Anda di halaman 1dari 5

20 Cara Menguatkan Iman Anda

Rubrik: Tazkiyatun Nufus | Oleh: Mochamad Bugi - 18/04/08 | 14:45 | 11 Rabbi al-Thanni 1429 H
Ada 48 komentar
49738 hits
47 email
dakwatuna.com - Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah
kepada Allah sebenar-benarnya takwa kepada-Nya dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan
Islam. (Ali Imran: 102)
Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Rabb-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan
daripadanya Allah menciptakan istrinya, dan daripada keduanya Allah mengembangbiakkan lelaki dan perempuan
yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang denan (menggunakan) nama-Nya kami saling meminta satu sama
lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu. (An-
Nisa: 1)
Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya
Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan, barangsiapa menaati
Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya dia telah mendapatkan kemenangan yang besar.
Begitulah perintah Allah kepada kita agar kita bertakwa. Namun, iman di dalam hati kita bukanlah sesuatu yang
statis. Iman kita begitu dinamis. Bak gelombang air laut yang kadang pasang naik dan kadang pasang surut.
Ketika kondisi iman kita lemah dan kondisi lemah itu kita masih ada dalam kebaikan, kita beruntung. Namun, bila
ketika kondisi iman kita lemah dan kondisi lemah itu membuat kita ada di luar koridor ajaran Rasulullah saw., kita
celaka. Rasulullah saw. bersabda, Engkau mempunyai amal yang bersemangat, dan setiap semangat mempunyai
kelemahan. Barangsiapa yang kelemahannya tertuju pada sunnahku, maka dia telah beruntung. Dan, siapa yang
kelemahannya tertuju kepada selain itu, maka dia telah binasa. (Ahmad)
Begitulah kondisi hati kita. Sesuai dengan namanya, hati dalam bahasa Arab qalbanselalu berubah-ubah (at-
taqallub) dengan cepat. Rasulullah saw. berkata, Dinamakan hati karena perubahannya. Sesungguhnya hati itu
ialah laksana bulu yang menempel di pangkal pohon yang diubah oleh hembusan angin secara terbalik. (Ahmad
dalam Shahihul Jami no. 2365)
Karena itu Rasulullah saw. mengajarkan kepada kita sebuah doa agar Allah saw. menetapkan hati kita dalam
ketaatan. Ya Allah Yang membolak-balikan hati-hati manusia, balikanlah hati kami untuk taat kepada-Mu.
(Muslim no. 2654)
Hati kita akan kembali pada kondisi ketaatan kepada Allah swt. jika kita senantiasa memperbaharui keimanan kita.
Rasulullah saw. bersabda, Sesungguhnya iman itu dijadikan di dalam diri salah seorang di antara kamu sekalian
sebagaimana pakaian yang dijadikan, maka memohonlah kepada Allah agar Dia memperbaharui iman di dalam
hatimu. (Al-Hakim di Al-Mustadrak, 1/4; Al-Silsilah Ash-Shahihain no. 1585; Thabrany di Al-Kabir)
Bagaimana cara memperbaharui iman? Ada 20 sarana yang bisa kita lakukan, yaitu sebagai berikut.
1. Perbanyaklah menyimak ayat-ayat Al-Quran
Al-Quran diturunkan Allah sebagai cahaya dan petunjuk, juga sebagai obat bagi hati manusia. Dan Kami turunkan
dari Al-Quran sesuatu yang menjadi obat dan rahmat bagi orang-orang yang beriman. (Al-Isra: 82).
Kata Ibnu Qayyim, yang seharusnya dilakukan oleh seorang muslim untuk menyembuhkan hatinya melalui Al-
Quran, Caranya ada dua macam: pertama, engkau harus mengalihkan hatimu dari dunia, lalu engkau harus
menempatkannya di akhirat. Kedua, sesudah itu engkau harus menghadapkan semua hatimu kepada pengertian-
pengertian Al-Quran, memikirkan dan memahami apa yang dimaksud dan mengapa ia diturunkan. Engkau harus
mengamati semua ayat-ayat-Nya. Jika suatu ayat diturunkan untuk mengobati hati, maka dengan izin Allah hati itu
pun akan sembuh.
2. Rasakan keagungan Allah seperti yang digambarkan Al-Quran dan Sunnah
Al-Quran dan Sunnah banyak sekali mengungkap keagungan Allah swt. Seorang muslim yang ketika dihadapkan
dengan keagungan Allah, hatinya akan bergetar dan jiwanya akan tunduk. Kekhusukan akan hadir mengisi relung-
relung hatinya.
Resapi betapa agungnya Allah yang Maha Mendengar, Maha Mengetahui, yang memiliki nama-nama yang baik
(asmaul husna). Dialah Al-Azhim, Al-Muhaimin, Al-Jabbar, Al-Mutakabbir, Al-Qawiyyu, Al-Qahhar, Al-Kabiir, Al-
Muthali. Dia yang menciptakan segala sesuatu dan hanya kepada-Nya lah kita kembali.
Jangan sampai kita termasuk orang yang disebut ayat ini, Dan mereka tidak mengagungkan Allah dengan
pengagungan yang semestinya, padahal bumi dan seluruhnya dalam genggaman-Nya pada hari kiamat dan langit
digulung dengan tangan kanan-Nya. (Az-Zumar: 67)
3. Carilah ilmu syari
Sebab, Al-Quran berkata, Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya ialah orang-orang
yang berilmu. (Fathir: 28). Karenanya, dalamilah ilmu-ilmu yang mengantarkan kita pada rasa takut kepada Allah.
Allah berfirman, Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui? (Az-
Zumar: 9). Orang yang tahu tentang hakikat penciptaan manusia, tahu tentang syariat yang diturunkan Allah
sebagai tata cara hidup manusia, dan tahu ke mana tujuan akhir hidup manusia, tentu akan lebih khusyuk hatinya
dalam ibadah dan kuat imannya dalam aneka gelombang ujian ketimbang orang yang jahil.
Orang yang tahu tentang apa yang halal dan haram, tentu lebih bisa menjaga diri daripada orang yang tidak tahu.
Orang yang tahu bagaiman dahsyatnya siksa neraka, tentu akan lebih khusyuk. Orang yang tidak tahu bagaimana
nikmatnya surga, tentu tidak akan pernah punya rasa rindu untuk meraihnya.
4. Mengikutilah halaqah dzikir
Suatu hari Abu Bakar mengunjungi Hanzhalah. Bagaimana keadaanmu, wahai Hanzhalah? Hanzhalah menjawab,
Hanzhalah telah berbuat munafik. Abu Bakar menanyakan apa sebabnya. Kata Hanzhalah, Jika kami berada di
sisi Rasulullah saw., beliau mengingatkan kami tentang neraka dan surga yang seakan-akan kami bisa melihat
dengan mata kepala sendiri. Lalu setelah kami pergi dari sisi Rasulullah saw. kami pun disibukkan oleh urusan istri,
anak-anak, dankehidupan, lalu kami pun banyak lupa.
Lantas keduanya mengadukan hal itu kepada Rasulullah saw. Kata Rasulullah, Demi jiwaku yang ada di dalam
genggaman-Nya, andaikata kamu sekalian tetap seperti keadaanmu di sisiku dan di dalam dzikir, tentu para
malaikat akan menyalami kamu di atas kasurmu dan tatkala kamu dalam perjalanan. Tetapi, wahai Hanzhalah,
saatah, saatan, saatan. (Shahih Muslim no. 2750)
Begitulah majelis dzikir. Bisa menambah bobot iman kita. Makanya para sahabat sangat bersemangat mengadakan
pertemuan halaqah dzikir. Duduklah besama kami untuk mengimani hari kiamat, begitu ajak Muadz bin Jabal. Di
halaqah itu, kita bisa melaksanakan hal-hal yang diwajibkan Allah kepada kita, membaca Al-Quran, membaca
hadits, atau mengkaji ilmu pengetahuan lainnya.
5. Perbanyaklah amal shalih
Suatu ketika Rasulullah saw. bertanya, Siapa di antara kalian yang berpuasa di hari ini? Abu Bakar menjawab,
Saya. Lalu Rasulullah saw. bertanya lagi, Siapa di antara kalian yang hari ini menjenguk orang sakit? Abu Bakar
menjawab, Saya. Lalu Rasulullah saw. bersabda, Tidaklah amal-amal itu menyatu dalam diri seseorang
malainkan dia akan masuk surga. (Muslim)
Begitulah seorang mukmin yang shaddiq (sejati), begitu antusias menggunakan setiap kesempatan untuk
memperbanyak amal shalih. Mereka berlomba-lomba untuk mendapatkan surga. Berlomba-lombalah kamu
kepada (mendapatkan) ampunan dari Rabb-mu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi. (Al-Hadid: 21)
Begitulah mereka. Sehingga keadaan mereka seperti yang digambarkan Allah swt., Mereka sedikit sekali tidur
pada waktu malam, dan pada akhir-akhir malam mereka memohon ampunan (kepada Allah). Dan, pada harta-
harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian. (Adz-
Dzariyat: 17-19)
Banyak beramal shalih, akan menguatkan iman kita. Jika kita kontinu dengan amal-amal shalih, Allah akan
mencintai kita. Dalam sebuah hadits qudsy, Rasulullah saw. menerangkan bahwa Allah berfirman, Hamba-Ku
senantiasa bertaqarrub kepada-Ku dengan mengerjakan nafilah sehingga Aku mencintainya. (Shahih Bukhari no.
6137)
6. Lakukan berbagai macam ibadah
Ibadah memiliki banyak ragamnya. Ada ibadah fisik seperti puasa, ibadah materi seperti zakat, ibadah lisan seperti
doa dan dzikir. Ada juga ibadah yang yang memadukan semuanya seperti haji. Semua ragam ibadah itu sangat
bermanfaat untuk menyembuhkan lemah iman kita.
Puasa membuat kita khusyu dan mempertebal rasa muraqabatullah (merasa diawasi Allah). Shalat rawatib dapat
menyempurnakan amal-amal wajib kita kurang sempurna kualitasnya. Berinfak mengikis sifat bakhil dan penyakit
hubbud-dunya. Tahajjud menambah kekuatan.
Banyak melakukan berbagai macam ibadah bukan hanya membuat baju iman kita makin baru dan cemerlang, tapi
juga menyediakan bagi kita begitu banyak pintu untuk masuk surga. Rasulullah saw. bersabda, Barangsiapa yang
menafkahi dua istri di jalan Allah, maka dia akan dipanggil dari pintu-pintu surga: Wahai hamba Allah, ini adalah
baik. Lalu barangsiapa yang menjadi orang yang banyak mendirikan shalat, maka dia dipanggil dari pintu shalat.
Barangsiapa menjadi orang yang banyak berjihad, maka dia dipanggil dari pintu jihad. Barangsiapa menjadi orang
yang banyak melakukan puasa, maka dia dipanggil dari pintu ar-rayyan. Barangsiapa menjadi orang yang banyak
mengeluarkan sedekah, maka dia dipanggil dari pintu sedekah. (Bukhari no. 1798)
7. Hadirkan perasaan takut mati dalam keadaan suul khatimah
Rasa takut suul khatimah akan mendorong kita untuk taat dan senantiasa menjaga iman kita. Penyebab suul
khatimah adalah lemahnya iman menenggelamkan diri kita ke dalam jurang kedurhakaan. Sehingga, ketika nyawa
kita dicabut oleh malaikat Izrail, lidah kita tidak mampu mengucapkan kalimat laa ilaha illallah di hembusan nafas
terakhir.
8. Banyak-banyaklah ingat mati
Rasulullah saw. bersabda, Dulu aku melarangmu menziarahi kubur, ketahuilah sekarang ziarahilah kubur karena
hal itu bisa melunakan hati, membuat mata menangism mengingatkan hari akhirat, dan janganlah kamu
mengucapkan kata-kata yang kotor. (Shahihul Jami no. 4584)
Rasulullah saw. juga bersabda, Banyak-banyaklah mengingat penebas kelezatan-kelezatan, yakni kematian.
(Tirmidzi no. 230)
Mengingat-ingat mati bisa mendorong kita untuk menghindari diri dari berbuat durhaka kepada Allah; dan dapat
melunakkan hati kita yang keras. Karena itu Rasulullah menganjurkan kepada kita, Kunjungilah orang sakit dan
iringilah jenazah, niscaya akan mengingatkanmu terhadap hari akhirat. (Shahihul Jami no. 4109)
Melihat orang sakit yang sedang sakaratul maut sangat memberi bekas. Saat berziarah kubur, bayangkan kondisi
keadaan orang yang sudah mati. Tubuhnya rusak membusuk. Ulat memakan daging, isi perut, lidah, dan wajah.
Tulang-tulang hancur.
Bayangan seperti itu jika membekas di dalam hati, akan membuat kita menyegerakan taubat, membuat hati kita
puas dengan apa yang kita miliki, dan tambah rajin beribadah.
9. Mengingat-ingat dahsyatnya keadaan di hari akhirat
Ada beberapa surat yang menceritakan kedahsyatan hari kiamat. Misalnya, surah Qaf, Al-Waqiah, Al-Qiyamah, Al-
Mursalat, An-Naba, Al-Muththaffifin, dan At-Takwir. Begitu juga hadits-hadits Rasulullah saw.
Dengan membacanya, mata hati kita akan terbuka. Seakan-akan kita menyaksikan semua itu dan hadir di
pemandangan yang dahsyat itu. Semua pengetahuan kita tentang kejadian hari kiamat, hari kebangkitan,
berkumpul di mahsyar, tentang syafaat Rasulullah saw., hisab, pahala, qishas, timbangan, jembatan, tempat
tinggal yang kekal di surga atau neraka; semua itu menambah tebal iman kita.
10. Berinteraksi dengan ayat-ayat yang berkaitan dengan fenomena alam
Aisyah pernah berkata, Wahai Rasulullah, aku melihat orang-orang jika mereka melihat awan, maka mereka
gembira karena berharap turun hujan. Namun aku melihat engkau jika engkau melihat awan, aku tahu
ketidaksukaan di wajahmu. Rasulullah saw. menjawab, Wahai Aisyah, aku tidak merasa aman jika di situ ada
adzab. Sebab ada suatu kaum yang pernah diadzab dikarenakan angin, dan ada suatu kaum yang melihat adzab
seraya berkata, Ini adalah awan yang akan menurunkan hujan kepada kami. (Muslim no. 899)
Begitulah Rasulullah saw. berinteraksi dengan fenomena alam. Bahkan, jika melihat gerhana, terlihat raut takut di
wajah beliau. Kata Abu Musa, Matahari pernah gerhana, lalu Rasulullah saw. berdiri dalam keadaan ketakutan.
Beliau takut karena gerhana itu merupakan tanda kiamat.
11. Berdzikirlah yang banyak
Melalaikan dzikirulah adalah kematian hati. Tubuh kita adalah kuburan sebelum kita terbujur di kubur. Ruh kita
terpenjara. Tidak bisa kembali. Karena itu, orang yang ingin mengobati imannya yang lemah, harus memperbanyak
dzikirullah. Dan ingatlah Rabb-mu jika kamu lupa. (Al-Kahfi: 24) Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah lha hati
menjadi tentram. (Ar-Rad: 28)
Ibnu Qayim berkata, Di dalam hati terdapat kekerasan yang tidak bisa mencair kecuali dengan dzikrullah. Maka
seseorang harus mengobati kekerasan hatinya dengan dzikrullah.
12. Perbanyaklah munajat kepada Allah dan pasrah kepada-Nya
Seseorang selagi banyak pasrah dan tunduk, niscaya akan lebih dekat dengan Allah. Sabda Rasulullah saw., Saat
seseorang paling dekat dengan Rabb-nya ialah ketika ia dalam keadaan sujud, maka perbanyaklah doa. (Muslim
no. 428)
Seseorang selagi mau bermunajat kepada Allah dengan ucapan yang mencerminkan ketundukan dan kepasrahan,
tentu imannya semakin kuat di hatinya. Semakin menampakan kehinaan dan kerendahan diri kepada Allah,
semakin kuat iman kita. Semakin banyak berharap dan meminta kepada Allah, semakin kuat iman kita kepada
Allah swt.
13. Tinggalkan angan-angan yang muluk-muluk
Ini penting untuk meningkatkan iman. Sebab, hakikat dunia hanya sesaat saja. Banyak berangan-angan hanyalah
memenjara diri dan memupuk perasaan hubbud-dunya. Padahal, hidup di dunia hanyalah sesaat saja.
Allah swt. berfirman, Maka bagaimana pendapatmu jika Kami berikan kepada mereka kenikmatan hidup
bertahun-tahun, kemudian datang kepada mereka adzab yang telah dijanjikan kepada mereka, niscaya tidak
berguna bagi mereka apa yang mereka selalu menikmatinya. (Asy-Syuara: 205-207)
Seakan-akan mereka tidak pernah diam (di dunia) hanya sesaat saja pada siang hari. (Yunus: 45)
14. Memikirkan kehinaan dunia
Hati seseorang tergantung pada isi kepalanya. Apa yang dipikirkannya, itulah orientasi hidupnya. Jika di benaknya
dunia adalah segala-galanya, maka hidupnya akan diarahkan untuk memperolehnya. Cinta dunia sebangun dengan
takut mati. Dan kata Allah swt., Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdaya. (Ali
Imran)
Karena itu pikirkanlah bawa dunia itu hina. Kata Rasulullah saw., Sesungguhnya makanan anak keturunan Adam
itu bisa dijadikan perumpamaan bagi dunia. Maka lihatlah apa yang keluar dari diri anak keturunan Adam, dan
sesungguhnya rempah-rempah serta lemaknya sudah bisa diketahui akan menjadi apakah ia. (Thabrani)
Dengan memikirkan bahwa dunia hanya seperti itu, pikiran kita akan mencari orientasi ke hal yang lebih tinggi:
surga dan segala kenikmatan yang ada di dalamnya.
15. Mengagungkan hal-hal yang terhormat di sisi Allah
Barangsiapa yang mengagungkan syiar-syiar Allah, maka sesungguhnya itu dari ketakwaan hati. (Al-Hajj: 32)
Dan barangsiapa mengagungkan apa-apa yang terhormat di sisi Allah, maka itu adalah lebih baik baginya di sisi
Rabb-nya. (Al-Hajj: 30)
Hurumatullah adalah hak-hak Allah yang ada di diri manusia, tempat, atau waktu tertentu. Yang termasuk
hurumatullah, misalnya, lelaki pilihan Muhammad bin Abdullah, Rasulullah saw.; tempat-tempat suci (Masjid
Haram, Masjid Nabawi, Al-Aqha), dan waktu-waktu tertentu seperti bulan-bulan haram.
Yang juga termasuk hurumatullah adalah tidak menyepelekan dosa-dosa kecil. Sebab, banyak manusia binasa
karena mereka menganggap ringan dosa-dosa kecil. Kata Rasulullah saw., Jauhilah dosa-dosa kecil, karena dosa-
dosa kecil itu bisa berhimpun pada diri seseornag hingga ia bisa membinasakan dirinya.
16. Menguatkan sikap al-wala wal-bara
Al-wala adalah saling tolong menolong dan pemberian loyalitas kepada sesama muslim. Sedangkan wal-bara
adalah berlepas diri dan rasa memusuhi kekafiran. Jika terbalik, kita benci kepada muslim dan amat bergantung
pada musuh-musuh Allah, tentu keadaan ini petanda iman kita sangat lemah.
Memurnikan loyalitas hanya kepada Alah, Rasul, dan orang-orang beriman adalah hal yang bisa menghidupkan
iman di dalam hati kita.
17. Bersikap tawadhu
Rasulullah saw. bersabda, Merendahkan diri termasuk bagian dari iman. (Ibnu Majah no. 4118)
Rasulullah juga berkata, Barangsiapa menanggalkan pakaian karena merendahkan diri kepada Allah padahal dia
mampu mengenakannya, maka Allah akan memanggilnya pada hati kiamat bersama para pemimpin makhluk,
sehingga dia diberi kebebasan memilih di antara pakaian-pakaian iman mana yang dikehendaki untuk
dikenakannya. (Tirmidzi no. 2481)
Maka tak heran jika baju yang dikenakan Abdurrahman bin Auf sahabat yang kayatidak beda dengan yang
dikenakan para budak yang dimilikinya.
18. Perbanyak amalan hati
Hati akan hidup jika ada rasa mencintai Allah, takut kepada-Nya, berharap bertemu dengan-Nya, berbaik sangka
dan ridha dengan semua takdir yang ditetapkan-Nya. Hati juga akan penuh dengan iman jika diisi dengan perasaan
syukur dan taubat kepada-Nya. Amalan-amalan hati seperti itu akan menghadirkan rasa khusyuk, zuhud, wara,
dan mawas diri. Inilah halawatul iman (manisnya iman)
19. Sering menghisab diri
Allah berfirman, Hai orang-ornag yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri
memperhatikan apa yang diperbuatnya untuk hari esok (akhirat). (Al-Hasyr: 18)
Umar bin Khattab r.a. berwasiat, Hisablah dirimu sekalian sebelum kamu dihisab. Selagi waktu kita masih
longgar, hitung-hitunglah bekal kita untuk hari akhirat. Apakah sudah cukup untuk mendapat ampunan dan surga
dari Allah swt.? Sungguh ini sarana yang efektif untuk memperbaharui iman yang ada di dalam diri kita.
20. Berdoa kepada Allah agar diberi ketetapan iman
Perbanyaklah doa. Sebab, doa adalah kekuatan yang luar biasa yang dimiliki seorang hamba. Rasulullah saw.
berwasiat, Iman itu dijadikan di dalam diri salah seorang di antara kamu bagaikan pakaian yang dijadikan, maka
memohonlah kepada Allah agar Dia memperbaharui iman di dalam hatimu.
Ya Allah, perbaharuilah iman yang ada di dalam dada kami. Tetapkanlah hati kami dalam taat kepadamu. Tidak ada
daya dan upaya kami kecuali dengan pertolonganMu.


Sumber: http://www.dakwatuna.com/2008/04/18/523/20-cara-menguatkan-iman-anda/#ixzz2mEQ6IggU
Follow us: @dakwatuna on Twitter | dakwatunacom on Facebook

Anda mungkin juga menyukai