Anda di halaman 1dari 22

Tinjauan pustaka

Pendarahan Otak
Imelda
B5
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Krida Wacana
Jln. Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510. Telephone : (021) 5694-2061, fax : (021) 563-1731
Abstrak

Otak merupakan pusat dari keseluruhan tubuh manusia dan mengendalikan semua fungsi
tubuh mulai dari pengendalian proses berpikir, berhitung, memori, bahasa, emosi, denyut
jantung, aliran darah, kemampuan gerak atau motorik, suhu tubuh, keseimbangan cairan,
keseimbangan hormonal, dan pengendalian semua organ tubuh tanpa terkecuali. Oleh karena
itu, otak perlu mendapat perlindungan yang sangat ekstra demi menjaga kelangsungan
kerjanya. Terdapat berbagai struktur dari kepala yang melindungi otak diantaranya tengkorak.
Terdapat juga lapisan-lapisan atau membran pembungkus otak dan sistem saraf tepi yang ada
di dalamnya yang disebut dengan meninges. Dan juga terdapat cairan di otak yang
mempunyai fungsi yang bervariasi yang dinamakan cairan serebrospinal (CSS) atau liquor
cerebrospinal (LCS). Namun untuk melaksanakan semua fungsi tersebut, otak perlu
mendapatkan energi dan nutrisi serta oksigen yang dimediasi oleh sistem vaskularisasi yang
berada di otak.
Kata kunci: cerebrum, meninges, cairan serebrospinal (CSS), vaskularisasi.
Abstract
Brain is the center of the whole human body and controls all body functions ranging from
process control thinking, counting, memory, language, emotions, heart rate, blood flow,
movement or motor skills, body temperature, fluid balance, hormonal balance, and control of
all organs of the body without exception. Therefore brains need to get extra protection so it
works in order to maintain continuity. There are various structures of the head among which
the skull protects the brain. There are also layers or membranes covering the brain and
peripheral nervous system that is in it is called the meninges. And also there is fluid in the
brain that have a variety of functions, called cerebrospinal fluid (CSS) or liquor
cerebrospinal (LCS). However, to carry out all these functions, the brain needs to obtain
energy and nutrients as well as oxygen-medeiated vascularization system in the brain.
Keywords: cerebrum, meninges, cerebrospinal fluid (CSS), vascularization

Pendahuluan

Disaat melakukan suatu aktifitas, seperti bernafas, melihat, mendengar, mengangkat


beban itu semua diatur oleh otak. Otak sebagai sistem saraf pusat yang artinya semua sistem
saraf akan berujung pada otak. Semua aktifitas aktifitas tadi bergantung pada kinerja otak .
Tanpa adanya sistem pengolahan di otak baik sinaps maupun impuls yang disalurkan ke otak,
manusia tidak akan mampu bereaksi atau menanggapi suatu rangsangan, baik yang berasal
dari dalam tubuh (internal) maupun yang berasal dari luar tubuh (eksternal). Sistem saraf
akan berhubungan dengan sistem koordinasi serta bereaksi terhadap impuls yang dikirim oleh
reseptor sensoris yang dikenal sebagai saraf.1
Tengkorak sebagai pelindung jaringan otak mempunyai daya elastisitas untuk
mengatasi trauma bila dipukul atau terbentur benda tumpul. Namun pada benturan, beberapa
mili detik akan terjadi depresi maksimal dan diikuti osilasi. Trauma pada kepala dapat
menyebabkan fraktur pada tengkorak dan trauma jaringan lunak/otak atau kulit seperti
kontusio/memar otak, oedem otak, perdarahan dengan derajat yang bervariasi tergantung
pada luas daerah trauma.2
Isi
Identifikasi Istilah yang Tidak diketahui
Tidak ada
Rumusan Masalah
Seorang laki-laki 27 tahun tidak sadarkan diri karena pendarahan pada batang otak,
cerebellum dan saraf kranialnya.
Hipotesis
Seorang laki-laki 27 tahun tidak sadarkan diri setelah mengalami kecelakaan sepeda motor
yang disebabkan karena pendarahan pada batang otak,cerebellum dan cedera pada saraf
kranial disekitarnya.

Pembahasan

Truncus Encephalon (Batang Otak)


Batang otak atau truncus encephalon merupakan daerah paling tua dan paling kecil
di otak, bersambungan dengan korda spinalis. Bagian ini mengatur dan mengontrol banyak
proses untuk mempertahankan hidup, misalnya bernapas, sirkulasi pencernaan. Proses-proses
diatas disebut proses vegetatif.1 Struktur batang otak berada pada bagian posterior otak.
Batang otak merupakan sebutan untuk kesatuan dari tiga struktur medulla oblongata, pons
dan mesencephalon. Pada gerak volunter, batang otak merupakan jalur yang dilalui impuls
rangsang sebelum mencapai cerebrum. Impuls rangsan dihantarkan oleh traktus ascendentes
(serat-serat saraf yang menghantarkan impuls ke otak) untuk diolah di otak, lalu impuls
respon dihantarkan oleh traktus descendentes (serat-serat saraf yang menghantarkan impuls
menjauhi otak).3 Pada perbatasan antara batang otak dan medulla spinalis terjadi deccusatio
(penyilangan) serat-serat kortikospinal (serat-serat saraf descendentes dari cerebrum ke
medulla spinalis) serat-serat kortikospinal dari otak kiri menyilang ke bagian kanan medulla
spinalis dan serat dari otak kanan menyilang ke bagian kiri. Penyilangan ini menyebabkan
bagian tubuh kanan dikendalikan oleh otak kiri dan bagian tubuh kiri dikendalikan oleh otak
kanan. Batang otak merupakan tempat melekatnya seluruh saraf kranial, kecuali saraf I dan II
yang menempel pada cerebrum. Batang otak terdiri dari tiga bagian utama yaitu
mesencephalon, pons dan medulla oblongata.3
Fungsi dari batang otak (mesecephalon, pons dan medulla oblongata) adalah tempat keluar
nervus kranialis, pusat pernapasan, kardiovaskular dan pencernaan, pengaturan refleks otot
yang berhubungan dengan keseimbangan dan postur, penerima dan pengintegrasi input
sinaptik dari medulla spinalis, aktivasi korteks cerebrum serta pengatur siklus tidur.3
1. Mesencephalon2
Mesencephalon atau otak tengah (disebut mid brain) adalah bagian teratas dari batang
otak yang menghubungkan otak besar dan otak kecil. Mesencephalon terdiri dari banyak
nuklei dan berkas serabut saraf asenden desenden, bentuk konus dan berhubungan dengan
pons disebelah superior serta medulla spinalis disebelah inferior. Merupakan batang otak
yang pendek dan terkontriksi, yang menghubungkan pons dan cerebelum.
Fungsi dari mesencephalon adalah sebagai jalur penghantar dan pusat refleks dan juga
berfungsi dalam mengontrol respon penglihatan, gerakan mata, pembesaran pupil mata,
mengatur gerakan tubuh dan pendengaran. Mesecephalon terdiri atas 4 bagian yang
menonjol keatas, 2 disebelah atas yang disebut korpus kuadrigeminus superior, 2

disebelah bawah yang disebut kuadrigeminus inferior. Mesencephalon mempunyai seratserat saraf nervus trochclearis yang bertugas untuk membantu pergerakan mata dan
mengangkat kelopak mata, serta memutar mata dan pusat mata. Bagian-bagian
mesencephalon yaitu korpora kuadrigemina adalah kolikulus superior (berkaitan dengan
refleks visual) dan inferior (berkaitann dengan refleks auditori), pedunkulus cerebralis
adalah 2 berkas serabut silindris yang terbentuk dari traktus ascenden dan descenden yang
membentuk bagian dasar mesencephalon, serta bagian yang mengandung aquaductus
sylvius adalah saluran yang menghubungkan ventrikel dengan ventrikel lainnya.
Didalam mesencephalon mengandung nuklei saraf kranial III, IV dan V. Terdapat juga
substansi nigra , yakni area neuron berpigmen yang penting dalam fungsi motorik. Selain
itu ada juga nukleus merah, yaitu masa neuron merah muda berbentuk oval yang berperan
dalam tonus otot dan postur. Diencephalon, yaitu bagian otak paling atas diantara
cerebelum dengan mesencephalon, yaitu kumpulan sel saraf yang terdapat dibagian depan
lobus temporalis dan terdapat kapsula interna yang menghadap kesamping. Fungsi dari
diencephalon yaitu vasokontruktor yaitu mengecilkan pembuluh darah, respiratori yaitu
membantu pernapasan, mengontrol gerakan refleks dan membantu pekerjaan jantung.2
2. Pons3
Pons merupakan stasiun pemancar yang mengirimkan data ke pusat otak bersama dengan
formatio reticular. Pons yang menentukan apakah kita terjaga atau tertidur. Pons terletak
dianterior cerebelum, inferior dari mesencephalon dan superior dari medulla oblongata.
Pons memiliki banyak serabut yang berjalan transversal pada permukaan anteriornya
yang menghubungkan kedua hemisfer cerebeli, banyak nuklei dan serabut saraf asenden
dan desenden. Pons terdiri substansi alba dan menghubungkan medulla dengan berbagai
bagian otak melalui pendunkulus cerebralis. Pons merupakan pusat respiratori, mengatur
frekuensi dan kedalaman pernapasan serta terdapat nuklei saraf kranial 5,6,7 dan 8. Pons
varoli berisi serabut saraf yang menghubungkan otak kecil bagian kiri dan kanan, juga
menghubungkan otak besar dan sum-sum tulang belakang. Jembatan varol terletak
didepan cerebelum diantara otak tengah dan medulla oblongata. Pada jembatan varol
terdapat premotoksid yang mengatur gerakan penapasan dan refleks.3

3. Medulla Oblongata1

Medulla oblongata merupakan bagian yang menghubungkan antara prosencephalon dan


rhombencephalon, terdapat rongga sempit di mesencephalon yang disebut aquaductus
cerebri yang menghubungkan ventrikulus tertius dengan ventrikulus quartus. Pada
medulla oblongata terdapat banyak nuklei yang berfungsi menyalurkan serabut saraf
asenden dan desenden. Memiliki panjang sekitar 3 sampai 4 centimeter, berawal dari pons
foramen magnum. Bagian depan, medulla adalah pyramid (tonjolan substansi putih, yang
merupakan lanjutan dari akson pada pedunkulus cerebri). Pada bagian belakang medulla
oblongata terdapat sebagian lanjutan traktus sensorik. Nuklei merupakan pusat pemancar
informasi yang dikirim ke pusat otak yang lebih tinggi atau ke cerebelum. Pusat medulla
adalah nuklei yang berperan dalam pengendalian fungsi seperti frekuensi jantung, tekanan
darah, pernapasan, batuk, menelan, dan muntah. Dalam medulla terdapat nuklei saraf
kranial 9, 10, 11 dan 12 medulla oblongata atau sum-sum sambung berfungsi menghantar
impuls untuk yang datang dari medulla spinalis menuju ke otak. Medulla oblongata
merupakan bagian dari batang otak yang paling bawah yang menghubungkan pons varoli
dengan medulla spinalis. Medulla oblongata juga mempengaruhi jembatan, refleks
fisiologi seperti detak jantung, tekanan darah, volume dan kecepatan respirasi, gerak alat
penceranan dan sekresi kelenjar pencernaan. Selain itu, medulla oblongata juga mengatur
gerak refleks yang lain seperti batuk, bersin, dan berkedip.1
Decussatio pyramid terletak di area superior medulla spinalis. Pyramid menonjol keluar
karena 80% serabut pyramida bersilangan ke sisi lain medulla spinalis. Traktus
pyramidalis atau kortikospinalis lateral adalah jalur motorik utama dari cerebrum ke
medulla spinalis. Sisa 15 % akson akan memanjang pada traktus kortikospinalis dan
bersilangan di medulla spinalis.3
Formatio reticularis merupakan jaring-jaring serabut saraf dan badan sel dan bersilangan
di medulla spinalis. Formatio reticularis merupakan jaring-jaring serabut saraf dan badan
sel yang tersebar di keseluruhan bagain medulla oblongata, pons mesencaphalon
berfungsi untuk memicu dan mempertahankan kewaspadaan dan kesadaran.4

Struktur Mikroskopis Truncus Encephalon4

Truncus encephalon (cerebrum, cerebellum, dan brainstem) dan medulla


spinalis secara histologi terbagi menjadi dua komponen utama yaitu substansi grisea
dan substansi alba:4
1. Substansi grisea : Jaringan saraf berisi banyak perikarya atau soma dari neuron,
dendrit, glia, pembuluh darah, dan sedikit serabut saraf yang bermyelin. Karakter
utama dari substansi grisea ini berwarna kelabu karena adanya badan sel saraf
yang relatif besar, nukleus bulat dikelilingi badan Nissl. Substansi grisea pada
otak berada di perifer, membentuk cortex cerebrum dan cerebellum. Tetapi pada
medulla spinalis berada di sentral berbentuk H.
2. Substansi alba: Kontras dengan substansi grisea. Substansi alba berwarna putih,
tidak mempunyai perikarya, axon bermyelin secara merata. Terletak pada lapisan
dalam otak. Tidak termasuk nuclei dan ganglia. Di otak dalam juga terdapat
substansi grisea yang dikelilingi sedikit atau banyak substansi alba, inilah yang
I.

disebut nuclei.
Cerebral Cortex
Di cerebral cortex terdapat enam lapisan yang dapat dibedakan, membentuk
bagian perifer dari hemispherium cerebri.
a. Lapisan molecular : berisi serabut saraf yang berasal dari otak bagian lain,
paralel dengan permukaan.
b. Lapisan granular externa : berisi sel granular (stellate interneuron) kecil dan
neuroglia.
c. Lapisan piramidal externa : juga berisi neuroglia dan piramidal yang semakin
ke dalam semakin besar.
d. Lapisan granular interna : relatif tipis, berisi neuron yang menerima input
sensoris. Pada area visual, lapisan ini sangat menonjol.
e. Lapisan piramidal interna : tersusun atas sel piramidal besar yang mempunyai
jarak antar sel satu dengan yang lain. Sel besar terutama pada area motorik cortex
cerebri.
f. Lapisan multiformis (fusiformis) : memiliki neuroglia dan neuron yang
berbentuk gelendong, tetapi bisa juga memiliki bentuk

dan orientasi yang

bermacam-macam
II.

Cerebellar Cortex
Dibagi menjadi 3 lapisan yang sedikit bervariasi tergantung areanya.

a.

Lapisan pertama (molecular) : berisi neuropil yang berasal dari dari


dendrit neuron yang berada di dalam lapisan tengah, dan axon neuron yang

berada di dalam lapisan terdalam.


b. Lapisan tengah : tipis, terbentuk oleh selapis neuron besar yaitu sel
piriformis atau sel Purkinje. Bentuknya seperti botol dan mempunyai
cabang dendrit yang sangat besar, memanjang sampai lapisan pertama.
c. Lapisan ketiga (granular) : berisi banyak neuron kecil (sel granular), axon
menuju arah yang berlawanan dari sel piriformis.
Medulla Spinalis
Posisi substansia alba dan grisea terbalik dibandingkan dengan otak. Lapisan
eksternal berisi substansia alba yang menyusun berkas serabut saraf yang naik dan
turun. Serabut saraf yang memasuki medulla spinalis (aferen) terletak di dorsal,
sedangkan yang keluar dari medulla spinalis (eferen) terletak di ventral.
Substansia grisea dalam potongan melintang tampak berbentuk H atau kupu-kupu,
dengan kanalis sentralis berada di tengah yang disebut gray commissure.
Struktur Makroskopis Cerebellum5
Cerebelum adalah bagian otak yang ukurannya hampir sama dengan bola kasti dan
kondisinya sangat berlipat - lipat serta terletak di bawah lobulus oksipitalis korteks dan
melekat

ke

punggung

bagian

atas

batang

otak.

Gambar 1: Cerebellum2
Di serebelum ditemukan lebih banyak neuron individual daripada di bagian otak lainnya, dan
hal ini menunjukan pentingnya struktur ini. Serebelum terdiri dari tiga bagian yang secara
fungsional berbeda beda dengan peran berbeda yang terutama berkaitan dengan kontol bawah
sadar aktivitas motorik. Secara spesifik, bagian- bagian serebelum tersebut ialah yang
pertama vestibuloserebelum penting untuk mempertahankan keseimbangan dan kontrol
gerakan mata. Kedua yaitu spinoserebelum meningkatkan tonus otot dan mengkoordinasikan
gerakan volunter terampil. Bagian otak ini sangat penting dalam memastikan waktu yang
tepat kontraksi berbagai otot untuk mengkoordinasi gereakan yang melibatkan banyak sendi.
Seperti contoh gerakan sendi bahu, siku, dan pergelangan tangan kita harus sinkron. 5 Ketika
daerah- daerah korteks motorik mengirimkan pesan ke otot- otot untuk mengeksekusi
gerakan tertentu, spinoserebelum diberi informasi tentang perintah motorik yang diinginkan.
Bagian ini juga menerima masukan dari reseptor- reseptor perifer tentang gerakan tubuh dan
posisi yang sebenernya terjadi. Dan yang ketiga yaitu serebroserebelum berperan dalam
perencanaan dan inisiasi aktivitas volunter dengan memberikan masukan ke daerah motorik
korteks. Ini juga merupakan bagian serebelum yang menyimpan ingatan prosedural.3

Gambar 2. Cerebellum5
Cerebelum bertanggung jawab untuk mengkoordinasi dan mengendalikan ketepatan
gerakan otot dengan baik. Bagian ini memastikan bahwa gerakan yang dicetuskan disuatu
tempat di SSP berlangsung dengan halus bukannya mendadak dan tidak terkoordinasi.
Cerebelum juga berfungsi untuk mempertahankan postur tubuh. Bagian ini membantu

mempertahankan ekulibrium tubuh. Informasi sensorik dari telinga dalam dibawa ke lobus
Cerebelum.5
Selain itu juga, Serebelum berfungsi sebagai modulator latihan dan kerja motorik
untuk membantu memperhalus gerakan. Secara anatomis Cerebelum dibagi menjadi vermis
di garis tengah dan dua hemisfer. Suplai darah ke serebelum berasal dari sistem
vertebrobasilar melalui arteri serebelaris posterior, arteri serebralis anteinferior dan arteri
serebralis superior.4
Gejala- gejala penyakit serebelum berikut dapat mengarah pada hilangnya fungsi motorik
serebelum: gangguan keseimbangan, nistagmus (gerakan mata osilatif ritmik), penurunan
tonus otot tetapi bukan paralisis, ketidak mampuan melakukan gerakan- gerakan cepat
dengan lancar, dan ketidakmampuan melakukan gerak- gerakan cepat dengan kontraksi otot
secara tepat. Yang terkahir ini menyebabkan intention tremor yang ditandai dengan gerakan
maju- mundur osilatif anggota badan ketika anggota badan tersebut mendekati suatu temoat
yang dituju. Sewaktu orang dengan kerusakan serebelum mencoba mengambil sebuah pensil,
ia mungkin melakukan gerakan tangan melebihi sasaran (over shoot) lalu menarik kembali
secara berlebihan, mengulang gerakan maju mundur ini sampai ia berhasil memegang pensil
tersebut.3
Struktur Mikroskopik Cerebellum6
Pada otak kecil atau cerebelum terdapat korteks yang hanya memiliki tiga lapisan
yaitu lapisan molekuler, lapisan ganglioner/sel purkinye dan sel granular. Sel sel yang
terdapat pada serebelum yaitu sel stella, sel basket dan sel purkinye. Pada lampilan
mikroskopik memperlihatkan suatu lapisan molecular yang paling luar dan lapisan granular
yang paling dalam. Lapisan molecular mengandung beberapa sel saraf dan pada sayatan
melintang, terlihat gambaran punctata yang halus. Sel-selnya kecil dan tersusun dalam bagian
luar dan bagian dalam. Sel-sel keranjang (basket cells) pada bagian dalam berjalan melewati
lapisan molecular pada sebuah bidang tegak lurus terhadap sumbu panjang folium dan
mengeluarkan banyak collateral dengan arborizasi di sekitar sel-sel purkinje. Sel-sel stellata
serupa dengan sel-sel keranjang, tetapi letaknya superficial. Sel-sel purkinje membentuk
sehelai lapisan sel-sel besar pada hubungan antara lapisan molecular dan granular. Serabutserabut pemanjat (climbing fibers) merupakan serabut saraf afferent dari nuclei olivarius
inferior yang berakhir pada lapisan molecular di dekat sel-sel purkinje. Lapisan granular
mempunyai ciri khas dengan banyaknya sel-sel granula yang kecil. Setiap sel granula

mengirimkan sebuah akson ke lapisan molecular, dimana akson ini bercabang membentuk
huruf T yang kedua lengannya (serabut paralel) berjalan lurus serta memanjang, membuat
hubungan synaptik dengan pohon-pohon dendrit sel purkinye.7

Gambar 3. Lapisan korteks cerebelum.7

Struktur Makroskopik Saraf Kranial atau Nervi Craniales8


Pada nervi craniales berisi berkas serat sensorik dan motorik yang memiliki fungsi
menginervasi otot - otot atau kelenjar dan membawa impuls dari reseptor sensorik atau
kombinasi jenis jenis serat tersebut. Terdapat dua belas pasang saraf yang masing masing
saraf membawa satu atau lebih dari lima komponen fungsional utama:8
1. Saraf yang pertama adalah Olfactorius berupa saraf sensorik khusus (aferen
viceral khusus) yang merupakan sensasi penghidu, sensasi bau yang disebabkan
oleh zat-zat berbau yang disemprotkan di lingkungan. Saraf ini berasal dari
epitelium olfaktori mukosa nasal. Berkas serabut sensorik mengarah ke bulbus
olfaktori melalui foramen lamina cribosa dan menjalar melaluli traktus olfaktori
sampai ke ujung lobus temporal (gyrus olfaktori) dan corteks piriformis. Beberapa
kelainan yang mempengaruhi olfactorius adalah anosmia yang merupakan
penyakit yang tidak bisa mencium sesuatu dikarenakan terjadi sesuai penuaan,
fraktur pada lamina cribosa dan tumor meninges dalam fossa cranii anterior yang
menekan bulbus atau tractus olfaktorius. Serta kelainan berupa halusinasi olfaktori
yaitu lesi pada lobus temporalis hemisfer cerebri dan epilepsi pada lobus
temporalis.
2. Saraf yang kedua dalah Opticus berupa saraf sensorik khusus (aferen somatik
khusus) yang merupakan sensasi penglihatan. Impuls dari sel batang dan sel

kerucut pada retina mata dibawa ke badan sel akson yang membentuk saraf optik.
Setiap saraf optik keluar dari bola mata pada bintik buta dan masuk ke rongga
kranial melalui foramen optik. Serabut dari bagian nassal pada setiap mata
menyilang di bagian anterior hipotalamus untuk membentuk chiasma opticus dan
serabut pada bagian temporal setiap mata lewat tanpa bersilangan. Seluruh serabut
memanjang di tractus opticus, bersinapsis pada sisi lateral nuklei genikulasi
talamus, dan menonjol ke atas sampai ke area visual lobus oksipital untuk persepsi
indera penglihatan.
3. Saraf yang ketiga dalah Oculomotorius yang membawa dua serat saraf motorik
(eferen somatik umum) dan motorik visceral (eferen visceral umum). Saraf ini
bercabang menjadi dua divisi yaitu divisi superior yang mempersarafi otot m.
levetor palpebrae dan rectus superior. Sedangkan divisi inferior mempersarafi otot
m,rectus media, m.rectus inferior dan, oblique inferior. Neuron motorik berasal
dari otak tengah dan membawa impuls ke seluruh otot bola mata ( kecuali otot
oblik superior dan rektus lateral). Ke otot yang membuka kelopak mata, dan ke
otot polos tertentu pada mata. Sedangkan Serabut sensorik membawa informasi
indera otot (kesadaran proprioperatif) dari otot mata yang terinervasi ke otak.
4. Saraf yang keempat adalah Trochlearis yang berupa serat saraf motorik somatik
(eferen somatik umum) dan proprioseptif ke m. oblique superior. Saraf ini
memiliki nukleus yang berada di caudal dari saraf opticus yang jalannya hampir
sama dengan saraf opticus dan merupakan saraf cranial paling kecil. Neuron
motorik berasal dari langit langit otak tengah dan membawa impuls ke otot oblik
superior bola mata. Sedangkan serabut sensorik dari spindel otot menyampaikan
informasi indera otot dari otot oblik superior ke otak.
5. Saraf keenam adalah Abducens yang berupa serat saraf mototrik somatik (eferen
somatik umum) dan proprioseptif ke m. rectus lateralis. Nukleusnya berada tepat
di median pons. Neuron motorik berasal dari sebuah nukleus pada pons yang
menginservasi otot rektus lateral mata. Sedangkan serabut sensorik membawa
pesan propioseptif dari otot rektus lateral ke pons.
6. Saraf kelima adalah Trigeminus, saraf terbesar yang keluar dari aspek lateral pons
oleh akar sensorik besar (ganglion trigeminal) dan akar mototrik kecil. Saraf ini
memiliki empat nukleus, satu serat saraf mototrik (eferen visceral khusus) yang

mempersarafi otot otot mastikasi dan tiga serat saraf sensorik (aferen somatik
umum) terletak dalam ganglia trigeminal (semiulnar) yang mempersarafi wajah,
gigi, mulut, cavum nasi, lidah dan kelenjar. Serat saraf sensorik ini akan
bercabang menjadi tiga bagian yaitu Opthalamic nerve (Cranial Nerve V1),
Maxiliary nerve (Cranial Nerve V2) dan Mandibular nerve (Cranial Nerve V3).
Pada Cranial nerve V1 akan bercabang menjadi frontal nerve, lacrimal nerve, dan
nasociliary nerve. akan membawa informasi dari kelopak mata, sisi hidung,
rongga nasal, dan kulit dahi serta kepala. Pada cranial nerve V2 akan bercabang
menjadi zygomatic nerve, intraorbital nerve, dan superior alveolar nerve. Akan
membawa informasi dari kulit wajah, rongga gigi dan palatum. Pada cranial nerve
V3 akan bercabang menjadi mandibular nerve, auricolotemporal nerve, buccal
nerve, lingual nerve, dan inferior alveolar nerve. Akan membawa informasi dari
gigi bawah, gusi, bibir, kulit rahang, dan area temporal kulit kepala. Cedera pada
saraf kelima yaitu berupa paralisis otot mastikasi, hilangnya kemampuan
merasakan sensasi taktil lembut, termal atau nyeri pada wajah serta hilangnya
refleks kornea dan refleks bersin. Cedera tersebut dapat diakibatkan oleh beberapa
penyebab yang berupa trauma dental, herpes zoster, tumor kranial, tumor kepala
dan leher dan lain lain.9
7. Saraf ketujuh adalah Facialis yang memiliki satu serat saraf sensorik dan tiga serat
saraf motorik. Neuron motorik terletak dalam nuklei pons. Neuron ini
menginservasi otot ekspresi wajah, termasuk kelenjar air mata dan kelenjar saliva.
Sedangkan neuron sensorik membawa informasi dari reseptor pengecap pada
pertiga bagian anterior lidah. Cedera pada saraf ketujuh diantaranya saraf
mototriknya yang paling sering mengalami paralisis yang terjadi pada otot otot
wajah, selain itu dapat juga lesi dekat ganglion geniculatum yang mengakibatkan
hilangnya fungsi mototrik ataupun pengecap dan otonom, serta lesi pada sentral
saraf ketujuh atau lesi pada sistem saraf pusat yang mengakibatkan paralisis otot
wajah inferior kontralateral. Beberapa cedera tersebut dapat disebabkan karena
fraktur pada os temporal, tumor otak, meningitis, atau virus herpes. Penyakit yang
sering dijumpai karena cedera pada saraf ketujuh adalah bells palsy yang terlihat
seperti stroke pada muka.
8. Saraf kedelapan adalah Vestibulocochlearis yamg berfungsi sebagai saraf sensorik
khusus (aferen somatik khusus) yang merupakan sensasi khusus pendengaran dan

keseimbangan. Perjalanan saraf vestibular yaitu membawa informasi yang


berkaitan dengan ekullibrium dan orientasi kepala terhadap ruang yang diterima
dari reseptor sensorik pada telinga dalam. Impuls menjalar sampai ke nuklei
vestibular dalam medulla dan dikirim kembali ke serebelum sedangkan perjalanan
saraf cochlearis atau auditori yaitu dengan menyampaikan informasi dari reseptor
untuk indera pendengaran dalam Organ Corti telinga dalam ke nuklei koklear pada
medulla, ke kolikuli inferior, ke bagian medial nuklei genikulasi pada talamus,
dan kemudian ke area auditori pada lobus temporal. Cedera pada saraf ke tujuh
dapat berupa tinitus, vertigo dan gangguan pendengaran atau tuli.
9. Saraf kesembilan adalah Glossopharyngeus yang berfungsi sebagai saraf sensorik
(aferen somatik umum, aferen visceral khusus dan umum), sebagai saraf mototrik
(eferen visceral khusus) dan sebagai saraf parasimpatis (eferen visceral umum).
Perjalanan serat saraf Neuron motorik berawal dari medulla dan menginervasi otot
untuk bicara dan menelan serta kelenjar saliva parotid. Sedangkan neuron sensorik
membawa informasi yang berkaitan dengan rasa dari sepertiga bagian posterior
lidah dan sensasi umum dari faring dan laring; neuron ini juga membawa
informasi mengenai tekanan darah dari reseptor sensorik dalam pembuluh darah
tertentu. Cabang dari glossopharyngeus adalah tympanicus nerve yang akan
bersinaps dengan ganglion oticum dan bersama dengan mandibularis nerve (V3)
akan mempersarafi glandula parotis.6
10. Saraf kesepuluh adalah Vagus yang memiliki fungsi sensorik (aferen somatik
umum, aferen visceral khusus dan umum), fungsi mototrik (eferen visceral
khusus) dam dan fungsi parasimpatis. Neuron sensorik membawa informasi dari
faring, laring, trakea, esofagus, jantung dan visera abdominal ke medulla dan
pons. Neuron motorik berasal dari dalam medulla dan menginservasi hampir
semua organ toraks dan abdomen.
11. Saraf kesebelas adalah Accessoris yang memiliki fungsi mototrik. Perjalanan saraf
kesebelas ini diawali dari nukleus ambiguus yang akan keluar melalui foramen
jugulare kemudian akan beranastomosis dengan saraf kesepuluh untuk
menginervasi m.sternocleidomastoideus dan m.trapezius.
12. Saraf kedua belas adalah hypoglossus yang berfungsi sebagai saraf motorik yang
akan menginervasi otot intrinsik dan ekstrinsik lidah. Saraf kedua belas ini

memiliki nukleus yang bernama nucleus hypoglossus yang perjalanannya akan


keluar dari canalis hypoglossus. pleksus cervicalis C1 dan C2 akan mempersarafi
m.styloglossus, m.hypoglossus, m.thyrohyoid, m.genioglossus dan geniohyoid,
serta otot instrinsik lidah. Sedangkan pleksus cervicalis C1, C2 dan C3 akan
mempersarafi m.omohyoid serta m.sternothyroid dan sternohyoid.7
Struktur Mikroskopis Jaringan Saraf9
Sistem saraf tersebar secara luas di dalam tubuh dan dengan beberapa pengecualian,
semua organ dari tubuh mengandung unsur saraf. Pada dasarnya, sistem saraf menghimpun
rangsangan dari lingkungan, mengubah rangsangan-rangsangan menjadi impuls saraf dan
meneruskan impuls saraf ke daerah penerimaan dan korelasi yang terorganisir dengan baik
sehingga memberikan respon yang tepat.
Jaringan saraf merupakan empat jaringan dasar dalam tubuh manusia yang disusun
oleh sel saraf (neuron) dan sel penyokong saraf (euroglia) yang berfungsi untuk komunikasi:9
1. Sel saraf / Neuron
Setiap neuron terdiri dari badan sel (perikarion atau soma). Perikarion dibentuk
oleh inti dan sitoplasma yang mempunyai reseptif. Pada kebanyakan neuron, perikarion
menerima rangsang yang dibangkitkan dalam saraf-saraf lain, tetapi peran utamanya
adalah sebagai pusat trofik atau pemberi makan sel, mensuplai organel, dan
makromolekul sampai ke cabang-cabangnya. 7 Bentuk dan besar sangat beragam antara
4-135 mikrometer.
a. Badan sel (soma atau perikarion). terdiri dari :
1) Nukleus
Inti besar, eukromatik, berbentuk sferis seperti bola dan letaknya
dipusat badan sel. Kromatin halus dan tersebar serta ada satu atau
lebih nukeoli besar, yang menunjukkan sintesis aktif dalam sel.
Selubung inti jelas dan menunjukkan banyak pori-pori. Inti yang
besar, pucat, vesikular dengan nukleolus yang menonjol memberi
kesan seperti mata burung hantu. Terdapat kromatin seks (barr
body) sebagai satelit nuklora pada wanita, yang merupakan
kromosom X.

2) Organel Sitoplasma

Organel sitoplasma yang merupakan ciri khas dari perikorion


neuron adalah badan nissl (RE kasar) sebagai unsur basofilik dari
sitoplasma, dan dapat diwarnai dengan zat warna anilin basa.
Badan-badan nissl dibentuk oleh banyak retikulum endoplasma
granular dengan ribosom dan polisomnya yang bebas dan terikat.
Yang kedua, adalah neurofibil, yaitu terdapat pada sediaan perak
dan terdapat di seluruh perikarion, yang meluas kedalam dendrit
dan akson. Berkas-berkas mengandung mikrotubul (neurotubul)
dan mikrofilamen (neurofiamen). Mikrotubul diameternya 25nm,
sedangkan neurofilamen diameternya 10nm dan menyerupai
filamen intemediate yang terdapat dimana-mana.
b. Prosesus (juluran)
Prosesus merupakan perpanjangan sitoplasma sel saraf yang berkembang
untuk melayani jalannya konduksi dan mendapatkan daerah permukaan kontak
yang lebih besar.
1) Akson
Neuron mempunyai satu akson yang lebih panjang dari dendrit.
Di pangkal akson terdapat akson hilok yang merupakan cabang
tunggal. Akson hilok dan segmen awal dari akson disebut juga
sebagai zona pemicu yang membangkitkan potensial aksi. Akson
membawa respon dari neuron yaitu impuls saraf dalam bentuk
potensial aksi. Akson tidak mengandung kromofil, tetapi
mengandung banyak mielin sehingga terdapat undercoat padat
elektron sebesar 20 nm. Biasanya akson berakhir menjadi
cabang-cabang seperti ranting, yang disebut telodendria yang
berhubungan dengan perikarion, dendrit, atau akson dari sinaps
yang satu dengan sinaps yang lainnya. Pada ujung ranting,
terjadi pembekakan yang disebut boutons terminaux. 7
2) Dendrit
Dendrit merupakan cabang langsung dari badan sel neuron yang
merupakan bagian terbesar penerima sinyal dari neuron lain,
selain dari badan sel dan segmen awal Dendrit yang memiliki
banyak cabang kecil seperti duri disebut dendritik (spina).
Ujungnya bercabang membentuk cabang primer, sekunder,
tersier, dan seterusnya. 7 Pada dendrit terdapat perikarion.

Gambar 4. Neuron9
2. Sel glia / Neuroglia
Neurgolia yang berasal dari kata neuron=saraf, dan glia= lem. Jaringan ini berfungsi
sebagai penyokong dan membantu sel saraf melakukan fungsi integartif dan
komunikatifnya. Neuroglia dapat dipelajari dengan impregnasi perak dan emas khusus
yang memperlihatkan seluruh sel. Neuroglia mencakup mikroglia, oligodendroglia,
astrosit fibrosa, astrosit protoplasmatis, sel ependim, sel schwann, sel satelit. 9 Sel-sel ini
menghasilkan mielin, sehingga bersifat fagostik, dan merupakn kerangka penyokong
bagi neuron-neuron.
1) Mikroglia
Mikroglia merupakan sel kecil, agak memanjang menyerupai duri yang
berasal dari mesoderm. Mikroglia terletak dalam substansi alba dan grisea
yang terletak dekat pembuluh darah. Mikroglia menjadi sumber utama sel-sel
fagosit didalam susunan saraf pusat. Mempunyai cabang-cabang sitoplasma
yang tegal lurus terhadap cabang sebelumnya.
2) Oligodendroglia
Oligodendroglia bentuknya lebih kecil dibandingkan mikroglia, yaitu
bentuknya bulat, inti kecil, dan heterokromatik yang berasal dari ektoderm.
Mikroglia terletak di substansia grisea dan alba jumlahnya sedikit. Fungsi
oligodendroglia adalah membentuk selubung mielin di SSP dan sebagai
penyokong. Mempunyai cabang sitoplasma lebih pendek dan sedikit.
3) Astrosit fibrosa
Astrosit fibrosa berbentuk seperti bintang terdapat di substansia alba dan
sedikit di substansia grisea, bentuk sel dapat dilihat dengan impregnasi perak
yang berasal dari ektoderm. Pada astrosit fibrosa, inti sel sukar dilihat.
Fungsinya berperan dalam metabolisme energi dalam korteks serebri.
Mempunyai cabang sitoplsma yang banyak, tetapi kurus atau tipis sehingga
mirip bulu babi, kadang-kadang ditemukan kaki perivaskular dalam proses

sitoplasmik antara permukaan neuron dan membrana basal pada pemukaan


sistem saraf pusat.
4) Astorsit protoplasmatis
Astorsit protoplasmatis berasal dari ektoderm, berbentuk seperti sel piramid,
inti sel sukar dilihat, dan menempel pada pembuluh darah. Astorsit
protoplasmatis banyak terdapat di substansia grisea dan sedikit di substansia
alba. Mempunyai cabang sitoplsma yang pendek, gemuk, dan tebal. Setiap
cabang bercabang lagi sehingga menyerupai seperti lumut.
5) Sel ependim
Sel ependim berasal dari ektoderm yang melapisi rongga atau ruang yang
terdapat pada otak yang disebut ventrikel dan kanalis sentralis pada medula
spinalis. Sel ependim berbentuk silindris rendah atau kuboid. Sel ependim
mempunyai cabang sitoplasma yang terdiri dari silia dan makrovili.
6) Sel schwann
Sel schwann berasal dari sistem saraf tepi, inti heterokromatik, gepeng, dan
terdapat ditengah sel yang banyak mitokondria, mikrotubul dan mikrofilamen.
Terdapat celah periksonal yang memisahkan membran plasma dari serat saraf.
7) Sel Satelit
Sel satelit berasal dari sistem saraf tepi yang memiliki inti, dan retikulum
endoplasma yang kasar. Sel satelit mengitasri sel ganglion yang berbentuk
bulat dan kecil.

Gambar 5. Neuroglia9
Vaskularisasi Cerebral
Otak diperdarahi oleh dua arteri carotis dan dua arteri vertebralis. Keempat arteri terletak
diruang subarachnoid dan cabang-cabangnya beranastomosis pada permukaan inferior otak
untuk membentuk circulus willis.10
1. Arteri carotis

Arteri carotis interna dimulai pada bifurcation arteri carotis communis. Disini biasanya
terdapat dilatasi setempat yang disebut sinus cartoricus. Arteri ini berjalan naik melalui
leher dan menembus basis cranii melalui canalis cartorius os temporale. Selanjutnya arteri
berjalan secara horizontal ke depan melalui sinus cavernosus dan muncul pada sisi medial
processus clinoideus anterior dengan menembus duramater. Arteri tersebut lalu masuk ke
dalam subarachnoid dengan cara menembus arachnoidea mater dan berbelok ke posterior
menuju ujung medial sulcus lateralis cerebri. Disini arteri carotis interna terbagi dua
menjadi arteri cerebri anterior dan arteri cerebri media. Cabang-cabang pars cerebralis
yaitu Arteri ophthalamica, arteri communicans posterior, arteri choroide, arteri cerebri
anterior dan arteri cerebri media
a. Arteri ophthalamica berasal dari arteri carotis interna ketika muncul dari sinus
cavernosus. Arteri ophthalamica masuk ke orbita melalui canalis opticus dibawah
dan lateral nervus optikus. Arteri ini memperdarahi mata serta struktur-struktur
orbita lainnya dan cabang-cabang terminalnya memperdarahi daerah frontal kulit
kepala, sinus ethmoidalis, sinus frontali dan dorsum nasi.
b. Arteri communicans posterior adalah pembuluh kecil yang berasal dari arteri
carotis interna dekat dengan cabang terminalnya. Arteri communicans posterior
berjalan kearah posterior keatas nervus oculomotorius untuk mergabung dengan
arteri cerebri posterior sehingga ikut membentuk circulus willis.
c. Arteri choroide, sebuah cabang kecil yang juga berasal dari arteri carotis
internadekat cabang terminalnya. Arteri choroide berjalan ke posterior dekat
tractus opticus, masuk kedalam cornu inferius ventriculi lateralisdan berakhir pada
plexus choroideus. Arteri ini membentuk cabang-cabang kecil untuk strukturstruktur disekitarnya, termasuk corpus cerebri, corpus geiculatum laterale, tractus
opticus dan capsula interna.
d. Arteri cerebri anterior merupakan cabang terminal arteri carotis interna yang
terkecil. Arteri cerebri anterior berjalan ke depan dan ke medial, superior terhadap
nervus opticus, dan masuk ke fissura longitudinalis cerebri. Disini, areteri ini
berhubungan dengan arteri cerebri anterior sisi kontra lateral melalui arteri
communicans anterior. Arteri melengkung ke belakang di atas corpus callosum
dan akhirnya beranastomosis dengan arteri cerebri posterior. Cabang-cabang
kortikal memperdarahi seluruh permukaan medial cortex cerebri dibagian

posterior hingga mencapai sulcus parieto-occipitalis. Cabang-cabang tersebut


memperdarahi corteks cerebri selebar pita satu inci pada permukaan lateral yang
berdekatan. Dengan demikian arteri cerebri anterior memperdarahi area tungkai
gyrus precentralis. Sekelompok cabang sentral menembus substansia preforate
anterior dan membantu dalam menyplai bagian-bagian nucleus lentiformis,
nucleus caudatus dan capsula interna.
e. Arteri cerebri media cabang terbesar dari arteri carotuis interna berjalan kelateral
didalam sulcus lateralis cerbri. cabang-cabang kortikal memperdarahi seluruh
permukaan lateral hemispherium, kecuali daerah pita sempitt yang disuplai oleh
arteri cerebri anterior, polus occipitalis dan permukaan inferilateral hemispherium
cerebri, yang diperdarahi oleh arteri cerebri posteerior. Dengan demikian arteri ini
memperdarahi seluruh daerah mototrik kecuali area tungkai. Cabang-cabang
sentral masuk ke substansia perforate anterior dan menyuplai nucleus lentiformis,
nucleus caudatus serta capsula interna.
2. Arteri vertebralis10
Arteri vertebralis merupakan cabang bagian pertama arteri subclavia yang masuk ke
dalam leher melalui enam foramen processus transversus vertebrae cervicales bagian atas.
Arteri ini masuk ke cranium melalui foramen magnum serta menembus duramater untuk
masuk kedalam ruang oblongata. Pada pinggiran bawah pons, arteri vertebralis
beranastomosis dengan arteri vertbralis sisi kontralateral untuk membentuk arteri basilaris.
Cabang-cabang pars cranialis adalah rami maningei, arteri spinalis posterior, arteri spinalis
anterior, arteri inferior posterior cerebelli dan arteri medullaris.
Rami maningei adalah cabang kecil dan memperdarahi tulang serta dura di fossa cranii
posterior.
a. Arteri spinalis posterior berasal dari arteri vertebralis atau arteria cerebellaris
posterior inferior. Arteri ini berjalan turun pada permukaan posterior medulla
spinalis di dekat radices posterior nevi spinalis. Cabang-cabang ini diperkuat oleh
arteri radicularisyang masuk kedalam canalis vertebralis melalui foramina
ontervertebralia.
b. Arteri spinalis anterior dibentuk dari cabang masing-masing arteria vertebralis
dekat bagian akhirnya. Sebagai arteri tunggal, arteri ini berjalan tutun pada

permukaan anterior medulla oblongata dari medulla spinalis serta terbenam di


dalam piamater sepanjang fissura mediana anterior. Arteri ini akan diperkuat oleh
arteri ridicularis yang masuk ke canalis vertebralis melalui foramina vertebralia.
c. Arteri inferior posterior cerebelli merupakan cabang terbesar arteri vertebralis
yang berjalan tidak teratur diantara medulla oblongata dan cerebellu. Arteri ini
memperdarahi permukaan bawah hemispherium cerebelli serta menyuplai medulla
oblongata dan plexus choronoideus vebticuli quarti.
d. Arteri

medullaris

merupakan

cabang-cabang

yang

sangat

kecil

yang

didistribusikan ke medulla oblongata.


3. Arteri basilaris10
Arteri ini terbentuk dari gabungan kedua arteri vertebralis yang berjalan keatas ke
dalam sulcus pada permukaan anterior pons. Pada pinggir atas pons arteri ini bercabang
menjadi dua arteri cerebri posterior. Selain itu cabang dari arteri basilaris yaitu:
a. Arteri pontis adalah pembuluh-pembuluh kecil yang masuk kedalam substansia
pons.
b. Arteri lybirinthi merupakan arteri yang panjang serta sempit menyertai nervus
facialis dan nervus vestibulocochlearis masuk kedalam meatus acusticus internus
dan memperdarahi telinga dalam. Arteri ini sering berasal dari caang arteri inferior
anterior cerebelli.
c. Arteri inferior anterior cerebelli berjalan kearah posterior dan lateral untuk
memperdarahi bagian bagian atas medulla oblongata.
d. Arteri superior cereberlli berasal didekat bagian terminal basilaris. Arteri ini
berkelok-kelok disekitar pedunculus dan memperdarahi permukaan superior
cerebellum. Arteri superior cerebelli juga menyuplai pons, glandula pinealis dan
velum medullare superior.
e. Arteri cerebri posterior melengkung kearah lateral dan belakang di sekeliling
mesenchepalon, kemudian bergabung dengan ramus communican posterior arteri
carotis interna. Cabang-cabang kortikal menyuplai permukaan inferolateral dan
medial lobus occipitalis. Jadi arteri cerebri posterior memeperdarahi kosterks

visual. Cabang-cabang sentral menembus substansi otak dan memperdarahi


bagian-bagian lentiformis, serta mesenchepalon, glandula pinealis dan corpus
geniculatum mediale. Ramus choroidea masuk ke dalam cornu inferius ventriculi
lateralis serta memperdarahi plexux choroideus dan plexus choroideus ventriculi
tertii.
Circulis willis10
Terletak di dalam fossa interpeduncularis basis cranii. Sirkulus ini dibentuk oleh
anastomosis antara kedua arteri carotis interna dan kedua arteri vertebralis. Arteri
communicans anterior, arteri cerebri anterior, arteri carotis interna, arteria communicans
posterior, arteri cerebri posterior dan arteri basilaris ikut membentuk circulus. Circulus willis
memungkinkan darah yang masuk melalui arteri carotis interna dan arteri vertebralis dapat
memperdarahi semua bagian dikedua hemispherium cerebri. Cabang-cabang kortikal dan
sentral berasal dari circulus dan menyuplai jaringan otak.
Kesimpulan
Otak sebagai pusat dari keseluruhan tubuh serta mengendalikan semua fungsi tubuh
perlu mendapat perlindungan ekstra. Ketika terjadi pendarahan pada otak dapat berakibat
fatal khususnya pada daerah cerebellum dan batang otak. Selain itu, akan berdampak pula
pada saraf kranial disekitarnya yang mempengaruhi struktur gerak tubuh maupun
kelangsungan hidup.

Daftar pustaka
1

Snell RS. Neuroanatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran. Edisi ke-5. Jakarta:
EGC; 2006.h.54-109.

Sloane E. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: EGC; 2003

Sherwood Lauralee. Fisiologi Manusia, Dari Sel ke Sistem. Ed.6. Jakarta: EGC, 2009

Davey Patrick. Medicine at a Glance. Jakarta: Erlangga;2005

Pearce EC. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: PT GRAMEDIA; 2009

Moore KL, Agur AMR. Anatomi klinik dasar. Jakarta: Hipokrates; 2002. h. 358-368.

Batticaca F. Asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan system persarafan.


Jakarta: Penerbit Salemba Medika;2008.hal. 4

Chusud. JG. Neuroanatomi korelatif dan neurologi fungsional. Yogyakarta:EGC ;


2006. h. 3-149.

Harsono. Kapita Selekta Neurologi. Yogyakarta: Gadjah Mada Press University;2008

10 Muttaqin A. Buku ajar asuhan keperawatan klien dengan gangguan sistem persarafan.
Jakarta: Salemba Medika; 2008. h. 31-2.

Anda mungkin juga menyukai