Gambar 8. invaginasi lanjut, embrio menyerupai cawan berdinding rangkap (Huettner 1957).
Pada awalnya dinding arkhenteron berupa mesoderm yang terdiri atas sel-sel
endoderm, sel-sel bakal mesoderm pada bagian dorsolateral, dan sel-sel bakal notokord
di bagian mediodorsal. Pada tahap yang lebih lanjut bakan mesoderm dan bakal notokord
akan berdelaminasi dari lapisan asalnya sehingga akhirnya seluruh dinding arkhenteron
adalah endoderm.
Proses neurulasi merupakan suatu proses yang kompleks sehingga apabila mengalami
kelainan biasanya disebabkan oleh multifaktor. Proses neurulasi diawali dengan adanya
induksi yaitu bakal notocorda, sebagai inductor, terhadap ectoderm yang terletak tepat di
atasnya yaitu ectoderm neural, yang berperan sebagai jaringan. induksi memperlihatkan
adanya hierarki. Induksi paling awal oleh induksi dan disebut sebagai induksi primer,
innduksi berikutnya ( induksi-induksi sekunder ) didahului oleh induksi sebelumnya.
Tanpa adanya induksi neural, innduksi-induksi selanjutnya, terutama yang terjadi pada
tahap organogenesis, tidak dapat berlangsung dan embrio tidak akan berkembang lanjut
secara sempurna. Kebanyakan proses induksi bersifat instruktif dan sisanya bersifat
permisif. Misalnya, induksi matriks ekstraselular fibronektin terhadap pial neural untuk
berdifferensiasi membelah bermigrasi lewat matriks, adalah induksi permisif. Pada
induksi instruktif inductor melakukan aksi (instruksi) terhadap jaringan kompeten untuk
berubah atau berdifferensiasi. Pada induksi permisif, inductor tidak melakukan suatu
terhadap sel yang mengalami differensiasi, melainkan hanya menyediakan saja, misalnya
jalur untuk bermigrasi.
Setelah mengalami induksi primer, selanjutnya ectoderm neural akan memperlihatkan
perubahan, antara lain sel-selnya meninggi menjadi silindris dan berbeda dari sel-sel
ectoderm bakal epidermis yang berbentuk kubus. Perubahan sel-sel melibatkan
pemanjangan mikrotobul yaitu salah satu komponen sitoskelet. Meningginya sel-sel
keping neural menyebabkan keping neural menjadi sedikit terangkat dari ectoderm di
sampingnya. Sebagai respon terhadap induksi, sel-sel keping neural mensintesis RNA
baru dan terdeterminasi untuk berdifferensiasi menjadi bakal sistem saraf pusat. Kedua
bagian tepi keping neural melipat menjadi lipatan neural, mengapit keping yang melekuk
yaitu lekuk neural. Kedua lipatan neural akan bertemu berfusi di bagian mediodorsal
embrio sehingga terbentuk bumbung neural seperti tampak pada tahap-tahap
pembentukan bumbung neural (Paul Cisek, 2016).
Dan puncak( aspeks) sel. Konstriksi tersebut mengakbatkan sel-sel alas menjadi baji
(wedge saped) yang disebut “ median binge” (MH) atau engsel. sehingga terjadi
pelekukan di bagian atas tersebut. Pada sisi dorsolateral terdapat dorsolateral hinge
(DLH) atau engsel dorsolateral juga menyebabkan pelekukan dan membantu bersatunya
kedua lipatan hingga terbentuk bumbung neural. Rongga didalam bumbung neural
dinamakan neural atau neurosoel. Saluran ini untuk sementara berhubungan denga
melalui satu saluran pendek yang yang disebut kanalis neurenterikus paling jelas
ditemuakan pada amfioksus. Saluran ini kemudian akan menutup rongga saluran neural
dan rongga arkenteron terpisah satu sama lain.
Pada amphioxus ketika neural plate berinvaginasi, ectoderm epidermis mulai melipat
dan bergerak melingkupi di dorso mediannya yang mulai berlangsung sejak dari bibir
dorsal blastophore. Pelingkupan ectoderm sehingga menutupi bumbung neural didorsal,
berlangsung terus dari posterior ke anterior. Sehingga hanya ada satu neurophore
terbentuk pada amphioxus, yakni yang anterior (Meliana., D.,2015)
a. Neuralasi terbagi menjadi dua jenis beradasarkan bagaimana neural tube terbentuk:
1. Neurulasi primer, dimana neural tube terbentuk akibat adanya proses pelekukan
atau invaginasi dari lapisan ectoderm neural yang diinisiasi oleh nothocord. Cara
ini paling umum ditemukan diantara berbagai kelompok hewan, yaitu amfibia,
reptilia, aves dan mamalia termasuk manusia.
2. Neurulasi sekunder, Proses neurulasi ini terjadi dengan ditandainya pembentukan
neural tube tanpa adanya pelipatan ectoderm neural, melainkan pemisahan
ectoderm neural dari lapisan ectoderm epidermis, baru kemudian membentuk
neural tube. misalnya pada pisces. Selain pada hewan yang khusus, kedua
neurulasi ini dapat juga ditemui dalam satu embrio. Neurulasi primer berlangsung
di bagian anterior (kepala dan tubuh) sedangkan neurulasi sekunder terdapat di
bagian posterior tubuh dan ekor.
Pada perkembngan selanjutnya, neural tube akan menjadi organ beirkut ini:
a) Otak dan sumsum tulang belakang.
b) Saraf tepi otak dan tulang belakang.
c) Bagian persarafan indra seperti mata, hidung dan kulit.
d) Chromatophore kulit dan alat-alat tubuh yang berpigmen.
e) Saat awal terbentunya, neural tube akan memiliki dua ujung yang belum
menutup, yang dinamakan neurophore.
1. Neurophore anterior, yang akan membentuk otak dan bagian-
bagiannya.
2. Neurophore posterior, yang akan membentuk fleksura atau lipatan
yang terdapat dalam otak, dan berperan dalam menentukan daerah-
daerah otak.
Gambar 11. Proses Menutupnya Bumbung Neural
Sel neural crest yang terlepas dari tepi lateral lipatan neural, menghasilkan
ganglion spinal dan ganglion sistem autonom serta sejumlah sel jenis lain. Mesoderm
paraksial, yang paling dekat dengan notokord dan neural tube yang sedang
berkembang, berdiferensiasi untuk membentuk pasangan blok jaringan atau somit.
Somit pertama muncul pada hari ke-20. Terdapat sekitar 30 pasagan somit pada hari
ke-30 yang meningkat menjadi total 44 pasangan. Somit berdiferensiasi menjadi
sklerotom, miotom, dan dermatom yang masing-masing menghasilkan tulang rangka
sumbu, otot rangka dan dermis kulit (Paul Cisek, 2016),