Anda di halaman 1dari 36

MAKALAH MIKROBIOLOGI INDUSTRI

DISUSUN OLEH KELOMPOK 11 :

EKA VALENTIA
NPM 1615041005

FITROTUNNISA ALHANIAH
NPM 1615041011

NAUFAL PANGESTU UTOMO


NPM 1615041014

HERU ISMANTO
NPM 1615041037

DOSEN PENGAMPU :
PANCA NUGRAHINI F, ST.,M.T.

TEKNIK KIMIA
UNIVERSITAS NEGERI LAMPUNG
2016-2017

1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Mikrobiologi industri merupakan suatu usaha untuk memanfaatkan mikroba sebagai bagian komponen untuk
industri atau mengikut sertakan mikroba dalam proses, yang bertujuan untuk menghasilkan produk bernilai
ekonomi dan bermanfaat. Proses mikrobial dikembangkan untuk produksi bahan farmasi seperti antibiotika,
produksi makanan tambahan seperti asam amino, serta produksi enzim, dan produksi industri kimia seperti
butanol dan asam sitrat.

Protein sel tunggal merupakan produk pengembangan bahan makanan berkadar protein tinggi yang berasal
dari mikroba melalui mekanisme bioteknologi. Istilah protein sel tunggal (PST) digunakan untuk
membedakan bahwa protein sel tunggal berasal dari mikro organisme bersel tunggal atau banyak, Contohnya
seperti bakteri atau alga. Pemanfaatan mikroorganisme tersebut dilakukan untuk menghasilkan kualitas
produk makanan berprotein tinggi. Bioteknologi merupakan suatu kajian yang berhubungan dengan
penggunaan organisme hidup atau produknya dalam proses industri berskala besar. Bioteknologi
mikroorganisme adalah aspek bioteknologi industri yang berhubungan dengan proses yang melibatkan
mikroorganisme. Bioteknologi mikroorganisme kadang-kadang disebut mikrobiologi industri, suatu bidang
yang lama dan sudah diperbaharui pada beberapa tahun terakhir ini karena penambahan teknik rekayasa
genetika.

Oleh sebab itu, kita juga mempunyai kewajiban untuk mempelajari berbagai macam mikroba yang berperan
dalam perindustrian. Dengan mempelajari jenis mikroba yang terkandung dalam suatu produksi kita bisa
mengetahui jenis mikroba apa saja yang bermanfaat dan dapat kita lestarikan.
1.2. Tujuan
Adapun tujuan pembuatan tugas ini adalah :
1. Mengetahui sejarah mikrobiologi
2. Mengetahui pengertian mikrobiologi industri
3. Mengkaji hubungan mikrobiologi dengan kehidupan sehari-hari dan potensi kemajuan di masa depan
4. Mempelajari tentang faktor pertumbuhan mikroba dan komposisi nutisinya
5. Memahami aplikasi mikrobiologi pada bidang industri

2
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1. Sejarah Mikrobiologi


Era Robert Hooke dan Antoni van Leeuwenhoek
Robert Hooke (1635-1703) adalah matematikawan, sejarawan alam, dan ahli mikroskopi asal Inggris. Dalam
bukunya yang terkenal, Mikrographia (1665), Hooke mengilustrasikan struktur badan buah dari suatu jenis
kapang. Ini adalah deskripsi pertama tentang mikroorganisme yang dipublikasikan.

Wajah Antoni van Leewenhoek diabadikan dalam prangko di Belanda pada tahun 1937
Orang pertama yang melihat bakteri adalah Antoni van Leeuwenhoek (1632-1723), seorang pembuat
mikroskop amatir berkebangsaan Belanda. Pada tahun 1684, Antoni van Leeuwenhoek menggunakan
mikroskop yang sangat kecil hasil karyanya sendiri untuk mengamati berbagai mikroorganisme dalam bahan
alam. Mikroskop yang digunakan Leeuwenhoek pada saat itu berupa kaca pembesar tunggal berbentuk
bikonveks dengan spesimen yang diletakkan di antara sudut apertura kecil pada penahan logam. Alat itu
dipegang dekat dengan mata dan objek yang ada di sisi lain lensa disesuaikan untuk mendapatkan fokus.
Dengan alat itulah, Leewenhoek mendapatkan kontras yang sesuai antara bakteri yang mengambang dengan
latar belakang sehingga dapat dilihat dan dibedakan dengan jelas.

Dia menemukan bakteri pada tahun 1676 saat mempelajari infusi lada dan air (pepper-water infusion). Van
Leeuwenhoek melaporkan temuannya itu lewat surat pada Royal Society of London, yang dipublikasikan
dalam bahasa Inggris pada tahun 1684. Ilustrasi van Leewenhoek tentang mikroorganisme temuannya dikenal
dengan nama "wee animalcules".

3
Gambar di atas adalah ilustrasi dari mikroskop yang digunakan oleh Robert Hooke pada tahun 1664.
Lensa objektif dipasang di ujung tuas pengatur (G), dengan fokus pada spesimen menggunakan lensa tunggal.
Era Louis Pasteur
Skema percobaan Pasteur

Bertahun-tahun setelahnya, banyak observasi lain yang menegaskan hasil pengamatan van Leeuwenhoek,
namun peningkatan tentang pemahaman sifat dan keuntungan mikroorganisme berjalan sangat lambat sampai
150 tahun berikutnya. Baru pada abad ke 19, yaitu setelah produksi mikroskop meningkat pesat, barulah
keingintahuan manusia akan mikroorganisme mulai berkembang lagi. Louis Pasteur dikenal luas karena
berhasil menumbangkan teori Generatio Spontanea, organisme hidup terjadi begitu saja. Percobaan Pasteur
menggunakan kaldu yang disterilkan dan labu leher angsa membuktikan tentang adanya mikroorganisme.

Era Robert Koch


Sejak abad ke-16, telah diketahui bahwa ada suatu agen penyebab penyakit yang dapat menularkan penyakit.
Setelah penemuannya, dipercaya bahwa mikroorganisme adalah agen yang dimaksud, namun belum pernah
ada bukti. Robert Koch (1842-1910), seorang dokter berkebangsaan Jerman adalah orang pertama yang
menemukan konsep hubungan antara penyakit menular dan mikroorganisme dengan menyertakan bukti
eksperimental. Konsep yang dikemukan oleh Koch dikenal sebagai Postulat Koch dan kini menjadi standar
emas penentuan penyakit menular.

4
Martinus Beijerinck dan Teknik Kultur Penghasilan
Martinus Beijerinck (1851-1931) adalah profesor berkebangsaan Belanda yang berkontribusi besar terhadap
teknik kultur pengkayaan. Pada teknik ini, mikroorganisme diisolasi dari alam dan ditumbuhkan di
laboratorium dengan memanipulasi nutrisi dan kondisi inkubasinya. Dengan menggunakan teknik ini,
Beijerinck berhasil mengisolasi kultur murni berbagai mikroorganisme air dan tanah untuk pertama kalinya.

Sergei Winogradsky dan Konsep Kemolitotrofi


Pekerjaan Sergei Winogradsky (1856-1953), asal Rusia, mirip dengan yang dilakukan Beijerinck, namun dia
mendalami bakteri yang terlibat dalam siklus nitrogen dan siklus sulfur. Konsep kemolitotrofi yang
dicetuskannya berkaitan dengan adanya hubungan antara oksidasi senyawa anorganik dengan konservasi
energi. Dengan menggunakan teknik pengkayaan, Winogradsky berhasil mengisioalsi bakteri pengikat
nitrogen, Clostridium pasteurianum yang bersifat anaerob, dan sebagai cikal bakal konsep fiksasi nitrogen.

2.2. Pengertian Bioteknologi dan Mikrobiologi Industri

Ada banyak definisi mengenai bioteknologi. Salah satu yang paling terkenal adalah definisi yang diberikan
pada Konfrensi Perserikatan Bangsa-Bangsa pada Konfrensi Keanekeragaman Biologi (juga disebut Earth
Summit) pada pertemuan yang diadakan di Rio de Janeiro, Brazil pada tahun 1992. Konfrensi tersebut
mendefinisikan bioteknologi sebagai “segala alikasi teknologi yang menggunakan sistem biologi, makhluk
hidup, atau teori derifatifnya, untuk membuat atau memodifikasi produk atau proses untuk penggunaan yang
spesifik.” Banyak contoh nyata dalam penggunaan untuk membuat dan memodifikasi proses untuk
penggunaan spesifik. Beberapa dari hal tersebut melibatkan mikroorganisme untuk pembuatan antibiotik,
penisilin dan hasil susu, yoghurt; penggunaan mikroorganisme untuk memproduksi asam amino atau enzim
adalah contoh dari bioteknologi. Pengembangan pada bidang biologi molekuler pada dua dekade terakhir,
sudah sangat pesat meningkatkan pemahaman kita pada asam nukleid dalam proses genetik. Hal ini
mengarahkan pada aplikasi dari manipulasi biologi pada level molekular di teknologi seperti teknik genetika
(genetic engineering).Semua aspek dari manipulasi biologi saat ini memiliki dimensi biologi molekuler dan
memperlihatkan kenyamanan untuk membagi bioteknologi ke dalam biotrknologi tradisional yang mana tidak
secara langsung melibatkan asam nukleid atau manipulasi molekuler seperti yang bioteknologi asam nukleid
lakukan.

Mikrobiologi Industri dapat didefinisikan sebagai studi dari produksi skala besar dan berorientasi profit dari
mikroorganisme. Sehingga ragi dapat diproduksi untuk pengkonsumsian langsung sebagai makanan untuk
manusia dan hewan, atau digunakan pada proses pembuatan roti, ethanol, dapat juga dikonsumsi dalam
bentuk minuman beralkohol, atau digunakan pada perusahaan parfum, farmasi, dan sebagainya. Mikrobiologi
secara jelas merupakan cabang dari bioteknologi dan melibatkan tradisional dan aspek asam nukleid.

Mikrobiologi Industri dipelajarai untuk level lanjut dan sarjana pada program Teknik Biokimia, dan untuk
program-program pada Agrikultural dan Teknik Biologi atau Bioengineering. Hal ini bersifat sederhana tetapi
luas cakupannya untuk mengenalkan konsep penting dari bioproses—struktur dan fungsi internal dari
mikroorganisme yang berbeda tipe, jalannya proses metabolismee, enzim-enzim, genetika mikroba, kinetika

5
dan stoikiometri dari pertumbuhan dan informasi produk—untuk insinyur teknik kimia tadisional dan semua
yang berhubungan dengan disiplin ilmu tersebut. Hal tersebut memamparkan bahwa prinsip keinsinyuran
(engineering principles) dibutuhkan untuk sintesis bioproses dan desain, dan ilustrasi pengaplikasian dari
prinsip-prinsip untuk bioteknologi modern untuk produksi yang bersifat farmasi dan biologis, solusi dari
masalah lingkungan, komoditas produksi, dan aplikasi medis.

Dalam mempelajari mikrobiologi dibutuhkan pengetahuan dan keahlian yang berhubungan dengan
laboritorium pada struktur, fisiologi, genetika, penyakit, ekologi, dan taksonomi dari mikroorganisme
tersebut. Pengetahuan di bidang biologi, kimia, fisika, dan matematika adalah kebutuhan untuk mendukung
proses pembelajaran. Terlebih jika memiliki spesialisai pada manusia dan infeksi penyakit hewan, imunologi,
bakteriologi, virology, genetika molekuler, dan lingkungan serta proses industri.

Karakteristik dari Mikrobiologi


Secara umum mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari organisme, Kebanyakan dari mereka tidak dapat
dilihat dengan mata telanjang, termasuk di dalamnya adalah bakteri, alga, protozoa, dan jamur, dan juga agen
aseluler, seperti virus dan prion. Disiplin ilmu mikrobiologi terkadang dibagi menjadi sub-disiplin ilmu
seperti mikrobiologi medis, mikrobiologi lingkungan, mikrobiologi makanan dan mikrobiologi industri. Jarak
antara sub-divisi tersebut terkadang tidak jelas dan dibuat hanya bertujuan untuk kenyamanan. Mengingat
kualifikasi tersebut, karakteristik dari mikrobiolgi industri dapat digarisbawahi dengan membandingkan fitur-
fitur dengan sub-divisi yang lain dari mikrobiologi, dalam makalah ini akan dibandingkan dengan
mikrobiologi medis.

Mikrobiologi Industri Dibandingkan Mikrobiogi Medis


Sub-disiplin dari mikrobiologi industri dan mikrobiologi medis dibagi atas tiga cara yang berbeda. Pertama
adalah motif secara langsung: pada mikrobiologi industri motivasinya adalah keuntungan dan menghasilkan
kesejahteraan. Pada mikrobiologi medis, berfokus secara langsung dari mikrobiologis atau pekerja
laboratorium adalah menawarkan pendapat ahli kepada dokter sebagai contohnya mengenai spektrum dari
pengaruh mikroorganisme yang terisolasi dari kondisi penyakit jadi digunakan untuk membuat pasien
menjadi sehat kembali. Menghasilkan keuntungan dijadikan sebagai tujuan dari mikrobiologis medis tetapi
kesehatan pasien menjadi fokus utama. Perbedaan kedua adalah mikroorganisme yang digunakan tiap
mikrobiologi medis rutin memiliki sedikit atau tidak sama sekali nilai ekonomis, tentunya tanpa melihat dari
kontribusi yang mereka buat untuk memastikan pasien yang membayar pengobatan kembali sehat. Pada
mikrobiologi industri mikrobiologi yang terlibat sangat bernilai dan raison d’etre untuk eksistensi dari
mikrobiologi itu sendiri. Perbedaan ketiga antara dua sub-disiplin adalah skala mikroorganisme diolah. Pada
mikrobiologi industri, skalanya besar dan organisme yang ditanam pada fermentor sama besarnya seperti
50.000 liter atau lebih besar lagi. Pada mikrobiolgi medis yang rutin skala patogen yang dipegang terbatas
dalam milliliter yang sedikit. Jika patogen yang secara normal tidak akan memiliki nilai ekonomi telah diurus
pada skala besar pada mikrobiologi industril, hal tersebut kemungkinan besar disiapkan menjadi vaksin untuk
melawan patogen. Pada pengawasan kondisi tersebut, patogen akan mengahasilkan sebuah nilai ekonomis
dan berpotensi menghasilkan profit; operasi yang secara baik dapat dimasukkan dalam mikrobiologi industri.

Multi-disiplin atau Kerja-tim Mikrobiologi Industri


Tidak seperti keabyakan area disiplin ilmu dari mikrobiologi, mikrobiologis pada pendirian industri
mikrobiologi tidak bekerja sendiri. Biasanya dia hanya sebuah bagian dari fungsi-fungsi yang terus
berinteraksi. Pada organisasi mikrobiolgi industri modern hal-hal tersebut memungkinkan reaksi kimia atau

6
hasil produksi insinyur, biochemist, economist, bantuan hukum, ahli marketing, dan fungsi level tinggi lain.
Mereka bekerjasama untuk mendapatkan tujuan dari perusahaan, yang pastinya bukan sebagai filantropi,
(setidaknya bukan secara langsung) tetapi utamanya untuk menghasilkan keuntungan.

Oleh karena itu kebutuhan kerja tim yang diterangkan seperti di atas, mikrobiologist menmiliki peran sebagai
penengah dan kunci dalam struktur organisasi tersebut. Beberapa fungsinya adalah sebagai berikut:
a. Pemilihan organisme yang digunakan dalam proses
b. Pemilihan medium untuk pertumbuhan mikroorganisme
c. Penentuan kondisi lingkungan saat produktivitas organisme maksimum contohnya: pH, temperature,
kelembaban, dll.
d. Saat produksi yang sebenarnya mikrobiologist harus memantau proses dari kehadiran kontaminan,
dan berpartisipasi pada pengontrolan kualitas untuk memastikan kesatuan dari kualitas produk.
e. Penanganan yang tepat sehingga sifat yang diinginkan dapat dipertahankan.
f. Pengembangan dari performa mikroorganisme melalui manipulasi genetik atau dengan pemulihan
media.

2.3. Pertumbuhan dan Nutrisi yang dibutuhkan Mikrobiologi

Faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan Mikroba

Kemampuan mikroorganisme untuk tumbuh dan tetap hidup merupakan suatu hal yang penting untuk
diketahui. Pengetahuan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroba sangat penting di
dalam mengendalikan mikroba. Berikut ini faktor-faktor penting yang mempengaruhi pertumbuhan mikroba :
a) Suplai Nutrisi
Mikroba sama dengan makhluk hidup lainnya, memerlukan suplai nutrisi sebagai sumber energi dan
pertumbuhan selnya. Unsur-unsur dasar tersebut adalah : karbon, nitrogen, hidrogen, oksigen, sulfur, fosfor,
zat besi dan sejumlah kecil logam lainnya. Ketiadaan atau kekurangan sumber-sumber nutrisi ini dapat
mempengaruhi pertumbuhan mikroba hingga pada akhirnya dapat menyebabkan kematian. Kondisi tidak
bersih dan higinis pada lingkungan adalah kondisi yang menyediakan sumber nutrisi bagi pertumbuhan
mikroba sehingga mikroba dapat tumbuh berkembang di lingkungan seperti ini. Oleh karena itu, prinsip
daripada menciptakan lingkungan bersih dan higinis adalah untuk mengeliminir dan meminimalisir sumber
nutrisi bagi mikroba agar pertumbuhannya terkendali.

b) Suhu / Temperatur
Suhu merupakan salah satu faktor penting di dalam mempengaruhi dan pertumbuhan mikroorganisme. Suhu
dapat mempengaruhi mikroba dalam dua cara yang berlawanan :
1) Apabila suhu naik maka kecepatan metabolismee naik dan pertumbuhan dipercepat.
2) Sebaliknya apabila suhu turun, maka kecepatan metabolismee akan menurun dan pertumbuhan
diperlambat.
3) Apabila suhu naik atau turun secara drastis, tingkat pertumbuhan akan terhenti, kompenen sel menjadi
tidak aktif dan rusak, sehingga sel-sel menjadi mati.
Berdasarkan hal di atas, maka suhu yang berkaitan dengan pertumbuhan mikroorganisme digolongkan
menjadi tiga, yaitu :
1) Suhu minimum yaitu suhu yang apabila berada di bawahnya maka pertumbuhan terhenti.
2) Suhu optimum yaitu suhu dimana pertumbuhan berlangsung paling cepat dan optimum. (Disebut

7
juga suhu inkubasi)
3) Suhu maksimum yaitu suhu yang apabila berada di atasnya maka pertumbuhan tidak terjadi.
Sehubungan dengan penggolongan suhu di atas, maka mikroba digolongkan dalam tabel berikut :

Berdasarkan ketahanan panas, mikroba dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu :


1) Peka terhadap panas, apabila semua sel rusak apabila dipanaskan pada suhu 60 oC selama 10-20 menit.
2) Tahan terhadap panas, apabila dibutuhkan suhu 100o C selama 10 menit untuk mematikan sel.
3) Thermodurik, dimana dibutuhkan suhu lebih dari 60o C selama 10-20 menit tapi kurang dari 100oC selama
10 menit untuk mematikan sel.

c) Keasaman atau Kebasaan (pH)


Setiap organisme memiliki kisaran pH masing-masing dan memiliki pH optimum yang
berbeda-beda. Kebanyakan mikroorganisme dapat tumbuh pada kisaran ph 8,0 – 8,0 dan nilai pH di
luar kisaran 2,0 sampai 10,0 biasanya bersifat merusak.

d) Ketersediaan Oksigen
Mikroorganisme memiliki karakteristik sendiri-sendiri di dalam kebutuhannya akan oksigen.
Mikroorganisme dalam hal ini digolongkan menjadi :

1) Aerobik : hanya dapat tumbuh apabila ada oksigen bebas.


2) Anaerob : hanya dapat tumbuh apabila tidak ada oksigen bebas.
3) Anaerob fakultatif : dapat tumbuh baik dengan atau tanpa oksigen bebas.
4) Mikroaerofilik : dapat tumbuh apabila ada oksigen dalam jumlah kecil.

e). Kelembaban dan Pangaruh Kebasahan serta Kekeringan


Mikroba mempunyai nilai kelembaban optimum. Pada umumnya untuk pertumbuhan ragi dan bakteri
diperlukan kelembaban yang tinggi di atas 85%, sedangkan untuk jamur di perlukan kelembaban yang
rendah dibawah 80%. Banyak mikroba yang tahan hidup di dalam keadaan kering untuk waktu yang lama,
seperti dalam bentuk spora, konidia, artospora, klamidospora dan kista. Setiap mikroba memerlukan
kandungan air bebas tertentu untuk hidupnya, biasanya diukur dengan parameter aw (water activity) atau
kelembaban relatif. Mikroba umumnya dapat tumbuh pada aw 0,998-0,6. Bakteri umumnya memerlukan
aw 0,90- 0,999. Mikroba yang osmotoleran dapat hidup pada aw terendah (0,6) misalnya khamir
Saccharomyces rouxii. Aspergillus glaucus dan jamur benang lain dapat tumbuh pada aw 0,8. Bakteri
umumnya memerlukan aw atau kelembaban tinggi lebih dari 0,98, tetapi bakteri halofil hanya
memerlukan aw 0,75. Mikroba yang tahan kekeringan adalah yang dapat membentuk spora, konidia atau
dapat membentuk kista.

8
Bakteri sebenarnya mahluk yang suka akan keadaan basah, bahkan dapat hidup di dalam air. Hanya di dalam
air yang tertutup mereka tak dapat hidup subur, hal ini di sebabkan karena kurangnya udara bagi mereka.
Tanah yang cukup basah baiklah bagi kehidupan bakteri. Banyak bakteri menemui ajalnya, jika kena udara
kering. Meningococcus, yaitu bakteri yang menyebabkan meningitis, itu mati dalam waktu kurang daripada
satu jam, jika digesekkan di atas kaca obyek. Sebaliknya,spora-spora bakteri dapat bertahan beberapa tahun
dalam keadaan kering. Pada proses pengeringan, air akan menguap dari protoplasma. Sehingga kegiatan
metabolismee berhenti. Pengeringan dapat juga merusak protoplasma dan mematikan sel. Tetapi ada mikroba
yang dapat tahan dalam keadaan kering, misalnya mikroba yang membentuk spora dan dalam bentuk kista.
Adapun syarat-syarat yang menentukan matinya bakteri karena kekeringan itu ialah bakteri yang ada dalam
medium susu, gula, daging kering dapat bertahan lebih lama dari pada di dalam gesekan pada kaca obyek.
Demikian pula efek kekeringan kurang terasa, apabila bakteri berada di dalam sputum ataupun di dalam agar-
agar yang kering. Pengeringan di dalam terang itu pengaruhnya lebih buruk daripada pengeringan di dalam
gelap. Pengeringan pada suhu tubuh (37°C) atau suhu kamar (+ 26 °C) lebih buruk daripada pengeringan
pada suhu titik-beku. Pengeringan di dalam udara efeknya lebih buruk daripada pengeringan di dalam vakum
ataupun di dalam tempat yang berisi nitrogen. Oksidasi diduga merupakan faktor kematian.

f). Pengaruh Perubahan Nilai Osmotik


Tekanan osmosis sebenarnya sangat erat hubungannya dengan kandungan air. Apabila mikroba diletakkan
pada larutan hipertonis, maka selnya akan mengalami plasmolisis, yaitu terkelupasnya membran sitoplasma
dari dinding sel akibat mengkerutnya sitoplasma. Apabila diletakkan pada larutan hipotonis, maka sel
mikroba akan mengalami plasmoptisa, yaitu pecahnya sel karena cairan masuk ke dalam sel, sel
membengkak dan akhirnya pecah. Berdasarkan tekanan osmosis yang diperlukan dapat dikelompokkan
menjadi:
1. Mikroba osmofil, adalah mikroba yang dapat tumbuh pada kadar gula tinggi.
2. Mikroba halofil, adalah mikroba yang dapat tumbuh pada kadar garam halogen yang tinggi.
3. Mikroba halodurik, adalah kelompok mikroba yang dapat tahan (tidak mati) tetapi tidak dapat tumbuh pada
kadar garam tinggi, kadar garamnya dapat mencapai 30 %.

9
Contoh mikroba osmofil adalah beberapa jenis khamir. Khamir osmofil mampu tumbuh pada larutan gula
dengan konsentrasi lebih dari 65 % wt/wt (aw = 0,94). Contoh mikroba halofil adalah bakteri yang termasuk
Archaebacterium, misalnya Halobacterium. Bakteri yang tahan pada kadar garam tinggi, umumnya
mempunyai kandungan KCl yang tinggi dalam selnya. Selain itu bakteri ini memerlukan konsentrasi Kalium
yang tinggi untuk stabilitas ribosomnya. Bakteri halofil ada yang mempunyai membran purple bilayer,
dinding selnya terdiri dari murein, sehingga tahan terhadap ion Natrium.

g). Kadar Ion Hidrogen (pH)


Mikroba umumnya menyukai pH netral (pH 7). Beberapa bakteri dapat hidup pada pH tinggi (medium
alkalin). Contohnya adalah bakteri nitrat, rhizobia, actinomycetes, dan bakteri pengguna urea. Hanya
beberapa bakteri yang bersifat toleran terhadap kemasaman, misalnya Lactobacilli, Acetobacter, dan Sarcina
ventriculi. Bakteri yang bersifat asidofil misalnya Thiobacillus. Jamur umumnya dapat hidup pada kisaran pH
rendah. Apabila mikroba ditanam pada media dengan pH 5 maka pertumbuhan didominasi oleh jamur, tetapi
apabila pH media 8 maka pertumbuhan didominasi oleh bakteri. Berdasarkan pH-nya mikroba dapat
dikelompokkan menjadi 3 yaitu:
a. Mikroba asidofil, adalah kelompok mikroba yang dapat hidup pada pH 2,0-5,0,
b. Mikroba mesofil (neutrofil), adalah kelompok mikroba yang dapat hidup pada pH 5,5-8,0.
c. Mikroba alkalifil, adalah kelompok mikroba yang dapat hidup pada pH 8,4-9,5.
Berikut adalah table mikroba dan pH tumbuhnya:

Nutrisi Mikroba

Biosintesis dari komponen selular dibutuhkan untuk pertumbuhan, reproduksi dan perawatan mengharuskan
sebuah suplai nutrisi dasar dan sumber energi. Klasifikasi nutrisi terdiri atas sumber energi yang terspesifik,
berupa elektron/hidrogen dan karbon digunakan oleh organism.
Kategori (pengelompokan) nutrisi pada mikroorganisme

Chemotrof memperoleh energi dengan oksidasi molekul organik atau non organik, sedangkan batasan
fototrof menggunakan energi dari cahaya. Keduanya memiliki sumber hidrogen dan elektron yang
memungkinkan. Organotrof mengoksidasi bentuk awal molekul organik, seperti gula, untuk memperoleh
elektron atau hidrogen, ambang batasan lithotrof memperoleh elektron dari molekul inorganik tereduksi,
termasuk hidrogen sulfida dan ammonia. Autotrof menghasilkan CO sebagai sumber utama dari karbon,
10
ambang batasanberbagai macam heterotrof menggunakan ambang batas yang panjang untuk mereduksi
molekul organik, termasuk hidrokarbon, lipid, asam organik, gula sederhana dan polisakarida.

Sel mikroba harus memperoleh sebuah ambang batasan elemen kimia untuk memenuhi kebutuhan nutrisi
mereka. Keempat hal tersebut, karbon makronutrisi, hidrogen, oksigen dan nitrogen, harus tersedia dalam
perhitungan gram per liter dari media pertumbuhan. Elemen-elemen ini, bersamaan dengan fosfor dan sulfur,
adalah komponen utama dari polimer seluler major: lipid, asam nukleid, polisakarida dan protein. Minor
elemen yang lainnya, termasuk kalsium, zat besi, potassium dan magnesium dibutuhkan pada level milligram
per liter; elemen-elemen yang ditemukan, terutama cobalt, baja, mangan, molybdenum, nikel, selenium dan
zinc, dibutuhkan hanya dalam mikrogram.

Tabel Komposisi Mikroorganisme

Nutrisi-Nutrisi Makro

Fermentasi autotrof yang menghasilkan CO2 jarang dioperasikan pada skala industri: hampir semua
melibatkan pertumbuhan heterotof. Pada fermentasi heterotrof, sumber karbon dibutuhkan pada media yang
konsentrasinya relative tinggi, terkadang sekitar 10-20 g/L atau lebih, mereka menyediakan ‘kerambang
batas’ karbon untuk biosintetis dan juga mnyediakan sumber energi. Umumnya, gula sebagai sumber karbon
dan energi yang baik, beberapa glukosa lebih disukai sebagai substrat mikroorganisme. Hidrogen dan oksigen
dapat diperoleh dari molekul air dan organik. Garam ammonia terkadang disukai sebgai sumber nitrogen,

11
contohnya urea yang terkadang digunakan. Terlebih lagi beberapa bakteri fikasasi nitrogen, seperti yang kita
kenal yaitu Azotobacter and spesies Rhizobium dapat menghasilkan molekul nitrogen.

Elemen-Elemen Mikro
Fosfor umumnya tersedia sebagai ion fosfat inorganik, terkadang juga sebagai penyangga pH. Elemen ini
penting untuk sintesis asam nukleid, perantara metabolisme karbohidrat dan molekul-molekul yang terlibat
pada transduksi energi, contohnya pada adenosine triphosphate (ATP) dan nicotinamide adenine
dinucleotide phosphate (NADP). Konsentrasi media yang normalnya dibutuhkan tidak lebih dari 100 mg/L.
Sulfur dibutuhkan untuk produksi sulfur yang berisi asam amino cystine, cysteine and methionine, dan
beberapa vitamin.

Elemen minor yang lain, seperti kalsium, zat besi, potassium dan magnesium, harus dibutuhkan pada jumlah
yang sedikit namun kuantitas yang signifikan, biasanya lebih sedikit dari 10-20 mg/L. Beberapa elemen
minor penting untuk aktivitas enzim yang spesifik. Contohnya, zat besi yang penting untuk beberapa
oksidasi-reduksi enzim, sebagian sitokrom dan potassium dibutuhkan oleh enzim untuk sintesis protein dan
ion peghadang DNA fosfat. Beberapa elemen minor juga memiliki fungsi structural: ion magnesium
dilibatkan pada stabilisasi ribosom dn beberapa kebutuhan untuuk merawat dindig sel dan kekuatan
membran. Potasium digunakan untuk pompa energi kemiosmotik.

Elemen-Elemen Lain yang Terlibat


Elemen-elemen yang terlibat seperti cobalt, baja, mangan, molybdenum, nikel, selenium dan zinc. Elemen ini
dibutuhkan pada konsentarasi 0.1–1 mg/L, atau kurang. Konsentrasi normal nya pada suplai air, atau
kontaminan di dalam bahan-bahan penyusun media memenuhi persyaratan ini. Secara keseluruhan nutrisi
meminta beraeka ragam mikroorganisme yang berbeda. Banyak bacteria yang dapat tumbuh pada media
berisi karbon dan sumber energi elemen mineral dasar. Mikroorganisme yang mampu tumbuh pada media
minim dikatakan sebagai prototof. Bagaimanapun, mikroorganisme yang lain harus diberikan molekul
spesifik dalam sebuah bagi lengkap. Mikroorganisme yang tidak dapat tumbuh tanpa tambahan substansi
organik, seperti asam amiono atau vitamin, disebut auxotroph. Media perkekembangan mikroorganisme
membutuhkan jenis vitamin tertentu dan suplemen penunjang pertumbuhan, terutama vitamin B (thiamin, B1;
riboflavin, B2; pyridoxine, B6; cobalamin, B;biotin; asam nicotinic; and asam pantothenic ). Sebagian kecil
mikroorganisme membutuhkan vitamin yang larut dalam lemak (A, D, E dan K); meskipun vitamin C
menunjang pertumbuhan tetapi bukan faktor pertumbuhan.

Penyerapan Nutrisi
Nutrisi dari lingkungan harus ditransportasikan melewati membran sel ke dalam sel. Hal ini merupakan
ambang batas pengukuran dalam mengkonversi materi mentah menjadi produk dan kepentingan utama dalam
proses industri fermentasi. Penyerapan sejumlah kecil nutrisi dengan difusi pasif tidak membutuhkan
perantara. Nutrisi yang biasanya larut dalam lemak dan dapat memasuki membran hidrofobik, seperti
gliserol dan urea. Bagaimanapun juga, ini merupakan mekanisme yang tidak efisien, pengukuran penyerapan
tergantung pada kebesaran gradien konsentrasi di sekeliling membran. Kebanyakan zat terlarut harus
ditransportasikan melalui mekansime yang aktif dan spesifik, karena membrannya merupakan selektif
permeable. Juga, mikroorganisme biasanya tidak menempati lingkungan alami dimana konsentrasi nutrisinya
rendah. Sehingga hal ini penting untuk mengakumulasi zat terlarut melawan gradien konsentrasi, konsentrasi
intraseluler dari molekul terkadang lebih tinggi dari tingkat lingkungan. Kebanyakan zat terlarut
penyerapannya membutuhkan protein pembantu yang menjangkau membran. Zat terlarut berpartisipasi dalam
difusi terfasilitasi yang tidak membutuhkan energi secara langsung. Hal ini langsung dilakukan oleh gradien
konsentrasi melewati membran dan dapat kembali seperti semula (reversible). Penyerapan nutrisi ke dalam
sel berlangsung secara berkelanjutan, karena langsung melakukan metabolisme. Mekanisme ini jarang terlihat

12
pada prokariot, digunakan untuk perpindahan gula dan asam amino, dan zat pembantu biasanya berada
dalam sebuah kelompk zat terlarut yang berhubungan. Secara signifikan meningkatkan ambang batas difusi,
yang mana protein pembantu tercampur dengan nutrisi yang dibantu.

Mekanisme Transportsi aktif memperbolehkan akumulasi material yang melawan gradien konsentrasi, yang
penting dalam lingkungan dimana level nutrisinya rendah. Beberapa sistem meperbolehkan akumulasi 100-
1000 kali lebih besar dari konsentrasi luar. Bagaimanapun juga, mekanisme ini membutuhkan input langsung
dari energi metabolis yang penting, ATP atau gradiennya proton, digunakan sebagai pengarah transportasi
aktif. Pada difusi terfasilitasi, protein pembantu dilibatkan dan kebanyakan memiliki spesifikasi tinggi.
Gradien proton yang dilibatkan pada nutrisi memasuki sel, seperti gula, asam amino atau molekul asam
organik secara terstimulasi ditransportasikan dengan sebuah proton, disebut dengan simport. Gradien proton
juga dapat digunakan untuk membentuk gradien ion sodium melewati membran. Saat ion sodium
meninggalkan sek pada proses pemasukan proton, disebut antiport.

Masa Pertumbuhan
Selama masa fermentasi populasi mikroorganisme melalui beberapa fase pertumbuhan yang berbeda: lag,
akselerasi, pertumbuhan eksponensial, deselerasi, stasioner dan mati.

Pada fase lag secara virtual tidak terjadi pertumbuhan dan populasi mikroba konstan. Ini adalah masa
aktivitas metabolis yang intens dimana inokulum beradaptasi terhadap lingkungan baru. Ketika sel
berinokulasi dalam medium yang baru mungkin saja mengalami pengurangan pada enzim yang penting,
vitamin, kofaktor, dll, yang harus disintesis agar menghasilkan nutrisi yang sesuai dengan pembelahan sel-sel
tersebut. Komposisi fermentasi kimia mempengaruhi fase lag. Biasanya fase ini lebih lama jika inokulum
tumbuh dengan sumber karbon yang berbeda di media tumbuh yang baru, karena sel-sel harus mensitesis
enzim membutuhkan katabolis substrat baru. Stress psikologis dapat juga berpengaruh, terutama pada sel
yang ditransfer dari sebuah media okulum yang tekanan osmoticnya rendah (konsentrasi zat terlarut rendah)
ke medium baru yang tekanan osmotiknya tinggi (konsentrasi zat terlarut tinggi). Faktor lain yang
mempengaruhi fase lag adalah usia, konsentrasi, viabilitas, morfologi dari inokulum. Secara umum, inokulum
dipersiapkan dari sel yang dipanen pada fase eksponensial (periode yang paling padat) yang
menawarkanlebih singkat fase lag dari fase pemanenan. Ketika sel-sel sudah beradaptasi terhadap
lingkungan baru mereka akan memasuki fase akselerasi. Pembelahan sel terjadi dengan meningkatnya

13
frekuensi hingga ambang batas pertumbuhan maksimum untuk kondisi spesifik dari masa fermentasi. Pada
bagian pertumbuhan eksponensial dimulai dan jumlah sel/biomassa meningkat secara konstan. Secara
matematis, pertumbuhan eksponesial dapat dideskripsikan dengan dua cara; yang berhubungan dengan
biomassa (x) dan yang berhubungan dengan jumlah sel (N). Untuk biomassa sel, pertumbuhan dapat dilihat
sebagai reaksi autocatalyst. Sehingga, ambang batas pertumbuhan tergantung pada konsentrasi biomassa,
contohnya katalis, yang hadir pada waktu yang diberikan. Dapat dideskrpsikan sebagai berikut:
Ambang batas perubahan dari biomassa adalah dx/dt =mx
Dimana x = konsentrasi dari biomassa (g/L), = ambang batas pertumbuhan spesifik (per jam) and t =
waktu (h).
Saat grafiknya berada pada biomassa sel berbanding waktu, produknya adalah garis yang berbelok dengan
kemiringan meningkat secara konstan dan dapat diturunkan dari persamaan sebelumnya menjadi =1/x*dx/dt
(gambar a)

Selama periode pertumbuhan eksponensial yang sebenarnya, persamaan di atas dapaet diintegrasikan menjadi
persamaan berikut:
xt=xoe t
dimana xt= konsentrasi biomassa setelah waktu t, x= konsentrasi biomassa pada permulaan fase
eksponensial,dan e = basis alami logaritma.
Menggunakan logaritme alami loge (ln), memberikan
ln xt= ln xo+mt
Persamaan ini adalah bentuk dari y = c (perpotongan pada sumbu y) + mx dimana m= gradien, yang mana ini
adalah persamaan umum dari grafik garis lurus. Untuk sel pada fase eksponensial, alur dari logaritma natural
konsentrasi biomassa berbanding waktu, semilog alur, harus menghasilkan sebuah garis lurus dengan
kecuraman (gradien) yang sama dengan m (gambar b) atau
m=(ln xt– lnx)/t o
(catatan: saat menempatkan nilai log10 bukan natural log, gradien dari plot semilog adalah sama dengan
m/2.303)

14
Pendekatan kedua adalah dengan menghitung pertumbuhan yang berhubungan dengan jumlah sel, dimana
jumlah sel pada permulaaan pertumbuhan eksponensial adalah No. Jika kita memperhatikan sebuah kasus
hipotesis dimana populasi sel mikroba pada hal pertumbuhan eksponensial ini adalah satu (No=1), dapat kita
deskripsikan fisi binary sebagai berikut:

Hasilnya, setelah periode pertumbuhan eksponesial, waktu (t), jumlah sel (Nt) menjadi
Nt = No 2n
Dimana n=jumlah pembelahan, No = jumlah sel mula-mula. Menggunakan natural alogaritma menjadi
In Nt = In No + n In 2
Sehingga, jumlah pembelahan (n) yang sudah dihasilkan menjadi

Jumlah pembelahan tiap unit selama periode pertumbuhan eksponensial ini ditentukan dengan membaginya
dengan periode waktu (t):

Dimana n/t = pembelahan ambang batas konstan (jumlah rata-rata generasi yang dihasilkan per jam)
Terkadang, kita tidak benar-benar tertarik pada jumlah pembelahan per jam, per unit, tapi lebih tertarik
kepada nilai pertengahan atau waktu penggandaan (td), maksudnya, waktu yang dibutuhkan untuk melakukan
sebuah generasi tunggal yang mneggandakan populasi. Sehingga,

Selama pertumbuhan eksponensial, ketika semua nutrisi disuplai terus-menerus dan sehingga tidak terbatas,
terdapat sebuah hubungan langsung antara jumlah sel dan konsentrasi biomassa, diasumsikan bahwa ukuran
tengah sel adalah konstan.

Ini merupakan pertumbuhan yang seimbang, dan sebuah hubungan langsung antara pertumbuhan spesifik dan
waktu penggandaan juga bisa didirikan. Bagaimanapun, di bawah kondisi dimana nutrisi esensial menjadi
terbatas, pertumbuhan tidak seimbang, dan variasi pada jumlah sel (N) dan konsentrasi biomassa (x) terjadi,
selama sintesis molekul pengisi sel.

Jika kita memperhatikan sebuah situasi dimana pada waktu nol, biomassa sel adalah xo, kemudian setelah
periode yang sudah ditetapkan (t) dari pertumbuhan eksponensial, sebanding dengan satu waktu penggandaan
(td), biomassa mikroba akan menjadi ganda untuk 2xo contohnya xt = 2xo, saat t=td. Penggantian parameter ini
menjadi persamaan xt=xoe t memberikan
2xo = xoe td
Menggunakan logaritme natural menghasilkan
In2xo = In xo + td
atau
td = In2xo
Maka pada kasus ini

15
Persamaan dx/dt x adalah pergantian biomassa, memperkirakan pertumbuhan yang terjadi secara tidak
tentu. Bagaimanapun, selama masa pertumbuhan mikroorganisme secara kontinyu memetabolikkan suplai
yang terbatas dari nutrisi yang tersedia pada fermentasi. Setelah waktu tertentu ambang batas pertumbuhan
berkurang dan akhirnya terhenti. Pemberhentian pertumbuhan ini bisa behubungan dengan pengurangan
nutisi esensial (sumber karbon, asam amino esensial, dll) atau menghasilkan racun metabolis, seperti ethanol
dan asam laktid atau kombinasi dari pengurangan nutrisi dan akumulasi racun. Monod menunjukkan bahwa
ambang batas pertumbuhan adalah perkiraan fungsi hiperbolis dari konsentrasi nutrisi pembatas
pertumbuhan. Hal ini berdampak pada pengurangan nutrisi esensial pada pertumbuhanyang bisa
dideskripsikan secara matematis dengan persamaan Monod, dalam sebuah bentuk yang sama yang kita
gunakan pada biokemistri, dimana kinetic Michaelis-Manten mendefinisikan ambang batas dari reaksi enzim
katalase dalam hubungan dengan konsentrasi substratnya:

Dimana µmax = pertumbuhan spesifik maksimum (per jam) dari sel, contohnya ketika konsentrasi substrat
tidak terbatas;
S = konsentrasi batas substrat (g/L); Ks = campuran tetap, konsentrasi (g/L) dari nutrisi batas menjadikan
1
pertumbuhan di pertengahan ambang batas pertumbuhan spesifik maksimum, yaitu /2 max, dan
pengukuran dari afinitas nutisi sel.
Saat sebuah mikroorganisme disediakan dengan substrat terbatas pada konsentrasi lebih besar dari K s, dan
dengan seluruh nutrisi sisa lainnnya, mikroorganisme akan tumbuh secara eksponen pada ambang batas
maksimum, yaitu ketika S>> Ks kemudian max. Bagaimanapun, selama tingkat substrat ini berkurang,
akhirnya menjadi terbatas dan tidak lagi dapat mempertahankan max. Ini merupakan permulaan dari fase
deselerasi atau penurunan. Saat konsentrasi yang sifatnya residu dari substrat yang terbatas mencapai Ks dan
turun menjadi di bawah konsentrasi, terdapat sebuah efek samping berupa penurunan perlahan tingkat
pertumbuhan (µ).
Ambang batas pertumbuhan spesifik dari mikroorganisme berlanjut dengan penurunan hingga seluruh
substrat yang tersedia terbatas dimetabolisi. Pertumbuhan tidak lagi berlangsung dan sel memasuki fase statis.
Pada bagian ini, pertumbuhan secara keseluruhan sudah berkurang dan mendekati nol dan tidak ada
perubahan jumlah sel/bio massa (angka pembelahan sel sama dengan angka kematian sel). Durasi dari fase
stasioner bergantung terhadap mikroorganisme yang terlibat dan kondisi lingkungan. Untuk sel yang tidak
dapat bertahan dengan membentuk pori, akan diikuti dengan fase kematian eksponensioal saat sel mati pada
angka yang tetap dan terkadang terjadi penghancuran.

16
2.4. Hubungan Mikrobiologi dengan Kehidupan Sehari-hari
Para peneliti telah melakukan berbagai penelitian untuk mengetahui peranan yang ditimbulkan oleh mikroba.
Antara lain adalah Louis Pasteur yang tertarik pada industri minuman anggur dan perubahan-perubahan yang
terjadi selama proses fermentasi. Pada zaman dahulu, orang memperbaiki mutu produk-produk fermentasinya
dengan cara mencoba-coba, tanpa menyadari bahwa mutu sesungguhnya bergantung kepada penyediaan atau
perbaikan kondisi bagi pertumbuhan mikroorganisme pelaku fermentasi tersebut. Barulah setelah Pasteur
menelaah peranan mikroorganisme dalam proses fermentasi pada pembuatan anggur maka orang menjadi
mengerti bahwa mikroorganisme itulah yang menyebabkan terjadinya fermentasi.

Dimana proses fermentasi terjadi karena enzim yakni zat yang dihasilkan sel hidup yang menyebabkan
berlangsungnya reaksi-reaksi kimiawi tertentu. Untuk masa berpuluh-puluh tahun tetap dianut adalah tentang
proses fermentasi. Proses tersebut adalah suatu proses kimia. Karena jasad pemrosesannya tidak nampak.
Serta kalaupun kemudian adanya pertumbuhan jasad (misal ragi) pada permukaan larutan dianggap sebagai
akibat proses fermentasi. Tetapi berkat penelitian tiga orang ahli, antara lain Pasteur pada tahun 1830, dapat
diketahui dan dipastikan bahwa proses fermentasi adalah proses biologis dimana mikroorganisme (ragi) yang
berperan. Ia membuktikan bahwa mikroorganisme merupakan penyebab fermentasi. Setelah memeriksa
banyak kelompok minuman anggur, maka dia menemukan berbagai macam mikroorganisme. Pasteur
menetapkan bahwa dengan seleksi yang tepat terhadap mikroorganisme yang bersangkutan, maka dapat
dipastikan bahwa akan diperoleh hasil yang baik dan merata secara konsisten.
Untuk mencapai hal ini, maka mikroorganisme yang sudah ada dalam sari buah harus dihilangkan dan
fermentasi yang baru dimulai dengan biakan, yaitu suatu pertumbuhan mikroorganisme yang diambil dari
tong anggur yang dinilai baik. Pasteur menyarankan agar menghilangkan tipe-tipe mikroorganisme yang

17
tidak diinginkan dengan pemanasan-yang tidak sampai merusak aroma sari buah tetapi cukup tinggi untuk
membunuh mikroorganisme. Ia mendapati bahwa perlakuan dengan suhu 62,80C selama setengah jam
cukuplah untuk mencapai hal tersebut.

Menurut Pasteur, fermentasi asam laktat yang tidak ingin terjadi dari kontaminasi dengan bakteri berbentuk
batang. Produksi etanol terjadi karena aktivitas sel khamir. Menurut penelitian yang dilakukan Pasteur bahwa
jenis bakteri mampu mengubah gula menjadi produk akhir. Jadi suatu bakteri menyebabkan pembentukan
asam laktat dari gula. Jenis lain membentuk asam butirat dan seterusnya. Pasteur menemukan bahwa proses
fermentasi terjadi tanpa adanya udara. Ialah yang pertama menggunakan istilah aerob (aerobic) dan anaerob
(anaerobic) yang artinya proses yang memerlukan udara dan proses yang yang tidak mungkin berlangsung
jika tidak ada udara.

Kini proses ini, dinamai pasteurisasi, digunakan secara meluas pada industri fermentasi, tetapi yang paling
kita kenal ialah yang dimanfaatkan di industri hasil susu (dairy product), untuk membunuh jasad-jasad renik
penyebab penyakit yang terdapat dalam susu dan produk-produk susu.

Selain bermanfaat mikroba juga dapat merugikan. Beberapa penelitian yang telah dilakukan pada ahli
mengenai kerugian yang dapat ditimbulkan oleh mikroba antara lain:
Koch membuktikan bahwa bakteri tersebut penyebab anthrax dengan cara memisahkan bakteri untuk batang
tersebut dari bakteri lain yang ada kemudian menginjeksikannya ke dalam tikus yang sehat. Tikus selanjutnya
menunjukkan perkembangan menuju anthrax dan bakteri yang diisolasi dari tikus menunjukkan kesamaan
bakteri yang berasal dari domba yang sakit sebelumnya. Pada 1876, setelah meneliti selama 6 tahun Koch
mengumumkan bahwa dia telah menemukan bakteri penyebab anthrax. Ia juga menyarankan bahwa ternak
sakit supaya dibunuh dan dibakar atau dikubur yang dalam, setelah ia mengetahui bahwa spora yang
dihasilkan oleh bakteri dapat bertahan hidup selama berbulan-bulan di daerah peternakan.

Dengan penemuan anthraxnya, Koch merupakan orang pertama yang membuktikan mikroba tertentu
merupakan agen penyakit tertentu. Selanjutnya Koch dan kawan-kawan menemukan bakteri penyebab
tuberculosis dan cholera. Perkembangan teknik laboratorium untuk mempelajari mikroorganisme. Koch dan
anggotanya banyak memberi kontribusi mengenai teknik-teknik tersebut. Diantaranya adalah prosedur
pengecatan bakteri untuk pengamatan dengan mikroskop cahaya dan juga Koch menemukan bakteri yang
menimbulkan tuberkolosis dan kolera. Berkat penelitian Koch ini maka ihwal dan penyebab penyakit TBC,
tifus, difteri, kolera dan gonore serta antraks, dapat terungkap dan dipisahkan secara murni. Yang paling

18
penting untuk diketahui adalah Postulat Koch yang menjadi dasar bagi seorang ahli untuk mencari,
menemukan dan mengetahui jasad penyebab suatu penyakit didalam suatu wabah yang sedang berkecamuk.
Tahap-tahap kerja Postulat tersebut mempunyai 4 dalil, yaitu :
1. Bahwa mikroorganisme yang disangka penyebab harus selalu didapatkan pada semua penderita
penyakit dan tidak didapatkan pada bukan penderita atau yang masih sehat.
2. Bahwa mikroorganisme penyebab harus dapat dibiakkan secara murni di dalam media tanpa kehadiran
bagian/jaringan jasad yang tadinya dikenai.
3. Bahwa biakan jasad yg sudah dibiakkan, bila diinokulasikan (disuntikkan) kepada hewan percobaan,
akan menimbulkan gejala penyakit yang sama.
4. Bahwa biakan jasad yang sudah diinokulasikan. Dapat diisolasi/dipisahkan kembali serta kalau
kemudian dibiakkan akan mempunyai bentuk yang sama seperti asal.

Pasteur (1877) menangani masalah antraks. Penyakit pada sapi, domba, dan terkadang manusia. Setelah
mengamati penyebab penyakit itu dari darah hewan yang mati karena penyakit tersebut. Maka ia
menumbuhkannya dalam labu –labu di laboratorium. Walaupun sejak jaman dulu sudah banyak ahli yang
mempunyai keyakinan bahwa penyebab penyakit dapat berpindah tempat dan menyebar dari satu orang ke
orang lain, baik melalui udara, melalui air ataupun melalui pembawa lainnya.

Kircher (1602-1680) menjelaskan cara-cara yang pasti tentang penularan, penyebaran dan perpindahan jasad
penyebab penyakit lebih terperinci. Uraian, bahasan, dan batasan Kircher inilah yang kemudian dapat
mengungkapkan berbagai jenis penyebab penyakit serta cara penyebaran dan penularannya, seperti yang
kemudian dilanjutkan oleh Panum (1820-1885) ahli kedokteran Denmark untuk penyakit campak, Snow
(1813-1858) dan Budd (1811-1880) tentang epidemi kolera Asia, dan sabagainya. Pada periode ini terjadinya
gejala pembengkakan pada luka yang dibiarkan, kemudian diketahui, disebabkan oleh adanya pertumbuhan
mikroorganisme pengubah darah menjadi nanah yang kemudian banyak hidup di sekitar dan di dalam luka.

Francastoro dari Verona (1483-1553) menyatakan bahwa penyakit dapat disebabkan oleh jasad renik yang
terlalu kecil untuk dapat dilihat yang dipindahkan (ditularkan) dari seseorang ke seseorang lain dan dasar-
dasar yang meyakinkan tentang perpindahan dan penyebaran jasad penyebab penyakit.

Von Plnciz dari Vienna (1762) tidak hanya mengemukakan bahwa sesungguhnya makhluk hiduplah yang
menjadi penyebab penyakit, tetapi juga berpendapat bahwa berbagai jasad renik menimbulkan bermacam-

19
macam penyakit pula. Konsepsi parasitisme, yakni adanya organisme yang hidup pada atau didalam
organisme lain dengan mengambil nutrient dari padanya, tersebar luas dalam tahun 1700-an.

Pada bidang pertanian mikroba juga dapat merugikan, misalnya penelitian yang telah dilakukan oleh
Iwanowski (1892) sarjana mikroorganisme Rusia, meneliti penyebab penyakit aneh pada daun tembakau
(yang dikenal dengan nama TMV/tobacco mosaic virus). Dimitri Ivanovski menunjukkan bahwa agen yang
menyebabkan penyakit mosaik pada tembakau dapat ditularkan melalui ekstrak tanaman yang sakit. Ekstrak
tersebut disaring dengan filter yang ditemukan oleh kawan-kawan Pasteur dimana filter tersebut diketahui
dapat menyaring bakteri.

Pasteur meneliti pebrine, penyakit pada ulat sutra yang menghancurkan industri sutra yang penting. Ternyata
masalah itu rumit, dan selama bertahun mereka mencari-cari pemecahannya dengan susah payah. Akan
tetapi, pada akhirnya ia berhasil mengisolasi jasad renik (suatu protozoa) penyebabnya. Pasteur bahkan
mengembangkan lebih lanjut dan menganjurkan kepada para petani ulat sutra agar mereka menyeleksi ulat–
ulat baru yang sehat dan bebas penyakit untuk menghindari penyakit itu. Walaupun merugikan, namun secara
tidak langsung mikroba tersebut dapat berfungsi pula sebagai obat dari penyakit yang ditimbulkannya, yang
disebut dengan antibiotik yang dilakukan melalui vaksinasi. Hal ini dibuktikan secara tidak sengaja oleh
Pasteur pada tahun 1880 yang menggunakan teknik dari Koch untuk mengisolasi dan membiakkan bakteri
yang menyebabkan kolera pada ayam. Untuk membuktikan penemuannya, Pasteur membuat demonstrasi
dihadapan publik tentang percobaannya yang telah dilakukan berulang kali di laboratorium. Dia
menginjeksikan biakkan bakteri kolera pada ayam sehat dan menunggunya sampai ayam tersebut
menunjukkan gejala penyakit. Akan tetapi hasilnya membuat Pasteur mendapat malu karena ayamnya tetap
hidup dan sehat. Pasteur kemudian mengevaluasi langkah-langkah yang menyebabkan demonstrasi tersebut
gagal. Dia menemukan bahwa secara kebetulan dia menggunakan biakan tua seperti yang telah dilakukan
sebelumnya, dan satu kelompok adalah ayam yang tidak pernah di inokulasi. Selanjutnya kedua kelompok
ayam tersebut diinjeksi dengan biakan segar. Hasilnya, kelompok ayam yang kedua mati sedang kelompok
ayam yang pertama tetap sehat.

Pertama hal ini membuatnya bingung, tetapi Pasteur segera menemukan jawabannya. Pasteur menemukan
bahwa, bakteri jika dibiarkan tumbuh menjadi biakan tua menjadi avirulen yaitu kehilangan virulensinya atau
kemampuan untuk menyebabkan penyakit. Tetapi bakteri avirulen ini masih dapat menstimulasikan sesuatu
dalam tubuh host dan pada infeksi berikutnya manjadi imun atau tahan terhadap penyakit. Pasteur selanjutnya
menerapkan prinsip imunisasi untuk mencegah anthrax. Pasteur menyebut bakteri yang telah avirulen

20
tersebut dengan vaccin dari bahasa latin vacca yang artinya sapi dan imunisasi dengan biakan tersebut dikenal
dengan vaksinasi (istilah yang diturunkan dari bahasa Latin vacca yang berarti “sapi”) dan imunisasi dengan
biakan bakteri diatenuasi disebutnya vaksinasi. Dengan vaksinasi tersebut Pasteur mengenali atau mengetahui
hasil kerja sebelumnya yang dilakukan oleh Edward Jenner (1749 – 1823) yang telah sukses
memfaksinasikan para pekerjanya di peternakan yang telah terkena cowpox dari ternak sapinya tetapi tidak
pernah berkembang menjadi serius. Jenner menduga bahwa karena terbiasa menghadapi cowpox akan
mencegahnya dari serangan smallpox. Untuk membuktikan hipotesisnya ini Jener menginokulasi James
Phipps pertama dengan materi yang menyebabkan cowpox yang diambil dari luka, kemudian dengan agen
smallpox. Anak laki-laki tersebut tidak menunjukkan gejala smallpox.

Nama Pasteur selanjutnya dikenal dimana-mana dan oleh banyak orang dianggap sebagai peneliti tentang
mikroorganisme yang ajaib. Untuk itu ia diminta membuat vaksin pencegah hidrofobia atau rabies, penyakit
yang ditularkan ke manusia melalui gigitan anjing, kucing, atau binatang yang terinfeksi lainnya.

Pasteur adalah seorang ahli kimia, bukan dokter dan Pasteur tidak biasa memperlakukan manusia. Disamping
kenyataan bahwa penyebab penyakit rabies adalah belum diketahui, tetapi Pasteur mempunyai keyakinan
yang kuat bahwa itu adalah mikroorganisme. Ia dapat membuat kelinci terkena penyakit setelah diinokulasi
dengan saliva anjing. Selanjutnya Pasteur dan asistennya mengambil otak dan tulang belakang kelinci
tersebut dan mengeringkannya dan membuatnya menjadi larutan. Anjing yang diinokulasi dengan campuran
tersebut dapat terhindar dari rabies. Akan tetapi vaksinasi terhadap anjing sangat berbeda dengan manusia.
Pada bulan Juli 1885, seorang anak laki-laki bernama Joseph Meister digigit oleh serigala dan keluarganya
membujuk Pasteur untuk menginokulasi anak tersebut. Kekawatiran Pasteur dan orang-orang menjadi
berkurang setelah anak laki-laki tersebut tidak mati.

Dalam waktu yang bersamaan. Elie Metchnikoff (1845-1916) yang bekerja di laboratorium Pasteur,
mengamati bahwa leukosit, semacam sel dalam darah manusia, dapat memakan bakteri penyebab penyakit
yang ada dalam tubuh. Pelindung terhadap infeksi ini dinamakan fagosit atau “pemakan sel” dan prosesnya
disebut fagositosis. Dalam pengertian umum, kata sepsis berarti infeksi, antisepsis berkenaan dengan cara-
cara pemberantasan atau pencegahan infeksi. Telah dikemukakan mengenai diperkenalkannya oleh
Semmelweis tentang cara-cara aseptik selama kelahiran agar mengurangi terjadinya demam nifas karena
mikroorganisme.

21
Dalam tahun 1864, misalnya, Lister mencatat 45 persen dari pasiennya sendiri meninggal setelah
pembedahan. Desinfektan pada waktu itu belum dikenal, tetapi asam karbolat (fenol). Sudah diketahui
membunuh bakteri ,maka Lister menggunakan larutan encer asam tersebut untuk merendam perlengkapan
bedah dan menyemprot ruang bedah. Luka dan torehan yang dilindungi dengan cara ini jarang terkena infeksi
dan dengan cepat menjadi sembuh. Demikian gemilangnya keberhasilannya itu sehingga tekniknya dengan
cepat diterima oleh para ahli bedah lain, dan praktek antisepsis inilah yang mendasari prinsip teknik asesptik
masa kini yang digunakan untuk mencegah masuknya mikroorganisme kedalam luka atau insisi. Sekarang
banyak sekali macam zat kimia, seperti alkohol dan larutan iodium, dan teknik fisik, seperti misalnya
saringan udara, dan lampu ultraviolet germisidal (dapat membunuh kuman), yang digunakan menurunkan
jumlah mikroorganisme di tempat – tempat seperti kamar bedah dan kamar anak- anak untuk bayi yang
prematur.

Berdasarkan kepada disiplin didalam bidang mikrobiologi, akan nampak jelas kaitan ilmu tersebut sebagai
ilmu dasar dan ilmu terapan. Sebagai ilmu dasar karena di dalamnya tercakup pembahasan permasalahan
yang berhubungan dengan bentuk, sifat, perkembangbiakan, penyebaran dan lingkungan yang
mempengaruhinya. Sedang sebagai ilmu terapan, karena secara langsung jasad-jasad yang terdapat di dalam
dapat berperan, baik di bidang yang menguntungkan seperti proses pembuatan dan peningkatan nilai gizi-
nutrisi dan organik bahan makanan, industri farmasi, industri kimia, bidang pertanian dan sebagainya. Juga
secara langsung peranan jasad-jasad sebagai penyebab penyakit pada tanaman, hewan dan manusia, serta
sebagai jasad penghasil toksin (racun) yang membahayakan. Bahkan peranan mikroorganisme di dalam
lingkungan hidup, yang saat ini mulai dikembangkan adalah: Sebagai jasad yang secara langsung ataupun
tidak langsung mempengaruhi lingkungan dan juga sebagai jasad yang secara langsung ataupun tidak
langsung dipengaruhi oleh lingkungan.

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka pengembangan penggunaan mikroorganisme sebagai jasad
parameter-alami (indikator–alami) terhadap perubahan di dalam lingkungan, mulai banyak digunakan,
khususnya akibat adanya pencemaran domestik (dari rumah tangga) ataupun non-domestik (dari pabrik,
industri, pertanian dan sebagainya).

2.5. Aplikasi Mikrobiologi pada Bidang Industri


Pada ekonomi dalam skala yang besar, di lingkungan dan kebutuhan sosial, mikrobiologi industri berkaitan
dengan pendayagunaan mikroorganisme dalam skala besar, termasuk enzim, makanan, minuman, stok bahan
kimia pangan, bahan bakar dan farmasi, dan teknologi yang bersih dengan memperhatikan perawatan limbah
dan kontrol polusi.

22
Syarat mikroba sebagai bahan industri :
1. Mempunyai produktifitas yang tinggi.
2. Berupa biakan murni yang telah diketahui sifat-sifatnya. Untuk menjaga agar biakan tetap murni dalam
proses, maka kondisi lingkungan harus dijaga steril.
3. Unggul. Pada kondisi fermentasi yang diberikan, mikroba harus mampu menghasilkan perubahan-
perubahan yang dikehendaki secara cepat dengan produksi yang tinggi.
4. Stabil. Tidak mudah mengalami perubahan atau mutasi akibat perubahan lingkungan.
5. Tidak patogen, bagi manusia maupun binatang. Jika digunakan, mikroba patogen harus dijaga agar tidak
menimbulkan akibat samping pada lingkungan.

Pertumbuhan Mikroorganisme di Sektor Industri


Ketika medium berkembang,kondisi fisik lingkungan dari fungsi mikrobiologi pada sistem kultur massa
haruslah didefinisikan. Hal ini terkadang melibatkan kontrol secara presisi dari agitasi, tempratur, perubahan
pH, dan oksigenisasi. Larutan penyangga fosfat dapat digunakan untuk mengontrol pH selain itu juga
berfungsi sebagai sumber fosfor. Pembatasan oksigen, terutama menjadi hal yang kritis pada proses
pertumbuhan aerob. Konsentrasi O2 dan perubahan harus cukup tinggi untuk memiliki O2 berlebih di dalam
sel sehingga tidak dibatasi geraknya. Ini menjadi benar terjadi ketika kultur mikroba yang padat bertumbuh.
Saat filamen jamur dan actinomycetes dibiakkan, pengudaraan (airasi) bisa dibatasi ke depannya dengan
pertumbuhan filamen.

Gambar hasil pertumbuhan filamen di media plastik setelah 18 jam, seperti kaldu non-Newtonian, yang
menawarkan reistansi lebih untuk pencampuran dan airasi. Untuk meminimalisasi masalah ini, kultur dapat
dibesarkan sebagai ikatan partikel buatan.

Hal ini penting untuk memastikan bahwa faktor fisik ini tidak sebatas pertumbuhan mikroba.
Mikroorganisme bisa dibesarkan pada tabung kultur, labu kocok, dan fermenter pengaduk atau sistem kultur
massa lain. Fermenter pengaduk berukuran 3 atau 4 liter hingga 100.000 liter atau lebih, bergantung pada
syarat-syarat produksi. Sebuah tipe industri deilengkapi pengaduk fermentasi diilustrasikan pada gambar
berikut:

23
Unit ini membutuhkan investasi modal besar dan operator ahli. Semua persyaratan dalam langkah
pertumbuhan dan pemanenan produk harus memperhatikan kondisi aseptik (bebas bakteri).

Tidak hanya media yang bersih dari pengairan, perubahan pH, pengambilan sampel dan proses monitoring
harus diperhatikan dalam kontrol serius. Ketika dibutuhkan, agen pengontrol busa harus ditambahkan,
terutama dengan media protein tinggi. Komputer biasanya digunakan untuk memonitor output dari
pengamatan yang dilakukan secara hati-hati dalam menetukan biomassa mikroba, level kritis produk
metabolis, pH, input dan komposisi gas sisa, dan parameter lain. Informasi seperti ini dibutuhkan untuk
proses yang akurat dan kontrol produk. Kondisi lingkungan dapat berubah atau berlangsung dalam waktu
yang konstan, bergantung pada tujuan untuk proses situ sendiri.

Dalam waktu yang terjadwal sebuah komponen kritis di dalam medium, tak jarang sumber karbon,
ditambahkan terus-menerus sehingga mikroorganisme tidak akan kelebihan substrat. Kelebihan substrat bisa
menyebabkan limbah metabolis yang tidak diinginkan. Ini sangat penting terutama pada glukosa dan
karbohidrat lain. Jika terdapat kelebihan glukosa pada permulaan fermentasi, dapat dikatabolisikan menjadi
ethanol, yang menjadi produk dengan sesuatu yang hasilnya tidak sempurna an berkurang. Ini dapat terjadi
pada kondisi aerob.

Produk mikroba dapat diklasifikasikan menjadi metabolisme yang pertama dan yang kedua. Seperti yang
terlihat pada gambar berikut:

24
Metabolisme pertama terdiri dari senyawa yang berhubungan dengan pembentukan sel mikroba pada fase
pertumbuhan. Di dalamnya termasuk asam amino, nukleotida, dan fermentasi akhir produk seperti ethanol
dan asam organik. Industi yang menggunakan enzim, baik yang berhubungan dengan sel mikroba atau
exoenzim terkadang dibentuk oleh mikroorganisme selama pertumbuhan. Enzim ini dapat ditemukan pada
produksi makanan dan finising tekstil.

Metabolisme kedua biasanya terakumulasi selama periode pembatasan nutrisi atau produk akumulasi sisa
yang diikuti dengan fase pertumbuhan aktif. Senyawa ini tidak memiliki hubungan langsung dengan sintesis
material sel dan pertumbuhan normal. Kebanyakan antibiotik dan mycotoxin termasuk pada kategori ini.

Macam-macam Metode Kultur Massa (Metode Pembiakan)


Pada penambahan campuran fermentasi, metode lain bisa digunakan untuk pembiakkan mikroorganisme pada
proses industri. Pada banyak kasus proses-prose ini akan menurunkan biaya produksi dan menyediakan
pertumbuhan dengan kondisi terspesialisasi yang dibutuhkan untuk sintesis produk.
Disamping metode pencampuran bahan-bahan fermentasi tradisional, terdapat cara lain untuk membiakkan
mikroorganisme. Cara-cara tersebut digambarkan pada gambar berikut, tabung pengangkat bahan fermentasi
(gambar a), yang mengurangi kebutuhan untuk pencampuran yang dapat ditemukan pada filamen fungi. Juga
tersedia kondisi fermentasi padat (gamber b), dimana substrat tidak dicairkan ke dalam air. Pada berbagai tipe
tetap (gambar c) dan reactor fluida (gambar d), mikroorganisme dihubungkan dengan lapisan atas inert
sebagai biofilm dan media yang aliran yang telah menahan partikel.

25
Produk Skala Besar dalam Mikrobiologi Industri
Mikrobiologi Industri telah menyediakan produk-produk yang memiliki dampak terhadap kehidupan kita
dalam cara yang langsung maupun kurang diapresiasi. Produk ini telah merubah hidup kita dan juga jangka
hidup kita. Termasuk di dalamnya produk industri dan produk agricultural, zat aditid makanan, produk medis
untuk kesehatan manusia dan hewan, dan biofuel. Di tahun-tahun terakhir, senyawa nanobiotik digunakan
yang digunakan untuk mensejahterakan populasi manusia dan hewan.
Antibotik
Kebanyakan antibiotik diproduksi oleh mikroorganisme, actinomytes yang merupakan genus Streptomyces
dan fungi berfilamen.
Penisilin

26
Penisilin, diprodroduksi oleh Penicillium chrysogenum, merupakan contoh dari fermentasi dengan
memperhatikan secara hati-hati perubahan media komposisi untuk memproduksi hasil yang maksimum.
Produksi sel yang berlangsung cepat, saat level glukosa tinggi digunakan sebagai sumber karbon, tidak
mengarah kepada hasil produk antibiotik maksimum. Penyediaan laktosa disakarida yang terhidrolisasi
lambat, dikombinasikan dengan ketersediaan nitrogen terbatas, menstimulasi akumulasi pertumbuhan
penisilin setelahnya seperti pada gambar di bawah. Hasil yang sama dapat diperoleh dengan menggunakan
pemberian glukosa secara lambat dan berkelanjutan.

Fermentasi penisilin melibatkan control nutrisi yang tepat. Pembentukan penisilin dimulai saat nitrogen dari
ammonia menjadi terbatas. Setelah banyak laktosa (disakarida yang terkatabolis lambat) telah berkurang,
glukosa (monosakarida yang digunakan cepat) ditambahkan bersamaan dengan level nitrogen yang rendah.
Hal ini menstimulasi transformasi maksimum dari sumber karbon untuk penisilin.
Streptomycin
Strptomycin adalah metabolisme sekunder yang diproduksi oleh Streptomyces griseus, yang mengganti
kondisi lingkungan dan ketersediaan substrat juga berpengaruh pada akumulasi produk akhir. Pada fermentasi
ini sebuah media dari kedelai digunakan bersama dengan glukosa sebagai sumber karbon. Sumber nitrogen
dalam bentuk kombinasi yang membatasi pertumbuhan. Perkembangan antibiotik terus berlanjut. Saat ini,
ada 6.000 antibiotik sudah dideskripsikan, dengan 4.000 dari turunan actinomycetes. Sekitar 300 antibiotik
ditemukan tiap tahunnya. Berikut adalah grafik fermentasi waktu streptomycin berbanding dengan
konsentrasi, terlihat bahwa pengurangan glukosa membuat hasil produk meningkat.

27
Corynebacterium glutamicum yang kurang atau hanya memiliki kemampuan terbatas untu memproses, siklus
TCA menyalurkan α-ketoglutarat kepada succinyl-CoA seperti gambar berikut:

Sebuah level biotin terkontrol dan peanmbahan asam lemak menurunkan hasil berupa pengingkatan
permeabilitas membran dan eksresi asam glutamic yang tinggi konsentrasi.

Lisin, merupakan asam amino essensial yang digunakan untuk sereal suplemen dan roti, mulanya diproduksi
dalam dua langkh proses mikroba. Telah terjadi penukaran fermentasi satu cara dengan bakteri
Cornynebacterium glutamicum menahan sintetis homoserine, lisin terakumulasi. Lebih dari 44 g/liter dapat
diproduksi dalam 3 hari.

28
Asam Amino
Asam amino seperti lisin dan asam glutamic digunakan pada industri makanan sebagai suplemen yang
bernutrisi pada produk roti dan sebagai senyawa penambah rasa seperti monosodium glutomat (MSG).
Produksi asam amino dibawa oleh mutan teratur, yang memiliki kemampuan menurunkan limit sintesis dari
produk akhir. Mikroorganisme normal menghindari produksi berlebih dari perantara biokimia pertukaran
metabolisme seluler secara hati-hati. Produksi asam glutamik dan beberapa asam amino dalam jumlah yang
besar saat ini menggunakan mutan dari Cyanobacterium glutamicum yang kurang atau hanya memiliki
kemampuan untuk memproses yang terbatas.
Asam Organik
Produksi asam organik oleh mikroorganisme adalah hal yang penting dalam mikrobiologi industri dan sitris,
asetik, laktik, fumarik, dan asam glukonik adalah produk besar. Saat ini kebanyakan asam sitris diproduksi
oleh mikroorganisme; 70% digunakan pada industri makanan dan minuman ringan, 20% pada farmasi dan
sisanya di aplikasi industri lain.
Essense dari fermentasi asam asam sitis membatasai penyebaran jejak logam seperti mangan dan zat besi
untuk memberhentikan pertumbuhan Aspergilus niger pada bagian tertentu dalam fermentasi.
Tabel Asam Organik yang diproduksi oleh Proses Menggunakan Mikroba
Produk Mikroorganisme yang Penggunaan Kondisi fermentasi
digunakan
Asam asetic Acetobacter dan larutan Berbagai macam Oksidasi satu cara,
ethanol makanan dengan 15% larutan
terproduki; 95-99%
produk akhir
Asam citric Aspergillus niger dalam Farmasi, zat additif Konsentrasi karbohidrat
medium dari molase makanan tinggi dan pembatasan
sisa logam yang
terkontrol
Asam fumaric Rhizopus nigricans Perusahaan resin, Fermentasi aerob kuat;
dalam medium dari gula tanning dan sizing perbandingan nitrogen
karbonkritis; zinc harus
dibatasi; hasil produk
60%
Asam gluconic Aspergillus niger dalam Pembawa kalsium dan Menggunakan agitasi
medium dari garam sodium atau pengaduk bahan
mineral fermentasi; 95% produk
akhir
Asam Itaconic Aspergillus terreus Ester dapat Medium aerob yang
dalam medium molase dipolimerisasi untuk tinggi, pH di bawah 2.2;
garam membuat plastic 85% hasil akhir
Asam kojic Aspergillus flavus- Perusahaan fungisida Zat besi harus dikontrol
oryzae dalam medium dan insektisida sata secara hati-hati untuk
karbohidrat inorganik terkompleksi dengan menghindari reaksi
logam dengan asam kojic
setelah fermentasi
Asam lactic Homofermentatif Sebagai pembawa untuk Media murni untuk
Lactobacillus kalsium dan sebagai fasilitas ekstraksi
delbrueckii acidifier

29
Senyawa yang digunakan untuk pegobatan dan kesehatan
Sebagai tambahan, produk-produk skala besar yang telah diproduksi selama 30 hingga 40 tahun seperti
antibiotik, asam amino dan asam organik, mikroorganisme yang digunakan untuk produksi senyawa non
abiotik. Hal ini termasuk hormon sex, agen anti tumor, ionofor, dan senyawa khusus yang mempengaruhi
bakteri, jamur, serangga dan tumbuhan. Pada kasus seperti ini, dibutuhkan keahlian memproduksi dan
memperbaiki produk dengan kondisi pengontrolan yang seksama untuk memastikan senyawa medis penting
ini mencapai tangan konsumen dalam kondisi stabil dan efektif.

Tabel senyawa nonantibiotik yang digunakan dalam produksi mikroorganisme:

Jenis senyawa Sumber Produk Spesifik Proses/Organisme


Terlibat
Polieter Streptomyces Monensin Coccidiostat, penumbuh
Avermectin cinnamonensis rumenal
Statin S. lasaliensis Lasalocid Coccidiostat, penumbuh
rumenal
S. albus Salinomycin Coccidiostat, penumbuh
rumenal helmintes dan
arthropoda
S.avermitilis
Aspergillus terreus Lovastatin Helmintes dan
arthropoda
Pennicillium citrinum + Pravastatin Penurun kolesterol
actinomycete
Inhibitor enzim S. clavaligerus Asam clavulanic Penurun kolesterol
Actinoplanes sp. Acarbose Inhibitor Penicillinase
Bioherbisida S. hygroscopicus Bialaphos Inhibitor Intestinal
gkukosidase
(menurunkan
hyperglycemia dan
sintesis triglyserid
Immunosuppressan Tolypocladium inflatum Cyclosporin A Transplan organ
S. tsukabaensis FK-506 Transplan organ
S. hygroscopicus Rapamycin Transplan organ
Agen anabolic Gibberella zeae Zearalenone Penyembuhan hewan
ternak
Uterocontractan Claviciceps purpurea Ergot alkaloid Induksi labor
Agen antitumor S. peuceticus subsp. Doxorubicin Perawatan kanker
Caesius
S. peuceticus Daunorubicin Perawatan kanker
S. caespitosus Mitomycin Perawatan kanker

S. verticillus Bleomycin Perawatan kanker

30
Biopolimer
Biopolimer adalah polimer yang dihasilkan dari mkroba yang digunakan untuk memodifikasi karakter dari
cairan dan sebagai penyedia gelling agent. Banyak ditemukan pada ranah farmasi dan industri makanan.
Keuntungan dari menggunakan biopolymer mikroba adalah produksinya tidak bergantung pada cuaca, hal-hal
bersifat politik yang membatasi tersedianya suplai bahan mentah, dan pengurangan sumber daya alam.
Fasilitas produksi juga dapat ditempatkan dekat dari daerah dengan substrat yang tidak mahal (contohnya
area agrikultur)

Setidaknya 75% polisakarida digunakan sebagai stabilizer, pendispersi partikel, pembentuk agen lapisan, atau
sebagai kampanye hemat air. Polisakarida membantu menjaga tekstur dari makanan beku, seperti es krim
yang sangat bergantung pada perubahan tempratur. Polisakarida ini harus menjaga property dengan kondisi
pH pada makanan tertentu dan cocok dengan polisakarida yang lain. Tidak voleh kehilangan karakter fisik
jika dipanaskan.

Biopolimer yang dimaksud (1) dextran, digunakan sebagai peluas dan penyerap darah; (2) Polisakarida
Erwinia untuk cat; dan (3) polyester, turunan dari Pseudomonas oleovorans sebagai wadah plastic makanan.
Mikrofibil selulosa diproduksi oleh tekanan dari Acetobacter,digunakan sebagi pengeras makanan.
Polisakarida seperti scleroglukan digunakan pada industri minyak sebgai pembuat lubang pada lumpur.
Polimer Xanthan meningkatkan kembali minyak dengan mengembangkan aliran air dan pengaturan
penempatan minyak.

Cyclodextrin memiliki struktur yang unik. Oligasakarida yang melingkar terdapat gula yang tergabung pada
α-1,4. Cyclodextrin dapat digunakan untuk berbagai kepentingan karena senyawa berbentuk lingkarannya
melekat dengan substan dan memodifikasi property fisik. Contohnya. Cyclodextrin akan meningkatkan
kelarutan bahan farmasi, mengurangi kepahitan, dan menutupi bau dari bahan kimia. Cyclodextrin juga dapat
digunakan sebagai penyerap untuk menghilangkan kolesterol dari telur dan mentega atau melindungi spesi
dari oksidasi.

31
Biosurfaktan
Banyak surfaktan yang telah digunakan atas dasar kepentingan komersial merupakan kimia sintetik. Saat ini
minat menggunakan biosurfaktan meningkat. Terutama untuk aplikasi berhubungan dengan lingkungan
dimana biodegrabilitas sebagai syarat utama. Biosurfaktan yang digunakan untuk emulsifikasi, meningkatkan
kemampuan detergen, kebasahan dan fase dispersi sebanding dengan kelarutan. Properti sperti ini
pentingpada bioremediasi, dispersi pembagian minyak da meningkatkan kembali mutu minyak (enhance oil
recovery—EOR).
Mikroba paling luas penggunaan biosurfaktannya adalah glikolipid. Senyawa ini memiliki daerah hidrofilik
dan hidrofobik terpisah, dan struktur akhir senyawa dan karakteristik bergantung pada kondisi pertumbuhan
tertentu dan penggunaan karbon. Hasil yang baik didapatkan dengan substrat insoluble. Biosurfaktan ini
adalah agen pemisah bagus sekali dan telah digunakan dengan pemisahan minyak Exxon Valdez.
Proses Biokonversi
Biokonversi, juga dikenal sebagai transformasi mikroba atau biotransformasi. Adalah sebgain kecil
pertukaran molekul, sperti penyisipan hydroxyl atau fungsi keto atau saturasi/desaturasi dari struktur siklus
yang kompleks, yang dibawa oleh mikroorganisme yang tidak dapat tumbuh. Mikroorganisme bekerja
sebagai biokatalis. Biokonversi memiliki banayk keuntungan atas prosedur kimia. Sebuah keuntungan
besarnya adalah stereochemical; bentuk aktif biologis suatu produk dibuat. Di lain hal, kebanaykan sintetis
kimia memproduksi bahan dari satu atau dua isomer yang dapat digunakan secara efisien oleh organism.
Enzim juga membawa reaksi spesifik selama kondisi yang tidak keras, dan molekul air yang tidak dapat
terlarut lebih banyak dapat ditransformasikan. Bakteri uniseluler, actinomycetes dan ragi telah digunakan
pada bebrbagai biokonversi. Enzim yang bertanggungjawab terhadap konversi ini bisa berupa intraseluler dan
ekstraseluler.
Salah satu tipe biokonversi adalah hidroksilasi dari steroid. Air steroid yang tidak dapat larutdilarutkan pada
aseton dan kemudian ditambahkan pada sistem reaksi yang meuat sel mikroba sebelum tumbuh. Modifikasi
dari hal ini dipantau dan ahasil akhir diekstraksikan dari medium dan dijernihkan.

Biotransformasi dibawa oleh enzim bebas atau sel intak yang tidak tumbuh yang memiliki keterbatasan.
Reaksi yang terjadi pada ketidakadaan metabolisme aktif—tanpa mengurangi energi atau ATP menjadi
tersedia terus-menerus—adalah reaksi eksergonik utama. Jika ATP atau reduktan dibutuhkan, sebuah sumber
energi seperti glukosa harus disuplai dengan kontrol kondisi tidak tumbuh.
Saat sel vegetative ditahan atau spora masuk, biomassa mikroba biasanya hanya digunakan satu kali. Pada
akhir proses, sel-sel dimusnahkan. Sel terkadang digunakan ulang setelah menempelkan mereka dengan

32
pertukaran getah ion atau dengan interaksi ion atau immobilisasi pada matriks polimer. Ionik, kovalen dan
penangkapan fisik pendekatanya dengan menggunakan sel mikroba terimmobilisasi, spora dan enzim.
Mikroorganisme juga dapat terimmobilisasi pada batang dinding bagian dalam. Cairan kemudian
dimodifikasi dan melewati jalur peredaran di dalam mikroorganisme; pendekatan ini dapat diaplikasikan pada
banyak proses industri dan lingkungan. Di dalamnya termasuk biokonversi steroid, degradasi fenol, dan
produksi antibiotik secara luas, enzim, asam orgabik dan perantara metabolis. Salah satu aplikasi sel sebagai
biokatalis adalah pengembalian logam murni dari proses arus dilutasi.

33
BAB 3
KESIMPULAN

Sejarah mikrobiologi dimulai pada era Robert Hooke dan Antoni van Leeuwenhoek yang mengilustrasikan
struktur badan buah dari suatu jenis kapang. Ini adalah deskripsi pertama tentang mikroorganisme yang
dipublikasikan. Antoni van Leeuwenhoek menggunakan mikroskop yang sangat kecil hasil karyanya sendiri
untuk mengamati berbagai mikroorganisme dalam bahan alam. Mikroskop yang digunakan leeuwenhoek
pada saat itu berupa kaca pembesar tunggal berbentuk bikonveks dengan spesimen yang diletakkan di antara
sudut apertura kecil pada penahan logam. Dengan alat itulah, Leewenhoek mendapatkan kontras yang sesuai
antara bakteri yang mengambang dengan latar belakang sehingga dapat dilihat dan dibedakan dengan jelas.
Bertahun-tahun setelahnya, banyak observasi lain yang menegaskan hasil pengamatan van Leeuwenhoek,
namun peningkatan tentang pemahaman sifat dan keuntungan mikroorganisme berjalan sangat lambat sampai
150 tahun berikutnya. Baru pada abad ke 19, yaitu setelah produksi mikroskop meningkat pesat, barulah
keingintahuan manusia akan mikroorganisme mulai berkembang lagi. Louis Pasteur dikenal luas karena
berhasil menumbangkan teori Generatio Spontanea, organisme hidup terjadi begitu saja. Percobaan pasteur
menggunakan kaldu yang disterilkan dan labu leher angsa membuktikan tentang adanya mikroorganisme.
Robert koch (1842-1910), seorang dokter berkebangsaan jerman adalah orang pertama yang menemukan
konsep hubungan antara penyakit menular dan mikroorganisme dengan menyertakan bukti eksperimental.
Konsep yang dikemukan oleh Koch dikenal sebagai postulat koch dan kini menjadi standar emas penentuan
penyakit menular. Martinus Beijerinck menemukan teknik kultur penghasilan. Menggunakan teknik ini,
beijerinck berhasil mengisolasi kultur murni berbagai mikroorganisme air dan tanah untuk pertama kalinya.
Sergei winogradsky menemukan konsep kemolitotrofi. Konsep kemolitotrofi yang dicetuskannya berkaitan
dengan adanya hubungan antara oksidasi senyawa anorganik dengan konservasi energi. Dengan
menggunakan teknik pengkayaan, Winogradsky berhasil mengisioalsi bakteri pengikat nitrogen, clostridium
pasteurianum yang bersifat anaerob, dan sebagai cikal bakal konsep fiksasi nitrogen.

Mikrobiologi industri dapat didefinisikan sebagai studi dari produksi skala besar dan berorientasi profit dari
mikroorganisme. Sehingga ragi dapat diproduksi untuk pengkonsumsian langsung sebagai makanan untuk
manusia dan hewan, atau digunakan pada proses pembuatan roti, ethanol, dapat juga dikonsumsi dalam
bentuk minuman beralkohol, atau digunakan pada perusahaan parfum, farmasi, dan sebagainya. Mikrobiologi
secara jelas merupakan cabang dari bioteknologi dan melibatkan tradisional dan aspek asam nukleid. Faktor-
faktor penting yang mempengaruhi pertumbuhan mikroba suplai nutrisi, suhu / temperatur, keasaman atau
kebasaan (pH), ketersediaan oksigen, kelembaban dan pangaruh kebasahan serta kekeringan, pengaruh
perubahan nilai osmotik, kadar ion hydrogen. Selama masa fermentasi populasi mikroorganisme melalui
beberapa fase pertumbuhan yang berbeda: lag, akselerasi, pertumbuhan eksponensial, deselerasi, stasioner
dan mati.

Pada ekonomi dalam skala yang besar, di lingkungan dan kebutuhan sosial, mikrobiologi industri berkaitan
dengan pendayagunaan mikroorganisme dalam skala besar, termasuk enzim, makanan, minuman, stok bahan
kimia pangan, bahan bakar dan farmasi, dan teknologi yang bersih dengan memperhatikan perawatan limbah
dan kontrol polusi.

34
Syarat mikroba sebagai bahan industri adalah mempunyai produktifitas yang tinggi, berupa biakan murni
yang telah diketahui sifat-sifatnya untuk menjaga agar biakan tetap murni dalam proses, maka kondisi
lingkungan harus dijaga steril, pada kondisi fermentasi yang diberikan, mikroba harus mampu menghasilkan
perubahan-perubahan yang dikehendaki secara cepat dengan produksi yang tinggi, stabil sehingga tidak
mudah mengalami perubahan atau mutasi akibat perubahan lingkungan, tidak pathogen bagi manusia maupun
binatang. Jika digunakan, mikroba patogen harus dijaga agar tidak menimbulkan akibat samping pada
lingkungan. Mikrobiologi industri telah menyediakan produk-produk yang memiliki dampak terhadap
kehidupan kita dalam cara yang langsung maupun kurang diapresiasi. Produk ini telah merubah hidup kita
dan juga jangka hidup kita. Termasuk di dalamnya produk industri dan produk agricultural, zat aditid
makanan, produk medis untuk kesehatan manusia dan hewan, dan biofuel. Di tahun-tahun terakhir, senyawa
nanobiotik digunakan yang digunakan untuk mensejahterakan populasi manusia dan hewan. Produk skala
besar dalam mikrobiologi industri didalamnya termasukantibiotik, penisilin, streptomycin, asam amino, asam
organic, senyawa untuk pengobatan dan kesehatan, bipolimer, dan proses biokonversi.

35
DAFTAR PUSTAKA

Okafor, Nduka. 2007. Modern Industrial Mikrobiology and Biotechnology, Department of Biological
Sciences Clemson University. Clemson South Carolina, USA.

Waites, Michael J. 2001. Industrial Mikrobiology: an Introduction. School of Applied Science, South Bank
University London, UK

Prescott, Lansing M. Harley, Klein, Donald A. 2002. Mikrobiology: Fifth Edition. The McGraw Hill
Companies, New York

S, Falkow. 1988. Molecular Koch's postulates applied to mikrobial patogenicity. Reviews of Infectious
Diseases

36

Anda mungkin juga menyukai