DI SUSUN OLEH:
Bentuk dan ukuran badan sel neuron berbeda-beda, demikian dengan jenis, jumlah
dan panjang tonjolannya, neuron diklasifikasikan bedasarkan struktur maupun
fungsinya. Neuron secara structural dibagi menjadi 3 kelompok:
Stuktur otak
Otak memiliki berat sekitar 2% dari total berat tubuh, tetapi memerlukan 20%
darah tubuh. Baik oksigen dan glukosa dibawah oleh darah, fungsi otak
memburuk jika tampa elemen dasar ini. Otak mempunai pasokan darah yang
mencakupi dari jejaring padat pembuluh darah yang berasal dari arteri karotid,
yang mengalir disetiap sisi leher, dan dari dua arteri fertebral yang mengalir
disepanjang sumsum tulang belakang.
masa serebrum memiliki dua lapisan utama. Lapisan luar berwarna abu-abu pucat,
disebut juga “substansi abu-abu” adalah korteks serebrum. Lapisan ini mengikuti
liparan dan tonjolan serebrum untuk menyelubungi seluruh permukaan serebrum.
Ketebalan substansi ini sekitar 3-5 ml, dan jika disebar mendatar, akan dapat
menutup daerah sebesar sebuah sarung bantal, lebih dalam diserebrum terdapat
pulau-pulau kecil substansi abu-abu. Substansi ini dan korteks serebrum terbentuk
terutama dari badan sel dan tonjolan pengumpul impuls (dendrit) sel saraf.
Dibawah substansi abu-abu korteks terdapat (substansi putih) yang berwarna lebih
pucat, membentuk masa bagian dalam serebrum substansi ini dibentuk terutama
oleh sarat saraf. Serat saraf berselebung (myelin) tersusun menjadi beekas atau
tonjolan saluran yang menghantarkan impuls antara sumsum tulang belakang dan
daerah bawah otak dan korteks serebrum.
Talamus terletak diatas batang otak dan berbentuk seperti dua telur berdampingan
dan terletak hampir di “jantung”otak.talamus merupakan talamus pengantar utama
yang memantau dan mengolah informasi yang baru tiba sebelum dikirim
kedaerahats otak.batang otak memiliki pusat pusat yang mengatur beberapa fungsi
vital untuk bertahan hidup,termasauk denyut jantung,nafas,tekanan darah,dan
beberapa refleks,seperti menelan dan muntah.di sepanjang batang otak terdapat
formasio retikular,adalah saluran saraf yang panjang dan tipis dengan serat
memanjang sampai serebelum dibelakang,diensefalon diatas,dan sumsum-
sumsung tulang dibawah.formsioretikular meliputi neural berbeda,masing-masing
memiliki neuro trasmitter sendiri.salah satu fungisistem ini adalah mengendalikan
sistem terjaga,yang menjaga otak dengan siaga.
Kordassvinalis
B. Kordasoinalis
Sistem saraf tepi (SST) diklasifikasikan menjadi tiga yaitu pertama, diklasifikasikan
berdasarkan bagaimana SST tersambung dengan SSP. Saraf kranial berasal atau
berakhir pada sumsum tulang belakang; kedua, saraf pada SSP diklasifikasikan
berdasarkan arah tujuan saraf. Neuron sensori (aferen) mentransmisikan impuls dari
kulit dan organ sensori lain atau dari berbagai tempat didalam tubuh ke SSP. Neuron
motorik (eferen) mentransmisikan impuls dari SSP ke efektor (otot atau kelenjar);
ketiga, neuron motorik diklasifikasikan lebih jauh dari lagi berdasarkan efektor
sasaran terdiri dari saraf somatik mengatur otot rangka, dan sistem saraf otonom
mengatur kegiatan organ, kelenjar dan berbagai macam otot. Sistem saraf otonom
terdiri dari dua bagian yaitu (1) sistem saraf simpatis, berkaitan dengan rangsangan
kegiatan yang menyiapkan tubuh untuk melakukan aksi, sepeti meningkatkan denyut
jantung, meningkatkan pelepasan gula dari hati menuju darah, dan kegiatan lainnya
yang bisanya dianggap sebagai fungsi siaga, (2) sistem saraf parsimpatis,
mengaktivkan fungsi-fungsi aman seperti merangsang sekresi liur (saliva) atau enzim
pencernaan ke dalam lambung dan usus kecil.
a. Saraf Kranial
12 belas pasang saraf kranial berhubungan langsung dengan otak, tidak melalui
sumsum tulang belakang. Beberapa saraf memiliki fungsi sensorik untuk organ
dan jaringan di kepala dan leher, sedangkan saraf lain memiliki fungsi motorik.
Saraf yang memiliki lebih banyak serat motorik juga mengandung serat sensorik
yang menghantarkan informasi ke otak mengenai besarnya regangan dan tekanan
di otot, sebagai bagian dari indra proprioseptif. Sebagian besar saraf kranial diberi
nama sesuai bagian tubuh tempatnya bekerja, seperti saraf olfaktori (hidung).
31 pasang saraf tepi keluar dari sumsum tulang belakang melalui ruang antar
tulang belakang. Setiap saraf membagi dan membagi lagi sampai bercabang-
cabang, cabang vetral berada dibagian depan dan samping tubuh, sedangkan
cabang dorsal berada dibagian belakang tubuh. Akar vetral dan dorsal bersatu
membentuk saraf belakang yang utuh. Saraf tulang belakang keluar dari tulang
belakang lewat daerah terbuka (foramen intervetebra) di tulang belakang diantara
vertebrata yang berdampingan, kecuali pasangan yang saraf tulang belakang yang
pertama yang keluar diantara tulang oksiput dan tulang atlas (vetebra pertama).
Dibagian luar tulang belakang, saraf memisahkan diri menjadi cabang-cabang,
diantaranya ramus dorsal yang mengandung saraf yang membantu bagian dorsal
batang tubuh, ramus ventral mengandung saraf yang membantu bagian ventral
lainnya pada batang tubuh dan anggota tubuh bagian atas bawah, cabang meninks
mamasuki kembali tulang rami (bentuk jamak rumus) mengandung saraf otonom
yang menjalankan fungsi-fungsi visera. Beberapa rami ventral bersatu dengan
rami ventral sebelahnya membentuk fleksus, jaringan saraf yang saling
berhubungan. Saraf keluar dari fleksus mengandung serat serta dari berbagai
macam saraf tulang belakang, yang bersama-sama menuju kelokasi sasaran.
Cabang saraf membawa informasi sensorik seperti rabaan, tekanan, panas, dingin,
dan nyeri dari indra-indra mikrokulit yang ada didalam zona kulit, dilanjutkan ke
serat saraf sensorik dari cabang saraf tulang belakang, menuju ke akar saraf tulang
belakang dan kemudian ke sumsum tulang belakang. Sebuah peta kulit
menggambarkan zona kulit ini, atau dermatom, merupakan daerah atau zona kulit
yang dipersarafi oleh akar saraf dorsal dari sepasang saraf tulang belakang.
Refleks adalah respon terhadap rangsang yang bersifat cepat dan tidak disadari.
Lengkungan refleks adalah jalur yang dilalui impuls saraf selama terjadinya
refleks. Refleks tulang belakang melibatkan rangkaian saraf-saraf sensorik yang
membawa informasi ke sumsum tulang belakang dan kemudian berhubungan
langsung, atau melalui neuron perantara, ke saraf-saraf motorik, sehingga perintah
gerakan langsung keluar dari sumsusm tulang belakang ke otot yang
berhubungan. Sebagai contoh refleks tulang belakang patela, ketika memukul
tendon patela menyebabkan peregangan otot paha (rektus femoris) sehingga
merangsang indra mikro yang ada di tendon dan otot lalu menghantarkan sinyal
saraf ke sumsum tulang belakang. Serat saraf motorik membawa sinyal langsung
kembali ke otot, yang berkontraksi dan menyebabkan tendangan lemah.
Terdiri dari aksen-aksen neuron motorik yang berasal dari korda spinalis atau
batang otak dan berakhir di otot rangka. Neuro trasmitter yang dikeluarkan dari
neuron motorik berupa asetilkolin yang dapat merangsang otot. Neuron motorik
adalah jalur akhir bersama dan digunakan oleh berbagai bagian SSP untuk
mengontrol aktivitas otot rangka. Daerah-daeah SSP yang mempengaruhi
aktivitas otot rangka dengan bekerja melalui neuron motorik adalah korda
spinalis, daerah motorik korteks, nukleus basah, serebelum dan batang otak.
Ada lima langkah proses terjadinya refleks saraf yaitu sebagai berikut:
Sherwood, Lauralee. 2014. Fisiologi Manusia: Dari Sel Ke Sistem, Ed.8. Jakarta: EGC
Suzanne & Bare. 2013. Brunner & Suddarth’s Textbook Of Medical-Surgery Nursing 10th
editition. USA: Lippincontt Williams & Wilkins.