Anda di halaman 1dari 18

Anatomi 

dan Fisiologi Sel-sel Saraf

1.  Sel saraf (neuron)

Sistem saraf terdiri atas sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron bergabung membentuk suatu
jaringan untuk menghantarkan impuls atau rangsangan. Satu sel saraf tersusun dari badan sel,
dendrite dan akson.

2.  Badan Sel

Badan sel yang juga disebut perikarion, adalah bagian neuron yang mengandung inti dan
sitoplasma disekelilingnya,  dan tidak mencakup cabang – cabang sel. Badan sel terutama
merupakan pusat tropic, meskipun struktur ini juga dapat menerima impuls. Perikarion
dikebanyakan neuron menerima sejumlah besar ujung saraf yang membawa stimulus eksitatorik
atau inhibitorik yang datang dari sel saraf lain. Kebanyakan sel saraf memiliki inti eukromatik
(terpulas pucat) bulat dan sangat besar, dengan anak inti yang nyata. Sel saraf binukleus terlihat
dalam ganglia simpatis dan sensorik. Kromatin halus tersebar rata, yang menggambarkan
tingginya aktivitas sistesis di sel – sel ini.

Badan sel mengandung suatu reticulum endoplasma kasar yang berkembang sangat baik,
berupa kelompok – kelompok siterna parallel. Didalam sitoplasma diantara sisterna terdapat
banyak poliribosom, yang member kesan bahwa sel – sel ini menyintesis protein stuktural dan
protein transport. Bila di pulas dengan pewarna yang cocok, reticulum endoplasma kasar dan
ribosom bebas tampak sebagai daerah bergranul basofilik di bawah mikroskop cahaya, yang di
sebut badan nasal. Jumlah badan nasal bervariasi sesuai jenis neuron dan keadaan fungsionalnya.
Badan nasal sangat banyak di jumpai dalam sel saraf besar seperti neuron motorik. Kompleks
dalam sitoplasma badan sel.

Neuro filamen (filamen intermediat berdiameter 10mm) banyak di jumpai dalam perikarion
dan cabang sel. Neuro filament bergabung sebagi akibat dari kerja bahan fiksasi tertentu. Bila di
impregnasi dengan perak, neurofilamen akan membentuk neurofibril, yang tampak dengan
mikroskop cahaya. Neuron juga mengandung microtubulus yang identik dengan mikrotubulus
yang terdapat banyak sel lain. Sel saraf kadang – kadang mengandung iklusipigmen, seperti
lipopoksin, yakni suatu residu meteri yang tak tercerna oleh lisosom.

3. Dendrit

Dendrit umumnya pendek dan bercabang-cabang mirip pohon. Dendrite menerima banyak
sinaps dan merupakan tempat penerimaan sinyal dan pemrosesan utama di neuron. Kebanyakan
sel saraf memiliki banyak dendrite, yang sangat memperluas daerah penerimaan sel.
Percabangan dendrite memungkinkan sebuah neuron untuk menerima dan mengintegrasi
prograsi sejumlah besar akson terminal dari sel saraf lain. Di perkiraan bahwa sejumlah 200000
akson terminal membentuk hubungan fungsional dengan dendrite sel furtinje diserebelum.
Jumlah tersebut mungkin lebih besar lagi di sel saraf lain. Neuron bipolar, dengan hanya satu
dendrite, tidak banyak dijumpai dan hanya terdapat pada tempat khusus. Berbeda dari akson
yang memiliki diameter tetap dari satu ujung ke ujung lain, dendrite semakin mengecil setiap
kali bercabang. Komposisi sitoplasma dibasis dendrite, dekat dengan badan neuron mirip dengan
komposisi sitoplasma perikarion namun tak mengandung komplek golgi. Kebanyakan sinaps
yang berkontak dengan neuron terdapat di spina (ujung-ujung) dendrite, yang umumnya
merupakan struktur berbentuk jamur (bagian kepala membesar), dihubungkan dari batang
dendrite oleh bagian leher yang lebih sempit) spinja ini berfungsi penting dsn berjumlah banyak.
Spina dendrite merupakan tempat pemrosesan pertama bagi sinyal sinaptik yang tiba di
kumpuylan protein yang melekat pada permukaan sitosol dari membrane pascasinapstik, yang
tampak dengan mikrosop electron dan disebut membrane pascasinaptik jauh sebelum fungsinya
diketahui. Spina dendrite ikut serta dalam perubahan plastis yang mendasari proses adaptasi,
belajar, dan mengingat. Spina-spina tersebut merupakan struktur dinamis dengan plastisitas
morfologi berdasarkan protein aktin sitoskeleton, yang berhubungan dengan perkembanagn
sinaps dan adaptasi fungsionalnya pada orang dewasa.

4. Akson
Kebanyakan neuron hanya memiliki satu akson. ada sejumlah kecil yang tak mempunyai
akson sama sekali. Sebuah akson merupakan cabang silindris denagn panjang dan diameter yang
bervariasi, sesuai jenis neuronya. Meskipun ada neuron dengan akson pendek akson umumnya
berukuran panjang. Misalnya akson sel motorik dimedula spinalis yang mempersarafi otot kaki
harus memiliki panjang sampai 100 cm. semua akson berasal dari daerah berbentuk piramida
pendek, yaitu muara akson, yang umumnya muncil dari perikarion. Membrane plasma di akson
disebut aksolemma isinya dikenal sebagai akso plasma.

Pada neuron yang membentuk akson yang bermielin, bagian akson diantara muara akson
dan titik awal mielinisasi disebut segmen inisial. Segmen ini merupakan tempat berkumpulnya
berbagai stimulus yang merangsang dan menghambat pada neuron, yang dijumlahkan secara
aljabar, dan menghasilkan keputusan untuk meneruskan atau tidak meneruskan suatu potensial
aksi, atau impuls saraf. Diketahui beberapa jenis kanal ion terdapat pada inisial dan kanal
tersebut penting untuk mengadakan perubahan potensial listrik yang membentuk potensial aksi.
Berbeda dengan dendrite, akson memiliki diameter yang tetap dan tidak bercabang banyak.
Kadang-kadang segera setelah keluar dari badan sel, akson menghasilkan sebuah cabang yang
kembali kedaerah sel saraf. Semua cabang akson dikenal sebagai cabang kolateral. Sitoplasma
akson mengandung mitokondria, mikrotubulus, neurofilamen dan sejumlah sisterna reticulum
endoplasma halus. Tidak adanya poliribosum dan reticulum endoplasma kasar memperjelas
kerergantungan akson pada perikardion untuk mempertahankan diri. Jika akson di potong,
bagian perifernya akan berdegenerasi dan mati.

Terdapat lalu lintas dua arah yang sibuk dari molekul besar dan kecil di sepanjang akson.
Makromolekul dan organel yang disentesis di dalam badan sel akan diangkut secara kontinu oleh
suatu aliran anterograd di sepanjang akson kebagian terminalnya. Aliran anterograd berlangsung
dengan 3 kecepatan yang berbeda. Aliran dengan kecepatan sedang mengangkut mitokondria dan
aliran cepat mengangkut zat yang ditampung dalam vesikel yang diperlukan di akson terminal
selama transmisi saraf berlangsung. Bersamaan dengan aliran anterograd, aliran retrograd dalam
arah berlawanan mengangkut sejumlah molekul ke badan sel, termasuk zat yang masuk melalui
endositosis. Proses ini digunakan untuk mempelajari jalur-jalur neuron : peroksidase atau zat
penanda yang lain disuntikkan ke daerah dengan akson terminal, dan penyebarannya diikuti
dalam selang waktu tertentu.

Protein motorik yang terkait dengan aliran akson meliputi dinein, suatu protein dengan
aktivitas ATPase yang terdapat dalam mikrotubulus dan kinesin, yakni suatu mikrotubulus yang
beraktivasi ATPase yang mempercepat aliran anterograd dalam akson ketika melekat pada
vesikel.

Sistem Saraf Pusat dan Sistem Saraf Perifer

1. Sistem Saraf Pusat


a. Otak

Seperti terlihat pada gambar di atas, otak dibagi menjadi empat bagian, yaitu:
1) Cerebrum (Otak Besar)
Cerebrum adalah bagian terbesar dari otak manusia yang juga disebut dengan
nama Cerebral Cortex, Forebrain atau Otak Depan. Cerebrum merupakan bagian
otak yang membedakan manusia dengan binatang. Cerebrum membuat manusia
memiliki kemampuan berpikir, analisa, logika, bahasa, kesadaran, perencanaan,
memori dan kemampuan visual. Kecerdasan intelektual atau IQ Anda juga
ditentukan oleh kualitas bagian ini.
Cerebrum secara terbagi menjadi 4 (empat) bagian yang disebut Lobus.
Bagian lobus yang menonjol disebut gyrus dan bagian lekukan yang menyerupai
parit disebut sulcus. Keempat Lobus tersebut masing-masing adalah: Lobus
Frontal, Lobus Parietal, Lobus Occipital dan Lobus Temporal.
a) Lobus Frontal merupakan bagian lobus yang ada dipaling depan dari Otak
Besar. Lobus ini berhubungan dengan kemampuan membuat alasan,
kemampuan gerak, kognisi, perencanaan, penyelesaian masalah, memberi
penilaian, kreativitas, kontrol perasaan, kontrol perilaku seksual dan
kemampuan bahasa secara umum.
b) Lobus Parietal berada di tengah, berhubungan dengan proses sensor perasaan
seperti tekanan, sentuhan dan rasa sakit.
c) Lobus Temporal berada di bagian bawah berhubungan dengan kemampuan
pendengaran, pemaknaan informasi dan bahasa dalam bentuk suara.
d) Lobus Occipital ada di bagian paling belakang, berhubungan dengan
rangsangan visual yang memungkinkan manusia mampu melakukan
interpretasi terhadap objek yang ditangkap oleh retina mata.
2) Cerebellum (Otak Kecil)
Otak Kecil atau Cerebellum terletak di bagian belakang kepala, dekat
dengan ujung leher bagian atas. Cerebellum mengontrol banyak fungsi otomatis
otak, diantaranya: mengatur sikap atau posisi tubuh, mengkontrol keseimbangan,
koordinasi otot dan gerakan tubuh. Otak Kecil juga menyimpan dan
melaksanakan serangkaian gerakan otomatis yang dipelajari seperti gerakan
mengendarai mobil, gerakan tangan saat menulis, gerakan mengunci pintu dan
sebagainya.
ika terjadi cedera pada otak kecil, dapat mengakibatkan gangguan pada
sikap dan koordinasi gerak otot. Gerakan menjadi tidak terkoordinasi, misalnya
orang tersebut tidak mampu memasukkan makanan ke dalam mulutnya atau
tidak mampu mengancingkan baju.
3) Brainstem (Batang Otak)
Batang otak (brainstem) berada di dalam tulang tengkorak atau rongga
kepala bagian dasar dan memanjang sampai ke tulang punggung atau sumsum
tulang belakang. Bagian otak ini mengatur fungsi dasar manusia termasuk
pernapasan, denyut jantung, mengatur suhu tubuh, mengatur proses pencernaan,
dan merupakan sumber insting dasar manusia yaitu fight or flight (lawan atau
lari) saat datangnya bahaya
Batang otak dijumpai juga pada hewan seperti kadal dan buaya. Oleh
karena itu, batang otak sering juga disebut dengan otak reptil. Otak reptil
mengatur “perasaan teritorial” sebagai insting primitif. Contohnya anda akan
merasa tidak nyaman atau terancam ketika orang yang tidak Anda kenal terlalu
dekat dengan anda. Batang Otak terdiri dari tiga bagian, yaitu:
a) Mesencephalon atau Otak Tengah (disebut juga Mid Brain) adalah bagian
teratas dari batang otak yang menghubungkan Otak Besar dan Otak Kecil.
Otak tengah berfungsi dalam hal mengontrol respon penglihatan, gerakan
mata, pembesaran pupil mata, mengatur gerakan tubuh dan pendengaran.
b) Medulla oblongata adalah titik awal saraf tulang belakang dari sebelah kiri
badan menuju bagian kanan badan, begitu juga sebaliknya. Medulla
mengontrol fungsi otomatis otak, seperti detak jantung, sirkulasi darah,
pernafasan, dan pencernaan.
c) Pons merupakan stasiun pemancar yang mengirimkan data ke pusat otak
bersama dengan formasi reticular. Pons yang menentukan apakah kita terjaga
atau tertidur.
4) Limbic System (Sistem Limbik)
Sistem Limbik terletak pada bagian tengah otak membungkus batang otak
ibarat kerah baju. Limbik berasal dari bahasa latin yang berarti kerah. Bagian
otak ini sama dimiliki juga oleh hewan mamalia sehingga sering disebut dengan
otak mamalia. Komponen limbik antara lain hipotalamus, thalamus, amigdala,
hipocampus dan korteks limbik. Sistem limbik berfungsi menghasilkan perasaan,
mengatur produksi hormon, memelihara homeostasis, rasa haus, rasa lapar,
dorongan seks, pusat rasa senang, metabolisme dan juga memori jangka panjang.
Bagian terpenting dari Limbik Sistem adalah Hipotalamus yang salah satu
fungsinya adalah bagian memutuskan mana yang perlu mendapat perhatian dan
mana yang tidak.
Sistem limbik menyimpan banyak informasi yang tak tersentuh oleh
indera. Dialah yang lazim disebut sebagai otak emosi atau tempat
bersemayamnya rasa cinta dan kejujuran. Carl Gustav Jung menyebutnya
sebagai "Alam Bawah Sadar" atau ketidaksadaran kolektif, yang diwujudkan
dalam perilaku baik seperti menolong orang dan perilaku tulus lainnya. LeDoux
mengistilahkan sistem limbik ini sebagai tempat duduk bagi semua nafsu
manusia, tempat bermuaranya cinta, penghargaan dan kejujuran.
5) Medulla Spinalis
Medulla spinalis merupakan bagian dari susunan saraf pusat yang
berbentuk silinder memanjang dan terletak seluruhnya di dalam canalis
verterbalis, dikeliling oleh tiga lapis selaput pembungkus yang di sebut
meninges. Apalagi lapisan-lapisan, struktur-struktur dan ruangan-rungan yang
mengeliling medulla spinalis itu disebutkan dari luar ke dalam secara berturut-
turut, maka terdapatlah :
a) Dinding canalis verterbralis (terdiri atas vertebrae dan ligmenta)
b) Lapisan jaringan lemak (ekstradural) yang mengandung anyaman pembuluh-
pembuluh darah vena
c) Dura mater
d) Arachnoidea
e) Ruang subrachnoidal (cavitas subarachnoidealis), yang antara lain berisi
liquor cerebrospinalis
f) Pia mater, yang kaya dengan pembuluh-pembuluh darah dan yang langsung
membungkus permukaan sebelah luar medulla spinalis.

Lapisan meninges terdiri atas pachymeninx (dura meter) dan leptomeninx


(arachnoidea dan pia meter). Lapisan arachnoidea menempel langsung pada
permukaan sebelah dalam dura meter, sehingga di antara kedua lapisan ini dalam
keadaan normal tidak dijumpai suatu ruangan. Ruangan subarachoidal selain
mengelilingi medulla spinalis, juga mengelilingi radices dan ganglia. Di dalam
cavitas subarachoidealis selain liquor cerebrospinalis, juga dapat dijumpai
septum subarachnoideale, ligmentum denticulatum dan pembuluh-pembuluh
darah. Septum subarachoideale merupakan perluasan lapisan pia meter yang
terbentang antara sulcus medianus dorsalis medulla spinalis dan permukaan
sebelah dalam aracnoidea. Ligamentum denticulatum juga dapat dianggap sebagi
perluasan pia meter yang terbentang antara permukaan lateral medulla spinalis
dan kearah lateral melekat pada permukaan sebelah dalam arachoidea dengan
perantara titik-titik perlekatan yang terletak di antara pangkal-pangkal radices n.
Spinalis yang berdekatan.

Pada tubuh dewasa, panjang medulla spinalis adalah sekitar 43 sentimeter.


Pada masa kehidupan intrauterina usia 3 bulan, panjang medulla spinalis sama
dengan panjang canalis vertebralis, sedang dalam masa-masa berikutnya terjadi
suatu perbedaan kecepatan pertumbuhan memnjang, canalis vertebralis tumbuh
lebih cepat dari pada medulla spinalis, sehingga ujung caudal medulla spinalis
berangsur-angsur terletak pada tingkat-tingkat yang lebih tinggi. Pada masa
kehidupan intrauterina usia 6 bulan, ujung caudal corpus vertebrae lumbalis III;
pada saat lahir ujung tersebut sudah terletak setinggi tepi caudal corpus vertebrae
lumbalis II. Pada usia dewasa, ujung caudal medulla spinalis biasanya terletak
setinggi tepi cranial corpus vertebrae lumbinalis I dan II. Posisi ujung caudal
medulla spinalis ini dapat menunjukkan variasi satu corpus vertebrae ke arah
cranial atau caudal.

Perbedaan panjang antara medulla spinalis dan canalis vertebrae ini


mempunyai makna dalam dua hal, sebagai:

2. Sistem Saraf Perifer


a. Susunan Saraf Somatic
Susunan saraf somatic adalah susunan saraf yang mempunyai peranan sfesifik
untuk mengatur aktivitas otot sadar atau serat lintang. Otak dan sumsum tulang
belakang berkomunikasi dengan seluruh bagian tubuh melalui cranial nerves (saraf-
saraf kepala) dan spinal nerves (saraf-saraf tulang belakang). Saraf-saraf tersebut
adalah bagian dari sistem saraf perifer yang membawa informasi sensoris ke sistem
saraf pusat dan membawa pesan-pesan dari sistem saraf pusat ke otot-otot dan
kelenjar-kelenjar di seluruh tubuh atau disebut juga dengan sistem saraf somatik
(somatic nervous system). Bagian-bagian sistem saraf somatic:
1) Saraf-saraf Tulang Belakang (Spinal Nerves)
Saraf tulang belakang yang merupakan bagian dari sistem saraf somatik;
dimulai dari ujung saraf dorsal dan ventral dari sumsum tulang belakang (bagian
di luar sumsum tulang belakang). Saraf-saraf tersebut mengarah keluar rongga
dan bercabang-cabang di sepanjang perjalanannya menuju otot atau reseptor
sensoris yang hendak dicapainya. Cabang-cabang saraf tulang belakang ini
umumnya disertai oleh pembuluh-pembuluh darah. Soma sel dari axon-axon saraf
tulang belakang yang membawa informasi sensoris ke otak dan sumsum tulang
belakang terletak di luar sistem saraf pusat (kecuali untuk sistem visual karena
retina mata adalah bagian dari otak). Axon-axon yang datang membawa informasi
sensoris ke susunan saraf pusat ini adalah saraf-saraf afferent. Soma-soma sel dari
axon yang membawa informasi sensoris tersebut berkumpul di dorsal root
ganglia. Neuronneuron ini merupakan neuron-neuron unipolar. Batang axon yang
bercabang di dekat soma sel, mengirim informasi ke sumsum tulang belakang dan
ke organ-organ sensoris. Semua axon di dorsal root menyampaikan informasi
sensorimotorik.
2) Saraf-saraf Kepala (Cranial Nerves).
Saraf-saraf kepala terdiri dari 12 pasang sarafkepala yang meninggalkan
permukaan ventral otak. Sebagian besar saraf-saraf kepala ini mengontrol fungsi
sensoris dan motorik di bagian kepala dan leher. Salah satu dari keduabelas
pasang tersebut adalah saraf vagus (vagus nerves/saraf yang "berkelana"), yang
merupakan saraf nomor sepuluh yang mengatur fungsi-fungsi organ tubuh di
bagian dada dan perut. Disebut "vagus" atau saraf yang berkelana karena cabang-
cabang sarafnya mencapai rongga dada dan perut.
b. Susunan Saraf Otonom
Saraf-saraf yang bekerja tidak dapat disadari dan bekerja otomatis. Oleh kerena
itu disebut juga saraf tak sadar. Susunan saraf motorik yang mengsarafi organ visceral
umum, mengatur menyelaraskan dan mengoordinasikan aktivitas visceral vital
termasuk pencernaan,suhu badan,tekanan darah dan segi perilaku emosionil lainnya.
Sistem saraf otonom bergantung pada sistem saraf pusat dan anatara keduanya
dihubungkan oleh urat-urat saraf eferen ini seolah-olah berfungsi sebbagai sistem
saraf pusa.saraf otonom terutama berkenaan dengan organ-organ dalam. Menurut
fungsinya susunan saraf otonom terdiri dari 2 bagian:
1) Sistem Simpatis
Inti ( yang di bentuk oleh sekelompok badan sel saraf ) sistem simpatis terletak di
segmen toracal dan lumbal di medulla spinalis. Karenanya sistem simpatis juga
disebut Divisi toracolumbar dari sistem saraf otonom. Akson neuron ini serat-
serat praganglion meninggalkan SSP melalui radiks ventral dan cabang-cabang
(rami). Penghubung saraf spinal bagian toracall dan lumbal. Mediator kimia dari
serabut pasca ganglion sistem simpatis adalah norepinefrin, yang juga di produksi
oleh medulla adrenal. Serabut saraf yang membebaskan neropinefrin disebut saraf
adrenergic( kata yang berasal dari noradrenalin, nama lain untuk norepinefrin).
Serabut adrenergic mempersarafi kelenjar keringat dan pembuluh darah otot
rangka . sel-sel medulla adrenal membebaskan epi nefrin dan noreepinefrin
sebagai respon terhadap stimulasi simpatis praganglion.
2) Sistem Parasimpatis
Sistem parasimpatis memiliki inti di medulla dan mesensepalon dan di bagian
sacral medulla spinalis. Serabut praganglion dari neuron ini keluar melalui 4 saraf
cranial (III,VII,IX dan X) dan juga melalui saraf sacral ke dua, ke tiga dan ke
empat di medulla spinalis. Karenanya, sistem parasimpatis juga disebut divisi
craniosakral sistem otonom. Neuron ke dua dari sistem parasimpatis ditemukan
dalam ganglia yang lebih kecil dari ganglia sistem simpatis, neuron ini selalu
berada dekat atau di dalam organ efektor. Neuron ini umumnya terdapat di
dinding organ (misalnya, lambung,usus), ketika terserabur gaganglion memasuki
organ dan membentuk sinaps dengan neuron ke dua dalam sistem saraf ini.
Mediator kimia yang disebabkan oleh ujung saraf praganglion dan pasca
praganglion dari sistem parasimpatis, yaotu acetilcolin, dinon aktifkan oleh asetil
cholinesterase salah satu alas an mengapa stimulasi parasimpatis memiliki kerja
yang lebih jelas dan lebih terlokalisir daripada stimulasi simpatis.

Anatomi dan Fisiologi Serebrum

1. Serebrum (otak besar)


Merupakan bagian yang terluas dan terbesar dari otak, berbentuk telur, mengisi penuh
bagian depan atas rongga tengkorak. Masing-masing disebut fosa kranialais anterior atas dan
fosa kranialis media. Otak mempunyai dua permukaan, permukaan atas dan permukaan
bawah. Kedua permukaan ini dilapisi oleh lapisan kelabu (zat kelabu) yaitu pada bagian
korteks serebral dan zat putih terdapat pada bagian dalam yang mengandung serabut saraf.
Mengisi bagian depan dan atas rongga tengkorak, yang masing-masing disebut fosa
kranialis anterior dan fosa kranialis tengah. Serebrum terdiri atas dua belahan (hemisfer)
besar sel saraf (substansi kelabu) dan serabut saraf (substansi putih). Lapisan luar substansi
kelabu disebut koeteks. kedua hemisfer otak itu dipisahkan celah yang dalam, tapi bersatu
kembali pada bagian bawahnya melalui korpus kolosum, yaitu masa substansi putih yang
terdiri atas serabut saraf. Di sebelah bawahnya lagi terdapat kelompok-kelompok substansi
kelabu atau ganglia basalis. Pada otak besar di temukan beberapa lobus yaitu:
1) Lobus frontalis, adalah bagian dari serebrum yang teletak di depan sulkus sentralis.
2) Lobus parietalis, terdapat didepan sulkus sentralis dan dibelakangi oleh korako-
oksipitalis.
3) Lobus temporalis, terdapat dibawah lateral dari fisura serebralis dan di depan lobus
oksipitalis.
4) Oksipitalis yang mengisi bagian belakang dari serebrum.

Korteks serebri selain dibagi dalam lobus dapat juga dibagi menurut fungsi dan banyaknya
area. Campbel membagi bentuk korteks serebri menjadi 20 area. secara umum korteks serebri
dibagi menjadi empat bagian:
1) Korteks sensoris. Pusat sensasi umum primer suatu hemisfer serebri yang mengurus
bagian badan, luas daerah korteks yang menangani suatu alat atau bagian tubuh
bergantung pada fungsi alat yang bersangkutan. disamping itu juga korteks sensoris
bagian fisura lateralis menangani bagian tubuh bilateral lebih dominan.
2) Korteks asosiasi. Tiap indra manusia, korteks asosiasi sendiri merupakan kemampuan
otak manusia dalam bidang intelektual, ingatan berpikir, rangsangan yang diterima
diolah dan disimpan serta dihubungkan dengan data yang lain. Bagian anterior lobus
temporalis mempunyai hubungan dengan fungsi luhur dan disebut psikokorteks.
3) Korteks motoris menerima impuls dari korteks sensoris, fungsi utamanya adalah
kontribusi pada traktus piramidalis yang mengatur bagian tubuh kontralateral.
4) Korteks pre-frontal terletak pada lobus frontalis berhubungan dengan sikap, mental, dan
kepribadian.

Pusat bicara. Kemampuan berbicara/bahasa hanya terdapat pada manusia dan


mempunyai pusat pada temporalis dan lobus parietalis. Gangguan terhadap hubungan antara
korteks berbicara sensoris dan motoris maka akan timbul gangguan kemampuan untuk
berbicara spontan

Ganglia basalis. Kumpulan badan-badan sel saraf di dalam diensefalon dan


mesensefalon yang berfungsi pada aktivitas motorik (menghambat tonus otot, menentukan
sikap), gerakan dasar yang terjadi otomatis seperti ekspresi wajah dan lenggang lenggok
waktu berjalan.

Substansi putih terletak lebih dalam dan terdiri dari serabut saraf milik sel-sel pada
korteks. Pada hemisfer otak terdiri dari serabut saraf yang bergerak dari korteks dan ke
dalam korteks menyambung berbagai pusat pada otak dengan sumsum tulang belakang.

Kopsula internal terbentuk oleh berkas-berkas serabut motorik dan sensorik yang
menyambung korteks serebri dengan batang otak dan sumsum tulang belakang. Pada saat
melintas substansi kelabu, berkas saraf ini terpadu satu sama lain dengan erat.
Anatomi dan Fisiologi Serebelum

Cerebellum yang terletak pada fossa posterior tengkorak dibelakang pons dan medulla,
dipisahkan dari cerebrum yang berada diatasnya oleh peluasan duramater, yaitu tentorium
cerebella. Bentuk tentorium ini ini oval dengan diameter yang terlebar pada sumbu transversal.

1. Anatomi
a. Permukaan : permukaan cerebellum mempunyai banyak sulcus dan alur yang
memberikan gambaran berlapis-lapis dan makin dipertegas oleh beberapa fissure yang
dalam yang membagi beberapa lobus. Sejumlah besar sulcus yang lebih dangkal pada
masing-masing lobus memisahkan setiap folia yang satu dengan yang lain.
b. Lobus : cerebellum terdiri atas bagian medial yang kecil dan tidak berpasangan yaitu
vermis , dan dua masa lateral yang besar, yaitu hemispherium cerebella. Lobus
flocculonodularis mencakup nodulus vermis posterior serta flocculi yang melekat
padanya, dan kadang-kadang disebut sebagai archicerebellum.
c. Tubuh cerebellum atau corpus cerebella, terletak disebelah anterior lobus
flocculonodularis dan dipisahkan dari lobus tersebut oleh fissure posterolateralis. Corpus
cerebella dapat dibagi lagi menjadi lobus anterior dan lobus posterior, yang dipisahkan
oleh suatu fissure paling dalam yaitu fissura prima. Lobus anterior, yang terdiri atas
lingual, lobules centerlaris dan culmen monticulli, merupakan paleocerebellum.
d. Lobus posterior membentuk bagian cerebellum yang besar. Bagian ini dianggap sebagai
neocerebellum. Neocerebellum meliputi lobus medialis, yang tersusun dari tuber dan
folium vermis, serta lobules ansiformis yang mencakup sisanya dari hemispherium
cerebellum dan tonsil. Menurut penelitian perbandingan dari larsell, vermis cerebellum
dapat dibagi menjadi 10 lobulus primer yang diberi angka I sampai X, mulai dari anterior
ke posterior.
e. Struktur interna : struktur interna cerebellum ditandai oleh lapisan cortex dan massa
interna substantia alba yang di dalamnya terdapat sekelompok nucleus. Nucleus dentatus
berada agak medial terdapat pusat substantia alba dari masing-masing hemispherium
cerebellum. Nucleus ini merupakan lamina yang bergerigi, seperti kantong dengan
sebuah hilus yang terbuka, disebelahg anteromedial. Nucleus dentatus menerima serabut-
serabut dari bagian neocerebellum lobus posterior dan sebagian lagi dari lobus anterior.
Ia mengirimkan serabut-serabutnya melalui pedunculus cerebellaris superior ke nucleus
ruber dan nucleus ventrolateralis thalami. Nucleus embolifermis merupakan massa yang
memanjang dan berada tepat disebelah anteromedial terhadap hilus dari nucleus dentatus.
Nucleus emboliformis ini menerima serabut-serabut dari paleocerebellum dan
mengirimkan serabut-serabutmya ke nucleus reber melalui pedunclus cerebellaris
superior. Nucleus globosus tersusun dari kelompok-kelompok kecil sel diantara nuclei
emboliformis dan fastigius. Hubungannya sama seperti hubungan nucleus emboliformis,
dan kedua nucleus ini bersama-sama disebut nucleus interpositus. Nucleus fastigius
terletak dengan garis tengah tepat diatas atap ventriculus quartus pada bagian anterior
vermis. Nucleus vestigeus lebih besar daripada nuclei globosus atau emboliformis. Ia
menerima serabut-serabut dari lobus flocculonodularis dan mengirimkan serabut-
serabutnya ke nuclei vestibularis dan reticularis melalui fasciculus uncinatus ( berkas
seperti kaitan dari Russell).
f. Gambaran mikroskopik : Cortex cerebellum memiliki gambaran yang agak khas.
Pemeriksaan mikroskopik memperlihatkan suatu lapisan moleculer yang paling luar dan
lapisan granular yang paling dalam. Lapisan molecular mengandung beberapa sel saraf
dan pada sayatan melintang, terlihat gambaran puncpata yang halus. Sel-selnya kecil dan
tersusun dalam bagian luar dan bagian dalam. Sel-sel keranjang ( basket sel ) pada bagian
dalam berjalan melewati lapisan molecular pada sebuah bidang tegak lurus terhadap
sumbu panjang folium dan mengeluarkan banyak kolateral dengan arborisasi disekitar
sel-sel purkinje. Sel-sel stellata serupa dengan sel-sel keranjang. Tetapi letaknya lebih
superficial. Sel-sel purkinje membentuk sehelai lapisan sel-sel besar pada hubungan
antara lapisan molecular dan granular. Serabut-serabut pemanjat merupakan serabut saraf
aferen dari nuclei olivarius inferior yang berakhir pada lapisan molecular didekat sel-sel
purkinje. Lapisan granular mempunyai ciri khas dengan banyaknya sel-sel granula yang
kecil. Setiap sel granula mengirimkan sebuah akson kelapisan molecular, dimana akson
ini bercabang membentuk huruf T yang kedua lengannya ( serabut parallel ) berjalan
lurus serta memanjang, membuat hubungan sinaktik dengan pohon-pohon dendrite sel
purkinje. Sel-sel golgi dalam lapisan sel granula memprojeksikan dendrite-dendritnya
kelapisan molecular. Jadi menerima input dari serabut-serabut parallel sementara tubuh
sel golgi menerima input dari kolateral serabut-serabut pemanjat dan sel-sel purkinje.
Akson-aksonnya diprojeksikan ke dendrite sel-sel granular. Serabut-serabut mossy
merupakan serabut-serabut aferen dari nuclei batang otak dan medulla spinalis dengan
tambahan (appendages) yang mirip sejenis lumut (moss) dan berakhir secara profuse
dalam lapisan granular. Serabut mossy berakhir pada dendrite sel-sel granular dengan
hubungan sinaps yang rumit dan disebut glomeruli, yang juga menerima ujung serabut
inhibisi dari sel-sel golgi
g. Serabut-serabut pemanjat (climbing fibers) menimbulkan pengaruh eksitasi yang kuat
pada sel-sel purkinje saja, sedangkan serabut mossy menerbitkan pengaruh eksitasi yang
lemah pada banyak sel purkinje melalui sel-sel granula. Sel-sel keranjang dan sel-sel
stelata dirangsang oleh serabut-serabut parallel sel granula dan menghambat impuls dari
sel purkinje. Sel-sel golgi dieksitasikan oleh kolateral serabut mossy, kolateral sel
purkinje dan serabut-serabut purkinje dan serabut-serabut parallel, serta menghambat
transmisi dari mossy fiber ke sel-sel granula. Nuclei cereberalis yang dalam mengalami
inhibisi oleh sel-sel purkinje dan eksitasi oleh kolateral dari serabut mossy, climbing fiber
dan lintasan lainnya.
h. Substantia alba : cerebellum berisi 3 pasang berkas proyeksi yang utama, yaitu pedunculli
cerebellaris. Edunculus celeberallis superior (brachium conjunctivum) berjalan dari
subtantia alba sebelah medial atas dari hemisfer cerebellum dan kemudian memasuki
dinding lateral pentricullus kuartus. Sesudah itu, sebagian besar berkas serabut naik,
memasuki tegmentum secara lebih dalam dan mengalami decussatio lengkap pada
mesencepalon dibawah aquaeduktus serebri setinggi kolikulus inferior. Brachium
conjunctivum mengandung 1. Serabut-serabut dentatorubralis dan dentatotalamicus,
yang berjalan dari nucleus dentatus ke nucleus ruber dan thalamus yang berseberangan. 2.
Traktus spinocerebellaris ventralis, yang memasuki cerebellum dari medulla spinalis dan
berakhir pada kortexs paleocerebellum. 3. Vascicullus uncinatus (hook bundle of Rusell);
melalui fasciculus ini, serabut-serabut dari nucleus pastigius berputar disekitar
pedunculus cerebellaris superior dan berhenti pada nucleus vestibularis lateralis.
Pendunculus cerebellaris medius (brachium pontis) merupakan pedunculus celeberralis
yang terbesar. Serabut-serabut dari nucleus continous berjalan ke neocerebellum yang
berseberangan melalui pedunculus ini
i. Pedunculus cerebellaris inferior (corpus restiformis) naik ke lateral dari dinding lateral
dari dinding lateral ventriculus quartus dan memasuki cerebellum diantara pedunculi
cerebellis superior dan medius. Pedunculus cerebellaris inferior ini terdori atas (1) traktus
olivocerebelaris, yang sebagai besar serabutnya berjalan dari nucleus olivarius inferior
kontralateral ke hemisver cerebellum dan permis ; (2) traktus spinocerebelaris dorsalis,
yang mengandung serabut-serabut dari medulla spenalis yang menuju ke cortex
cerebellum dan kebagian pyramis dari kalium ; (3) serabut-serabut arcuata eksterna
dorsalis, yang berasal dari nuclei funiculus drasilis dan cuniatus ;(4) seerabut-serabut
arcuata eksterna ventralis dari nuclei arcuata dan retikularis lateralis medulla ;(5) traktus
vestibulocerebelaris, yang berjalan dari nuclei vestiburalis kekortex lobus
flocculonudularis.

Fisiologi

Fungsi berbagai bagian cerebellum secara kasat mata dapat dikolalisir atas dasar
pengamatan klinik dan penelitian anatomi dan penelitian anatomi serta embryologi
perbandingan. Archicerebellum, bagian cerebellum yang tertua, berfungsi untuk
mempertahankan agar seseorang berorientasi didalam ruangan. Lesi pada daerah ini akan
menyebabkan ataxia tubuh, limbung dan terhuyung-huyung yang tidak diperburuk dengan
menutup mata dan disertai penurunan atau menghilangnya reaksi terhadap stimulasi suhu atau
rotasi pada labyrinth. Ablatio nodulus akan menghasilkan pelindungan terhadap motion sickness
yang ditimbulkan pada binatang. Impuls-impuls dari labyrinth tiba melalui lintasan
vestibulocerebelaris kelobus flocculonudularis kortex cerebellum, menjadi kenuclei vastigius
cerebellum, dan akhirnya keluar dari fasciculus uncinatus (hook bundle dari Russell) menuju ke
nucleus vestibularis lateralis (noucleus dari deiters).

Faleocerebellum, bagian dari cerebellum yang tertua berikutnya, mengendalikan otot-otot


antigrafitas dari tubuh. Pada binatang, stimulasinya menghasilkan inhibisi sikap tubuh
antigravitas pada sisi yang terangsang ; sedangkan destruksinya akan menyebakan peningkatan
reflexs regangan pada otot-otot penyokong. Penelitian menunjukkan kalau dilakukan stimulasi
listrik dengan frekuensi yang lebih tinggi, maka lebih terjadi fasilitas daripada inhibisi kontraksi
otot yang diindusir dari kortek. Impuls-impuls dari otot-otot antigravitas berjalan ke culmen
bagian centralis cortex cerebellum melalui traktus spinocerebelaris, kemudian kenuclei gbolusus
dan emboliformis dari cerebellum, dan akhirnya melalui brakium konjuctivum ke nucleus ruber.
Oriontasi takografik terjadi pada bagian ifsilateral dari cerebellum anterior ; bagian caudal tubuh
diwakili paling anterior dan bagian cranial tubuh paling posterior. Stimulasi lobus anterior
cerebellum akan menimbullkan efek inhibisi pada kenaikan tekanan darah yang biasanya terjadi
sesudah stimulasi saraf sensorik.

Neucerebelum, bagian cerebellum yang paling muda berfungsi sebagai pengerem pada
gerakan dibawah kemauan terutama gerakan yang memerlukan pengawasan dan penghentian,
serta geh rakan alus dari tangan. Lesi pada neocerebelum akan menghasilkan disnetria, intention
tremor, dan ketidakmampuan untuk melakukan gerakan mengubah-ubah yang cepat. Impuls-
impuls dating dari kortex premotorik dan motorik (brodman area 4 dan 6) melalui traktus
pontocerebelaris dan mencapai bagian antiformis dari kortek hemisphrium cerebellum ketika
menuju nucleus dentatus. Melalui brakium serta akhirnya kembali ke brodman area 4 dan 6 dari
cortex cerebi. Pada golongan trimata yang lebih tinggi, ablation cortex cerebellum akan
menyebabkan kecanggungan ipsilateral yang terjadi sementara, hipotonia dan perubahan gaya
berjalan. Ablatio tambahan pada nucleus dentatus akan mengakibatkan gejala yang lebih
berlarut-larut dengan tambahan gejala intention tremor.
DAFTAR PUSTAKA

Junqueira Carlos Luiz dan Carneiro Jose. 2017. Histologi Dasar. Jakarta: EGC

Moore. L. Keith dan Agur. M.R. Anne. 2016. Anatomi Klinis Dasar. Jakarta: Hipokrates

Pearce C. Evelen. 2019. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Syaifudin. H. 2016.  Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai