G0116106
1.
1. Otak besar
• Lobus frontalis
Lobus frontalis adalah lobus terbesar yang letaknya berada di otak bagian
depan, kira-kira sejajar dengan tulang dahi.Fungsi otak depan adalah untuk
mengkoordinasikan perilaku, seperti kemampuan motorik, menyelesaikan
masalah, perencanaan, fokus, dan menimbang baik dan buruk.Ini juga
merupakan salah satu bagian otak besar yang berfungsi untuk mengatur
emosi serta mengatur impuls atau informasi rangsang.
• Lobus parietal
Lobus parietal letaknya berada di belakang lobus frontal. Fungsi dari bagian
otak besar ini adalah mengatur sensasi tubuh, tulisan tangan, posisi tubuh,
dan menerjemahkan informasi yang dikirimkan oleh bagian otak lainnya.
• Lobus temporal
Lobus temporal terletak di sisi sebelah kiri dan kanan otak, dekat telinga.
Fungsi lobus temporal adalah untuk mengendalikan daya ingat visual dan
daya ingat verbal (mengerti bahasa tertentu).Tak hanya itu saja, ini juga
menjadi bagian otak yang merupakan pusat pendengaran dan
menginterpretasikan reaksi.
• Lobus oksipital
Lobus oksipital terletak di bagian belakang otak. Bagian ini berperan besar
dalam kemampuan seseorang untuk bisa membaca dan mengenali literasi
serta aspek penglihatan lainnya.
2. Otak kecil
Otak kecil atau cerebellum terletak di bawah otak besar, tepatnya bagian
bawah lobus oksipital. Fungsi otak kecil adalah untuk mengatur gerakan
motorik halus, seperti koordinasi tangan dan kaki.Selain itu, otak pada
bagian belakang ini juga berfungsi dalam keseimbangan tubuh, postur, dan
pemerataan fungsi otak kiri dan kanan (equilibrium).
3. Batang otak
• Pons
Pons merupakan bagian terbesar dari batang otak. Terletak di bawah otak
tengah, pons merupakan kumpulan dari saraf yang menghubungkan
berbagai bagian otak.Pada bagian ini juga terdapat ujung awal saraf kranial.
Saraf kranial adalah saraf yang berperan dalam pergerakan wajah dan
mengantarkan informasi sensori ke otak.
• Medulla oblongata
Fungsi Sel Saraf – Apa itu sel saraf? Apa saja fungsi sel saraf? Nah, agar lebih
memahaminya kita akan membahas tentang pengertian sel saraf, ciri, fungsi,
struktur bagian dan jenis sel saraf (neuron) secara lengkap.
Struktur suatu sel saraf yaitu memiliki satu badan sel dengan didalamnya terdapat
intisel atau nukleus dan sitoplasma juga terdapat dendrit dan akson yaitu serabut
saraf yang keluar dari badan sel.
Karakteristik Sel Saraf
Ciri-ciri sel saraf, diantaranya yaitu:
Badan Sel
Badan sel merupakan bagian sel saraf dengan ukuran terbesar dan berisi banyak
komponen penting. Badan sel mengandung sitoplasma, nukleus dan nukleolus.
Fungsi badan sel yaitu menerima rangsangan dari dentrit lalu meneruskannya ke
akson.
Badan sel mempunyai nukleus dan sitoplasma, dimana dalam sitoplasma terdapat
butir nissl yang ada RNA didalamnya. Butir nissl berfungsi mensintesis protein.
Badan saraf hanya terletak pada saraf pusat dan ganglion.
Dendrit
Dendrit merupakan cabang dari badan sel yang terlihat seperti tonjolan bercabang.
Fungsi dendrit yaitu menerima dan menghantarkan rangsangan dari badan sel.
Akson
Akson (neurit) merupakan serabut sel saraf yang panjang terlihat seperti cabang dari
badan sel. Mirip dendrit, beda akson dan dendrit yakni jumlah akson hanya ada satu
dan ukurannya lebih besar dan panjang.
Fungsi akson adalah mengantarkan rangsangan dari badan sel ke efektor yakni sel
kelenjar dan sel otot. Dalam menjalankan fungsinya, akson dibantu struktur bernama
neurofibril. Di sejumlah sel saraf, neurit dibungkus oleh selaput bernama selaput
mielin. Jika diilustrasikan, akson seperti kabel listrik yang didalamnya ada kabel
(neurofibril) dann kabel tersebut dibungkus oleh selaput mielin.
Biasanya, ujung neurit berkaitan dengan dendrit sel lainnya. Tempat bertemunya
neurit dan dendrit akan membentuk celah yang disebut sinapsis, dimana pada
sinapsis ini akan terjadi pertukaran informasi antara sel neuron.
Selaput Mielin
Selaput mielin merupakan selaput yang membungkus akson. Selaput mielin
berfungsi melindungi akson dan sel saraf dari kerusakan, mencegah terjadinya
kebocoran ransangan serta mempercepat proses pengantaran rangsangan yang
masuk juga memberikan nutrisi.
Selaput myelin atau selubung mielin merupakan lapisan lemak yang terbentuk oleh
sel schwann yang menempel pada akson. Sel schwann merupakan sel glia utama
pada sistem saraf perifer yang berfungsi membentuk selaput mielin. Bagian akson
yang tidak terselumbungi selaput mielin disebut nodus ravier yang berfungsi
mempercepat penerusan rangsangan.
Sel Schwann
Sel schwann merupakan sel yang mengelilingi selaput myelin. Sel ini ditemukan oleh
ilmuwan jerman bernama Theodore Schwann. Sel schwann menghasilkan lemak
yang akan membungkus akson beberapa lapis sampai selaput myelin terbentuk.
Fungsi sel schwann adalah mempercepat laju impuls, memberikan nutrisi pada
akson juga memberikan bantuan regenerasi akson.
Nodus Ranvier
Nodus ranvier merupakan bagian akson yang tak dilindungi selubung mielin.
Penemu nodus ranvier bernama Antoine Ranvier. Nodus ranvier mempunyai
diameter sekitar 1 μm. Fungsi nodus ranvier ini yaitu mempercepat impuls saraf.
Sinapsis
Sinapsis merupakan titik temu antara neuron dengan neuron lain. Sinapsis terbentuk
akibat pembengkakan akson. Sinapsis mengaitkan tiap neuron sehingga
memungkinkan terjadi pertukaran informasi. Pertukaran informasi ini terjadi dalam
bentuk zat kimia yang disebut dengan neurotransmiter, yang diproduksi oleh bulbus
akson, yaitu kantong yang berada diujung akson.
3.apabila terjadi stress kronik dalam waktu yang lama, neuron bisa menjadi rusak dan menurunnya
kemampuan otak dalam melakukan pekerjaan nya.
5. a. Fasialis
7. Kita dapat mendengar ketika gelombang suara melintasi udara dan masuk ke gendang telinga,
melintasi telinga tengah, telinga dalam, dan akhirnya ke pusat pendengaran di otak kita. Telinga
selalu aktif dan terus-menerus menghantarkan suara di sepanjang jalur pendengaran ini. Jika terjadi
masalah pada membrane timpani nya, maka anak akan kesulitan dalam mendengar.
8. Untuk mengobati seorang pasien, dibutuhkan sekumpulan informasi akurat dari tubuhnya.
Informasi ini bisa disebut biomarker alias ciri-ciri tubuh yang bisa diukur. Suhu tubuh, tekanan darah,
dan hasil tes rontgen adalah penanda tubuh lain yang bisa dijadikan patokan.
Dengan mengumpulkan informasi tersebut, pengobatan diharapkan akan lebih akurat. Inilah kenapa
biomarker adalah bagian tak terpisahkan dari pengembangan obat. Meski begitu, biomarker yang
mampu memberikan informasi dalam segala hal masih belum ditemukan.