Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1LATAR BELAKANG

Pada hampir semua mahluk hidup suatu generasi baru dimulai dari suatu telur yang telah
difertilisasi (dibuahi), atau zigot yaitu suatu sel hasil penggabungan dari sel induk betina dan sel
induk jantan, dimana masing-masing induk berperan dalam menentukan sifat-sifat individu baru
yakni dalam hal ukuran, bentuk, perlengkapan fisiologis dan pola perilakunya. Pada proses
perkembangan manusia melalui berbagai tahap yang dimulai dari gametogenesis pada masing-
masing induk, dimana induk jantan mengalami spermatogenesis (proses pembentukan sperma),
dan induk betina mengalami oogenesis ( proses pembentukan ovum). Setelah terjadi vertilisasi
(proses peleburan dua gamet sehingga terbentuk individu dengan sifat genetik yang berasal dari
kedua induknya) maka akan terbentuk zigot. Zigot akan mulai membentuk suatu organisme yang
multiseluler yang dilakukan dengan proses-proses pembelahan.
Pembelahan awal yang terjadi disebut sebagai blastulasi, dimana sel yang merupakan
hasil fertilisasi antara dua induk mengalami pembelahan menjadi 2, 4, 8, 16, 32, 64, 128, 256,
dsb.
Setelah beberapa kali mengalami pembelahan sinkron, embrio kemudian membentuk
suatu bola yang disebut morulla. Setelah embrio menjalani tahap pembelahan dan pembentukan
blastula, embrio akan masuk kedalam suatu tahapan yang paling kritis selama masa
perkembangannya, yaitu stadium grastula.
Grastulasi (proses pembentukan grastula) ditandai dengan perubahan susunan yang sangat
besar dan sangat rapi dari sel-sel embrio. Grastulasi akan menghasilkan suatu embrio yang
mempunyai tiga lapisan lembaga yaitu lapisan endoderm disebelah dalam, mesoderm disebelah
tengah dan ektoderm disebelah luar. Dalam perkembangan selanjutnya, ketiga lapisan lembaga
akan membentuk jaringan-jaringan khusus dan organ-organ tubuh, dimana proses ini disebut
organogenesis. Organ pertama yang terbentuk adalah jantung. Perkebangan embrio manusia
sangatlah kompleks dimana pada awalnya hanya satu sel kemudian berkembang menjadi
individu yang terdiri dari miliaran sel. Oleh karena itu, perlu suatu pembelajaran khusus
mengenai perkembangan manusia.
1.2 TUJUAN
Adapun tujuan yang ingin disampaikan dalam makalah ini adalah:
1. Pengertian dari Gastrulasi.
2. Proses dalam pembentukan Gastrulasi.
3. Proses pembentukan Gastrulasi pada Aves dan Mamalia.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Gastrulasi

Gastrulasi adalah suatu proses yang dinamis, dimana berlangsung migrasi sel-selatau
lapisan sel-sel secara terintegrasi yang dilakukan melalui berbagai macam gerakan-gerakan
morfogenik. Seiring dengan berlangsungnya gastrulasi, juga berlangsung prosesdifferensiasi.
Migrasi sel-sel atau lapisan sel-sel selama gastrulasi dimaksudkan untuk:
a. Menempatkan area perspektif endoderem ke dalam
b. Membungkus embrio dengan perspektif ektoderem
c. Menempakan mesoderem diatara endoderem dan ektoderem
d. Membentuk arkenteron, bakal saluran pencernaan primitif 
Adanya migrasi sel-sel tersebut, menyebabkan terjadinya perubahan lingkungan
mikrodan menyebabkan terjadinya perubahan perilaku sel-sel atau kumpulan sel-sel, sehingga
merangsang sel-sel yang bersangkutan untuk melakukan proses differensiasi.Hasil proses
diffrensiasi sel tersebut menyebab kan terbentuknya lapisan ektoderem,endoderem, dan
mesoderem. Ketiga lapisan tersebut dinamakan lapisan lembaga.Karena yang terbentuk ada tiga
lapisan lembaga, maka dinamakan triploblastik, misalnyapada ayam, sapi, dan manusia.
Beberapa jenis hewan pada masa perkembangan embrional nya hanya membentuk dua lapisan
lembaga, yaitu ektoderem dan endoderem.Karena hanya dua lapisan lembaga yang terbentuk,
maka dinamakan diploblastik,misalnya porifera dan coelenterate. Ketiga lapisan lembaga di atas
merupakan lapisanlembaga yang bersifat seluler dan pada tahap perkembangan selanjutnya
akanmenghasilkan berbagai tipe jaringan atau organ yang menyusun tubuh suatu organisme.

2.2 Proses terbentuknya Gastrulasi

Saat blastula terus mengalami pembelahan dan pertambahan jumlah sel, kutub animal
akan berusaha membungkus kutub vegetal dengan bergerak dan melakukan invaginasi, yang
sering disebut sebagai proses gastrulasi.
Proses Gastrulasi ini berlangsung dengan urutan kronologis sebagai berikut:
1. Sel-sel blastula yang mengalami invaginasi terus tumbuh ke arah dalam sehingga
blastopore akan terus terdesak ke dalam dan terbentuk rongga arkenteron.
2. Rongga ini membagi sel-sel yang tumbuh tersebut menjadi lapisan endoderm disebelah
dalam dan mesoderm dibagian tengah.
3. Lapisan bagian luar dari lapisan sel pada animal pole yang tetap berada diluar (tidak
melipat ke dalam) membentuk ektoderm.
4. Ketiga lapisan tersebut kemudian disebut dengan Lapisan Germinal Embrio.
2.3 Gastrulasi pada Aves

Gastrulasi pada aves berlangsung melalui kombinasi sejumlah gerakan-


gerakanmorfogenik, meliputi:
1) Poliinvaginasi, yaitu perpindahan sel-sel blastoderem untuk membentuk lapisan hipoblas
2) Konkresensi, yaitu sel-sel pada blastoderem bagian anterior bermigrasidasn berhimpun
pada bagian posterior
3) Involusi, yaitu pelentikan sel-sel dari luar ke dalam.
Gastrulasi ditandai dengan terjadinya penebalan pada bagian posterior blastoderem
kurang lebih pada umur 3-4 jam inkubasi. Penebalan tersebut berbentuk segi tiga yang lebar,
kemudian menyempit dan memanjang dan akhirnya membentuk suatu batang yang memanjang
dari posterior ke anterior dan disebut sebagai primitivestreak. Primitive streak berlangsung kira-
kira pada umur 16 jam inkubasi.

Gambar
Empat Stadium Pembentukan Primitive Streak Pada
Embrio Ayam (Carlson,1988)
Penebalan yang berlangsung pada daerah blastoderem disebabkan karena terjadinya
konkresensi/konvergensi sel-sel epiblas kea rah median posterior. Sel-sel yang bermigrasi
tersebut tidak ditumpuk melainkan pada suatu saat berinvolusi melalui daerah primitive dan
mengisi tempat diantara epiblas dan hipoblas. Selsel tersebut kemudian menyebar kearah lateral
membentuk mesoderem. Wilayah blastoderem yang belumterjangkau oleh penyebaran
mesoderem tampak lebih bening. Daerah tersebut dinamakan daerah proamnion. Daerah
proamnion makin lama makin menyempit dankemudian hilang setelah penyebaran mesoderem
mencapai daerah tersebut.Daerah primitive dapat disamakan dengan blastoporus pada
amphibian. Terdiriatas sepasang pematang primitif atau primitive ridge dan sebuah parit
primitive atauprimitive groove. Pada ujung anterior daerah primitif terdapat suatu penebalan
yangdisebut primitive knot atau nodus Hensens. Tepat pada bagian posterior nodus Hensens
terdapat lekukan parit yang agak dalam yang disebut lekuk primitive atau primitive pit.

Gambar
Diagram yang mengilustrasikan pola-pola pergerakan sel dalam pembentukan dan pemanjangan
primitive streak (A-D) invaginasi sel-sel melalui streak (E) dan regresi streak pada embrio ayam
(Carlson, 1988).
Setelah primitive streak mencapai pemanjangan yang penuh pada umur inkubasi18 jam,
ujung cephalic mulai beregresi dan terbentuk suatu struktur yang disebut  head  process atau
lipatan kepala. Bagian area pellusida yang berdekatan dengan primitivestreak mulai menebal
membentuk area embrional.

Gambar
Pembentukan lipatan kepala pada embrio ayam (Huettner, 1957).

Mengiringi pembentukan dan pemanjangan primitive streak, area pellusida mengalami


perubahan bentuk dari bentuk cakram sirkuler menjadi bentuk konfigurasi bulat.
Sumbumemanjang bakal tubuh embrio diperankan oleh primitive streak.Terbentuknya primitive
streak dan Nodus Hansen’s maka periode utama gastrulasi dimulai. Lapisan-lapisan lembaga
dibentuk melalui migrasi sel-sel epiblas kearah nodus Hensen’s dan primitive streak, dan sel-sel
beringresi untuk membentuk lapisan lembaga tengah dan bawah (mesoderem dan endoderem).
Sel-sel pertama yang melintasi primitive streak bagian anterior adalah bakal endoderem dan
diikuti oleh bakal mesoderem. Sel-sel bakal mesoderem menyebar diantara epiblas dan hipoblas
membentuk lapisan tengah yang kini disebut sebagai mesoderem. Sel-sel yang bermigarasi
melalui nodus Hensen’s meluas ke depan dan sel-sel tersebut terkondensasi membentuk
notokorda, sedangkan sisa sel-sel epiblast yang tidak berinvaginasi melalui daerah primitive akan
tetap menjadi ektoderem.
Gambar
Tahap-tahap pembentukan lapisan mesoderem pada embrio ayam (Carlson,1988).

Gambar
Model tiga dimensi embrio awal ayam yang mengilustrasikan migrasi sel-sel endoderem dan
mesoderem melalui primitive streak (A) sayatantransversal (B) sayatan sagital (Carlson, 1988)
2.4 Gastrulasi pada Mamalia

Gastrulasi pada mamalia ditandai dengan terbentuknya rongga pada massa sel-sel dalam
(inner cell mass) yang makin lama makin besar dan dinamakan rongga amnion. Massa sel-sel
dalam di bawah rongga amnion membentuk suatu keeping yang dinamakan keeping embrio atau
embryonic disc yang kelak akan menghasilkan embrio. Keping embrio terdiri atas lapisan
ektoderem yang berbatasan dengan rongga amnion dan endoderem yang berbatasan dengan
blastocoel. Blastocoel terletak kea rah rongga uterus, sedangkan keeping embrio dan rongga
amnion tertanam kea rah dinding uterus. Endoderem akan berproliferasi membentuk sel-sel pipih
yang mendindingi blastocoel. Blastocoel sekarang menjadi gastrocoel atau arkenteron atau
rongga kantungyolk. Endoderem yang mendindinginya akan menjadi bagian dari kantung yolk.
Padamamalia, kantung yolk tidak mengandung yolk.

Gambar
Gastrulasi embrio mamalia. Massa sel-sel dalam membentuk rongga amnion dengan cara
delaminasi. Embryonic shield terletak diantara rongga amnion dengan gastrocoel (Huettner,
1957)
Pada keeping embrio berlangsung proses gastrulasi yang serupa dengan gastrulasi yang
berlangsung pada gastrulasi ayam, sehingga terdapat stadium daerah primitive. dan lapisan-
lapisan lembaga ektoderem, mesoderem, dan endoderem. Disamping daerah primitive dan bakal
notokorda. Lapisan lembaga di dalam keeping embrio disebut lapisan lembaga intraembrio,
sedangkan yang terdapat di luar keeping embrio dinamakan lapisan lembaga ekstra embrio

Gambar Gasrulasi embrio mamalia. Massa sel-sel dalam berhadapan dengan balstocoel pada
pembentukan embryonic knob (Huettner,1957)

Ada pendapat bahwa lapisan endoderem terbentuk dengan cara delaminasi. Pendapat lain
menyebutkan bahwa lapisan endoderem berasal dari massa sel-sel dalam. Seperti diketahui
bahwa keeping embrio terdiri atas lapisan sel yang tebal yang disebut mesektoderem dan lapisan
tipis yang disebut entoderem. Mesentoderem akan menjadi mesoderem dan ektoderem.
Ektoderem adalah tropoblas yang merupakan lapisan terluar. Pembentukan mesoderem pada
embrio mamalia sama dengan pembentukan mesoderempada embrio ayam. Berbeda dengan
aves, gastrulasi pada mamalia berlangsung di dalam uterus,sedangkan gastrulasi pada aves
berlangsung di dalam telur. Embrio yang mencapai rongga uterus biasanya telah berada pada
stadium blastula yang terdiri atas massa sel-sel dalam dan tropoblas, lalu menempel atau
tertanam pada endometrium yang telah dipersiapkan sebelumnya. Pembahasan lebih lanjut akan
diuraikan pada peristiwa implantasi.

Gambar 9.26. Skema asal jaringan presomic embrio manusia dan kera (Carlson, 1988)

Gambar
Skema sel lineage awal embrio mencit (Carlson, 1988)
.
2.5 Gastrulasi pada manusia

Setelah embrio menjalani tahap pembelahan dan tahap blastula, embrio akan masuk
kedalam tahapan yang paling kritis selama tahap perkembangannya, yaitu stadium grastula.
Grastulasi ditandai dengan terjadinya perubahan susunan yang sangat besar serta sangat rapi dari
sel-sel didalam embrio. Salah satu perubahan utama dalam yang terjadi selama masa grastulasi
adalah bahwa sel-sel memperoleh dan mencapai suatu kemampuan untuk melakukan gerakan
morfogentik, sehingga terjadi reorganisasi seluruh atau sebagian didaerah kecil didialam embrio.
Gastrulasi adalah proses perkembangan embrio, di mana sel bakal organ yang telah terbentuk
pada stadium blastula mengalami perkembangan lebih lanjut. Proses perkembangan sel bakal
organ ada dua, yaitu epiboli dan emboli. Epiboli adalah proses pertumbuhan sel yang bergerak ke
arah depan, belakang, dan ke samping dari sumbu embrio dan akan membentuk epidermal,
sedangkan emboli adalah proses pertumbuhan sel yang bergerak ke arah dalam terutama di ujung
sumbu embrio. Stadium gastrula ini merupakan proses pembentukan ketiga daun kecambah yaitu
ektoderm, mesoderm dan endoderm.
Pada proses gastrula ini terjadi perpindahan ektoderm, mesoderm, endoderm, dan
notochord menuju tempat yang definitif. Pada periode ini erat hubungannya dengan proses
pembentukan susunan syaraf. Gastrulasi berakhir pada saat kuning telur telah tertutupi oleh
lapisan sel. Beberapa jaringan mesoderm yang berada sepanjang kedua sisi notochord disusun
menjadi segmen segmen yang disebut somit yaitu ruas yang terdapat pada embrio

Grastulasi pada manusia terjadi pada blastokista yang terdiri atas tropoblast dan masa sel
dalam yang merupakan bakal tumbuh embrio. Pemisahan pertama dari sel-sel pada masa sel
dalam adalah untuk pembentukan hipoblast, yang membatasi rongga blastula dan yang akan
mejadi endoderm kantung yolk. Sisa dari masa sel dalam yang terletak diatas hipoblast terbentu
suatu keping, yang disebut keping embrio. Epiblast memisahkan diri, dengan membentuk suatu
rongga yang disebut amnion, dari epiblast yang mengandung semua bahan untuk pembentukan
tubuhnya, jadi identik dengan epiblast pada burung.Sambil epiblast mengalami grastulasi. Sel-sel
ekstra embrio mulai membentuk jaringan khusus agar embrio dapat hidup dalam uterus induk.
Sel-sel tropoblast membentuk suatu populasi sel dan membentuk sinsistropoblast. Sinsitropoblast
memasuki permukaan uterus sehingg uterus tertanam dalam uterus. Uterus sebaliknya
membentuk banyak pembuluh darah yang berhubungan dengan sinsitropoblast.
Tidak lama sesudah ini, mesoderm meluas keluar embrio. Pembuluh ini merupakan
pembuluh darah dari tali puasat dan berda pada tangkai penyokong. Jaringan tropoblast dengan
mesoderm yang mengandung pembuluh darah dari tali pusat berada pada tangki penyokong.
Jaringan tropoblast dengan mesoderm yang mengandung pembuluh darah disebut korion dengan
dinding uterus membetuk plasenta.
Korion dapat berlekatan sekali dengan jaringan maternal, tetapi masih dapat berdekatan sekali
atau dapat berdekatan sangat erat sehingga kedua jaringan tidak dapat dipisahkan tanpa merusak
jaringan induk maupun fetus.

Gasrulasi embrio Manusia. Massa sel-sel dalam berhadapan dengan balstocoel pada
pembentukan embryonic knob
BAB III
PENUTUP

3.1KESIMPULAN

Selama gastrulation sel bermigrasi ke pedalaman blastula, akibatnya membentuk dua


(binatang diploblastik) atau tiga lapisan nutfah (triploblastik). Embrio selama proses ini disebut
gastrula. Lapisan nutfah disebut eksoderm, mesoderm, dan endoderm. Dalam binatang
diploblastik hanya eksoderm dan endoderm yang hadir.
1. Di antara binatang yang berbeda, berbagai kombinasi proses berikut terjadi untuk tempat
sel-sel di pedalaman embrio:
2. Epiboly - perluasan satu sel lembar atas sel-sel lain
3. Masuknya - sel bergerak dengan mukrotubulus
4. Invagination - membentuk mulut, anus dan arkenteron
5. Delamination - eksternal sel-sel membagi, meninggalkan sel anak dalam rongga
6. Berkembang kutub proliferasi - sel pada ujung yang polar blastula/gastrula biak,
kebanyakan di kutub hewan.
7. Perubahan utama lainnya selama gastrulation:
- Berat RNA transkripsi menggunakan embrio gen; hingga saat ini RNA digunakan
adalah ibu (disimpan dalam telur belum dibuahi).
- Sel mulai proses utama diferensiasi, kehilangan totipotentiality mereka.

Pada kebanyakan hewan, blastopore dibentuk pada titik di mana sel memasuki embrio.
Dua kelompok utama hewan dapat dibedakan menurut blastopore nasib. Pada deuterostomia
anus bentuk dari blastopore, sedangkan pada protostomia berkembang ke dalam mulut. Lihat
Embryological usul mulut dan anus untuk informasi lebih lanjut.
DAFTAR PUSTAKA

Fried, George. H. George. J. Hademenos. Biologi. Jakarta : Erlangga. 2006

Gayton. Hall. Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC. 1997

Reece, Campbell. Mitchel. Biologi. Jakarta : Erlangga. 2009

Yatim, Wildan. Embriology. Tarsito : Bandung. 1994

http.id.wikipedia.org./wiki/Emriofenesis.17.55.25/4/2010

http://images.google.co.id/imglanding?q=embriogenesis.17.00.25/04/2010

Anda mungkin juga menyukai