Anda di halaman 1dari 21

PEMBENTUKAN EKTODERM DAN ORGAN YANG TERBENTUK DARI

EKTODERM

MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Perkembangan Hewan
Yang diampu oleh Bapak Prof. Dr.Abdul Gofur, M.Si

Disusun Oleh:
Maria Angelina Genere Koban (200342857002)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
S2 BIOLOGI
OKTOBER 2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmatnya, penulis dapat menyelesaikan makalah proses diferensiasi membrane, pembentukan
ektoderm dan organ yang terbentuk dari ektoderm. Penulis juga mengucapkan terima kasih
kepada Bapak Prof. Abdul Gofur,M.Si selaku pengampuh matakuliah perkembangan hewan
yang telah membimbing selama proses penulisan makalah ini.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memahami proses diferensiasi
membrane, pembentukan ektoderm dan organ yang terbentuk dari ektoderm. Harapan penulis
semoga makalah ini dapat menambah wawasan pengetahuan terkait dengan proses diferensiasi
membrane, pembentukan ektoderm dan organ yang terbentuk dari ektoderm Penulis menyadari
bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat dalam isi makalah ini, oleh karena itu, sangat
diharapkan kritik dan saran dari bapak Prof. Abdul Gofur, M.Si sebagai penyempurnaan atas
makalah yang telah disusun dan bermanfaat bagi penulis di masa yang akan datang.

Malang, 01November 2020

Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Organogenesis adalah suatu proses pembentukan organ yang berasal dari  tiga lapisan
germinal embrio yang telah terbentuk terlebih dahulu pada tahap gastrulasi. Masing- masing
lapisan yaitu ektoderm, mesoderm dan endoderm akan membentuk suatu bumbung yang  akan
berkembang menjadi sistem organ tertentu yang berbeda namun berkaitan satu dengan yang lain.
Lapisan-lapisan tersebut berkembang menjadi turunan jaringan dan organ masing-masing pada
saat dewasa. Misalnya  lapisan Ektoderm akan berdiferensiasi menjadi cor (jantung), otak
(sistem saraf), integumen (kulit), rambut dan alat indera. Lapisan Mesoderm akan berdiferensiasi
menjadi otot, rangka (tulang/osteon), alat reproduksi (testis dan ovarium), alat peredaran darah
dan alat ekskresi seperti ren. Lapisan Endoderm akan berdiferensiasi menjadi alat pencernaan,
kelenjar pencernaan, dan alat respirasi seperti pulmo. 
Organogenesis melibatkan peristiwa induksi embrionik. Induksi embrionik adalah
peristiwa berinteraksinya dua macam jaringan pada embrio yang menyebabkan
berdiferensiasinya jaringan yang mendapat rangsangan menjadi suatu struktur yang baru. Induksi
embrionik dibagi menjadi 2 yaitu, induksi primer dan induksi sekunder. Induksi primer adalah
induksi notokord terhadap ektoderm menghasilkan neural tube, yang akan berkembang
menjadi sumbu tubuh, sedangkan induksi sekunder adalah induksi yang terjadi setelah hasil
induksi primer. Turunan ektoderm dibagi menjadi 3 yaitu, (1) pembentukan sistem saraf pusat,
(2) pembentukan organ indra, dan (3) pembentukan kulit (Yatim, 1990)
1.2 RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah proses diferensiasi 3 lapisan membrane?
2. Bagaimanakah proses pembentukan eksoderm dan organ yang terbentuk dari bagian
ektoderm?
1.3 TUJUAN
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui proses diferensiasi 3 lapisan membrane
2. Untuk mengetahui proses proses pembentukan eksoderm dan organ yang terbentuk dari
bagian ektoderm
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Proses Diferensiasi


Diferensiasi merupakan proses tumbuh dan berkembangnya sel ke arah fungsi khusus
yang tidak dimiliki oleh sel asal. Proses diferensiasi adalah proses terbentuknya sifat-sifat yang
baru. Sel-sel baru yang dibentuk pada proses pertumbuhan awal embrio, tidak akan sama terus
bentuknya dan juga tidak selalu tidak teratur selamanya. Setelah pembelahan cleavage atau
pembelahan segmentasi, sel-sel hasil pembelahan tadi mulai menyusun dirinya menjadi tiga
lapisan sel, yang disebut lapisan germinal primer. Tiap lapisan sel diberi nama yang didasarkan
atas posisi relatifnya pada embrio, lapisan yang paling luar disebut ektoderma dan lapisan yang
paling dalam disebut entoderma atau endoderma dan lapisan sel yang berada di antara ekto dan
entoderma, disebut mesoderma. Selanjutnya sel-sel di dalam tiap lapisan segera tersusun kembali
dalam kelompok-kelompok baru untuk membentuk berbagai primordia masa sel, sebagai calon
pembentuk organ-organ yang akan terbentuk. Beberapa cara kelompok-kelompok sel dipisahkan
dari lapisan germinal induknya.

Gambar 1. Diagram yang menggambarkan beberapa cara yang berbeda, proses


timbulnya kelompok sel-sel primordia dari lapisan induknya.
Ada tiga macam cara pemisahan kelompok sel dari lapisan germinalis induknya:
1. Invaginasi
Merupakan suatu proses pemisahan kelompok sel dari sel induknya dengan cara melekuk
ke dalam lapisan sel semula yang kemudian diakhiri dengan pemisahan lekukan sel tadi dari
lapisan asalnya. Pada daerah di mana akan terjadi kelompok sel baru, pertama-tama ditandai
adanya penebalan yang disebabkan adanya pembelahan atau proliferasi sel di daerah tadi.
Pembelahan sel pada daerah penebalan tersebut terus berlangsung, dan menyebabkan sel-sel
pada daerah penebalan menjadi terdorong ke arah dalam dari lapisan permukaan, sehingga
terbentuk suatu lekukan. Lekukan menjadi semakin dalam dan menjadi berbentuk bulat. Pada
tahap berikutnya sel-sel tepi lekukan pada permukaan lapisan induk akan saling bertemu dan
berfusi, dan diakhiri dengan terpisahnya lekukan dari lapisan sel semula, dan mereka
membentuk kelompok sel yang baru. Salah satu contoh invaginasi adalah terbentuknya
tabung syaraf (neural tube) dari lapisan ektoderma superfisial.
2. Evaginasi
Merupakan suatu proses pemisahan kelompok sel dari sel induknya dengan cara menjadi
melekuk ke luar lapisan sel semula. Rangkaian peristiwa yang terjadi dalam evaginasi pada
prinsipnya sama dengan invaginasi, hanya saja kalau invaginasi pelekukan sel induk ke arah
dalam, evaginasi pelekukan ke arah luar lapisan semula. Evaginasi kebanyakan terjadi pada
lapisan sel sebelah dalam. Salah satu contoh proses evaginasi adalah terbentuknya vesikula
optika dari dinding ventro lateral diensephalon.
3. Migrasi
Suatu proses pemisahan atau pembentukan kelompok sel baru dengan cara berpindahnya atau
bermigrasinya sel dari lapisan induk ke berbagai bagian tubuh yang lain, pada tempat di
mana nanti pada daerah tersebut akan terbentuk jaringan atau organ yang diderivatkan
darinya. Migrasi dimulai dengan terjadinya proliferasi (pembelahan sel lokal dan cepat) sel
pada lapisan induknya. Sel-sel hasil proliferasi tadi melepaskan diri dari lapisan induknya,
berubah menjadi sel-sel yang mampu berpindah tempat atau bermigrasi, kemudian pada
daerah yang lain mereka berkumpul atau beragregasi untuk membentuk kelompok sel yang
baru di sana. Sel-sel yang dapat bermigrasi pada umumnya adalah sel-sel dari lapisan
mesoderma, yang pada saatnya menjadi sel yang bebas dan bermigrasi dan disebut dengan
mesenkhim. Salah satu contoh proses migrasi, adalah terbentuknya vertebrae dari sel-sel
mesenkhim yang dibebaskan dari lapisan mesoderma dorsalis. Pengelompokan kembali sel-
sel yang sama jenisnya terjadi sesudah ditetapkanya gambaran luar embrio seperti orang
tuanya. Migrasi dan pengelompokan sel yang awal ini akan menetapkan bentuk umum
embrio dan meletakkan dasar sistem-sistem organnya. Proses ini disebut morfogenesis.
2.2 Pembentukan organ derivat Ektoderm
2.2.1 Pembentukan Otak
Diferensiasi bumbung neural menjadi 3 wilayah bakal sistem saraf pusat yaitu
otak dan medula spinalis, terjadi secara simultan. Bumbung neural mengalami
konstriksi sehingga terbentuk tiga ruang. Pada tingkatan jaringan, bumbung neural akan
berdiferensiasi membentuk jaringan fungsional otak dan medula spinalis, sedangkan pada
tingkatan sel, sel neuroepitelial akan berdiferensiasi menjadi neuron dan sel glia (Lestari
dkk, 2013). Bagian anterior bumbung neural, terbagi menjadi tiga wilayah yaitu otakdepan
(prosensefalon), otak bagian tengah (mesensefalon) dan otak belakang(rombensefalon).
Pada waktu bagian bumbung neural posterior tertutup, tonjolan vesikula optik yang
akan menjadi retina, berkembang sepanjang sisi lateral otak depan.
Prosensefalon dibagi lagi menjadi, bagian anterior yaitu telensefalon dan di bagian
kauda disebut diensefalon. Telensefalon akan membentuk hemisphere serebrum,
sedangkan diensefalon akan membentuk vesikula optik yang merupakan bakal retina,
terbentuk pula bakal talamus dan hipotalamus, sedangkan mesensefalon tidak terbagi namun
lumennya menjadi saluran serebral. Rombensefalon berkembang menjadi dua wilayah,
yaitu mielensefalon dan metensefalon. Mielensefalon yang akan membentuk medulla
oblongata kemudian berdiferensiasi menjadi neuron saraf pusat, dan bertanggung jawab
terhadap rasa nyeri di daerah kepala dan leher. Metensefalon akan berkembang menjadi
otak kecil, yang mengkoordinasi gerakan keseimbangan dan postur tubuh (Lestari dkk,
2013).

Gambar 2. Diagram memperlihatkan peristiwa seluler pada bumbung neural. (Wiati, 2001)
Berdasarkan gambar tersebut, pada awal terbentuk, bumbung neural merupakan
epithelium berlapis banyak semu dengan membrane luar sebagai basal dan puncak sel di
saluran tengah sebagai apeks. Nukleus sel-sel neuroepitel mulai mensintesis DNA di area
basal. (a) kemudian berimigrasi di dalam sitoplasma menuju bagian apikal dari sel. (b)
Nukleus sel anak kembali ke membran luar, di mana sel mulai berdiferensiasi sebagai
meuroblas. (c) atau kembali ke kumpulan sel-sel neuroepitelium yang berpoliferasi.

2.2.2 Pembentukan kulit


Kulit merupakan salah satu dari turunan ektoderm. Pada awalnya epidermis
hanya selapis sel yang selanjutnya berkembang menjadi dua lapis.
a. Lapisan Luar membentuk periderm yang akan menjadi lapisan sel yang
berpengaruh pada diferensiasi lapisan sel dibagian dalam
b. Lapisan Dalam disebut lapisan basal atau stratum germinativum yang terdiri atas
lapisan sel bakal epidermis yang akan melekat pada membran basal
(merupakan hasil sintesis lapisan basal).
Pada perkembangan selanjutnya, lapisan dalam membelah secara asimetris
menghasilkan sel anak yang tetap melekat pada membrane basal, dan berfungsi sebagai sel induk
(stem cell) sedangkan sel anak yang berada di atasnya akan memulai berdiferensiasi dengan
mensintesis keratin (terdiri atas protein dan lipid yang bersifat kedap air), yang bentuknya
semakin memanjang menjadi suatu filament intermediat, sel penghasil keratin ini
dinamakan keratinosit, dengan membrannya saling terikat satu sama lain dengan keratinosit
lainnya. Dalam perkembangan selanjutnya, sel-sel bakal akan terus menerus membelah sehingga
akan mendorong sel bagian atasnya menuju kearah permukaan kulit. Setelah lapisan sel
(keratiosit) mensintesis keratin, aktivitas transkripsi mengalami kematian dengan ciri protein
keratin memipih dan mendorong nukleus ke bagian perifer, lapisan sel demikian ini disebut
stratum korneum (Lestari dkk, 2013).
Gambar 3. Lapisan epidermis kulit manusia. (Drzulikhanurafifah, 2013)

Sel bagian basal aktif bermitosis,sedangkan bagian permukaan sel-selnya mati


dengan banyak mengandung keratin.Pigmen yang terdapat pada keratinosit berasal dari transport
melanosom dari melanosit yang terdapat di bagian basal.
Beberapa faktor yang mempengaruhi pada perkembanngan epidermis adalah BMPs
(Bone Morphogenetic Proteins) yang menginisiasi transkripsi gen p63 pada sel basal. Protein
p63 dibutuhkan proliferasi dan diferensiasi keratinosit, juga untuk merangsang produksi ligan
Notch. Pembentukan kelenjar keringat dan rambut membutuhkan suatu interaksi antara
mesenkim dermal dengan epitelium ektodermal, yang menghasilkan epithelium menebal disebut
plakoda yang berfungsi sebagai prekusor folikel rambut. Daerah epidermal yang akan
mengalami penebalan, terjadi sekresi protein Wnt dan terjadi signaling Wnt untuk inisiasi
perkembangan folikel rambut.
Pada mamalia, indikasi bagian epidermal akan membentuk rambut adalah dengan
adanya agregasi dengan fibroblas yang terletak di dermis, hasilnya bentuk sel epidermal
memenjang, membelah dan bergerak masuk kelapisan dermis. Fibroblas merespon ingresi ini
sehingga terbentuk nodus kecil disebut papilla dermis, yang selanjutnya induksi sel epidermal
untuk membelah secara cepat dan berdiferensiasi membentuk sel-sel batang rambut yang
mengalami keratinasi.
Gambar 4: Tahap-tahap utama pembentukan rambut manusia. (a) primordium rambut umur 12
minggu (b) tonjolan rambut awal 15-16 minggu (c) bulbus folikel rambut 18 minggu (d)
rambut dewasa. (Wiati, 2001)

2.2.3 Pembentukan Organ Indra


Pembentukan organ indra dimulai denngan penebalan plakoda ektodermal,
sebagai hasil induksi sekunder dari beberapa wilayah sistem saraf pusat yang sedang
berkembang. Organ indra vertebrata yang paling komplek adalah mata dan telinga. Mata
vertebrata berasal dari ektoderm dan mesoderm, di bagian sefalik embrio. Telinga
mamalia dewasa dibagi menjadi tiga bagian, yaitu telinga luar, telinga tengah dan telinga
dalam. Primordium labirin membran, atau telinga dalam adalah bagian pertama telinga
yang dibentuk. pembentukan vesikula otik distimulasi oleh induksi otak belakang pada
ektoderm diatasnya.
1. Proses Pembentukan Mata
Secara embriologis proses pembentukan mata dimulai pada minggu ke 4 masa embrio.
Proses pembentukan mata berasal dari 3 sumber yaitu:
a. Penonjolan forebrain yang akan membentuk retina dan saraf optic
b. Permukaan ectoderm yang akan diinduksi menjadi lensa dan beberapa struktur
pelengkap di bagian depan mata
c. Jaringan mesenkim yang berkelompok membentuk tunika dan struktur-struktur
yang berkaitan dengan orbita

Gambar 5. Pembentukan Mata (Gilbert,1985)

2. Perkembangan Mata
Mata dibentuk dari sumber primordial yang berbeda, yaitu ektoderm dan
mesoderm pada daerah chepalik atau kepala embrio. Perkembangan awal komponen-
komponen mata tergantung pada interaksi induktif antara satu komponen dengan
komponen lain. Induksi ini diikuti dengan diferensiasi intraseluler, dimulai dengan
mitosis, kemudian sintesis RNA untuk pembentukan protein intraseluler spesifik, serabut-
serabut ektraseluler dan matriks.

Gambar 6. Skema induktif yang berlangsung pada mata embrionik. Kejadian induktif
ditandai dengan garis putus-putus
a. Pembentukan vesikula optik
Perkembangan optik diawali pada dinding diencepahalon. Pada manusia
perkembangan mata dimulai pada waktu dinding diencephalon embrio berumur 22 hari
menggelembung keluar secara lateral dari tabung neural. Pertumbuhan diferensial ini
menghasilkan vesikula optic yang berhubungan dengan diencephalon melalui tingkat
optic. Pada pembentukan vesikula optic gen-gen khusus pada bakal vesikula optic
diaktifkan untuk membentuk pesan khusus yang mengkode protein vesikula, sehingga
evaginasi terjadi. Vesikula optik tumbuh terus dan dan mencapai sel-sel mesenkim kepala
hingga bersentuhan dengan ektoderm kepala.
Akibat induksi mesoderm kepala, maka ektoderm membentuk plakoda lensa. Saat
vesikula optic menginduksi pembentukan plakoda lensa, plakoda lensa juga menginduksi
vesikula optic dan menyebabkan perubahan-perubahan pada vesikula optic. Vesikula
optic berinvaginasi membentuk cawan optic yang berdinding rangkap. Ketika invaginasi
berlanjut, hubungan antara cawan optic dan otak direduksi menjadi celah sempit. Pada
waktu yang sama kedua lapisan cawan optic mulai berdiferensiasi dengan arah yang
berbeda. Bagian luar menjadi lebih tipis dan berkembang membentuk sel-sel granula
yang mengandung melanin dan akhirnya menjadi retina berpigmen.
Sel-sel lapisan dalam berkembang menjadi sel-sel batang dan kerucut yang peka
terhadap cahaya. Lapisan ini menjadi saraf retina. Akson-akson dari retina saraf bertemu
pada dasar mata dan berjalan melalui tangkai optic. Tangkai optic ini kemudian disebut
saraf optik (Gilbert, 1985). Plakoda lensa tumbuh terus, kemudian berinvaginasi dan
melepaskan diri dari ektoderm kepala membentuk lensa mata. Lensa mata menginduksi
ektoderm membentuk kornea.
Gambar 7. Proses pembentukan vesikula optik
b. Diferensiasi Retina Saraf
Retina saraf berkembang menjadi lapisan yang disusun atas beberapa tipe sel saraf yang
berbeda, yaitu sel-sel yang peka terhadap cahaya dan warna, badan-badan sel dari akson saraf
optik, dan neuron-neuron bipolar yang mentransmisikan stimulus elektrik dari sel-sel sensoris ke
badan sel saraf optik. Selain itu sejumlah sel-sel yang berperan dalam memelihara integritas
retina. Pada stadium awal perkembangan retina, pembelahan sel terutama berlangsung pada tepi
cawan optik (berlawanan dengan pembelahan sel-sel tabung saraf). Pembelahan berlangsung
pada permukaan luar lapisan saraf sambil bermigrasi menuju daerah yang lebih dalam
dari cawan optik dan akhirnya cawan optik terisi dengan selsel neuroblast. Differensiasi
neuroblas dimulai pada bagian lapisan paling dalam dari retina. Hasil differensiasi berupa
terbentuknya, sel-sel ganglion dari saraf mata, sel-sel saraf bipolar dan apparatus sensori
berupa sel batang dan kerucut (Gilbert, 1985).
Gambar 8. Skema organisasi retina neural pada fetus manusia umur 25 minggu (Gilbert,
1985)
Akson-akson sel-sel ganglion membentuk saraf optik. Sementara itu dendrit-dendrit dari saraf
tersebut bergabung dengan neuroblast dari lapisan dalam nuklei,menyebabkan mereka
berdifferensiasi menjadi neuron bipolar retina. Lapisan nuclei luar yang mengandung nuclei dari
neuron fotoresptik berdifferensiasi belakangan.Akson-akson sel-sel fotoreseptor tersebut
bersinapsis dengan dendrit-dendrit neuronbipolar. Pada saat mereka berdifferensiasi, badan-
badan sel dari neuron luar berdifferensiasi membentuk juluran-juluran sitoplasma yang
mengandung beberapaorganel terspealisasi yang memperpanjang tunas dan mengatur ukuran
bentuk daerahfotoreaktif. Membran sel tersebut melipat dengan sendirinya membentuk
kantung-kantung yang berisi pigmen-pigmen fotoreseptif. Cahaya menginduksi pigmen ini
untuk melangsungkan perubahan-perubahan kimia yang menghasilkan pelepasan electron dan
impuls eletrik yang dihasilkan dan ditransmisikan ke otak melalui saraf mata.
c. Diferensiasi Lensa dan kornea
Selama berlangsungnya perkembangan lensa, plakoda lensa menyentuh
ektoderem yang ada di atasnya. Plakoda lensa kemudian menginduksi ektoderm diatasnya
membentuk kornea yang transparan. Differensiasi dari jaringan lensa menjadi suatu membran
transparan yang mampu mengarahkan cahaya menuju retina meliputi perubahan-perubahan
dalam struktur dan bentuk, juga sintesis-sintesis protein spesifik lensa yang disebut
cristallin. Cristallin ini disintesis pada saat perubahan-perubahan bentuk sel terjadi dan
menyebabkan vesikula lensa menjadi lensa yang definitif. Sel-sel pada bagian dalam vesikula
lensa memanjang, dan dibawah pengaruh saraf retina, menghasilkan serabut-serabut lensa.
Pada saat serabut ini terus tumbuh mereka mensisntesis cristallin yang pada akhirnya
mengisi sel dan menyebabkan inti sel terdesak. Serabut-serabut yang mensintesis cristallin
terus bertumbuh dan pada akhirnya mengisi ruang vesikula lensa. Sel-sel yang membelah
tersebut bergerak ke arah ekuator vesikula dan pada saat melintasi ekuatorial, mereka mulai
memanjang. Jadi lensa terdiri atas tiga daerah yaitu zona dari sel-sel yang sedang membelah,
daerah ekuatorial dan pemanjangan seluler, dan zona posterior dan pusat dari sel-sel serabut
yang mengandung cristallin. Di bawah pengaruh dari jaringan lensa, ektoderm di atasnya
menjadi kolumnar dan berisi dengan granula-granula sekretori.
Granula-granula ini bermigrasi ke dasar sel-sel dan mensekresikan stroma primer yang
mengandung kurang lebih 20 lapisan kolagen tipe pertama dan kedua. Sel-sel endotelium kapiler
bermigrasi ke daerah ini dan mensekresikan asam hyaluronat ke dalam matriks. Hal ini
menyebabkan matriks bergerak dan merupakan subtrat yang baik untuk migrasi sel-sel
mesenkim turunan neural crest. Sel mesenkim mensekresikan kolagen tipe 1 dan enzim-enzim
hyaluronidase yang mencerna asam hyaluronat. Hal ini menyebabkan stroma menyusut.
Di bawah pengaruh dari tiroksin, stroma primer berkembang menjadi stroma sekunder dengan
cara dehidrasi, dan matriks yang kaya akan kolagen dari epitel beserta jaringan mesenkim
berkembang menjadi kornea yang transparan(Gilbert, 1985)
Gambar 9. Differensiasi sel-sel lensa. (A) Vesikula lensa, (B) sel-sel interior memanjang
menghasilkan serabut-serabut lensa, (C) lensa diisi dengan cristallin, (D) sel-sel lensa yang baru
dibentuk dari epitelium anterior lensa, dan (E) pada saat lensa tumbuh, serabut-serabut baru
berdifferensiasi (Gilbert, 1985).
Gambar 10. Perkembangan kornea
Tahapan perkembangan kornea berdasarkan gambar diatas sebagai berikut:
A. Cawan optik menginduksi pembentukan lensa
B. Lensa menginduksi ektoderm di atasnya menjadi epitel silindris sekresi
C. Granula-granula yang dihasilkan epitel terinduksi untuk mensekresikan stroma primer
yang mengandung kolagen
D. Sel-sel endotelium masuk dan mensekresikan asam hyaluronat, menyebabkan stroma
menggembung, sel-sel mesenkim masuk
E. Sekret dari sel-sel mesenkim menyebabkan stroma menyusut. Dibawah pengaruh
tiroksin, stroma akhirnya menjadi kornea (Gilbert, 1985). Di bawah pengaruh induktif
lensa, epitel kornea berdifferensiasi dan mensekresikan stroma primer yang mengandung
lapisan kolagen. Sel-sel endothelium kemudian mensekresikan asam hyaluronat ke dalam
daerah ini, selanjutnya sel-sel mesenkim dari neural crest masuk. Hyaluronidase yang
disekresikan oleh mesenkim atau endothelium mencerna asam hyaluronat, menyebabkan
stroma primer menyusut.
3. Perkembangan Telinga
Telinga pada manusia terdiri atas tiga daerah yaitu telinga luar, telinga tengah dan telinga
dalam. Telinga luar pada dasarnya merupakan corong pengumpul suara yang terdiri atas pinna
dan saluran pendengaran luar. Telinga tengah adalah bagian yang menyalurkan suara dari telinga
luar ke telinga dalam dan telinga dalam yang mengubah suara menjadi rangsangan saraf.
a. Telinga Dalam
Pada manusia telinga dalam embrio berkembang pada umur 22 hari sebagai penebalan
ektoderm permukaan pada kedua sisi rhombenchepalon. Penebalan ini disebut plakoda otik.
Plakoda otik kemudian berinvaginasi membentuk vesikula otik atau otokista (Majumdar,
1985).

Gambar 11. Perkembangan vesikula auditori (Majumdar, 1985)


Pada tahap selanjutnya vesikula otik bagian ventral membentuk sacculus dan cochlearis dan
bagian dorsal membentuk utriculus, canalis semisircularis dan ductus endolimphatiku.
Pembentukan saluran-saluran tersebut disebabkan karena adanya bagian-bagian tertentu dari
daerah tersebut yang berdegenerasi.

Gambar 12. Perkembangan telinga dalam (Majumdar, 1985)


Ductus cochlearis yang sedang tumbuh menembus mesenkim di sekitarnya dan berpilin
seperti bentuk spiral. Saat ini ductus cochlearis tetap berhubungan dengan sacculus melalui
ductus reunions.
Ductus semisircularis, urticle, sacculus, ductus endolimphatikus, utrico-saccular,
ductus reuniens dan ductus cochlearis diisi dengan cairan endolimph, sedangkan semua
struktur membrane dari saluran tersebut dinamakan membrane labirint. Dinding sel
membrane labirint sangat tipis dan terdiri atas sel-sel epitel tunggal yang ditutupi oleh
lapisan serabut jaringan ikat yang dibentuk dari mesenkim di sekitarnya. Beberapa dari sel-
sel epitel dimodifikasi menjadi sel-sel rambut (sel-sel neuroepitel) dan beberapa menjadi sel-
sel pendukung.
Dasar dari sel-sel neuroepitel dikelilingi oleh ujung serabut saraf yang datang dari
ganglion spinal dan ganglion vestibular. Ganglion tersebut berhubungan dengan otak melalui
serabut saraf yang dibentuk oleh saraf auditori. Semua membrane labirin pertama
ditransformasi menjadi rawan kemudian menjadi tulang. Dengan cara ini semua membrane
labirint ditutupi oleh tulang dan disebut tulang labirint. Ruang di antara membrane labirin
dan tulang labirint berisi cairan perilimph
b. Telinga Tengah
Dibentuk dari kantung faring 1 yang tumbuh dengan cepat kearah lateral. Bagian distal
kantung tersebut disebut processus tubotympaticus, kemudian melebar membentuk cavum
tympani sederhana, sedangkan bagian proksimal tetap sempit dan membentuk saluran
eustachius yang menghubungkan cavum tympani dan naso faring.

Gambar 13. Pembentukan Telinga Tengah (Majumdar, 1985)


c. Telinga Luar
Telinga luar atau auriculum dibentuk paling akhir dari kondensasi mesoderm pada
lengkung visceral I atau lengkung mandibula dan lengkung Viceral II atau lengkung Hioid. Pada
lengkung Vicera I dan II masing –masing terdapat kondensasi mesoderm. Antara lengkung
visceral I dan II terdapat celah. Pada tempat-tempat tertentu dari lengkung visceral I dan II sel-
sel mesoderm berploriferasi, meninggi dan mengalami delatasi. Ketiga delatasi pada masing-
masing lengkung visceral bergabung dan membentuk telinga luar yaitu daun telinga.

Gambar 14. Perkembangan Telinga Luar (Carlson, 1988)


BAB 3
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Kesimpulan dari penulisan makalah ini yakni :
 Organogenesis adalah suatu proses pembentukan organ yang berasal dari  tiga
lapisan germinal embrio yang telah terbentuk terlebih dahulu pada tahap
gastrulasi. Masing- masing lapisan yaitu ektoderm, mesoderm dan endoderm
akan membentuk suatu bumbung yang  akan berkembang menjadi sistem
organ tertentu yang berbeda namun berkaitan satu dengan yang lain.
 Diferensiasi merupakan proses tumbuh dan berkembangnya sel ke arah fungsi
khusus yang tidak dimiliki oleh sel asal
 Ada tiga macam cara pemisahan kelompok sel dari lapisan germinalis
induknya: Invaginasi, Evaginasi dan Migrasi
 Turunan ektoderm dibagi menjadi 3 yaitu, (1) pembentukan sistem saraf
pusat, (2) pembentukan organ indra, dan (3) pembentukan kulit
 Diferensiasi bumbung neural menjadi 3 wilayah bakal sistem saraf pusat yaitu
otak dan medula spinalis, terjadi secara simultan. Bumbung neural
mengalami konstriksi sehingga terbentuk tiga ruang. Pada tingkatan jaringan,
bumbung neural akan berdiferensiasi membentuk jaringan fungsional otak dan
medula spinalis, sedangkan pada tingkatan sel, sel neuroepitelial akan
berdiferensiasi menjadi neuron dan sel glia
 Kulit merupakan salah satu dari turunan ektoderm. Lapisan epidermis
berkembang menjadi dua lapis yaitu: Lapisan Luar membentuk periderm
yang akan menjadi lapisan sel yang berpengaruh pada diferensiasi lapisan sel
dibagian dalam, Lapisan Dalam disebut lapisan basal atau stratum
germinativum yang terdiri atas lapisan sel bakal epidermis yang akan
melekat pada membran basal (merupakan hasil sintesis lapisan basal).
 Pembentukan organ indra dimulai dengan penebalan plakoda
ektodermal, sebagai hasil induksi sekunder dari beberapa wilayah sistem saraf
pusat yang sedang berkembang.
3.2 SARAN
Penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis
menghimbau kepada pembaca untuk menggali lebih jauh informasi terkait proses diferensiasi
3 lapisan membrane, pembentukan eksoderm dan organ yang terbentuk dari bagian
ektoderm.

DAFTAR RUJUKAN
.
Carlson, R.M. 1988. Pattens Foundation of Embryology. Mc. Graw Hill Books.New York.
Gilbert, S.F. 1985. Development Biology. Sinauer Ass. Publ. Sunderland.Massacussetts.
Majumdar, N.M.1985. Textbook of vertebrates Embryology. Mc.Graw Hill Publ.Co.New delhi
Lestari, Umie; Tenzer, Amy; Handayani, Nursasi; Gofur, Abdul. 2013. Struktur Perkembangan
Hewan II. Malang: UM Press.
Wiati, Tien, Surjono. 2001. Perkembangan Hewan. Pusat Penerbitan UniversitasTerbuka
Yatim, Wildan. 1990. Reproduksi dan Embriologi. Bandung: Tarsito

Anda mungkin juga menyukai