Anda di halaman 1dari 18

PAPER MATERI MINGGU 4

TELENSEFALON 2
Dosen pengampu: Dr. dr. Johan Harlan, S.Si, M.Sc.

Disusun Oleh :
Nama : NPM :
1. Alsa Rubina 10522113
2. Andini Nursyafitri 10522167
3. Elvira Salsabila Pebrianti 10522459
4. Muhammad Dzalik Altov Mayudha 10522902
5. Ni Kadek Puspa Divani 11522059
Kelas : 1PA03

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI


FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2023
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sejak kecil pada umumnya orang dewasa memberika edukasi terkait sistem reproduksi
pada manusia. Selain mendapatkan edukasi melalui orang tua, anak juga diajarkan mengenai
sistem reproduksi di bangku sekolah melalu pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Hal ini sangat
penting karena selain untuk mencegah terjadinya kehamilan sebelum menikah, anak-anak akan
tahu bagaimana proses bayi itu terbentuk.
Pembetukan bayi berawal dari bersatunya spermatozoa dan sel telur pada ovum, kemudian
terjadi pembelahan sel yang terjadi terus menerus sehingga membentuk sel, jaringan, dan
organ. Seperti organ otak yang terbentuk dari sel-sel yang terus membelah sehingga
terbangunlah jaringan yang kemudian menjadi otak sebagai organ yang menjadi pusat sistem
pada tubuh.
Otak mempengaruhi kerja tubuh manusia baik yang terlihat maupun tidak, baik yang sadar
maupun tidak sadar. Otak memiliki bagian-bagian yang memiliki fungsi masing-masing
namun tetap bekerja sama sebagai kontrol tubuh. Otak mampu menyimpan informasi, mampu
mengatur jalan kerjanya organ-organ lain dalam tubuh, mampu merespon stimulus, dan lain
sebagainya.
Semua kegiatan tersebut dikarenakan struktur otak yang kompleks dan memiliki bagian-
bagian yang penting, sehingga jika terdapat salah satu bagian yang rusak, maka akan terjadi
ketidakseimbangan atau suatu penyakit.
Pada materi minggu ini akan menjelaskan kelanjutan dari materi sebelumnya. Kami akan
menjelaskan lebih rinci mengenai bagian-bagian otak dan fungsinya, sehingga pembaca akan
memahami bagaimana cara kerja otak.

B. MANFAAT
1. Dapat mengetahui bagaimana perkembangan embryonal.
2. Dapat mengetahui bagaimana pembentukan SSP.
3. Dapat mengetahui bagian-bagian telesefalon.
4. Dapat mengetahui letak dari bagian-bagian telesefalon.
5. Dapat mengetahui bagian-bagian otak.
6. Dapat mengetahui area-area otak.
7. Dapat mengetahui fungsi dari masing-masing bagian otak.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. PERKEMBANGAN EMBRIONAL
Zygote membentuk morulla, morulla membentuk blastula, dan blastula membentuk
grastula, sehingga terbentuk tiga lapisan sel, yaitu:
1. Ekstoderm: cikal bakal kulit dan jaringan saraf.
2. Mesoderm: cikal bakal jaringan otot dan tulang.
3. Endoderm: cikal bakal jaringan pelapis dalam rongga tubuh, termasuk saluran pencernaan.
Untuk penjelasan lebih lanjut, simak penjelasan-penjelasan berikut.
1) Staduim Clevage/Zygote (Pembelahan)
Clevage adalah pembelahan zygote secara cepat menjadi unit-unit yang lebih kecil
yang disebut blastomere. Stadium ini merupakan rangkaian mitosis yangberlangsung
berturut-turut segera setelah terjadi pembuahan yang menghasilkan morula dan blastomere.
Pembelahan pada manusia, berlangsung seiring dengan perangkat-perangkat
pelekatan dari embrio kepada dinding uterus induknya. Telur manusia pada manusia tidak
mmeiliki yolk, dibuahi disaluran telur sewaktu bergerak kearah uterus dan pembelahan-
pembelahan awalnya berlangsung kurang dari 24 jam. Pembelahannya adalah meriodinal
tidak ekual. Pembelahan berikutnya agak tidak teratur, tetapi dengan cepat membentuk
suatu pola padat berisi sel yang disebut morula.
2) Stadium Morulla
Morulla merupakan pembelahan sel yang terjadi setelah sel berjumlah 32 sel dan
berakhir bila sel sudah menghasillkan sejumlah blastomere yang berukuran sama akan
tetapi ukurannya lebih kecil. Sel tersebut memadat untuk menjadi blastodik kecil yang
membentuk dua lapisna sel. Pada saat ini ukuran sel mulai beragam. Sel membelah secara
melintang dan mulai membentuk formasi lapisan kedua secara samar pada kutup anima.
Stadium ini berakhir apabila pembelahan sel sudah menghasilkan blastomer. Blastomer
kemudia memadat menjadi blastodisk kecil membentuk dua lapisan sel. Pada akhir
pembelahan akan dihasilkan dua kelompok sel.
Pertama kelompok sel-sel utama (blastoderm), yang meliputi sel-sel formatik atau
gumpalan sel-sel dalam (inner mass cells), fungsinya membentuk tubuh embrio. Kedua
adalah kelompok sel-sel pelengkap, yang meliputi trophoblast, periblast, dan auxiliary
cells. Fungsinya melingdungi dan menghubungi antara embrio dengan induk atau
lingkungan luar.
Tropoblast melekat pada dingding uterus. Sel-selnya memperbanyak diri dengan cepat dan
memasuki epitelium uterus pad atahap awal implantasi. Setelah 9 hari , seluruh blastokista
tertahan dalam dingding uterus. Sewaktu ini berlangsung, sel-sel yang berada disebelah
bawah dari masa sel dalam menyusun diri menjadi suatu lapisan yang disebut endoderm
primer, yang akan membentuk saluran pencernaan makanan. Sel-sel sisa dari masa sell
dalam memipih membentuk suatu keping yaitu, keping embrio. Antara keping embrio dan
trophoblast yang menutupi timbulnya suatu rongga (rongga amnion) berisi cairan. Dinding
rongga yaitu amnion, menyebar mengelilingi embrio dan dikelilingi bantalan yaitu cairan
amnion.

2
3) Stadium Blastula
Blastulasi adalah prose yang menghasilkan blastula yatu campuran sel-sel
blastoderm yang membentuk rongga penuh cairan sebagai blastocoel. Pada akhir blastulasi,
sel-sel blastoderm akan terdiri dari neural, epidermal, notochordal, mesodermal, dan
endodermal yang merupakan bakal pembentuk organ-organ. Dicirikan dua lapisan yang
sangat nyata dari sel-sel datar membentuk blastocoel dan blastodisc berada di lubang
vegetal berpindah menutupi Sebagian besar kuning telur. Pada blastula sudah terdapat
daerag yang berdifferensiasi membentuk organ-organ tertentu seperti sel saluran
pencernaan, notochorda, syaraf, epiderm, ectoderm, mesoderm, dan endoderm.
Pada manusia, hasil pembelahan berbentuk suatu bola padat (morula). Lapisan luar
dari blastula ini membentuk lapisan yang mengelilingi embrio sebenarnya, sedangkan
embrio dibentuk dari bagian morula (inner cells mass atau masa sel dalam)./lapisan luar
(trophoblast) pada satu sisi masa sel dalam melepaskan diri, membentuk suatu bentuk yang
mirip suatu blastula dan struktur ini disebut sebagai blastokista. Embrio akan menempel
dan menetap pada dinding uterus untu periode waktu tertentu, ditempat dimana embrio
akan mendapatkan makanan sampai dilahirkan.

4) Stadium Gastula
Setelah embrio menjalani tahap pembelahan dan tahap blastula, embrio akan masuk
ke dalam tahapan yang paling kritis selama tahap perkembangannya, yaitu stadium
grastula. Grasulasi ditandai dengan terjadinya perubahan susunan yang sangat besar serta
sngat rapi dari sel-sel di dalam embrio. Salah satu perubahan utama dalam yang terjadi
selama masa grastulasi adalah bahwa sel-sel memperoleh dna mencapai suatu kemampuan
untuk melakukan gerakan morfogentik, sehingga terjadi reorganisasi seluruh atau Sebagian
di daerah kecil di dalam embrio. Gastrulasi adalah proses perkembangan embrio, di m ana
sel bakal organ yang telah terbentuk pada stadium blastula mengalami perkembangan lebih
lanjut. Proses perkembangan sel bakal organ ada dua, yaitu epiboli dan emboli.
Epinoli adalah proses pertumbuhan sel yang bergerak ke arah depan, belakang, dan
ke samping dari sumbu embrio dan akan membentuk epidermal, sedangkan emboli adalah
proses pertumbuhan sel yang bergerak kea rah dalam terutama di ujung sumbu embrio.
Stadium gastrula ini merupakan proses pembentukan ketika daun kecambah yaitu
ectoderm, mesoderm, endoderm, dan notochord menuju tempat yang definitive. Pada

3
periode ini erat hubungannya dengan proses pembentukan susunan syaraf. Gastrulasi
berakhir pada saat kuning telur telah tertutupi oleh lapisan sel. Beberapa jaringan
mesoderm yang berada di sepanjang kedua sisi notochord disusun menjadi segmen-segmen
yang disebut somit yaitu ruas yang terdapat pada embrio.

5) Ektoderm
Mengalami diferensiasi menjadi kulit, rambut, system saraf, dan alat -alat indra.
Ekstoderm sebagai lapisan paling luar dari embrio terdiri dari bakal bumbung neural, bakal
pial neural, dan bakal epidermis. Bumbung neural (neural tube) merupakan bakal dari
sitem saraf pusat sedangkan pial neural (neural chest) akanmembantuk system saraf periferi
serta ganglion,medulla adrenal, sel-sel pigmen, rawan larinks dan rawan kepala. Turunan
epidermis dapat dibagi menjadi du macam, yaitu: yang berasal dari penebalan epidermis
(plakioda), seperti lensa mata, telingan bagian dalam, puting-puting pengecap dan
epidermis lainnya akan membentuk epidermis kulit, rambut, tanduk, kuku, dan lapisan
permukaan mulut dan anus, serta hipofisa anterior.
6) Mesoderm
Mengalami diferensiasi menjadi otot, rangka, alat reproduksi (seperti testis dan
ovarium), alat peredaran darah, dan alat ekskresi (seperti ginjal)
Mula-mula sel lapisan benih mesoderm membentuk lembaran tipis jaringan ikat pada
kedua sisi garis tengah berkembang membentuk mesoderm paraksial, lebih ke lateral tetap
tipis disebut lempeng lateral. Dengan timbulnya serta bersatunya rongga interselular pada
lempeng lateral jaringan ini terpecah menjadi dua lapisan, yaitu mesoderm oariental yang
meliputi amnion dan mesoderm visceral yang meliputi kandung kuning telur.
7) Endoderm
Mengalami diferensiasi menjadi alat pencernaan, dan alat-alat pernapasan (seperti
paru-paru). Endoderm membangun permukaan dua saluran di dalam tubuh. Saluran
pertama, terbentang disepanjang tubuh, yaitu saluran pencernaan. Tunas-tunas yang keluar
dari saluran ini adalah hati, kantung empedu, dan pancreas. Saluran kedua bercabang
membentuk saluran pernapasan. Saluran pencernaan dan pernapasan terbagi menjadi suatu
ruangan pada bagian enterior embrio, yaitu pada farinks.

4
B. PEMBENTUKAN SSP
Sistem saraf adalah sistem koordinasi berupa penghantaran impuls saraf ke susunan saraf
pusat, pemrosesan impuls saraf dan pemberi tanggapan rangsangan. Sistem atau susunan saraf
merupakan salah satu bagian terkecil dari organ dalam tubuh, tetapi merupakan bagian yang
paling kompleks. Susunan saraf manusia mempunyai arus informasi yang cepat dengan
kecepatan pemrosesan yang tinggi dan tergantung pada aktivitas listrik (impuls saraf).
Alur informasi pada sistem saraf dapat dipecah secara skematis menjadi tiga tahap. Suatu
stimulus eksternal atau internal yang mengenai organ-organ sensorik akan menginduksi
pembentukan impuls yang berjalan ke arah susunan saraf pusat (SSP) (impuls afferent), terjadi
proses pengolahan yang komplek pada SSP (proses pengolahan informasi) dan sebagai hasil
pengolahan, SSP membentuk impuls yang berjalan ke arah perifer (impuls efferent) dan
mempengaruhi respons motorik terhadap stimulus.
Susunan sistem saraf terbagi secara anatomi yang terdiri dari saraf pusat (otak dan medula
spinalis) dan saraf tepi (saraf kranial dan spinal) dan secara fisiologi yaitu saraf otonom dan
saraf somatik.
1. Sistem Saraf Pusat
Susunan saraf pusat (SSP) yaitu otak (ensefalon) dan medula spinalis, yang
merupakan pusat integrasi dan kontrol seluruh aktifitas tubuh. Bagian fungsional pada
susunan saraf pusat adalah neuron akson sebagai penghubung dan transmisi elektrik antar
neuron, serta dikelilingi oleh sel glia yang menunjang secara mekanik dan metabolik.
1) Otak
Otak merupakan alat tubuh yang sangat penting dan sebagai pusat pengatur dari
segala kegiatan manusia yang terletak di dalam rongga tengkorak. Bagian utama otak
adalah otak besar (cerebrum), otak kecil (cereblum) dan otak tengah.
Otak besar merupakan pusat pengendali kegiatan tubuh yang disadari. Otak besar
ini dibagi menjadi dua belahan, yaitu belahan kanan dan kiri. Tiap belahan tersebut
terbagi menjadi 4 lobus yaitu frontal, parietal, okspital, dan temporal. Sedangkan
disenfalon adalah bagian dari otak besar yang terdiri dari talamus, hipotalamus, dan
epitalamus . Otak belakang/ kecil terbagi menjadi dua subdivisi yaitu metensefalon dan
mielensefalon. Metensefalon berubah menjadi batang otak (pons) dan cereblum.
Sedangkan mielensefalon akan menjadi medulla oblongata. Otak tengah/ sistem limbic
terdiri dari hipokampus, hipotalamus, dan amigdala.
Pada otak terdapat suatu cairan yang dikenal dengan cairan serebrospinalis. Cairan
cerebrospinalis ini mengelilingi ruang sub araknoid disekitar otak dan medula spinalis.
Cairan ini juga mengisi ventrikel otak. Cairan ini menyerupai plasma darah dan cairan
interstisial dan dihasilkan oleh plesus koroid dan sekresi oleh sel-sel epindemal yang
mengelilingi pembuluh darah serebral dan melapisi kanal sentral medula spinalis.
Fungsi cairan ini adalah sebagai bantalan untuk pemeriksaan lunak otak dan medula
spinalis, juga berperan sebagai media pertukaran nutrien dan zat buangan antara darah
dan otak serta medula spinalis.

5
a. Cerebral hemisphere
Kanan setengah (kiri atau kanan) dari otak besar. Belahan otak dipisahkan
oleh longitudinal yang dalam fissure, tapi mereka terhubung dengan commissural,
proyeksi, dan serat asosiasi sehingga masing – masing sisi otak biasanya terkait
dengan fungsi jaringan pada keduanya sisi tubuh.
b. Thalamus
Struktur yang sebagian besar terdiri dari materi abu-abu dari diencephalon
yang memiliki banyak peran penting dalam fisiologi manusia. Thalamus terdiri dari
inti yang berbeda yang masing-masing memiliki peran unik, mulai dari
menyampaikan sinyal sensorik dan motorik, serta regulasi kesadaran dan
kewaspadaan. Secara klinis, hanya ada beberapa kondisi yang berkaitan dengan
kerusakan dan disfungsi thalamus. Sebagian besar kondisi ini jarang terjadi, tetapi
beberapa kondisi yang lebih umum memiliki perubahan anatomis yang signifikan
yang dapat dilihat dengan neuroimaging.
c. Hypothalamus
Sebuah struktur yang berada jauh di dalam otak, bertindak sebagai pusat
koordinasi kontrol cerdas tubuh Anda. Fungsi utamanya adalah menjaga tubuh
Anda dalam keadaan stabil yang disebut homeostasis. Hipotalamus melakukan
tugasnya dengan secara langsung memengaruhi sistem saraf otonom Anda atau
dengan mengelola hormon.
d. Piuitary
Kelenjar hipofisis (juga dikenal sebagai hipofisis) adalah kelenjar kecil
seukuran kacang polong yang terletak di dasar otak di bawah hipotalamus. Kelenjar
ini berada di dalam ruangan kecil di bawah otak yang dikenal sebagai sella turcica.
Kelenjar ini merupakan bagian dari sistem endokrin dan bertanggung jawab untuk
membuat beberapa hormon penting.
e. Pons
Bagian dari batang otak , sebuah struktur yang menghubungkan otak
dengan sumsum tulang belakang. Pons menangani proses dan pekerjaan yang tidak
disadari, seperti siklus tidur-bangun dan pernapasan. Pons juga mengandung
beberapa titik persimpangan untuk saraf yang mengendalikan otot dan membawa
informasi dari indera di kepala dan wajah.

6
f. Medulla
Medula oblongata adalah bagian paling bawah dari otak. Lokasinya yang
berada di bagian bawah ini merupakan tempat otak dan sumsum tulang belakang
terhubung, menjadikannya saluran utama untuk sinyal saraf ke dan dari tubuh .
Medula oblongata juga membantu mengontrol proses vital seperti detak jantung,
pernapasan dan tekanan darah.
g. Midbrain
Otak tengah, juga disebut mesencephalon, wilayah otak vertebrata yang
sedang berkembang yang terdiri dari tectum dan tegmentum. Otak tengah memiliki
fungsi penting dalam gerakan motorik, khususnya gerakan mata, dan dalam
pemrosesan pendengaran dan visual. Otak tengah terletak di dalam batang otak dan
di antara dua daerah perkembangan otak lainnya, yaitu otak depan dan otak
belakang; dibandingkan dengan daerah-daerah tersebut, otak tengah relatif kecil.
h. Cerebellum
Otak kecil adalah bagian dari otak yang membantu mengkoordinasikan dan
mengatur berbagai fungsi dan proses dalam otak dan tubuh. Meskipun ukurannya
sangat kecil dibandingkan dengan otak secara keseluruhan, otak kecil menyimpan
lebih dari setengah neuron (sel yang membentuk sistem saraf) di seluruh tubuh.
i. Spinal Cord
Struktur panjang seperti tabung yang rapuh, yang dimulai dari ujung batang
otak dan terus turun hingga ke bagian bawah tulang belakang. Sumsum tulang
belakang terdiri dari kumpulan akson saraf yang membentuk jalur yang membawa
pesan yang masuk dan keluar antara otak dan seluruh tubuh. Sumsum tulang
belakang mengandung sirkuit sel saraf di dalamnya yang mengontrol gerakan
terkoordinasi seperti berjalan dan berenang, serta buang air kecil. Sumsum tulang
belakang juga merupakan pusat refleks, seperti refleks sentakan lutut
2) Medula Spinalis (Sumsum tulang belakang)
Sumsum tulang belakang terletak memanjang di dalam rongga tulang belakang,
mulai dari ruas-ruas tulang leher sampai ruas-ruas tulang pinggang yang kedua.
Sumsum tulang belakang terbagi menjadi dua lapis yaitu lapisan luar berwarna putih
(white area) dan lapisan dalam berwarna kelabu (grey area). Lapisan luar mengandung
serabut saraf dan lapisan dalam mengandung badan saraf. Di dalam sumsum tulang
belakang terdapat saraf sensorik, saraf motorik dan saraf penghubung. Fungsinya
adalah sebagai penghantar impuls dari otak dan ke otak serta sebagai pusat pengatur
gerak refleks.
2. Sistem Saraf Tepi
Susunan saraf tepi (SST) yaitu saraf kranial dan saraf spinalis yang merupakan garis
komunikasi antara SSP dan tubuh . SST tersusun dari semua saraf yang membawa pesan
dari dan ke SSP Berdasarkan fungsinya SST terbagi menjadi 2 bagian yaitu:
a) Sistem Saraf Somatik (SSS)
Sistem saraf somatik terdiri dari 12 pasang saraf kranial dan 31 pasang saraf spinal.
Proses pada saraf somatik dipengaruhi oleh kesadaran. Pertama, 12 pasang saraf kranial
muncul dari berbagai bagian batang otak. Beberapa dari saraf tersebut hanya tersusun

7
dari serabut sensorik, tetapi sebagian besar tersusun dari serabut sensorik dan motorik.
Kedua, ada 31 pasang saraf spinal berawal dari korda melalui radiks dorsal (posterior)
dan ventral (anterior). Saraf spinal adalah saraf gabungan motorik dan sensorik,
membawa informasi ke korda melalui neuron aferen dan meninggalkan melalui eferen.
Saraf spinal diberi nama dan angka sesuai dengan regia kolumna vertebra tempat
munculnya saraf tersebut.
b) Sistem Saraf Otonom (SSO)
Sistem saraf otonom mengatur jaringan dan organ tubuh yang tidak disadari.
Jaringan dan organ tubuh yang diatur oleh sistem saraf otonom adalah pembuluh darah
dan jantung. Sistem ini terdiri atas sistem saraf simpatik dan sistem saraf parasimpatik
Sistem Saraf Otonom (Parasimpatik-Simpatik) SST berdasarkan divisinya juga
dibagi menjadi dua bagian yaitu:
a. Divisi sensori (afferent) yaitu susunan saraf tepi dimulai dari receptor pada kulit
atau otot (effector) ke dalam pleksus, radiks, dan seterusnya kesusunan saraf pusat.
Jadi besifat ascendens.
b. Divisi motorik (efferent) yang menghubungkan impuls dari SSP ke effector
(Muscle and Glands) yang bersifat desendens untuk menjawab impuls yang
diterima dari reseptor di kulit dan otot dari lingkungan sekitar.

C. TELENSEFALON
1. Korteks Serebri
Korteks serebri adalah lapisan permukaan hemisfer yang disusun oleh subtansian
grisea. Korteks serebri berlipat-lipat, disebut girus, dan celah di antara dua lekuk disebut
sulkus. Beberapa daerah tertentu dari korteks serebri telah diketahui memiliki fungsi
spesifik. Hemisfer otak dibagi dalam beberapa lobus atau daerah sesuai dengan tulang
cranium. Lapisan korteks terdiri dari:
1) Lamina molekuralis, mengandung sedikit sel berjalan secara horizontal dengan
permukaan korteks terdapat percabangan akhir dendrit dan lapisan yang lebih dalam.
2) Lamina granularis eksterna, lapisan mengandung sel neoron berbentuk segitiga
memadati lapisan ini.
3) Lamina piramidalis, lapisan ini mengandung sel berbentuk pyramid. Di antara sel
pyramid terdapat sel-sel granular dengan akson yang berjalan naik kea rah lapisan
superfisial.
4) Lamina granularis interna, terdiri dari sel neuron berbentuk bintang berukuran kecil
dengan akson yang pendek mencapai lapisan superfisial.
5) Lamina ganglionaris, sel neuron granular. Sel neuron yang naik mencapai lamina
molekularis akson dari sel ini memasuki substansi alba.
6) Lamina multiformis, sel-selnya berbentuk kumparan dengan sumbu panjang tegak
lurus terhadap permukaan korteks. Akson mencapai substansia alba sebagai serat
proyeksi aferen dan asosiasi.
Bagian-bagian korteks:
a) Lobus frontalis, terletak di depan serebrum, bagian belakang dibatasi oleh sulkus
sentralis Rolandi. Bagian lateral lobus frontalis terbagi dalam girus frontalis media, dan

8
girus frontalis inferior. Bagian basal lobus frontalis terdapat lobus orbitalis sebelah
lateral dan girus rektus sebelah medial.
1. Area 4 (area motorik primer), sebagian besar girus presentralis dan bagian anterior
lobus parasentralis.
2. Area 6 adalah bagian sirkuit traktus piramidalis (area premotorik) mengatur
gerakan motoric dan premotorik.
3. Area8 yaitu mengatur Gerakan mata dan perubahan pupil.
4. Area 9,10,11,12 yaitu area asosiasi frontalis.
b) Lobus parietalis, permukaan bagian atas lateral terdiri dari girus parietal posterior, girus
parietal superior, girus angularis, dan bagian medial lobus parasentralis.
1. Area 3,1,2 adalah area sensorik primer (area postsentral), meliputi girus sentralis
dan meluas ke arah anterior anterior sampai mencapai dasar sulkus sentralis.
2. Area 5,7 (area asosiasi somatosensorik), meliputi sebagian permukaan medial
hemisfer serebri.
c) Lobus oksipital:
1. Area 17 (korteks visual primer): Permukaan medial lobus oksipital sepanjang bibir
superior dan inferior sulkus kalkanius.
2. Area 18,19 (area asosiasi visual): Sejajar dengan area 17 meluas sampai meliputi
permukaan lateral lubus oksipitalis. Bagian lateral terdiri dari girus oksipitalis
lateralis, bagian medial girus lingualis, bagian basal di antara kuneus dan girus
lingalis terdapat fisura kalkarina.
d) Lobus temporalis:
1. Area 41 (korteks auditori primer): Meliputi girus temporalis superior meluas
sampai ke permukaan lateral girus temporalis.
2. Area 42 (area asosiasi auditorik): korteks area sedikit meluas sampai pada
permukaan girus temporalis superior.
3. Area 38,40,20,21,22 (area asosiasi): permukaan lateral dibagi menjadi girus
temporalis superior, girus temporalis media, dan girus temporalis inferior. Pada bagian
basal terdapat girus fusiformis.
4. Area broka (area bicara motoris) terletak di atas sulkus lateralis, mengatur gerakan
berbicara.
5. Area visualis: terdapat pada polus posterior dan aspek media hemisfer serebri di
daerah sulkus kalkaneus, merupakan daerah menerima visual. Gangguan dalam
ingatan untuk peristiwa yang belum lama.
6. Insula reji: bagian serebrum yang membentuk dasar fisura silvii yang terdapat di
antara lobus frontalis, lobus parietalis dan lobus oksipitalis. Bagian otak ini ditutupi
oleh girus temporalis dan girus frontalis inferior.
7. Girus singuli: bagian medial hemisfer terletak di atas korpus kolosum.
Fungsi korteks serebri:
a) Korteks motorik primer (area 4,6,8).
1. Mengontrol gerakan volunteer otot dan tulang pada sisi tubuh kontra lateral.
Impulsnya berjalan melalui akson-akson dalam traktus kortikobulber dan
kortikospinal, menuju nuklei saraf-saraf serebrospinal. Priyeksi motorik dan

9
berbagai bagian tubuh terutama daerah kaki terletak di atas, sedangkan daerah
wajah bilateral terletak dibawah. Daerah lain unilateral berbagai bagian tubuh
sesuai dengan tingkat perbandingan keterampilan dari bagian tubuh, keterampilan
yang tinggi mempunyai gambaran yang luas.
2. Lesi area 4 akan mengakibatkan paralisis kontralateral dari kumpulan otot yang
disarafi.
3. Area 6 dan 8 pada perangsangan akan timbul gerakan mata dan kepala.
b) Korteks sensorik primer (area 3,4,5).
1. Penerima sensasi umum (area somestisia).
2. Menerima serabut saraf: Radiasi talamikus yang membawa impuls sensoris dari
kulit, otot sendi, dan tendo di sisi kontralateral, lesi daerah ini dapat menimbulkan
gangguan sensasi pada sisi tubuh kontralateral.
3. Terdapat homunkulus sensorik: Menggambarkan luas daerah proyeksi sensorik dari
bagian-bagian tubuh di sisi tubuh kontralateral. Luasnya daerah sensorik suatu
bagian tubuh, sebanding dengan jumlah reseptor dibagian tubuh tersebut.
c) Koteks visual (penglihatan) area 17.
1. Terletak di lobus oksipitalis pada fisura kalkarina.
2. Lesi irilatif menimbulkan halusinasi visual.
3. Lesi destruktif menimbulkan gangguan lapangan pandang.
4. Menerima impuls dari radio optiks.
d) Korteks auditorik (pendengaran) primer area 41.
1. Terletak pada tranvers temporal girus di dasar visura lateralis serebri.
2. Menerima impuls dari radiasiauditorik yang berasal dari korpus genikulatum
medialis.
3. Lesi area ini hanya menimbulkan ketulian ringan kecuali bila lesialis bilateral.
e) Area penghidu (area reseptif olfaktorius).
1. Terletak di daerah yang berdekatan dengan girus parahipotalamus lobus temporalis.
2. Kerusakan jalur olfaktorius menimbulkan anosmia (tidak mampu menghidu).
3. Lesi iritasi menimbulkan halusinasi olfaktorius. Pada keadaan ini penderita dapat
menghidu bau yang aneh atau mengecap rasa yang aneh.
f) Area asosiasi
1. Korteks yang mempunyai hubungan dengan area sensorik maupun motoric,
dihubungkan oleh serabut asosiasi.
2. Pada manusia penting untuk aktivitas mental yang tinggi, seperti berbicara,
menuliskan kata-kata, dsb.
3. Pada manusia terdapat tiga daerah asosiasi yang penting, yaitu daerah frontal (di
depan korteks motorik), daerah temporal (antara girus temporalis superior dan
korteks limbik) dan daerah parieto- oksipital (antara korteks sosmestetik dan
korteks visual).
4. Kerusakan daerah asosiasi akan menimbulkan gangguan dengan gejala yang sesuai
dengan tempat kerusakan, misalnya pada area 5,7 akan menimbulkan astereognosis
(tidak mengenali bentuk benda yang diletakkan di tangan dengan mata tertutup)
karena area ini merupakan pusat asosiasi sensasi (indra) kulit.

10
2. Sulkus dan Fissura
Sulkus dan fisura adalah dua alur yang ada di permukaan otak. Sulkus adalah
lekukan yang kurang dalam yang memberikan sifat berbelit-belit sementara fisura adalah
celah sempit yang memisahkan bagian otak yang lebih besar menjadi lobus. Perbedaan lain
antara sulkus dan fisura adalah sulkus menimbulkan gyri sedangkan fisura menimbulkan
lobus. Selain itu, sulkus adalah lekukan yang lebih dalam, sedangkan fisura adalah lekukan
yang paling dalam di korteks serebral. Dengan demikian, ini adalah perbedaan struktural
yang penting antara sulkus dan fisura.Selain itu, perbedaan fungsional antara sulkus dan
fisura adalah sulkus meningkatkan luas permukaan otak sementara fisura membagi otak
menjadi lobus fungsional.
Permukaan korteks serebri berlekuk-lekuk, membentuk tonjolan (girus) dan
lekukan memanjang (sulkus dan fissura). Lekuk-lekuk ini memperluas permukaan korteks
serebri, sehingga dapat menampung lebih banyak sel saraf. Beberapa sulkus dan fissura
antara lain yaitu:
a) Fissura longitudinalis
Memisahkan hemisfer kiri dan kanan. Fisura longitudinal membagi otak menjadi
dua belahan otak; kiri dan kanan. Pada manusia, belahan kanan mengontrol sisi kiri
tubuh dan sebaliknya. Belahan otak kanan bertanggung jawab untuk kegiatan seperti
musik, menggambar, emosi, kegiatan visual-spasial, dan pemrosesan paralel.
Sebaliknya, belahan otak kiri bertanggung jawab untuk menulis, bahasa, ucapan, dan
pemrosesan sekuensial linier.
b) Sulkus sentralis
Memisahkan lobus frontalis dan parietalis. Sulcus sentralis atau juga dikenal
dengan istilah sulcus Rolandi adalah sebuah lipatan pada permukaan otak manusia yang
memisahkan lobus frontal dan parietal. Sulcus ini mengarah ke arah medial dan lateral,
sehingga membagi otak manusia menjadi dua belahan. Sulcus sentralis juga merupakan
batas antara gyrus precentralis (di lobus frontal) dan gyrus postcentralis (di lobus
parietal). Sulcus sentralis sangat penting karena merupakan lokasi dari sulcus sentralis
atau juga dikenal sebagai sulcus Rolando, yang merupakan bagian dari sistem saraf
pusat yang mengatur gerakan sukarela tubuh. Area korteks motorik primer atau "motor
cortex" juga terletak di dekat sulcus sentralis. Area ini mengatur gerakan sukarela tubuh
seperti gerakan tangan, lengan, dan kaki. Selain itu, sulcus sentralis juga menjadi acuan

11
penting bagi para ahli neurologi dalam menentukan lokasi lesi otak dan menjelaskan
gangguan motorik yang terjadi pada pasien.
c) Fissura lateralis
Memisahkan lobus temporalis dari lobus frontalis dan parietalis. Fissura lateralis
atau sulcus lateralis, juga dikenal sebagai fissura Sylvii, adalah sebuah sulcus atau celah
yang terletak di permukaan otak manusia. Fissura lateralis memisahkan lobus temporal
dari lobus frontal dan parietal pada otak manusia. Fissura lateralis ini sangat penting
karena merupakan batas antara dua daerah otak yang berfungsi untuk fungsi kognitif
yang berbeda. Di sebelah anterior (depan) dari fissura lateralis terdapat area korteks
prefrontal, yang terlibat dalam perencanaan, pengambilan keputusan, dan kontrol
perilaku. Di sebelah posterior (belakang) dari fissura lateralis terdapat area korteks
temporal, yang terlibat dalam pemrosesan informasi auditori (pendengaran) dan
memori. Fissura lateralis juga memiliki hubungan yang penting dengan pembuluh
darah di otak, dan kerusakan pada daerah ini dapat menyebabkan masalah neurologis
yang serius.
3. Girus

Otak memiliki penampilan keriput secara keseluruhan, terdiri dari banyak tonjolan
dan lekukan. Sebuah gyrus (jamak: gyri) adalah nama yang diberikan untuk tonjolan
punggung di korteks serebral (lapisan terluar otak). Gyri ditemukan di permukaan korteks
serebral dan terdiri dari materi abu-abu, terdiri dari badan sel saraf dan dendrit. Mereka
adalah struktur unik yang penting karena mereka meningkatkan luas permukaan otak. Area
permukaan yang lebih besar berarti lebih banyak neuron dapat dikemas ke dalam korteks

12
sehingga dapat memproses lebih banyak informasi. Pada akhirnya, fungsi kognitif akan
lebih baik dengan gyri tanpa harus meningkatkan ukuran otak yang sebenarnya, yang tidak
sesuai dengan tengkorak. Tata letak dan ukuran gyri bervariasi dari orang ke orang,
meskipun ada beberapa jenis gyri yang ditemukan di setiap orang. Meskipun, jenis gyri ini
dapat bervariasi dalam ukuran dan lokasi antar individu. Beberapa girus antara lain adalah:
1) Girus pre-sentralis, terletak di lobus frontal dan merupakan area korteks motorik primer
atau "motor cortex" yang mengatur gerakan sukarela tubuh.
2) Girus post-sentralis, di belakang sulkus sentralis, terletak di lobus parietal dan
merupakan area korteks somatosensorik primer atau "somatosensory cortex" yang
menerima dan memproses informasi sensorik seperti sentuhan, rasa sakit, dan tekanan.
3) Girus temporalis superior, terletak di lobus temporal dan merupakan bagian dari area
korteks auditori primer atau "auditory cortex" yang mengatur pemrosesan informasi
suara. memegang area Wernicke area penting untuk perkembangan bahasa dan
pemahaman bicara.
4) Girus singulatus lipatan korteks otak yang terletak di bagian medial otak manusia, di
atas korpus kalosum, dan di antara gyrus cinguli dan gyrus parahippocampalis. Gyrus
singulatus dibagi menjadi dua bagian, yaitu gyrus singulatus anterior dan gyrus
singulatus posterior. Fungsi gyrus singulatus meliputi proses kognitif seperti perhatian,
pengambilan keputusan, evaluasi, serta pengolahan informasi emosional, interaksi
sosial, dan pemahaman bahasa. Gyrus singulatus juga dikaitkan dengan gangguan
kesehatan mental seperti depresi, kecemasan, dan skizofrenia. Karena gyri penting
untuk struktur otak, mereka memiliki signifikansi klinis. Misalnya, beberapa kelainan
dengan gyri dapat menyebabkan gangguan seperti epilepsi.
4. Lobus

Lobus adalah wilayah besar dari korteks serebral yang terdiri dari jaringan saraf
yang saling terhubung dan bekerja bersama untuk mengatur fungsi kognitif, sensorik, dan
motorik tertentu. Terdapat empat lobus besar pada otak manusia yaitu lobus frontal, lobus
temporal, lobus parietal, dan lobus oksipital. Masing-masing lobus memiliki struktur dan
fungsi yang berbeda-beda dan saling terhubung untuk memungkinkan otak melakukan

13
tugas-tugas yang rumit seperti berpikir, merencanakan, mengingat, memecahkan masalah,
dan mengendalikan gerakan tubuh.
1) Lobus Frontalis
Terletak di bagian depan otak mulai dari area dahi hingga ke arah tengah otak.
Berfungsi untuk kemampuan perencanaan, emosi, kreativitas, penilaian dan
pemecahan masalah. Lobus frontalis dibagi lagi menjadi korteks prefrontal, area
premotor, area motor (untuk pergerakan).
2) Lobus Temporalis
Terletak di sisi kiri dan kanan otak di sebelah belakang pelipis. Berfungsi untuk
menangkap informasi dari organ pendengaran sehingga berkaitan dengan kemampuan
mendengar, berbicara dan ingatan. Hipocampus yang bertanggung jawab terhadap
memori terletak di lobus ini. Lobus termporalis juga terhubung dengan kelenjar pituari
yang berfungsi mengatur hormon yang mengendalikan perkembangan seksual,
kemampuan melawan penyakit, mengatasi stress dan kemampuan pertumbuhan otot
dan tulang.
3) Lobus Parietalis
Terletak di sebelah belakang lobus frontalis tepat di punggung atas kepala. Bagian
ini bertanggung jawab atas persepsi dan rangsangan, mulai dari suhu, rasa, tekanan dan
rasa sakit. Beberapa fungsi bahasa juga dikendalikan oleh lobus parietalis. Lobus ini
merupakan rumah bagi korteks somatosensori yang berfungsi memproses stimulus dari
indra dan meresponnya.
4) Lobus Oksipitalis
Terletak di sisi sebelah belakang otak yang agak kebawah. Berfungsi untuk
kemampuan penglihatan dan pengenalan objek. Retina mata mengirimkan hasil
pengindraannya ke lobus ini untuk ditafsirkan sebagai sebuah gambar.
Setiap lobus memiliki fungsi yang berbeda-beda dan bekerja bersama-sama untuk
mengatur dan mengendalikan berbagai fungsi penting dalam tubuh kita.
5. Sistem Limbik

14
Korteks serebri dibagi juga menjadi neokorteks (keempat lobus frontalis, parietalis,
temporalis, dan oksipitalis) yang pembentukannya relatif baru dalam perkembangan
evolusi, serta korteks limbik (girus singulatus). Sistem limbik terdiri atas korteks limbik,
ditambah dengan hippokampus, amigdala, forniks, dan korpus mammilaris.
Sistem ini berhubungan erat dengan hipotalamus dan tampak memberikan
pengendalian tambahan beberapa perilaku instinktif yang diregulasi oleh hipotalamus dan
batang otak. Dua bagian penting dari sistem limbik adalah hipokampus dan amigdala yang
memiliki peran penting dalam memori. Sistem limbik memainkan peran dalam ingatan dan
mengatur dorongan yang lebih dasar, mencakup rasa lapar, haus dan agresi.
Fungsi sistem limbik meliputi berbagai fungsi, yang terutama berkaitan dengan
survival (kelangsungan hidup) baik individu sendiri maupun spesiesnya, serta mengatur
fungsi otonom dan endokrin, terutama respons terhadap stimulus emosional. Sistem limbik
pada hewan juga terkait dengan motivasi untuk perilaku 4F, yaitu feeding, fighting, fleeing,
dan sexual behavior.
Disfungsi sistem limbik mengakibatkan dementia dan penyakit Alzheimer, serta
berbagai gangguan neuro-psikiatrik seperti ansietas, gangguan afektif / bipolar (depresi dan
hiperaktivitas / mania bergantian), dan kelainan psikopatik.
Sistem limbik juga terlibat dalam perilaku emosional. Kera dengan lesi pada bagian
tertentu dari sistem limbik memperlihatkan kemarahan yang luar biasa terhadap provokasi
yang kurang berarti. Sedangkan kera dengan lesi pada daerah lain dari sistem limbik
memperlihatkan perilaku yang sama sekali tidak agresif, walaupun diserang. Hal ini berarti
bahwa sistem limbik memiliki peran yang cukup berarti bagi pengendalian emosi. Untuk
dapat lebih memahami tentang beberapa bagian dari otak.
6. Ganglia Basalis
Ganglia basalis terdiri atas nukleus kaudatus, putamen, dan globus pallidus.
Ganglia basalis juga terkait dengan beberapa nuklei lain di luar serebrum, yaitu nukleus
ventral anterior and ventral lateralis pada thalamus, nukleus subthalamikus, dan substantia
nigra pada otak tengah.
Ganglia basalis adalah bagian sistem motorik. Ganglia basalis memiliki beberapa
nuklei utama yang semuanya terletak di substansia alba subkortikalis telensefali. Nuklei
tersebut berhubungan satu dengan lainnya, dan dengan korteks motorik, dalam sirkuit
regulasi yang kompleks. Nuklei tersebut memberikan efek inhibitorik dan eksitatorik pada
korteks motorik. Struktur ini memiliki peran penting pada inhibisi dan modulasi
pergerakan serta pada kontrol tonus otot. Lesi pada ganglia basalis dan pada nuklei lain
yang memiliki fungsi yang berkaitan dengan pergerakan yang kurang atau berlebih dan
perubahan patologis tonus otot. Gangguan ganglia basalis tersering pada penyakit
Parkinson, yang ditandai dengan trias klinis berupa rigiditas, akinesia, dan tremor (Duus,
2010).
Istilah ganglion basal merujuk ke beberapa massa zat kelabu subkorteks yang
terletak di bagian dalam hemisfer serebrum. Ganglion basal ini (nukleus telensefalon)
secara fungsional diintegrasikan ke dalam aktivitas motorik. Ganglia basalis mencakup
nukleus kaudatus dan nukleus lentiformis (lentikuler) dan menurut beberapa ahli, badan
amigdaloid (komplek amigdaloid, korpus amigdaloideum) dan klaustrum. Nukleus

15
kaudatus terdiri dari kepala (dasar tanduk anterior ventrikel) dan ekor. Ekor itu panjang
dan ujungnya mengecil (mulai setinggi foramen antar bilik), membentuk batas badan dan
tanduk temporal ventrikel lateral. Nukleus lentiformis dibagi menjadi nukleus medial yang
disebut globus palidus (palidum) dan nukleus lateral yang disebut putamen (Noback,
1991).
Badan amigdaloid terdapat di bagian dalam unkus, rostral terhadap tanduk temporal
di mana badan ini sedikit banyak bersatu dengan ujung ekor nukleus kaudatus. Klaustrum
ialah lempeng tipis dari zat kelabu yang terletak di antara korteks lobus sentral (insula) dan
putamen. Nukleus lentiform (lentikular) dan nukleus kaudatus bersama-sama dinamakan
korpus striatal. Globus palidus dirujuk sebagai paleostrial, badan amigdaloid sebagai
arkistriatum sedangkan nukleus kaudatus dan putamen sebagai neostriatum atau striatum.
Badan amigdaloid merupakan suatu kelompok nukleus yang berhubungan dengan sistem
limbik dan oleh beberapa ahli tidak dianggap sebagai nukleus ganglion basal (Noback,
1991). Fungsi ganglia basalis, yaitu: mengendalikan kognisi, mengkoordinasikan gerak
voluntary, mengendalikan postur tubuh.
7. Kommisura Serebri
Jalur komisural adalah kumpulan serat materi putih yang menjembatani garis
tengah dan menghubungkan struktur kortikal yang identik di belahan otak yang
berlawanan. Berbeda dengan serat komisural, ada serat asosiasi, yang menghubungkan
daerah kortikal yang berbeda dalam belahan otak yang sama, dan serat proyeksi, yang
menghubungkan daerah kortikal ke bagian otak yang lebih rendah atau sumsum tulang
belakang.
Jalur komisura yang paling dikenal dan dipahami dengan baik adalah korpus
kalosum, komisura anterior, komisura posterior, komisura habenularis, dan komisura
hipokampus (komisura forniks). Fungsi utama jalur komisura adalah untuk memastikan
integrasi fungsi antara struktur otak kiri dan kanan. Dengan demikian, jalur ini terlibat
dalam banyak fungsi, termasuk fungsi kognitif seperti memori dan beberapa fungsi motorik
dan persepsi.
8. Traktus Serabut Putih
Macam-macam traktus serabut putih (white fiber tracts) pada serebrum:
1. Serabut proyeksi: Menghubungkan korteks dengan bagian SSP lainnya
2. Serabut kommissura: Menghubungkan hemisfer kiri dan kanan. Kommissura terbesar
adalah korpus kallossum
3. Serabut asosiasi: Menghubungkan 2 lokasi kortikal pada hemisfer yang sama.

16
REFERENSI

Asiyah, Siti Nur. 2014. Kuliah Psikologi Faal. Sidoarjo : Zifatama Publisher, 2014.
Clinic, Cleveland. Hypothalamus. [Online] [Cited: April 3, 2023.]
https://my.clevelandclinic.org/health/articles/22566-hypothalamus.
2021. Gyrus Otak (Korteks serebral) dan Sulkus (Neuroanatomi) Fitur penting dari SSP. [Online]
PinterPandai, September 5, 2021. [Cited: April 3, 2023.] https://www.pinterpandai.com/gyrus-
otak-korteks-serebral-dan-sulkus-neuroanatomi-fitur-penting-dari-sistem-saraf-pusat.
Harlan, Johan. 2018. Psikologi Faal. Depok : Universitas Gunadarma, 2018.
Malakiano, Zugul. 2021. Perbedaan Antara Sulkus dan Fissura. [Online] Hisham.id, November
18, 2021. [Cited: April 3, 2023.] https://hisham.id/biologi/perbedaan-antara-sulkus-dan-
fisura.html.
Neuro-Anatomi. Putra, Kusuma. 2017. Bali : Universitas Udayana, 2017.
Perkembangan Embrio Manusia. Mustikarini, Diah. Malang : Universitas Malang.
University, Binus. Cerebral Hemisphere. [Online] [Cited: April 3, 2023.]
https://psychology.binus.ac.id/kamus-psikologi/kamus-psikologi-c/cerebral-hemisphere/.

17

Anda mungkin juga menyukai