DISUSUN OLEH
KELOMPOK 2
KELAS 6C KEPERAWATAN
DOSEN PENGAMPU :
2021
BAB I
PNDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah
yang akan dibahas yaitu sebagai berikut :
1. Apakah ada hubungan penggunaan bra dengan proses menyusui pada ibu
primipara ?
C. Tujuan penulisan
1. Tujuan umum
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui hubungan penggunaan bra dengan proses menyusui pada
ibu primipara
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui hubungan penggunaan bra pada ibu primipara
b. Untuk mengetahui proses menyusui pada ibu primipara
c. Untuk menganalisa hubungan penggunaan bra dengan proses
menyusui pada ibu primipara
3. Manfaat penulisan
1. Manfaat teoritis
Agar dapat menambah pengetahuan dan wawasan penulis dari
penelitian yang dilakukan
2. Manfaat praktik
a. Bagi peneliti
Dalam penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana yang
bermanfaat dalam proses implementasi baik pengetahuan dari
penulis tentang hubungan penggunaan bra dengan proses
menyusui pada ibu primipara
b. Bagi pendidikan
Dalam penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber ilmu
pengetahuan dan informasi baik dalam bidang kesehatan
maupun lainnya tentang hubungan penggunaan bra dengan
proses menyusui pada ibu primipara
c. Bagi masyarakat
Dalam penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai
sumber informasi bagi para pembaca dalam penggunaan bra
pada ibu menyusui
d. Bagi peneliti selanjutnya
Dalam penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai
pegangan dan dasar awal dari pemikiran peneliti dan dijadikan
pembelajaran untuk melakukan penelitian selanjutnya dalam
upaya mengingkatkan pengetahuan, wawasan dan kesehatan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. KONSEP TEORI
A. PENGGUNAAN BRA
1. Pengertian
Bra adalah pakaian dalam wanita yang digunakan untuk menyangga
payudara. Bra juga dikenal dengan sebutan BH. “ Bra atau yang
disingkat dengan BH meupakan kependekan dari kata belanda yakni
buste houder, yang digunakan dalam bahasa indonesia hanya
singkatannya saja” (Priyono, Gus 2015).
2. Fungsi Bra
Menurut Naviri(2016) menyatakan bahwa fungsi utama bra adalah
untuk menyangga atau menopang payudara. Oleh karena itu hal penting
dalam memilih Bra bukan model atau warnanya, melainkan ketepatan
dalam menyangga payudara dengan memperhatikan ukurannya.
3. Jenis- jenis Bra
Dikembangkan di akhir abad ke-19, ikon feminisme ini menjadi simbol
kedewasaan seorang gadis. Beha tidak hanya menutup, menopang dan
mengangkat payudara saja, tetapi juga memberi ciri khas pada
pemakainya. Bingkai dan tingkat lingkupan beha cukup bervariasi baik
dari gaya, model, fungsi, dan penampilannya. Penting untuk mengetahui
tipe beha sehingga beha tersebut tepat untuk bentuk payudara, ukuran
payudara, waktu pemakaian, juga tepat sebagai perlindungan kesehatan
payudara. Berikut ini adalah beberapa jenis beha yang biasa ditemukan:
a. Adhesive Bra
Beha ini menempel dan terlihat menyatu dengan payudara. Tidak
ada kain lingkar dada dan tali bahu. Memiliki daya topang kecil
terhadap payudara. Beha tipe ini cocok ketika mengenakan baju
yang bergaya backless (punggung tidak tertutup) dan strapless
(tanpa tali bahu). Terdapat dua tipe. Pertama, tipe sekali pakai yang
terbuat dari kertas dengan perekat kuat. Kedua, tipe pakai berulang
berbahan silicon yang dapat dicuci dan dipakai kembali.
b. Bandeau Bra
Beha ini terbuat dari kain dan berbentuk sederhana, untuk menutup
payudara. Beha tipe ini memberi daya topang kecil pada payudara
dan tidak sepenuhnya mendukung bentuk payudara.
c. Belly Dance Bra
Asumsi umum mengatakan bahwa ukuran beha belly dancing (tari
perut) sama dengan ukuran beha normal. Contohnya, jika payudara
seseorang berukuran 32C anda dapat mengenakan beha tari perut ini
dengan ukuran 34B. Dengan sedikit penyesuaian, beha ini cukup
nyaman dipakai.
d. Bridal Bra/Corset
Korset atau beha khusus pengantin harus mampu membentuk badan
bagian atas wanita agar pas dengan gaun pengantinnya. Sebagai
tambahan, beha ini akan memperbaiki kesan postur tubuh wanita
yang mengenakannya. Dibandingkan dengan beha tipe bertali
pundak, korset ini lebih nyaman digunakan asal payudara masuk
seluruhnya ke dalam cupnya.
e. Built-in Bra
Beha yang mirip dengan produk garmen lainnya seperti pakaian
renang atau tank top. Beha ini memberi daya topang ke payudara,
tanpa harus terpisah dengan bajunya. Pada hampir semua produk
beha tipe ini terdapat tali elastis horizontal persis di bawah payudara.
Beberapa diantaranya dipasang cup beserta underwire (kawat)
seperti desain beha lainnya. Pada beberapa produk, cup atauun
kawat dapat dilepas dengan mudah.
f. Convertible Bra
Beha tipe ini memiliki tali pengait belakang, yang dapat dipasang
dan diatur dengan beberapa cara. Dapat menjadi model biasa atau
model silang, dapat pula dipasang memakai tali plastik transparan.
g. Cupless Bra
Beha tipe ini memiliki "bingkai" bra, tetapi tidak memiliki cup bra.
Beha ini memperlihatkan bagian areola dan puting payudara dengan
bingkainya. Beha ini biasa dipakai sebagai erotic lingerie, sehingga
saat wanita mengenakan gaun malam, puting akan terlihat secara
samar-samar.
h. Demi Bra
Beha bergaya setengah cup dengan tali belakang lebar, serta kain
penghubung di antara cup branya. Beha ini memberi kesan luar biasa
pada belahan dada si pemakai. Pas dipakai saat mengenakan baju
dengan potongan leher rendah. Beha ini dirancang untuk mampu
memberikan daya topang besar ke payudara.
i. Front Closure Bra
Beha dengan cup penuh dan pengait di depan. Beha ini terpasang
rata di punggung. Kain lingkar dada dibuat lebar. Beberapa model
bergaya racerback yang sangat cocok saat mengenakan tank top.
Sehingga anti selip.
j. Full Support Bra
Beha ini didesain untuk memberikan daya topang yang baik bagi
payudara secara keseluruhan. Bentuknya biasa, praktis, dan dapat
dipakai sehari hari.
k. Mastectomy Bra
Beha ini didesain khusus bagi wanita dalam masa penyembuhan
setelah menjalani operasi mastektomi karena kanker payudara, baik
salah satu ataupun kedua payudaranya.
l. Maternity Bra
Beha ini ditancang untuk wanita yang payudaranya bertambah besar
pada masa kehamilan.
m. Minimizer Bra
Beha yang didesain untuk memberi kesan payudara terlihat lebih
kecil dari yang sebenarnya. Biasanya digunakan oleh wanita dengan
ukuran payudara 34C ke atas. Mekanisme beha ini adalah dengan
menekan dan membentuk payudara, sehingga terlihat lebih kecil
satu atau dua ukuran di bawahnya.
n. Nursing Bra
Beha ini didesain khusus untuk memudahkan proses menyusui,
sehingga bayi tidak akan kesulitan meraih puting ibunya. Pada beha
tradisional, cup akan dilengkapi dengan pengait yang dapat dilepas
saat akan menyusui.
o. Padded Bra
Beha dengan padding (ganjalan) di dalam cup branya. Beha ini
didesain untuk memberi kesan bentuk payudara terlihat lebih penuh
pada payudara kecil. Banyak dipakai oleh gadis remaja yang
payudaranya baru tumbuh. Beha tipe ini cukup memberi daya
topang namun tidak mampu mengangkat payudara.
p. Peephole Bra
Beha ini memiliki lubang di cup, persis di sekitar puting.
q. Push-up Bra
Beha dengan struktur khusus hingga payudara begitu terangkat dan
tertata saling berdekatan hingga belahan payudara terlihat indah.
Beha ini memiliki padding busa karet atau gel silikon. Perbedaan
utama padding beha biasa dengan push up beha adalah letaknya
yang terpusat di bawah payudara sehingga payudara akan terangkat.
Terkadang padding diletakkan terpusat di bagian luar payudara
hingga padding tersebut akan mendorong payudara lebih ke tengah,
dan belahan payudara terlihat lebih seksi.
r. Racerback Bra
Beha ini memiliki tali bahu dengan pola V denga posisi tali dekat
dengan leher. Beha ini sering digunakan saat mengenakan gaun
strapless. Sport bra (beha khusus olahraga) banyak yang
menggunakan desain racerback ini.
s. Shelf Bra
Beha ini kuat dengan kawat di sepanjang garis bawah payudara.
Beha ini hanya menutup bagian bawah payudara jadi puting
payudara akan terlihat.
t. Softcup Bra
Beha ini tidak ada kawat bawah pada cup. Beha ini mengandalkan
kekuatan bagian bawah beha untuk menopang payudara.
5. Faktor psikologis
Produksi ASI dipengaruhi oleh faktor psikologis, kejiwaan ibu
yang selalu dalam keadaan tertekan, sedih, kecemasan, kurang
percaya diri dan berbagai bentuk ketegangan emosional akan
menurunkan volume ASI. Menurut penelitian Mittra Jalal
(2017) kecemasan dan stress dapat menurunkan hormone
prolaktin dan sekresi oksitosin, sehingga aliran susu berkurang
ketika ibu menyusui.
6. Berat badan lahir
Bayi berat lahir rendah (BBLR) mempunyai kemampuan
mengisap ASI yang lebih rendah dibanding bayi yang berat lahir
normal (> 2500 gr). Kemampuan mengisap ASI yang lebih
rendah ini meliputi frekuensi dan lama penyusuan yang lebih
rendah dibanding bayi berat lahir normal yang akan
mempengaruhi stimulasi hormon prolaktin dan oksitosin dalam
memproduksi ASI (Dewi & Sunarsih, 2011)
7. Perawatan payudara
Perawatan payudara bermanfaat untuk mempelancarkan
sirkulasi darah dan mencegah tersumbatnya saluran susu
sehingga memperlancar pengeluaran ASI dengan cara menjaga
agar payudara senantiasa bersih dan terawat (puting susu) karena
saat menyusui payudara ibu akan kontak langsung dengan mulut
bayi menurut (Maryunani, 2012).
8. Pola tidur
Ibu Menyusui memiliki pola istirahat kurang baik dalam jumlah
jam tidur maupun gangguan tidur. Faktor istirahat
mempengaruhi produksi dan pengeluaran ASI. Apabila kondisi
ibu terlalu capek, kurang istirahat maka ASI juga berkurang
(Rini Susilo, 2011).
9. Jenis persalinan
Pada persalinan normal proses menyusui dapat segera dilakukan
setelah bayi lahir. Biasanya ASI sudah keluar pada hari pertama
persalinan. Sedangkan pada persalinan tindakan sectio ceasar
seringkali sulit menyusui bayinya segera setelah lahir, terutama
jika ibu diberikan anestesi umum. Ibu relatif tidak dapat
menyusui bayinya di jam pertama setelah bayi lahir. Kondisi
luka operasi di bagian perut membuat proses menyusui sedikit
terhambat. (Prawirohardjo dalam Marmi, 2012).
10. Umur kehamilan saat melahirkan
Umur kehamilan dan berat lahir mempengaruhi produksi ASI.
Hal ini disebabkan bayi yang lahir prematur (umur kehamilan
kurang dari 34 minggu) sangat lemah dan tidak mampu
mengisap secara efektif sehingga produksi ASI lebih rendah dari
pada bayi yang lahir tidak prematur. Lemahnya kemampuan
mengisap pada bayi prematur dapat disebabkan berat badan yang
rendah dan belum sempurnanya fungsi organ (Dewi dan
Sunarsih, 2011).
11. Konsumsi rokok
Merokok dapat mengurangi volume ASI karena akan
mengganggu hormon prolaktin dan oksitosin untuk
memproduksi ASI. Merokok akan menstimulasi pelepasan
adrenalin dimana adrenalin akan menghambat
pelepasanoksitosin (Dewi dan Sunarsih, 2011).
1. Kerangka Konsep
Kerangka konsep penelitian merupakan abstaksi dari suatu realitas
sehingga dapat dikomunikasikan dan membentuk teori yang menjelaskan
keterkaitan antara variabel yang diteliti.
Keterangan :
: Variabel yang diteliti
: Berhubungan
2. Hipotesis
Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka dapat dirumuskan hipotesa
penelitian sebagai berikut :
- Hipotesis Ha : Adanya Hubungan penggunaan bra dengan proses
menyusui pada ibu primipara
3. Definisi Operasional
Definisi penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari objek
ataukegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang telah diterapkan
oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya
(Sugiyono,2015).
A. Desain Penelitian
Desain Penelitian adalah desain mengenai keseluruhan proses yang diperlukan
dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian (silaen, 2018).
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif analitik dimana
penelitian ini mencoba bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi
dan desain penelitian ini adalah menggunakan pendekatan cross sectional dimana
rancangan penelitian yang pengukuran dan pengamatannya dilakukan secara
simultan pada satu saat atau sekali waktu (Notoatmodjo,2012)
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis hubungan penggunan bra dangan
proses menyusui pada ibu primipara. Pendekatan cross sectional yaitu penelitian
dengan pengumpulan data dilakukan pada satu titik waktu (at one point in time)
dimana fenomena yang diteliti selama satu periode pengumpulan data (Swarjana,
2015).
B. Populasi, Sampel, Dan Teknik Pengampilan Sampel
1. Waktu dan Tempat penelitian
a. Waktu
Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Juli tahun 2021
b. Tempat Penelitian
Tempat penelitian yang dilakukan yaitu di Puskesmas tuminting, kota
Manado
2. Populasi
populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2017).
Populasi dalam penelitian ini adalah ibu primipara yang berada di puskesmas
tuminting, kota Manado yang berjumlah 50 responden.
3. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimilliki oleh
populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari
semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan
waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi
itu (sugiyono, 2017).
Cara menggunakan sampel ditentukan dengan rumus menurut (Arikunto,
2010). Jika subjeknya kurang dari 100 orang sebaiknya diambil semuanya,
jika subjeknya besar atau lebih dari 100 orang dapat diambil 10-15% atau 20-
25% atau lebih.
Penelitian menurut Arikunto untuk mengambil sampel :
100 x jumlah populasi
100
Contoh perhitungan menurut arikunto :
100 x 50
100
= 50
Jumlah sampel ada 50 responden. Sehingga pada saat penelitian ini dipakai
teknik total sampling, teknik Total sampling adalah teknik pengambilan
sampel dimana jumlah sampel sama dengan populasi. Alasan mengambil total
sampling karena jumlah populasi yang kurang dari 100. Jadi jumlah sampel
dalam penelitian ini adalah sebanyak 50 responden dalam sewaktu. (Sugiyono
2009). Sampel penelitian ini yaitu ibu primipara di puskesmas tuminting, kota
manado.
4. Kriteria Inklusi dan Eksklusi
Kriteria inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh setiap
anggota populasi yang dapat diambil sebagai sampel (notoatmodjo, 2018).
Sedangkan kriteria Ekslusi adalah ciri-ciri anggota populasi yang tidak
dapat diambil sebagai sampel (notoatmodjo, 2018)
a. Kriteria Inklusi
1. Responden ibu menyusui
2. Ibu menyusui yang bersedia menjadi Responden untuk diteliti
3. Responden ibu menyusui yang berada ditempat penelitian
b. Kriteria Ekslusi
1. Responden ibu menyusui yang tidak berada ditempat penelitian
2. Responden ibu menyusui yang menolak berpartisipasi dalam
penelitian
5. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan peneliti
dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasil lebih
baik, lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah
(Arikunto,2019)
Instrumen penelitian yang akan digunakan untuk pengumpulan data dalam
penelitian ini berupa :
a. Lembar kuisioner
b. Variabel independen (penggunaan Bra)
Instrumen penggunaan Bra menggunakan lembar kuisioner dimana
berisikan 10 pertanyaan dimana setiap pertanyaan di beri tanda centang
pada kolom Setuju atau tidak setuju.
Kemudian skala pengukuran yang digunakan adalah skala guttmen.
Skala guttmen adalah skala scalalogram yang sangat baik untuk
meyakinkan hasil penelitian mengenai kesatuan dimensi dan sikap atau
sifat yang diteliti. , bentuk jawaban dari setiap pernyataan yaitu setuju
atau tidak setuju. Untuk pernyataan seperti responden menjawab setuju
diberikan skor 2 dan untuk pertanyaan seperti responden menjawab
salah diberikan skor 1.
Untuk menghitung skornya yaitu menggunakan rumus median seperti
dibawah ini :
n = (10 x 2) + (10 x 2)
2
n = 20 + 20
2
n = 40 : 2
n = 20
kurang baik.
c. Variabel dependen ( proses menyusui pada ibu primipara)
Instrumen proses menyusui pada ibu primipara menggunakan lembar
kuisioner dimana berisikan 10 pertanyaan atau pernyataan. Kriteria
untuk pemberian nilai untuk setiap jawaban menggunakan skala likert
yaitu dimana nilai tertinggi diberi nilai 4 dengan jawaban sangat
setuju, nilai 3 dengan jawaban setuju, nilai 2 dengan jawaban tidak
setuju dan nilai 1 dengan jawaban sangat tidak setuju. Dengan
menggunakan rumus median :
Apabila nilai median > 25 maka dikatakan proses menyusui pada ibu
primipara meningkat dan apabila nilai median < 25 maka proses
menyusui pada ibu primipara menurun.