Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1   LATAR BELAKANG


Pengamatan terhadap perkembangan embrio ayam dimulai dari tingkat uniseluler
sampai tingkat multiselular memiliki kemampuan untuk mempertahankan jenisnya. Hal itu
dimaksudkan agar tetap dapat mempertahankan kelangsungan spesiesnya di muka bumi.
Proses mempertahankan jenis itu dapat dikategorikan ke dalam proses reproduksi atau
perkembangbiakan. Tiap jenis hewan memiliki cara reproduksi yang berbeda satu sama lain.
Pada hewan avertebrata prosesnya kompleks dan melibatkan banyak organ reproduksi. Proses
reproduksi didukung oleh sejumlah hormon reproduksi, sel kelamin, saluran reproduksi, dan
sejumlah hormon reproduksi (Jasin, 1992).
Ayam pada waktu perkembangan embrionya dimulai dari zigot sampai menetas
terjadi sekitar 19 sampai 21 hari. Pada waktu telur menetas, hanya dapat dilihat anak ayam
baru menetas dan pecahan cangkang telur, sedangkan kuning telur dan albumin sudah habis
terserap, bahkan beberapa hari sebelum menetas kantong kuning telur tempat menyimpan
kuning telur telah ditarik kedalam tubuh. Untuk 1-3 hari pasca menetas, kantong kuning telur
berfungsi sebagai bagian dari system pencernaan (Sukra, 2000).
Sel telur burung mengalami pembelahan meroblastik dimana pembelahan sel hanya
terjadi dalam daerah kecil sitoplasma yang bebas kuning telur. Pembelahan awal
menghasilkan tudung sel yang disebut sebagai blastodik yang berada di atas kuning telur
yang terbagi itu. Blastomer kemudian memisah menjadi dua lapisan, yaitu lapisan atas dan
lapisan bawah. Rongga diantara kedua lapisan ini adalah blastosoel versi unggas yaitu analog
dengan blastosolvertebrata tanpa amnion (Jasin, 1992).
Tahap embrionik terdiri dari tahapan-tahap yang rumit. Adapun tahapan embrionik ini
adalah ekivalen blastula pada unggas, meskipun bentuknya berbeda dari bola berlubang pada
embrio awal katak. Pada unggas, jalur migrasi sel lapisan yang bagian atas berpindah ke arah
garis tengah blastodiks, kemudian melepas dan memisah, lalu berpindah ke arah menuju
kuning telur. Pergerakan ke tengah pada permukaan dan pergerakan sel ke arah dalam pada
garis tengah blastodik menghasilkan lekukan yang disebut sebagai primitif streak ( Campbell,
2000).
telur yang berumur 24 jam terdapat opaca yang bagiann luarnya terpulas lebih tua dan
penuh vitellus, pellucida terletak dibagian dalam, jernih dan bebas vitellus, yolk dan albumin.
Telur yang berumur 48 jam terdapat yok, albumin dan pellucida yang berukura lebih besar
daripada telur yang berumur 24 jam atau yang berumur selama satu hari. Pada telur yang
berumur 3 hari atau 72 jam terdapat jantung yang berdenyut, saraf vena, yolk dan albumin.
Sedangkan telur yang berumur 7 hari telah berbentuk optic lensa (mata) dan bulbus cordis
menjadi paru-paru (Sukra, 2000). 
Telur yang dihasilkan dari berbagai hewan unggas walaupun sudah berhasil dibuahi,
tetapi tetap memilki peluang untuk berkembang atau pada perkembangan awal masih
memerlukan perlindungan, penyesuaian, dan makanan. Telur yang bercangkang seperti pada
ayam merupakan suatu adaptasi terhadap lingkungan agar ia dapat bertahan dari tekanan luar.
Telur sendiri terdiri atas sejumlah besar kuning telur (yolk) dan sedikit sitoplasma. Setelah
fertilisasi dan masih dalam oviduk, telur dilapisi oleh lapisan-lapisan albumin encer yang
tebal (putih telur) dan cangkangnya terbuat dari kalsium karbonat (Setiawan, 2002).
Embrio pada pengeraman selama  24 jam yang pada masa ini sedang mengalami
pelipatan embrio ayam yang  dimulai dengan menonjolnya usus, dan  kepala ke dalam lipatan
kepala. Pemisahan berlangsung dari cranial ke kaudal. Setelah dierami selama 24 jam, jisim
embrional membagi diri menjadi tiga bagian. Di bagian cranial depan adal mula kepala
mengangkat diri melewati permukaan atas cakram benih (Drews, 1996).

1.2  Tujuan praktikum


Untuk mempelajari perkembangan bentuk dan struktur embrio Ayam, dimulai dari
umur 18 jam sampai 96 jam dalam pengeraman dan untuk mempelajari struktur atau
organogenesis pada embrio ayam dimulai dari 24 jam sampai 72 jam pengeraman dan untuk
mempelajari histogenesis awal dari beberapa organ
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Ayam merupakan hewan ovipar. Pembuahan terjadi di dalam tubuh induk dan telur
dikeluarkan dari tubuh sudah terbungkus oleh cangkang yang sangat kuat untuk melindungi
embrio di dalamnya. Setelah telur ibuahi sehingga menjelang menetas ternyata menunjukkan
perubahan-perubahan berat embrio dan bentuk tubuhnya. Aves juga memiliki kemampuan
untuk dapat berkembang menjadi individu baru, telur ayam perlu dierami. Perkembangan
embrio pada saat masa pengeraman adalah yang paling mudah diamati (Adnan, 2010).
Gastrula ayam ditandai dengan adanya penebalan di daerah posterior blastoderm di area
pellucida. Penebalan ini kemudian memanjang ke arah anterior sehingga membentuk parit
dengan pematangan deisebut daerah primitif. Gastrula ayam memiliki epiblast, hioblast dan
rongga erkhentreron. Tahap neurula ayam mirip dengan embrio katak yaitu melalui tahap
keping neural, lipatan neural dan bumbung neural. Organogenesis merupakan proses lanjutan
setelah terbentuk neurula. Proses ini meliputi pembentukan bakal organ dari lapisan
ektoderm, mesoderm, dan endoderm. Perkembangan embrio ayam pada berbagai umur
inkubasi merupakan media yang jelas untuk memperlihatkan organogenesis (Campbell,
2000).
Ayam betina memiliki sepasang ovari, hanya yang dextrum mengalami atrophis
(mengecil dan tidak bekerja lagi). Dari ovari menujulur oviduk panjang berkelok-kelok,
berlubang pada bagian cranial dengan suatu bentuk corong. Lubang oviduk itu disebut ostium
abdominalis. Dinding oviduk selanjutnya tersusun atas musculus dan ephytelium yang
bersifat glandular, yang memberi sekresi yang kelak membungkus telur, yakni albumen
sebagai putih telur, membran tipis di sebelah luar albumen dan cangkok yang berbahan zat
kapur yang disebut oleh kelenjar di sebelah caudal. Uterus sebenarnya belum ada. Fertilisasi
terjadi di dalam tubuh dengan jalan melakukan kopulasi (Jasin, 1992).
Cakram benih pada telur yang belum dierami, sudah terdiri dari dua lapisan sel yang
dibentuk selama perlintasan telur melalui saluran telur. Karena lapisan-lapisan sel ini tidak
identik dengan lembaran-lembaran benih definitif, maka lapisan epitel sebelah atas disebut
epiblas dan lapisan sebelah bawah disebut hipoblas. Ikatan sel dalam hipoblas bersifat
renggang. Dari epiblas bermigrasi sel-sel lepas dan bergabung dengan hipoblas (sel-sel tetes).
Proses ini sesuai dengan pembentukan mesoderm primer pada bulu babi atau terjadinya sel-
sel botol pada wal gastrulasi. Hipoblas sendiri selalu membatasi diri terhadap suatu rongga
rongga subgerminal dan kuning telur dengan selapis sel gepeng yang dikenal sebagai
entoderm primer. Entoderm priner terbentuk didalam pernatang benih yang merapat dalam
bentuk arit pada kutub kaudal cakram benih (Drews, 1996).
Bagian dari kuning telur yaitu kantung chorion, dimana membran ekstra embrio yang
paling luar dan yang berbatasan dengan cangkang atau jaringan induk, merupakan tempat
pertukaran antara embrio dan lingkungan diseitarnya adalah chorion atau serosa. Kantung
allantois, dimana kantung ini merupakan suatu kantung yang terbentuk sebagai hasil
evaginasi bagian ventral usus belakang pada tahap awal perkembangan. Fungsi kantung ini
sebagai tempat penampungan dan penyimpanan urin dan sebagai organ pertukaran gas antara
embrio dengan lingkungan luarnya (Sukra, 2000).
Lapisan penyusun kantung allantois sama dengan kantung yolk, yaitu splanknopleura
yang terdiri atas endoderm di dalam dan mesoderm splank di luar. Kantung amnion, kantung
ini adalah suatu membran tipis yang berasal dari somatoplura berbentuk suatu kantung yang
menyelubungi embrio yang berisi cairan. Dimana kantung ini berfungsi sebagai pelindung
embrio terhadap kekeringan, penawar goncangan, pengaturan suhu intrauterus, dan anti
adhesi (Adnan, 2010)
Asal mulanya bagian  kepala mengangkat diri melewati permukaan atas cakram
benih. Pada bagian tengah organ-organ aksial primer, yakni bumbung saraf, korda, somit-
somit dan lempeng-lempang samping membatasi diri, mulai dari cranial terus ke kaudal.
Tembereng-tembereng somit berbayang lewat ectoderm. Pada bagian kaudal masih terdapat
garis sederhana. Bahan untuk lembaran-lembaran benih belum terpisah-pisah sebagai
penyesuaian kepada besarnya telur, ayam hanya memilki satu indung telur, ayam hanya
memilki sati indung telur aktif disebelah kiri, indung telur kanan sudah sejak masa
embrional mengalami regresi. Pembuahan telur terjadi didalam saluran telur sesudah
ovulasi. Putih telur dan kulit kapur kemudian dibentuk selama perpindahan melelui saluran
telur telur (Sudiro, 1995). 
Bagian posterior bumbung neural masih berupa keeping yang disebut sinus
rhomboidalis. Porta usus depan sudah lebih ke posterior.Pada preparat awetan embrio ayam
yang berumur 35 jam terdapat diencephalons dengan epiphyse sebagai penonjolan atapnya
vesicular optica yang disebut lateral diencephalons, mesencephalon yang mengalami
penyempitan, bulbus cordis, jantung berupa gelembung terletak disebelah sinister pada fasies
ventralis, spinal cot, somit yang berjumlah 16 buah dan ekor. Perkembangan sel mesoderm
dari masa mesoderm somit sampai deferensiasi somit. Perkembangan sel entoderm dari
enteron sampai terbentuknya organ entoderm  (Campbell, 2004).
Prinsipnya semua jenis telur mempunyai struktur yang sama. Telur terdiri dari enam
bagian yaitu kerabang telur atau kulit luar (shell), selaput kerabang (membran shell), putih
telur (albumen), kuning telur (yolk), tali kuning telur (chalaza) dan sel benih (germ disk).
Masing-masing bagian memiliki fungsi khas. Kerabang telur berfungsi sebagai pelindung
embrio dari gangguan luar yang tidak menguntungkan. Kerabang juga berfungsi melindungi
putih telur dan kuning telur agar tidak keluar dan terkontaminasi dari zat-zat yang tidak
diinginkan. Kerabang telur memiliki pori-pori sebagai media lalu lintas gas oksigen (O2) dan
karbon dioksida (CO2) selama proses penetasan (Sukra, 2000).  Oksigen diperlukan embrio
untuk proses pernafasan dan perkembangannya. Putih telur merupakan tempat penyimpanan
air dan zat makanan di dalam telur yang digunakan untuk pertumbuhan embrio. Kuning telur
merupakan bagian telur yang bulat bentuknya, berwarna kuning sampai jingga dan terdapat di
tengah-tengah telur. Kuning telur mengandung zat lemak yang penting bagi pertumbuhan
embrio. Di dalam kuning telur terdapat sel benih yang menjadi unsur utama embrio unggas.
Pada bagian ujung yang tumpul dari telur terdapat rongga udara (Adnan, 2010).
Beberapa penyebab kematian embrio didalam telur pada umur dua minggu masa
penetasan dapat disebabkan oleh Induk terserang penyakit, formulasi pakan induk kurang
benar, sehingga metabolisme dan perkembangan embrio. Sebelum diinkubasi telur tidak
diangin-anginkan.  Suhu didalam mesin tetas terlalu tinggi atau terlalu rendah. Padamnya
sumber pemanas.  Telur didalam mesin tetas tidak diputar, Kandungan CO2 yang terlalu
tinggi, dan Telur disimpan pada suhu di atas 30°C.Telur berumur lebih dari 5 hari (Campbell.
2004).
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat


                 Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jum’at, tanggal 27 Agustus 2014, pukul
13.20 sampai dengan 16.30 WIB. Bertempat di Laboratorium Fisiologi Hewan, Jurusan
Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sriwijaya, Indralaya.

3.2. Alat dan Bahan


                 Alat yang digunakan yaitu baskom air, gunting, mesin pengeram, mikroskop, dan
scalpel. Sedangkan bahan yang dibutuhkan yaitu telur ayam (Gallus gallus) yang berumur 24
jam, 33 jam, 48 jam, dan 72 jam. 

3.3. Cara Kerja


                 Telur yang telah dibuahi dipilih dengan cara meneropomg telur dengan alat
peneropong. Bila telur itu dibuahi, tampak ada selaput gelap yang terapung-apung.
Dimasukkkan ke dalam mesin pengeraman pada temperatur 40o C, misalkan dikehendaki
umur 18 jam, 24 jam, 72 jam, dan 96 jam. Pada umur yang dikehendaki itu ambillah dari
mesin pengeram, diteropong lagi tampak ada selaput menjadi tebal, kemudian tandailah 
dengan melingkari tempat selaput tadi dengan pensil (jangan dibalik setelah dilingkari,
lingkaran selalu di atas). Disiapkan larutan garam fisiologis (0,9 %) yang hangat (temperatur
40o C). Kemudian telur dimasukkan dalam larutan fisiologis, ruang udara ditusuk terlebih
dahulu, telur harus tenggelam. Digunting menurut hasil lingkaran pensil kemudian kulit telur
dibuka akan kelihatan embrio di dalamnya. Diperhatikan bentuk embrio, daerah-daerah
blastoderm, pembuluh-pembuluh dara, denyut jantung, organisasi embrio, dibandingkan
perkembangan embrio dari umur 18 jam sampai 96 jam Laporan Praktikum Struktur
Perkembangan Hewan Embriologi Ayam

Anda mungkin juga menyukai