Anda di halaman 1dari 31

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Makhluk hidup mulai dari tingkat uniseluler sampai tingkat multiselular

memiliki kemampuan untuk mempertahankan jenisnya. Hal itu dimaksudkan agar

tetap dapat mempertahankan kelangsungan spesiesnya di muka bumi. Proses

mempertahankan jenis itu dapat dikategorikan ke dalam proses reproduksi atau

perkembangbiakan. Tiap jenis hewan memiliki cara reproduksi yang berbeda satu

sama lain. Pada hewan avertebrata proses reproduksi masih sederhana, sedangkan

pada hewan vertebrata prosesnya kompleks dan melibatkan banyak organ

reproduksi. Proses reproduksi didukung oleh sejumlah hormon reproduksi, sel

kelamin, saluran reproduksi, dan sejumlah hormon reproduksi.

Salah satu peristiwa yang terjadi dalam reproduksi adalah rangkaian

tahapan perkembangan janin atau embrio yang terdiri dari tahapan morula,

blasula, gastrula, neurula dan organogenesis. Melalui makalah ini dapat

memahami hal-hal yang menyangkut perkembangan embrio. Dalam makalah ini

akan dibahas semua proses-proses perkembangan embrio khususnya embrio ayam

selama masa inkubasi 24, 48, dan 72 jam. Dengan demikian, kita tidak dapat

mengetahui proses perkembangan embrio ayam.

1
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka adapun rumusan masalah yang

akan dibahas dalam makalah ini adalah :

“Bagaimanakah perkembangan embrio ayam mulai dari telur sampai menjadi

ayam?”

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui lapisan embrional yang membentuk bakal organ pada

ayam.

2. Untuk mengetahi tahap pembentukan organ pada berbagai umur embrio ayam.

D. Manfaat Praktikum

1. Dapat memahami tahapan pembentukan embrio mulai dari morula, blastula,

hingga tebentuk tiga lapisan embriona, dan organoegenesis.

2. Dapat mengetahui tahap pembentukan organ pada berbagai umur embrio

ayam.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Reproduksi Ayam

Setelah fertilisasi, sel telur burung mengalami pembelahan meroblastik di

mana pembelahan sel hanya terjadi dalam daerah kecil sitoplasma yang bebas

kuning telur. Pembelahan awal mengahasilkan tudung sel yang disebut sebagai

blastodik yang berada diatas kuning telur yang terbagi itu. Blastomer kemudian

memisah menjadi dua lapisan, yaitu lapisan atas dan lapisan bawah, atau epiblast

dan hipoblast. Rongga diantara kedua lapisan ini adalah blastosoel versi unggas

(analog dengan blastosol vertebrata tanpa amnion), dan tahapan embrionik ini

adalah ekuivalen blastula pada unggas, meskipun bentuknya berbeda dari bola

berlubang pada embrio awal katakGastrulasi seperti pada embrio katak,

melibatkan perpindahan sel dari permukaan embrio ke bagian yang lebih dalam.

Akan tetapi pada unggas, jalur migrasi sel tersebut sangat berbeda. Beberapa sel

dari lapisan sel bagian atas (epiblas) berpindah ke arah garis tengah blastodiks,

kemudian melepas dan memisah, lalu berpindah ke arah dalam menuju kuning

telur. Pergerakan ke tengah pada permukaan dan pergerakan sel-sel ke arah dalam

pada garis tengah blastodik menghasilkan lekukan yang disebut sebagai primitif

streak (Campbell, 2000).


Zigot mulai menjalani pembelahan awal mitosis sampai beberapa kali.

Sel-sel yang dihasilkan dari setiap pembelahan berukuran lebih kecil dari ukuran

induknya, disebut blastomer. Kira-kira pada hari ke-5 sampai ke-6, di rongga sela-

sela inner cell mass merembes cairan menembus zona pellucida, membentuk

ruang antar sel. Ruang antar sel ini kemudian bersatu dan memenuhi sebagian

besar massa zigot membentuk rongga blastokista. Inner cell mass tetap berkumpul

di salah satu sisi. Pada stadium ini zigot disebut berada dalam stadium blastula

(Anonim,2011).

Gastrula ayam ditandai dengan adanya penebalan di daerah posterior

blastoderm di area pellusida. Penebalan ini kemudian memanjang ke arah anterior

sehingga membentuk parit dengan pematangan disebut daerah primitif. Gastrula

ayam memiliki epiblast, hipoblast dan rongga erkhenteron . Tahap neurula ayam

mirip dengan embrio katak yaitu melalui tahap keping neural, lipatan neural dan

bumbung neural. Organogenesis merupakan proses lanjutan setelah terbentuk

neurula. Proses ini meliputi pembentukan bakal organ dari lapisan ektoderm,

mesoderm dan endoderm. Perkembangan embrio ayam pada berbagai umur

inkubasi merupakan media yang jelas untuk memperlihatkan organogenesis (Tim

Pengajar, 2010).

Pada ayam betina, terdapat sepasang ovari, hanya yang dextrum

mengalami atrophis (mengecil dan tidak bekerja lagi). Dari ovari menjulur

oviduct panjang berkelok-kelok, berlubang pada bagian cranial dengan suatu

bentuk corong. Lubang oviduct itu disebut ostium abdominalis. Dinding oviduct
selanjutnya tersusun atas musculus dan ephytelium yang bersifat glandular, yang

memberi sekresi yang kelak membungkus telur, yakni albumen sebagai putih

telur, membran tipis di sebelah luar albumen, dan cangkok yang berbahan zat

kapur yang disebut oleh kelenjar di sebelah caudal. Uterus yang sebenarnya

belum ada. Fertilisasi terjadi di dalam tubuh dengan jalan melakukan kopulasi

( Jasin, 1992).

Bagian dari kuning telur yaitu kantung chorion, dimana membran ekstra

embrio yang paling luar dan yang berbatasan dengan cangkang atau jaringan

induk, merupakan tempat pertukaran antara emrio dan lingkungan disekitarnya

adalah chorion atau serosa. Kantung allantois, dimana kantung ini merupakan

suatu kantung yang terbentuk sebagai hasil evaginasi bagian ventral usus

belakang pada tahap awal perkembangan. Fungsi kantung ini sebagai tempat

penampungan dan penyimpanan urine dan sebagai organ pertukaran gas antara

embrio dengan lingkungan luarnya. Lapisan penyusun kantung allantois sama

dengan kantung yolk, yaitu splanknopleura yang terdiri atas endoderm di dalam

dan mesoderm splank di luar. Kantung amnion, kantung ini adalah suatu

membran tipis yang berasal dari somatoplura berbentuk suatu kantung yang

menyelubungi embrio yang berisi cairan. Dimana kantung ini berfungsi sebagai

pelindung embrio terhadap kekeringan, penawar goncangan, pengaturan suhu

intrauterus, dan anti adhesi (Adnan, 2010).


FASE INKUBASI TELUR AYAM

1. Telur ayam inkubasi 24 jam

Somit-somit mesoderm adalah tanda yang seksama dari tingkat

pertumbuhannya. Janin- janin dengan jumlah somit yang sama . pada janin

inkubasi 24 jam, mesoderm telah membentuk 4-5 pasang somit mesoderm

yang terdapat di kiri dan kanan notokhor di bagian tengah janin. Daerah

primitive streak merupakan penebalan berbentuk segitiga yang lebar,

lemudian menyempit dan memanjang dan akhirnya membnetuk suatu batang

yang memanjang dari posterior ke anterior.

Menurut Syahrum (1994), inkubasi selama 24 jam dapat dibedakan

antara daerah intra embrional dengan daerah ekstraembrional. Epiblast bagian

tengah yang lebih terang disebut area pelusida, bagian tepi yang lebih gelap

disebut daerah opaca. Daerah intra embrional yakni terdiri dari daerah

pellusida dan daerah opaka. Daerah kepala akan mengalami perkembangan

yang cepat, namun karena adanya daerah batas pertumbuhan (zone over

growth), terjadi lipatan kepala (head fold), mula-mula ke ventral. Setelah ke

ventral daerah agak terangkat melipat ke posterior. Organ yang dapat terlihat

dalam stadium 24 jam inkubasi adalah: area embrional, area pellusida, area

opaka vaskulosa, area ovaka vitelin, lipatan neural, usus depan, somitdan

daerah primitive, proamnion, notokor dan keping darah.


2. Telur ayam inkubasi 48 jam

Lipatan kepala dari embrio dibangun oleh semua lapisan embrional

yaitu ectoderm, mesoderm. dan endoderm. Karena bagian kepala terangkat

dari blastoderm, maka ectoderm truS maju ke muka. Dengan demikian,

ectoderm merupakan sutu bumbung di dalam lipatan kepala. Bagian yang

terbuka yang berhubungan dengan yolk ialah usus tengah. Usus belakang

dibentuk dengan cara yang sama seperti usus depan. Dengan tumbuhnya

embrio ke muka, maka usus pun turut tumbuh ke muka. Pada bagian paling

endoderm dari usus depan bersentuhan langsung dengan ectoderm, ini tidak

dihalangi oleh mesoderm. Bagian inilah yang disebut plat oral.

Menurut Syahrum (1994), pada stadium 48 jam inkubasi dapat diamati

yaitu: Tabung otak telah terbagi menjadi 5 gelembung otak. Prosensephalon

berkembang menjadi telensephalon dan diensephalon, mesensephalon tetap,

sedangkan rhombensephalon menjadi meten dan myelencephalon.

Metensephalon dengan atap tebal sedangkan myelensephalon dengan atap

lebih tipis, korda spinalis telah menutup, sinus rhomboidalis menghilang.

Setiap lens placode melakukan lipatan ke dalam (invaginasi) membentuk lens

vesicle. Pada waktu yang bersamaan, dinding optic vesicle juga mengadakan

invaginasi membentuk optic cup. Optic cup tidak sempurna, ada bagian tanpa

dinding yang disebut choriod fissure. Pada perkembangan saluran pencernaan,

daerah faring telah terbentuk 3 pasang kantong faring merupakan evaginasi


lateral, sedangkan sejajar kantong faring II terdapat evaginasi ventral

membentuk kelenjar toroid

3. Telur ayam inkubasi 72 jam

Menurut Syahrum (1994), bahwa pada inkubasi 72 jam embrio ayam,

embrio mengalami pelekukan servikal, sehingga daerah rhombesenfalon

berada di sebelah dorsal dan telensephalon mendekati perkembangan jantung.

Lipatan kepala makin berkembang ke arah posterior.

Menurut Syahrum (1994), peristiwa 72 jam inkubasi pada telur ayam

yaitu:

a. Ganglion kranial dan pasangan saraf kranial, di daerah fentrolateral

metensefalon terdapat bagian ganglion lima, dan nervus trigeminus yang

memprasarafi mata dan daerah branchial arch I.

b. Sistem saraf dan organ indra, telensefalon tampak lebih jelas dibedakan

diensefalon, telensefalon mengalami proses penggembungan dan nantinya

akan berkembang menjadi serebri.

B. Perkembangan Embrio Ayam Dari Telur Sampai Menetas

Pada prinsipnya semua jenis telur mempunyai struktur yang sama, Telur

terdiri dari enam bagian yaitu: kerabang telur atau kulit luar (shell), selaput

kerabang, putih telur (albumin), kuning telur (yolk), tali kuning telur (chalaza)

dan sel benih (germ plasm). Masing-masing bagian memiliki fungsi

khas.Kerabang telur berfungsi sebagai pelindung embrio dari gangguan luar yang
tidak menguntungkan. Kerabang juga berfungsi melindungi putih telur dan

kuning telur agar tidak keluar dan terkontaminasi dari zat-zat yang tidak

diinginkan. Kerabang telur memiliki pori-pori sebagai media lalu lintas gas

oksigen (O2) dan karbon dioksida (CO2) selama proses penetasan. Oksigen

diperlukan embrio untuk proses pernapasan dan perkembangannya.Putih telur

merupakan tempat penyimpanan air dan zat makanan di dalam telur yang

digunakan untuk pertumbuhan embrio. Kuning telur merupakan bagian telur yang

bulat bentuknya, berwarna kuning sampai jingga dan terdapat di tengah-tengah

telur. Kuning telur mengandung zat lemak yang penting bagi pertumbuhan

embrio. Di dalam kuning telur terdapat sel benih yang menjadi unsur utama

embrio unggas. Pada bagian ujung yang tumpul dari telur terdapat rongga udara

yang berguna untuk bernapas bagi embrio selama periode penetasan, yang

berlangsung rata-rata 20-22 hari.

Masa pengeraman selama 21 hari merupakan masa yang sangat kritis

untuk menentukan kelahiran seekor anak ayam. Embrio di dalam telur ini tumbuh

secara luar biasa setiap harinya sampai akhirnya menetas menjadi anak ayam.

Berikut ini Secara garis besar, menyampaikan perkembangan embrio

selama 21 hari pengeraman sampai akhirnya jadi anak ayam yang mungil.
1. Hari Pertama

Bentuk awal embrio pada hari pertama belum terlihat jelas, sel benih

berkembang menjadi bentuk seperti cincin dengan bagian tepinya gelap,

sedangkan bagian tengahnya agak terang. Bagian tengah ini merupakan sel

benih betina yang sudah dibuahi yang dinamakan zygot blastoderm.

Setelah lebih kurang 15 menit setelah pembuahan, mulailah terjadi

pembiakan sel-sel bagian awal perkembangan embrio. Jadi didalam tubuh

induk sudah terjadi perkembangan embrio.


2. Hari Kedua

Bentuk awal embrio hari kedua mulai terlihat jelas. Pada umur ini

sudah terlihat primitive streake – suatu bentuk memanjang dari pusat

blastoderm – yang kelak akan berkembang menjadi embrio. Pada blastoderm

terdapat garis-garis warna merah yang merupakan petunjuk mulainya sistem

sirkulasi darah.
3. Hari Ketiga

Embrio berada di sisi kiri, dikelilingi oleh sistem peredaran darah,

membram viteline menyebar di atas permukaan kuning telur. Kepala dan

badan dapat dibedakan, demikian juga otak. Nampak juga struktur jantung

yang mulai berdenyut.


4. Hari Keempat

Perkembangan rongga amniotik, yang akan mengelilingi embrio, yang

berisi cairan amniotik, berfungsi untuk melindungi embrio dan membolehkan

embrio bergerak. Nampak gelembung alantois yang berperan utama dalam

penyerapan kalsium, pernapasan dan tempat penyimpanan sisa-sisa.


5. Kelima

Peningkatan ukuran embrio, embrio membentuk huruf C, kepala

bergerak mendekati ekor. Terjadi perkembangan sayap, saluran pencernaan

dan tembolok mulai terbentuk. Pada masa ini terbentukpula jaringan

reproduksi. Karenanya sudah mulai dapat juga ditentukan jenis kelaminnya.


6. Hari keenam

Membram vetiline terus berkembang dan mengelilingi lebih dari

separuh kuning telur. Fissura ada diantara jari kesatu, kedua dan ketiga dari

anggota badan bagian atas dan antara jari kedua dan ketiga anggota badan

bagian bawah. Jari kedua lebih panjang dari jari lain.

7. Hari Ketujuh
Cairan yang makin mengencer di bagian leher. Nampak jelas

memisahkan kepala dengan badannya. Terjadi pembentukan paruh. Otak

nampak ada di daerah kepala, yang lebih kecil ukurannya dibanding dengan

embrio.

8. Hari Kedelapan
Membram vetillin menyelimuti (menutupi) hampir seluruh kuning

telur. Pigmentasi pada mata mulai nampak. Bagian paruh atas dan bawah

mulai terpisah, demikian juga dengan sayap dan kaki. Leher merenggang dan

otak telah berada di dalam rongga kepala. Terjadi pembukaan indra pendengar

bagian luar.

9. Hari Kesembilan

Kuku mulai nampak, mulai tumbuh folikel bulu pertama. Alantois

mulai berkembang dan meningkatnya pembuluh darah pada vitellus.

10. Hari Kesepuluh


Lubang hidung masih sempit. Terjadi pertumbuhan kelopak mata,

perluasan bagian distal anggota badan. Membran viteline mengelilingi kuning

telur dengan sempurna. Folikel bulu mulai menutup bagian bawah anggota

badan. Patuk paruh mulai nampak.

11. Hari Kesebelas

Lubang palpebral memiliki bentuk elips yang cenderung menjadi

encer. Alantois mencapai ukuran maksimal, sedangkan vitellus makin

menyusut. Embrio sudah nampak seperti anak ayam.


12. Hari Kedua belas
Folikel bulu mengelilingi bagian luar indera pendengar meatus dan

menutupi kelopak mata bagian atas. Kelopak mata bagian bawah menutupi

2/3 atau bahkan ¼ bagian kornea.

13. Hari Ketiga belas

Alantois menyusut menjadi membran Chorioalantois. Kuku dan kali

mulai nampak jelas.


14. Hari keempat belas

Bulu-bulu halus hampir menutupi seluruh tubuh dan berkembang

dengan cepat.

15. Hari Kelima belas dan enam belas


Beberapa morfologi embrio berubah : anak ayam dan bulu halus terus

berkembang. Vitellus menyusut cepat, putih telur mulai menghilang. Kepala

bergerak ke arah kerabang telur (posisi pipping) di bawah sayap kanan.

16. Hari Ketujuh belas

Sistem ginjal dari embrio mulai memproduksi urates (garam dari asam

urat). Paruh yang berada di bagian bawah sayap kanan, menuju rongga udara

(yang ada di dalam telur). Putih telur telah terserap semua, sisik kaki, kuku,

dan paruh semakin mengeras. Tubuh embrio sudah sepenuhnya tertutupi bulu

yang tumbuh. Putih telur sudah tidak ada lagi, dan kuning telur meningkat

fungsinya sebagai bahan makanan yang sangat pentingbagi embrio. Selain itu,

paruh sudah mengarah ke rongga kantung udara, selaput cairan mulai

berkurang, dan embrio mulai melakukan persiapan untuk bernafas.


17. Hari Kedelapan belas

Pertumbuhan embrio sudah mendekati sempurna. Kuning telur mulai

masukke dalam rongga perut melalui saluran tali pusat. Embrio juga semakin

besar sehingga sudah memenuhi seluruh rongga telur kecuali rongga kantung

udara

18. Hari Kesembilan belas


Penyerapan vitellin secara cepat. Paruh mulai mematuk selaput/membran

kerabang bagian dalam dan siap untuk menembusnya. Penyerapan vitelis

mulai cepat, pertumbuhan embrio sudah mendekati sempurna. Kuning telur

mulai masuk ke dalam rongga perut melalui saluran tali pusat. Embrio juga

semakin besar sehingga sudah memenuhi seluruh rongga telur kecuali rongga

kantung udara.

19. Hari Keduapuluh

Kuning telur sudah masuk sepenuhnya ke dalam tubuh embrio. Embrio

yanghampir menjadi anak ayam ini menembus selaput cairan, dan mulai

bernafas menggunakan udara di kantung udara. Saluran pernafasan mulai

berfungsi dan bekerja sempurna.


20. Hari Keduapuluh satu

Anak ayam mulai melepaskan diri dari kerabang telur dalam waktu

12 – 18 jam dan membiarkan bulunya menjadi kering.


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulam

1. Lapisan embrional terdiri dari ektoderm yang meliputi otak, saraf, kulit dan

derivatnya. Lapisan mesoderm terdiri dari rangka, ginjal, tangan, kaki, dan

sebagainya. Lapisan endoderm pencernaan dan pernafasan.

2. Pada telur ayam inkubasi 24 jam terdiri dari proamnion dan primitive streak.

Pada telur ayam inkubasi 48 jam terdiri dari mesenchepalon, metachepalon,

pembuluh darah, lempeng neural, caudal, ventrikel, telenchepalom,

dianchepaon, dan cawan optic. Pada telur ayam inkubasi 72 jam mulai terlihat

bagian tubuh yaitu kaki, sayap.

B. Saran

1. Diharapkan kepada pembaca dengan adanya makalah ini dapat menjadi

referensi untuk menambah pengetahuan tentang perkembangan embrio ayam.

2. Diharapkan alat dan bahan yang digunakan dalam laboratorium dalam

keadaan yang baik agar pengamatan yang dilakukan mendapatkan hasil yang

maksimal.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2011. Sistem Reproduksi Hewan Vertebrata.


http://id.wordpress.com/tag.sistem-reproduksi. Diakses tanggal 7 Januari
2011.
Adnan, 2010. Perkembangan Hewan. Makassar : Jurusan Biologi FMIPA UNM
Makassar.

Campbell, N. A, J. B. Reece dan L. G. Mitchell. 2000. Biologi Edisi Kelima Jilid II.
Jakarta: Erlangga.
Jasin, Maskoeri. 1992. Zoologi Vertebrata. Surabaya: Sinar wijaya.

Syahrum, M.H, Kamaluddin dan Arjatmo Tjokronegoro. 1994. Reproduksi


dan Embriologi: Dari Satu Sel Menjadi Organisme. Jakarta: FKUI.
Tim Pengajar. 2010. Penuntun Praktikum Perkembangan Hewan. Makassar :
Jurusan Biologi FMIPA UNM Makassar.
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena

berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah

ini tepat pada waktunya. Makalah ini membahas tentang “Perkembangan Embrio

Ayam Mulai Dari Telur Sampai Jadi Ayam”

Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan

hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi.

Olehnya itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua

pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya

mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari

bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat

penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita

sekalian.

Bulukumba, Oktober 2011

Penulis

Kelompok IV
DAFTAR ISI

Halaman

KAKAT PENGANTAR......................................................................................i

DAFTAR ISI........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang..............................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................2

C. Tujuan Penulisan...........................................................................2

D. Manfaat Penulisan.........................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Reproduksi Ayam..........................................................................3

B. Perkembangan Embrio Ayam.......................................................8

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan...................................................................................26

B. Saran.............................................................................................26

DAFTAR PUSTAKA
PIRKINBÐfftÐff INBRI0 ÐFÐN NU1ÐI
DÐRI TI1UR 2ÐNPÐI ƒÐDI ÐFÐN

Oleh :
KELOMPOK IV

1. SURIANI
2. RISMAWATI
3. M. RIJAL

STKIP MUHAMMADIYAH BULUKUMBA


2011

Anda mungkin juga menyukai