Anda di halaman 1dari 9

PAPER MATERI MINGGU 7

MEDULLA OBLONGATA
Dosen Pengampu: Dr. dr. Johan Harlan, S.Si, M.Sc.

Disusun Oleh :
Ni Kadek Puspa Divani
1PA03
11522059

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI


FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Otak merupakan organ yang memiliki peran yang sangat penting pada sistem tubuh mahluk
hidup. Manusia yang memiliki kemampuan lebih kompleks dari pada mahluk hidup lainnya
tentunya tidak lepas dari organ otak yang memiliki andil yang sangat penting. Otak memiliki
susunan yang sangkat kompleks dan tiap jaringan penyusunnya memiliki fungsi yang berbeda-
beda dan saling terkait sehingga otak mampu memberikan kontrol penuh terhadap tubuh. Pada
minggu ini, saya akan membahas salah satu bagian akhir dari otak yang tidak kalah penting
dengan bagian-bagian lainnya.
Medula oblongata atau bulbus (istilah kuno) adalah struktur seperti batang panjang yang
membentuk bagian bawah batang otak. Medula oblongata merupakan anterior dan sebagian
inferior ke otak kecil. Medula oblongata tersusun dari massa neuron berbentuk kerucut yang
bertanggung jawab untuk fungsi otonom (tidak disengaja), mulai dari muntah hingga bersin.
Medula oblongata berisi pusat jantung, pernapasan, muntah, dan vasomotor, dan karena itu
berhubungan dengan fungsi otonom pernapasan, denyut jantung, dan tekanan darah serta siklus
bangun tidur. Selama perkembangan embrio, medula oblongata berkembang dari
mielensefalon. Mielensefalon adalah vesikel sekunder yang terbentuk selama pematangan
rhombencephalon, juga disebut sebagai otak belakang. Untuk penjelasan lebih lanjutnya akan
saya paparkan dalam materi ini.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa itu medulla oblongata?
2. Apakah fungsi dari medulla oblongata?
3. Bagaimana jalur impuls sensorik dan jalur impuls motorik?

1.3 MANFAAT
1. Mengetahui definisi medulla oblongata dan anatominya.
2. Mengetahui fungsi dari medulla oblongata
3. Mengetahui jalur impuls sensorik dan jalur impuls motorik.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 MEDULLA OBLONGATA


Medulla oblongata, sering disingkat menjad medulla, adalah struktur otak yang terletak di
bagian ekor batang otak dan memiliki peran penting dalam pengaturan berbagai fungsi
kardiovakular, pernafasan, dan otonom. Medulla oblongata menghubungkan pons dengan
medulla spinalis. Pons diposisikan diantara pons dan sumsum tulang belakang, dan berfungsi
untuk menyampaikan informasi pengaturan dasar namun penting antara otak dan seluruh
sistem saraf, termasuk informasi sensorik, proprioseptif, dan motorik. Karena sangat penting,
kerusakan pada medulla oblongata dapat menyebabkan masalah serius, termasuk gagal nafas,
kelumpuhan, hilangnya refleks tidak sadar (misalnya: menelan, tersedak, dan bersin), dan
hilangnya sensasi (misalnya: nyeri dan sesasi tubuh).
Medulla oblongata adalah struktur evolusioner yang sangat terkonservasi yang dapat
diidentifikasikan pada semua vertebrata, dengan organisasi dan program perkembangan yang
serupa. Medulla adalah struktur kompleks yang mengandung banyak inti medulla, populasi sel
neuron heterogen yang padat, yang dapat didefinisikan berdasarkan ekspresi faktor transkripsi
evolusioner yang sangat terkonservasi (TF). Inti medulla ini memiliki fungsi yang berbeda dan
mengandung beberapa kolom sensorik menaik, serta beberapa populasi motorik dan
interneuron, yang masing-masing terlibat dalam proses atau sirkuit fungsional tertentu. Gen-
gen perkembangan spesifik telah diidentifikasi untuk pengembangan inti meduler, serta untuk
beberapa jenis sel saraf yang terletak diluar inti ini, yang membentuk apa yang disebut formasi
retikuler. Hal ini menunjukan bahwa semua daerah (sub-) anatomi medulla menunjukan logika
perkembangan yang sangat stereotip dengan organisasi genetik yang mendasari yang kuat.
Pada manusia, sebagian area medulla memiliki arsitektur dan konektivitas yang lebih
kompleks dibandingkan pada hewan (Diek et al., 2022).

2.2 ANATOMI PONS DAN MEDULLA OBLONGATA


Pons terletak di anterior serebelum dan menghubungkan medula oblongata dengan
mesensefalon, yaitu seperti jembatan yang menghubungkan hemisfer serebeli kanan dan kiri.
Pada permukaan anteriornya cembung dari satu sisi kesisi lain dan memperlihatkan banyak

3
4

serabut-serabut melintang yang konvergensi pada masingmasing sisi untuk membentuk


pedunkulus serebelaris medius. Digaris tengah terdapat sulkus basilaris untuk arteri basilaris.
Pada setiap sisi anterolateral pons muncul nervus trigeminus (bagian medial yang kecil, radiks
motorik dan sebelah lateral yang besar, radiks sensori). Diantara sulkus antara pons dan medula
dari medial kelateral muncul nervus abdusens, fasialis, dan vestibulokoklearis.

Permukaan posterior pons ditutup oleh serebelum, ketika diangkat tampak setengah bagian
atas ventrikel kuartus yang berbentuk segitiga. Di sebelah lateral dibatasi oleh pedunkulus
serebeli superior dan terbagi menjadi dua bagian yang simetris oleh sulkus medianus.
Disebelah lateral sulcus terdapat eminentia mediana yang sebelah lateralnya dibatasi oleh
sulkus limitan. Ujung eminentia mediana sedikit meluas dan membentuk kolikulus fasialis
yang disebabkan oleh radiks nervus fasialis yang melingkari nukleus abdusens. Lantai bagian
superior sulkus limitan berwarna keabu-abuan dan disebut sebagai substansia feruginea akibat
warna pigmen sel-sel didalamnya. Di sebelah lateral sulkus limitan terdapat area vestibuli
akibat nukleus vestibularisis.
5

Medula oblongata bersambung dengan pons di superior dan dengan medulla spinalis di
inferior. Tempat pertemuan medula oblongata dan medula spinalis adalah tempat asal radiks
anterior dan posterior nervus spinalis servikal I, yang berada setinggi foramen magnum.
Medula oblongata berbentuk kerucut, ujung yang lebar mengarah ke superior (gambar 6).
Kanalis sentralis medula spinalis berlanjut ke atas sampai ke setengah bagian medula
oblongata; pada setengah bagian atas medulla oblongata, kanalis sentralis meluas sebagai
kavitas ventrikularis quartus.
Pada permukaan anterior medula oblongata terdapat fisura mediana anterior, yang berlanjut
ke inferior sebagai fisura mediana anterior medula spinalis. Pada masing-masing sisi fisura
mediana anterior terdapat penonjolan yang disebut piramis. Piramis berisi serabut-serabut saraf
kortikospinal yang berasal dari girus presentralis korteks serebri. Piramis akan mengecil
dibagian inferior dan menyilang garis tengah, membentuk dekusasio piramidum. Fibrae
arcuatae externae anterior merupakan beberapa serabut saraf yang keluar dari fisura mediana
anterior di atas dekusasio piramidum dan berjalan dipermukaan lateral medula oblongata
masuk ke serebelum. Pada permukaan posterolateral piramis terdapat oliva yang merupakan
elevasi berbentuk oval yang disebabkan oleh nukleus olivaris inferior yang ada dibawahnya.
Pada sulkus antara oliva dan piramis muncul filaradikularis nervus hipoglossus. Di posterior
oliva terdapat pedunkulus serebelaris inferior, yang menghubungkan medula oblongata dengan
serebelum.
Permukan posterior pada setengah bagian kranial medula oblongata membentuk bagian
bawah dasar ventriculus quartus. Permukan posterior pada setengah bagian kaudal medula
oblongata bersambung dengan permukan posterior medula spinalis dan mempunyai sulkus
medianus posterior. Di masingmasing sulkus medianus terdapat penonjolan yang memanjang,
disebut tuberculum grasilis, yang terjadi akibat nukleus grasilis yang terletak dibawahnya. Di
bagian lateralnya terdapat penonjolan serupa yang disebut tuberkulum kuneatus, akibat dari
adanya nukleus kuneatus.
Permukaan ventral medula oblongata ditandai dengan oleh adanya :
1. Piramis, yaitu sepasang peninggian memanjang di sebelah kanan dan kiri fisura
mediana ventralis dan disebakan oleh berkas serat-serat tractus kortikospinalis.
2. Oliva yaitu sepasang peninggian berbentuk oval di sebelah lateral piramis dan
disebabkan oleh karena adanya nukleus Olivares caudales di bawah permukaannya.
6

Permukaan ventral pons mudah dikenal oleh karena adanya serat-serat transversal pons
(fibrae pontis transversa) sedangkan permukaan ventral mesensefalon agak tersembunyi
letaknya oleh karena pertumbuhan dan perkembangan bagian-bagian otak di sekitarnya.
Permukaan ini ditandai oleh adanya dua pedunkulus cerebri dengan suatu cekungan yang
dalam diantaranya, yaitu fossa interpedunkularis (Widiastuti, et al., 2017).

2.3 FUNGSI MEDULLA OBLONGATA


Medula oblongata merupakan bagian batang otak yang paling bawah yang terhubung
langsung dengan sumsum tulang belakang. Bagian batang otak ini mengontrol fungsi
autonomik tubuh seperti fungsi pernapasan, pencernaan, detak jantung, tekanan darah,
menelan dan bersin. Saraf-saraf motorik dan sensorik yang berasal dari otak tengah dan otak
besar akan melalui medula oblongata sebelum diteruskan ke sumsum tulang belakang.
Beberapa fungsi penting medula oblongata diantaranya yaitu:
1. Mengontrol fungsi autonomik tumbuh.
2. Melanjutkan impuls saraf antara otak besar dan sumsum tulang belakang.
3. Koordinasi gerakan tubuh.
4. Mengatur mood.
Medula oblongata biasa disebut sebagai kontrol center untuk aktifitas kardiovaskular dan
pernapasan. Hal ini karena kemampuannya mengatur detak jantung, tekanan darah, dan
pernapasan. Medula ini juga menjadi pusat pengaturan gerak refleks seperti menelan, bersin,
berkedip dan pergerakan pada saluran pencernaan. Selain itu, beberapa ujung saraf kranial juga
bermuara pada medula oblongata. Dari segi strukturnya (seperti yang sudah dijelaskan pada
subbab sebelumnya) medula oblongata terdiri dari beberapa bagian berikut ini:
1. Median fisura: merupakan bagian berbentuk cekungan atau parit pada bagian depan dan
belakang medula.
2. Piramis: bagian yang berbentuk tonjolan yang berisi substansi putih, bagian ini merupakan
kelanjutan akson dari pedunkulus serebri.
3. Olivia: merupakan struktur kembar berbentuk biji zaitun (olive) dan mengandung serabut
saraf yang menghubungkan sumsum tulang belakang dengan otak kecil dan pons.
4. Ujung beberapa saraf kranial: diantaranya adalah saraf glosofaringeal (saraf ke IX) yang
menerima rangsangan rasa dari lidah, saraf vagus (ke X) yang rangsangan dari dalam
7

oragan, saraf kranial aksesorius (ke XI) yang mengendalikan pergerakan kepala dan saraf
kranial ke XII hipoglossus yang mengendalikan pergerakan lidah (Muhlisin, 2019).

2.4 JALUR IMPULS MOTORIK DAN JALUR IMPULS SENSORIK


A. JALUR IMPULS MOTORIK

Sistem motorik adalah suatu sistem yang mengontrol atau mengatur hal ikhwal
yang berkaitan dengan otot skeletal yang terdiri dari unsur saraf dan muskuler. Otot-otot
yang menghasilkan pergerakan tidak berfungsi secara terus menerus, otot ini memerlukan
suplai darah dan penambahan glukosa bila otot-otot tersebut lelah. Terdapat 2 sistem utama
lintasan motorik yang digolongkan sebagai sistem Piramidalis dan Ekstrapiramidalis.
Lintasan motorik desenden sistemnya melibatkan 2 neuron utama yaitu: Neuron Motorik
Atas (upper motor neuron) dan Neuron Motorik Bawah (Lower motor neuron). LMN
mempunyai badan sel dalam motoris serebri / daerah subkortikal otak dan batang otak yang
bertugas menghantarkan impuls dari otak. Dengan neuron motorik atas terletak dalam SSP
dan neuron motorik bawah dimulai dari SSP, mengirimkan serabut-serabutnya ke otot. Jadi
LMN adalah bagian dari sistem saraf perifer. Guna melakukan gerakan volunter dari otot,
berkaitan dengan serat otot panjang yang berasal dari neuron kortikal dan berjalan ke
bawah ke sel kornu anterior medulla spinalis.
Serat-serat ini membentuk traktus kortikospinalis atau traktus piramidalis. Serat ini
adalah akson dari neuron yang terletak dalam region motorik yaitu lebih spesifik lagi
adalah pada area sitoarsitektonik Brodmann 4. Area ini adalah lapangan yang agak sempit
yang memanjang sepanjang fisura sentralis, dari lateral atau fisura sylvii ke arah
dorsomedial ke tepi dorso hemisfer dan ke bagian anterior lobulus parasentralis pada sisi
medial hemisfer. Neuron ini mencakup sel Piramida Betz raksasa, yang memberikan akson
dengan selubung myelin yang tebal. Serat konduksi cepat ini hanya mewakili 3,4 sampai
8

4% dari semua serat yang membuat traktus piramidalis. Kebanyakan serat traktus
piramidalis berasal dari sel piramidalis kecil atau sel fusiformis dalam area motorik 4 dari
6. Serat yang berasal dari area 4 mewakili sekitar 40% dari serat traktus, sisanya berasal
dari daerah region sensorimotor lainnya.
Motoneuron area 4 mengontrol gerakan volunteer yang halus dari otot-otot rangka
separuh tubuh kontralateral karena kebanyakan serat traktus piramidalis menyilang ke sisi
yang berlawanan dalam medulla oblongata. Stimulasi area 4 menghasilkan gerakan umum
masing-masing otot, sedangkan stimulasi area 6 menghasilkan gerakan yang lebih
kompleks, seperti gerakan seluruh otot lengan dan tungkai.
Impuls dalam sel piramidalis korteks motorik berjalan dalam jarak yang terletak
pada bagian rostal traktus piramidalis yaitu berkas kortikonuklear yang berakhir pada
nuclei saraf kranialis motorik dalam pusat otak dan berkas kortikospinalis yang jauh lebih
tebal dan berakhir pada kornu anterior medulla spinalis pada neuron interkalasi, yang
dihubungkan oleh sinaps dengan motomeuron besar kornu anterior. Sel saraf ini mengirim
impuls sepanjang radiks interior dan saraf perifer ke lempeng akhir motorik otot rangka
(Ivanali, 2018).
B. JALUR IMPULS SENSORIK
Stimulus sebaga energi fisik menuju reseptor sensorik kemudian reseptor bekerja
sebagai suatu transducer. Transduction mengubah stimulus lingkungan menjadi potensial
aksi oleh reseptor sensorik. Sinyal intraseluler, biasanya mengubah potensial membrane.
Stimulus menuju ambang kemudian mejadi potensial aksi ke SSP. Integrasi di dalam SSP
menjadi korteks serebri atau bekerja tanpa sadar.
DAFTAR PUSTAKA

Diek, D., Smidt, M. P., & Mesman, S. (2022). Molecular Organization and Patterning of the
Medulla Oblongata in Health and Disease. In International Journal of Molecular Sciences
(Vol. 23, Issue 16). MDPI. https://doi.org/10.3390/ijms23169260
Harlan, Johan. 2018. Psikologi Faal. Depok : Universitas Gunadarma , 2018. 16424.
Ivanali, Kesit. 2018. The Sensory Motor System. s.l. : Universitas Esa Unggul, 2018.
Muhlisin, Ahmad. 2019. Fungsi Batang Otak: Otak Tengah, Pons, Medulla Oblongata. [Online]
HonestDocs, Februari 22, 2019. [Cited: Mei 8, 2023.] https://www.honestdocs.id/fungsi-batang-
otak.
Widiastuti, Ketut and Dwitasari, Made Ayu Dessy. 2017. Neuroanatomi Batang Otak.
Denpasar : Universitas Udayana, 2017.

Anda mungkin juga menyukai