa zat-zat hasil reaksi
akan sama dengan sebelum reaksi.
lihat data hasil reaksi antara Pb(NO3)2 dengan KI dalam wadah tertutup menghasilkan PBI2
dan KNO3 pada Tabel 1. Tabel 1.

Data percobaan massa zat sebelum dan sesudah reaksi:


Dari data percobaan tersebut dapat diketahui massa zat sebelum dan sesudah reaksi tidak ada
perubahan. Hal tersebut membuktikan Hukum Kekekalan Massa, yaitu: “Dalam sistem tertutup,
massa zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama.”
2. Hukum Proust (Hukum Perbandingan Tetap)
Senyawa yang sama meskipun berasal dari daerah berbeda atau dibuat dengan cara yang
berbeda ternyata mempunyai komposisi yang sama. Contohnya, hasil analisis terhadap garam
natrium klorida dari berbagai daerah sebagai berikut.

Berdasarkan penelitian terhadap berbagai senyawa yang dilakukannya, Proust menyimpulkan bahwa
“Perbandingan massa unsur-unsur dalam satu senyawa adalah tertentu dan tetap.”

Anda mungkin juga menyukai